BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Penyajian data penelitian 4.1.1
Lokasi Penulis melakukan penelitian pada perumahan di komplek Krendang
Indah RT08/05. Lokasi cukup strategis karena masyarakat di wilayah tersebut sangat suka menyaksikan acara KKN secara bersama-sama di POS satpam wilayah tersebut.
4.1.2
Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah masyarakat di wilayah Krendang indah
RT08/05.
4.1.3
SPSS
SPSS adalah sebuah program komputer yang digunakan untuk membuat analisis statistika. SPSS dipublikasikan oleh SPSS Inc.
SPSS (Statistical Package for the Social Sciences atau Paket Statistik untuk Ilmu Sosial) versi pertama dirilis pada tahun 1968, diciptakan oleh Norman Nie, seorang lulusan Fakultas Ilmu Politik dari Stanford University, yang sekarang menjadi Profesor Peneliti Fakultas Ilmu Politik di Stanford dan Profesor Emeritus Ilmu Politik di University of Chicago. SPSS adalah salah satu program yang paling banyak digunakan untuk analisis statistika ilmu sosial.
SPSS digunakan oleh peneliti pasar, peneliti kesehatan, perusahaan survei, pemerintah, peneliti pendidikan, organisasi pemasaran, dan sebagainya. Selain analisis statistika, manajemen data (seleksi kasus, penajaman file, pembuatan data turunan) dan dokumentasi data (kamus metadata ikut dimasukkan bersama data) juga merupakan fitur-fitur dari software dasar SPSS.
Statistik yang termasuk software dasar SPSS: •
Statistik Deskriptif: Tabulasi Silang, Frekuensi, Deskripsi,
Penelusuran, Statistik Deskripsi Rasio •
Statistik Bivariat: Rata-rata, t-test, ANOVA, Korelasi (bivariat,
parsial, jarak), Nonparametric tests •
Prediksi Hasil Numerik: Regresi Linear
•
Prediksi untuk mengidentivikasi kelompok: Analisis Faktor,
Analisis Cluster (two-step, K-means, hierarkis), Diskriminan.
Berbagai fitur dalam SPSS dapat diakses melalui menu pull-down atau dapat diprogram dengan bahasa perintah sintaks proprietary 4GL. Pemrograman perintah sintaks memiliki keuntungan di bidang reproduktivitas serta pengendalian manipulasi data kompleks dan analisis. Perhubungan menu pulldown juga menghasilkan sintaks perintah, walaupun pengaturan awalnya harus diubah terlebih dahulu agar sintaks dapat dilihat oleh user. Program dapat berjalan secara interaktif, atau tanpa pengendalian menggunakan Fasilitas Kerja Produksi. Sebagai tambahan, bahasa makro juga dapat digunakan untuk menulis perintah subrutin dan ekstensi program Python dapat mengakses informasi di
dalam kamus data dan data, kemudian secara dinamis membuat program perintah sintaks.
Ekstensi program Phyton, yang diperkenalkan pada SPSS 14, menggantikan skrip SAX Basic yang kurang fungsional, walaupun SAX Basic juga masih dapat digunakan. Ekstensi Phyton menyebabkan SPSS dapat menjalankan statistik mana pun dalam paket free software R. Sejak versi 14 dan seterusnya, SPSS dapat diatur secara eksternal melalui Phyton pada program VB.NET menggunakan “plug-ins” yang telah disediakan.
SPSS meletakkan batasan-batasan pada struktur file internal, tipe data, pengolahan data dan pencocokan file, yang memudahkan pemrograman. SPSS datasets memiliki struktur tabel 2 dimensi dimana bagian baris menunjukkan kasus-kasus (seperti pribadi atau rumah tangga) dan bagian kolom menampilkan ukuran-ukuran (seperti umur, jenis kelamin, pendapatan rumah tangga). Hanya 2 tipe data yang digambarkan : numerik dan teks (string). Seluruh pengolahan data dilakukan berurutan kasus per kasus melalui file. File dapat dipasangkan satu per satu atau satu-banyak, tapi tidak dapat banyak per banyak.
User interface grafis memiliki 2 jenis tampilan yang dapat dipilih dengan cara meng-klik salah satu dari dua tombol di bagian bawah kiri dari window SPSS. Tampilan ‘Data View’ menampilkan tampilan spreadsheet dari kasuskasus (baris) dan variabel (kolom). Tampilan ‘Variable View’ menampilkan kamus metadata di mana setiap baris mewakili sebuah variabel dan menampilkan nama variabel, label variabel, label nilai, lebar cetakan, tipe pengukuran dan
variasi dari karakteristik-karakteristik lainnya. Sel-sel di kedua tampilan dapat diedit secara manual, memungkinkan pengaturan struktur file dan pemasukan data tanpa harus menggunakan sintaks perintah. Hal ini cukup untuk datasetdataset kecil. Dataset yang lebih besar, seperti survei statistik, lebih sering dibuat menggunakan software data entry, atau dimasukkan selama computer-assisted personal interviewing, dengan pemindaian dan menggunakan
software
pengenalan karakter optikal, atau dengan pengambilan langsung dari kuesioner online. Dataset-dataset ini kemudian dimasukkan ke dalam SPSS.
SPSS dapat membaca dan menulis data dari file teks ASCII (termasuk file hierarkis), paket statistik lainnya, spreadsheets dan database. SPSS dapat membaca dan menulis ke dalam tabel database eksternal relasional melalui ODBC dan SQL.
Output statistik memiliki format file proprietary (file *.spo, men-support tabel poros) yang mana, sebagai tambahan atas penampil dalam paket, disediakan pembaca stand-alone. Output proprietary dapat diubah ke dalam bentuk teks atau Microsoft Word. Selain itu, output dapat dibaca sebagai data (menggunakan perintah OMS), sebagai teks, teks dengan pembatasan tabulasi, HTML, XML, dataset SPSS atau pilihan format image grafis (JPEG, PNG, BMP, dan EMP).
Modul-modul Add-on modules menyediakan kapabiliti tambahan. Modul-modul yang tersedia, antara lain :
•
SPSS Programmability Extension (ditambahkan pada versi 14).
Memungkinkan pemrograman Phyton untuk mengontrol SPSS. •
SPSS
Validation
Data
(ditambahkan
pada
versi
14).
Memungkinkan pemrograman pengecekan logistik dan pelaporan nilai-nilai mencurigakan. •
SPSS Regression Models – Regresi logistik, regresi ordinal,
regresi logistik multinomial, dan model campuran (multilevel models). •
SPSS Advanced Models – GLM yang bervariasi dan ukuran-
ukuran yang diulang (dihapuskan dari basis sistem sejak versi 14). •
SPSS Classification Trees. Membuat diagram klasifikasi dan
keputusan untuk mengidentifikasi kelompok dan memprediksi perilaku. •
SPSS Tables. Memungkinkan kontrol user-defined atas output
laporan.
4.2
Pengolahan Terhadap Data yang Terkumpul
4.2.1
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah setiap item pernyataan (kuesioner) yang diajukan kepada responden adalah valid. Uji validitas menggunakan tingkat kepercayaan 95% dengan menggunakan data sebanyak 100 orang responden. Dalam menentukan valid atau tidaknya butir pernyataan, maka harus dicari nilai dari r tabel dengan menentukan derajat kebebasan yaitu:
df
= n – (k+1) = 100 – (2+1) = 100 – 3 = 97
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui df = 97. maka didapat nilai r tabel = 0,362 karena sampel paling besar dalam tabel spearman adalah 30. Indikator dalam pengambilan keputusan uji validitas dapat ditentukan dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika r hitung > r tabel, maka butir pernyataan adalah valid 2. Jika r hitung < r tabel, maka butir pernyataan adalah tidak valid
4.2.1.1 Hasil Uji Validitas pada Variabel Dampak tayangan KKN Rangkuman hasil uji validitas variabel dampak tayangan KKN dengan mgnggunakan program SPSS adalah sebagai berikut : Hasil Uji Validitas No Pertanyaan
R hitung
R tabel
Keterangan
1
0.607
0.362
Valid
2
0.602
0.362
Valid
3
0.648
0.362
Valid
4
0.573
0.362
Valid
5
0.619
0.362
Valid
6
0.605
0.362
Valid
7
0.583
0.362
Valid
8
0.602
0.362
Valid
Hasil uji validitas disajikan pada tabel diatas menunjukkan bahwa semua item pernyataan adalah valid karena menggunakan taraf signifikansi 0,05 yaitu r hitung lebih besar dari r tabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan dalam kuesioner adalah valid.
4.2.1.2 Hasil Uji Validitas pada variabel Kebiasaan berbicara Porno Rangkuman hasil uji validitas variabel kebiasaan berbicara porno dengan menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut : Hasil Uji Validitas No Pertanyaan
R hitung
R tabel
Keterangan
1
0.511
0.362
Valid
2
0.567
0.362
Valid
3
0.564
0.362
Valid
4
0.568
0.362
Valid
5
0.462
0.362
Valid
6
0.367
0.362
Valid
7
0.443
0.362
Valid
8
0.602
0.362
Valid
9
0.466
0.362
Valid
Seluruh item pertanyaan pada variable kebiasaan buruk berbicara porno berdasarkan table adalah valid karena menggunakan taraf signifikan 0.05 yaitu r hitung > r table. Jadi , dapat disiumpulkan bahwa seluruh pernyataan dalam kuisioner adalah Valid.
4.2.2
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat keandalan instrument kuisioner untuk menjadi alat pengumpul data. Uji reliabilitas dilakukan dengan pengujian berdasarkan variable Dampak tayangan KKN (X), Variabel kebiasaan berbicara porno (Y), Taraf signifikan 5% berdasarkan r table yaitu 0.195 karena menggunakan sample sebanyak 100 orang. Indikator dalam pengambilan uji reliabilitas terhadap masingmasing variable dapat ditentukan dengan criteria sebagai berikut : •
Jika Cronbach’s Alpha > r table makan reliabl8e
•
Jika Cronbach’s Alpha < r table maka tidak reliable
4.2.2.1 Hasil Uji Reliabilitas pada Variabel Dampak Tayangan KKN Hasil uji reliabilitas variable Dampak tayangan KKN dengan menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut : Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Variabel
Cronbach’s Alpha
R tabel
Keterangan
X
0.752
0.195
Reliabel
Hasil uji reliabilitas yang disajikan pada table diatas menunjukan bahwa variable Dampak tayangan KKN (X) yang terdiri dari 17 pertanyaan diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.752. Artinya, seluruh item pertanyaan adalah reliable karena Cronbach’s Alpha > r table yaitu 0.752 > 0.195.
4.2.2.2 Hasil Uji Reliabilitas pada Variabel Kebiasaan berbicara porno Hasil uji reliabilitas variable kebiasaan berbicara porno dengan menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut : Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Variabel
Cronbach’s Alpha
R tabel
Keterangan
X
0.625
0.195
Reliabel
Hasil uji reliabilitas yang disajikan pada table diatas menunjukan bahwa variable Kebiasaan berbicara porno (Y) yang terdiri dari 17 pertanyaan diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.625. Artinya, seluruh item pertanyaan adalah reliable karena Cronbach’s Alpha > r table yaitu 0.625 > 0.195.
4.2.3
Analisis Tabel Tunggal Beberapa table – table di bawah ini menggunakan data variable penelitian dan menganalisanya dalam bentuk analisa table tunggal yang berasal dari data temuan yang di peroleh berdasarkan daftar pertanyaan di kuisioner. Data- data yang lebih terperinci akan disajikan berikut ini :
RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN Jenis kelamin
Frekuensi
Persentase
Laki – laki
92
92%
Perempuan
8
8%
Jumlah
100
100%
Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa jenis kelamin laki – laki dan perempuan berbeda jauh dengan persentase 92% untuk laki – laki, dan 8% untuk perempuan. Data ini menunjukan bahwa mayoritas responden adalah laki – laki.
RESPONDEN MENURUT USIA
Usia
Jumlah Responden
Persentase
15 – 19 tahun
20
20%
20 – 24 tahun
56
56%
25 – 29 tahun
16
16%
30 – 34 tahun
8
8%
Jumlah
100
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden dengan range usia 15 – 19 tahun adalah sebanyak 20 orang atau dengan persentase 20%, 20 – 24 tahun adalah sebanyak 56 orang atau dengan persentase 56%, 25 – 29 tahun adalah sebanyak 16 orang dengan persentase 16%, dan 30 – 34 tahun adalah sebanyak 8 orang atau dengan persentase 8%. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menonton acara KKN terbanyak itu ada pada range usia 20 – 24 tahun.
TABEL 4.1 Pembawa acara dalam acara tersebut sesuai dengan program talkshow KKN Bobot
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Tidak Setuju
2
2%
2
Tidak Setuju
3
3%
3
Ragu – ragu
16
16%
4
Setuju
38
38%
5
Sangat setuju
41
41%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel di atas menyatakan 2 responden menyatakan Sangat tidak setuju dengan persentase 2 %, 3 responden menyatakan Tidak setuju
dengan persentase 3%, 16 responden menyatakan Ragu – ragu dengan persentase 16%, 38 responden menyatakan Setuju dengan persentase 38%, dan 41 responden menyatakan Sangat setuju dengan persentase 41%. Berdasarkan penjelasan data diatas persentase terbesar itu ada pada pernyataan sangat setuju dengan persentase 41%. Hal ini demikian karena latar belakang dari pembawa acara bisa dibilang sebagai seorang komedian, dan acara talkshow ini bukan merupakan talkshow yang berisi hal-hal yang berat, namun hanya hiburan, jadi sangat sesuai dengan latar belakang mereka.
TABEL
4.2
Pembawa acara mempunyai kemampuan untuk membuat suasana menjadi ramai saat sepi
Bobot
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
5
5%
3
Ragu – ragu
13
13%
4
Setuju
37
37%
5
Sangat setuju
45
45%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel di atas menyatakan 0 responden menyatakan Sangat tidak setuju dengan persentase 0 %, 5 responden menyatakan Tidak setuju
dengan persentase 5%, 13 responden menyatakan Ragu – ragu dengan persentase 13%, 37 responden menyatakan Setuju dengan persentase 37%, dan 45 responden menyatakan Sangat setuju dengan persentase 45%. Berdasarkan penelitian di atas responden terbanyak menjawab Sangat setuju dengan persentase 45%, karena presenter memiliki latar belakang yang bisa dikatakan seorang komedian, dan disaat suasana hening mereka pasti akan membuat suatu lelucon yang dapat mengundang tawa, dan secara otomatis audiens pasti akan ikut tertawa, karena mereka adalah seorang komedian.
TABEL 4.3 Kreativitas pembawa acara dalam membawakan acara sangat baik Bobot
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Tidak Setuju
1
1%
2
Tidak Setuju
4
4%
3
Ragu – ragu
13
13%
4
Setuju
35
35%
5
Sangat setuju
47
47%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel di atas menyatakan 1 responden menyatakan Sangat tidak setuju dengan persentase 1 %, 4 responden menyatakan Tidak setuju dengan persentase 4%, 13 responden menyatakan Ragu – ragu dengan persentase
13%, 35 responden menyatakan Setuju dengan persentase 35%, dan 47 responden menyatakan Sangat setuju dengan persentase 47%. Berdasarkan pernyataan di atas persentase terbanyak dengan 47 responden memilih Sangat setuju dengan pernyataan ke tiga, Jadi kreativitas memang sangat berpengaruh dalam sebuah acara, contohnya dalam acara KKN ini, banyak sekali kejadian yang dimana suasana menjadi diam yang mungkin dikarenakan topic, namun dengan ide – ide yang muncul dari pembawa acara atau bisa dibilang ide – ide yang dikeluarkan itu diluar dari skenario dan itu dapat membuat suasana menjadi baik kembali.
TABEL 4.4 Perilaku pembawa acara saat menerima bintang tamu sopan Bobot
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Tidak Setuju
2
2%
2
Tidak Setuju
5
5%
3
Ragu – ragu
17
17%
4
Setuju
37
37%
5
Sangat setuju
39
39%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel di atas menyatakan 2 responden menyatakan Sangat tidak setuju dengan persentase 2 %, 5 responden menyatakan Tidak setuju dengan persentase 5%, 17 responden menyatakan Ragu – ragu dengan persentase
17%, 37 responden menyatakan Setuju dengan persentase 37%, dan 39 responden menyatakan Sangat setuju dengan persentase 39%. Berdasarkan penelitian diatas, persentase terbanyak dengan 39% menyatakan Sangat setuju dengan pernyataan diatas. Kesopanan merupakan suatu nilai lebih bagi seorang pembawa acara saat melakukan shooting , karena tingkah laku mereka itu dilihat oleh penonton dan dinilai oleh penonton. Jadi jika apa yang dilakukan oleh seorang presenter sopan dan baik maka akan mendapatkan penilaian yang sangat baik juga, sama seperti dalam pernyataan ini.
TABEL 4.5 Bahasa yang digunakan dalam acara tersebut kurang sopan Bobot
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Tidak Setuju
1
1%
2
Tidak Setuju
6
6%
3
Ragu – ragu
13
13%
4
Setuju
34
34%
5
Sangat setuju
46
46%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel di atas menyatakan 1 responden menyatakan Sangat tidak setuju dengan persentase 1 %, 6 responden menyatakan Tidak setuju dengan persentase 6%, 13 responden menyatakan Ragu – ragu dengan persentase
13%, 34 responden menyatakan Setuju dengan persentase 34%, dan 46 responden menyatakan Sangat setuju dengan persentase 46%. Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang sehari – hari dilakukan, namun jika bahasa yang digunakan kurang sopan itu dapat mempengaruhi seseorang untuk ikut menjadi tidak sopan dalam berbicara. Dalam pernyataan ini bahasa yang di gunakan oleh pembawa acara dapat di dengar dan dapat dinilai oleh masyarakat, jadi masyarakat bisa memilih sesuai apa yang ia rasakan, sesuai dengan pernyataan ini 46% dari 100 responden memilih Sangat setuju dengan pernyataan bahasa yang digunakan kurang sopan, itu merupakan penilai masyarakat berarti komunikasi yang digunakan dalam acara ini memang kurang sopan.
TABEL 4.6 Kosa kata yang digunakan pembawa acara mudah di mengerti dan di pahami Bobot
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Tidak Setuju
1
1%
2
Tidak Setuju
4
4%
3
Ragu – ragu
14
14%
4
Setuju
39
37%
5
Sangat setuju
42
42%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel di atas menyatakan 1 responden menyatakan Sangat tidak setuju dengan persentase 1 %, 4 responden menyatakan Tidak setuju dengan persentase 4%, 14 responden menyatakan Ragu – ragu dengan persentase 14%, 39 responden menyatakan Setuju dengan persentase 39%, dan 42 responden menyatakan Sangat setuju dengan persentase 42%. Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan adalah kosata kata yang digunakan oleh pembawa acara KKN sangat mudah dimengerti, bahasa yang digunakan tidak berat, sehingga masyarakat dapat dengan sangat mudah untuk memahami apa yang mereka bicarakan, dan masyarakat tentunya mengerti maksud dari perkataan mereka.dengan kosa kata yang mudah di mengerti itu akan membuat penonton tetap dengan acar tersebut dan mungkin akan bertambah.
TABEL 4.7 Bahasa yang digunakan dalam acara ini lebih banyak menggunakan bahasa pergaulan zaman sekarang ( Gilehloh, Cape deh, dll) Bobot
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
3
3%
3
Ragu – ragu
13
13%
4
Setuju
38
38%
5
Sangat setuju
46
46%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel di atas menyatakan 0 responden menyatakan Sangat tidak setuju dengan persentase 0 %, 3 responden menyatakan Tidak setuju dengan persentase 3%, 13 responden menyatakan Ragu – ragu dengan persentase 13%, 38 responden menyatakan Setuju dengan persentase 38%, dan 46 responden menyatakan Sangat setuju dengan persentase 46%. Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa percakapan atau komunikasi yang dilakukan pembawa acara yang satu dengan yang lain itu akan terasa lebih dekat dengan penonton dengam menggunakan bahasa pergaulan sekarang, karena kita tahu bahasa pergaulan sudah melekat pada masyarakat.
TABEL 4.8 Pakaian yang digunakan oleh pembawa acara terkesan norak Bobot
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Tidak Setuju
1
1%
2
Tidak Setuju
6
6%
3
Ragu – ragu
14
14%
4
Setuju
33
33%
5
Sangat setuju
46
46%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel di atas menyatakan 1 responden menyatakan Sangat tidak setuju dengan persentase 1 %, 6 responden menyatakan Tidak setuju
dengan persentase 6%, 14 responden menyatakan Ragu – ragu dengan persentase 14%, 33 responden menyatakan Setuju dengan persentase 33%, dan 46 responden menyatakan Sangat setuju dengan persentase 46%. Berdasarkan penilaian di atas dapat disimpulkan pakain bisa menjadi suatu penilaian dalam masyarakat, jika pakaian yang dikenakan rapi, pandangan orang akan menjadi baik, begitu juga sebaliknya, jika pakaian yang dikenakan berantakan, penilaian orang akan kurang. Dalam hal ini pakaian yang digunakan pembawa acara terkesan norak, dapat disimpulkan masyarakat menilai bahwa pembawa acara itu terkesan norak dengan pakaian yang dikenakan dan memang dalam acara KKN ini pembawa acara terkadang di berikan perintah untuk melakukan hal – hal yang norak.
TABEL 4.9 Pakaian yang digunakan bintang tamu sangat sexy Bobot
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
3
3%
3
Ragu – ragu
15
15%
4
Setuju
37
37%
5
Sangat setuju
45
45%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel di atas menyatakan 0 responden menyatakan Sangat tidak setuju dengan persentase 0 %, 3 responden menyatakan Tidak setuju dengan persentase 3%, 15 responden menyatakan Ragu – ragu dengan persentase 15%, 37 responden menyatakan Setuju dengan persentase 37%, dan 45 responden menyatakan Sangat setuju dengan persentase 45%. Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan hamper setengah dari keseluiruhan responden menjawab sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Busana merupakan suatu nilai yang dapat menjadi daya tarik seseorang, dan dalam acara ini busana yng di kenakan oleh bintang tamu terkesan seksi,dan mungkin itu yang menjadi nilai jual dari acara ini yang penontonnya hamper seluruhnya adalah laki – laki.
TABEL 4.10 Pakaian yang di kenakan oleh bintang tamu dapat membuat penonton membayangkan hal yang bersifat porno
Bobot
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
4
4%
3
Ragu – ragu
14
14%
4
Setuju
37
37%
5
Sangat setuju
45
45%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel di atas menyatakan 0 responden menyatakan Sangat tidak setuju dengan persentase 0 %, 4 responden menyatakan Tidak setuju dengan persentase 4%, 14 responden menyatakan Ragu – ragu dengan persentase 14%, 37 responden menyatakan Setuju dengan persentase 37%, dan 45 responden menyatakan Sangat setuju dengan persentase 45%. Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pakaian itu mempunyai arti atau makna. Dan pakaian juga dapat memberikan efek, dan dalam penelitian ini pakaian yang dikenakan oleh bintang tamu santa seksi, dengan pakaian yang cukup terbuka. Dalam situasi tersebut itu dapat mempengaruhi masyarakat untuk memmirkan hal yang bersifat porno. Mengapa demikian, bintang tamu dalam acara ini kebanyakan menggunakan pakaian yang sangat terbuka atau sangat seksi dan saat acara berlangsung penonton pasti melihat pakaian yang dikenakan apa lagi yang mengenakan itu adalah artis, dan dengan keadan itu secara tidak langsung pemikiran masyarakat akan terpengaruh menjadi hal – hal yang bersifat porno.
TABEL 4.11 Visual yang ditayangkan lebih banyak menyorot ke bagian kaki atas daripada muka bintang tamu Bobot
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Tidak Setuju
2
2%
2
Tidak Setuju
2
2%
3
Ragu – ragu
20
20%
4
Setuju
35
35%
5
Sangat setuju
41
41%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel di atas menyatakan 2 responden menyatakan Sangat tidak setuju dengan persentase 2 %, 2 responden menyatakan Tidak setuju dengan persentase 2%, 20 responden menyatakan Ragu – ragu dengan persentase 20%, 35 responden menyatakan Setuju dengan persentase 35%, dan 41 responden menyatakan Sangat setuju dengan persentase 41%. Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan visual merupakan suatu gambaran yang sangat dapat membuat pikiran orang terpengaruh, karena dengan visual masyarakat bisa dapat membayangkannya. Dan dalam ini pernyataan ini visual yang di tayangkan itu lebih banyak mengarah ke bagian lain dari pada muka bintang tamu, dan dengan visual tersebut pemikiran masyarakat akan terpengaruh.
TABEL 4.12 Terkadang kameramen melakukan zoom-in ke bagian yang kurang Sopan Bobot
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
4
4%
3
Ragu – ragu
22
22%
4
Setuju
37
37%
5
Sangat setuju
37
37%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel di atas menyatakan 0 responden menyatakan Sangat tidak setuju dengan persentase 0 %, 4 responden menyatakan Tidak setuju dengan persentase 4%, 22 responden menyatakan Ragu – ragu dengan persentase 22%, 37 responden menyatakan Setuju dengan persentase 37%, dan 37 responden menyatakan Sangat setuju dengan persentase 37%. Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan masyarakat yang menyaksikan KKN akan terpengaruh dengan visual yang ditayangkan oleh kameramen, saat kameramen melakukan zoom-in ke bagian – bagian yang kurang sopan, dan pada saat itu masyarakat yang menonton acara tersebut secara tidak langsung akan mengingat gambar atau tampilan pada saat kameramen melakuan zoom-in, dan masyrakat akan terpengaruh.
TABEL 4.13 Perbincangan dalam acara ini meberikan suatu pandangan baru Bobot
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Tidak Setuju
1
1%
2
Tidak Setuju
4
4%
3
Ragu – ragu
14
14%
4
Setuju
34
34%
5
Sangat setuju
47
47%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel di atas menyatakan 1 responden menyatakan Sangat tidak setuju dengan persentase 1 %, 4 responden menyatakan Tidak setuju dengan persentase 4%, 14 responden menyatakan Ragu – ragu dengan persentase 14%, 34 responden menyatakan Setuju dengan persentase 34%, dan 47 responden menyatakan Sangat setuju dengan persentase 47%. Berdasarkan pernyataan diatas, kesimpulan yang dapat ditarik adalah setiap talkshow pasti akan memberikan suatu ilmu baru atau pandangan baru tentang topik yang sedang dibincangkan dalam acara tersebut.
TABEL 4.14 Perbincangan dalam acara ini dapat dimengerti oleh penonton dengan mudah Bobot
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
3
3%
3
Ragu – ragu
13
13%
4
Setuju
37
37%
5
Sangat setuju
47
47%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel di atas menyatakan 0 responden menyatakan Sangat tidak setuju dengan persentase 0 %, 3 responden menyatakan Tidak setuju dengan persentase 3%, 13 responden menyatakan Ragu – ragu dengan persentase 13%, 37 responden menyatakan Setuju dengan persentase 37%, dan 47 responden menyatakan Sangat setuju dengan persentase 47%. Berdasarkan
penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan, setiap
penbincangan atau obrolan dalam sebuah acara talkshow akan sangat efektif jika apa yang di perbincangkan itu sesuai dengan target penonton. Dengan demikian masyarakat akan dengan mudah mencerna isi dari talkshow tersebut.
TABEL 4.15 Kosa kata dalam acara tersebut dapat ditiru oleh penonton
Bobot
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Tidak Setuju
0
0%
2
Tidak Setuju
5
5%
3
Ragu – ragu
16
16%
4
Setuju
34
34%
5
Sangat setuju
45
45%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel di atas menyatakan 0 responden menyatakan Sangat tidak setuju dengan persentase 0 %, 5 responden menyatakan Tidak setuju
dengan persentase 5%, 16 responden menyatakan Ragu – ragu dengan persentase 16%, 34 responden menyatakan Setuju dengan persentase 34%, dan 45 responden menyatakan Sangat setuju dengan persentase 45%. Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan tata bahasa atau kosakata yang digunakan oleh seorang pembawa acara akan sangat mempunyai efek, tergantung dari pembawa acara tersebut, contohnya acara bukan empat mata di trans7 acara tersebut, tukul sering mengeluarkan sebuah ucapan atau kata – kata dan kata – kata itu suka ditiru oleh penonton, jadi jika dalam acara ini pembawa acara menggunakan kosa kata yang baik, maka pentonton juga secara tidak sadar mereka akan menirunya.
TABEL 4.16 Tatabahasa dalam acara tersebut dapat menjadi kebiasaan buruk dalam kehidupan penonton
Bobot
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Tidak Setuju
3
3%
2
Tidak Setuju
3
3%
3
Ragu – ragu
24
24%
4
Setuju
44
44%
5
Sangat setuju
4
4%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel di atas menyatakan 3 responden menyatakan Sangat tidak setuju dengan persentase 3 %, 3 responden menyatakan Tidak setuju dengan persentase 3%, 24 responden menyatakan Ragu – ragu dengan persentase 24%, 44 responden menyatakan Setuju dengan persentase 44%, dan 4 responden menyatakan Sangat setuju dengan persentase 4%. Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan adalah tata bahasa merupakan suatu alat komunikasi antar masyarakat, jika komunikasi yang digunakan dalam suatu acara itu kasar maka secara tidak langsung itu akan mempengaruhi penonton dan secara tidak langsung pula mereka akan secara otomatis saat melakukan komunikasi itu mereka akan mengucapkan kata – kata kasar itu. Dan dalam pernyataan ini masyarakat setuju dengan tata bahasa yang di gunakan KKN dapat memberikan pengaruh yang kurang baik dalam masyarakat.
TABEL 4.17 Akhir dari acara tersebut memberikan pengetahuan lebih bagi penonton Bobot
Pernyataan
Frekuensi
Persentase
1
Sangat Tidak Setuju
2
2%
2
Tidak Setuju
4
4%
3
Ragu – ragu
18
18%
4
Setuju
39
39%
5
Sangat setuju
20
20%
Total
100
100%
Berdasarkan tabel di atas menyatakan 2 responden menyatakan Sangat tidak setuju dengan persentase 2 %, 4 responden menyatakan Tidak setuju dengan persentase 4%, 18 responden menyatakan Ragu – ragu dengan persentase 18%, 39 responden menyatakan Setuju dengan persentase 39%, dan 20 responden menyatakan Sangat setuju dengan persentase 20%. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpukan talkshow adalah sebuah program perbincangan yang isinya membericarakan suatu topik. Dan akhir dari acara tersebut pasti sang pembawa acara akan memberikan beberapa kata – kata mutiara tau kata – kata motivasi dan dari kata – kata itu akan memberikan efek pada masyarakat yang menonton acara tersebut.
4.2.4
Uji Korelasi Analisis korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara
dua atau lebih variabel. Adapun interval dari kriteria penilaian korelasi yaitu : 0,00 – 0,199
=
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
=
Rendah
0,40 – 0,599
=
Sedang
0,60 – 0,799
=
Kuat
0,80 – 1,00
=
Sangat Kuat
4.2.4.1 Hasil Analisis Korelasi Variabel X terhadap Variabel Y Berikut adalah hasil analisis korelasi variabel X terhadap variabel Y dengan mengunakan program SPSS :
Correlations Y Y
Pearson Correlation
X 1
Sig. (1-tailed) N X
Pearson Correlation
.762
**
.000 100
100
**
1
.762
Sig. (1-tailed)
.000
N
100
100
Menunjukan bahwa koefisien korelasi diketemukan signifikan karenasig < 0.05. Tingkat hubungan variable Dampak tayangan KKN dan Kebiasaan buruk masyarakat dalam berbicara porno yang ditunjukan tabel adalah 0.762 sehingga hubungan antar variable sangat kuat karena berada pada interval 0.60 – 0.799 yaitu 0.762. Dapat disimpulkan bahwa korelasi variable X dan variable Y bersifat kuat, searah dan signifikan. Hipotesis
:
H1 : Ada pengaruh antara tayangan KKN terhadap kebiasaan buruk berbicara porno dalam masayrakat. Ho : Tidak ada pengaruh tayangan KKN terhadap kebiasaan buruk berbicara Porno dalam masyarakat. Pengambilan keputusan berdasarkan tingkat kepercayaan 95% yaitu: •
Jika sig > 0,05 maka Ho diterima
•
Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil: Sig = 0,00 yang artinya lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan : Dari hasil uji signifikasi diatas dapat diketahui bahwa memang ada dampak dari tayangan program KKN terhadap kebiasaan buruk masyarakat Krendang Indah 08/05 berbicara porno.
4.2.5
Uji Regresi Dibawah ini adalah hasil analisis regresi antara variable dampak tayanga KKN (X) terhadap variable kebiasaan buruk berbicara porno (Y). analisis ini digunakan untuk mengetahui T-1, yaitu bagaimana pengaruh tayangan KKN dalam berbicara porno. Model Summary
Model 1
R .762
R Square a
.580
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .576
2.55451
a. Predictors: (Constant), X
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas diketahui bahwa besarnya R Square (r2) adalah 0,580. Angka tersebut digunakan untuk
melihat besarnya pengaruh variabel X dengan variabel Y dengan cara menghitung koefisien determinasi (KD) dengan rumus sebagai berikut:
KD
= r 2 x 100% = 0,580 x 100% = 58%
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh variabel X dengan variabel Y adalah 58 % sedangkan sisanya 42% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini. Untuk mengetahui kelayakan regresi dapat dibahas melalui tabel anova berikut i b
n Model 1
ANOVA Sum of Squares
i Regression
:
Residual Total
Df
Mean Square
883.738
1
883.738
639.502
98
6.526
1523.240
99
F
Sig.
135.428
.000
a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y
Pengujian dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikasi yang digunakan yaitu sebesar 0,05. Dari hasil pengolahan data yang terdapat pada tabel anova, tingkat signifikasi yang diperoleh adalah sebesar 0,000 (dibulatkan menjadi 0,00), maka Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada pengaruh antara tayangan KKN dengan kebiasaan
a
buruk berbicara porno. Untuk mengetahui besarnya pengaruh, dapat dibahas melalui tabel coefficients berikut ini:
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) X
Std. Error 14.705
1.996
.690
.059
Coefficients Beta
T
.762
Sig.
7.368
.000
11.637
.000
a. Dependent Variable: Y
Dari tabel diatas maka dapat dibuat persamaan regresi: Y = 14.705 + 0,690 X Artinya: Pada tabel coefficients diketahui B (Constant) adalah 14.705 yang menyatakan bahwa jika nilai dari variabel X adalah tidak ada atau nol, maka nilai variabel Y adalah 14.705. Sedangkan nilai B variabel X adalah 0,690 artinya setiap penambahan satu skor atau nilai variabel X akan memberikan kenaikan sebesar 0,690. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan yang searah antara dampak tayangan KKN terhadap kebiasaan buruk berbicara porno, semakin tinggi dampak maka semakin tinggi juga kebiasaan buruk berbicara porno.
Besarnya pengaruh diketahui berdasarkan angka beta atau standarized coefficient dengan ketentuan sebagai berikut:
-
Jika nilai tingkat signifikan yang diperoleh < 0,05 maka pengaruh dianggap signifikan.
-
Jika nilai tingkat signifikan yang diperoleh > 0,05 maka pengaruh dianggap tidak signifikan.
Hipotesis: H1:
Ada pengaruh antara tayangan KKN terhadap kebiasaan buruk berbicara porno
Ho:
Tidak ada pengaruh antara tayangan KKN terhadap kebiasaan buruk berbicara porno.
Maka kesimpulan yang dapat diambil adalah besarnya pengaruh dampak program KKN (X) terhadap kebiasaan buruk berbicara porno (Y) dianggap signifikan. Hal ini terlihat dalam angka signifikasi yang terletak pada tabel koefisien sebesar 0,00 lebih kecil dari tingkat signifikan yang digunakan sebesar 0,05 yaitu 0,00 < 0,05. Berdasarkan hasil pengolahan data diatas, diketahui bahwa ada pengaruh antara tayangan KKN terhadap kebiasaan buruk berbicara porno di masyarakat.
4.3
Pembahasan hasil penelitian
Setiap tayangan talk show ditelevisi tidak terlepas dari minat menonton para audience, karena dengan adanya tayangan talk show yang ditayangkan
ditelevisi dapat membuat para audience merasa terhibur dan membuang kepenatan. Dimana mahasiswa harus memahami setiap informasi yang terdapat dalam acara tersebut. Dalam suatu tayangan talk show, seorang presenter harus menjadi bagian dari pada masyarakat yang mampu mempresentasikan acara yang di bawakannya. Dimana seorang presenter juga harus mempunyai jiwa entertaint yang mampu mempengaruhi masyarakat. Sebagaimana permasalahan yang telah dibahas sebelumnya yaitu “ Dampak program tayangan KKN terhadap kebiasaan buruk di masyarakat dalam berbicara porno “. Maka tujuan penelitian ini adalah menganalisa apakah terdapat pengaruh dari tayangan KKN terhadap kebiasaan buruk berbicara porno dalam masyarakat. Dan dari haril penelitian mengenai dampak program tayangan KKN terhadap kebiasaan buruk masyarakat dalam berbicara porno dapat di peroleh kesimpulan koefisien korelasinya adalah berada pada nilai r ( 0.762 ) yang berada pada interval 0.60 – 0.799 yang menunjukan bahwa berada pada tingkat KUAT.