BAB 4 KONSEP DESAIN
4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci 1. Masih sedikit film animasi pendek yang dapat memberikan motivasi dalam kehidupan nyata. 2. Cerita Inspiratif merupakan cerita yang dibutuhkan masyarakat untuk memiliki pemahaman baru dalam beradaptasi dengan perubahan.
4.1.2 Hal-hal yang akan dikomunikasikan Bagaimana membuat film animasi inspiratif – motivasi dengan cerita adaptasi “Who Moved My Cheese?” yang dapat menghibur dan digemari oleh masyarakat.
4.1.3 Target Audience a. Demografi Sex : Laki-laki dan perempuan Sosial : Dewasa Usia : 19-25 tahun b. Geografi Masyarakat di kota-kota besar c. Psikografi Menyukai animasi, membutuhkan inspirasi dan motivasi.
4.1.4 Premis atau Plot Cerita Untuk berubah dibutuhkan keberanian dan pikiran optimis.
4.1.5 Penetapan Judul dan Durasi Untuk judul film ada beberapa pilihan yaitu, “Who Moved My Cheese?”,
“My Precious Cheese”, dan “Change or Be Extinct”, namun
penulis memilih judul “Change or Be Extinct” karena ceritanya diubah ke dalam dunia nyata dengan perbandingan dua karakter yang memilih untuk 25
26 berubah atau mundur dalam menghadapi tantangan dan perubahan. Film pendek ini berdurasi 3,5 menit.
4.1.6 Sinopsis “Who Moved My Cheese?” Who Moved My Cheese? mengisahkan 4 karakter tokoh, Sniff, Scurry, Hem, dan Haw yang mencari cheese di Maze yaitu suatu labirin yang gelap dan sering menyesatkan. Sniff, si tukang endus dan Scurry, si tukang lacak mulai berlari cepat menyusuri lorong. Dengan menggunakan instingnya, mereka memilih metode trial and error. Sering kali mereka tersesat ke jalan yang salah, tapi mereka terus mencoba mencari jalan yang lain. Sedangkan Hem dan Haw dengan kemampuan berpikir dan belajarnya juga berusaha mencari cheese yang lezat. Akhirnya keempatnya menemukan tumpukan cheese di suatu tempat bernama Cheese Station C. Mereka sangat bersuka cita dan mulai menikmati kelezatan Cheese tersebut sepuasnya. Setelah itu, setiap hari mereka rutin mengunjungi Cheese Station C. Sniff dan Scurry selalu bangun pagi menuju tempat itu, melepas sepatu, mengikat keduanya dan menggantungkan di lehernya, dan sebelum menikmati cheese, mereka memeriksa tempat itu apabila ada perubahan. Hem dan Haw mulamula juga selalu bangun pagi namun lama kelamaan karena mereka sudah tahu jalan menuju cheese itu, mereka mulai bangun siang dan berjalan santai. Hem dan Haw merasa bahagia dan puas dengan tempatnya yang baru sehingga mereka menjadi arogan. Suatu hari mereka berempat menemukan bahwa Cheese Station C kosong. Cheese telah hilang!! Sniff dan Scurry tidak kaget dengan kenyataan itu karena mereka sadar bahwa cheese itu lama-lama akan habis karena setiap hari dimakan. Mereka siap dengan keadaan yang tak terelakkan ini. Segera saja Sniff dan Scurry memakai sepatu dan langsung berlari mencari cheese yang baru. Mereka melihat bahwa Cheese Station C telah berubah, maka merekapun memutuskan untuk berubah. Beda sekali dengan reaksi Hem dan Haw dalam menghadapi ini. Mereka kaget, marah, dan berteriak keras “Who Moved My Cheese?”. Hem menilai keadaan ini tidak adil karena mereka merasa berhak menikmati cheese itu selamanya dan menyalahkan orang lain yang telah memindahkan cheese itu. Sedang Haw mulai berpikir, bagaimana hal ini bisa terjadi.
27 Di lain tempat, Sniff dan Scurry masih berlari kesana kemari tanpa kenal lelah mencari cheese yang baru. Berulang kali mereka melewati jalan buntu dan memasuki tempat yang kosong, tidak ada cheese. Tapi mereka terus mencoba. Akhirnya mereka sampai di suatu tempat bernama Cheese Station N yang berisi cheese. Cheese di situ ternyata lebih lezat dari cheese di tempat yang lama. Mereka menikmatinya dengan puas. Hem dan Haw masih terus mendatangi Cheese Station C dan berharap cheesenya kembali. Tapi harapan mereka sia-sia. Hem diam dan putus asa. Sedang Haw mulai tidak tahan dengan keadaan seperti itu dan mencoba mencari cara untuk bisa menemukan cheese itu. Keduanya lantas memahat dinding tempat itu, ternyata cheese yang dicari tetap tidak dapat ditemukan. Haw mengajak Hem mencari cheese yang baru di luar. Tapi Hem menolak karena dia masih yakin cheesenya akan kembali dan berpikir bahwa belum tentu mereka akan memukan cheese di luar sana. Diam-diam Haw juga didera rasa takut untuk memasuki tempat-tempat asing yang gelap dan menyesatkan. Tapi dia telah membayangkan bahwa di luar sana dia akan mendapatkan cheese yang lezat. Haw menertawakan kebodohannya. Mengapa dia hanya membayangkan tapi tidak berusaha keluar? Karena Hem tidak mau diajak, Haw pergi sendiri. Di sepanjang perjalanan dia disergap rasa takut yang amat sangat. Ada kalanya dia ingin kembali ke tempat semula yang enak dan aman, tapi dia menyadari bahwa disitu tidak ada cheese lagi. Anehnya, semakin lama dia merasa langkahnya semakin ringan. Dia merasa nyaman telah terbebas dari rasa takutnya dan sangat menikmati saat melakukan hal-hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Di sepanjang jalan dia memberi tanda dengan menuliskan sesuatu di dinding. Dia berharap hal itu bisa dijadikan jejak yang dapat diikuti Hem, sahabatnya, jika Hem berniat menyusulnya. Akhirnya dia sampai di Cheese Station N dan menjumpai Sniff dan Scurry yang tengah menikmati cheese. Haw begitu gembira dengan penemuannya dan bersama-sama Sniff dan Scurry menikmati cheese yang lezat. Haw hanya bisa berharap berharap Hem segera dapat melepaskan diri dari rasa takut dan segera bergerak ke tempat lain.
28 4.1.7 Sinopsis “Change or be Extinct” Cerita “Who Moved My Cheese?” akan diadaptasi penulis menjadi sebuah cerita yang merefleksikan kehidupan nyata manusia. Ide cerita diambil dari pesan-pesan yang disampaikan lewat buku. Cerita bermula saat Jeremy, seorang direktur muda sedang bersantai dengan temannya. Jeremy menceritakan masa lalunya dalam mengejar karir dan impian lainnya. Jeremy bercerita bahwa ia memiliki seorang sahabat yang selalu bersamanya dalam berusaha mengejar impian mereka, yaitu Ibon. Sebelumnya, Ia dan Ibon memiliki pemikiran yang sama tentang kehidupan. Mereka beranggapan bahwa jika mereka terus berusaha, mereka akan mendapatkan apa yang mereka mau untuk selamanya. Impian Jeremy yaitu memiliki karir yang sukses dan kekayaan, begitupun dengan Ibon, Ibon memiliki impian untuk menjadi manajer di sebuah perusahaan, memiliki banyak uang untuk membeli barang-barang mewah, dan hidup yang selalu nyaman. Apa yang Jeremy dan Ibon harapkan pun terkabulkan setelah melewati berbagai proses dan kesulitan. Tetapi masalah berat timbul yaitu perubahan yang tidak pernah mereka bayangkan terjadi. Disinilah dimulai perjuangan berat Jeremy memulai dari awal untuk meraih impiannya dan terpaksa meninggalkan Ibon yang tidak mau berubah. Perusahaan tempat Jeremy dan Ibon bekerja mengalami kebangkrutan. Jeremy dan Ibon tidak siap dengan hal tersebut. Mengingat kerja keras dan jerih payah keringatnya, ia merasa hal ini sungguh tidak adil. Ibon terus menyalahkan keadaan, sedangkan Jeremy berpikir apa yang harus ia lakukan sehingga Jeremy dan Ibon memilih jalannya masing-masing.
4.1.8 Treatment Untuk cerita “ Change or Be Extinct” penulis akan menceritakan dari sudut pandang Jeremy. Berikut treatment ceritanya : 1. Intro
:
Diawali dengan perbincangan antara Jeremy dan seorang teman di kantor miliknya. Jeremy menceritakan masa-masa sulit dalam mencapai impiannya.
2. Masalah
:
Jeremy dan Ibon sangat menikmati hidup mereka sebagai manager, dan mereka memiliki
29 uang yang cukup banyak untuk membeli apa yang mereka inginkan. Mereka beranggapan mereka akan hidup nyaman untuk selamanya. 3. Perubahan :
Tanpa diketahui Jeremy dan Ibon, isu-isu perusahaan yang beredar lama mengenai perusahaan akan ditutup, akan benar-benar terjadi.
4. Konflik
:
Banyak
karyawan
yang
mundur
dari
perusahaan, karena gaji mereka belum dibayar, belum lagi buruh-buruh perusahaan tersebut telah lama menuntut kenaikan gaji. Perusahaan makin memburuk setiap harinya. Jeremy dan Ibon stress dengan keadaan tersebut. Ibon menyalahkan keadaan dan orang-orang di sekelilingnya. Sedangkan Jeremy hanya pasrah dengan keadaan, dan ia berkonflik dengan batinnya apakah ia harus bertindak atau tetap menunggu. 5. Halangan
:
Jeremy takut untuk memulai segala sesuatunya dari awal, ia takut ia tidak akan berhasil. Apalagi Ibon tidak mau ikut dengannya untuk mencari pekerjaan yang baru. Jeremy dan Ibon sudah lama tidak merasakan kesulitan.
6. Keberanian :
Jeremy diliputi dengan pikiran negatif Jeremy mengingat kesenangan dan impian yang ia raih dahulu, ia menertawakan kebodohannya bahwa rasa takutnya telah membawanya pada hal yang lebih buruk daripada keadaan yang sebenarnya terjadi.
7. Klimaks
:
Jeremy mencoba melamar di perusahaanperusahaan baru, tetapi tidak ada satupun pekerjaan yang ia terima. Tetapi ia tidak patah semangat. Jeremy memikirkan ia berada di titik sukses dan memiliki apa yang ia inginkan. Hal
30 ini memacu dirinya untuk terus berusaha , hingga ia berhasil mendapatkan pekerjaan baru walaupun
jabatannya
tidak
setinggi
di
perusahaannya yang dulu. 8. Ending
:
Karena kegigihan Jeremy dalam bekerja dan kesiapannya dalam menghadapi perubahan, Jeremy mendapatkan tawaran untuk menjadi direktur di sebuah kantor cabang perusahaan tersebut.
4.1.9 Skenario “Change or Be Extinct” FADE IN EXT. KANTOR Shot dari angle bawah gedung-gedung.
FADE OUT INT. RUANG KANTOR Medium shot dua orang sedang duduk berhadapan di ruang kantor.
FADE OUT Close Up, Jeremy mengenang masa lalunya dengan menceritakannya kepada temannya.
DEEP TO WHITE, Flash back INT. KAMAR KOST Jeremy dan Ibon bersiap-siap.
NARATOR Sudah lama sekali, tetapi aku ingat akan waktu itu. Aku memiliki sahabat bernama Ibon. Saat itu, kami sudah lulus kuliah dan siap bekerja. Kami memutuskan untuk mencari pekerjaan di sebuah perusahaan yang sama.
31 EXT.GEDUNG-GEDUNG Jeremy dan Ibon mendatangi kantor, tempat mereka akan interview.
NARATOR Kami mendatangi setiap kantor yang menjadi tujuan kami untuk interview.
INT. KAMAR KOST Beberapa hari, Jeremy dan Ibon menunggu kabar dari interview.
NARATOR Setelah menunggu beberapa minggu, akhirnya kami mengetahui hasilnya. Kami diterima diperusahaan yang sama. Kami bekerja menjadi seorang sales.
EXT. GEDUNG KANTOR Jeremy dan Ibon masuk ke dalam perusahaan tempat mereka bekerja.
FADE OUT Jeremy dan Ibon menjual produk perusahaan mereka.
NARATOR Kami sangat menikmati pekerjaan kami.
INT. RUANG KANTOR Jeremy dan Ibon sedang santai di ruang kerja mereka. Mereka tertidur pulas.
NARATOR Kami bekerja keras, hingga kami dipromosikan menjadi sales manager. Tetapi kami menjadi lupa diri, menjadi pemalas, boros, dan berpikir apa yang kami miliki tidak akan pernah hilang.
INT. KAMAR APARTMENT Jeremy sedang berbaring di kasur barunya dan Ibon sedang bermain dengan gadget baru miliknya.
32 NARATOR Hingga suatu hari, keadaan berubah begitu cepat tanpa kami sadari. Perusahaan tempat kami bekerja akan ditutup karena bangkrut.
EXT. GEDUNG KANTOR Suara ricuh terdengar dari luar kantor.
INT. RUANG KANTOR Jeremy dan Ibon sangat panik, Ibon sangat marah sedangkan Jeremy hanya bisa terdiam.
FADE IN INT. KAMAR APARTMENT Close up, Ibon dan Jeremy berbaring di kasur masing2 sedang merenung.
NARATOR Ibon pun menyerah dan memutuskan kembali ke daerah asalnya. Sedangkan Aku, Aku merenung sekali lagi mengigat jerih payah ku di masa lalu.
INT. KAMAR KOST Jeremy terlihat murung dan sendirian. Jeremy berpikir tentang kerja kerasnya di masa lalu. Jeremy terlihat bersemangat untuk memulai kehidupannya yang baru.
NARATOR Aku baru saja mendapatkan sebuah harapan, aku mendapatkan pekerjaan sebagai karyawan di sebuah perusahaan.
INT. GEDUNG KANTOR Jeremy mendapatkan banyak tugas dan lembur setiap malam. Jeremy tertidur di kantor NARATOR Singkat cerita, karena pengalaman dan koneksi aku bisa sukses seperti sekarang ini.
33 INT. RUANGAN KANTOR Jeremy menyambut teman lamanya Ibon. SELESAI CREDIT
4.2 Strategi Desain Untuk Strategi Visual, berikut penulis memakai beberapa refrensi yang dianggap dapat meinterpretasikan film pendek ini :
4.2.1 Visual Style Dalam penggunaan ilustrasi dan gambar –gambar yang ada di dalam film, penulis menggunakan pendekatan 3D animasi dan 2D untuk beberapa background dengan desain sederhana. Contoh visual style character yang mendekati , diambil dari film animasi Up
Gambar 4.1 Up Sumber : http://www.amazon.com/Up-Single-Disc-Edition-Ed-Asner/dp/B001KVZ6FW
Karakter anak kecil di film Up, menunjukan kepribadiannya dari bentuk wajah bulat dengan mata terbuka lebar, ekspresi ceria, dan warna pakaian yang cerah yang menunjukan pribadi yang optimis, extrovert, dan bersahabat. Sedangkan Kakek
34 tua digambarkan dengan mata agak sipit dan sayu, ekspresi muka yang cemberut, dan perawakan tubuh yang lesu sehingga terlihat seperti orang yang pesimis, introvert, dan kurang bersahabat. Penulis menggunakan studi ini, untuk diterapkan ke dalam character Jeremy dan Ibon.
Contoh visual style environment, diambil dari film pendek animasi Sam
Gambar 4.2 Sam Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=fzrfrXhE-w4
Rancangan desain interior kantor modern banyak diterapkan di berbagai kota Indonesia. Alasannya karena konsep modern sangat cocok dengan suasana kota yang mempunyai mobilitas yang tinggi. Ruang kerja untuk pegawai pun didesain dengan bentuk kubikel yang sesuai dengan standar desain perkantoran. Pemilihan warna yang digunakan masuk dalam kategori warm color, seperti warna kuning, orange, cokelat yang melambangkan warna positif. Terutama warna cokelat banyak diterapkan di ruang interior kantor, karena warna cokelat melambangkan kerja keras, stabilitas, dan komitmen.
4.2.2 Motion Style Motion style yang digunakan adalah 12 prinsip animasi Disney untuk memberikan kesan gerak yang alami.
35 4.2.3 Karakter dan Environment Karakter pada film ini terdiri dari 2 manusia bernama Jeremy dan Ibon. Jeremy berkulit putih, tinggi, kurus, ceria dan optimis. Sedangkan Ibon berkulit gelap, gemuk, pendek, pesimis dan keras kepala. Environment dalam film ini adalah sebuah kantor, kamar kost, dan gedungedung perkotaan.
4.3 Pipeline Produksi 4.3.1 Pre Production 1. Naskah Naskah diadaptasi melalui refrensi buku “Who Moved My Cheese?”, penulis membuat cerita baru, kemudian premise dikembangkan menjadi treatment dan berakhir menjadi sebuah naskah. 2. Desain Karakter Berdasarkan dan refrensi yang diperoleh, penulis membuat character sheet sebagai pembanding antar satu karakter dengan karakter lainnya. Setting environment dan layout dibuat sederhana berbentuk 3D 3. Storyboard Dari naskah yang sudah dibuat, kemudian dipecah menjadi beberapa scene yang disusun membentuk storyboard.
4.3.2 Production 1. Modeling Proses pembuatan karakter, environment, dan properti pendukung dibuat secara 3D dengan menggunakan software 3D. 2. Texturing Memberikan texture dan warna yang sesuai pada model 3D. 3. Rigging Memasukkan bone pada karakter-karakter yang akan dianimasikan. 4. Layout Menempatkan posisi properti dan environment sesuai dengan komposisi yang dibuat.
36 5. Animasi Proses menggerakan karakter dengan panduan angle dari scene storyboard yang dibuat. 6. Lighting dan Rendering Mengatur pencahayaan untuk menampilkan mood yang diinginkan.
4.3.3 Post Production 1. Compositing Proses penggabungan scene-scene video animasi yang dibuat, kemudian menyesuaikan pencahayaan dan mood dalam video. 2. Sound Effect Penambahan efek suara atau music. 3. Final Render Merender keseluruhan video animasi dan sound effect sehingga menjadi satu film animasi pendek yang utuh.