BAB 4 PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini peneliti akan membahas mengenai evaluasi atas dana kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil investasi yang menggunakan dana tabarru’ dan dana perusahaan dan beban yang ditimbulkan dari dana tabarru’ dan dana perusahaan. Evaluasi ini untuk melihat bagaimana pengakuan pendapatan dan beban yang dilakukan PT AJB Bumiputera 1912 apakah sudah sesuai dengan PSAK 108. PT AJB Bumiputera merupakan perusahaan yang bergerak di bidang asuransi yang menggunakan sistem syariah. Dalam melakukan transaksi perusahaam menggunakan dua akad, yaitu akad tabarru’ dan akan tijarah. Pada akad tabarru’ digunakan dalam transaksi antar peserta, sedangkan akad tijarah digunakan dalam transaksi antara peserta dengan perusahaan. Akad tijarah terdiri dari dua jenis, yaitu akad mudharabah dan wakalah bil ujrah. Akad mudharabah yaitu akad kerja sama antar pemilik dana dengan pengelola dana, dengan pembagian hasil sesuai nisbahnya yaitu 30% untuk pengelola dana dan 70% untuk pemilik dana. Akad wakalah bil ujrah yaitu akad pelimpahan kuasa antar peserta dengan perusahaan sebagai wakil peserta untuk mengelola dananya dengan pemberian ujrah (fee) kepada perusahaan sesuai kesepakatan di awal perjanjian. Akad mudharabah dan akad wakalah bil ujrah ini merupakan akad yang digunakan untuk transaksi antar peserta dan perusahaan. Hal ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 9 dimana dalam paragraf menjelaskan akad yang digunakan pada asuransi syariah adalah akad tabarru’ dan akad tijarah.
47
PSAK 108 paragraf 9, “akad yang digunakan dalam asuransi syariah adalah akad tabarru’ dan akad tijarah. Akad tabarru’ digunakan di antara para peserta, sedangkan akad tijarah digunakan antara peserta dengan entitas asuransi syariah.” Metode yang digunakan PT AJB Bumiputera 1912 adalah acrual basis, yaitu perusahaan melakukan pencatatan pendapatan ketika transaksi aktual sudah terjadi. Hal ini sesuai dengan PSAK 101 paragraf 25 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah. PSAK 101 paragraf 25, “Entitas syariah harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali Laporan Arus Kas dan penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha. Dalam penghitungan pembagian hasil usaha didasarkan pada pendapatan yang benar-benar terjadi (cash basis).” Selanjutnya peneliti akan memaparkan hasil penelitian pada PT AJB Bumiputera 1912 mengenai pendapatan atas dana perusahaan, pendapatan atas dana tabarru’, penginvestasian atas dana perusahaan, penginvestasian atas dana tabarru’, bagi hasil atas dana perusahaan, bagi hasil atas dana tabarru’, serta pengakuan beban atas dana perusahaan dan dana tabarru’.
4.1 Pengakuan Pendapatan pada PT AJB Bumiputera 1912 Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di kantor pusat divisi syariah PT AJB Bumiputera 1912 yang terletak di Jalan Wolter Monginsidi Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Semua kegiatan transaksi di PT AJB Bumiputera 1912 ini terjadi di kantor cabang operasional yang tersebar luas di wilayah Indonesia, kantor pusat divisi syariah hanya merekap segala kegiatan yang terjadi di semua kantor cabang operasional. Pendapatan yang didapat oleh perusahaan dikelompokkan menjadi dua, yaitu pendapatan dana tabarru’ dan pendapatan dana perusahaan. Pendapatan dana 48
tabarru’ dihasilkan dari premi/kontribusi tabarru’ dan hasil investasi atas dana tabarru’. Sedangkan pendapatan dana perusahaan didapat dari tiga komponen, yaitu ujrah, hasil investasi dana perusahaan, dan pembagian hasil investasi pengelolaan kontribusi. Prosedur ketika seseorang mengajukan diri menjadi calon peserta di PT AJB Bumiputera 1912 yang pertama dilakukan adalah mengisi formulir yang sudah disediakan perusahaan, setelah itu perusahaan akan melakukan penilaian risiko dari si calon peserta apakah risiko dapat ditanggung perusahaan atau tidak. Apabila risiko terlalu besar maka perusahaan akan menolak pengajuan polis tersebut, namun apabila risiko masih dapat ditanggung perusahaan maka pengajuan polis akan diterima dan perusahaan akan membuat rincian mengenai pembayaran premi/kontribusi yang dibayarkan oleh peserta nantinya.
Gambar 4.1 Alur Penerimaan Peserta
Calon peserta
formulir
penilaian
diterima
Risiko dapat ditanggung
ditolak Risiko tidak dapat ditanggung
Rincian perhitungan kontribusi
Ketika awal terjadinya transaksi menggunakan akad wakalah bil ujrah dimana
peserta
menyerahkan
premi/kontribusi
kepada
perusahaan
dan
49
mempercayakan perusahaan untuk mengelola premi/kontribusi tersebut. Atas perannya sebagai pengelola maka perusahaan akan mendapat fee/ujrah atas pengelolaan dana tersebut. Setelah peserta membayarkan premi/kontribusinya lalu dilakukan pencatatan di kantor cabang yang langsung terlihat di kantor pusat, dan kantor pusat pun melakukan pencatatan atas transaksi tersebut. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas maka peneliti memberikan gambaran contoh kasus asuransi jiwa serta pencatatan akuntansinya. A. Pembayaran Premi/kontribusi Contoh kasus: Nama Peserta : Vinky Komala Dewi Usia Peserta
: 22 tahun
Masa Asuransi: 15 tahun 26 April 2005 s.d 26 April 2020 Iuran Tabarru’ : 2,68% Jumlah kontribusi Triwulanan
: 500,000
Semesteran
: 1,000,000
Tahunan
: 2,000,000
Manfaat Awal : 30,000,000 Asumsi hasil investasi : 8% Bagian hasil investasi : 70%
Jurnal untuk pencatatan premi/kontribusi sebagai berikut: Kas
500,000 Titipan Premi
500,000
50
Jurnal di atas untuk mengakui pendapatan kontribusi. Disebut titipan premi karena kontribusi tersebut masih mempunyai kemungkinan untuk tidak jadi hingga polis peserta selesai dicetak. Dalam laporan keuangan akun Titipan Premi akan disajikan pada Laporan Posisi Keuangan sebagai Utang Lain. Dan ketika polis sudah selesai dicetak maka jurnalnya sebagai berikut: Titipan premi Premi
500,000 500,000
Ketika polis sudah jadi, maka pembayaran kontribusi si peserta sudah bisa diakui sebagai premi oleh perusahaan karena peserta sudah tercatat menjadi nasabah di perusahaan. Ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 10. PSAK 108 paragraf 10, “Pembayaran dari peserta dapat meliputi kontribusi; atau kontribusi dan investasi.” Premi/kontribusi yang sudah masuk ke perusahaan akan langsung dibagi menjadi tiga bagian, yaitu premi biaya/ujrah, premi tabarru’, dan premi tabungan. Premi biaya/ujrah ini adalah premi yang dibayarkan untuk biaya operasional perusahaan, premi tabarru’ digunakan untuk dana tabarru’ atau dana kebajikan, dan premi tabungan merupakan dana yang disimpan untuk dikembalikan ke peserta. Rekening tabungan ini akan diberikan ke peserta apabila kontrak berakhir, peserta mengundurkan diri, dan peserta meninggal dunia. Besarnya pembagiannya adalah sebagai berikut: 1. Premi biaya/ujrah Besarnya premi biaya/ujrah ini ditentukan oleh perusahaan. Setiap tahun presentase premi biaya ini berbeda, pada tahun ke-1 premi biaya sebesar
51
39%, untuk tahun ke-2 sebesar 24%, dan tahun ke-3 dst sebesar 5%. Besarnya premi biaya ini dihitung dari jumlah kontribusi yang dibayarkan peserta. Premi biaya ini diakui sebagai pendapatan perusahaan. 2. Premi tabarru’ Besarnya premi tabarru’ ini dihitung berdasarkan besarnya risiko peserta. Untuk menilai besarnya risiko peserta dilihat berdasarkan usia, latar belakang peserta, riwayat kesehatan, semakin tinggi risiko peserta maka akan semakin tinggi pula premi tabarru’ yang harus dibayarkan, dan semakin kecil risiko peserta maka premi tabarru’ yang dibayarkan oleh peserta pun semakin kecil. 3. Premi tabungan Besarnya premi tabungan dihitung dari sisa pembagian dari premi tabarru’ dan premi biaya. Premi tabungan ini merupakan dana yang akan dikembalikan lagi ke peserta. Dan premi tabungan ini akan diinvestasikan oleh perusahaan. Investasi yang dilakukan pun dengan instrumen yang sesuai dengan prinsip syariah seperti, deposito syariah, obligasi syariah, reksa dana syariah, dan lain sebagainya.
52
Gambar 4.2 Pembagian Premi/Kontribusi Peserta
Premi biaya
Premi/kontribusi
Ujrah tahun I 39%, Tahun II 24%, Tahun III dst 5%
Premi tabarru’
Dinilai berdasarkan risiko peserta
Premi tabungan
Sisa pembagian premi biaya dan tabarru’
Berikut adalah jurnal atas pembagian premi/kontribusi. Kas
500,000 Premi/kontribusi biaya
195,000
Premi/kontribusi tabarru’
13,400
Premi/kontribusi tabungan
291,600
Premi/kontribusi tabungan akan disajikan pada Laporan Posisi Keuangan sebagai Dana Syirkah Temporer, premi/kontribusi tabarru’ tidak terlihat jelas pada laporan keuangan namun dapat dihitung dari kontribusi bruto dikurangi ujrah pengelola yang disajikan pada Laporan Surplus (Defisit) Underwritting Dana Tabarru’, premi/kontribusi biaya akan disajikan pada Laporan Laba Rugi Dana Peruashaan sebagai Pendapatan Pengelolaan Operasi Asuransi.
53
B. Investasi Dana yang sudah dihimpun oleh perusahaan akan diinvestasikan ke dalam instrumen yang sesuai dengan prinsip syariah, seperti deposito syariah, reksa dana syariah, obligasi syariah, dll. Dalam melakukan investasi yang digunakan merupakan akad mudharabah dengan pembagian bagi hasil sebesar 30% : 70%, yaitu 30% untuk pengelola dana dan 70% untuk pemilik dana. Pembagian hasil ini sudah ditentukan oleh perusahaan. Penggunaan akad ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 19 yang menjelaskan akad yang digunakan dalam investasi adalah akad mudharabah. PSAK 108 paragraf 19, “Perlakuan akuntansi untuk investasi dengan menggunakan akad mudharabah, atau mudharabah musytarakah mengacu kepada PSAK yang relevan.”
Dana yang dikelola perusahaan dibedakan menjadi dua, yaitu dana tabarru’ dan dana perusahaan. Dalam penginvestasian kedua dana tersebut harus dipisahkan karena kedua dana tersebut mempunyai fungsi yang berbeda. Dalam mengelola dana tabarru’ perusahaan akan mendapat bagi hasil dari hasil investasi dana tersebut. Jika terdapat keuntungan dalam investasi dana tabarru’ maka akan dimasukkan ke dalam rekening tabarru’ dan perusahaan akan mendapatkan fee atas perannya sebagai pengelola dana. Penetapan besarnya pembagian bagi hasil tergantung peserta, regulator, atau kebijakan manajemen. Berikut adalah jurnal pembayaran investasi pada dana tabarru’, dana investasi peserta dan dana perusahaan:
54
Investasi
xxx
Bank-Dana Tabarru’
xxx
Investasi
xxx
Bank-Dana Investasi Peserta
xxx
Investasi
xxx
Bank-Dana Pengelola
xxx
Jurnal di atas menjelaskan pencatatan pada saat perusahaan melakukan pembayaran atas investasi syariah. Investasi yang dilakukan oleh perusahaan diambil dari ketiga sumber dana, yaitu dana tabarru’, dana investasi peserta dan dana perusahaan. Jurnal hasil pengembangan investasi Bank
xxx Hasil investasi
xxx
Hasil dari pengembangan investasi ini tidak sepenuhnya diakui pendapatan oleh perusahaan karena hasil investasi ini akan dibagi hasil sesuai presentasenya antara peserta dengan perusahaan. Pada hasil investasi dana tabarru’ akan masuk ke dalam Laporan Surplus (Defisit) Underwritting Dana Tabarru’ sebagai Pendapatan Investasi. Dan pada Laporan Laba Rugi Dana Perusahaan sebagai Pendapatan Investasi.
55
Jurnal pembagian hasil investasi Bagi hasil dana tabarru’
xxx
Bank-Dana Tabarru’
xxx
Bagi hasil dana tabarru’ ini masuk ke dalam rekening tabarru’, untuk menambah jumlah rekening dana tabarru’. Dana tabarru’ ini digunakan untuk membayar klaim yang diajukan oleh peserta. Pembagian hasil atas investasi dana tabarru’ ini adalah 70% untuk pemilik dana dan 30% untuk pengelola dana. Bagi hasil
xxx
Bank-Dana Investasi Peserta
xxx
Pada bagi hasil ini dana yang digunakan adalah dana tabungan peserta. Dana ini merupakan hak peserta yang akan dikembalikan ketika peserta mengajukan klaim atau kontrak sudah berakhir. Presentase pembagian hasil dana investasi peserta ini adalah 70% : 30%, yaitu 70% untuk pemilik dana dan 30% untuk pengelola dana. Bagi hasil
xxx
Bank-Dana Pengelola
xxx
Investasi ini menggunakan dana perusahaan atau dana pendapatan perusahaan. Bagi hasil atas dana pengelola ini 100% keuntungan menjadi milik perusahaan, karena dana yang digunakan merupakan dana dari pendapatan perusahaan. Jadi, pendapatan dana tabarru’ dihasilkan dari pembayaran premi tabarru’ pada saat peserta membayarkan kontribusinya dan hasil investasi dana tabarru’. Sesuai dengan PSAK 108 paragraf 16. 56
PSAK 108 paragraf 16, “Selain dari kontribusi peserta, tambahan dana tabarru’ juga berasal dari hasil investasi yang dilakukan oleh entitas asuransi syariah, antara lain, sebagai wakil peserta (wakalah) atau pengelola dana (mudharabah atau mudharabah musytarakah).” Sedangkan pendapatan dana perusahaan dihasilkan dari premi biaya/ujrah yang dibayarkan peserta, hasil investasi dana perusahaan dan pembagian hasil dana investasi peserta.
4.2 Pengakuan Beban pada PT AJB Bumiputera 1912 Pada PT AJB Bumiputera 1912 pengakuan beban dipisahkan menjadi dua yaitu, beban atas dana tabarru’ dan beban atas dana perusahaan. Karena kedua dana tersebut menghasilkan beban yang berbeda. Beban atas dana tabarru’ ini disebut beban asuransi dan beban yang ditimbulkan adalah beban klaim. Beban klaim ini terjadi ketika peserta mengajukan klaim ke perusahaan. Dan beban yang timbul dari dana perusahaan adalah beban-beban operasional perusahaan, beban yang digunakan untuk kelancaran usaha perusahaan. Beban klaim yang dibayarkan untuk peserta diambil dari dua sumber dana, yaitu rekening dana tabarru’ dan dana investasi peserta beserta hasil investasinya. Untuk pembayaran klaim itu sendiri perusahaan tidak mengeluarkan kas dari dana perusahaan sedikit pun karena dana klaim peserta itu sudah mempunyai sumber dananya sendiri.
57
Gambar 4.3 Pembagian Beban atas Dana Tabarru’ dan Dana Perusahaan
BEBAN
Beban Asuransi
Beban Perusahaan
Beban Klaim
Beban Operasional Perusahaan
Dana Tabarru’
Dana Perusahaan
A. Beban Asuransi Beban klaim terjadi ketika peserta mengajukan klaim ke perusahaan. Jika peserta mengajukan klaim maka peserta berhak mendapat dana tabarru’ dan dana investasi peserta beserta hasil investasinya. Namun apabila peserta tidak mengajukan klaim selama kontrak asuransi maka peserta tidak berhak mendapatkan dana tabarru’ dan hanya menerima dana investasi dan hasil investasinya saja. Karena dana tabarru’ adalah dana hibah atau dana kebajikan atau dana tolong menolong, yaitu dana yang dikumpulkan
perusahaan
untuk
membantu
para
peserta
yang
mengalami
musibah/risiko. Hal ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 12 yang menjelaskan 58
mengenai pembayaran manfaat asuransi/klaim berasal dari dana tabarru’ dimana risiko ditanggung bersama antara peserta asuransi. PSAK 108 paragraf 12, “Pembayaran manfaat asuransi/klaim berasal dari dana peserta kolektif (dana tabarru’) dimana risiko ditanggung secara bersama antara peserta asuransi.” Klaim yang diajukan peserta ke perusahaan akan dilakukan penilaian terlebih dahulu oleh perusahaan, guna melihat apakah alasan pengajuan klaim peserta tersebut sudah sesuai atau belum dengan syarat-syarat yang diberikan perusahaan di awal perjanjian. Apabila sudah sesuai dengan syarat di awal perjanjian maka perusahaan akan menyetujui klaim tersebut dan apabila tidak sesuai dengan syaratsyarat tersebut maka klaim akan ditolak oleh perusahaan. Berikut adalah contoh kasus pengajuan klaim peserta. Nama Peserta : Vinky Komala Dewi Masa Asuransi : 15 tahun Manfaat Awal : 30,000,000 Peserta memiliki masa asuransi selama 15 tahun dan Ia mengajukan klaim di tahun ke 7, maka uang klaim yang didapat oleh Saudari Vinky itu sebesar manfaat awal ditambah dengan dana investasi peserta dan hasil investasinya. Manfaat awal yang dimiliki saudari Vinky sebesar 30,000,000, dana investasi peserta sebesar 11,500,000, dan dengan asumsi hasil investasi selama 7 tahun sebesar 2,700,000. Jurnal pada saat klaim disetujui Beban klaim Hutang klaim
44,200,000 44,200,000
59
Ketika klaim sudah disetujui maka perusahaan akan melakukan pencatatan beban klaim pada hutang klaim. Hutang klaim disajikan pada Laporan Posisi Keuangan sebagai Utang Klaim. Jurnal pada saat klaim dibayarkan Hutang klaim
44,200,000
Kas/Bank
44,200,000
Jurnal di atas dicatat ketika perusahaan membayarkan klaim kepada peserta. Kas/bank disajikan dalam Laporan Surplus Underwritting Dana Tabarru’ sebagai Pembayaran Klaim. Namun, apabila peserta tidak mengajukan klaim hingga akhir masa kontrak maka peserta tidak akan mendapat dana tabarru’, peserta hanya mendapat dana investasi peserta dan hasil investasinya saja. Pengakuan beban klaim sesuai dengan PSAK 108 mengenai Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah.
B. Beban Perusahaan Beban perusahaan adalah beban operasional perusahaan, dimana beban-beban tersebut dikeluarkan untuk kelancaran usaha perusahaan. Beban ini berupa beban komisi, beban pemasaran, beban pengembangan, beban umum dan administrasi. Dana yang digunakan untuk membayar beban-beban perusahaan ini adalah dana perusahaan, karena beban digunakan untuk kelancaran operasional perusahaan.
60
Beban komisi yaitu beban atas pembayaran komisi agen. Agen menjual polis kepada peserta, menagih setiap tanggal jatuh tempo ke peserta untuk membayar premi. Maka perusahaan memberikan komisi kepada agen, dengan jurnal sebagai berikut. Beban komisi
xxx
Kas
xxx
Beban pemasaran salah satunya adalah beban iklan. Beban pemasaran digunakan untuk memasarkan asuransi supaya asuransi menjadi dikenal masyarakat dengan tujuan masyarakat tertarik menjadi nasabah di perusahaan asuransi. Berikut jurnal untuk beban iklan. Beban iklan
xxx
Kas
xxx
Beban umum dan administrasi merupakan akun yang digunakan untuk mencatat beban atas sewa gedung, kendaraan operasional, gaji karyawan. Jurnal untuk mencatat beban gaji sebagai berikut: Beban gaji Kas/Bank
xxx xxx
Beban-beban operasional perusahaan ini dicatat dalam Laporan Laba Rugi Dana Perusahaan dalam beban perusahaan. Jadi, pengakuan beban atas dana tabarru’ itu berupa beban klaim yang dibayarkan kepada peserta dengan menggunaka dana tabarru’. Sedangkan beban
61
perusahaan yaitu beban operasional perusahaan untuk kelancaran usaha perusahaan dengan menggunakan dana perusahaan.
62