69
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN UJICOBA SISTEM
4.1 Blog diagram
Gambar 4. 1 Blog Diagram PT. Misete Solusi Teknologi
Hardware yang digunakan pada sistem ini terdiri dari: a. Router DLINK DSL-2640B ADSL2/2+ Modem with Wireless Router Dengan spesifikasi:
70 Tabel 4. 1 Spesifikasi Router DLINK DSL-2640B ADSL2/2+ Modem with Wireless Router
Data Rates
- Downstream: Up to 24Mbps - Upstream: Up to 3.5Mbps
Compliances
- TR-067 Interop Performance - TR-069 Compliant with ACS
ADSL Standards
-
ADSL2 Standards
- ITU-T G.992.3 (G.dmt.bis) Annex A/J/K/L/M - ITU-T G.992.4 (G.lite.bis) Annex A
ADSL2+ Standards
- ITU-T G.992.5 Annex A/L/M
ATM/PPP Protocols
- ATM Forum UNI3.1/4.0 PVC - Up to 8 PVCs - PPP over ATM - PPP over Ethernet
Network Protocols and Features
- Ethernet to ADSL Self-Learning Transparent Bridging - Internet Control Message Protocol (ICMP) - IP Static Routing - Routing Information Protocol (RIP, RIPv2) - Network Address Translation (NAT) - Virtual Server, Port Forwarding - NAT ALGs: MSN Messenger, FTP, CUSEEME, H323_Q931 (Netmeeting etc.), H323_RAS, ICQ, etc. - Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) - DNS Relay, DDNS - IGMP Proxy - Simple Network Time Protocol (SNTP)
Firewalls
-
VPN
- Multiple IPSec/PPTP/L2TP Pass-through
Package Contents
-
QoS
- Port-based Priority - 802.1p (0~7) Priority
Wireless
- 64/128-bit WEP - Multi-SSID
Multi-mode Full-rate ANSI T1.413 Issue 2 ITU-T G.992.1 (G.dmt) Annex A/C/I ITU-T G.992.2 (G.lite) Annex A/C ITU-T G.994.1 (G.hs)
Built-in NAT MAC Filtering Packet Filtering Stateful Packet Inspection (SPI) Denial of Service Prevention (DoS) DMZ
4-Port USB 2.0 Hub AC Adapter USB 2.0 Cable Quick Installation Guide
71 -
WPA™-PSK WPA2™-PSK/Mixed Mode WDSB 802.1x RADIUS EAP 802.11e WLAN QoS
Configuration and management
- Web-based GUI Configuration - ADSL/ADSL2/ADSL2+ Manual Selection and Auto Fallback - Auto VPI/VCI Detection - Configuration Backup and Restore
Ports
- ADSL Port (RJ-11) - 4 10/100 Ethernet Port (RJ-45)
LED’s
-
Power Status DSL WLAN LAN Internet
Certification
-
FCC Class B CE RoHS CSA
Dimensions
- Item (WxDxH): 7.7” x 5.8” x 1.3” - Packaging (WxDxH): 10.8” x 8.2” x 2.7”
Package Contents
- ADSL2/2+ Modem with Wireless Router - CAT5 Ethernet Cable (RJ-45) - Telephone Cable (RJ-11) - Power Adapter - CD-ROM*** with: - Installation Wizard - Product Documentation
b. Fast Ethernet Adapter 8139D 10 / 100Mbps PCI Jaringan juga membutuhkan sebuah Lan Card pada tiap PC. Karena Lan card merupakan soket untuk memasang kabel LAN yang fungsinya untuk menyambungkahn PC ke perangkat lain utamanya PC juga. Baik langsung (peer to peer) atau melalui switch hub. Gunannya untuk memindah data antar PC atau koneksi internet.
72
Untuk PC yang menggunakan diskless, LAN Card digunakan juga untuk sarana booting PC dimana sistemnya mengambil dari server. Hanya saja untuk ini, harus ada boot rom nya . Lan card yang kami gunakan yaitu Fast Ethernet Adapter 8139D 10 / 100Mbps PCI. Berikut ini spesifikasinya :
Tabel 4. 2 Spesifikasi Lan Card a) Network driver software diskette b) User's Guide c) 32 - bit PCI Local Master architecture d) Complies with IEE802.3 10Base - T Ethernet / IEE802.3u 100BASE - Tx Fast Ethernet standard e) Plug and play installation f) Auto detection of 10M Ethernet or 100M Fast g) Ethernet (10 / 100Mbps N - Way Auto - ) h) Supports remote boot function i) Support half and full duplex operation j) Lifetime warranty
73
4.2 Configuration
Setelah melakukan instalasi software, kemudian harus mengkonfigurasi router. Hubungkan Modem , TP-Link router, Notebook/PC, seperti gambar berikut:
Gambar 4. 2 rangkaian WAN,Lan,PC Untuk setting menyamakan segmentasi IP Address Notebook/PC dilakukan melalui Web Browser dimana segment IP default Router pada TP-Link adalah 192.168.1.1 di set menjadi 192.168.1.69 (IP Address Router tidak boleh sama dengan IP Komputer).
Langkah konfigurasinya adalah, sebagai berikut:
Melalui halaman web, IP default Router di Web Browser, 192.168.1.1.
Gambar 4. 3 IP web browser
74
Masukkan default username & password router, username : admin , password : admin
Gambar 4. 4 Connect to 192.168.1.1
•
Setelah masuk di web Administrasi router TP-Link, disarankan untuk mengganti IP
default
router/TP-Linknya,
karena
pada
umumnya
modem
ADSL
menggunakan default IP yaitu 192.168.1.1 . •
Masuk ke menu: Network > LAN ganti IP Address TP-Linknya, Disarankan untuk merubah dengan segmentasi IP yang berbeda, menjadi: 192.168.2.1 dan Subnet Mask: 255.255.255.0. Save.
75
Gambar 4. 5 LAN •
Ganti password defaultnya dengan cara memilih menu: Sistem Tools -> Password selain ada pilihan mengganti password, juga ada disarankan untuk mengubah username defaultnya.
•
Restart TP-Link dengan memilih menu: Sistem Tools -> Reboot
•
Tunggu beberapa saat, dan untuk masuk ke halaman web admin router/TP-Link nya,
gunakan
IP
yang
baru: 192.168.2.1 dan
masukan username
&
password yang baru •
Setelah masuk ke halaman administrator, pilih menu: Quick Setup dan ikuti langkah selanjutnya (klik tombol NEXT)
•
Pada saat Choose WAN Connection Type, pilih Dynamic IP; klik tombol NEXT
•
Pada halaman Wireless:
76
Gambar 4. 6 Setup Wireless 1. Wireless Radio: Enable 2. SSID: isi dengan nama ID yang akan di broadcast pada saat signal WiFi di pancarkan 3. Region: Indonesia 4. Channel: Disesuaikan, pastikan menggunakan Channel yang belum di pergunakan. 5. Mode: 54Mbps (802.11g) 6. Next 7. Finish •
Selanjutnya, setting Gateaway & DNS nya kita sesuaikan dengan setting ADSL Modem, masuk ke menu: Network -> WAN
1. Klik Renew pada bagian Gateaway, dan isi dengan IP Modem: 192.168.1.1 2. Pilih/checklist bagian Use These DNS Server 3. Primary DNS: 203.130.196.5 4. Secondary DNS: 202.134.0.155 5. Save
77 •
Selanjutnya, setting untuk security routernya, agar tidak bisa digunakan oleh siap saja dengan memilih menu Wireless -> Wireless Setting, Beberapa setting sudah dipilih sesuai dengan setting sebelumnya.
Gambar 4. 7 Wireless Setting 2. Pilih/Klik Enable Wireless Security 3. Security Type: WEP 4. Security Option: Automatic 5. WEP Key Format: Hexadecimal 6. Key1: 1234567890 (bisa diganti); Key Type: 64bit 7. Save •
Sampai tahap ini, router sudah bisa digunakan, namun untuk lebih memastikan, ada beberapa hal yang bisa disetting terlebih dahulu sebelum router nya di REBOOT
78 •
Setting range IP Client DHCP pada TP-Link nya dengan memilih menu: DHCP -> DHCP Setting, isi range IP sesuai dengan yang dikehendaki, misal: Start IP Address: 192.168.2.100 & End IP Address: 192.168.2.199, klik SAVE
•
Cek juga setting Time dengan memilih menu: Sistem Tools -> Time sesuaikan dengan timezone dan waktu anda, klik SAVE
•
Reboot router TP-Link dengan memilih menu: Sistem Tools -> Reboot
•
Router TP-Link anda siap digunakan. Cabut kabel LAN dari laptop/PC dan aktifkan WiFi nya, coba untuk search WiFi (SSID) router dan masukkan WEP yang telah di set pada saat melakukan koneksi ke router.
4.3 Uji Coba Ujicoba yang kami lakukan adalah pada komputer dengan Sistem Operasi yang berbeda - beda. Yaitu dilakukan pada server Windows, Linux dan MAC. Masing – masing server juga turut menjalankan sistem clientnya. 4.3.1 Uji Coba Server Windows A. Antar 2 Client
Gambar 4.8 Ping PC 1
79
Gambar 4.9 Ping PC 2 Kedua gambar diatas membuktikan Ping sukses dilakukan yang menandakan komputer sedang terhubung dengan komputer lainnya.
Gambar 4.10 Server RUN Server berhasil dijalankan tanpa menggunakan Net Beans, tetapi hanya menggunakan batch. Kemudian server langsung aktif dan sudah siap dipakai.
80
Gambar 4.11 Tampilan sistem client VOIP pada OS Windows
Asal suara
Gambar 4.12 hasil ujicoba suara
Equalizer suara yang keluar dan terdengar
81
Suara dapat terdengar dengan jelas dan latency sangat kecil. Asal suara yang terekam pada gambar adlah dari PC (suara yang masuk) dan dari Mic (suara yang keluar)
B. Multi Client
Gambar 4.13 ping 3 PC Melakukan ping terhadap 3 PC dan hasilnya adalah komputer sedang terhubung pada 2 komputer lainnya.
82
Gambar 4.14 RUN server
Gambar 4.15 Interface 3 pc
83
Hasil ujicoba suaranya:
Asal suara
Equalizer suara yang keluar dan terdengar
Gambar 4.16 Hasil Suara Ujicoba yang dilakukan dengan windows sebagai servernya dengan hasil adalah : •
Memakan banyak physical memory.
•
Sistem server dan clientnya ketika dijalankan pada OS Windows tidak memakan waktu yang lama.
•
Semua services dapat berjalan dengan baik.
•
Windows juga mendukung menjalankan sistem ini melalui fasilitas batch command prompt. Sehingga tidak perlu menjalankan melalui NetBean lagi.
•
IP server tujuan harus diganti secara manual melalui NetBeans.
•
Jika ingin mengganti Channel juga harus melalui NetBeans. Defaultnya adalah 44444.
84
4.3.2 Uji Coba Server Mac A. Antar 2 Client
Gambar 4.17 Tampilan sistem client
85
Hasil Suara:
Gambar 4.18 Hasil Suara B. Multi Client
Gambar 4.19 interface MAC
86
Hasil Test Suara:
Gambar 4.20 Hasil suara di MAC Hasil dari ujicoba ketika MAC menjadi server adalah: •
Ujicoba yang dilakukan adalah melalui virtual PC.
•
Menjalankan server dan client sangat memakan waktu yang lama.
•
Suara dapat terdengar jelas, hanya saja pengaruh latency cukup berperan, sehingga suara yang terdengar sedikit terjadi delay.
•
Semua services tidak berjalan dengan baik. Diantaranya adalah tidak bisa untuk mengganti nama dan ukuran text area melebihi batas. Jadi harus dirubah lagi ukurannya.
•
Dan ketika menjalankan sistem harus manual melalui NetBeans.
•
Perubahan pada IP server dan Channel juga harus melalui NetBeans.
87
4.3.3 Uji Coba Server Linux Berikut ini adalah hasil dari menjalankan OS Linux sebagai server sekaligus client: •
Ketika menjalankan server dan client relatif cepat.
•
Suara yang dihasilkan dan yang terdengar sangat jelas, sehingga komunikasi menjadi lancar.
•
Pengaruh latency juga cukup mengganggu. Sehingga suara yang terdengar sedikit terjadi delay.
•
Semua services tidak berjalan dengan baik. Seperti pada ukuran text area melebihi batas. Jadi harus dirubah lagi ukurannya.
•
Ketika server Linux, client Linux tidak bisa mengganti nama, tetapi jika server Windows maka client Linux bisa mengganti nama.
•
Proses menjalankan sistem harus manual melalui NetBeans.
•
Perubahan pada IP server dan Channel juga harus melalui NetBeans.
88
a. Antar 2 Client
Gambar 4.21 Linux ping 2pc •
Gambar 4.22 Linux client dan server
89
Gambar 4.23 ping sukses dilakukan serta tampilan sistem client di OS Linux. Keterangan gambar, pada gambar 4.22 client tidak bisa mengganti nama karena servernya memakai OS Linux. Sedangkan pada gambar 4.23 bisa mengganti nama karena OSnya tidak memakai Linux.
4.4 Evaluasi Hasil Percobaan Setelah melakukan ujicoba secara langsung maupun simulasi pada sistem VOIP client – server yang kami namakan AHWApps ini, secara keseluruhan sistem ini dapat berjalan dengan baik. Namun masih terdapat beberapa bug yang menjadi kelemahan sistem ini. Ada beberapa kelemahan dan keunggulan dari sistem ini. Berikut keunggulan dan kelemahannya: Keunggulan: •
Sistem ini bisa dijalankan untuk berkomunikasi setelah di ujicoba pada 3 sistem operasi yang berbeda-beda sebagai server dan multi client.
90
•
Dengan pemakaian channel yang berbeda, bisa membagi user ke dalam kelompok – kelompok sesuai kepentingannya.
•
Bisa menampung lebih dari 2 User dalam 1 channel / server. Sehingga user dapat terhubung satu dengan lainnya.
•
Suara dapat terdengar dengan jelas.
•
Menjalankan sistem client dan server relatif cepat, hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan physical memory pada komputer server.
•
Pada server windows semua services / fasilitas bisa berjalan dengan baik.
•
Menjalankan sistem server maupun client tidak rumit sehingga tidak diperlukan pelatihan khusus.
•
Hanya pada windows bisa menjalankan sistem server dan client tanpa menggunakan NetBeans. Yaitu melalui batch, sehingga lebih hemat physical memory.
Kelemahan: •
Ketika menggunakan server pada sistem operasi Linux dan MAC interface berubah sedikit pada bagian text area. Sehingga coding perlu diperbaiki.
•
Ketika menggunakan server pada sistem operasi Linux dan MAC, fasilitas / service untuk mengganti nama tidak bisa digunakan. Hal ini menyulitkan user karena mereka tidak tahu dengan siapa mereka berkomunikasi.
91
•
Ketika pada satu server menampung user lebih dari 2, suara kadang terjadi gema kecil yang panjang. Tetapi ketika berkomunikasi lagi suara dapat terdengar dengan jelas.
•
Untuk join pada channel server harus menginput secara manual dari coding melalui bantuan NetBeans. (berlaku pada server dan client)
•
Untuk connect pada IP computer server juga harus menginput secara manual dari coding melalui bantuan NetBeans. (berlaku pada client)