73
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis lingkungan internal bisnis perusahaan. Analisis lingkungan internal bisnis perusahaan adalah analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor internal yang berperan dalam kegiatan bisnis perusahaan. Dalam analisis ini mencakup anlisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) dan analisis value chain. 4.1.1 Analisis Value Chain. Pada analisa value chain, akan dijabarkan akitivitas-aktivitas yang dilakukan oleh Smartfren. Fungsi Bisnis Pendukung Infrastruktur : manajemen keuangan, akunting. Sumber daya manusia : training, administrasi HRD. Value added – cost = profit
Pengembangan teknologi : site improvement, web improvement
Pengadaan : Pengadaan barang dari vendor, Fungsi Bisnis Utama Inbound logistics: pendistribusia n,jadwal pengiriman, pengecekan
Outbound logistic: stock transfer order,return transfer order,delivery
Marketing &sales: promosi, agent, distributor,c anvasser.
Operations: produksi, system setting produk.
Service: galeri, mobile gallery, website
Gambar 4.1.1.1: Analisis value chain perusahaan.
Dari aktivitas tersebut, baik aktivitas utama maupun aktivitas pendukung diperoleh informasi-informasi yang dapat dijadikan input dalam menyusun strategi-strategi, untuk memperoleh competitive advantage bagi perusahaan. Pada
74
halaman berikut adalah aktivitas-aktivitas utama dan pendukung dari Smartfren yaitu: Aktivitas utama: 1. Inbound Logistics. 1.1 Pendistribusian barang. Aliran distribusi pengadaan barang bermula dari “Smart Central Warehouse” sebagai pusat pengadaan barang. Kemudian dikirimkan ke “Smart distribution points” di berbagai daerah melalui regional business office (RBO), branch, sub-branch, dan galeri. Yang diteruskan ke distribution channels dan direct to sub channels. Distribution channels dibagi menjadi 2, yaitu : traditional telco dan general trade, sedangkan direct to sub channels dibagi menjadi 3, yaitu : direct sales, direct network, corporate. Selain titik-titik distribusi tersebut, pembeli dapat memperoleh barang melalui booth yang didirikan di event-event tertentu baik yang diadakan oleh pihak Smartfren sendiri atau distributor. Informasi mengenai pengadaan barang didapat melalui report dengan SAP.
Gambar 4.1.1.2: Aliran distribusi barang. Sumber: (Internal perusahaan-RBO).
75
1.2 Jadwal pengiriman. Pengiriman barang akan dilakukan sesuai dengan permintaan dari distribution channels dan direct to sub channels, sedangkan untuk pengiriman barang ke galeri-galeri akan dilakukan setiap seminggu sekali. Jika persediaan barang di antara RBO, branch, dan sub-branch menipis ketiga titik distribution points dapat saling mengirimkan barang. Namun untuk galeri hanya boleh mendapatkan pengiriman barang dari central warehouse. Untuk penjadwalan hanya diberitahukan melalui e-mail internal. 1.3 Pengecekan barang (stock count). Stock count tidak dilakukan hanya oleh divisi commercial logistic tetapi juga dibantu oleh divisi finance collection, yang terlebih dahulu melakukan pre-review, berdasarkan laporan-laporan pergerakan barang dari sistem (SAP). Stock count dilakukan paling sedikitnya 3 bulan sekali oleh Commercial logistic, yang merupakan divisi yang langsung berhubungan dengan persediaan barang dan mempunyai tanggung jawab dan otoritas penuh akan kebijakan-kebijakan mengenai keluar masuk barang, begitu juga dengan galeri-galeri. Kegiatan ini dilakukan serentak dari keseluruhan RBO, branch, sub-branch dan galeri. Namun untuk proses stock count di central warehouse akan dilakukan setelah RBO, branch, sub-branch dan galeri-galeri selesai melakukan pengecekan. Pencatatan hasil stock count masih dilakukan secara manual dengan formform yang sudah ada.
76
2. Operations. 2.1 Produksi. Penerimaan raw materials dilakukan oleh bagian central warehouse berdasarkan allocate stock request (ASR). Untuk kemudian dilakukan perakitan menjadi finished good yang siap diproses numbering untuk no MDN. Sebagai quality control maka akan dilakukan pengecekan kembali terhadap finish good yang telah siap di-packing. 2.2 System setting untuk produk. Pengembangan yang terus dilakukan baik dari produk dan juga jasa, akan terlebih dahulu disiapkan dari sisi sistem internal oleh perusahaan. Produk atau service baru yang akan menjadi bisnis baru, dijelaskan dalam PDD (product definition description). PDD tersebut disiapkan oleh core service development (handset), data service development (data service), corporate product development (coporate device). Dengan persetujuan antara lain dari: 1. IT planning and requirement division head. 2. IT development and delivery division head. 3. Revenue assurance division head. 4. Related product and service management division head. 2.3 Sistem informasi. Untuk keperluan aplikasi yang dipakai adalah sistem SAP dan sistem Zsmart. Proses setting yang dilakukan pada sistem Zsmart sebagai berikut: 1. Create business case untuk produk dan service baru. 2. Mapping material harga promo.
77
3. Jika proses operasional produk/service berhubungan dengan galeri maka akan dilakukan sinkronisasi dengan paket-paket yang sudah ada sebelumnya dengan galeri. 4. Mapping finished goods dengan penawaran produk atau service. Proses setting yang dilakukan pada sistem SAP sebagai berikut: 1. Koordinasi dengan departemen accounting, tax, revenue assurance, dan collection untuk keperluan reporting dan operasional. 2. Create ID program, promo, sub promo, dan jurnal penjualan. 3. Download SAP produksi ke data interface server. 4. Creates package untuk mekasnisme penjualan. 5. Setting kode dan harga material, mapping untuk paket promo maupun non-promo. 6. Memperluas jaringan dari kode material baru tersebut untuk keperluan gudang (persediaan barang).
Gambar 4.2.3.1. Proses bisnis ZSmart setting. Sumber: (business control division).
78
Gambar 4.2.3.2. Proses bisnis ZSmart mapping package. Sumber: (divisi business control).
Gambar 4.2.3.3. Proses bisnis SAP setting. Sumber: (divisi business control).
79
Gambar 4.2.3.3. Proses bisnis SAP setting lanjutan. Sumber: (divisi business control).
3. Outbound Logistics. 3.1 Stock transfer order (STO). Pengiriman barang dari head office (HO), regional business office (RBO), branch, sub-branch, galeri-galeri, diproses berdasarkan purchase order (PO). PO STO berikut dengan form goods transfer dan receipt dibuat oleh pihak yang akan menerima barang setelah ada ada konfirmasi/ approval dari pihak penerima (HO/RBO/BO/SBO). PO STO untuk galeri dibuat berdasarkan stock request form (SRF) dengan mencatumkan no. dari SRF tersebut.
80
Gambaar 4.3.1.1. Pro oses bisnis ST TO/ RTO. Sum mber: (divisi business conntrol).
Gambar G 4.3.1.2. Aplikasi SAP yang diguunakan untukk proses STO. Sumber: (ddivisi businesss control).
81
Gambar 4.3.1.3 Pembuatan PO STO pada SAP. Sumber: (divisi business control).
3.2 Return transfer order (RTO). Barang-barang yang sudah dikirimkan dapat dikembalikan kembali ke tempat asal barang tersebut dikirimkan. Pengembalian barang khususnya ke central warehouse dapat terdiri dari barang bagus dan rusak. Proses tersebut dilakukan juga berdasarkan PO RTO. Tujuan dengan adanya PO RTO adalah untuk memudahkan monitoring terhadap approval dan proses retur barang ke HO/RBO/BO/SBO.
82
Gambar 4.3.2.1 Pembuatan PO RTO pada SAP. Sumber: (divisi business control).
3.3 Sistem informasi : dengan penggunaan aplikasi e-log, dimana sistem ini adalah sistem custom pada sistem SAP. Dengan aplikasi ini akan lebih mudah untuk controlling permintaan transfer barang dan mengukur fulfillment order dari permintaan sampai dengan aktual barang terkirim. Dan juga untuk memastikan penempatan dari setiap item barang (MDN) sudah sesuai dengan detail data sloc/plant (tempat persediaan barang sementara) yang telah ditentukan.
Gambar 4.3.3.1 Log-in pada aplikasi e-log. Sumber: (divisi business control).
83
Gambar 4.3.3.2 Pembuatan packing list pada aplikasi e-log. Sumber: (divisi business control).
Gambar 4.3.3.3 Pembuatan penerimaan barang pada aplikasi e-log. Sumber: (divisi business control).
84
Gam mbar 4.3.3.4 Pembuatan ppengembalian n barang pada aplikasi e-logg. Sumber: (ddivisi businesss control).
Gam mbar 4.3.3.5 Pemberitahua P an penempatan n barang yangg salah pada aplikasi a e-log. Sumbber: (divisi bu usiness controol).
3.4 Delivvery finishedd goods. Sebaagai persiapan pengirim man barang, maka dibuuatkan terlebbih dahulu pickiing list sebaggai dokumenn pengirimann barang ke pelanggan. Picking P list
85
dibuat berdasarkan stock request form yang disiapkan oleh tim SSG (sales support group) dan DO (delivery order) dari inventory officer melalui aplikasi SAP.
Gambar 4.3.4.1 Pembuatan packing list. Sumber: (divisi business control).
Gambar 4.3.4.2 Checking packing list. Sumber: (divisi business control).
86
Gambar 4.3.4.3 Print packing list. Sumber: (divisi business control).
Gambar 4.3.4.4 Hasil print out packing list. Sumber: (divisi business control).
4. Marketing dan Sales. 4.1 Marketing: Promosi yang dilakukan oleh Smartfren dilakukan dalam berbagai cara antara lain:
87
4.1.1 Smartfren melakukan promosi melalui karyawan sebagai direct ambassador, dengan mewajibkan dari setiap karyawan untuk menggunakan handset atau gadget Smartfren lainnya. 4.1.2 Iklan-iklan melalui media cetak maupun media elektronik, setiap kali meluncurkan produk baru, dan juga melalui social media seperti twitter dan facebook. 4.1.3 Website Smartfren yang berisikan tentang Smartfren, galeri-galeri terdekat yang dapat dikunjungi, laporan keuangan, jenis dan detail produk-produk yang dijual oleh Smartfren, dll. 4.2 Sales (handset dan staterpack) : 4.2.1 Agent. Penjualan oleh agent dengan pengambilan barang langsung dari HO/RBO/BO/sub-branch. Pembayaran melalui kasir sesuai dengan detail item yang tercantum pada order request form, yang telah disiapkan oleh sales operational support. Setelah proses pembayaran selesai, invoice dan quotation diterima oleh agent untuk diberikan pada inventory officer. Barang disiapkan oleh pihak inventori, bersamaan dengan proses create DO (delivery order)/GI (good issue).
Gambar 4.4.2.1 Proses penjualan barang melalui agent. Sumber: (regional branch office). (RBO).
88
4.2.2 Distributor. Penjualan yang dilakukan oleh distributor dapat dilakukan dengan cara cash before delivery atau term of payment. Untuk cash before delivery, SO baru dapat diproses setelah ada pengecekan pembayaran. Yang kemudian akan dibuatkan DO oleh inventory officer berbarengan dengan disiapkannya barang oleh pihak gudang berdasarkan SO yang telah diproses oleh bagian finance. Setelah barang telah siap, maka proses aktivasi voucher dan DO/GI dapat dilaksanakan oleh inventory officer. Diakhiri dengan pencetakan invoice oleh pihak finance. Sedangkan penjualan dengan cara term of payment, proses-proses tersebut dapat dilakukan tanpa adanya pembayaran terlebih dahulu.
Gambar 4.4.2.2 Proses penjualan barang melalui distributor secara cash. Sumber: (regional branch office) (RBO).
89
Gambar 4.4.2.2.1 Proses penjualan barang melalui distributor secara kredit. Sumber: regional brach office (RBO).
4.2.3 Canvasser/salesman. Berbeda dengan penjualan melalui agent dan distributor, para canvasser
memerlukan tambahan form yaitu SCF (stock consignment
form). Kegunaan dari form ini adalah sebagai controlling stock barang, pada
form
tersebut
inventory
dan
finance
RBO/BO/sub-branch
memperoleh data berapa banyak barang yang keluar atau sisa barang dari proses penjualan dari masing-masing canvasser setiap harinya. Pencatatan ini memang masih dilakukan manual, sehingga sangat memerlukan ketelitian dari inventory officer pada saat menerima sisa barang penjualan.
Gambar 4.4.2.3 Proses penjualan barang melalui salesman. Sumber: regional branch office (RBO).
90
Sistem informasi : aplikasi yang digunakan adalah SAP untuk memproses SO (sales order), DO/GI (delivery order/good issue), invoice. Sales (pulsa): 5. Penjualan pulsa kepada distributor atau yang sering disebut dengan host to host. Para distributor penjual pulsa ini, melalukan pembelian pulsa dalam partai besar, yang kemudian akan dijual kembali pada penjual eceran atau outlet-outlet. Distributor akan mengajukan PO (purchase order), dilanjutkan dengan proses letter of purchase (LOP) oleh sales operational support. Untuk penjualan pulsa ini, distributor diwajibkan untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu. Setelah dilakukan pengecekan penerimaan pembayaran oleh pihak finance collection baru akan memproses transfer pulsa sesusai dengan besaran pembayaran.
Gambar 4.5 Proses penjualan voucher melalui distributor. Sumber: regional branch office (RBO).
6. Sistem inforamsi : aplikasi M-fino adalah aplikasi yang digunakan untuk proses transfer e-load pada distributor. Pada aplikasi ini akan dapat diketahui apakah proses transfer berhasil atau tidak e-load diproses. Dari aplikasi ini, dapat menghasilkan report mengenai berapa banyak distributor yang telah
91
melakuk kan transferr e-load. Jika proses berhasil maaka
akan dilakukan
penjurnaalan untuk paayment yangg masuk mellalui SAP.
Gam mbar 4.6 Prooses aktivasi voucher. v Sum mber: regionall branch officce (RBO).
Service. 7 Galeri. 7. Pelan nggan dapatt mengunjunngi galeri-ggaleri yang ada untuk melakukan informasi pemb belian, retuur untuk bbarang yang g rusak, memperoleh m meng genai produuk-produk teerbaru, mem mbayar tagihhan, registraasi aplikasi paska bayar maupun m praabayar. Pelaanggan jugga dapat mengajukan m compplaint yang akan a dibantuu oleh custom mer service representativ r ve.
92
Gambar 4.7 Proses customer service di galeri. Sumber: business control division.
8. Sistem informasi : aplikasi yang digunakan Zsmart dan M-fino. Pada aplikasi Zsmart, customer service dapat memproses complaint pelanggan, mengubah data pelanggan, melihat history transaksi pembelian pulsa, maupun tracking record ticket pengajuan complaint yang dilakukan oleh pelanggan. Sedangkan pada aplikasi M-fino, customer service dapat memproses transaksi pembelian pulsa.
93
Gambar 4.8 Menampilkan informasi pelanggan pada aplikasi ZSmart. Sumber: RBO.
Gambar 4.8.1 Menampilkan program promosi dari barang yang dibeli oleh pelanggan. Sumber: regional branch office (RBO).
94
Gambar 4.8.2 Menampilkan laporan mengenai keluhan dari pelanggan. Sumber: regional branch office (RBO).
9. Mobile gallery. Bertujuan untuk memperluas jangkauan service, maka ditambahkan dengan mobile gallery. Yang dimaksud dengan mobile gallery adalah galeri yang dapat berpindah-pindah lokasi, tidak seperti galeri pada umumnya. Mobile gallery, hanyalah berupa stand sementara atau bus , dan untuk fungsinya dalam menangani pelanggan masih terbatas. Sehingga pada operasionalnya akan lebih banyak mengarahkan pelanggan untuk ke galeri pusat.
95
10. Website. Pada website juga pelanggan dapat memperoleh informasi mengenai Smartfren beserta produk, service dan pelanggan dapat melakukan transaksi pembelian barang dengan fasilitas layanan antar. Aktivitas pendukung. 1. Pengadaan. 11. Pengadaan perangkat dari vendor. Perangkat yang dibutuhkan oleh Smartfren, diperoleh dari vendor-vendor dengan prosedur yang sama untuk semua vendor. Vendor tersebut harus menyediakan tenaga ahli dan sample dengan ketentuan yang telah ditetapkan, untuk diuji oleh departemen device technology, sebelum dapat bekerjasama dengan Smartfren. Untuk proses pengadaan barang dari vendor, Smartfren belum didukung dengan sistem.
96
Gambar 4.11 Proses bisnis pengadaan perangkat dari vendor. Sumber: business control division.
97
Gambar 4.11.1 Proses bisnis pengadaan perangkat dari vendor (lanjutan). Sumber: business control division.
2. Pengembangan teknologi. 12. Site improvement. ∼ Yang dimaksud dengan site improvement adalah menambahkan nilai asset dari tower dengan cara mengubah spesifikasi standard, sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Untuk meningkatkan
98
kemampuan dari site sebagai pemancar signal, maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan. Pekerjaan perbaikan ini hanya memerlukan approval WO (work order) dari manager operational and maintenance. Yang kemudian diteruskan oleh bagian procurement untuk pembuatan PO kepada vendor. ∼ Dengan adanya penggabungan antara Smart dengan Mobile 8, yang mengakibatkan terdapatnya perbedaan frekuensi antara Smart dengan Mobile 8, dimana Smart berada pada frekuensi 1900 Mhz sedangkan Mobile 8 pada frekuensi 800 Mhz. Untuk itu perlu adanya konvergensi network, sehingga dapat meminimalisir time slot (perbedaan frekuensi antara GSM dengan CDMA). Sehingga untuk handset dari Smartfren dapat menangkap frekuensi dari handset Mobile 8. ∼ Untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan data yang semakin meningkat, BTS Smartfren ditingkatkan kemampuan kecepatan aksesnya dengan jaringan EVDO (evolution data optimized) Rev A. menjadi Rev B.
Gambar 4.12 Proses bisnis site improvement. Sumber: business control division.
99
Gambar 4.12.1 Proses bisnis site improvement lanjutan. Sumber: business control division.
13. Website improvement. Pada awalnya website (www.smartfren.com) hanya memberikan informasi-informasi mengenai perusahaan dan sebagai media untuk mempromosikan produk atau service terbaru. Namun, seiringnya waktu pada website ini pelanggan dapat melakukan self service, walaupun masih sangat terbatas hanya untuk mencari informasi mengenai setting handset, registrasi untuk perubahan cara bayar. 3. Human resource management. 14. Trainning. Dalam rangka meningkatkan kemampuan para karyawan, Smartfren mengadakan pelatihan. Jenis program pelatihan berupa program yang edukasi yang mempunyai nilai strategis bagi perusahaan dan juga berhubungan dengan pelaksanaan projek-projek dalam perusahaan, seperti : pelatihan SAP, atau aplikasi-aplikasi lainnya. Dengan adanya pelatihan
100
ini diharapkan adanya transfer knowledge dari karyawan yang dipilih untuk mengikuti pelatihan kepada karyawan lainnya minimal 1 orang setelah proses pelatihan selesai.
15. Human resource administration. Dengan banyaknya karywan yang dimiliki oleh Smartfren, mulai dari karyawan yang bekerja di HO/RBO/BO/sub-branch. HRD mempunyai peranan penting dalam hal menangani kegiatan operasional yang berhubungan dengan sumber daya manusia. Kegiatan penggajian, cuti, allowance, pembayaran lembur, medical reimbursement, pemberian benefit, dll.
16. Sistem informasi : Aplikasi yang digunakan adalah aplikasi SAP dan aplikasi HRGA online. Melalui aplikasi HRGA online (http://smartapp/hrgaonline), karyawan dapat mengajukan permohonan cuti, tidak masuk kerja, dan meninggalkan ruang kerja. Sedangkan untuk aplikasi SAP digunakan untuk kegiatan administrasi lainnya.
101
Gambar 4.16 4 Log-in unntuk aplikasi HRGA leavee system. Sum mber: businesss control division.
Gambar 4.16.1 4 Menu-m menu yang adda pada HRG GA leave systeem. Sumber: business b control division n.
102
Gambar 4.16.2 Tampilan menu my task list pada aplikasi HRGA leave system. Sumber: business control division.
Gambar 4.16.3 Tampilan pengajuan cuti pada aplikasi HRGA leave system. Sumber: business control division.
103
4. Administrasi dan manajemen. 17. Finance dan accounting. Proses pencatatan keuangan yang ada dalam perusahaan tidak lagi dilakukan secara manual. Untuk proses operasional di divisi finance dan accounting sudah didukung dengan adanya sistem yang ada. 18. Sistem informasi: aplikasi yang dipakai adalah SAP, sehingga pencatatan jurnal dilakukan secara otomatis dan juga penarikan report dapat lebih di customize oleh user.
4.1.2 Analisis SWOT. Pada analisis ini, dilakukan pembandingan antara faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal yang dimaksud adalah kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness), sedangkan untuk faktor eksternal perusahaan ialah peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Dari analisis ini akan menghasilkan informasi masukan yang dapat digunakan untuk menyusun strategi bisnis di masa yang akan datang. Sebelumnya, perlu diidentifikasikan dan juga dilakukan analisis terlebih dahulu, faktor-faktor internal yang ada pada perusahaan untuk mengatasi faktor-faktor eksternal yang dihadapi oleh perusahaan.
104
Evaluasi faktor-faktor internal perusahaan: Tabel 4.1.2 Daftar kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan.
Kode Strengths S-1 Adanya pengembangan infrastruktur jaringan. S-2 Mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dengan jumlah yang memadai. S-3 Mempunyai layanan Blackberry. S-4 Banyak inovasi produk yang dilakukan. S-5 Operator berbasis CDMA yang beroperasi di frekuensi 1900 Mhz. S-6 Layanan operasional didukung dengan adanya galeri-galeri.
S-1
Adanya pengembangan infrastruktur jaringan. Smartfren mengembangkan kemampuan BTS yang sudah ada, menjadi
berbasis EVDO (Evolution Data Optimized). Selain itu, adanya pembangunan data core di Batam untuk memperkuat jaringan yang sudah ada di Jakarta dan Surabaya. Ditambah dengan perencanaan pembangunan 1.600 BTS di Sumatera, mobile switching center (MSC) pada tahun 2013. S-2
Mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dengan jumlah yang
memadai. Keberhasilan sebuah perusahaan tidak lepas dari peran serta sumber daya manusia, begitu pula dengan Smartfren. Dukungan sumber daya manusia terlihat dari jumlah karyawan dengan kualitas pendidikan yang tinggi. Komposisi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
105 Tabel 4.1.2.1 Daftar pendidikan dan jumlah karyawan pada tahun 2012. Sumber: divisi HRD.
Tingkat pendidikan Pasca sarjana Sarjana D3 SMU
S-3
Jumlah (orang) 121 1.616 320 135
Persentase 5% 74% 15% 6%
Mempunyai layanan Blackberry. Dari seluruh operator telekomunikasi CDMA di Indonesia, Smartfren
adalah operator CDMA satu-satunya yang memberikan layanan Blackberry. Hal ini memberikan keuntungan untuk Smartfren, jika dilihat dengan semakin banyaknya pengguna Blackberry, sehingga dapat menambah jumlah pelanggan pengguna layanan data. S-4
Banyak inovasi produk yang dilakukan. Penawaran akan produk-produk baru terus dilakukan oleh Smartfren,
dengan harga yang terjangkau. Penawaran dari handset model baru dengan kemampuan browsing internet yang lebih lebih cepat, produk android, handset yang dilengkapi dual kamera dengan 8 Mp, nomer CDMA dan GSM dapat aktif bersamaan, serta jaringan Wi-Fi. S-5
Operator berbasis CDMA yang beroperasi di frekuensi 1900 Mhz. Dengan beroperasi di frekuensi 1900 Mhz, Smartfren mempunyai saluran
voice dan saluran data yang terpisah. Berbeda dengan operator CDMA lainnya yang beroperasi di frekuensi 800 Mhz, sehingga harus berbagi saluran dengan spectrum yang terbatas.
106
S-6
Layanan operasional didukung dengan adanya galeri-galeri. Tersebarnya layanan galeri Smartfren, di Jabodetabek, Pulau Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera, diharapkan dapat meningkatkan layanan kepada para pelanggan. Selain itu, para pelanggan dapat mencoba sendiri produkproduk baru, melalui media experience zone. Dengan begitu, pelanggan yang tertarik untuk membeli akan lebih dapat memahami penggunaan dan fasilitas yang terdapat pada produk yang akan dibeli. Tabel 4.1.2.2 Daftar kelemahan perusahaan.
Kode Weakness W-1 Promosi yang masih kurang. W-2 Kondisi keuangan perusahaan yang masih mengalami kerugian. W-3 Kurangnya prasarana untuk meningkatkan pengetahuan bagi karyawan.
W-1
Promosi yang masih kurang. Promosi yang dilakukan lebih banyak mengenai kecepatan download yang
dimiliki oleh Smartfren. Sehingga image yang muncul di masyarakat hanyalah mengenai kecepatan download yang tinggi, sedangkan mengenai service yang mampu diberikan oleh Smartfren tidak menjadi daya tarik bagi calon pelanggan. W-2
Kondisi keuangan perusahaan yang masih mengalami kerugian. Jika dilihat dari kondisi keuangan perusahaan, Smartfren masih mengalami
kerugian yang sangat besar. Ini sangat mempengaruhi keadaan bisnis dari perusahaan. W-3
Kurangnya prasarana untuk meningkatkan pengetahuan bagi karyawan. Kurangnya perhatian perusahaan terhadap kebutuhan karyawan untuk
dapat meningkatkan pengetahuan yang mereka miliki. Hal ini dapat terlihat
107
dengan kurangnya sarana bagi karyawan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan mereka. Evaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan : Tabel 4.1.2.3 Daftar peluang perusahaan.
Kode Opportunities O-1 Semakin tingginya kebutuhan komunikasi. O-2 Pertumbuhan teknologi memberikan kesempatan investasi untuk providerprovider. O-3 Adanya perjanjian ACFTA dan AFTA. O-4 Munculnya kesempatan untuk bekerjasama dengan operator provider lainnya. O-5 Dengan value added/data-services, memberikan kemampuan untuk layanan internasional. O-6 Munculnya kesempatan bekerjasama dengan partner bisnis baik dalam maupun luar negeri. O-7 Tingginya pengguna internet di Indonesia.
O-1
Semakin tingginya kebutuhan komunikasi. Dengan semakin tingginya intensitas masyarakat Indonesia, memberikan
peluang bagi Smartfren untuk terus menawarkan produk-produk baru bagi calon pembeli. Terlihat dengan semakin banyaknya pengguna social media, memberikan kesempatan bagi Smartfren untuk meningkatkan pendapatan dari data service. O-2
Pertumbuhan teknologi memberikan kesempatan investasi untuk providerprovider. Teknologi yang semakin cepat, memunculkan peluang bagi Smartfren
untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, melalui fitur-fitur atau vaue added system yang semakin bervariasi di setiap gadget yang ditawarkan.
108
O-3
Adanya perjanjian ACFTA dan AFTA. Dengan tergabungnya Indonesia dalam perjanjian ACFTA dan AFTA,
membuka peluang bagi Smartfren untuk dapat memperluas bisnis telekomunikasi perusahaan dan juga market share yang sudah ada. O-4
Munculnya kesempatan untuk bekerjasama dengan operator provider
lainnya. Walaupun terjadi persaingan, tidak menutup kemungkinan adanya kerjasamanya antar operator provider lainnya. Baik dengan adanya perjanjian interkoneksi antar provider yang memungkinkan pengiriman SMS antar provider. Selain perjanjian interkoneksi, sebuah perusahaan provider dapat menyewakan tower-tower BTS ke operator provider lainnya. O-5
Dengan value added/data-services, memberikan kemampuan untuk layanan internasional. Terdapatnya layanan internasional, juga akan dapat membuka peluang
bagi Smartfren untuk memperluas jangkauan dan market share perusahaan. Serta sebagai salah satu sarana untuk mempromosikan produk Smartfren. O-6
Munculnya kesempatan bekerjasama dengan partner bisnis baik dalam maupun luar negeri. Di era globalsiasi ini, memberikan akses yang mempermudah perusahaan
untuk melakukan kerjasama dengan perusahaan lain baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri.
109
O-7
Tingginya pengguna internet di Indonesia. Semakin meningkatnya kebutuhan akan internet di Indonesia, memberikan
peluang bagi Smartfren untuk meningkatkan bisnis perushaan bukan hanya pada voice service melainkan juga data service. Tabel 4.1.2.4 Daftar ancaman yang dihadapi perusahaan.
Kode T-1 T-2 T-3 T-4 T-5
Threats Persaingan dengan operator provider lain. Adanya produk substitusi. Biaya pengembangan infrastruktur jaringan dan perluasan jangkauan masih tinggi. Market share yang masih didominasi oleh provider GSM. Peraturan pemerintah dalam hal perijinan.
Adanya perang tarif antar operator provider, mengakibatkan daya saing yang sangat tinggi. Bukan hanya karena perang tarif, tetapi juga operator provider sudah peka terhadap demand pelanggan akan data service yang sangat tinggi. Semakin meningkatkan daya saing operator provider untuk memberikan akses internet dengan paket-paket penawaran yang menarik. T-2
Adanya produk substitusi. Di era globalisasi ini, ada alternatif device lainnya yang dapat dijadikan
sebagai alat untuk berkomunikasi dengan sangat mudah. Selain handphone, pengguna dapat berinteraksi dengan bantuan aplikasi skype atau yahoo messenger melalui komputer. Dengan komputer, pengguna dapat menggunakan aplikasi yang lebih beragam, jika dibandingkan dengan handphone. T-3
Biaya pengembangan infrastruktur jaringan dan perluasan jangkauan
masih tinggi.
110
Industri telekomunikasi sekarang ini sangatlah dipengaruhi oleh teknologi yang sangat cepat. Agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahan operator provider lainnya sangat diperlukan investasi dalam hal teknologi informasi. Di Indonesia masih sangatlah tinggi biaya yang diperlukan untuk pengembangan infrastruktur jaringan, untuk itulah diperlukan pendanaan kuat. T-4
Market share yang masih didominasi oleh provider GSM. Masih besarnya jumlah pengguna GSM, memberikan tekanan yang cukup
berarti bagi CDMA untuk lebih meningkatkan service yang diberikan kepada para pelanggan. Hal ini disebabkan juga dengan masih adanya image
di mata
masyarakat Indonesia, bahwa kualitas GSM lebih bagus jika dibandingkan dengan CDMA. T-5
Peraturan pemerintah dalam hal perijinan. Adanya peranan pemerintah dalam hal perijinan, memberikan tantangan
tersendiri bagi Smartfren, seperti dalam hal penambahan bandwith, ijin penggunaan frekuensi atau pembangunan BTS. Peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah sangatlah ketat, sehingga membatasi ruang gerak dari industri telekomunikasi di Indonesia. Tabel 4.1.2.5 Perhitungan matrik faktor internal perusahaan.
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kekuatan Adanya pengembangan infrastruktur jaringan. Mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dengan jumlah yang memadai. Mempunyai layanan Blackberry. Banyak inovasi produk yang dilakukan. Satu-satunya operator berbasis CDMA yang beroperasi di frekuensi 1900 Mhz.
Peringkat 4
Bobot 0,24
Nilai 0,96
3
0,15
0,45
3 4 2
0,13 0,12 0,09
0,39 0,48 0,18
111
6.
Layanan operasional didukung dengan adanya galeri-galeri. Sub total No. Kelemahan 1. Promosi yang masih kurang. 2. Kondisi keuangan perusahaan yang masih mengalami kerugian. 3. Kurangnya prasarana untuk meningkatkan pengetahuan bagi karyawan. Sub total Total (S-W)
2
0,7
1,4
Peringkat 1 2
Bobot 0,7 0,7
3,86 Nilai 0,7 1,4
2
0,7
1,4 3,50 0,36
Tabel 4.1.2.6 Perhitungan matrik faktor eksternal perusahaan.
No. 1. 2.
Peluang Semakin tingginya kebutuhan komunikasi. Pertumbuhan teknologi memberikan kesempatan investasi untuk providerprovider. 3. Adanya perjanjian ACFTA dan AFTA. 4. Munculnya kesempatan untuk bekerjasama dengan operator provider lainnya. 5. Dengan value added/data-services, memberikan kemampuan untuk layanan internasional. 6. Munculnya kerjasama dengan partner bisnis baik dalam maupun luar negeri. 7. Tingginya pengguna internet di Indonesia. Sub total No. Ancaman 1. Persaingan dengan operator provider lain 2. Adanya produk substitusi. 3. Biaya pengembangan infrastruktur jaringan dan jangkauan masih tinggi. 4. Market share yang masih didominasi oleh provider GSM. 5. Peraturan pemerintah dalam hal perijinan. Sub total Total (O-T)
Peringkat 4 4
Bobot 0,15 0,17
Nilai 0,60 0,68
2 2
0,11 0,10
0,22 0,20
3
0,09
0,27
2
0,08
0,16
4
0,08
Peringkat 1 2 1
Bobot 0,05 0,04 0,07
0,32 2,45 Nilai 0,05 0,08 0,07
2
0,04
0,08
3
0,04
0,12 0,40 2,05
112
Setelah menghitung nilai dari setiap faktor eksternal dan internal, maka dapat diketahui posisi relatif dari Smartfren dengan menggunakan diagram SWOT, sebagai berikut : 4.1.2.1 Jumlah perkalian bobot dan peringkat dari faktor eksternal, berupa peluang (opportunity) dan ancaman (threat) diselisihkan untuk memperoleh titik Y. Titik Y = opportunity – threat = 2,45 – 0,40 = 2,05. 4.1.2.2 Jumlah perkalian bobot dan peringkat dari faktor internal, berupa kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) diselisihkan untuk memperoleh titik X. Titik X = strength – weakness = 3,86 – 3,50 = 0,36. Maka tergambar diagram SWOT sebagai berikut :
Grafik 4.1.2.1 Diagram SWOT
113
Dari gambar diagram SWOT di atas, menggambarkan Smartfren terletak pada koordinat (0,36 ; 2,05), yaitu pada kuadran pertama, yang menunjukkan bahwa Smartfren dapat menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk dapat memanfaatkan peluang yang ada. Dengan teridentifikasinya dan pemetaan faktor eksternal dan internal dalam matrik SWOT, maka akan dapat dihasilkan sejumlah strategi yang dapat diimplementasikan oleh Smartfren, sebagai berikut :
114 Tabel 4.1.2.7 Strategi SWOT perusahaan. STRENGHS (S) S-1 Adanya pengembangan infrastruktur jaringan. S-2 Mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dengan jumlah yang memadai. S-3 Mempunyai layanan Blackberry. S-4 Banyak inovasi produk yang dilakukan. S-5 Operator berbasis CDMA yang beroperasi di frekuensi 1900 Mhz. S-6 Layanan operasional didukung dengan adanya galeri-galeri.
WEAKNESS (W) W-1 Promosi yang masih kurang. W-2 Kondisi keuangan perusahaan yang masih mengalami kerugian. W-3 Kurangnya prasarana untuk meningkatkan pengetahuan bagi karyawan.
EFAS OPPORTUNITIES (S) O-1 Semakin tingginya kebutuhan komunikasi. O-2 Pertumbuhan teknologi memberikan kesempatan investasi untuk providerprovider. O-3 Adanya perjanjian ACFTA dan AFTA. O-4 Munculnya kesempatan untuk bekerjasama dengan operator provider lainnya. O-5 Dengan value added/dataservices, memberikan kemampuan untuk layanan internasional. O-6 Munculnya kesempatan bekerjasama dengan partner bisnis baik dalam maupun luar negeri. O-7 Tingginya pengguna internet di Indonesia.
STRATEGI SO 1. Meningkatkan kualitas infrastruktur yang sudah ada dan menambah jumlah infrastruktur baru untuk memperluas jangkauan pelayanan. (S-1,S-6,O-1,O-5, O-7). 2. Mengadakan training untuk para karyawan dengan bahan training, yang bersifat memberikan manfaat strategis kepada perusahaan. (S-2,S-4,O-2). 3. Mempromosikan produkproduk melalui media online dan social media. (S-4,O-1,O-2,O-7). 4. Mengadakan kontrak kerjasama dengan perusahaan lain dalam industri telekomunikasi. (S-2,O-4,O-5).
STRATEGI WO 1. Menjalin perjanjian interkoneksi antar perusahaan operator provider. (W-2,O-2,O-4,O-6). 2. Mengadakan kerjasama dengan perusahaan lain (dalam maupun luar negeri) sehingga dapat menurunkan biaya produksi dan memperluas pasar yang sudah ada. (W-2,O-2,O-3,O-6).
THREATS (T)
STRATEGI ST
STRATEGI WT
T-1 Persaingan dengan operator provider lain. T-2 Adanya produk substitusi. T-3 Biaya pengembangan infrastruktur jaringan dan perluasan jangkauan masih tinggi. T-4Market share yang masih didominasi oleh provider GSM. T-5 Peraturan pemerintah dalam hal perijinan.
1. Menggunakan teknologi informasi untuk menambah kemampuan dari BTS untuk memenuhi permintaan pelanggan. (S-1,S-2,T-1,T-4). 2. Menciptakan value added baru untuk meningkatkan pelayanan kepada customer. (S-1,S-2,S-4,T-1,T-2). 3. Menambahkan fitur-fitur baru. (S-2,S-3,S-4,T-2,T-3)
1. Meningkatkan pemasaran melalui distributor-distributor yang telah diajak untuk bekerjasama. (W-1,T-1,T-4). 2. Meningkatkan kualitas infrastruktur yang telah ada. (W-2,T-1,T-4).
IFAS
115
4.2 Analisis lingkungan eksternal bisnis perusahaan. Analisis lingkungan eksternal bisnis perusahaan adalah analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor eksternal yang berperan dalam kegiatan bisnis perusahaan. Dalam analisis ini mencakup analisis PEST, BCG (Business Consulting Group), dan analisis Porter.
4.2.1
Analisis PEST.
1. Faktor Politik. Perkembangan bisnis telekomunikasi mengalami perkembangan yang pesat dimulai dengan dikeluarkannya peraturan undang-undang telekomunikasi pemerintah no. 36 tahun 1999, yang melarang adanya praktek monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat di antara penyelenggara telekomunikasi, sehingga memunculkan persaingan yang kompetitif. Hal ini pun ditanggapi dengan adanya penggabungan beberapa provider di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Smart Telecom dengan Mobile 8 yang kemudian
menjadi
Smartfren.
Dengan
adanya
deregulasi
UU
tentang
telekomunikasi pada tahun 1999 dan juga terjadinya reformasi politik pada tahun 1998, mendorong terjadinya perubahan mendasar, yaitu konvergensi anatara teknologi, telekomunikasi dan informasi. Sehingga terbukanya kebebasan dalam memperoleh informasi dan menciptakan peluang bagi bisnis telekomunikasi. 2. Faktor Ekonomi. Mulai berlakunya perjanjian ACFTA (ASEAN China Free Trade Agreement) pada 1 Januari 2010, membuka peluang bagi Smartfren sekaligus meningkatkan
116
persaingan antar provider dalam memperebutkan market share dalam dunia bisnis telekomunikasi sangatlah dirasakan dengan adanya perang tarif antar provider. Smartfren melakukan kerjasama dengan ZTE melalui proyek BSS (Business Support System) dan Value Added Service (VAS). Salah satu hasil dari projek ini adalah solusi ZSmart
yang menjadi mediasi antara layanan pascabayar dan
prabayar yang terintegrasi. 3. Faktor Sosial. Keragaman penduduk di Indonesia baik dari segi ras, budaya, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, membutuhkan sarana telekomunikasi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Dengan semakin tingginya intensitas berinteraksi antar sesama di era modernisasi sekarang ini, maka kebutuhan sarana telekomunikasi yang praktis dan efisien menjadi sangat vital. Hal ini dibuktikan dengan minat penggunaan telepon genggam dan fasilitas internet. Hal tersebut juga dicermati oleh Smartfren dengan memperluas pasar ke luar daerah Jawa, seperti Sumatera dan Kalimantan. Dan juga meluncurkan produk baru, yaitu Smartfren Social, yang mempermudah pelanggan untuk akses ke website jejaring sosial yang sedang marak di Indonesia. 4. Faktor Teknologi. Teknologi menjadi hal yang paling penting di dalam dunia bisnis telekomunikasi. Evolusi dari teknologi komunikasi terbagi dalam beberapa generasi, yaitu : generasi pertama (1G), kedua (2G), dan ketiga (3G). Teknologi yang berkembang sangat pesat dan cepat, mendorong Smartfren untuk terus
117
melakukan inovasi bagi segi infrastruktur dan juga diferensiasi produk agar dapat mengimbangi perkembangan teknologi. Inovasi-inovasi yang dilakukan adalah: •
Pengembangan dari EVDO Rev A menjadi Rev B, dengan spesifikasi sebagai berikut : Tabel 4.2.1 Perkembangan teknologi EVDO.
Teknologi EVDO Rev A EVDO Rev B
Ukuran Spektrum 1,25 MHz 2,50 MHz
Kecepatan Download 3,1 Mbps 6,2 Mbps
Kecepatan Upload 1,8 Mbps 3,6 Mbps
Hal ini dilakukan agar dapat lebih memaksimalkan pelayanan Smartfren kepada para pelanggannya. Dari analisis PEST di atas, dapat disimpulkan, industri telekomunikasi di Indonesia mempunyai potensi bisnis yang mampu berkembang pesat. Dengan terbukanya peluang bisnis dengan tidak adanya monopoli, perusahaan provider baik GSM maupun CDMA mempunyai kesempatan yang sama untuk dapat memenangkan market share. Selain itu perkembangan teknologi yang semakin cepat menjadi stimulant bagi perusahaan provider untuk terus memberikan inovasi, baik melalui produk atau layanan yang ditawarkan. Dengan bekerjasama dengan vendor yang berasal dari luar negeri memberikan peluang bagi Smartfren untuk dapat mengembangkan bisnisnya, dengan cara memperluas pangsa pasar sampai ke luar negeri. Selain itu, dengan melihat budaya masyarakat dalam penggunaan gadget dan media sosial online yang semakin menngkat, dapat diartikan dengan baik oleh Smartfren, sebagai suatu kondisi dimana adanya peluang pasar, tingginya permintaan pasar akan data
118
service. Meningkatkan kemampuan dari 4.475 BTS sudah ada menjadi berbasis EVDO. Strategi ini pun dapat untuk menghadapi ketatnya peraturan pemerintah akan penambahan pembangunan BTS dan penambahan bandwith. Selain itu pembangunan data core menjadi alternative lain untuk menangulangi lonjakan permintaan data service pelanggan. Faktor teknologi, adalah faktor yang sangat berperan besar bagi Smartfren untuk dapat bersaing dengan perusahaan provider lainnya. Strategi untuk meningkatkan kemampuan BTS standar yang sudah ada, dapat juga dilakukan dengan cara menambahkan 3 modul, yaitu CHM (channel mismatch) yang berhubungan dengan fungsi menguatkan frekuensi, DPA (digital power amplifier) yang berhubungan dengan fungsi memancarkan frekuensi, dan RFE (radio frequency equalifer) modul yang berhubungan dengan fungsi pengaturan channel. 4.2.2 Analisis BCG. Melalui analisis BCG, maka dihasilkan matrik BCG, dimana dengan pemodelan matrik tersebut, dapat menggambarkan posisi tingkat pertumbuhan pasar Smartfren berdasarkan market share. Pada matrik BCG, terdapat 4 kuadran (stars, question mark, cash cow dan dog), yang berada di dalam sumbu x dan sumbu y. Dimana sumbu x menggambarkan relative market share, kekuatan pangsa pasar, sedangkan sumbu y menggambarkan pertumbuhan pasar industri. Dari matrik BCG ini, dapat memberikan informasi mengenai strategi apakah yang dapat diimplementasikan berdasarkan posisi kuadran Smartfren berada. Alternatif strategi yang dapat dipilih antara lain, untuk kuadran stars dapat memilih strategi integrasi, kuadran question mark dengan strategi intensif,
119
kuadran cash cow bisa menggunakan strategi rasionalisasi, dan untuk posisi di kuadran dog dapat dengan strategi defensive. Analisis tingkat pertumbuhan pasar pada Smartfren. Tingkat pertumbuhan pasar (market growth) adalah Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan pasar, maka dibutuhkan data jumlah pelanggan dari perusahaan provider lainnya. Berikut ini adalah data jumlah pelanggan perusahaan provider pada tahun 2011 dan tahun 2012: Tabel 4.2.2 Total pelanggan 2011. Sumber: divisi pemasaran.
Operator Telkomsel Indosat XL Axiata Flexi Hutchison‘3’Telecom Bakrie Telecom-Esia Axis Smartfren Total
Pelanggan (‘000) 99,365 45,700 39,286 18,708 17,200 13,624 10,000 8,900 252,783
Market Share (%) 40.00 18.00 16.00 7.00 7.00 5.00 4.00 4.00 100
Tabel 4.2.2.1 Total pelanggan 2012. Sumber: divisi pemasaran.
Operator Telkomsel
Pelanggan (‘000)
Market Share (%)
104,149
38.00
Indosat
51,500
19.00
XL Axiata
43,436
16.00
Hutchison‘3’Telecom
19,490
7.00
Flexi
18,085
7.00
Bakrie Telecom-Esia
16,000
6.00
Axis
14,442
5.00
Smartfren
10,600
4.00
Total
277,702
100
120
Untuk perhitungan, data yang digunakan sebagai perbandingan adalah data jumlah pelanggan dari Esia dan Flexi dari tabel tersebut, dikarenakan hanya kedua perusahaan provider tersebut yang merupakan perusahaan provider CDMA, sama dengan Smartfren, sedangkan yang lainnya adalah perushaan provider GSM. Dari tabel-tabel di atas , untuk menghitung tingkat pertumbuhan pasar (market growth rate) Smartfren pada perhitungan matrik BCG adalah sebagai berikut:
Tingkat pertumbuhan
=
pasar tahun (n)
=
T
T T
.
. .
x 100%
x 100%
= 0.19 Dari perhitungan di atas, maka dapat diketahui tingkat pertumbuhan pasar Smartfren adalah 19% yang mana dapat disimpulkan bahwa Smartfren mempunyai perkembangan yang baik terhadap pertumbuhan pasar. Analisis pangsa pasar relatif pada Smartfren terhadap Flexi. Analisis pangsa pasar relatif menunjukkan besarnya pangsa pasar dari jumlah pelanggan Smartfren dibandingkan dengan Flexi. Data yang digunakan adalah data jumlah pelanggan Smartfren dan Flexi tahun 2011 dan 2012.
Pangsa pasar relatif tahun 2011 =
=
T
S T , ,
= 0.48 x < 1
F
121
Pangsa pasar relatif tahun 2012 =
T
S T
F
.
=
,
= 0.59 x < 1 Dari perhitungan pangsa pasar dengan perbandingan data antara Smartfren dengan Flexi di atas dapat diketahui, pangsa pasar relatif Smartfren pada tahun 2011 sebesar 0.48x < 1 dan pada tahun 2012 sebesar 0.59x < 1. Yang artinya, menunjukkan bahwa pangsa pasar relatif Smartfren lebih rendah, jika dibandingkan dengan Flexi, dikarenakan nilai pangsa pasar relatif Smartfren yang kurang dari 1. Namun pangsa pasar relatif Smartfren mengalami peningkatan sebesar 0.11. Analisis pangsa pasar pada Smartfren terhadap Esia. Analisis pangsa pasar relatif menunjukkan besarnya pangsa pasar dari jumlah pelanggan Smartfren dibandingkan dengan Esia. Data yang digunakan adalah data jumlah pelanggan Smartfren dan Esia tahun 2011 dan 2012.
Pangsa pasar relatif tahun 2011 =
T
S T
E
=
, ,
= 0.65 x < 1
Pangsa pasar relatif tahun 2012 =
=
T
S T . ,
E
122
= 0.66 x < 1 Dari perhitungan pangsa pasar dengan perbandingan data antara Smartfren dengan Esia di atas dapat diketahui, pangsa pasar relatif Smartfren pada tahun 2011 sebesar 0.65x < 1 dan pada tahun 2012 sebesar 0.66x < 1. Yang artinya, menunjukkan bahwa pangsa pasar relatif Smartfren lebih rendah, jika dibandingkan dengan Flexi, dikarenakan nilai pangsa pasar relatif Smartfren yang kurang dari 1. Namun pangsa pasar relatif Smartfren mengalami peningkatan sebesar 0.1. Rata-rata pangsa pasar relatif Smartfren untuk tahun 2011 adalah:
=
.
.
= 0.81 x < 1 Rata-rata pangsa pasar relatif Smartfren untuk tahun 2012 adalah:
=
.
.
= 0.92 x < 1 Analisis posisi matrik BCG pada Smartfren. Dari perhitungan tingkat pertumbuhan pasar dengan pangsa pasar relatif Smartfren, maka dapat digambarkan matrik BCG sebagai berikut:
123
Grafik 4.2.2 Matrik BCG perusahaan pada tahun 2011.
Grafik 4.2.2.1 Matrik BCG perusahaan pada tahun 2012.
Berdasarkan gambar matrik BCG, Smartfren berada pada kuadran I, yaitu question mark, karena Smartfren berada pada posisi dimana pangsa pasar relatif yang rendah dalam persaingan dalam industri dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Alternatif strategi yang dipilih adalah strategi intensif yang dapat diimplementasikan oleh Smartfren antara lain: 1. Mengembangkan pasar, dengan cara membuka prasarana penunjang pemasaran, seperti menambah jumlah galeri yang sudah ada.
124
2. Bekerja sama dengan perusahaan vendor untuk dapat menciptakan produk baru (bundled). 3. Memberikan promo produk dengan dengan tawaran yang lebih menarik. 4. Dengan melihat pada tingginya permintaan pelanggan akan data service, menjadikan ini peluang bisnis, dengan menambahkan service yang dapat diperoleh pelanggan. Pelanggan dapat memilih sendiri untuk membeli pulsa dalam bentuk pulsa untuk data atau voice service. 5. Mengadakan kerjasama dengan distributor untuk penjualan dalam partai besar dan sekaligus mempromosikan Smartfren. 6. Memperbanyak tenaga penjual (canvasser). 7. Mengikuti event-event besar seperti, pekan raya Jakarta, pameran teknologi dan telekomunikasi.
125
4.2.3 Analisis Porter.
Pemasok : Qingdao economic&technology. PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia.
Pendatang Baru : Pendatang Baru : WiMax Ceria (1) (1)
Itouch Limited.
Pembeli : Perorangan Corporate Dealer pulsa
Logistar International Holding Co.,Ltd. Shenzen Samsung Kejian Mobile. Beijing Benyware Technological Co.,Ltd.
Pesaing Industri :
Flywheel technology limited.
Telkom (Flexi)
Pembeli :
PT. Tower Bersama.
Bakrie Telecom (Esia)
Perorangan
(2)
PT. Mora Telematika Indonesia.
Corporate Dealer pulsa
PT. Bali Telekom. PT. Inti Bangun Sejahtera. PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia. Produk Substitusi : PT. United Towerindo. WhatsApp PT. Komet Konsorsium. Yahoo Messenger PT. Solusindo Kreasi Pratama. Line Huawei Technologies, Co., Ltd. Viber PT. Huaweitech Investment. Skype PT. Monstermob Indonesia. WeChat Research in motion Singapore. (5) PT. Moratech Logic Indonesia. (4)
Gambar 4.2.3 Gambaran five forces’s Porter perusahaan.
1. Faktor ancaman pendatang baru. Perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia tidak terlepas dari peran pemerintah dalam hal penetapan undang-undang, mulai dari mengenai pendirian perusahaan operator provider baru, sampai dengan peraturan operasional perusahaan. Dengan ketatnya undang-undang yang mengatur
126
pendirian perusahaan baru, dan mengenai pembangunan menara BTS, serta peraturan mengenai penggunaan frekuensi, memberikan hambatan yang besar bagi calon pendatang baru. Dari skala ekonomis, kebutuhan modal, dan hambatan biaya, calon pendatang baru dalam industri telekomunikasi di Indonesia membutuhkan dana yang sangat besar, sehingga menjadi pertimbangan yang mendalam bagi calon perusahaan pendatang baru. Selain itu untuk akses untuk saluran distribusi semakin sulit bagi perusahaan pendatang baru. Terbukti untuk Ceria mempunyai kendala untuk memasuki pangsa pasar yang lebih luas. Dengan begitu dapat disimpulkan, faktor pendatang baru tidak menjadi ancaman yang besar dalam dunia telekomunikasi di Indonesia. 2. Faktor pesaing di antara pemain industri. Persaingan bisnis sekarang ini yang semakin ketat mengakibatkan adanya ”perang tarif”, operator-operator yang ada berlomba-lomba untuk menetapkan harga yang paling murah untuk menarik pelanggan. Namun akhir-akhir ini persaingan sudah mulai bergeser ke arah persaingan dalam hal pelayanan (service) dan infrastruktur (network). Dalam hal ini memberikan peluang bagi Smartfren yang beroperasi di frekuensi 1900 Mhz, dimana terpisahnya saluran data dengan saluran suara. Ditambah dengan adanya VAS (value added system), seperti layanan internet dan Blackberry. 3. Faktor pembeli. Kesamaan jasa yang ditawarkan oleh operator-operator relatif sama. Hal ini menyebabkan kekuatan tawar menawar dari pelanggan atau pengguna jasa telekomunikasi menjadi sangat dominan. Dengan begitu operator-operator
127
yang ada dituntut untuk memberikan fasilitas lebih bagi pelanggannya. Smartfren memperhatikan hal ini sebagai peluang untuk lebih memuaskan pelanggan, salah satunya memberikan fasilitas delivery order dan juga pengembangan value added system yang sudah ada. 4. Faktor pemasok. Pemasok
dalam
industri
telekomunikasi
adalah
penyedia
sarana
infrastruktur. Banyaknya perusahaan yang menjadi pemasok yang tersebar di berbagai negara, seperti ZTE, Ericson, Nokia, Siemens, dan lain-lain. Dengan banyaknya pilihan pemasok yang bisa diajak untuk bekerjasama, menyebabkan kekuatan tawar-menawar dari para pemasok untuk mempengaruhi ketersediaan prasarana infrastruktur relative kecil. Smartfren mengadakan kerjasama dengan ZTE untuk produk modem dan juga handphone android, sehingga mendapat bahan baku dari Cina yang lebih murah jika dibandingkan dengan harga dari pemasok lainnya. 5. Faktor produk substitusi. Komunikasi melalui handphone akan lebih praktis dan sifatnya mobile. Berkembangnya
teknologi
yang
difasilitasi
dengan
adanya
internet,
memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berkomunikasi dengan mudah. Adanya pengembangan teknologi ini memunculkan aplikasi-aplikasi yang dapat menjadi pengganti dari handphone itu sendiri seperti : WhatsApp, Yahoo Messenger,
Line,
Viber,
Skype,
WeChat.
Smartfren
meningkatkan
pelayanannya dengan memasukkan fasilitas internet dalam produknya, dan menambahkan fitur-fitur seperti facebook, twitter, mig 33 serta meningkatkan
128
speed koneksi internet pada handphone. Selain itu Smartfren menyediakan fasilitas wireless berlangganan bagi customer. Dengan adanya produk pengganti yang beragam seperti ini, disatu sisi memberikan dampak positif bagi Smartfren, yaitu memunculkan peluang bisnis, dengan meningkatnya permintaan dari pelanggan terhadap data service, namun juga memberikan dampak negatif yang akan dihadapi Smatfren yaitu, akan semakin padatnya trafik pada jaringan yang ada, dapat menyebabkan gangguan pelayanan. Dalam hal ini faktor adanya produk pengganti, mempunyai pengaruh yang sangat kuat bagi kelangsungan semua perusahaan operator provider baik GSM maupun CDMA, seperti Smartfren.
4.3 Analisis lingkungan internal SI/TI perusahaan. Dalam analisis lingkungan internal SI/TI perusahaan ini membahas mengenai sumber daya SI/TI yang ada di Smartfren. Analisis ini akan mencakup analisis CSF dan Balanced Scorecard. Berikut ini merupakan analisis CSF dan balanced scorecard. Perspektif financial. Tabel 4.3.1 CSF dan balanced scorecard dengan perspektif financial. Tujuan
Mewujudkan kinerja keuangan yang positif.
CSF
Indikator
Pendapatan dari layanan data.
• ± 150-200 ribu pelanggan data baru per bulan. • Rasio ARPU (voice: data) = 10-15 ribu : 50 ribu, per bulan.
Aplikasi yang digunakan SAP, ZSmart ,ZSmart QSM.
Kebutuhan SI Data pendapatan per pelanggan, data transaksi pelanggan, data intensitas penggunaan aplikasi yang sering dipakai, data service BTS.
129 Limit kredit pelanggan corporate.
Jangka waktu pembayaran pelanggan corporate.
Deposit dana distributor. Tenaga sales yang mendukung.
Prosedur petty cash.
Provisi atau penghapusan hutang yang tidak terbayarkan.
Pembelian produk 80% dari total pembelian dan 20% dari total tagihan pemakaian pulsa postpaid. • Untuk voucher 714 hari setelah penerimaan invoice. • Untuk device s/d 30 hari setelah penerimaan invoice. Minimal deposit 1 distributor Rp. 2 M.
SAP, MFino, ZSmart, e-log.
Data pembelian produk, data pemakaian pulsa, data hutang pelanggan .
SAP
Data account receivable pelanggan, data aging A/R.
SAP
1 team terdiri dari 1 ASM (area sales manager) + 2-3 supervisor + 5-7 salesman. • Batas pembayaran untuk 1 transaksi tidak melebihi Rp. 1 juta. • Pengajuan penambahan petty cash hanya boleh 1x seminggu. • Jumlah penambahan 50% dari dana terakhir. • Untuk pelanggan postpaid , penghapusan hutang dilakukan setelah 100 hari terhitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran. • Provisi hutang terhitung dari tanggal jatuh tempo, untuk distributor/partner sbb : ∼ 30 s/d 60 hari sebesar 25%. ∼ 61 s/d 90 hari sebesar 50%. ∼ 91s/d 120 hari sebesar 75%. ∼ setelah 120 hari sebesar 100%.
SAP, e-log.
Data dana dan data pembelian tiap distributor. Data salesman, data area setiap team, data penjualan tiap team.
SAP
Data biaya operasional HO, RBO, dan cabang.
SAP
Data aging A/R, data pembelian pelanggan/distributor.
130
Perspektif pelanggan. Tabel 4.3.2 CSF dan balanced scorecard dengan perspektif pelanggan. Tujuan
CSF
Indikator
Pelayanan purna jual.
• Jam operasional : − Customer care galeri – Senin s/d Jumat, (08:30 s/d 17:30). − Customer care call centre = 24 jam. − Untuk galeri yang berada di mall – Senin s/d Minggu, sesuai dengan jam operasional mall. • Garansi produk dalam jangka waktu 14 hari setelah pembelian. • Proses pengisian pulsa ± 10 menit. • Proses pembelian handset/ gadget ± 15 menit. • Penyelesaian complain dengan eskalasi ke HO kurang dari 1x24 jam.
Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
Waktu penyelesaian transaksi di galeri.
Aplikasi yang digunakan. SAP, ZSmart, e-log, website Smartfren.
ZSMart
Kebutuhan SI Data galeri.
Data history transaksi pelanggan, data produk, data SOP eskalasi complain.
Perspektif proses internal. Tabel 4.3.3 CSF dan balanced scorecard dengan perspektif internal proses. Tujuan
CSF
Indikator
Meningkatkan kualitas kinerja karyawan.
Akses masuk ke sistem.
1 karyawan mempunyai 1 user id SAP.
Pemberlakuan
Setiap karyawan
Aplikasi yang digunakan. SAP
SAP, HRGA
Kebutuhan SI Data karyawan, data t-code modul SAP yang digunakan, data proses bisnis setiap divisi. Data jam masuk
131 absensi karyawan .
mempunyai ID dengan finger print.
Prasarana pendukung kerja untuk karyawan.
• Untuk karyawan dengan jam kerja > 50% di luar kantor, mengggunakan laptop. • 1 karyawan mempunyai 1 alamat email kantor. • 1 karyawan mempunyai 1 PIN akses telepon.
Leave System
dan pulang karyawan. Data karyawan, data pekerjaan karyawan, data penggunaan telepon kantor.
Perspektif learning and growth. Tabel 4.3.4 CSF dan balanced scorecard dengan perspektif learning and growth. Tujuan
Meningkatkan human capital yang dimiliki.
CSF
Indikator
Sharing knowledge.
• Wajib transfer hasil training minimal ke 1 orang. • Rolling karyawan dalam 1 divisi 1 bulan sekali. • 1 team dari IT terdiri dari 2 orang untuk custom per modul SAP. • 1 orang programmer (abaper) untuk custom kebutuhan report. • Lama proses 3 jam s/d 2 hari.
Kustomisasi sistem sesuai kebutuhan.
Aplikasi yang digunakan. Data berada pada folder masingmasing user.
Data berada pada folder masingmasing user.
Kebutuhan SI Data karyawan yang akan diikutkan training dari setiap divisi, data projek yang membutuhkan training.
Datayang dibutuhkan oleh user.
4.4 Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI perusahaan. Pada analisis lingkungan eksternal SI/TI, akan dilakukan analisis mengenai trend teknologi sekarang ini, yang dapat mendukung kinerja Smartfren
132
sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan dari pelanggan yang sudah ada, perusahaan-perusahaan telekomunikasi mulai mencari cara melalui teknologi untuk membuka bisnis baru. Trend teknologi dalam industri telekomunikasi di Indonesia antara lain: 1. NFC (Near Field Communication). NFC adalah teknologi wireless yang memungkinkan terjadinya transmisi data di antara 2 objek yang berdekatan. Dengan teknologi ini pengguna dapat melakukan transaksi dengan menggunakan handphone seperti penggunaan kartu kredit, Dengan melihat semakin tingginya penggunaan handphone
pada kehidupan sehari-hari dan juga bisnis,
perusahaan telekomunikasi berusaha memanfaatkan peluang dengan mengintegrasikan kepentingan bisnis dengan penggunaan handphone oleh pelanggan. Sehingga memunculkan era bisnis baru yaitu., machine-tomachine, dari sini, akan perusahaan provider akan memperoleh keuntungan melalui tingginya pemakaian handphone dan juga dapat membuka kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain yang berbeda jenis. Serta memperluas daerah cakupan tanpa ada batasan wilayah dalam penggunaan handphone. 2. NGN (Next Generation Network). NGN adalah suatu konsep jaringan berbasis paket, yang menyediakan jasa telekomunikasi dan memungkinkan adanya akses dengan ke lebih dari satu provider dengan perangkat yang berbeda secara bersamaan oleh pelanggan. Dengan berbasis paket inilah NGN dapat
133
menyediakan jenis layanan suara, data maupun video secara bersamaan. Keunggulan utama dari teknologi ini adalah memiliki fitur yang lebih kuat untuk 2G dan 3G, dengan kapasitas empat kali lebih besar, pemakaian energi yang lebih efisien, dan ukuran peralatan yang lebih kecil sehingga lebih menghemat tempat.
4.5 Portofolio aplikasi saat ini. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap portofolio aplikasi yang berjalan saat ini. Pada analisis ini akan menggunakan analisis Mc Farlan.
4.5.1 Analisis Mc Farlan. Portofolio aplikasi adalah analisis yang bertujuan untuk, menilai kinerja dengan adanya implementasi dari aplikasi-aplikasi yang digunakan oleh perusahaan. Dan memetakan aplikasi-aplikasi tersebut, termasuk dalam kategori key operational, support, high potential, atau strategic berdasarkan kontribusi kepada perusahaan. Berikut adalah aplikasi-aplikasi yang digunakan Smartfren, antara lain:
134 Tabel 4.5.1 Portofolio aplikasi perusahaan.
STRATEGIC FUTURE
HIGH POTENTIAL
• ZSmart QSM • ZSmart • SAP system)
(*) (*)
(ERP (*)
PRESENT
KEY OPERATIONAL IMPORTANT
• MFino • HRGA leave system • E-log • Web-site Smartfren SUPPORT
(*) (*) (*) (*)
LESS CRITICAL
Keterangan : (*)
Aplikasi yang sedang berjalan.
4.5.1.1 Aplikasi yang berada pada kuadran key operational adalah: Modul SAP yang digunakan oleh Smartfren ada 4 modul, yaitu : 1. FI ( Financial Accounting). Modul ini berfungsi untuk mengelola seluruh data yang berhubungan dengan keuangan dan accounting perusahaan, baik dari pencatatan, penjurnalan, proses keluar masuknya uang serta transaksi-transaksi yang berhubungan dengan proses bisnis perusahaan. 2. MM (Materials Management). Modul ini berfungsi untuk mengelola data-data yang berhubungan dengan material barang, vendor, dan pencatatan data warehouse.
135
3. SD (Sales and distributribution). Modul ini berfungsi untuk mengelola data-data yang berhubungan dengan sales support, sales, billing, dan pengiriman barang. 4. HR( Human resources). Modul ini berfungsi dalam mengelola data-data yang berhubungan dengan administrasi karyawan, payroll, dan benefit yang didapat oleh karyawan.
4.5.1.2 Aplikasi yang berada pada kuadran support adalah : 1. Aplikasi Mfino. Adalah aplikasi yang berhubungan dengan data penjualan pulsa saja, baik itu ke distributor maupun ke pelanggan perorangan. 2. Aplikasi HRGA leave system. Aplikasi ini digunakan untuk mengelola data yang berhubungan dengan : data cuti karyawan, izin tidak masuk, izin meninggalkan kantor, dan berkas-berkas yang berhubungan dengan hal-hal tersebut. 3. Aplikasi E-log. Aplikasi E-log adalah aplikasi yang digunakan oleh bagian commercial logistic untuk dapat mengatur dan juga update data pengiriman barang dari HO, RBO, dan branch. Selain untuk kepentingan data pengiriman barang internal Smartfren, aplikasi ini juga berfungsi untuk update data pengiriman barang ke pihak eksternal Smartfren, seperti distributor. 4. Aplikasi web-site Smartfren.
136
Melalui aplikasi ini, Smartfren dapat mempromosikan apapun yang berhubungan dengan Smartfren, baik produk dan service yang dimiliki oleh Smartfren, ataupun Smartfren itu sendiri. 4.5.1.3Aplikasi yang berada pada kuadran strategic adalah : 1. ZSmart QSM. ZSmart QSM adalah aplikasi yang digunakan oleh team NOC (Network Operation Center) berfungsi untuk mendukung kinerja dari team NOC. Aplikasi ini, berfungsi sebagai berikut : 2. NOC dapat mengawasi kondisi dari jaringan yang ada. Aplikasi ini akan memberikan peringatan kepada team NOC apabila, suatu jaringan telah berada pada batas atas dari service yang telah ditentukan. Sehingga dapat menangani traffic yang ada ke jaringan lainnya. Dengan aplikasi ini pula NOC dapat mendeteksi coverage area yang mengalami penurunan kualitas service dari suatu jaringan. Hal ini dapat diketahui dari indeks key quality system yang dihasilkan oleh aplikasi ini. 3. ZSmart. Aplikasi ZSmart adalah aplikasi yang dipakai oleh galeri-galeri untuk mendukung proses bisnis yang berhubungan dengan kegiatan after sales baik dari sisi prepaid maupun postpaid. Aplikasi ini juga digunakan untuk mengelola data complain pelanggan yang kemudian diteruskan untuk ditangani oleh pihak pusat.
137
4.5.2 Analisis kesenjangan SI (Gap Analysis). Jika dilihat dari analisis kebutuhan SI dengan aplikasi SI yang sudah ada, masih terdapat kondisi yang belum dapat terpenuhi. Kondisi aplikasi saat ini, dapat digambarkan sebagai berikut: 4.5.2.1 Aplikasi ZSmart QSM, adalah aplikasi yang digunakan untuk monitoring kinerja jaringan BTS yang ada. Namun aplikasi ini hanya mampu mengawasi trafik pelanggan sebanyak 5-7 juta pelanggan. Dan juga tidak mampu memberikan informasi mengenai daerah sasaran dengan potensi yang baik untuk pembangunan BTS baru. Melihat pada pertumbuhan jumlah pelanggan yang sudah mencapai 10 juta pelanggan, serta perencanaan pembangunan BTS yang ditargetkan
maka dibutuhkan sistem informasi dengan
kemampuan yang lebih besar untuk mendukung kinerja aplikasi ZSmartQSM. 4.5.2.2 Aplikasi ZSmart, hanya mampu menjadi menjadi penghubung antara pelanggan dengan pihak Smartfren. Dengan aplikasi ini hanya mampu memberikan data mengenai transaksi dan juga tingkat keluhan dari pelanggan. Namun belum dapat memberikan data yang dibutuhkan untuk pengembangan service kepada pelanggan. Dengan
bertambahnya
permintaan
data
service
dari
pelanggan, maka bukan hanya data mengenai transaksi dan trafik dari pelanggan yang sudah ada, melainkan juga data mengenai calon pelanggan. Sehingga Smartfren membutuhkan sistem informasi yang
138
dapat memberikan data mengenai pengguna mobile phone, untuk pengembangan service kepada pelanggan.
Aplikasi yang ada masih dapat dikembangkan sehingga menjadi aplikasi Pengembangan aplikasi yang dapat dilakukan adalah: 1. Aplikasi E-log. Pada aplikasi ini masih memerlukan identitas material berdasarkan kode dari sisi Smart dan Fren (Mobile-8). Pada prosesnya, barang yang terjual hanya mempunyai 1 identitas perusahaan yaitu Smartfren. Para pelanggan hanya mengenal 1 merek yang ada. Dengan begitu, pada aplikasi ini memerlukan hanya 1 kode perusahaan untuk setiap kode material yang ada. 2. Aplikasi ZSmart. Implementasi ZSmart di galeri-galeri, belumlah maksimal, customer care yang berada di galeri hanya menggunakan menu-menu yang pada aplikasi Zsmart untuk melihat data history transaksi pelanggan, dan menuliskan komplain dari pelanggan untuk diteruskan ke HO. Jika dilihat dari tingkat kerumitan komplain, tidak semua harus dilakukan oleh HO. Seperti halnya, komplain pelanggan mengenai gagal pendebetan kartu kredit dikarenakan expire date kartu kredit, sehingga nomer terblokir. Customer care di galeri dapat melakukan update data kartu kredit pelanggan tanpa perlu bantuan ke HO. Sehingga perlu adanya tambahan akses penggunaan aplikasi ZSmart untuk customer care di galeri.
139
3. Aplikasi M-Fino. Aplikasi ini hanya digunakan untuk pengisian pulsa ke distributor di HO, RBO, dan branch, dan untuk pengisian pulsa pelanggan perorangan di galeri. Namun M-fino, dapat dikembangkan menjadi aplikasi penunjang e-commerce. 4. Website Smartfren www.smartfren.com. Dari sistem informasi ini, Smartfren dapat mempromosikan produk atau service baru yang akan ditawarkan. Bukan hanya dengan foto atau gambar dengan spesifikasi dari produk yang dimaksud, tetapi dari aplikasi ini pengunjung website dapat melihat demo penggunaan dari produk-produk yang ditawarkan. Input dari aplikasi ini adalah data-data mengenai produk dan service yang ditawarkan. 4.6 Menyusun Strategi SI / TI. Berikut ini adalah visi, misi dan tujuan perusahaan yang telah diketahui maka dapat diturunkan menjadi strategi SI/TI:
140
Visi Smartfren :
Visi SI/TI :
Secara agresif menyediakan pelanggan kami dengan nilai terkemuka, inovatif, dan nilai dari mobile service dengan kualitas yang luar biasa dan memuaskan bagi karyawan, mitra usaha, dan para pemegang saham.
Menjadi operator provider dengan layanan suara dan data terbaik di dunia telekomunikasi.
Misi Smartfren :
Misi SI/TI :
• Untuk membangun jaringan dengan kualitas terbaik di Indonesia dan mengacu pada dunia global. • Untuk membentuk organisasi yang flexibel, cepat dan fokus pada konsumen. • Untuk memberikan nilai untuk service terbaik untuk anak perusahaan-perusahaannya dan menjembatani pembagian digital divide.
• Mampu memberikan dukungan dari sisi sistem informasi dan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas jaringan. • Meningkatkan kualitas kinerja dari setiap divisi yang ada. • Menjadikan SI/TI sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kemajuan perusahaan.
Tujuan strategis Smartfren :
Tujuan SI/TI :
• Menambah jumlah pelanggan >10 juta pelanggan.
• Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan melalui peningkatan kontribusi SI/TI dalam perusahaan. • Menambahkan value added system untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. • Menambah jumlah infrastruktur pendukung kinerja persahaan. • Meningkatkan kualitas infrastruktur perusahaan melalui SI/TI.
• Meningkatkan revenue 60%-65% dari pemasukan data service. • Memperluas daerah cakupan di luar Pulau Jawa.
141
Berdasarkan visi, misi dan tujuan di halaman sebelumnya, maka dapat dihasilkan strategi perusahaan yang diselaraskan dengan strategi SI/TI sebagai berikut:
Strategi perusahaan: • Meningkatkan penjualan produk-produk baru. • Memperluas pangsa pasar melalui penetrasi wilayah baru. • Meningkatkan kualitas infrastruktur yang sudah ada. • Menambah jumlah infrastruktur yang sudah ada. • Meningkatkan SDM dengan mengadakan training yang dibutuhkan. • Mengadakan kontrak kerjasama dengan perusahaan lain dalam industri telekomunikasi.
4.6.1
Strategi SI/TI : • Meningkatkan kualitas baik produk dengan adanya inovasi produk baru. • Meningkatkan kemampuan infrastruktur dengan bantuan SI/TI. • Menambahkan jumlah BTS untuk memperluas area jangkauan signal. • Memperkuat hubungan kerjasama dengan perusahaan lain dengan dukungan aplikasi SI. • Menyediakan fasilitas untuk sharing knowledge karyawan dan meningkatkan kinerja setiap karyawan dengan bantuan SI/TI.
Menentukan target SI/TI.
1. Perluasan daerah cakupan, adalah salah satu target yang dicanangkan oleh Smartfren, dengan cara meningkatkan baik kuantitas maupun kualitas BTS yang sudah ada. Pada saat ini Smartfren telah memiliki 4.475 BTS dengan kemampuan REV.B untuk melayani trafik berbasis EVDO. Dengan adanya 4.475 BTS tersebut, sudah mampu melayani trafik sekitar 480.000 nomer pelanggan data yang aktif, dengan bandwidth internet 22 Gbps dan 12.700 terabyte volume data. Untuk meningkatkan kemampuan pelayanan kepada para pelanggan, Smartfren merencanakan untuk menambah jumlah BTS sebesar 40% dari BTS yang sudah ada.
142
2. Penetrasi wilayah juga dilakukan oleh Smartfren untuk memperluas area cakupan yang lebih luas. Setelah Jawa, Sumatera menjadi target daerah selanjutnya. Dengan merencanakan pembangunan BTS sebanyak 1.600 pada tahun 2013 ini. Ditambah dengan penambahan data core di Batam untuk melayani trafik di wilayah Sumatera. 3. Setelah pembangunan data core di Surabaya untuk melayani trafik di wilayah Indonesia bagian timur, sedangkan data core di Jakarta untuk melayani trafik di bagian barat Jawa. Untuk mengantisipasi peningkatan trafik data, selain data core, Smartfren juga merencanakan pembangunan transmisi Jakarta-BintanBatam-Singapura dengan kapasitas 160 Gbps.
Jika dilihat dari 3 point di atas, dapat disimpulkan infrastruktur memegang peranan penting bagi Smartfren, agar dapat memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi kepada para pelanggannya. Selain pembangunan infrastruktur, Smartfren perlu menjaga kelangsungan dari kinerja dari infrastruktur yang sudah ada. Untuk itu pengawasan dan pengaturan dari fungsi setiap infrastruktur, menjadi titik perhatian utama bagi Smartfren, sehingga hasil yang diraih menjadi optimal. Untuk itu Smartfren membutuhkan sistem informasi yang handal agar dapat mendukung teknologi informasi melalui kinerja infrastruktur yang ada. Perencanaan pembangunan BTS dan juga infrastruktur lainnya, haruslah sesuai dengan kebutuhan dan juga tepat sasaran. Perencanaan pembangunan infrastruktur tersebut membutuhkan data-data yang akurat, agar target dari pembangunan infrastruktur dapat tercapai dan memberikan hasil yang optimal. Data-data yang
143
dimaksud dapat berupa data lokasi strategis pembagunan, data dimana BTS ataupun infrastruktur lainnya dapat berfungsi dengan baik sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal. Data-data yang dibutuhkan tidak berhenti pada tahap pembangunan infrastruktur, tetapi juga berlanjut sampai dengan tahap operasional BTS atau infrastruktur lainnya. Data-data tersebut dapat berupa data kinerja dari BTS dan infrastruktur lainnya, data infrastruktur yang rusak, dan juga data kapasitas dari BTS dan infrastruktur lainnya. 4. Dengan adanya peningkatan permintaan akan data service dari para pelanggan, Smartfren menargetkan 60% s/d 65% dari total pendapatan didapat dari jasa data. Dari penetapan target tersebut, Smartfren membutuhkan sistem informasi agar dapat mempertahankan pelanggan data yang ada. Untuk itu Smartfren memerlukan sebuah sistem informasi yang dapat memberikan data mengenai kebutuhan pelanggan data, sehingga loyalitas dari pelanggan data dapat diperoleh. Data-data yang dimaksud dapat berupa trend pelanggan data, intensitas penggunaan aplikasi, mengenai trend teknologi (gadget, handset) yang sedang digemari oleh pelanggan, dan juga tingkat kebosanan pelanggan data terhadap suatu aplikasi atau service yang tinggi penggunaannya. Dari data-data inilah, Smartfren dapat mengambil langkah
maupun menentukan strategi-strategi
pengembangan yang perlu dilakukan. 5. Dari sisi pemasaran produk, untuk meningkatkan penjualan, Smartfren membuat terobosan baru dengan cara memasarkan produk-produknya melalui clustering distributor, yaitu pengelompokan distributor-distributor per wilayah.
144
Hal ini dilakukan agar dapat mengukur tingkat penjualan dari masing-masing wilayah. Dari program ini, terdapat distributor dengan perincian sebagai berikut: 1. Untuk wilayah Jabodetabek ada 29 distributor. 2. Untuk wilayah Sumatera bagian utara ada 10 distributor sedangkan untuk bagian barat ada 6 distributor. 3. Untuk wilayah Jawa Tengah ada 15 distributor, Jawa Timur ada 16 distributor, dan Jawa Barat ada 8 distributor. 4. Untuk wilayah Makasar dan Manado ada 3 ditributor. 5. Untuk wilayah Pontianak ada 1 distributor. Setiap distributor boleh melakukan pengambilan barang selama deposit dari setiap distributor masih mencukupi. Dan barang yang dibeli dapat berupa staterpack dan handset. Kendala yang dihadapi adalah pada saat stok barang tidak dapat terkontrol dengan baik. Data stok barang tidak dapat dengan cepat diupdate dan diinformasikan kepada distributor. Sehingga proses transaksi menjadi tertunda. Dari keadaan ini maka diperlukan sebuah sistem informasi yang dapat memberikan data stok barang kepada distributor dengan cepat dan real time. Sehingga proses transaksi pemesanan barang juga dapat dilayani sesuai dengan permintaan, tidak memerlukan adjustment order dikarenakan stok barang yang tidak mencukupi.
145
6. Smartfren yang terdiri dari beberapa regional branch office, branch dan sub branch dengan ribuan karyawan, dimana untuk proses internal saling terkait satu sama lainnya. Namun sampai dengan saat ini, setiap karyawan hanya dapat berinteraksi melalui telepon dan e-mail. Sering kali terjadi kendala komunikasi, pada saat karyawan dari HO (head office) dengan RBO, branch, sub branch. Dikarenakan tidak adanya sarana penyebaran informasi dan juga knowledge, yang dapat diakses oleh seluruh karyawan.
4.6.2 Analisis kebutuhan SI. Dari analisis SWOT,
dihasilkan strategi-strategi yang dapat dijadikan
pilihan untuk dijalankan di masa depan. Untuk mendapatkan solusi SI berdasarkan strategi-strategi tersebut, maka akan ditentukan terlebih dahulu kebutuhan SI dari masing-masing strategi. Berikut adalah kebutuhan SI dari setiap strategi dengan aplikasi yang diusulkan: Tabel 4.6.2 Gambaran kebutuhan SI perusahaan. Strategi
Kebutuhan SI
Data kondisi infrastruktur yang masih berfungsi dengan baik dan yang sudah rusak, data potensi daerah untuk pembangunan BTS yang baru, data service dari BTS. Mengadakan training untuk Data mengenai training para karyawan dengan bahan yang dapat diikuti oleh training, yang bersifat karyawan. memberikan manfaat strategis kepada perusahaan. Meningkatkan kualitas infrastruktur yang sudah ada, dan menambah jumlah infrastruktur baru untuk memperluas jangkauan pelayanan.
Aplikasi diusulkan GIS, CEM
SmartfrenLink
yang
146 Mempromosikan produk Data mengenai produkSmartfren melalui media produk dan service baru online dan social media. yang sedang dikembangkan. Mengadakan kontrak Data mengenai partner kerjasama dengan perusahaan industri. lain dalam industri telekomunikasi. Menggunakan teknologi informasi untuk menambah kemampuan dari BTS untuk memenuhi permintaan pelanggan. Menciptakan value added baru untuk meningkatkan pelayanan kepada customer.
CEM
E-Procurement
Data mengenai lokasi yang strategis untuk membangun BTS.
GIS
Data trend teknologi baru.
CEM
Data kebutuhan pelanggan, data mengenai apa yang menjadi interest pelanggandalam penggunaan gadget saat ini. Mengadakan kerjasama Data laporan keuangan, dengan perusahaan lain data pembelian perangkat. (dalam maupun luar negeri) sehingga dapat menurunkan biaya produksi dan memperluas pasar yang sudah ada. Meningkatkan pemasaran Data pembelian barang per melalui distributor-distributor distributor. yang telah diajak untuk bekerjasama.
CEM
Meningkatkan kualitas Data jumlah infrastruktur, infrastruktur yang telah ada. data pesebaran infrastruktur, data kemampuan infrastruktur.
GIS.
Menambahkan fitur-fitur baru.
E-procurement
E-procurement
4.6.3 Strategi SI. Untuk mencapai target bisnis perusahaan, maka dibutuhkan strategi dalam rangka pemenuhan kebutuhan SI yang dapat sejalan dan memungkin Smartfren untuk mencapai tujuan bisnis perusahaan. Strategi SI yang dilakukan adalah
147
antara lain dengan mengajukan aplikasi SI sehingga kebutuhan SI dapat dipenuhi. Berikut adalah penjabaran dari beberapa aplikasi yang diajukan, antara lain: 1. GIS (Geographical Information System). 2. CEM (Customer experience management). 3. SmartfrenLink. 4. E-procurement. Penjabaran dari sistem informasi atau aplikasi yang diusulkan di atas, dalam memberikan informasi, sebagai berikut: 1. GIS (Geographical Information System). Aplikasi GIS adalah aplikasi yang dirancang dengan tujuan agar dapat menangani
permasalahan
yang
berhubungan
dengan
jaringan,
sehingga
perusahaan dapat lebih memaksimalkan kinerja dari jaringan yang ada, atau merencanakan pembangunan infrastruktur baru. Input dari sistem aplikasi ini dapat berupa peta digital, data statistik, data keluhan dari pelanggan yang didapat dari ZSmart yang digunakan oleh Smartfren sebagai customer relation management. Dari aplikasi ini dapat menghasilkan ouput antara lain: 1.
Analisis lokasi base station: digunakan untuk menganalisis lokasi penempatan suatu base station dan memperhitungkan kuat sinyal daerah cakupannya. Hasil analisis ini juga dapat memvisualisasikan perbedaan yang terjadi antara kuat sinyal untuk daerah cakupan yang berbeda.
2.
Perancangan jaringan wireless: digunakan untuk membantu perusahaan dalam merancang pengembangan jaringan yang ada, dimana bisa dihitung luas daerah cakupan, kuat sinyal, penempatan dari base station, potensi demand, pendapatan dan hal lain yang berhubungan.
148 3.
Daerah lokasi pelanggan potensial dari pemakai wireless dan sistem pelacakan pelanggan: digunakan untuk melihat potensi demand yang potensial dari pelanggan wireless, dan juga untuk memantau keberadaan dari pelanggan yang ada, dimana hubungan tersebut dimungkinkan dengan menghubungkan sistem pelacakan sinyal dengan aplikasi GIS yang ada.
2. CEM (Customer experience management). Sistem informasi atau aplikasi ini dirancang untuk dapat mendapatkan informasi mengenai aktivitas dari pelanggan, dalam hal penggunaan handset atau gadget yang digunakan. Aktivitas yang dimaksud adalah interaksi pelanggan dengan seluruh aspek yang ditawarkan oleh perusahaan operator provider (dalam hal ini adalah Smartfren) selama masih dalam masa aktif pelanggan tersebut. Input dari sistem informasi CEM ini dapat bersumber dari billing system, CRM (dalam hal ini adalah ZSmart), search engine (seperti yahoo search, google). Sedangkan untuk output dari sistem informasi atau aplikasi ini antara lain: 1. Analisis transaksi-transaksi : 1. Dengan analisis ini dapat diperoleh informasi mengenai keseluruhan transaksi dengan status gagal dieksekusi. Berikut dengan informasi mengenai history failure (kronologis kegagalan), penyebab kegagalan, lokasi terjadinya transaksi yang gagal, dan juga failure device (kegagalan yang disebabkan pada perangkat yang digunakan). 2. Selain transaksi yang gagal, dari analisis ini dapat diperoleh informasi mengenai tingkat intesitas penggunaan baik dari sisi voice atau data
149
service dari pelanggan. Sehingga dapat memberikan input kepada perusahaan dalam hal pengembangan jaringan. 3. Trend customer usage : dari aplikasi ini dapat memberikan informasi mengenai teknologi yang sedang menjadi trend customer. Dari informasi
ini
dapat
dijadikan
input
bagi
perusahaan
untuk
mengembangkan value added yang sudah ada. 3. SmartfrenLink. Aplikasi ini dirancang dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi internal karyawan. Input dari sistem informasi atau aplikasi ini dapat berupa prosedur kerja, learning guide penggunaan aplikasi yang ada, data karyawan, data perusahaan, proses kerja dari setiap departemen, dan melihat dokumentasi best practice dari setiap karyawan. Selain itu, aplikasi ini berguna untuk menjembatani departemen TI untuk berinteraksi dengan para karyawan dari departemen lain, yang membutuhkan bantuan TI untuk install program atau aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan untuk menunjang proses bekerja. Pada aplikasi ini, tersedia form-form request program yang langsung dapat dikirimkan ke PIC di team TI. 4. E-procurement. Aplikasi ini, dirancang dengan tujuan agar proses pengadaan perangkat yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dari aplikasi ini ditujukan agar proses pengadaan dapat diproses lebih cepat. Dengan aplikasi ini, ditujukan agar dapat menerima informasi mengenai kebutuhan perangkat dari pihak manajemen perusahaan. Yang kemudian meneruskan informasi ke vendor sebagai output dari aplikasi ini. Aplikasi ini menggunakan extranet untuk menghubungkan
150
antara Smartfren dengan vendor dan intanet untuk menghubungkan internal perusahaan dengan data warehouse. Berdasarkan dari aplikasi-aplikasi yang diusulkan, maka terdapat kebutuhan hardware yang dibutuhkan, yaitu : Tabel 4.6.3 Kebutuhan hardware untuk aplikasi yang diajukan.
Kebutuhan aplikasi Kebutuhan hardware Petium IV. 1. GIS (Geographical 2 GB RAM. Information Center). Local hard disk 150 GB. Shared network space : 300GB. Server GIS 2. CEM (Customer Pentium IV Experience Management). 2 GB RAM. Open platform. Server CEM 3. SmartfrenLink. Pentium IV 2 GB RAM. 4. E-Procurement. Server untuk intranet. Server untuk ekstranet. Server untuk data warehouse
4.6.4 Strategi Manajemen SI/TI. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap lingkungan internal dan eksternal SI/TI (pada halaman 119 s/d 124, diperoleh kondisi-kondisi sebagai berikut: 1. Peningkatan keamanan data menjadi signifikan, ketika akses masuk ke area kantor menjadi sangat terbuka bagi pihak luar Smartfren. Hal ini disebabkan design area kantor yang menjadi satu dengan galeri yang berada di kantor pusat. Sehingga pengunjung dapat dengan mudah masuk ke area kantor.
151
2. Setiap divisi memiliki folder masing-masing untuk mendukung kinerja karyawan dari setiap divisi. Tidak adanya batasan akses dari setiap divisi terhadap folder datanya masing-masing, memberikan peluang akan
adanya
penyalahgunaan
data
dari
pihak
yang
tidak
berkepentingan. 3. Setiap karyawan mempunyai 1 id dan juga password untuk masuk ke dalam aplikasi yang berhubungan dengan pekerjaannya. Namun, dikarenakan sering terjadinya seorang user lupa akan password untuk masuk ke dalam aplikasi,sehingga meminjam password dari user lainnya. 4. Pada saat proses tutup buku tiap bulannya, dari pihak budget tidak dapat melakukan pengawasan terhadap besaran budget yang sudah terpakai, sehingga proses tutup buku sering mengalami keterlambatan. Hal itu disebabkan pada saat RBO melakukan proses buku sehari sebelum HO, pencatatan untuk permintaan budget baru dilakukan. Sedangkan pada awal pihak RBO memintakan budget untuk setiap prosesnya tidak dilakukan pencatatan pengalokasian. Selain itu juga, terlalu banyaknya cost center yang dibuat, sehingga sulit bagi team budget untuk melakukan pengawasan. Strategi manajemen SI/TI yang diajukan untuk dapat diterapkan oleh Smartfren antara lain: 1. Untuk meningkatkan keamanan data yang ada pada folder dari masingmasing divisi, maka perlu diadakan pembatasan akses. Dimana akses masuk hanya diberikan kepada karyawan dari divisi yang bersangkutan.
152
Sehingga, data dari satu divisi hanya bisa diakses oleh karyawan dari divisi tersebut itu saja. 2. Modifikasi terhadap aplikasi, hanya boleh dilakukan berdasarkan kebijakan dan prosedur yang berlaku, serta mendapatkan persetujuan dari pihak IT. Dan akses modifikasi hanya diberikan kepada PIC yang berwenang. 3. Untuk mengantisipasi terjadinya kehilangan data perorangan dari masingmasing PC, maka diperlukan adanya back up database dari folder masingmasing karyawan yang dilakukan oleh pihak IT. 4. Memberlakukan prosedur log off setiap usai menggunakan aplikasi. Apabila pengguna tidak melakukan log off, maka aplikasi akan secara otomatis off dengan sendirinya setelah ±10 menit, terhitung dari waktu penggunaan terakhir. Untuk melanjutkan penggunaan aplikasi kembali, maka pengguna harus memasukkan password dan user id kembali. 5. Penggunaan password bukan hanya pada saat akan menggunakan aplikasi dari setiap user. Namun perlunya penggunaan password atau nomer identitas karyawan setiap akan memasuki area kantor. 6. Adanya cost center yang diatasnamakan secara perorangan, memberikan dampak pengawasan terhadap budget yang kurang baik. Karena mengakibatkan adanya peningkatan budget yang sulit dikendalikan pada cost center tertentu, selain itu akan menimbulkan persepsi, bahwa pengeluaran akan bersifat untuk kepentingan seseorang. Sedangkan yang dicatatkan, sebenarnya adalah untuk kepentingan perusahaan. Sehingga
153
diusulkan agar pengeluaran dicatatkan berdasarkan pada cost center dari setiap unit bisnis. 7. Setiap divisi akan terintegrasi dengan divisi lainnya, melaui proses bisnis yang ada. Dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja dari setiap divisi, maka diperlukan adanya satu team business control. Sebuah team yang dibentuk dengan fungsi utama sebagai mediator antar divisi. Team ini mempunyai akses ke seluruh divisi, dan mengerti proses bisnis dari setiap divisi. Team ini dibentuk bertujuan untuk melakukan evaluasi kinerja dari setiap divisi (unit bisnis). Sehingga dapat selalu memantau dengan lebih dekat mengenai proses kerja yang berjalan, apakah sudah sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang telah ditentukan. Selain itu team ini, mempunyai wewenang untuk mengubah proses bisnis, selama perubahan tersebut dapat meningkatkan kinerja suatu divisi. Team ini juga dapat memberikan masukan ke divisi TI untuk melakukan kustomisasi aplikasi yang ada. Namun tidak berwenang untuk memutuskan, melakukan perubahan terhadap aplikasi atau sistem yang ada. Dan team ini berada di bawah direktur pengawasan.
154
Gambar 4.6.4 Usulan struktur organisasi perusahaan.
4.6.5 Strategi TI. Selain pengembangan pada aplikasi SI, diperlukan adanya strategi dari TI, agar dapat mendukung dalam pemenuhan kebutuhan SI/TI. Pengadaan hardware dan software juga perlu ditingkatkan baik dari kualitas maupun kuantitas. Pada tabel di bawah ini akan memberikan informasi mengenai hardware dan software yang digunakan. Tabel 4.6.5 Hardware dan software di kantor pusat. Sumber: divisi TI. Jenis
Hardware
Spesifikasi Notebook • Processor intel core 2. • RAM 2 Gb • OS. Windows XP. Desktop • Processor intel core 2 • RAM 2 Gb. • OS. Windows XP Port : • Data
Jumlah 150
524
1.110
155
Software
• Voice Pink noice system PABX : • CO Card • Box Printer : • DOT MAT LQ 2180 • Laser HP 4200 • Laser HP 4250 • Laser HP 5100 • Laser HP 3700 Infocus Fax Cisco : • Switch C 24 port UPS Smart 2 kva Server (HP) : • Desktop 2100 • DL 360G4 Rak 45 U Time Finger Microsoft : • Office • Project • Visio Microsoft server 2003 (License OLP 5 user) Remedy Symantec
1.010 2 50 7 5 1 3 10 4 7 9 37 18 11 20 14 12 794 75 38 16 1 1
Tabel 4.6.5.1 Hardware dan software di galeri-galeri. Jenis
Hardware
Spesifikasi Desktop • Processor intel core 2 • RAM 2 Gb. • OS. Windows XP Printer : • DOT LQ 2180 • Laser (colour) Fax Port : • Data • Voice CISCO : • Router C 2851 • Router C 7304 • Switch C 2950-24 • Switch C 2950-48 Phone KX-TS500M Queue system : • QNova • QMaster
Jumlah 1.903
160 168 160 3.430 3.430 137 6 93 75 2.490 85 134 24
156
Software
• Switch C 2950-24 UPS 2 Kva Server : • HP D220 • DL 360G4 Asesoris : • Sound card blaster • Web camera • PC touch screen • Kios (self help H/W) Time attendance : • Finger • Amano Rak 20 U Microsoft office Win server 03
168 160 160 150 80 150 75 75 85 160 2.322 160
Tabel 4.6.5.2 Daftar server yang ada. Server 1. ST1dev AIX P5 520 OS Ver 5300-05-00-0000
2. ST3CI. AIX P6 550. OS level :5300-11-03-1013.
3. ST3PRD AIX P6 550 OS Ver 5300-11-03-1013
4. ST3APS2 AIX P5 550 OS Ver 5300-05
5. ST3APS3 AIX P5 520 OS Ver 5300-05
6. ST3APS4 System model : IBM,9117-570 5300-11-06-1107 7. Tape backup TS-3310 Type : 3576-L5B IP: 10.1.33.15 Port 37. SN : 1306619
Spesifikasi Model : IBM,9131-52A. CPU 2 ways/64 Bit. RAM 8GB. HDD : 280 Gb. External disk : 1 Tb. Speed : 1.65 Ghz Model : IBM 8204-E8A. CPU 4 ways (2 core)/64 Bit. RAM 32 GB. HDD : 560 Gb. Speed : 3.5 Ghz. Model : IBM, 8204-E8A. CPU 6 ways (2 core)/64 Bit. RAM 48 GB. External HDD : 3 Tb. Speed 3.5 Ghz. Model IBM,9133-55A. CPU 2 ways (2 core)/64 Bit. RAM 16 GB. HDD : 280 Gb Speed : 2.10 Ghz Model : IBM, 9131-52A CPU 2 ways (2 core)/64 Bit RAM 8 GB HDD : 280 Gb. Speed : 1.65 Ghz. CPU 12 ways 64 Bit RAM 24 GB HDD : 140 Gb. Speed : 1.90 Ghz IBM Tivoli.
157 8. Saprouter Microsoft Windows Vista
9. NFSSVR (node 1)
10. BIDES Windows 2003 Ent Server SAP BI/SEM IDES
11. SM 1 Windows 2008 server SAP SOLMAN 4.0 12. System storage EXP810 13. DS4700 14. SB1DEV System model : IBM, 9117-570 5300-11-06-1107 15. SB3PRD System Model : IBM,9117-570 5300-11-06-1107 16. SB3CI System Model : IBM, 9117-570 5300-11-06-1107
HP DL 320 G RAM : 1 Gb Hd : 80 Gb 1 Processor Intel Xeon 2.3 ghz HP DL380 G RAM 2 Gb Hd : 146 Gb x 2 (Mirror) 1 Processor Intel Xeon 2.3 ghz HP DL380 G5 RAM : 2 Gb Hd : 146 x 3 Gb 1 Processor Intel Xeon 2.3 ghz. HP DL 380 G6. RAM : 4 Gb. HD : 500 GB. Type : 1812 – 81A. S/N : 130887T. Type : 1814 – 70A S/N 130046D CPU 16 ways 64 Bit. RAM 64 GB HDD : 1400 Gb. Speed 1.90 Ghz. CPU 16 ways 64 Bit RAM 64 GB HDD : 1400 Gb. Speed : 1.90 Ghz CPU 16 ways 64 Bit RAM 32 GB HDD : 1400 Gb. Speed : 1.90 Ghz
4.6.5.1 Analisis infrastruktur jaringan. Smartfren telah memiliki 2 data core, yang berada di Jakarta dan Surabaya, dengan kapasitas masing-masing 100 Gbps. Dari 2 data core tersebut, terdapat network dari beberapa wilayah. Pengiriman data dari setiap network ini akan langsung dapat dilakukan dengan adanya MPLS (Mutiprotocol label switching). Transmisi jaringan Smartfren menggunakan fiber optic dilengkapi dengan perangkat OC-3 dengan kemampuan transmisi data rata-rata di atas 155,52 Mbit/s. Pada MPLS terdapat nXE1, yang berfungsi untuk mengatur besaran spektrrum dan pengaturan bandwitch sesuai dengan penggunaan operasional.
158
Pada MPLS, terdapat PE dan CE router yang berfungsi untuk menghubungkan antara area dari provider dengan jaringan pengguna, dalam hal ini adalah cabang-cabang wilayah Smartfren. Untuk data core Jakarta, akan melayani wilayah Jakarta dan Bandung. Sedangkan untuk data core Surabaya akan melayani wilayah Malang, Bali, Semarang, Jogyakarta.
Dari setiap wilayah terdapat beberapa gallery yang terhubung dengan jaringan LAN (local area network). Tipe-tipe galeri terbagi menjadi 3, yaitu: 1.
Type A: pada galeri terdapat area untuk demo handphone atau service yang baru, counter penjualan dan layanan purna jual, kubikal untuk sel-service pelanggan, lounge, internet workshop.
2.
Type B : Counter penjualan dan layanan purna jual, kubikal untuk sel-service pelanggan, lounge.
3.
Type C : Counter penjualan dan layanan purna jual.
159
Gambar 4.6.5.1 Gambaran infrastruktur utama. Sumber: divisi TI.
Gambar 4.6.5.2 Gambaran infrastruktur di wilayah Jakarta. Sumber: divisi TI.
160
Gambar 4.6.5.3 Gambaran infrastruktur Surabaya. Sumber: divisi TI.
Gambar 4.6.5.4 Gambaran infrastruktur Bandung. Sumber: divisi TI.
161
Gambar 4.6.5.5 Gambaran infrastruktur Jogyakarta. Sumber: divisi TI.
Gambar 4.6.5.6 Gambaran infrastruktur Bali. Sumber: TI
162
Gambar 4.6.5.7 Gambaran infrastruktur Semarang. Sumber: divisi TI.
Gambar 4.6.5.8 Gambaran infrastruktur Malang. Sumber: divisi TI.
4.6.5.2 Usulan kebutuhan hardware. Berdasarkan aplikasi yang diusulkan dan juga perincian dari hardware, software serta server yang ada saat ini, maka dapat diajukan usulan kebutuhan hardware sebagai berikut:
163 Tabel 4.6.5.2.1 Usulan hardware. Kebutuhan aplikasi
Kebutuhan hardware
Usulan
1. GIS (Geographical Information Center).
1. 2. 3. 4.
1. 2. ∼ ∼
5.
Petium IV. 2 GB RAM. Local hard disk 150 GB. Shared network space : 300GB. Server GIS
Pentium IV GB RAM. Open platform.
∼ ∼ ∼ 1. 2.
Upgrade PC dan laptop yang ada. Tambahan server: Extron NetSystem E400. CPU:Intel Xeon E5606 Quad Core 2.13 GHz. RAM: UDIMM DDR3 2GB1333ECC. Harddisk: SATA500GB,7200RPM. Network:2x Gigabit Ethernet NIC Upgrade PC dan laptop yang ada. Tambahan server : Model : IBM,9131-52A. CPU 2 ways/64 Bit. RAM 8GB. HDD : 280 Gb. External disk : 1 Tb.
3. CEM (Customer Experience Management).
1. 2 3.
4. SmartfrenLink.
1. Pentium IV. 2. 2 GB RAM.
Upgrade PC dan laptop yang ada.
5. E-Procurement.
1. Server untuk intranet. 2. Server untuk ekstranet. 3. Server untuk data warehouse
Tambahan server : 1. IBM Xeon 3.0 GHz Processor Dual Core. 2. 2 GB RAM. 3. Microsoft® SQL Server™. 4. Windows server 2008 ( type IIS).
Dan diusulkan agar server-server ditempatkan di colocation, sehingga dapat mengurangi resiko kepada perusahaan. 4.7 Portofolio Smartfren yang akan datang. Berdasarkan analisis kebutuhan SI pada point (4.6.2) dan analisis kesenjangan SI (gap analysis) pada point (4.5.2). Maka didapatkan gambaran portofolio dari Smartfren yang akan datang:
164 Tabel 4.7 Portofolio perusahaan yang akan datang. STRATEGIC FUTURE
HIGH POTENTIAL
• ZSmart QSM. • ZSmart. • CEM • GIS
(*) ( ) (**) (**)
• SAP (ERP system)
(*)
PRESENT
KEY OPERATIONAL
• SmartfrenLink. • E-procurement
(**) (**)
• MFino • HRGA leave system • E-log • Web-site Smartfren
(?) (*) ( ) ( )
SUPPORT
IMPORTANT
LESS CRITICAL
Keterangan : (*)
Aplikasi yang sedang berjalan.
()
Aplikasi yang sedang berjalan dan perlu ditingkatkan.
(**)
Aplikasi yang direkomendasikan untuk menunjang strategi bisnis.
(?)
Aplikasi potensial yang perlu dipertimbangkan.