VI.
ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Analisis lingkungan merupakan salah satu proses yang harus dilakukan dalam manajemen strategis yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peusahaan. Pada umumnya lingkungan perusahaan terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. 6.1
Analisis Lingkungan Internal Perusahaan Analisis lingkungan internal perusahaan digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam mencapai kinerja dan mengungguli pesaing. Analisis lingkungan internal perusahaan adalah analisis berdasarkan faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan sendiri dan umumnya dapat dikendalikan oleh prusahaan. Lingkungan internal merupakan proses pengidentifikasian terhadap faktorfaktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Proses internal perusahaan tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan fungsional yaitu analisis yang dilakukan oleh masing-masing fungsi dalam perusahaan dengan mengkaji aspek sumberdaya manusia, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi, dan sistem informasi manajemen. 6.1.1
Aspek Sumberdaya Manusia Manajemen sumberdaya manusia bisnis buah semangka pada CV Salim
Abadi mencakup aktivitas sebagai berikut : a) Perekrutan karyawan Perekrutan karyawan dilakukan sesuai kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh CV SA. Sumber tenaga kerja berasal dari lingkungan masyarakat sekitar perusahaan dan memiliki semangat dan keuletan dalam belajar dan bekerja. b) Pelatihan dan pengembangan karyawan Pada awalnya Bapak Haji Nursalim sebagai petani dan pedagang buah semangka memberikan pengetahuan serta pengalamannya baik kepada karyawan CV SA maupun petani mitra. Namun sekarang, penyampaian
informasi dan juga pengenalan teknologi budidaya dilakukan oleh manajer kepada karyawan dan juga petani mitra dan musiman. Pengarahan dari manajer yang lebih berpengalaman menjadi sumber pembelajaran bagi karyawan maupun petani mitra dan musiman sehingga dapat terus meningkatkan kinerja. Keterampilan khusus yang dimiliki oleh SDM CV SA di lapangan adalah keterampilan penyilangan buah semangka untuk dapat berbuah dengan baik. c) Pemberian imbalan Penetapan besar kecilnya kompensasi karyawan CV SA diberikan berdasarkan target dari masing-masing bagian. Seperti contoh pada bagian produksi di lapangan, pemberian imbalan berdasarkan target produksi panen dan kualitas buah (manis, warna kulit buah yang merata, ukuran buah seragam). Sedangkan untuk bagian karyawan kantor, pemberian imbalan berdasarkan akurasi data yang masuk dan keluar. Selain itu, perusahaan memberikan tunjangan hari raya, dan upah lembur (satu kali dalam satu minggu). Bisnis buah semangka CV SA belum memiliki perencanaan yang tertulis secara jelas dan spesifik mengenai peramalan, penetapan tujuan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang, serta formulasi strategi yang dirumuskan dengan melibatkan seluruh karyawan. Secara tersirat, bisnis buah semangka CV SA memiliki perencanaan untuk dapat melakukan kegiatan ekspor buah semangka. Hal ini merupakan misi dari perusahaan yang belum mampu untuk dicapai. Rencana tersebut belum diuraikan dengan jelas untuk proses pencapaiannya seperti bagaimana prosedur yang harus dilewati, jadwal produksi buah semangka, serta hal-hal lain yang terkait dengan cita-cita perusahaan sehingga perusahaan belum merumuskan strategi dengan baik. Selain perencanaan untuk melakukan kegiatan ekspor buah semangka, perencanaan juga mencakup seluruh kegiatan usaha yang sedang berjalan. Perencanaan terpenting dalam penyusunan strategi bisnis buah semangka CV SA adalah perencanaan pasar. Hingga saat ini, bisnis buah semangka CV SA hanya melakukan perencanaan tanam serta riset mengenai produk buah semangka saja tanpa melakukan perencanaan pasar ataupun riset pasar. Perencanaan pasar
51
dibutuhkan dalam pengembangan produk yang diinginkan oleh konsumen, serta dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang penting. Perencanaan pasar dapat mendukung semua fungsi bisnis yang pokok dari sebuah organisasi. Bisnis buah semangka CV SA dipimpin oleh pemilik perusahaan, yaitu Bapak Haji Nursalim. Walaupun tidak dalam bentuk daftar tertulis, bisnis buah semangka CV SA mempunyai deskripsi atas pekerjaan-pekerjaan yang ada dan setiap orang dalam perusahaan mengetahui deskripsi pekerjaan masing-masing. Spesifikasi pekerjaan dalam bisnis buah semangka CV SA terlihat pada pembagian beberapa divisi bagian dalam perusahaan. Secara umum, spesifikasi pekerjaan terbagi dalam dua kelompok yaitu spesifikasi bagian divisi pertanian dan divisi saprotan. Karyawan pada bagian divisi pertanian dengan spesifikasi kerja dalam perencanaan sebanyak dua orang, untuk bagian lapangan berjumlah tiga orang, pada bagian keuangan hanya satu orang, panen dan pasca panen masing-masing sebanyak dua orang. Sedangkan untuk karyawan pada bagian divisi saprotan dengan spesifikasi kerja pada administrasi, accounting, dan pembelian masingmasing sebanyak satu orang. Pada bagian penjualan, dua orang pada bagian penjualan kios dan dua orang pada penjualan kanvas. Pada bagian gudang sebanyak dua orang karyawan. Keseluruhan kegiatan dalam bisnis buah semangka CV SA baik dari divisi pertanian maupun divisi saprotan dikontrol oleh satu orang manajer. Jumlah seluruh karyawan pada CV SA sebanyak 20 orang karyawan. Otoritas tertinggi dipegang oleh pimpinan CV SA, yaitu Bapak Haji Nursalim, namun karena kesibukan dan profesi pekerjaan dari Bapak Haji Nursalim sebagai anggota DPRD Tingkat Provinsi Lampung maka pengambilan keputusan dan kegiatan perusahaan diserahkan kepada Bapak Joko sebagai General Manajer dalam bisnis buah semangka CV SA yang kurang lebih telah mengetahui perjalanan perusahaan selama enam tahun sejak CV SA belum berbadan hukum. Pemberian motivasi dilakukan oleh pimpinan CV SA melalui komunikasi yang baik dengan karyawan, sehingga tercipta adanya kedekatan antara pemimpin perusahaan dengan karyawannya. Pemimpin sering membagikan pengalamannya dalam bisnis buah semangka sebelumnya serta memberikan nasihat sehingga para
52
karyawan termotivasi untuk bekerja lebih baik. Upaya yang belum dapat dilaksanakan oleh CV SA dalam hal pemotivasian kepemimpinan dan team work. Pemberian motivasi hanya berdasarkan diskusi singkat antar karyawan dengan general manajer dan pemimpin perusahaan. Pengontrolan yang dilakukan pada bisnis buah semangka CV SA diutamakan dalam proses pemeliharaan buah semangka. Hal ini dilakukan karena buah semangka sangat rentan terhadap perubahan cuaca/iklim, sehingga mengakibatkan penurunan produksi buah. Selain pada proses pemeliharaan buah semangka, CV SA juga melakukan pengontrolan pada setiap aktivitas perusahaan mulai dari pengadaan saprotan hingga panen dan pascapanen. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan adanya kesalahan dalam melakukan kegiatan produksi yang berorientasikan profit. 6.1.2
Aspek Pemasaran Pemasaran terkait dengan STP (Segmenting, Targeting, Positioning) dan
bauran pemasaran. CV SA dalam menerapkan strategi pemasaran belum memiliki segmenting dalam pemasaran buah semangkanya. Bisnis buah semangka CV SA memang tidak membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda. Targeting dari bisnis buah semangka CV SA, adalah menjual dan memasarkan keseluruhan produk kepada agen buah besar di pasar induk dan lapak besar. Positioning yang dilakukan pada bisnis buah semangka CV SA adalah menempatkan produk buah semangka segar yang dipasarkan dalam jumlah banyak kepada konsumen (agen). Dalam menjalankan usahanya, selain menjual produk buah semangka merah dengan varietas Innole dan Juve, CV SA juga menjual produk sarana produksi pertanian seperti pupuk, benih, pestisida dan alat produksi pertanian. Bisnis buah semangka CV SA dalam pemasaran telah mencakup pasar lokal di Pulau Jawa dan Sumatera. Tujuan dari pemasaran buah semangka adalah pasar induk dan pedagang lapak besar di Jakarta, Palembang, Jambi dan Lampung. Di dalam memasarkan suatu produk, 7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Procces, Physical Evidence) merupakan bauran pemasaran yang harus diperhatikan dalam bisnis buah semangka CV SA.
53
Bisnis buah semangka pada CV SA memiliki produk berupa buah semangka segar dan juga produk sarana produksi pertanian seperti pupuk, benih, pestisida, dan alat-alat pertanian. Produk berupa jasa juga dilakukan pada bisnis buah semangka CV SA dengan memberikan kemudahan bagi petani mitra dan musiman dalam hal permodalan budidaya. Pemberian harga yang ditetapkan dalam bisnis buah semangka CV SA untuk buah semangka merupakan penetapan harga berdasarkan harga pasar yang berlaku. Perubahan harga yang terjadi sesuai dengan harga pasar yang berlaku. Penetapan harga diberlakukan kepada semua konsumen (agen buah) tanpa melihat kuantitas pembeliannya. Namun pemberian harga yang ditetapkan CV SA untuk sarana produksi pertanian berdasarkan harga yang telah disepakati antara distributor sarana produksi pertanian dengan CV SA. Sistem pembayaran yang ditetapkan adalah dengan sistem cash maupun kredit. Bisnis buah semangka CV SA menggunakan saluran pemasaran kepada agen buah. Sedangkan untuk pemasaran produk saprotan, CV SA menggunakan saluran pemasaran langsung kepada konsumen akhir (petani) melalui kios/outlet dan juga pemasaran ke kios-kios konsumen (pedagang pengecer saprotan) dengan menggunakan mobil kanvas. Kios/outlet yang dimiliki oleh CV SA sebanyak dua unit yang terbagi dalam dua kecamtan di Lampung Tengah yaitu kecamatan Punggur dan kecamatan Seputih Raman. Lokasi kantor CV SA terletak di kecamatan Punggur, namun untuk lokasi lahan budidaya semangka terletak pada dua kabupaten di Provinsi Lampung. Tabel 11. Lokasi dan Luas Lahan Budidaya Semangka CV Salim Abadi Tahun 2012 Kabupaten Kecamatan Luas Lahan (Ha) Lampung Tengah Punggur 5 Bandar Agung 8 Tulang Bawang Barat Tunas Asri 13,25 Margo Mulyo 3,75 Margodadi 2 Pangkalan 10,5 Way Abung 3,5 Unit Enam 4 Sumber : CV Salim Abadi (2012)
54
Bisnis buah semangka CV SA kurang berupaya dalam mempromosikan produk buah semangka maupun perusahaan. Promosi dilakukan secara personal dan melalui Word of Mouth (WOM). Kegiatan promosi yang dilakukan dalam bisnis buah semangka CV SA belum intensif karena hanya berdasarkan pengetahuan petani semangka maupun para konsumen buah (agen buah) semata. Petani maupun konsumen (agen buah) melakukan pembelian dan juga kemitraan karena Brand pada bisnis buah semangka CV SA sendiri yang sebelumnya dijalankan oleh Bapak Haji Nursalim yang sebagai petani hingga saat ini menjadi anggota DPRD Tingkat Provinsi Lampung. Sehingga petani dan juga konsumen merasa yakin akan keberadaan perusahaan dalam melakukan bisnis khususnya buah semangka. Karyawan perusahaan yang berhadapan langsung dengan konsumen buah (agen buah) adalah karyawan pada saat panen yang melakukan transaksi jual beli buah semangka, sedangkan karyawan yang berhadapan langsung dengan konsumen saprotan adalah karyawan yang berada pada kios/outlet penjualan saprotan dan juga karyawan yang melakukan penjualan melalui kanvas. Bisnis buah semangka CV SA telah berupaya untuk memberikan pelayanan yang baik kepada petani mitra dan musiman dalam melakukan kegiatan usahatani buah semangka. CV SA menanggapi setiap keluhan petani terutama dalam menangani hama dan penyakit buah semangka serta cara mengatasinya. Bukti fisik dari bisnis buah semangka CV SA ini terkait dengan fasilitas pendukung yang membantu perjalanan usaha CV SA, seperti alat transportasi dan bangunan usaha (kantor dan kios/outlet). Alat transportasi disediakan secara khusus untuk keperluan jual beli saprotan serta sebagai alat angkut panen. Bangunan usaha seperti kantor didesain sedemikian rupa sesuai dengan kenyamanan karyawan yang dilengkapi dengan pendingin ruangan, dan fasilitas komunikasi (telepon, faksimail, dan internet) sedangkan bangunan kios didesain sedemikian rupa untuk kenyamanan konsumen saprotan dengan penataan produk yang rapi dan kondisi kios/outlet yang bersih. 6.1.3
Aspek Keuangan/Akuntansi Bisnis buah semangka CV SA dalam menjalankan kegiatan usahanya
menggunakan modal awal kurang lebih sebesar Rp 50 juta yang berasal dari 55
modal sendiri dan selanjutnya dalam pengembangan usaha, bisnis buah semangka CV SA menggunakan modal pinjaman dari lembaga perbankan. Pada awalnya, usaha yang bergerak dibidang buah segar milik Bapak Haji Nursalim sulit dalam memperoleh pinjaman dikarenakan risiko usaha buah segar khususnya semangka yang besar. Namun setelah merintis usaha hingga saat ini berbadan hukum (CV), bisnis buah semangka CV SA memiliki dua unit kios/outlet, mampu menyerap tenaga kerja dan memiliki aset usaha lainnya, sehingga mendapat kemudahan dalam jaminan pinjaman bagi lembaga perbankan. Oleh karena itu, selain menggunakan modal sendiri saat ini bisnis buah semangka CV SA juga memperoleh pinjaman dari lembaga perbankan. CV Salim Abadi dalam penerapan sistem keuangan telah menggunakan software dengan sistem Accosis untuk mempermudah dalam pengambilan keputusan
dan
kebijakan
perusahaan
serta
dapat
mengetahui
kondisi
perkembangan perusahaan. Sistem Accosis ini juga memiliki proses Accounting dalam pembukuan keuangan perusahaan yang lebih jelas dan teratur. Masalah yang harus diperhatikan dalam proses Accounting ini adalah akurasi data yang masuk dan keluar harus tepat. 6.1.4
Aspek Produksi Kegiatan produksi yang diterapkan pada bisnis buah semangka CV SA
telah menggunakan Standar Operasional Procedure (SOP) buah semangka yang disusun oleh Bapak Haji Nursalim sendiri. SOP tersebut merupakan adopsi beberapa teknik budidaya modern yang telah dipelajari dari kegiatan budidaya semangka di Malaysia serta berdasarkan atas pengalaman dari Bapak Haji Nursalim. SOP tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman budidaya bisnis buah semangka CV SA dalam membudidayakan buah semangka. Dalam melakukan kegiatan budidaya buah semangka, CV SA memberikan kepastian input produksi yang terjamin ketersediaannya bagi para petani. Ketersediaan input tersebut terlihat dari adanya sarana kios/outlet. Sehingga proses budidaya dapat berlangsung dan petani budidaya dapat memanfaatkan sarana tersebut. Proses produksi yang dilakukan pada bisnis buah semangka CV SA di lapangan mencakup kegiatan oleh petani mitra dan petani musiman.
56
-
Prosedur kemitraan petani Mitra Petani mitra bisnis buah semangka CV SA pada saat akan melakukan penanaman dilakukan survei lahan dan usulan lahan yang akan dijadikan tempat budidaya semangka, kemudian, dari pihak CV SA, lahan yang diajukan tersebut di berikan keputusan. Kemudiaan setelah mendapat persetujuan lahan, CV SA akan memberikan biaya sewa lahan dan biaya pembajakan lahan. Biaya sewa lahan per hektar mencapai Rp 2.000.000,-. Biaya kebutuhan pupuk, benih, dan pestisida yang dibutuhkan selama kegiatan budidaya semangka serta pemeliharaan hingga panen secara keseluruhan ditanggung oleh pihak CV SA. Petani mitra mengambil pupuk, benih, pestisida yang diberikan sebagai modal produksi dari CV SA berdasarkan kebutuhan produksi per luas lahan. Biaya produksi buah semangka per hektar mencapai 20 juta rupiah. Pada saat panen buah semangka, petani mitra mencari pasar (konsumen agen buah) dan dapat juga menghubungi pihak CV SA untuk memperoleh konsumen. Hasil panen yang diperoleh petani mitra kemudian digunakan untuk membayar jumlah kebutuhan input selama proses budidaya dilakukan kepada pihak CV SA. Sedangkan kelebihan dari hasil panen sepenuhnya menjadi keuntungan petani mitra. Namun, jika hasil panen tidak mencukupi untuk membayar jumlah kebutuhan input produksi, maka petani mitra dituntut untuk melunasi pembayaran pada musim tanam selanjutnya. Untuk itu, petani mitra memiliki kesempatan yang tidak terbatas dalam melakukan kemitraan dengan pihak CV SA untuk kegiatan budidaya buah semangka.
-
Prosedur kemitraan petani musiman Prosedur kemitraan petani musiman pada dasarnya memiliki kesamaan dengan petani mitra. Pada awalnya pihak CV SA melakukan survei lahan dan usulan lahan yang akan dijadikan tempat budidaya semangka, kemudian dari pihak CV SA sendiri akan dilakukan pengambilan keputusan terhadap lahan yang diajukan tersebut. Selanjutnya CV SA akan memberikan biaya sewa lahan dan biaya pembajakan lahan. Biaya sewa lahan baik petani mitra dan musiman relatif sama yaitu Rp 2.000.000,-. Selanjutnya kebutuhan produksi buah semangka yang dibutuhkan diberikan kepada petani musiman sebagai 57
modal kegiatan. Hal yang membedakan antara petani mitra dan musiman adalah petani musiman tidak membayar upah tenaga kerja pada saat panen dan pengangkutan. Keseluruhan biaya tersebut menjadi tanggung jawab dari CV SA. Petani musiman hanya membudidayakan semangka saja tanpa melakukan kegiatan panen dan pemasaran. Dalam pembagian hasil panen terhadap petani musiman pada dasarnya memiliki kesamaan dengan petani mitra. Petani musiman mendapatkan upah kerja dari hasil keuntungan penjualan semangka yang dilakukan oleh pihak CV SA. Petani musiman mendapatkan kesempatan untuk melakukan budidaya semangka hanya berdasarkan keputusan dari pihak CV SA saja, apabila pada waktu tertentu kekurangan petani budidaya ataupun tidak ada petani yang ingin bermitra. Dalam kegiatan produksinya, CV SA mampu berproduksi dengan rata-rata 100 ton/40 ha/bulan. Kegiatan produksi buah semangka CV SA yang dilakukan di lapangan, diberikan tanggung jawab kepada SDM lapangan dalam mengatasi kegiatan dan kendala budidaya. Namun SDM lapangan yang dimiliki oleh CV SA ini kurang berkompeten dalam bidang pendidikan. SDM tersebut hanya berdasarkan pengalaman yang dimiliki dalam budidaya semangka dan tidak menempuh jenjang pendidikan di bidang pertanian. Sehingga sering terjadi kendala dalam hal pemahaman dan tindak lanjut dari suatu masalah yang terjadi di lapangan sehingga membutuhkan waktu, biaya dan tenaga yang lebih. Hal ini menjadi bagian yang penting bagi perusahaan untuk diperhatikan. Dalam membudidayakan buah semangka, CV SA masih menggunakan sistem sewa lahan. Hal ini dilakukan perusahaan karena sulitnya mencari lahan untuk dijadikan lahan budidaya yang masih banyak digunakan sebagai lahan perkebunan. Harga sewa lahan sebesar Rp 2.000.000,-/hektar/musim tanam. 6.1.5
Aspek Penelitian dan Pengembangan Bisnis buah semangka CV SA aktif dalam melakukan penelitian dan
pengembangan mengenai buah semangka. Dalam melakukan penelitian buah semangka, CV SA tidak memiliki lahan tersendiri. Dengan lahan yang ada, penelitian masih dapat dijalankan karena penelitian dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan, sehingga menurut perusahaan tidak membutuhkan
58
lokasi khusus untuk penelitian buah semangka. Meskipun penelitian yang dilakukan membutuhkan biaya yang cukup tinggi, bisnis buah semangka CV SA bekerja sama dengan perusahaan swasta yang bergerak dibidang pestisida untuk melakukan penelitian dalam hal formulator obat, uji residu pestisida, dan uji benih. Pengembangan yang dilakukan pada bisnis buah semangkaCV SA hingga saat ini adalah telah memiliki usaha yang berbadan hukum (CV) sejak tahun 2010. Sebelum CV SA berbadan hukum, merupakan usaha dagang secara perorangan. CV SA terus melakukan pengembangan dengan mendirikan kios/outlet saprotan. Pendirian kios/outlet ini selain bertujuan untuk menjamin ketersediaan input produksi buah semangka, CV SA juga mampu memperoleh keuntungan lebih dari pemasok benih, pupuk, dan pestisida dengan pembelian input dalam jumlah besar. Pengembangan lainnya yang dilakukan oleh perusahaan adalah pemasaran produk buah semangka. Bisnis buah semangka CV SA pada awal tahun 2011 menandatangani kontrak kerjasama dengan Kementerian Pertanian untuk kegiatan ekspor buah semangka. Namun kegiatan tersebut hingga saat ini belum dapat dipenuhi oleh perusahaan dikarenakan prosedur ekspor dan kontinuitas produk buah semangka yang belum dapat dipenuhi. Permintaan ekspor buah semangka ke Dubai, Uni Emirat Arab, dan Singapura sebesar kurang lebih 25 ton/minggu (satu kontainer). Pada awalnya permintaan tersebut mampu dipenuhi oleh perusahaan, namun hingga saat ini kontinuitas produk yang dibutuhkan sulit untuk dipenuhi. 6.1.6
Aspek Sistem Informasi Manajemen Bisnis buah semangka CV SA dalam penerapan sistem informasi
manajemen telah menggunakan fasilitas seperti telepon, faksimail dan jaringan internet dalam kegiatan usahanya. Keberadaan fasilitas seperti telepon dan faksimail dapat digunakan dengan baik oleh karyawan sehingga terjalin komunikasi yang baik antar karyawan maupun terhadap para konsumen dan pemasok. Namun jaringan internet yang ada masih kurang dimanfaatkan dengan baik.
59
Berdasarkan hasil identifikasi faktor internal pada bisnis buah semangka CV SA, dapat diperoleh beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi keberlangsungan bisnis buah semangka CV SA. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Identifikasi Faktor Internal Bisnis Buah Semangka CV Salim Abadi No. 1.
2.
3. 4.
5. 6.
6.2
Aspek
Faktor
Sumberdaya Manusia
Pembagian kerja karyawan yang jelas Visi dan misi perusahaan belum tertulis dan jelas Pemasaran Kegiatan promosi belum gencar Mencakup pasar Jawa dan Sumatera Kontrak jual beli belum kuat Keuangan/Akuntansi Memiliki system pembukuan dan alat pengambilan keputusan Produksi/Operasi Memiliki SOP buah semangka sendiri Memiliki petani mitra dan musiman Input produksi terjamin ketersediaannya SDM lapangan yang kurang professional Masih menggunakan system sewa lahan Penelitian dan Belum mampu memenuhi pengembangan kebutuhan ekspor semangka Sistem informasi Fasilitas informasi manajemen manajemen yang lengkap
Kekuatan/ kelemahan Kekuatan Kelemahan Kelemahan Kekuatan Kelemahan Kekuatan Kekuatan Kekuatan Kekuatan Kelemahan Kelemahan Kelemahan Kekuatan
Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi kecenderungan dan kejadian yang berada di luar kontrol perusahaan. Analisis lingkungan eksternal berfokus pada penentuan faktor-faktor kunci yang menjadi ancaman dan peluang bagi bisnis buah semangka CV SA, sehingga memudahkan manajemen untuk menentukan strategi-strategi dalam
60
meraih peluang dan mengatasi ancaman. Dengan demikian, pihak perusahaan diharapkan mampu mengidentifikasi serangkaian faktor strategis yang menjadi penentu dalam penyusunan strategi perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan merupakan faktor-faktor di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi struktur organisasi dan proses internal perusahaan. 1. Lingkungan Makro Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi perusahaan. Aspek utama yang bisa diperhatikan adalah a.
Kekuatan Ekonomi Lampung Tengah merupakan salah satu daerah sentra pertanian terbesar di
Provinsi Lampung yang mempunyai potensi sumberdaya alam sangat besar dan sumberdaya manusia yang memadai untuk pengembangan bidang pertanian. Hal ini dapat terlihat dari kontribusi PDRB Kabupaten Lampung Tengah sebesar 5,94 persen terhadap Provinsi Lampung. Salah satu sektor unggulan yang dihasilkan kabupaten Lampung Tengah adalah buah semangka yang mana dapat dilihat dengan rata-rata 30 ton/ha/tahun dengan luas area penanaman semangka 928 ha dan jumlah produksi pada tahun 2009 sebanyak 5,25 ton dan meningkat pada tahun 2010 sebanyak 8,65 ton, sehingga komoditi semangka menjadi komoditi unggulan hortikultura yang telah dikembangkan Kabupaten Lampung Tengah. Menurut Data Susenas8 (2011), terjadi peningkatan akan konsumsi buahbuahan sebesar 0,44 persen dari tahun 2010 hingga tahun 2011. Meskipun tidak merincikan data jenis buah yang mengalami peningkatan, namun secara umum hal ini menjadi peluang bagi perusahaan dalam membudidayakan buah khususnya buah semangka. Kondisi ekonomi yang stabil mengarah pada pertumbuhan positif yang dapat mendukung kelancaran usaha di suatu daerah tertentu dan dapat mendorong
8
) Susenas Panel Maret 2011. Pengeluaran untuk konsumsi penduduk Indonesia. Buku I. Badan Pusat Statistik.
61
tumbuhnya usaha-usaha baru. Pertumbuhan kearah positif ini terlihat dari mulai berkembangnya perusahaan industri buah segar di daerah Lampung Tengah yang kemudian CV SA mengambil peluang pada produksi buah segar khususnya semangka di Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah. b.
Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Tengah (Hasil survei sosial
ekonomi tahun 2009) berjumlah 1.195.623 jiwa dan pada tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Lampung Tengah sebesar 1.170.048 jiwa. Penduduk Kabupaten Lampung Tengah didominasi oleh penduduk laki-laki. Tabel 13 menunjukkan persentase jumlah penduduk menurut kelompok umur. Tabel 13. Persentase Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Tengah menurut Kelompok Umur pada Tahun 2009-2010 Kelompok Umur (tahun) 0-14 15-64 >65
2009 Persentase (%) 30,20 63,70 6,00
2010 Persentase (%) 28,80 63,00 8,20
Sumber : Dinas Pemerintahan Kabupaten Lampung Tengah, 2012 (diolah)
Pertumbuhan jumlah penduduk memberikan dampak pada tingkat konsumsi makanan begitu halnya pada buah-buahan. Pertumbuhan penduduk juga memberikan peluang tersedianya pasar potensial bagi perusahaan buah segar khususnya bisnis buah semangka CV SA dalam menyediakan buah semangka segar untuk kebutuhan vitamin dan mineral. Buah semangka merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral hingga saat ini banyak dikonsumsi. Pada aspek budaya, masyarakat menilai buah semangka sebagai buah potong segar selain melon dan pepaya. Konsumsi buah semangka cenderung berfluktuatif, karena ketersediaan buah yang tidak mengenal musim menjadikan buah semangka sebagai buah prioritas konsumen. Buah semangka seringkali dijadikan buah meja pada saat pesta-pesta besar seperti pernikahan, khitanan, ataupun acara keagamaan lainnya. Selain itu, konsumen restoran dan hotel pun seringkali menggunakan buah semangka sebagai buah segar ataupun bahan tambahan makanan olahan seperti puding semangka,
62
jus semangka, dll. Permasalahan lain dengan adanya pengaruh produk buah musiman seperti duku dan rambutan menyebabkan penurunan permintaan untuk produk buah semangka. Kendala yang sering terjadi dalam kegiatan produksi buah semangka yaitu keamanan panen yang kurang terjaga. Masyarakat sekitar masih memiliki cara pandang yang di luar bisnis dan menilai perusahaan sebagai perusahaan yang menetap di wilayah masyarakat sekitar sehingga masyarakat sekitar juga harus mendapat bagian panen. Dalam bisnis buah semangka CV SA, kehilangan sebagian hasil panen buah semangka sudah menjadi bagian yang tidak jarang terjadi. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan seringkali menyewa brimob, ataupun sejumlah preman untuk menjaga kegiatan panen apabila kuantitas panen dinilai perusahaan cukup besar. Selain keamanan panen yang kurang terjaga, armada transportasi yang tidak menentu pada saat panen juga menjadi kendala penting bagi perusahaan. Kesulitan dalam medapatkan armada transportasi pada saat panen sering kali terjadi terutama pada saat adanya panen raya beberapa buah musiman seperti duku dan rambutan. Hal ini menyebabkan kurangnya armada transportasi bagi buah semusim seperti semangka yang voluminous. Para agen armada transportasi lebih banyak memilih untuk menyewakan armada transportasinya kepada produsen buah musiman karena tidak membutuhkan waktu yang lama, dan mudah dalam pengangkutan dan pendistribusiannya. Hal ini berbeda dengan semangka yang membutuhkan banyak ruang, dan penanganan dalam pengangkutan dan mudah rusak selama pendistribusian. Mengatasi masalah tersebut, perusahaan telah membeli tiga armada transportasi yang dapat digunakan untuk mengurangi kesulitan dalam pencarian armada transportasi. Keadaan cuaca atau iklim yang tidak menentu dapat menjadi suatu ancaman bagi perusahaan dalam membudidayakan buah semangka. Hal ini terkait dengan hasil produksi yang dihasilkan. Tanaman semangka merupakan jenis tanaman yang rentan terhadap hama dan penyakit tanaman yang disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca. Selain itu, penanganan tanaman akibat perubahan cuaca atau iklim tersebut hanya dilakukan untuk mengurangi tingkat kerugian atau penurunan produksi buah pada saat panen. Oleh karena itu, perubahan cuaca atau
63
iklim menjadi kendala dalam kegiatan budidaya buah semangka yang tidak dapat dikendalikan. Dalam kegiatan budidaya buah semangka, membutuhkan lahan sebagai tempat produksi. Pemilihan lahan budidaya semangka juga sangat penting diperhatikan karena tanaman semangka rentan terhadap penyakit tanaman pada satu family sehingga dibutuhkan rotasi tanaman. Hal ini menyebabkan budidaya tanaman semangka dilakukan berpindah-pindah dan adanya alih fungsi lahan semangka. Adanya alih fungsi lahan pertanian tanaman hortikultura menjadi lahan tanaman perkebunan ataupun lahan tanaman pangan juga menjadi kendala bagi perusahaan dalam membudidayakan buah semangka. Peralihan lahan semangka digantikan dengan tanaman perkebunan (seperti karet dan sawit) ataupun tanaman pangan (singkong dan jagung) dengan masa tanam yang cukup lama. Hal tersebut membuat bisnis buah semangka CV SA sulit mencari lahan budidaya semangka dan menjadi ancaman bagi perusahaan dalam kontinuitas produksi semangka. c.
Kekuatan Politik, Pemerintahan dan Hukum Faktor politik dan pemerintahaan merupakan faktor yang berkaitan dengan
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, stabilitas politik negara serta perannya secara ekonomis dan politis. Mencukupi pasokan buah segar dalam negeri yang terus mengalami peningkatan, Indonesia mengimpor beberapa jenis buah-buahan dari beberapa negara lain. Namun seringkali juga Indonesia mengekspor jenis buah-buahan yang merupakan komoditi unggulan negara tropis seperti manggis, pisang, nanas, dan semangka. Volume ekspor buah di Indonesia mengalami fluktuasi. Untuk ekspor pisang relatif mengalami peningkatan hingga tahun 2009, namun pada tahun 2002 ekspor pisang merosot tajam menjadi 105 ton. Volume manggis juga mengalami penurunan yang drastis pada tahun 2002 diikuti nanas, mangga, melon dan semangka9. Keadaan ini menunjukkan bahwa hasil produksi buah Indonesia masih kurang mampu bersaing di pasar buah-buahan dunia dikarenakan mutunya yang 9 ) Departemen pertanian. Riset Unggulan Buah Tropis Indonesia. www.deptan.go.id (diakses 17 Agustus 2011)
64
masih relatif rendah. Adanya kegiatan ekspor komoditi buah-buahan Indonesia tersebut memberikan peluang yang besar bagi perusahaan yang bergerak di bidang buah-buahan. Kegiatan ekspor menuntut perusahaan dalam penerapan teknik budidaya yang ramah lingkungan. Adanya peraturan pemerintah dalam lulus uji kualitas buah baik untuk ekspor maupun impor melalui Pulau Jawa (terminal peti kemas tanjung priok) serta standar yang ditetapkan menjadi suatu kendala dalam pemasaran buah semangka. Lulus uji kualitas buah tersebut memperhatikan tingkat residu pestisida yang terkandung dari setiap sampel buah dari kontainer. Untuk dapat bersaing di pasar, semangka yang dihasilkan harus memenuhi standar yang ditetapkan pasar. Menurut Direktorat Tanaman Buah (2009), terdapat standar umum yang ditetapkan dalam perdagangan internasional seperti Codex
Stan
(Standar
Perdagangan
Dunia),
ASEAN
Standard
(Standar
Perdagangan di Negara Asean), dan SNI (Standar Nasional Indonesia). Ketiga standar tersebut sudah diselaraskan dengan semangka yang sudah memenuhi SNI dapat masuk ke perdagangan global. Selain itu, beberapa pasar juga menghendaki standar tambahan dari standar umum tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen yang spesifik. Standar mutu buah semangka dapat dilihat pada Lampiran 7. Buah semangka dalam proses budidayanya tidak dapat terlepas dari pemberian pestisida untuk menghasilkan kualitas buah yang baik. Tak jarang petani menggunakan pestisida secara berlebihan untuk menghindari tanaman dari hama dan penyakit yang menyerang tanaman semangka. Terlebih di lapangan petani sering kali mengalami kesulitan dalam penanganan penyakit antracnosa yang disebabkan oleh virus Rhyzoctonia sehingga penggunaan pestisida sering kali diterapkan. Namun untuk kandungkan residu pestisida di bawah 10 persen masih dapat dikategorikan lulus uji kualitas10. Untuk mengembangkan generasi bangsa yang berkualitas, pemerintah Indonesia telah memberikan wacana
10
) wawancara Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Tengah. 17 Maret 2012.
65
kebijakan lulus uji kualitas buah tersebut bukan hanya untuk kegiatan ekspor impor saja, melainkan juga untuk pemasaran buah antar pulau. Provinsi Lampung menetapkan beberapa program prioritas pengembangan yaitu program peningkatan kesejahteraan petani melalui implementasi kegiatan antara lain: 1) pengembangan produk hortikultura buah dan sayuran yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti semangka, durian, cabe merah dan jamur tiram, dan 2) pengembangan pertanian tanaman pangan dan hortikultura ramah lingkungan (pertanian organik). Program-program lainnya seperti kegiatan penyuluhan dan kerjasama antara petani semangka yang tergabung dalam Paguyuban Petani Semangka Lampung MANDIRI dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, dan Bakorluh (Badan Koordinasi Penyuluh Pertanian). Melalui program pemerintah tersebut, pengembangan produk hortikultura khususnya semangka dapat semakin ditingkatkan. d.
Kekuatan Teknologi Bisnis buah semangka CV SA telah menggunakan teknologi komunikasi
berupa telepon, faksimail dan jaringan internet. Melalui teknologi ini, pihak CV SA berinteraksi dengan pemasok, pembeli maupun kelompok petani sebagai promosi, mendapatkan informasi dan bertukar pikiran. Teknologi transportasi digunakan dalam bisnis buah semangka CV SA untuk mendistribusikan produk buah semangka setelah panen dan juga produk saprotan kepada konsumen untuk wilayah lokal. Teknologi peralatan pada bisnis buah semangka CV SA termasuk semi modern. Bisnis buah semangka CV SA hingga saat ini menggunakan peralatan budidaya dengan sistem drip untuk pengairan semangka. Sistem drip ini menggunakan selang yang mengalirkan air langsung pada pangkal batang tanaman semangka. Hal ini lebih memberikan kemudahan, dan dapat mengurangi kebutuhan volume air yang dibutuhkan. 2. Lingkungan Mikro Lingkungan yang berpengaruh langsung terhadap operasional perusahaan. Lingkungan mikro terdiri dari pemasok, pelanggan dan pesaing perusahaan. Analisis lingkungan mikro atau lingkungan industri dilakukan berdasarkan konsep
66
kekuatan bersaing Porter, yakni persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan yakni: a)
Persaingan antar perusahaan sejenis Salah satu pesaing bisnis buah semangka CV SA adalah Bapak Haji
Marno. Bapak Haji Marno juga memiliki usaha yang bergerak di bidang buah semangka di wilayah Metro. Varietas buah yang dibudidayakan sama dengan buah yang dihasilkan oleh CV SA yaitu semangka merah varietas Innole dan Juve. Namun bapak Haji Marno ini dalam memenuhi kebutuhan input produksi masih dilakukan dengan melakukan perencanaan tanam kemudian memesan input produksi kepada distributor benih, pupuk dan pestisida. Berbeda halnya dengan bisnis buah semangka CV SA yang telah melakukan integrasi bisnis kebelakang dengan membuka kios/outlet dalam menyediakan input produksi bagi petani. Sistem kemitraan dengan petani budidaya juga diterapkan oleh Bapak Haji Marno dalam pengembangan usahanya. Pemasaran buah semangka Haji Marno ini mencakup wilayah Sumatera seperti Bengkulu dan Lampung. Dalam kegiatan budidayanya, bapak H. Marno melakukan tiga kali panen dalam satu musim tanam semangka. Hal ini berbeda dengan bisnis buah semangka CV SA yang hanya melakukan satu kali panen. Namun bapak H. Marno hanya memiliki petani mitra sebanyak kurang lebih 30 orang dan tidak memiliki petani musiman. Bisnis buah semangka CV SA dalam persaingan antar perusahaan pesaing relatif rendah dan belum memiliki banyak pesaing. Hal ini dikarenakan dalam bisnis buah semangka, masih dilakukan dengan sistem kemitraan, sehingga persaingan terjadi pada sesama petani dan bukan berdasarkan persaingan perusahaan. Kegiatan bisnis buah semangka yang berawal dari petani semangka hingga berkembang menjadi CV di Kabupaten Lampung Tengah belum ada selain CV Salim Abadi. Berdasarkan riwayat bisnis buah semangka, perusahaan memiliki kekuatan dari para pesaingnya karena telah kurang lebih 10 tahun membudidayakan komoditi semangka sehingga mengenal produk serta pemasaran buah tersebut.
67
b) Potensi masuknya pesaing baru Pada usaha buah-buahan khususnya buah semangka, potensi masuknya pendatang atau pesaing baru relatif rendah. Hal ini dikarenakan untuk mengusahakan bisnis semangka dapat dilakukan dengan bermitra dengan pengusaha semangka, tidak membutuhkan modal yang besar, serta kegiatan budidayanya pun relatif mudah. Hanya saja pendatang atau pesaing baru buah semangka harus benar-benar memahami lingkungan pasar dan produksi buah semangka. Buah semangka merupakan komoditi buah yang rentan terhadap perubahan iklim/cuaca sehingga terkadang tidak menghasilkan keuntungan bagi petani serta membutuhkan pengalaman dalam membudidayakan buah semangka. Pertahanan dalam bisnis semangka yang seperti ini menjadi sulit bagi pendatang atau pesaing baru yang ingin berbisnis di budidaya dan pemasaran buah semangka. c)
Potensi pengembangan produk substitusi Produk substitusi dari buah semangka ini dapat dilihat dari adanya buah-
buahan tahunan yang dapat membuat konsumen beralih pada produk buah tahunan seperti duku dan rambutan yang masa panen buahnya setahun sekali. Oleh karena itu, produk substitusi merupakan ancaman bagi bisnis buah semangka CV SA. d) Kekuatan tawar menawar penjual atau pemasok Pihak perusahaan telah menjalankan strategi integrasi kebelakang yaitu dengan membuka kios/outlet untuk memperoleh kontrol atau kepemilikan dari pemasok. Bisnis buah semangka CV SA tidak menjalin kontrak khusus dengan pemasok. Hal ini dilakukan atas dasar untuk menjamin ketersediaan input produksi buah semangka dan perusahaan tidak bergantung pada satu harga dari satu pemasok saja bila terjadi fluktuasi harga input. Apabila satu pemasok memberikan harga yang lebih tinggi, maka perusahaan dapat beralih kepada pemasok lain yang harganya lebih murah. Selain itu, sering terjadi kasus pada beberapa pemasok yang tidak dapat dipercaya, dan tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan secara konsisten. Namun terdapat beberapa pemasok yang
68
bermitra pada bisnis buah semangka CV SA. Beberapa pemasok yang memasok input produksi bisnis buah semangka CV SA dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Beberapa Pemasok Input Produksi Bisnis Buah Semangka CV Salim Abadi No. Perusahaan Pemasok Merek Dagang 1. PT. Tanindo Kapal Terbang 2. PT. East West Seed Panah Merah 3. PT. Andal Hasa Prima Hasa Seed 4. PT. Primsid Primasid 5. PT. Pupuk Sriwijawa Pusri 6. PT. Petro Kimia Gresik Phonska 7. CV. Mekar Jaya Mutiara Sumber : Data CV Salim Abadi (2012)
Jenis Benih, Pestisida Benih Benih, Pestisida Benih Pupuk Urea Pupuk NPK (15:15:15) Pupuk lengkap (16:16:16)
Perusahaan menjalin kemitraan dengan pemasok terpilih dalam upaya untuk mengurangi biaya persediaan dan logistik (pengiriman tepat waktu), dan menekan pengeluaran bagi kedua belah pihak. Akibat lain dari kemitraan tersebut adalah kegiatan transaksi hanya berdasarkan atas kepercayaan dan tidak memiliki kekuatan hukum yang jelas. e)
Kekuatan tawar menawar pembeli atau konsumen Dari sisi harga, harga buah semangka tidak dengan mudah naik maupun
turun dalam kisaran yang besar oleh seorang penjual buah, karena biasanya harga buah semangka berdasarkan harga pasar. Kondisi pasar yang menentukan harga buah semangka. Daya tawar menawar konsumen akan tinggi jika produk buah semangka di pasar tidak mencukupi kebutuhan pasar (kelangkaan) namun juga sebaliknya, jika produk buah semangka berlebihan, maka daya tawar menawar konsumen akan rendah.
69
Berdasarkan hasil identifikasi faktor eksternal pada bisnis buah semangka CV SA, dapat diperoleh beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi keberlangsungan usaha bisnis buah semangka CV SA. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Identifikasi Faktor Eksternal Bisnis Buah Semangka CV Salim Abadi No. 1.
Aspek Ekonomi
2.
Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan Politik, Pemerintah dan Hukum
3.
4.
Teknologi
5.
Persaingan industri
Faktor Peluang/Ancaman Konsumsi buah-buahan Peluang meningkat 0,44 persen Buah semangka merupakan Peluang komoditi unggulan Lampung Tengah Adanya alih fungsi lahan Ancaman Terjadinya perubahan iklim Ancaman dan cuaca Dukungan pemerintah Peluang terhadap pengembangan potensi daerah Kebijakan lulus uji kualitas Ancaman buah Adanya perdagangan ekspor Peluang impor Perkembangan teknologi Peluang budidaya Adanya produk buah Ancaman musiman Hambatan masuk pendatang Ancaman baru rendah
70