26
HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan Identifikasi Lingkungan Internal Identifikasi lingkungan internal dimaksudkan untuk membaca atau memotret gambaran kondisi internal (kekuatan dan kelemahan) organisasi yang aktual pada saat ini. Menurut Jauch dan Glueck (1995), lingkungan internal terbagi menjadi enam faktor yaitusumber daya manusia, produksi, teknologi, keuangan, pemasaran,sertapenelitian dan pengembangan. Sumberdaya Manusia Persaingan industri yang semakin ketatmenuntut perusahaan untuk mengoptimalkanseluruh sumber daya yang dimiliki dalammenghasilkan produk berkualitas tinggi.Kualitas produk yang dihasilkan tidak terlepasdari peranan sumber daya manusia (SDM)yang dimiliki perusahaan (Rivai, 2006). PT. Madu Pramuka memiliki karyawan sebanyak 80 orang karyawan dengan tingkat pendidikan karyawan pendidikan dari SD hingga S2, sedangkan PT. Mutiara Tugu Ibu memiliki karyawan sebanyak 13 orang. Masing-masing karyawan juga memiliki tingkat pendidikan mulai dari SD hingga S2. Status karyawan PT. Madu Pramuka dibagi dalam empat bagian, yaitu (a).karyawan tetap adalah karyawan yang sudah bekerja dengan imbalan jasa sebesar 100% dari nilai gaji yang berlaku, (b). karyawan dengan sistem kontrak, biasanya hanya enam sampai satu tahun bekerja dengan imbalan jasa sesuai dengan kesepakatan dan (c). karyawan perbantuan adalah karyawan yang hanya dibutuhkan pada waktu
tertentu, sedangkan PT. Mutiara Tugu Ibu (MTI),
seluruhnya merupakan karyawan tetap. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8. Kompensasi
adalah
sesuatu
yangditerima
karyawan
sebagai
penggantikontribusi jasa mereka pada perusahaan.Kompensasi merupakan balas jasa yangdiberikan perusahaan baik secara langsung(finansial) maupun tidak langsung (nonfinansial). Gaji yang diterima sesuaidengan pekerjaan yang dilakukan karyawandan bonus yang diterima karyawan sebagai imbalan atas prestasi kerjanya akanmeningkatkan motivasi karyawan untukbekerja sehingga produktivitas kerja karyawanmeningkat (Saputra, 2004). Semua karyawan di PT. Madu Pramuka, baik yang sudah diangkat maupun belum diangkat, memperoleh 26
27
gaji atau imbalan jasa sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan begitu juga halnya di PT. Mutiara Tabel 7. Data Karyawan PT. Madu Pramuka Pendidikan
Bidang
Jumlah (orang) 2 2 3 2
T 4
K 5
B -
2 1 11 2 1
8
7
2
16 1 1
7
11
-
SD SMP SMA S1
1 1 8 1
6
5
-
6 1
2
5
-
Outdoor wilayah Jakarta
SMA S1
5 1
4
2
-
Outdoor wilayah Jabar
SMA S1
2 7
6
3
-
Security
SMP SMA SMA S1
1 2
3
-
-
Manajemen
Umum dan Terapi
Marketing indoor
Gudang
Pelatihan Total Karyawan
Tingkat SMA S0 S1 S2
Jumlah Pegawai
SD SMP SMA S1 S2 SMA D1 S1
80
Tugu Ibu. Sistem pembayaran gaji untuk semua kategori dibayarkan sebulan sistem pembayaran gaji
Keterangan: sekali melalui T : karyawan tetapbank, sedangkan PT. Mutiara Tugu Ibu K: karyawan kontrak untuk karyawannya dengan cara langsung atau cash. B: karyawan perbantuan
27
28
Hari kerja di PT. Madu Pramuka yaitu dari hari Senin sampai Jumat, mulai pukul 08.00-16.00 WIB, sedangkan hari Sabtu mulai pukul 08.00-13.00 WIB. Kedai PT. Madu Pramuka buka setiap hari, mulai pukul 08.00-20.00 WIB sedangkan hari kerja di PT. Mutiara Tugu Ibu yaitu dari hari Senin sampai Minggu , mulai pukul 08.00-17.00 WIB. Faktor
–faktor
yangmempengaruhi
kepuasan
kerja
menurut
F.
Herzbergdalam Luthans (2006) adalah Two faktor theory(teori dua faktor), menyatakan
puas
atau
tidaknyakaryawan
bekerja
dipengaruhi
faktor
motivator(satisfier) dan faktor hygiene(dissatisfier), yang perlu dibahas disini adalah faktor hygiene. faktorhygiene(dissatisfier) adalah faktoryang berhubungan dengan aspek di sekitarpelaksanaan pekerjaan atau job context yang disebutjuga aspek ekstrinsik pekerja, yang terdiri dari:kebijaksanaan dan prosedur perusahaan, supervisor,upah/gaji, hubungan dengan rekan kerja, dan kondisikerja. Menurut F. Herzberg dalam Luthans (2006), hubungan dengan rekan kerja yang baik akan menciptakan kepuasan kerja bagi karyawannya. Di kedua perusahaaan terdapat hubungan kerja yang baik yaitu sistem kekeluargaan.Sistem kekeluargaan di perusahaan ini diperoleh dari beberapa kegiatan rutin setiap minggu seperti olahraga bersama antara karyawan dan atasan. Sama halnya dengan PT. Madu Pramuka, PT. Mutiara Tugu Ibu juga menjunjung sifat kekeluargaan antara atasan dan karyawan, seperti pegawai yang sakit akan dijenguk oleh pegawai lainnya atau atasan. Karyawan juga memperoleh beberapa fasilitas seperti Jamsostek (jaminan kecelakaan, jaminan hari tua, jaminan kesehatan dan kematian), tunjangan makan, transpotasi, insentif kehadiran, serta pembinaan kepada karyawan dengan mengadakan seminar dan trainning untuk menambah wawasan masing-masing karyawan sesuai dengan bidangnya. Sama halnya dengan karyawan PT. Madu Pramuka, karyawan PT. Mutiara Tugu Ibu juga memperoleh fasilitas berupa uang kesehatan, uang makan, uang transpotasi serta diklat yang diadakan oleh pemimpin perusahaan.
28
29
Tabel 8. Data Karyawan PT. Mutiara Tugu Ibu Pendidikan Bagian Tingkat Jumlah (orang) Pimpinan S1 1
Keterangan T
Wakil Pimpinan
S1
1
T
Keuangan
S1
1
T
Gudang/Produksi
SD
1
T
SMP
1
T
SMA
1
T
S1
2
T
Pemasaran
SMA
4
T
Pelatihan
SMA
1
T
Total Karyawan
13
Keterangan: T: karyawan tetap
Struktur pembagian kerja masing-masing karyawan di PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu sudah ada, namun dalam masih ada karyawan yang melakukan rangkap tugas (job desk).Namun, hal ini tak menjadi kendala, justru hal tersebut menambah sifat kekeluargaan dari masing-masing karyawan. Penambahan karyawan di PT. Mutiara Tugu Ibu dilakukan saat kebutuhan konsumen akan madu meningkat. Produksi PT. Madu Pramuka melakukan produksi sesuai dengan pemesanan dan permintaan konsumen.Madu yang paling banyak diminati oleh konsumen adalah madu rambutan, kelengkeng, super dan madu karet.Sistem produksi dilakukan dengan menerima madu dari peternak binaan yang sebelumnya sudah dilakukan pengujian di laboratorium oleh pihak peternak lebah madu.Madu yang telah ada di gudang disaring dengan menggunakan kain saring, setelah itu dilakukan penimbangan.Madu yang telah ditimbang kemudian dikemas ke dalam botol yang volumenya bervariasi. PT. Madu Pramuka menggunakan botol berukuran 350 ml, 400 ml, 600 ml hingga 2000 ml. Madu yang telah dikemas, kemudian ditutup dan disegel serta diberi label dengan menggunakan hotgun. Madu di perusahaan ini
29
30
tidak diturunkan kadar airnya disebabkan perusahaan belum memiliki alat yang mendukung. Perusahaan memiliki peralatan yang masih sederhana dan manual.Madu yang telah siap dijual, kemudian dibawa dari gudang ke toko PT. Madu Pramuka. Semua sistem produksi dilakukan dengan cara manual. Jenis-jenis madu yang diproduksi PT. Madu Pramuka adalah madu kelengkeng, rambutan, mahoni, bunga matahari, karet, kapuk, kopi, mangga, apel, kaliandra, dan sonokeling.Selain menjual madu, PT. Madu Pramuka juga menyediakan jasa kursus lebah dan sengat lebah serta menjual propolis, bee pollen dan royal jelly.
Gambar 5 . Kemasan Madu PT. Madu Pramuka (kiri) Ukuran 350 ml, 400 ml, 600 ml dan 2000 ml serta PT. MTI (kanan) Ukuran 150 ml, 400 ml dan 600 ml. Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk menghadapi persaingan perdaganganyang semakin tajam adalah melalui desain kemasan.Daya tarik suatu produk tidak dapatterlepas dari kemasannya. Kemasan merupakan “pemicu” karena ia langsung berhadapandengan konsumen. Karena itu kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon positif, dalam hal ini membeli produk; karena tujuan akhir daripengemasan adalah untuk menciptakan penjualan Wirya (1999).Gambar 5 menjelaskan bahwa kemasan yang dimiliki PT. Mutiara Tugu Ibu lebih terlihat lebih menarik daripada PT. Madu Pramuka. Kegagalan dalam sistem produksi juga pernah dialami oleh perusahaan ini seperti madu meledak. Hal ini disebabkan kadar air yang tinggi di dalam madu sekitar 23%-25%, sehingga memudahkan kapang tumbuh di dalam madu yang
30
31
menyebabkan khamir memproduksi CO2 dalam jumlah yang tinggi. Hal itu menyebabkan madu mudah meledak. Madu yang meledak akan menyebabkan madu keluar dari dalam kemasan. Hal itu ditanggulangi dengan membungkus kemasan dengan plastik untuk mencegah merembesnya madu keluar, sehingga madu yang tertampung pada plastik dapat dicampurkan kembali pada madu yang baru. PT. Mutiara Tugu Ibu memproduksi madu hampir sama dengan PT. Madu Pramuka. Perbedaannya terletak pada teknologi yang digunakan. PT. Mutiara Tugu Ibu sudah melalukan pengurangan kadar air dengan metode dehumidifikasi untuk mencegah
fermentasi pada madu di dalam kemasannya. Madu yang
terfermentasi akan menghasilkan gas CO2 yang menyebabkan kemasan meledak. Produksi madu dilakukan sekitar sebulan sekali, yang dilakukan secara manual seperti halnya yang dilakukan PT. Madu Pramuka.Madu yang sangat digemari oleh konsumen adalah Honey Kids dan Madu Super. PT. Mutiara Tugu Ibu juga menggunakan bermacam-macam ukuran kemasan yaitu, 25 gram, 400 gram, 150 ml, 350 ml, 400 ml, 600 ml dan 2000 ml. Jenis-jenis madu yang dijual di perusahaan ini sama dengan PT. Madu Pramuka. Perusahaan PT. Mutiara Tugu Ibu memiliki lebih banyak variasi produk, hal ini yang menjadi kekuatan untuk perusahaan ini.Variasi produk tersebut berupa sabun madu, sabun madu cair, cream madu, shampo madu, dan tetes mata madu.namun perusahaan ini tidak menyediakan jasa apiterapi. Variasi produk sangat penting seperti halnya yang dikatakan (Kumpe & Bolwijn dalam Gudmundsson dkk,2004),perkembangan teknologi yang semakin pesat,segmentasi pasar yang meningkat, dankompetisi global yang semakin ketat,menyebabkan persaingan yang tidak hanyacukup dengan mengandalkan
persaingan harga.
Persaingan juga terjadi
pada
variasiproduk yang ditawarkan. Meningkatnyapersaingan variasi produk ini menyebabkankeberadaan produk dengan varian tertentu dipasar menjadi lebih singkat sehingga cenderungmenuntut proses produksi yang lebih singkat danpemanfaatan sumber daya yang lebih efektif danefisien agar mampu meningkatkan kompetensidalam bersaing secara global.
31
32
Teknologi Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, menghasilkan perkembangan produk baru yang lebih baik, mengubah posisi biaya bersaing, serta membuat produk dan jasa yang sudah ada menjadi ketinggalan zaman (Pearce dan Robinson, 1997).PT. Madu Pramuka untuk memproduksi produknya masih menggunakan cara yang manual, namun dalam proses penyegelan kemasan sudah digunakan alat hotgun(alat pelabelan),PT. Mutiara Tugu Ibu sudah menggunakan teknologi untuk menurunkan kadar air. Teknologi lain yang digunakan kedua perusahaan ini adalah komputer untuk memudahkan pengolahan data keuangan dan perusahaan. Keuangan Menurut Hanafi (2003), suatu analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan.Keuntungan pada PT. Madu Pramuka meningkat 20%-30% dari tahun 2010-2011. Data keuangan dari masingmasing
perusahaan
untuk
saat
ini
belum
dapat
disajikan
secara
lengkap.Keuntungan ini diperoleh dari penjualan produk, jasa kursus pendidikan dan pelatihan beternak lebah serta terapi sengat lebah. Selain itu, perusahaan juga mendapat pemasukan dari kunjungan perusahaan, instansi pemerintah maupun lembaga pendidikan yang ingin belajar dan mengetahui cara beternak lebah. Laporan penjualan setiap hari dicatat oleh bagian keuangan, selain itu bagian keuangan juga menjadi kasir gaji tiap awal bulan. Sedangkan, bagian accounting bertugas membuat rekapitulasi semua laporan keuangan kantor, kedai dan pengecer PT. Madu Pramuka. Saat ini, volume penjualan produk perusahaan menunjukkan peningkatan, sehingga menyebabkan perusahaan melakukan ekspansi usaha dengan mendirikan beberapa kedai (counter) di beberapa tempat yang potensial maupun menambah fasilitas perusahaan, seperti taman wisata lebah. Keuangan PT. Mutiara Tugu Ibu saat ini stabil.Sistem pencatatan laporan keuangan dilakukan oleh bagian keuangan.Semua transaksi keuangan penjualan produk madu menggunakan faktur.Transaksi penerimaan dan pengeluaran perusahaan dicatat dalam laporan keuangan setiap harinya. Setiap akhir bulan
32
33
laporan keuangan ini akan diaudit oleh pihak Rumah Sakit Tugu Ibu. Saat ini penjualan produk madu pada perusahaan ini belum meningkat pesat.Hal ini disebabkan letak penjualan yang belum diketahui banyak masyarakat.Keuntungan dari kedua perusahaan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Data Asumsi Keuntungan PT. Madu Pramuka dan PT. MTI Komponen
PT. MaduPramuka
PT. MutiaraTuguIbu
20.986
17.047
Penjualanmadu (kg/bulan) Pendapatandaripenjualanmadu(R p/bulan)
3.147.900.000
2.557.050.000
Pembelianmadu (Rp/bulan)
944.370.000
767.115.000
Biayakemasan (Rp/bulan)
167.888.000
136.376.000
Total biayapembelian dan kemasan madu (Rp/bulan)
1.112.258.000
903.491.000
Keuntungandaripenjualanmadu (Rp/bulan)
2. 035.642.000
1.653.559.000
Asumsi: Hargapenjualanmadu = Rp 150/mg Hargapembelianmadudaripetani = Rp 45.000/kg Hargakemasan = Rp 8.000/kg (diperolehdari internet)
Keuntungan
diperoleh
dengan
mengansumsikan
pengeluaran
dan
pendapatan dari masing-masing perusahaan melalui perhitungan dari penjualan per bulan.Dengan mengansumsikan harga madu RP.150/mg, harga madu Rp. 45.000/kg dan harga kemasan Rp. 8000/kg.Data penjualan madu per bulan diperoleh dari keterangan dari masing-masing perusahaan.Tabel 9 menjelaskan bahwa keuntungan dari penjualan madu dari masing-masing perusahaan per bulannya berbeda, namun perbedaannya tidak terlalu tinggi. Pemasaran Pemasaran berhubungan dengan produk yang dihasilkan, harga produk, promosi, dan distribusi perusahaan.Pemasaran PT. Madu Pramuka terdiri dari dua jenis, yaitu pemasaran indoor dan outdoor.Pemasaran indoor melayani pengelolaan toko (counter), sedangkan pemasaran outdoor melayani penjualan melalui pengecer dan pembelian dari pihak perusahaan. Perusahaan saat ini memiliki dua buah toko di daerah Cibubur, satu buah toko masing-masing di kantor Kwarnas Pusat, Serang, Cilegon, Tangerang, Gringsing, Semarang, dan Yogyakarta. Selain itu, perusahaan sedang fokus dalam memperluas daerah
33
34
pemasaran dengan mendirikan kedai di beberapa daerah yang belum dimasuki dan berupaya menambah jumlah tenaga pemasar outdoor. Sistem penentuan harga produk PT. Madu Pramuka berdasarkan pada besarnya biaya produksi. Perusahaan akan menaikkan harga, apabila biaya produksi mengalami kenaikan. Pembelian produk dalam volume besar dan kontinu oleh konsumen dan agen, akan mendapatkan diskon 10%-20% untuk madu botol dan 25% untuk madu curah sedangkan sistem penentuan harga pada PT. MTI berdasarkan harga dari pemasok. Oleh karena itu, produk madu pada perusahaan ini lebih murah daripada PT. Madu Pramuka.Keterjangkauan harga ini dapat memperkenalkan produk madu dan diharapkan konsumen lebih loyal pada perusahaan ini.Sama halnya dengan PT. Madu Pramuka, PT. MTI juga memberikan bonus kepada konsumen dan agen sebesar 10%-15% untuk pembelian dalam jumlah besar. Konsumen produk PT. Madu Pramuka dari kalangan perusahaan, antara lain PT. Khong Guan Indonesia dan PT. Mecosin yang membeli madu dalam bentuk curah.Konsumen produk PT. Madu Pramuka, terdiri dari empat jenis, yaitu (1) Koperasi, (2) Apotek, toko obat dan jamu. (3) Mini market, swalayan dan warung (4) Individu. Sistem pembayaran oleh pengecer adalah konsinyasi, dengan alasan untuk mengurangi resiko yang didapat pengecer dari menjual madu.Apabila salah satu jenis produk yang dijual tidak laku, maka dapat diganti dengan jenis produk yang banyak diminta oleh konsumen. Promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya (Kotler dan Armstrong, 1997). Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memilih bentuk-bentuk promosi yang tepat agar tujuan promosi dapat dicapai.promosi yang dilakukan oleh PT. Madu Pramuka tergolong masih sederhana, yaitu melalui penyebaran pamflet, promosi dari mulut ke mulut/mouth promotion dan mengikuti pameran yang diadakan oleh Departemen Kehutanan maupun Kwartir Nasional. Perusahaan juga mengirimkan surat penawaran jasa pelatihan beternak lebah kepada Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia. Perusahaan ini juga pernah mendapat liputan media massa (televisi, surat kabar, dan majalah) serta kunjungan dari lembaga pendidikan dan perusahaan yang tertarik dengan beternak lebah maupun terapi
34
35
sengat lebah, memberi keuntungan dengan semakin dikenalnya perusahaan oleh masyarakat sedangkan PT. MTI, promosi produk dilakukan dengan sering mengikuti pameran, melalui brosur, dan surat kabar. Kegiatan pameran lebih sering dilakukan oleh perusahaan ini, agar masyarakat lebih mengenal keberadaan MTI. Selain itu, pemasaran juga dilakukan dengan sistem konsinyasi yaitu menitipkan produk ke toko-toko atau swalayan di Al-Amin Bara, dan Al-Amin Dramaga, serta melalui agen-agen dengan sistem pesan antar. Penelitian dan Pengembangan Menurut Jauch dan Glueck (1995), faktor penelitian dan pengembangan merupakan keunggulan strategi karena dapat menciptakan produk baru atau produk yang ditingkatkan untuk pemasaran dan mengarahkan kepada peningkatan proses bahan untuk mendapatkan keunggulan dari biaya melalui efesiensi. PT. Madu Pramuka saat ini fokus dalam bidang pengembangan bibit lebah unggul dan pelatihan untuk konsumen yang berminat dibidang perlebahan.Selain itu divisi penelitian dan pengembangan juga mengembangkan aphiteraphy (terapi sengatan lebah).Terapi ini dapat menyembuhkan penyakit-penyakit dalam seperti hipertensi, gangguan rahim, asam urat, reumatik dan lain-lain. PT. Mutiara Tugu Ibu saat ini juga melakukan hal yang sama dengan PT. Madu Pramuka yaitu mengadakan pelatihan untuk konsumen yang ingin beternak lebah. Selain itu, perusahaan juga mengembangkan lebih banyak produk, yaitu sabun madu padat, cair, tetes mata madu serta shampoo madu.Hal ini yang menjadi kekuatan bagi perusahaan ini. Kedua perusahaan juga bekerja sama dengan pihak luar seperti PT. MTI bekerja sama dengan laboratorium Institut Pertanian Bogor untuk membuat produk-produk seperti sabun danshampoo madu, sedangkan PT. Madu Pramuka bekerja sama dengan peternak untuk menjamin keaslian madu yang diperoleh, begitu juga halnya dengan PT. MTI. Identifikasi Lingkungan Eksternal Menurut David (2004), lingkungan eksternal terbagi menjadi empat faktor yaitu ekonomi; sosial, budaya, demografi dan lingkungan; politik, hukum dan pemerintahan; dan persaingan.
35
36
Ekonomi Faktor ekonomi berpengaruh terhadap penjualan produk madu.Harga madu bervariasi bergantung pada musim, pada musim hujanlebah lebih lama tinggal dalam sarang dan tidak mencari pakan (foraging) sehingga, madu yang dihasilkan sedikit, dan mengakibatkan harga madu meningkat. Masyarakat yang memiliki ekonomi menengah ke bawah akan berpikir panjang untuk membeli madu, dikarenakan madu bukan merupakan kebutuhan pokok, sedangkan untuk masyarakat yang memilki ekonomi menengah ke atas akan lebih mudah untuk mengkonsumsi madu. PT. Madu Pramuka memiliki konsumen yang rata-rata adalah masyarakat ekonomi menengah ke atas, sedangkan PT. Mutiara Tugu Ibu memiliki konsumen berekonomi menengah ke bawah hingga menengah ke atas.Perbedaan jenis konsumen ini disebabkan berbedanya letak kedua perusahaan. PT. Madu Pramuka terletak di dekat tol sehingga dekat dengan akses ke kota. Pendapatan masyarakat kota rata-rata tinggi, sehingga untuk membeli madu bukan hal yang sulit, karena madu mereka menganggap madu juga merupakan kebutuhan primer untuk kesehatan. Berbeda dengan PT. MTI, letaknya yang kurang strategis serta jauh dari pusat kota sehingga konsumen untuk menengah ke atas sedikit. Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan Faktor sosial dan budaya juga berpengaruh terhadap penjualan produk madu. Masyarakat yang mengerti akan hidup yang sehat akan mengerti manfaat madu dan akan membelinya. PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu menerapkan sistem back to nature.Produk dari kedua perusahaan ini benar-benar produk alami tanpa campuran bahan-bahan lain pada produknya.Hal ini yang membuat
masyarakat
percaya
dan
tertarik
untuk
membeli
produk-
produknya.Namun saat ini sering beredar isu madu palsu. Isu tersebut ditanggulangi dengan cara tetap menjaga kualitas dari produk masing-masing perusahaan. Selain itu kedua perusahaan juga bekerjasama dengan pihak pemasok agar tetap menjaga kualitas madu melalui pengujian sampel madu oleh pihak pemasok sebelum diserahkan ke pihak perusahaan. PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu bekerja sama dengan pemasok yang ada di daerah Jawa Tengah, Grinsing. Khusus untuk madu hutan kedua perusahaan ini bekerjasama dengan
36
37
pemasok di daerah Palembang dan Riau.Konsumen yang banyak membeli dan datang ke PT. Madu Pramuka dan Mutiara Tugu Ibu berasal dari Bogor, Depok dan Jakarta. Faktor demografi dari kedua perusahan ini adalah disebabkan banyaknya peternak lebah di Pulau Jawa, sehingga menyebabkan banyak perusahaan madu yang berdiri. Lokasi untuk PT. Madu Pramuka sudah dapat dikatakan strategis karena dekat dengan jalan tol sehingga memudahkan konsumen untuk mengetahui produknya, sedangkan PT. MTI, lokasi yang dimiliki kurang strategis dan kurang menarik karena sejajar dengan ruko-ruko usaha lain, sehingga menyulitkan konsumen untuk mengetahui keberadaan perusahaan ini. Politik, Hukum dan Pemerintahan Pemerintah sejak awal tahun 70-an telah
menggalakkan usaha
pembudidayaan lebah madu. Saat ini telah berkembang ratusan apiari, baik yang dikelola secara potensial dalam skala besar, maupun yang berskala kecil sebagai usaha sampingan.Namun demikian, secara kuantitas dan kualitas, perkembangan usaha perlebahan belum cukup menggembirakan dan potensi yang tersedia belum tergali sepenuhnya. Dalam rangka ikut mendorong usaha pemerintah untuk lebih memajukan perlebahan di Indonesia, Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan dan Perkebunan bekerjasama dengan Perum Perhutani dan API Indonesia yang merupakan wadah masyarakat perlebahan, antara lain peternak, pengusaha madu, peneliti, dan pemerhati perlebahan menyelenggarakan Temu Usaha, Pameran Perlebahan dan Musyawarah Nasional API Indonesia. Keputusan dan kesepakatan-kesepakatan dari Temu Usaha, Pameran Perlebahan dan Munas API Indonesia ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai masukan bagi Pemerintah dalam menetapkan kebijakan nasional di bidang perlebahan. Politik, hukum dan pemerintahan berpengaruh terhadap usaha penjualan produk madu ini, karena untuk mendapat kepercayaan dari konsumen, diperlukan sertifikat halal dari pemerintah khususnya MUI dan standar SNI (Standar Nasional Indonesia) dari BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan). PT. Madu Pramuka sudah memenuhi SNI dan PT. Mutiara Tugu Ibu telah mendapatkan sertifikat halal MUI No. 0112102820117 serta telah terdaftar di
37
38
Dinkes P-IRT No. 109327602328. Namun, kedua perusahaan ini masih mengalami kesulitan untuk mengekspor produk madu ke negara lain disebabkan kelembaban di Indonesia tinggi sehingga meningkatkan kadar air pada madu. Persaingan Persaingan memang selalu menjadi hal yang tak asing dalam menjalankan suatu usaha.Persaingan merupakan suatu motivasi untuk perusahaan untuk lebih meningkatkan produk-produk yang dihasilkannya. PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu bersaing dengan perusahaan madu lainnya, seperti Madu Nusantara, Madu Rasa dan Madu Perhutani.Banyaknya perusahaan madu yang terdapat di Pulau Jawa disebabkan banyaknya peternak lebah yang terdapat di Pulau Jawa. Persaingan dalam usaha produk lebah tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi terutama dari luar negeri, seperti madu kelengkeng dari Thailand yang memiliki kualitas yang tinggi dan harga relatif terjangkau oleh konsumen. Namun, hal itu ditanggulangi dengan tetap mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan, sehingga konsumen tetap percaya dan tak berpindah ke tempat yang lain. PT. Madu Pramuka mempertahankan kualitas dengan tetap menjaga keaslian madu yang diproduksi. Begitu juga dengan PT. Mutiara Tugu Ibu, perusahaan ini menjaga keaslian produk dan menstabilkan kadar air madu yang dihasilkan untuk mempertahankan kualitas madu yang diproduksi. Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Evaluasi Faktor Eksternal Berdasarkan evaluasi faktor internal dan eksternal, maka diidentifikasi faktor yang menjadi kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dari masing-masing perusahaan.Berikut ini adalah tabel kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dari masing-masing perusahaan berdasarkan keterangan dari pihak kepala personalia manajemen dan bagian pemasaran.
38
39
Tabel 10. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancamanpada PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu Faktor Internal Skor Kekuatan MTI Skor Kekuatan (S) Pramuka 1. Sifat Kekeluargaan tinggi 0,340 1. Strategi harga bagus 0,320 2. Lokasi strategis 0,328 2. Produk yang berkualitas 0,288 0,328 3. Produk yang berkualitas 0,320 3. Sifat Kekeluargaan tinggi 0,244 4. Jumlah agen banyak 0,284 4. Kemasan produk menarik 0,234 5. Kedisiplinan karyawan tinggi 0,264 5. Keramahan karyawan 0,225 6. Keramahan karyawan 0,231 6. Peralatan dan teknologi 0,192 7. Kondisi keuangan stabil
0,126
Subtotal Kelemahan (W) Pramuka
1,893 Skor 1. Variasi produk 0,276 2. Strategi harga 0,160 3. Kemasan Produk 0,160 4. Kegiatan promosi 0,138 5. Potongan harga/produk gratis. 0,126 6. Struktur organisasi dan 0,116 pembagian tugasnya 7. Peralatan dan teknologi yang 0,116 masih rendah. Subtotal 1,095 Total Skor IFE 2,988 Faktor Eksternal Peluang (O) Pramuka
1. Kepercayaan konsumen 2. Kemitraan dengan pihak lain 3. Produk selain madu 4. Banyaknya jumlah penduduk 5. Kondisi ekonomi di Indonesia. 6. Perkembangan teknologi
Skor 0,304 0,249 0,192 0,180 0,135 0,120
yang mencukupi 7. Variasi Produk tinggi 8. Potongan harga/produk gratis 9. Kedisiplinan karyawan Subtotal Kelemahan (W) MTI
1. lokasi kurang strategis 2. Struktur organisasi dan pembagian tugasnya 3. Kegiatan Promosi 4. Jumlah Agen 5. Kondisi keuangan
0,165 0,165 0,156 1,989 Skor 0,234 0,156 0,078 0,075 0,075
Subtotal Total Skor IFE
0,618 2,607
Peluang (O) MTI
Skor 0,294
1. Kemitraan dengan pihak lain 2. Perkembangan teknologi 3. Produk selain madu 4. Banyaknya jumlah penduduk 5. Kondisi ekonomi di Indonesia. 6. Penetapan harga jual
0,270 0,222 0,201 0,128 0,128
39
40
7. Kekuatan tawar menawar dengan pembeli
0,120
Subtotal
1,180
Subtotal
1,363
Ancaman (T) Pramuka
Skor 0,285
Ancaman (T) MTI
Skor 0,360
1. Kekuatan tawar menawar dengan pembeli. 2. Persaingan yang relatif tinggi 3. Terbatasnya jumlah produksi madu 4. Banyaknya jenis merek madu 5. Kondisi politik dan keamanan yang tidak menentu 6. Pengaruh BBM terhadap produksi madu. 7. Penetapan harga jual 8. Sulitnya birokrasi untuk ekspor 9. Kekuatan tawar menawar dengan pemasok Subtotal Total Skor EFE
0,256 0,249 0,228 0,220 0,207 0,180 0,172 0,152
1,949 3,129
1. Terbatasnya jumlah produksi madu 2. Kepercayaan konsumen 3. Banyaknya jenis merek madu 4. Kekuatan tawar menawar dengan pemasok 5. Kondisi politik dan keamanan yang tidak menentu 6. Pengaruh BBM terhadap produksi madu. 7. Persaingan yang relatif tinggi 8. Sulitnya birokrasi untuk ekspor Subtotal Total Skor EFE
0,276 0,128 0,120 0,114
0,110 0,110 0,038 1,246 2,609
Kekuatan (Strengths) Kekuatan PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu dapat dilihat pada Tabel 10. Kekuatan utama dari PT.Madu Pramuka adalah sifat kekeluargaan yang kuat antara karyawan dan atasan (0,340), sifat kekeluargaan ini diperoleh dengan mengadakan olahraga rutin setiap minggu, serta sering mengadakan pertemuan bersama karyawan dan atasan untuk mempererat tali persaudaraan antara karyawan dan atasan. Selain itu, PT. Madu Pramuka juga menerapkan prinsip kepramukaan yaitu kebersamaan.Sifat kekeluargaan juga merupakan kekuatan bagi PT. Mutiara Tugu Ibu, namun terletak di posisi ketiga.Lokasi strategis (0,328) merupakan kekuatan kedua dari PT. Madu Pramuka.Hal ini disebabkan lokasinya dengan dengan akses jalan tol yang memudahkan konsumen mengetahui perusahaan ini. Produk berkualitas (0,320) merupakan kekuatan ketiga terkuat dari PT. Madu Pramuka, karena produk yang dimiliki PT. Madu Pramuka masih belum memenuhi standar SNI untuk kadar airnya yaitu 24%-25%,
40
41
sedangkan di PT. Mutiara Tugu Ibu produk berkualitas menjadi kekuatan di posisi kedua, karena di perusahaan ini sudah dilakukan pengurangan kadar air pada madu, sehingga madu lebih berkualitas tinggi. Kekuatan pertama PT. Mutiara Tugu Ibu adalah strategi harga yang baik, perusahaan ini bermitra dengan peternak-peternak binaan sehingga madu yang diperoleh dari peternak tentu lebih murah.Kemitraan sangat penting dilakukan, dimana kedua belah pihak saling menguntungkan tanpa diwarnai oleh rasa ingin menguasai satu sama lain (Jemsly Hutabarat, 1996). Kelemahan (Weakness) Kelemahan utama dari PT. Madu Pramuka adalah variasi produk (0,276), produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan ini masih tergolong sederhana. Perusahaan ini jarang melakukan penelitian dan memiliki motto madu yang dihasilkan harus sealami mungkin. Perusahaan ini belum menawarkan produkproduk lebah madu lain seperti sabun madu, shampoo madu, serta cream madu seperti yang terdapat pada MTI. Strategi harga (0,160) dan kemasan produk (0,160) merupakan kelemahan kedua pada PT. Madu Pramuka. PT. Madu Pramuka harga ditentukan dengan melihat besarnya biaya produksi, jika harga produksi meningkat, maka harga produk juga akan ikut meningkat. Produk yang mahal menjadi kelemahan bagi perusahaan ini.Kemasan produk yang kurang menarik menjadi suatu kelemahan untuk perusahaan ini.Kemasan yang digunakan belum terdapat komposisi, kegunaan serta aturan pakai dari produk, sehingga hal tersebut membuat konsumen kurang mengerti dalam pemakaian produk. Menurut Cenadi (1999), sebagai media komunikasi kemasan harus menerangkan dan mencerminkan produk, citramerek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahamidan diingat. Kelemahan ini justru menjadi kekuatan bagi PT. Mutiara Tugu Ibu.Kelemahan utama PT. Mutiara Tugu Ibu adalah kegiatan promosi (0,078). Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan ini juga tergolong jarang dilakukan oleh perusahaan ini. Promosi produk madu pada perusahaan ini juga banyak dilakukan melalui mulut ke mulut serta melalui pameran, yang hamper dilakukan beberapa bulan sekali.Kelemahan kedua dan ketiga adalah jumlah agen dan kondisi keuangan (0,075), Jumlah agen yang belum mencukupi membuat produk dari perusahaan ini kurang dikenal oleh masyarakat
41
42
luas, khususnya masyarakat Jakarta, Bekasi, dan Jawa Barat.Kondisi keuangan pada perusahaan ini saat ini masih stabil, namun belum meningkat, karena kurangnya pembelian madu oleh konsumen pada perusahaan ini. Hal ini disebabkan kurang tahunya masyarakat akan keberadaan produk ini. Kedua kelemahan ini menjadi kekuatan bagi PT. Madu Pramuka. Peluang (Opportunities) Peluang utama dari PT. Madu Pramuka adalah kepercayaan konsumen (0,304), Perusahaan ini sudah cukup dikenal masyarakat, disamping karena sudah berdiri sejak lama, perusahaan ini selalu menjaga kualitas produknya. Hal itu membuat konsumen percaya akan produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan ini, namun bagi PT. Mutiara Tugu Ibu ini merupakan ancaman karena masyarakat belum lama mengenal produk yang ditawarkannya. Peluang kedua pada PT. Madu Pramuka adalah kemitraan dengan pihak lain (0,249). Perusahaan ini bekerja sama dengan industri obat. Namun di PT. Mutiara Tugu Ibu, kemitraanmerupakan kekuatanutama (0,294). PT. Mutiara Tugu Ibu bekerja sama dengan peternak binaan untuk memperoleh pasokan madu yang murah serta bekerja sama dengan RS. Tugu Ibu Depok untuk penjualan madu ke pasien-pasien rawat inap.Peluang ketiga PT. Madu Pramuka adalah produk selain madu (0,192).Perusahaan ini selain menjual madu juga menjual royal jelly dan propolis.Peluang ini merupakan peluang ketiga pada PT. Mutiara Tugu Ibu. Peluang kedua pada PT. Mutiara Tugu Ibu adalah perkembangan teknologi (0,270), perusahaan ini sudah melakukan teknologi pengurangan kadar air pada madunya. Ancaman (Threats) Ancaman utama bagi PT. Madu Pramuka adalah kekuatan tawar menawar dengan pembeli (0,285), karena konsumen terbesar perusahaan ini adalah industri maka pihak industri meminta harga yang relatif murah sehingga menjadi ancaman bagi perusahaan ini.Ancaman ini merupakan peluang bagi PT. Mutiara Tugu Ibu, namun tidak terlalu berpengaruh. Ancaman kedua bagi
PT. Madu Pramuka
adalah persaingan yang relatif tinggi (0,256). Persaingan ini disebabkan karena banyaknya peternak lebah yang berada di Pulau Jawa, sehingga perusahaan madu juga semakin bertambah banyak.Ancaman ketiga bagi PT. Madu Pramuka adalah 42
43
terbatasnya jumlah produksi madu (0,249).Ancaman ini juga merupakan ancaman utama bagi PT. Mutiara Tugu Ibu (0,360).Terbatasnya jumlah produksi madu disebabkan karena musim yang tidak menentu di Indonesia. Ancaman kedua bagi PT. Mutiara Tugu Ibu adalah kepercayaan konsumen (0,276).Perusahaan ini belum lama berdiri sehingga konsumen belum banyak mengetahui tentang produk-produk yang dihasilkan perusahaan ini.Ancaman ketiga adalah banyaknya jenis merek madu (0,128). Hal ini menyebabkan perusahaan ini akan terancam kehilangan konsumen, sehingga harus tetap menjaga kualitasnya. Nilai IFE PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu Nilai IFE PT. Madu Pramuka adalah 2,988 berarti memiliki faktor internal yang cukup kuat sehingga jika perusahaan ingin mengembangkan perusahaannya maka harus mengurangi kelemahannya yaitu meningkatkan variasi produk, menghasilkan produk dengan harga bersaing serta memperbaiki kemasan produk menjadi
lebih
menarik,
keinginanperusahaan
seperti
untuk
dapat
yang
dikatakan
bersaing,
Gudmundsson
mendorongperusahaan
(2004), untuk
senantiasa mencari danmengembangkan cara yang lebih efektif danefisien dalam merancang, memproduksi, dan memasarkan berbagai jenis produk yangberguna bagi masyarakat dengan harga terjangkau. Menyikapihal tersebut, perusahaan dituntut
untuksenantiasa
berinovasi
dalam
mengembangkanproduk
baru.sedangkan IFE PT. Mutiara Tugu Ibu adalah 2,607. Hal ini berarti faktor internal tidak sekuat PT. Madu Pramuka, maka perusahaan ini harus meningkatkan
kekuatannya
dan
mengurangi
kelemahannya,
yaitu
mempertahankan harga produk, lebih meningkatkan kualitas produk lagi serta meningkatkan promosi, seperti iklan via internet, pameran, bonus-bonus serta menambah jumlah agen. Nilai EFE PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu Nilai EFE PT. Madu Pramuka adalah 3,129, berarti faktor eksternal sangat berpengaruh pada usaha perusahaan ini terutama pada ancaman (1,949) daripada peluang (1,180), maka perusahaan ini harus mengantisipasi ancaman dengan meningkatkan peluang seperti mengatasi persaingan dengan meningkatkan kepercayaan konsumen, meningkatkan kemitraan untuk menambah suplier dan 43
44
jumlah industri serta menambah produk selain madu untuk mengurangi persaingan. Dengan mengadakan kemitraan, maka sedikit banyak dapat membantu perusahaan untuk dapat memuaskan konsumen dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui bantuan dari pihak lain sebagai mitra (Nuryanto, 2009). Nilai EFE PT. Mutiara Tugu Ibu adalah 2,609, berarti pengaruh eksternal bagi
perusahaan
ini
tidak
sebesar
pada
PT.
Madu
Pramuka
pengaruhnya.Pengaruhnya terletak pada peluang yaitu 1,363. Oleh karena itu, perusahaan ini perlu melakukan upaya untuk memanfaatkan peluang, seperti tetap menjaga kemitraan dengan pihak lain agar terpenuhinya stok madu, serta tetap menerapkan teknologi untuk menjaga kualitas madu sehingga menigkatkan kepercayaan konsumen. Matrik IE (Internal-Eksternal) Berdasarkan hasil matriks IFE dan EFE dari masing-masing perusahaan dapat ditentukan posisi masing-masing perusahaan melalui matriks IE.Grafik berikut ini merupakan matriks IE dari PT. Madu Pramuka. Total Skor IFE Total Skor EFE 4,0 Tinggi
Kuat 3,0 Rata-rata 2,0
Lemah 1,0
II I
3,0 Sedang
(2,988;3,129)
III
(2,607; 2,609)
IV
V
VI
2,0 Rendah VII
VIII
IX
Gambar 7.Grafik Matriks IE pada Perusahaan PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu
44
45
Keterangan: I, II, IV III, V, VII VI VIII IX
: tumbuh/bina (growth/build) : pertahankan/pelihara (hold and maintain) : penciutan : divestasi : likuidasi : posisi PT. Madu Pramuka : posisi PT. Mutiara Tugu Ibu
Grafik di atas menunjukkan bahwa Perusahaan PT. Madu Pramuka terletak pada tumbuh atau bina, yaitu pada posisi II, karena IFE dan EFE-nya bernilai masing-masing 2,988 dan 3,129. Strategi yang cocok adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) (David, 2004).Grafik tersebut juga menunjukkan bahwa perusahaan madu PT. Mutiara Tugu Ibu terletak pada posisi V yaitu pertahankan/ pelihara. Total skor masing-masing IFE 2,607 dan EFE 2,609. Strategi yang tepat dan paling umum digunakan adalah strategi pentrasi pasar dan pengembangan produk, yaitu produk yang telah ada dikembangkan lagi menjadi lebih baik (David, 2004). Pengembangan produk berupa menambah produk diversifikasi seperti peralatan beternak lebah dan menjual bibit lebah. Matriks SWOT Menurut Rangkuti (2006), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategi harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman).Berikut ini adalah hasil analisis SWOT pada masing-masing perusahaan.
45
46
Tabel 11. Matriks SWOT pada PT. Madu Pramuka Kekuatan(S) Analisis 1. Sifat kekeluargaan antara SWOT Apiari Pramuka karyawan dan atasan 2. Produk yang berkualitas Faktor Internal 3. Lokasi strategis 4. Keramahan karyawan 5. Jumlah agen 6. Kondisi keuangan 7. Kedisipilinan karyawan
Faktor Eksternal Peluang(O) 1. Perkembangan teknologi 2.Kondisi ekonomi di Indonesia 3.Banyaknya jumlah penduduk 4. Produk Selain madu 5. Kepercayaan konsumen 6.Kemitraan dengan perusahaan lain
Kelemahan(W) 1. Strategi harga 2.Kemasan produk 3.Kegiatan promosi 4. Variasi produk 5.Struktur organisasi dan pembagian tugasnya 6.Potongan harga/produk gratis 7.Peralatan dan teknologi yang masih rendah
Strategi S-O Strategi W-O 1. Mempertahankan kualitas produk 1. Meningkatkan promosi dan untuk menambah kepercayaan mengadakan potongan harga untuk konsumen dan memanfaatkan sifat memperkenalkan produk selain madu (W3, W6, O3, O7) kekeluargaan untuk bermitra dengan perusahaan lain (S1, S2, O6, O7)
Ancaman(T) Strategi S-T Strategi W-T 1.Banyaknya jenis merek madu 1. Mempertahankan kualitas produk 1. Menggunakan kemasan yang 2.Terbatasnya jumlah produksi dan mempertahankan jumlah agen menarik, menambah kegiatan madu untuk mengurangi persaingan promosi serta membuat potongan 3. Pengaruh BBM terhadap proses yang relatif tinggi. (S2, S3, S5, harga untuk mengurangi produksi S6, T1, T2, T5) persaingan. (W2, W3, W6, T1, 4.Kekuatan tawar menawar T7) dengan pemasok 5.Kekuatan tawar menawar dengan pembeli 6.Kondisi politik dan keamanan yang tidak menentu 7.Persaingan yang relatif tinggi 8.Sulitnya birokrasi untuk ekspor 9. Penetapan harga jual
46
47
Tabel 12. Matriks SWOT pada PT. Mutiara Tugu Ibu Analisis SWOT MTI Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan(S) 1.Sifat kekeluargaan antara karyawan dan atasan 2. Produk yang berkualitas 3. Strategi harga 4. Kemasan produk 5. Kedisiplinan karyawan 6. Keramahan karyawan 7. Variasi produk 8. Potongan harga/ produk gratis 9.Peralatan dan teknologi mencukupi
KELEMAHAN(W) 1.Kegiatan promosi yang kurang 2. Jumlah agen 3. Kondisi keuangan 4.Struktur organisasi dan pembagian tugasnya 5. Lokasi strategis
Peluang(O) 1. Perkembangan teknologi 2.Kondisi ekonomi di Indonesia 3.Banyaknya jumlah penduduk 4. Produk Selain madu 5.Kekuatan tawar menawar dengan pembeli 6.Kemitraan dengan perusahaan lain. 7. Penetapan harga jual.
Strategi S-O Strategi W-O 1. Memanfaatkan teknologi yang 1. Menambah jumlah agen modern untuk menghasilkan produk dan meningkatkan selain madu berupa produk promosi dengan diversifikasi, sehingga pameran, membuat toko meningkatkan jumlah konsumen menjadi lebih menarik , dan memenuhi kebutuhan serta bermitra dengan konsumen (S2, S7, S9, O1, O3, O5, perusahaan lain (W1, O6) W2, O6).
Ancaman(T) 1.Banyaknya jenis merek madu 2.Terbatasnya jumlah produksi madu 3.Pengaruh BBM terhadap proses produksi 4. Kepercayaan konsumen 5.Kekuatan tawar menawar dengan pemasok 6.Kondisi politik dan keamanan yang tidak menentu 7.Persaingan yang relatif tinggi 8. Sulitnya birokrasi untuk ekspor
Strategi S-T Strategi W-T 1. Menggunakan variasi produk dan 1. Meningkatkan promosi memanfaatkan kemasan produk serta menambah jumlah yang menarik serta agen untuk menghadapi mempertahankan kualitas untuk persaingan yang tinggi memgurangi persaingan yang relatif (W1,W2,O1,O5). tinggi dan menambah kepercayaan konsumen (S2, S4, S7, T1, T4, T7)
Berdasarkan Tabel 11 dan 12 strategi yang dihasilkan melalui analisis SWOT pada masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut:
47
48
Strategi S-O Pada perusahaan PT. Madu Pramuka strategi yang dihasilkan adalah mempertahankan kualitas produk untuk menambah kepercayaan konsumen memanfaatkan sifat kekeluargaan yang kuat antar karyawan dan atasan untuk bermitra dengan perusahaan lain (S1,S2,O6,O7), sedangkan pada PT. Mutiara Tugu Ibu, strategi yang dihasilkan adalah memanfaatkan teknologi yang modern untuk menghasilkan produk lain berupa produk diversifikasi, sehingga meningkatkan jumlah konsumen dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen (S2, S7, S9, O1, O3,O5, O6). Strategi S-T Strategi S-T pada perusahaan PT. Madu Pramuka adalah mempertahankan kualitas produk dan menambah jumlah agen untuk mengurangi persaingan yang relatif tinggi (S2, S3, S5, S6, T1, T2, T5), sedangkan pada perusahaan PT. MTI, strategi S-T yang diperoleh adalah meningkatkan variasi produk, membuat kemasan madu semenarik mungkin serta mempertahankan kualitas produk (S2, S3, S4, S7, T1, T2, T5). Strategi W-O Strategi W-O pada perusahaan PT. Madu Pramuka adalah meningkatkan promosi dan mengadakan potongan harga untuk memperkenalkan produk selain madu (W3, W6, O3, O7), sedangkan pada PT. MTI, strategi yang disarankan adalah menambah jumlah agen dan meningkatkan promosi dengan bermitra dengan perusahaan lain serta memperbaharui pamflet toko menjadi lebih menarik (W1, W2, O9) Strategi W-T Strategi W-T pada perusahaan PT. Madu Pramuka adalah menggunakan kemasan yang menarik serta menambah kegiatan promosi ( W2, W3, W6, T1, T2, T7), sedangkan pada PT. MTI meningkatkan promosi serta menambah jumlah agen untuk menghadapi persaingan yang tinggi. (W1, W2, O1, O5).
48
49
Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Strategi yang diperoleh dari SWOT merupakan alternatif strategi yang dapat dijalankan namun pemilihannya banyak faktor yang menentukan seperti dana yamg tersedia, prioritas perusahaan dan sumber daya manusia, Pemilihan strategi dapat diperoleh dari analisis QSPM. Berdasarkan Tabel 13 diperoleh urutan dari masing-masing strategi pada PT. Madu Pramuka.Urutan pertama adalahmeningkatkan
promosi
dan
mengadakan
potongan
harga
untuk
memperkenalkan produk selain madu dengan nilai Total Atractiveness Score (TAS) sebesar 16,732. Alternatif strategi kedua adalah mempertahankan kualitas produk untuk menambah kepercayaan konsumen dan memanfaatkan sifat kekeluargaan untuk bermitra dengan perusahaan lain dengan nilai TAS sebesar 15,779. Alternatif strategi ketiga adalah mempertahankan kualitas produk dan mempertahankan jumlah agen untuk mengurangi persaingan yang relatif tinggi dengan nilai TAS sebesar 15,661. Alternatif keempat yaitu menggunakan kemasan yang menarik, menambah kegiatan promosi serta membuat potongan harga untuk mengurangi persaingan dengan nilai TAS sebesar 14,335. Alternatif strategi pertama pada PT. Mutiara Tugu Ibu adalah menambah jumlah agen dan meningkatkan promosi dengan pameran, membuat toko menjadi lebih menarik, serta bermitra dengan perusahaan lain dengan nilai TAS 13,976. Alternatif strategi kedua adalah menggunakan variasi produk dan memanfaatkan kemasan produk yang menarik serta mempertahankan kualitas untuk mengurangi persaingan yang relatif tinggi dan menambah kepercayaan konsumen dengan nilai TAS 13,418.Alternatif strategi ketiga adalah memanfaatkan teknologi yang modern untuk menghasilkan produk selain madu berupa produk diversifikasi, sehingga meningkatkan jumlah konsumen dan memenuhi kebutuhan konsumen dengan nilai TAS 12,347.Alternatif strategi ketiga adalah meningkatkan promosi serta menambah jumlah agen untuk menghadapi persaingan yang tinggi dengan nilai TAS 11,775.
49
0,340 0,320 0,328 0,231 0,284 0,276 0,264
0,160 0,160 0,138 0,126 0,116 0,126 0,116
0,120 0,135 0,180 0,180 0,192 0,304 0,249 0,228 0,249 0,207 0,152 0,285 0,220 0,256 0,172
W1 W2 W3 W4 W5 W6 W7
O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 TOTAL
Bobot
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7
FaktorFaktor Strategis
3,00 1,00 2,00 2,00 3,00 4,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 1,00 3,00 1,00
2,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00
AS 3,00 4,00 2,00 3,00 2,00 2,00 2,00
0,360 0,135 0,360 0,360 0,576 1,216 0,747 0,684 0,747 0,414 0,456 0,855 0,220 0,768 0,172 15,779
0,320 0,480 0,276 0,378 0,232 0,378 0,348
QSPM1 TAS 1,020 1,280 0,656 0,693 0,568 0,552 0,528
2,00 1,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 2,00 1,00 2,00 4,00 1,00 4,00 2,00
4,00 4,00 4,00 3,00 2,00 3,00 3,00
AS 2,00 3,00 2,00 3,00 4,00 4,00 2,00
0,240 0,135 0,540 0,540 0,576 0,608 0,747 0,684 0,498 0,207 0,304 1,140 0,220 1,024 0,344 16,732
0,640 0,640 0,552 0,378 0,232 0,378 0,348
QSPM2 TAS 0,680 0,960 0,656 0,693 1,136 1,104 0,528
2,00 1,00 2,00 3,00 4,00 3,00 2,00 3,00 2,00 1,00 2,00 3,00 1,00 4,00 1,00
2,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 4,00
AS 2,00 4,00 3,00 2,00 3,00 3,00 2,00
QSPM3
Alternatif Strategi
0,240 0,135 0,360 0,540 0,768 0,912 0,498 0,648 0,498 0,207 0,304 0,855 0,220 1,024 0,172 15,661
0,320 0,480 0,414 0,378 0,232 0,378 0,464
TAS 0,680 1,280 0,984 0,462 0,852 0,828 0,528
2,00 1,00 2,00 3,00 4,00 2,00 2,00 3,00 1,00 1,00 2,00 4,00 1,00 4,00 2,00
3,00 4,00 4,00 3,00 2,00 3,00 3,00
AS 1,00 2,00 2,00 2,00 3,00 3,00 1,00
QSPM4
0,240 0,135 0,360 0,540 0,768 0,608 0,498 0,648 0,249 0,207 0,304 1,140 0,220 1,024 0,344 14,335
0,480 0,640 0,552 0,378 0,232 0,378 0,348
TAS 0,340 0,640 0,656 0,462 0,852 0,828 0,264
Tabel Matriks QSPM (Quantitative Planning Matrix) pada PT. Madu Pramuka Tabel13.Hasil 13. Hasil Perhitungan Perhitungan Matriks QSPM (Quantitative StrategicStrategic Planning Matrix) pada PT. Madu Pramuka
50
50
0,244 0,288 0,320 0,234 0,234 0,225 0,165 0,165 0,192
0,078 0,075 0,075 0,156 0,156
0,270 0,128 0,201 0,128 0,222 0,120 0,294 0,128 0,360 0,110 0,276 0,120 0,114 0,110 0,038
W1 W2 W3 W4 W5
O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 TOTAL
Bobot
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9
FaktorFaktor Strategis
4,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 1,00 3,00 2,00 1,00 3,00 1,00
2,00 2,00 3,00 1,00 1,00
AS 1,00 4,00 2,00 2,00 2,00 1,00 4,00 2,00 2,00
QSPM1
1,080 0,256 0,603 0,256 0,666 0,360 0,588 0,384 1,080 0,110 0,828 0,240 0,114 0,330 0,038 12,347
0,156 0,150 0,225 0,156 0,156
TAS 0,244 1,152 0,640 0,468 0,468 0,225 0,660 0,330 0,384
2,00 2,00 3,00 4,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 1,00 3,00 3,00 1,00 4,00 3,00
4,00 4,00 3,00 2,00 2,00
AS 1,00 3,00 3,00 4,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00
0,540 0,256 0,603 0,512 0,444 0,360 0,882 0,384 1,080 0,110 0,828 0,360 0,114 0,440 0,114 13,976
0,312 0,300 0,225 0,312 0,312
QSPM2 TAS 0,244 0,864 0,960 0,936 0,468 0,450 0,495 0,495 0,576
Alternatif Strategi
3,00 1,00 2,00 3,00 3,00 4,00 2,00 3,00 2,00 1,00 4,00 1,00 1,00 4,00 3,00
3,00 2,00 3,00 2,00 2,00
QSPM3 AS 1,00 4,00 2,00 4,00 2,00 2,00 4,00 3,00 3,00
0,810 0,128 0,402 0,384 0,666 0,480 0,588 0,384 0,720 0,110 1,104 0,120 0,114 0,440 0,114 13,418
0,234 0,150 0,225 0,312 0,312
TAS 0,244 1,152 0,640 0,936 0,468 0,450 0,660 0,495 0,576
2,00 1,00 3,00 3,00 3,00 4,00 2,00 3,00 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 4,00 3,00
4,00 4,00 3,00 2,00 2,00
AS 1,00 1,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 2,00
QSPM4
0,540 0,128 0,603 0,384 0,666 0,480 0,588 0,384 0,360 0,110 0,552 0,120 0,114 0,440 0,114 11,755
0,312 0,300 0,225 0,312 0,312
TAS 0,244 0,288 0,960 0,702 0,468 0,675 0,495 0,495 0,384
Tabel 14.Hasil Perhitungan Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) pada PT. Mutiara Tugu Ibu
51
51