BAB 4 KONSEP DESAIN
4.1
Landasaran Teori 1. Teori Kasus Menurut Ellen Hirzy dalam Microsoft Encarta Reference Library 2008, definisi museum adalah sebuah institusi yang berdedikasi menolong masyarakat untuk memahami dan menghargai alam, sejarah peradaban, sejarah artistik manusia, sains dan kemajuan teknologi dengan mengoleksi objek yang memiliki nilai sains, estetis atau sejarah yang dipelihara, dipelajari, dipahami dan dieksebisikan untuk kepentingan edukasi publik dan kemajuan pengetahuan.
Museum memiliki beberapa tipe, yaitu: -
Museum Seni Menampilkan pencapaian seni baik historis maupun kontemporer. Terdapat berbagai macam karya seni seperti lukisan, karya cetak, patung, gambar, foto, keramik,
-
Museum Sejarah Didedikasikan untuk mempromosikan apresiasi yang lebih besar dan pengetahuan akan masa lalu serta pentingnya mengerti apa yang
terjadi saat ini dan mengantisipasi masa depan. Umumnya berisi benda-benda yang memiliki nilai historis atau menandai masa tertentu. -
Museum Sejarah Alam Didedikasikan untuk membagi pengetahuan tentang segala aspek dari dunia natural. Banyak museum sejarah natural yang diciptakan pada awalnya sebagai pusat dari penelitian sains, dengan koleksi-koleksi yang terakumulasi dari berbagai penelitian dan ekspedisi.
-
Museum Sains Museum sains dan pusat sains-teknologi didedikasikan untuk memperluas pengertian publik tentang sains dan kemajuannya. Dengan menggunakan tehnik eksebisi interaktif dan keterlibatan, mereka menstimulasi rasa keingintahuan dan menjadikan orang-orang belajar pada kecepatannya masing-masing sembari mengeksplor prinsipprinsip, konsep dan implikasi dari sains dan teknologi.
-
Museum Lainnya Museum yang fokus pada satu kategori tertentu seperti museum olahraga, museum musik, hall of fame, museum anak-anak dan lain sebagainya. Umumnya mencakup sejarah perkembangan dari tema yang diangkat.
______________________________________________________________ Museum Layang Layang Indonesia merupakan tipe museum lainnya karena mengkhususkan pada tema tertentu yaitu mengenai layang-layang.
2. Teori Pemasaran dan Promosi Pemasaran adalah proses dimana sebuah produk atau servis dilahirkan kemudian diberi harga, dipromosikan dan didistribusikan kepada consumer. Agar pemasaran dapat berjalan dengan baik dibutuhkan strategi pemasaran yang oleh E. Jerome McCarthy diperkenalkan sebagai Four Ps, yaitu: -
Product
: mengacu pada Museum Layang Layang Indonesia.
-
Price
: merupakan harga tiket masuk dan tiket workshop.
-
Place
: lokasi museum yaitu di Jl. H. Kamang no. 38, Pondok
Labu. -
Promotion : mencakup metode promosi yang digunakan.
Berdasarkan buku Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communication Perspective promosi penjualan didefiniskan sebagai aktivitas penjualan yang menyediakan nilai tambah kepada penjualan, distributor, atau konsumen dan dapat merangsang penjualan-penjualan dengan segera.
Promosi penjualan dibagi menjadi dua, yaitu: -
Promosi penjualan yang berorientasi pada konsumen Promosi ini ditujukan langsung ke konsumen atau pengguna produk atua jasa.
-
Promosi penjualan yang berorientasi pada pedagang besar Promosi ini ditujukan kepada penengah penjual seperti distributor, pedagang, dan lainnya.
______________________________________________________________ Promosi Museum Layang Layang Indonesia ini merupakan promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen. ______________________________________________________________
3. Teori Positioning Dalam bukunya Positioning: The Battle For Your Mind, Al Ries dan Jack Trout mendefinisikan positioning sebagai suatu pernyataan identitas suatu produk yang membedakannya dengan kompetitor, digunakan untuk menggapai target sasaran dalam pasar yang ramai. Positioning melihat perubahan demografi, teknologi, siklus marketing, dan trend pasar guna menemukan metode-metode baru untuk tetap menarik perhatian masyarakat. ______________________________________________________________ Dari teori di atas maka Museum Layang Layang Indonesia memposisikan dirinya sebagai satu-satunya tempat liburan untuk bermain sambil belajar membuat layang-layang. ______________________________________________________________
4. Teori Warna Menurut buku Color Basic karya Anne Dameria, warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur yaitu cahaya, objek dan observer (dapat berupa mata kita ataupun alat ukur). Warna dapat membangun mood oleh karena itu merupakan elemen yang cukup penting dalam sebuah desain.
______________________________________________________________ Pada promosi Museum Layang Layang Indonesia menggunakan warna jingga. Warna jingga dipilih karena mencerminkan dinamis, persahabatan dan kreatif sesuai untuk menampilkan museum ini sebagai tempat yang menyenangkan untuk
liburan
bersama
keluarga.
______________________________________________________________
5. Teori Tipografi Tipografi adalah seni membuat atau memilih huruf, menyusun dan mengatur tata letak huruf dan jenis huruf sehingga membentuk suatu keharmonisan dan kesatuan yang menarik, mudah dibaca dan dipahami.
Lazlo Moholy dalam buku Pengantar Desain Komunikasi Visual berpendapat bahwa tipografi adalah alat komunikasi, oleh karena itu harus bisa berkomunikasi dalam bentuknya yang paling kuat, jelas (clarity), dan terbaca (legibility). ______________________________________________________________ Dalam pembuatan promosi Museum Layang Layang Indonesia menggunakan font dari keluarga Sans Serif dengan jenis huruf Porky’s yang menampilkan kesan dinamis dan kekanak-kanakan. Untuk body text menggunakan jenis huruf Frutiger LT Std karena memiliki tingkat keterbacaan tinggi dan tidak melelahkan mata. ______________________________________________________________
6. Teori Fotografi Fotografi adalah metode dari pembuatan gambar dengan prinsip prinsip dasar dari cahaya, optis dan kimia. Fungsi fotografi kurang lebih sama dengan ilustrasi yaitu sebagai pengganti kata-kata yang dapat menarik respon, emosi, dan bahasa. Sebagai alat komunikasi fotografi kadang bisa mengungkapkan suatu makna lebih cepat daripada dengan kata-kata. ______________________________________________________________ Dalam promosi Museum Layang Layang Indonesia menggunakan fotografi sebagai salah satu elemen desain agar dapat menyampaikan pesan secara langsung dan nyata untuk dapat menarik perhatian dan mood target. ______________________________________________________________
4.2
Strategi Kreatif Strategi Komunikasi 1. Fakta -
Museum Layang Layang Indonesia adalah satu-satunya museum yang mengangkat tema layang-layang dan merupakan active museum yang memiliki berbagai workshop seperti membuat layang-layang, membuat keramik, dan membatik.
2. Problem -
Museum Layang Layang Indonesia kurang dikenal oleh masyarakat disebabkan kegiatan promosi yang minim dilakukan.
3. Tujuan Komunikasi -
Membangkitkan awareness akan keberadaan Museum Layang Layang Indonesia
-
Menarik minat masyarakat khususnya keluarga untuk mengunjungi Museum Layang Layang Indonesia dan berpartisipasi dalam kegiatankegiatan yang diadakan.
4. Positioning Museum Layang Layang Indonesia sebagai satu-satunya tempat liburan untuk bermain sambil belajar membuat layang-layang.
5. Target Sasaran a. Psikografi: -
Pemerhati seni
-
Peduli dengan kebudayaan
-
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
b. Geografi -
Wilayah
: DKI Jakarta
-
Kepadatan
: perkotaan (urban), daerah penyanggah (suburban)
-
Iklim
: tropis
c. Demografi
-
Usia
: semua umur (keluarga)
-
Kelamin
: pria dan wanita
-
Besar keluarga
: 1-2, 3-4, 5+
-
Kelas Sosial Primer
: golongan menengah
Sekunder
: golongan atas
-
Pendidikan
: SD, SMP, SMA, D1, D2, D3, S1, S2
-
Kewarganegaraan : WNI
6. Key Word Fun, keluarga, tradisional
Strategi Desain 1. Tone and Manner Menampilkan kesan ceria, hangat, dinamis, tradisional. 2. Approach -
Rasional Memberikan informasi tentang museum dan kegiatan yang ada di museum untuk memancing rasa ingin tahu target.
-
Emotional Menggunakan foto dan pilihan warna hangat dan ceria untuk menarik keluarga agar menjadikan Museum Layang Layang Indonesia sebagai alternatif tempat liburan dalam kota yang menyenangkan.
3. Layout Layout yang ditampilkan bergaya tradisional yang hangat namun tetap ceria.
4. Tipografi Jenis huruf yang digunakan dalam promosi Museum Layang Layang Indonesia adalah Porky’s karena jenis huruf ini memiliki bentuk yang serba bulat tanpa sudut dengan posisi huruf yang bermain-main, cocok untuk mencerminkan keceriaan dan kekanak-kanakan. Berikut adalah keluarga huruf Porky’s:
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 . , ; : ‘ “ ? !
Berikut adalah keluarga huruf Frutiger LT Std: ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890.,;:‘“?!
5. Warna Warna yang digunakan adalah warna yang berkesan ceria, hangat dan tradisional, yaitu:
-
Jingga
: menampilkan kesan keakraban, dinamis, persahabatan dan
kreatif.
4.3
Media -
Poster
-
Iklan Koran
-
Iklan Majalah
-
Brosur
-
Flyer
-
Flyer Holder
-
Postalette (Postcard Letter)
-
Postalette Holder
-
Billboard
-
Merchandise
-
Sticker
-
Pin