BAB 4 IMPLEMENTASI PROGRAM
Pada bab tiga telah di jelaskan tentang perancangan program, maka pada bab empat akan dijelaskan tentang implementasi Metode Dijkstra dalam sistem informasi geografis Kabupaten Sumba Timur dan pengujian program ini dibuat dengan menggunakan PHP5, ArcView serta dengan dukungan MySQL untuk penyimpanan databasenya sehingga dapat dijalankan pada sistem operasi Windows XP, maka pada tahap implementasi ini akan dilakukan penerapan dari rancangan tersebut. Dari penelitian yang telah dilakukan, identifikasi terhadap permasalahan dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan kebutuhan dan data yang diperoleh. 4.1 Imlementasi Metode Dijkstra Output untuk aplikasi Perancangan Sistem Informasi Geografi dalam Pencarian Rute Terpendek Untuk Perjalanan Wisata di Kabupaten Sumba Timur, yaitu :
4.1.1 Tampilan Awal Form Sistem Informasi Geografi Mengacu pada Gambar 4.1, Tampilan Home Website Sistem
Informasi
Geografi
dalam
Pencarian
Rute
Terpendek Perjalanan Wisata di Kabupaten Sumba Timur Dengan Metode Dijkstra terdapat link admin yang disediakan untuk Login sebagai admin dan link informasi yang berisi tentang informasi umum mengenai Kabupaten Sumba Timur, sehingga dapat membantu user dalam mengenal Kabupaten Sumba Timur. Pada halaman Home ini juga terdapat peta Kabupaten Sumba Timur yang 39
40
berisikan lokasi kecamatan yang di beri tanda dengan titik – titik yang berwarna merah, kemudian objek – objek wisata yang terdapat di Kabupaten Sumba Timur yang di beri tanda dengan titik – titik yang berwarna hijau, rute – rute jalan, dan legenda yang memudahkan user untuk memahami peta Kabupaten Sumba Timur.
Gambar 4.1 Tampilan Awal.
41
4.1.2 Tampilan Form Admin Mengacu pada Gambar 4.2, Untuk Form Login Admin pada Sistem Informasi Geografi dalam Pencarian Rute Terpendek Perjalanan Wisata di Kabupaten Sumba Timur memiliki dua textbox yang berfungsi untuk menampung data akses login ke dalam sistem. Login untuk admin memiliki username: ADMIN dan password: ADMIN untuk dapat melakukan akses terhadap sistem. Tombol Login digunakan untuk melakukan login ke dalam sistem sesuai dengan hak akses yang dimasukkan.
Gambar 4.2 Tampian Form Admin.
4.1.3 Tampilan
Form
Input
Kecepatan
dan
Harga
Premium. Mengacu Pada Gambar 4.3, Pada Form ini admin dapat melakukan penginputan asumsi kecepatan rata – rata dengan satuan km/jam pada textbox Asumsi Kecepatan rata – rata
42
yang nantinya akan digunakan dalam perhitungan yang dilakukan oleh Dijkstra untuk menghitung berapa lamanya waktu yang akan ditempuh oleh user ketika melakukan suatu perjalanan dengan rute terpendek yang sudah ditetapkan. Admin juga dapat melakukan penginputan biaya pada textbox harga premium yang akan digunakan dalam perhitungan oleh Dijkstra untuk menentukan besar biaya yang dikeluarkan oleh user ketika melakukan perjalanan berdasarkan rute terpendek yang sudah terpilih dan Tombol Update digunakan untuk menyimpan hasil inputan yang sudah dilakukan oleh admin.
Gambar 4.3 Tampilan Form Input Kecepatan dan Harga Premium.
4.1.4 Tampilan Form Informasi Mengacu pada Gambar 4.4, Pada tampilan Form ini Peta Kabupaten Sumba Timur yang ditampilkan dalam aplikasi memiliki satuan kecamatan, sehingga Memudahkan user dalam memperoleh informasi mengenai objek – bojek wisata yang berada satu kecamatan dan letak geografi kecamatan
43
suatu lokasi kecamatan yang terdapat dalam peta Kabupaten Sumba Timur.
Gambar 4.4 Tampilan Form Informasi
4.1.5 Tampilan Form Penentuan Lokasi Awal Mengacu pada Gambar 4.5, Pada Form
ini user dapat
menentukan atau memilih lokasi awal dimana user berada dengan memilih daftar lokasi berdasarkan kecamatan yang terdapat pada listbox sehingga dapat melanjutkan proses tampilkan daftar objek – objek wisata yang terdapat di Kabupaten Sumba Timur.
44
Gambar 4.5 Tampilan Form Penentuan Lokasi Awal.
4.1.6 Tampilan Form Penentuan Lokasi Tujuan Mengacu pada Gambar 4.6, Pada Form ini akan ditampilkan daftar objek – objek wisata yang terdapat di Kabupaten Sumba Timur sehingga user dapat menentukan atau memilih objek wisata yang ingin dituju, sehingga user dapat melanjutkan pada proses tampilkan rute terpendek menuju lokasi wisata yang sudah terpilih.
45
Gambar 4.6 Tampilan Form Penentuan Lokasi Tujuan.
4.1.7 Tampilan Form Hasil dari Proses Pergitungan dan Visualisasi Dijkstra Mengacu pada Gambat 4.7, Pada Form ini proses pencarian dan perhitungan jalur terpendek oleh algoritma Dijkstra mulai di implementasikan. Dijkstra akan melakukan pengecekan titik awal dan titik akhir, setelah melakukan pengecekan
Dijkstra akan
mencari rute – rute yang menghubungkan titik awal dengan titik akhir, dan akan dilanjutkan perhitungan dari beberapa rute yang terpilih untuk memperoleh rute terpendek dari lokasi awal menuju lokasi tujuan, kemudian Dijkstra melakukan perhitungan waktu tempuh dan biaya. Hasil Perhitungan yang dilakukan oleh algoritma Dijkstra akan ditampilkan dalam bentuk visual berupa peta dengan rute terpendek yang diberi tanda garis merah tebal dari titik awal menuju titik akhir
46
dan informasi berupa text yaitu : lokasi awal, lokasi tujuan, rute (daerah – daerah yang dilewati), jarak yang ditempuh, waktu tempuh dan biaya, sehingga membantu user dalam memperoleh informasi yang baik mengenai perjalanan pariwisata yang akan dilakukan di Kabupaten Sumba Timur.
Gambar 4.7 Tampilan Form Hasil dari Proses Visualisasi Dijkstra
4.2 Pengujian Program Pengujian sistem pada penelitian ini akan di coba pencarian rute terpendek dari Lokasi awal ke Lokasi Akhir dengan sampel dari yang memiliki banyak jalur, sedang dan sedikit. Untuk pengujian pertama diambil sampel dari Waingapu sebagai lokasi awal menuju Objek wisata Air Terjun Laputi sebagai lokasi tujuan. Dimana berdasarkan peta Kabupaten Sumba Timur terdapat enam rute yang dapat dilewati yaitu :
47
1. Melewati, Waingapu – Air Terjun Gunung Meja – Tandu Lajangga – Praipaha – Kalimbaru – Karita – Malahar – Kampung Praibakul – Air Terjun Laputi. 2. Melewati, Waingapu - Air Terjun Gunung Meja – Tandu
Lajangga
–
Praipaha
–
Kalimbaru
–
Tarimbang – Air Terjun Laluku – Malahar – Kampung Praibakul – Air terjun laputi. 3. Melewati, Waingapu – Taman Wisata matawai – Mahobokul – Air Terjun Waibara – Lumbung – Air Terjun Koalak – Karita – Malahar – Kampung Praibakul – Air Terjun Laputi. 4. Melewati, Melewati, Waingapu – Taman Wisata matawai – Mahobokul – Air Terjun Waibara – Lumbung – Air Terjun Koalak – Karita – Kalimbaru – Tarimbang – Air Terjun Laluku – Malahar – Kampung Praibakul – Air Terjun Laputi. 5. Melewati, Waingapu – Pantai Londalima – Pantai Puru Kambera – Mondu – Tandulajangga – Praipaha – Kalimbaru
– Karita – Malahar – Kampung
Praibakul – Air Terjun Laputi. 6. Melewati, Waingapu – Pantai Londalima – Pantai Puru Kambera – Mondu – Tandulajangga – Praipaha – Kalimbaru – Tarimbang – Air Terjun Laluku – Malahar – Kampung Praibakul – Air terjun laputi. Dari enam rute tersebut ternyata pencarian dengan menggunakan Algoritman Dijkstra bahwa
dapat ditemukan
rute yang paling pendek adalah rute yang
melewati rute tiga yaitu melewati rute Waingapu – Taman
48
Wisata matawai – Mahobokul – Air Terjun Waibara – Lumbung – Air Terjun Koalak – Karita – Malahar – Kampung Praibakul – Air Terjun Laputi, dengan total jarak 90 kilometer, Waktu Tempuh 2 Jam 15 Menit dan Biaya Premium yang dikeluarkan Rp. 40.500.
Untuk pengujian ke dua diambil sampel dari Melolo sebagai lokasi awal Menuju Objek wisata Pantai Kalala sebagai lokasi tujuan. Diman berdasarkan peta Kabupaten Sumba Timur terdapat empat rute yang dapat dilewati yaitu : 1. Melewati, Melolo – Kananggar – Baing – Pantai Kalala. 2. Melewati, Melolo – Kananggar – Aukakehok – Hambautang – Pantai Watu Parunu – Baing – Pantai Kalala. 3. Melewati, Melolo – Kampung Praiawang – Kampung Kaluda – Pantai Kalala. 4. Melewati, Melolo - kampung Umabara – Kananggar – Lolang Bokul – Goa Liwanggi – Malahar – Kampung praibakul – Air Terjun Laputi – Goa Paumbapa – Nggongi – Aukakehok – Hambautang – Baing – Pantai Kalala. Dari empat rute tersebut ternyata pencarian dengan menggunakan Algoritman Dijkstra bahwa
dapat ditemukan
rute yang paling pendek adalah rute yang
melewati rute Tiga yaitu melewati Melolo – Kampung Praiawang – Kampung Kaluda – Pantai Kalala, dengan
49
total jarak 54,7 kilometer, 1 Jam 22 Menit dan Biaya Premium yang dikeluarkan Rp. 24.615.
Pada pengujian pencarian rute terpendek yang dilakukan dengan metode Dijkstra dilakukan proses pengecekan : 1. Adakah arus yang terhubung keluar dari titik awal. 2. Apabila ada arus dengan jarak yang terkecil maka jadikan titik tersebut sebagai titik awal, dilakukan berulang – ulang sampai pada akhirnya titik awal = titik akhir, maka disini proses akan berhenti. Akurat atau tidaknya hasil dari pengujian sistem penentuan rute terpendek dengan metode Dijkstra ini dapa dilihat dari : 1. Keakuratan dalam pengambilan jarak terpendek. 2. Tidak ada arus yang dilanggar pada waktu proses pencarian rute terpendek berjalan.