BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM
4.1
Spesifikasi Sistem Program aplikasi diberi nama maintenance.exe memiliki ukuran 2060 Kb.
Spesifikasi Sistem aplikasi maintenance ini terdiri dari spesifikasi perangkat keras ( hardware ) dan spesifikasi perangkat lunak ( software ). Spesifikasi perangkat keras terdiri atas : 1 Pada komputer client a. Processor
: Pentium III 833MHz
b. Memory
: 256 Mb
c. Hard disk space
: 40 Ghz
2. Pada Komputer server a. Processor
: Pentium IV 2.8 Ghz
b. Memory
: 512 Mb
c. Hard disk space
: 80 Ghz
Sedangkan spesifikasi perangkat lunak adalah sebagai berikut : a. Sistem Operasi
: Windows XP Professional Edition
b. Bahasa Pemrograman : Borland Delphi 6 c. Database engine
: Microsoft SQL Server 2000
69
4.2
Pengoperasian Program Aplikasi Pengoperasian Aplikasi Maintenance ini dimulai dari menu utama , ketika
program dijalankan maka akan ditampilkan menu utama yang berisikan menu File, Master, Transaction dan About. Pada tampilan pertama menu utama semua menu tidak dapat dijalankan kecuali menu File . Hal ini dikarenakan kita harus melogin user name dan password terlebih dahulu. Setelah kita melakukan login maka menu – menu lain dapat dijalankan yaitu menu Master,
Transaction dan About. Untuk
menonaktifkan kembali menu – menu tersebut kita tinggal melakukan logout yang terdapat pada menu File. Tampilan menu utama adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1 Tampilan layar Menu Utama
70
Gambar 4.2 Tampilan layar Menu Login Pada menu Master kita dapat melakukan penambahan ,penghapusan dan pengeditan data – data mesin dan komponen. Hal ini dapat dilakukan pada submenu Machine dan Part. Selain itu kita juga dapat melihat relasi antar mesin dan komponen – komponennya pada submenu Machine-Part dan melihat riwayat kerusakan komponen – komponen mesin dan waktu downtimenya pada Downtime. Tampilan layar sub – sub menu Master adalah sebagai berikut
Gambar 4.3 Tampilan layar submenu Machine
71
Pada layar – layar sub menu diatas terdapat fasilitas untuk menambah, mengahapus dan mengedit data, juga terdapat navigator untuk memindahkan posisi kursor
pada
record
data.
Icon
–
icon
tersebut
berupa
Fungsi dari icon-icon ini untuk memindah-mindahkan penunjuk record pada tabel di dalam database. Icon
memindahkan penunjuk record ke record pertama
sehingga akan ditampilkan record pertama pada form data entry waktu operasi. Icon memindahkan penunjuk record ke record sebelum record yang aktif sekarang sehingga akan ditampilkan record sebelumnya setelah record sekarang pada form data entry waktu operasi. Icon
memindahkan penunjuk record ke record setelah
record yang aktif sekarang sehingga akan ditampilkan record selanjutnya setelah record sekarang pada form data entry. Icon
. memindahkan penunjuk record
ke record terakhir sehingga akan ditampilkan record terakhir pada form data entry. Icon
digunakan bila kita hendak menambahkan data ke dalam database. Icon
digunakan untuk menghapus record atau data yang terdapat dalam database. Icon digunakan untuk mengedit data yang telah kita masukkan. Icon
digunakan untuk
menyimpan ke dalam database data yang telah dimasukkan. Icon untuk membatalkan aksi yang telah kita lakukan. Icon merefresh data dalam database
72
digunakan
digunakan untuk
Gambar 4.4 Tampilan layar submenu Part
Gambar 4.5 Tampilan layar submenu Machine- Part
73
Tampilan pada submenu Downtime berupa report yang dapat dicetak. Waktu downtime yang dihasilkan adalah dalam hitungan menit. Tampilannya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.6 Tampilar layar submenu Downtime Pada menu Transaction terdapat 2 submenu yaitu submenu Input Downtime dan Calculate. Pada submenu Input Downtime terdapat 2 pilihan yaitu untuk menginput data (input) dan menampilkannya (browse).
Kita dapat melakukan
pemasukkan data – data waktu kerusakan komponen mesin dengan memilih halaman input lalu memasukkan waktu mulai rusaknya mesin tersebut dan waktu selesainya mesin diperbaiki dan siap beroperasi kembali. Pada halaman browse kita dapat melakukan penambahan, penghapusan dan pengeditan data – data kerusakan. Selain itu program akan otomatis menghitung waktu downtime yang terjadi dalam satuan menit dan menampilkannya pada halaman ini. Tampilannya adalah sebagai berikut :
74
Gambar 4.7 Tampilan layar submenu Input Downtime halaman Input
Gambar 4.8 Tampilan layar submenu Input Downtime halaman Browe
75
Sub menu utama dari seluruh program aplikasi ini adalah submenu Calculate. Submenu ini menampilkan hasil pengolahan data – data kerusakan yang telah dimasukkan sebelumnya. Kita terlebih dahulu memilih mesin dan komponen yang akan diolah datanya. Hasil perhitungan data yang dihasilkan adalah data index of fit, distribusi yang terpilih , MTTF ( Mean Time To Failure), MTTR ( Mean Time To Repair ), interval waktu penggantian pencegahan, interval waktu pemeriksaan yang optimal,
availibility, reliability dengan atau tanpa penggantian pencegahan dan
peningkatan reliability. Selain itu kita dapat juga melihat grafik peningkatan reliability. Tampilan pada submenu Calculate adalah berupa report untuk memudahkan maintenance melakukan pengecekan. Tampilannya adalah sebagai berikut :
76
Gambar 4.9 Tampilan layar submenu Calculate
4.3
Pembahasan Hasil Implementasi Setelah pengumpulan data dilakukan, maka ditentukan untuk meneliti tiga
jenis mesin yang memiliki waktu downtime paling tinggi yaitu mesin I ( IM I Toshiba 70 ton ) , mesin II ( IM II Toshiba 70 ton ), dan mesin III ( IM III Toshiba 70 ton ).
77
Hal ini dikarenakan memiliki umur mesin yang paling lama diantaran mesin – mesin yang lain. Untuk mesin ke 5 yaitu IM V Sumimoto tidak diteliti walaupun memiliki total waktu downtime yang besar karena mesin tersebut telah mengalami kerusakan cukup besar dan tidak dioperasikan lagi. Sedangkan untuk komponen kritis yang selanjutnya dipilih komponen – komponen kritis yang memiliki jumlah kerusakan minimal 5 kali atau mempunyai waktu downtime paling besar. Hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.1 Komponen kritis setiap mesin Mesin Heading
Komponen Kritis
Mesin I
Nozzle Rantai Nozzle Heater Heater Baut
Mesin II Mesin III
Setelah kita menentukan komponen – komponen kritis , selanjutnya dilakukan pemasukkan data – data kerusakan setiap komponen pada program aplikasi. Penentuan distribusi kerusakan diperoleh dengan penghitungan index of fit dari setiap distribusi. Hal tersebut tergambar pada tabel berikut ini. Tabel 4.2 Index of fit komponen – komponen kritis No Nama Mesin 1
Mesin I
2
Mesin II
3
Mesin III
Nama Komponen Nozzle Rantai Nozzle Heater Heater Baut
Index of Fit Dist.Eksponensial Dist.Weibull Dist.Normal Dist.Lognormal 0.265 0.526 0.426 0.453 0.794 0.703 0.777 0.73 0.316 0.261 0.372 0.225 0.054 0.324 0.154 0.255 0.409 0.683 0.57 0.638 0.607 0.443 525 0.512
78
Dengan mengetahui index of fit dari setiap distribusi maka dapat ditentukan distribusi yang terpilih pada setiap komponen mesin. Tabel 4.3 Distribusi terpilih dari setiap komponen Nama Mesin Mesin I Mesin II Mesin III
Nama Komponen Nozzle Rantai Nozzle Heater Heater Baut
Distribusi Weibull Eksponensial Eksponensial Weibull Weibull Weibull
Index of Fit 0.526 0.794 0.316 0.324 0.683 0.443
Setelah program aplikasi menghitung parameter pada setiap distribusi maka dilakukan uji Goodnes Of Fit. Hasil perhitungan Mean Time To Failure ( MTTF ) dan Mean Time To Repair ( MTTR ) dijabarkan pada tabel berikut ini Tabel 4.4 MTTF dan MTTR komponen – komponen mesin Nama Mesin Mesin I Mesin II Mesin III
Nama Komponen Nozzle Rantai Nozzle Heater Heater Baut
MTTF 1903.785 1096.139 1907.375 2647.587 1755.812 1455.384
MTTR 11.858 12.715 2012 23.134 2.006 2.49
Dengan metode minimasi downtime program aplikasi menghitung interval waktu penggantian pencegahan dan interval waktu pemeriksaan optimal beserta availibilitas sedudah penggantian pencegahan. Tabel 4.5 Interval Penggantian dan Pemeriksaan setiap komponen Nama Mesin Mesin I Mesin II Mesin III
Nama Komponen Nozzle Rantai Nozzle Heater Heater Baut
79
IPP 1650 2000 1370 1170
IPO 229.04 186.939 555.983 163.981 508.3 372.585
Availibilitas 0.9966
0.9945 0.9992 0.9988
Keterangan : IPP = Interval Penggantian Pencegahan IPO = Interval Pemeriksaan Optimal Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Interval Penggantian Pencegahan pada komponen nozzle pada mesin I adalah 1650 jam . Dengan penggantian pencegahan ini availibiltasnya adalah 99.66 %. Sedangkan Interval Pemeriksaan Optimal adalah 229.04 jam Begitu pula dengan komponen – komponen lain dapat dilihat pada tabel diatas. Dengan menenerapkan program ini tentunya dapat meningkatkan reliabilitas atau tingkat keandalan dari setiap komponen mesin. Hal ini digambarkan pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.6 Reliability sebelum dan sesudah penggantian pencegahan Nama Mesin Mesin I Mesin II Mesin III
Nama Komponen Nozzle Rantai Nozzle Heater Heater Baut
Rel Bef 0.567 -
Rel Aft 0.94 -
0.501 0.484 0.448
0.759 0.684 0.564
Increase Rel 65.86%
51.56% 41.35% 25.86%
Keterangan : Rel Bef = Reliabilitas sebelum adanya penggantian pencegahan Rel Aft = Reliabilitas sesudah adanya penggantian pencegahan Increase Rel = Peningkatan reliabilitas
4.4
Evaluasi Program Aplikasi Hasil dari perhitungan program aplikasi ini cukup bermanfaat bagi perusahaan
khususnya bagian maintenance untuk mengetahui interval waktu penggantian dan pemeriksaan yang optimum. Program ini juga cukup mudah karena user hanya
80
tinggal memasukkan waktu mulai dan selesainya kerusakan tanpa harus menghitung sendiri selang waktu diantaranya. Namun program ini mempunyai kelemahan yaitu hasil perhitungannya tidak disimpan dalam database, sehinggan kita tidak dapat melihat history hasil perhitungan yang ada. Yang dapat dilihat kembali adalah waktu – waktu kerusakan yang terjadi sebelumnya.
81