Trikonomika
Volume 11, No. 2, Desember 2012, Hal. 183–194 ISSN 1411-514X
Analisis Lingkungan Perusahaan dan Strategi Perusahaan serta Dampaknya pada Kinerja UMK Batik Dadan Soekardan, Undang Juju Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung Jl. Taman Sari No. 6-8 Bandung 40116 E-Mail:
[email protected]
ABSTRACT Trusmi Batik Center of Cirebon is one of Batik producer areas that has been established for many years,but as a matter of fact the number of Batik producer has been decreased and this cause they can not meet the needs of market demand and don’t have integrated competitive strategy among the members of the Batik Center itself hence they don’t have power for sustainable competitive advantage. The research findings indicated that the Batik producer problem nowadays is that the increasing price of raw material, inefficiency of production technique, related institution program hasn’t solve the problem, art and culture that exist in the society, the quality of the raw material supplied, the ability of mediator, and cooperation among the Batik makers.The internal factors that related to the companies environment are: pre-marketing, marketing, post marketing, the lack of capital sources, in adequate capital as well as the lack of efficiency when they encounter lack of capital. The number, skill, and productivity of employees can not support the achievement of the company’s objective. Based on the external environment analysis as well as UMK internal, that a Cooperation Model of Micro and Small Scale Business that market demand orientated is highly needed.This organization is to build the sustainable competitive ability as well as to enhance the business effectivity in order to increase the batik producers income and batik industries. Keywords: external and internal environment company, cooperation model of micro and small scale business and sustainable competitive advantage.
ABSTRAK Sentra Batik Trusmi Cirebon merupakan salah satu daerah penghasil batik yang sudah lama berdiri, tapi k��������� enyataan menunjukan jumlah pengrajin berkurang sehingga semakin tidak mampu untuk memenuhi permintaan pasar, ������� kurang memiliki strategi bersaing yang terintegrasi di antara anggota sentra. Hasil penelitian menunjukan bahwa ������������� permasalahan pengrajin saat ini adalah kenaikan harga bahan baku, teknik produksi yang tidak efisien, pembinaan dari intansi terkait yang belum menyentuh permasalah, aspek seni budaya yang ada pada masyarakat, kualitas pasokan bahan baku, kemampuan perantara, kerja sama sesama pembatik dan peminat batik. Faktor ���������������������������������������������� internal berhubungan dengan lingkungan tugas perusahaan yaitu: pra pemasaran, pemasaran dan pasca pemasaran, kurang memiliki sumber permodalan, tidak memiliki kecukupan modal, tidak efisien ketika kekurangan modal. Jumlah, keahlian, dan produktivitas karyawan saat ini kurang mendukung pencapaian tujuan perusahaan.Berdasarkan pada analisis lingkungan eksternal dan internal pengrajin batik, maka diperlukan suatu Model Kerja Sama Usaha Mikro dan Kecil yang berorentasi pada tuntutan pasar. Organisasi ini untuk membangun kemampuan bersaing yang berkesinambungan dan meningkatkan efektifitas usaha guna meningkatkan pendapatan pengrajin dan masyarakat industri batik.� Kata Kunci: lingkungan eksternal dan internal perusahaan, model kerja sama usaha dan keunggulan bersaing.
183
PENDAHULUAN
Kemampuan bersaing dan efektivitas perusahaan
merupakan suatu situasi atau kondisi di mana perusahaan dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai organisasi bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan bagi pemilik modal dan para pihak yang memiliki kepentingan akan keberadaan perusahaan. Kondisi seperti ini ��������������������������������� tidak dimiliki oleh sebagian besar Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang ada pada Sentra Industri Batik Trusmi di Kabupaten Cirebon Jawa barat. Kondisi UMK kenyataannya jauh dari harapan, kemampuan UMK mengasilkan keuntungan yang masih rendah. UMK belum bisa menghasilkan produk-produk yang sesuai dengan keinginan pasar khususnya dalam hal disain, corak, standar kualitas, dan harga yang tepat. Produk sampingan yang menggunakan bahan dari batik masih memerlukan sentuhan dan masukan yang banyak guna melakukan diversifikasi dan diferensiasi produk mereka. Pada umumnya usaha kecil dan menengah di negara-negara berkembang memiliki beberapa kendala dalam pengembangnnya. Kendala-kendala tersebut diantaranya adalah permasalahan modal, permasalahan pemasaran, kurangnya ketersediaan bahan baku dan peralatan produksi (Narayana, 2004). Indrati and Langenberg dalam Bhasin (2010) menyebutkan mengapa pelaku usaha kecil dan menengah di Indonesia cenderung menurun atau stagnan sementara di negara-negara lainnya mengalami pertumbuhan dan sukses. Berdasarkan survei terhadap 100 pelaku usaha kecil dan menengah di Indonesia, penelitiannya membuktikan bahwa pemasaran, teknologi, dan akses permodalan mempengaruhi kesuksesan usaha secara positif dan signifikan, sedangkan aspek legalitas berpengaruh secara negatif. Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan yang memiliki hubungan dengan upaya guna meningkatkan kemampuan bersaing dan efektivitas perusahaan khususnya bagi perusahaanperusahaan mikro dan kecil (UMK) yang ada pada sentra industri batik di Cirebon guna meningkatkan kesejahteraan para pemilik perusahaan. Hasil penelitian Suliyanto dan kawan-kawan (2010) yang dilakukan pada pengrajin batik di Purbalingga dengan menggunakan analisis SWOT Matrix menunjukkan bahwa faktor operasional,
184
Trikonomika
Vol. 11 No. 2, Desember 2012
sumber daya manusia, pemasaran, keuangan, dan lingkungan bisnis merupakan kendala untuk proses perumusan strategi kompetitif, dengan faktor operasional sebagai faktor yang dominan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Kekuatan dan Peluang merupakan faktor yang tepat dalam mengembangkan strategi kompetitif Batik Purbalingga. Rendahnya kemampuan perusahaan dalam melakukan diversifikasi dan diferensiasi produk sesuai dengan tuntutan pasar, selain akibat dari keterbatasan kemampuan mereka juga kekurangan informasi tentang perkembangan tuntutan pasar, sehingga keadaan produk menjadi kurang memiliki kemampuan untuk bersaing akibatnya kegiatan pemasaran menjadi tidak efektif dan keuntungan pun menjadi rendah. Disamping itu juga diperlukan suatu sinergitas di antara para pengrajin dalam berbagai hal, guna meningkatkan mobilitas sentra industri batik yang lebih tinggi. Penelitian yang diusulkan ini adalah penelitian pertama, dengan harapan dapat menghasilkan model kerja sama pengelolaan usaha anggota sentra, sehingga memiliki kemampuan untuk bersaing dan memiliki efektifitas pemasaran guna menghasilkan keuntungan yang maksimum.
METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keteranganketerangan secara faktual. Dengan metode survei dapat membedah, membahas, dan mengenal masalahmasalah, serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung. Selain itu, dengan metode survei juga dapat dilakukan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa mendatang. Dalam metode penelitian survei, data dikumpulkan dari sampel suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Sesuai dengan tujuannya, penelitian ini untuk menjelaskan hubungan kausalitas antara konsep-konsep penelitian dan pengujian hipotesis guna mngambil keputusan secara induktif atau generalisasi, maka penelitian ini bersifat penjelasan (explanatory atau confirmatory research).
Dadan Soekardan Undang Juju
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross section, yaitu penelitian dilakukan pada periode waktu tertentu, tetapi dilakukan pada berbagai perusahaan yang bergerak dalam bidang industri batik, khususnya di Jawa Barat. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif, maksudnya penelitian berusaha menguji jawaban masalah yang kebenarannya bersifat sementara (hipotesis) berdasarkan data empiris. Rancangan Analisis Analisis yang digunakan terdiri atas dua jenis, yaitu: (1) analisis deskriptif terutama untuk variabel yang bersifat kualitatif, dan (2) analisis kuantitatif berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Bagian Pertama, analisis data dengan pendekatan kualitatif yang didasarkan data yang digali dari lapangan. Bagian Kedua, analisis data dengan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan statistik Structural Equation Modeling (SEM) yang didasarkan kepada jenis data yang dikumpulkan serta relevansinya terhadap tujuan penelitian. Untuk melakukan analisis deskriptif dilakukan dengan pengubahan data kualitatif menjadi data kuantitatif yang pengungkapannya dapat berupa tabulasi atau grafik agar mudah melakukan analisa secara deskriptif.
HASIL Deskripsi masing-masing variabel dari hasil kuesioner menggambarkan kecenderungan jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam variabel lingkungan eksternal perusahaan, lingkungan internal perusahaan, strategi perusahaan dan kinerja perusahaan. Deskripsi Variabel Lingkungan Eksternal Perusahaan Pengukuran terhadap variabel lingkungan eksternal perusahaan dilakukan berdasarkan dimensi lingkungan umum dan lingkungan industri, dengan menggunakan angket yang terdiri dari 8 item pernyataan yang masing-masing disertai 5 kemungkinan jawaban yang harus dipilih dan dianggap sesuai menurut responden. Secara keseluruhan, analisis mengenai variabel lingkungan eksternal perusahaan berdasarkan dimensi
lingkungan umum dan lingkungan industri dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi Data Jawaban untuk Variabel Lingkungan Eksternal Perusahaan (n = 150) No. Item
Pertanyaan
Skor Rata-rata
Kategori
1
Ekonomi
236
1,57
Tidak Baik
2
Teknologi
335
2,23
Kurang Baik
3
Peraturan pemerintah 337
2,25
Kurang Baik
4
Sosial budaya
328
2,19
Kurang Baik
5
Pemasok bahan baku
418
2,79
Cukup Baik
6
Kemampuan perantara 335
2,23
Kurang Baik
7
Kerjasama dengan pesaing
336
2,24
Kurang Baik
8
Peminat batik
328
2,19
Kurang Baik
2,21
Kurang Baik
Rata-rata Skor
Sumber: Kuesioner yang diolah, 2012
Hampir semua hasil kuesioner berada di bawah nilai 3. Nilai tertinggi berada pada pemasok bahan baku, sedangkan nilai terendah berada pada perkembangan aktivitas ekonomi. Ditinjau secara keseluruhan, hasil rekapitulasi terhadap lingkungan eksternal perusahaan mem perlihatkan indeks rata-rata variabel sebesar 2,21 yang berarti variabel lingkungan eksternal perusahaan dapat diinterpretasikan memiliki skor yang rendah, atau dengan kata lain berada pada kategori kurang baik artinya kurang mendukung terhadap perkembangan UMK. Deskripsi Variabel Lingkungan Internal Perusahaan Pengukuran terhadap variabel lingkungan internal perusahaan dilakukan berdasarkan dimensi manajemen operasi, manajemen keuangan, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen pemasaran, dengan meng gunakan angket yang terdiri dari 12 item pernyataan yang masing-masing disertai 5 kemungkinan jawaban yang harus dipilih dan dianggap sesuai menurut responden. Secara keseluruhan, analisis mengenai variabel lingkungan internal perusahaan berdasarkan dimensi manajemen operasi, manajemen keuangan, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen pemasaran dapat dilihat pada Tabel 2.
Analisis Lingkungan Perusahaan dan Strategi Perusahaan serta Dampaknya pada Kinerja UMK Batik
185
Tabel 2. Rekapitulasi Data Jawaban untuk Variabel ���������������������������������������� Lingkungan ������������������������������� Internal Perusahaan (n = 150) No. Item
Pertanyaan
Skor
Rata-rata
Kategori
1
Sifat proses produksi batik (massal, pesanan, atau massal dan pesanan)
454
3,03
Cukup Baik
2
Jenis Teknologi yang digunakan dalam proses produksi
407
2,71
Cukup Baik
3
Membutuhkan tempat produksi secara bersama-sama antar UMK
420
2,80
Cukup Baik
4
Permodalan untuk membiayai perusahaan
435
2,90
Cukup Baik
5
Modal yang dimiliki saat ini mencukupi kebutuhan operasional perusahaan
423
2,82
Cukup Baik
6
Cara menutupi kekurangan modal di perusahaan
454
3,01
Cukup Baik
7
Jumlah pegawai yang ada pada perusahaan memadai
407
2,71
Cukup Baik
8
Keahlian/keterampilan yag dimiliki pegawai
407
2,71
Cukup Baik
9
Perusahaan membutuhkan tempat pelatihan karyawan secara bersama-sama
435
2,90
Cukup Baik
10
Perusahaan mempunyai pembeli tetap
423
2,82
Cukup Baik
11
Daerah pemasaran produk-produk batik perusahaan di pasarkan
434
2,89
Cukup Baik
12
Membutuhkan kegiatan pemasaran bersama
442
2,95
Cukup Baik
2,86
Cukup Baik
Rata-rata Skor
Hampir semua hasil penelitian (kuesioner) berada di bawah nilai 3. Nilai tertinggi berada pada sifat proses produksi batik (massal, pesanan, atau massal dan pesanan), sedangkan nilai terendah berada pada Jumlah pegawai yang ada pada perusahaan memadai dan Keahlian/keterampilan yang dimiliki pegawai sudah sesuai. Ditinjau secara keseluruhan, hasil rekapitulasi terhadap lingkungan internal perusahaan mem perlihatkan indeks rata-rata variabel sebesar 2,86 yang berarti variabel lingkungan internal perusahaan berdasarkan dimensi manajemen operasi, manajemen keuangan, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen pemasaran dapat diinterpretasikan memiliki skor yang cukup, atau dengan kata lain berada pada kategori cukup baik mendukung dalam pengembangan UMK. Deskripsi Strategi Perusahaan Pengukuran terhadap strategi perusahaan dilakukan berdasarkan indikator kemanfaatan tradisional, kemanfaatan modern, perbedaan jenis, perbedaan kualitas, keunikan produk alami, keunikan produk pasar, dan perbedaan pelayanan, dengan menggunakan angket yang terdiri dari tujuh item pernyataan yang masing-masing disertai 5 kemungkinan jawaban yang harus dipilih dan dianggap sesuai menurut responden.
186
Trikonomika
Vol. 11 No. 2, Desember 2012
Tabel 3. Rekapitulasi Data Jawaban untuk Variabel Strategi Perusahaan (n = 150) No. Item
Pertanyaan
1
Kemanfaatan tradisional
408
2,72
Cukup Baik
2
Kemanfaatan modern
362
2,41
Kurang Baik
3
Perbedaan jenis
316
2,11
Kurang Baik
4
Perbedaan kualitas
305
2,03
Kurang Baik
5
Keunikan produk alami
408
2,72
Cukup Baik
6
Keunikan produk pasar
425
2,83
Cukup Baik
7
Perbedaan pelayanan
272
1,81
Kurang Baik
2,38
Kurang Baik
Skor Rata-rata
Rata-rata Skor
Kategori
Sumber: Kuesioner yang diolah, 2012
Secara keseluruhan, analisis mengenai strategi perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3. ������� Hampir semua hasil kuesioner berada di bawah nilai 3. Nilai tertinggi berada pada indikator mengenai k�������� eunikan produk pasar dengan �������������������������������������� memperoleh indeks skor sebesar 2,83. Sedangkan nilai terendah berada pada indikator mengenai perbedaan pelayanan dengan memperoleh indeks skor sebesar 1,81.
Dadan Soekardan Undang Juju
Ditinjau secara keseluruhan, hasil rekapitulasi terhadap strategi perusahaan memperlihatkan indeks rata-rata variabel sebesar 2,38. Hal ini berarti variabel strategi perusahaan dapat diinterpretasikan memiliki skor yang rendah, atau dengan kata lain berada pada kategori kurang baik, sehingga dapat diartikan bahwa para pengusaha industri batik kurang memperhatikan terhadap strategi perusahaan yang dijalankan.
Secara keseluruhan, hasil rekapitulasi tanggapan responden tentang kinerja UMK memperlihatkan indeks rata-rata variabel sebesar 2,63 yang berarti variabel kinerja perusahaan dapat diinterpretasikan memiliki skor yang cukup, atau dengan kata lain berada pada kategori cukup baik, sehingga dapat diartikan bahwa UMK memiliki kinerja perusahaan yang cukup baik.
Deskripsi Kinerja Perusahaan Pengukuran terhadap kinerja perusahaan dilakukan berdasarkan indikator tingkat volume penjualan, pencapaian target penjualan, tingkat keuntungan, pencapaian tingkat keuntungan, pertumbuhan pasar (peminat), pertumbuhan pasar sasaran, pertumbuhan organisasi perusahaan, pertumbuhan kemampuan dalam memahami konsumen dan pertumbuhan dalam kapabilitas perusahaan, dengan menggunakan angket yang terdiri dari sembilan item pernyataan yang masing-masing disertai lima kemungkinan jawaban yang harus dipilih dan dianggap sesuai menurut responden. Secara keseluruhan, analisis mengenai kinerja perusahaan dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil penelitian yang bersumber dari kuesioner menujukan skor nilai 3 (cukup) dan nilai tertinggi berada pada indikator mengenai kemampuan UMK dalam memahami konsumen dengan indeks skor sebesar 2,97. Sedangkan nilai terendah berada pada indikator peningkatan volume penjualan dengan memperoleh indeks skor sebesar 2,06.
PEMBAHASAN Uji Kecocokan Model Untuk mengevaluasi model struktural yang di peroleh dilakukan penilaian ��������������������� ketepatan model yang menggunakan ukuran kesesuaian model (Goodness of fit measures). Hasil Estimasi Loading Faktor Pembentuk Variabel Penelitian (Hasil Perhitungan Model Pengukuran) Hasil Estimasi Parameter Laten Variabel Lingkungan Eksternal Perusahaan (�ζ1) Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data diperoleh informasi bahwa lingkungan eksternal UMK pada indikator teknologi (X2), peraturan pemerintah (X3) dan kemampuan perantara (X6) merupakan 3 indikator terbesar yang mampu menjelaskan pengaruh variabel lingkungan eksternal UMK terhadap kinerja perusahaan. Indikator ekonomi (X1), kerjasama dengan pesaing (X7), dan peminat batik (X8), merupakan 3 indikator terkecil dalam menjelaskan pengaruh variabel lingkungan eksternal perusahaan.
Tabel 4. Rekapitulasi Data Jawaban untuk Variabel Kinerja Perusahaan (n = 200) No. Item
Pertanyaan
Skor
Rata-rata
Kategori
1
Tingkat volume penjualan
309
2,06
Kurang Baik
2
Pencapaian tingkat target penjualan
329
2,19
Kurang Baik
3
Tingkat keuntungan
416
2,77
Cukup Baik
4
Pertumbuhan pasar (peminat)
444
2,96
Cukup Baik
5
Pencapaian tingkat keuntungan
329
2,19
Kurang Baik
6
Perubahan pasar sasaran
416
2,77
Cukup Baik
7
Pertumbuhan organisasi perusahaan
444
2,96
Cukup Baik
8
Kemampuan dalam memahami konsumen
445
2,97
Cukup Baik
9
Peningkatan dalam kapabilitas perusahaan
428
2,85
Cukup Baik
2,63
Cukup Baik
Rata-rata Skor
Sumber: Kuesioner yang diolah, 2012
Analisis Lingkungan Perusahaan dan Strategi Perusahaan serta Dampaknya pada Kinerja UMK Batik
187
0.534
X1.1
0.541
X1.2
0.213
X1.3
0.485
X1.4
0.260
X1.5
0.180 0.368 0.308
0.302
0.421
0.309
0.498
0.314
0.490
0.362
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Y7
0.601
0.363
0.330
0.556 0.390 0.592 0.307 0.598 0.340
0.837
0.395
0.562 0.513
X1.6
Y
0.429
X1
0.425 0.588
0.581
0.489
0.591 0.891
0.307
Z
0.496 0.549
0.562
0.506
0.471
X1.7
0.523 0.508
X2
X1.8
0.691
0.391 0.520
0.601 0.425 0.505 0.320 0.298 0.491 0.501 0.409
Z1
0.402
Z2
0.304
Z3
0.294
Z4
0.320
Z5
0.429
Z6
0.327
Z7
0.252
Z8
0.391
Z9
0.420
0.496
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
X2.6
X2.7
X2.8
X2.9
X2.10
X2.11
X2.12
0.402
0.304
0.409
0.391
0.201
0.501
0.402
0.309
0.501
0.402
0.502
0.375
Gambar 1. Diagram Jalur Penelitian Pengaruh Lingkungan UMK (Eksternal dan Internal) Terhadap Strategi Perusahaan serta Dampaknya pada Kinerja (Standardized Coefficient)
7.434
X1.1
10.641
X1.2
9.513
X1.3
10.785
X1.4
8.960
X1.5
11.180
X1.6
10.568
X1.7
9.508
10.402
8.521
7.309
6.798
9.614
9.690
10.351
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Y7
12.013
15.312
9.404 11.986 9.845 11.543 9.201 11.201
10.502
Z2
10.304
Z3
11.694
Z4
7.380
Z5
9.829
11.321
Z6
8.627
10.104
Z7
9.952
10.530
Z8
10.991
Z9
10.520
18.565
9.504
15.872
9.702
10.761
11.802
Y
3.309
X1
16.194 17.343
10.771
16.753
8.376
Z
6.507
14.291
X2
X1.8
12.392
Z1
9.401 10.302 11.501
9.302 11.903 12.012 10.302 11.201 9.103 8.948 9.981 11.034 10.302 10.9876
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
X2.6
X2.7
X2.8
X2.9
X2.10
X2.11
X2.12
9.702
8.304
10.409
11.591
8.201
9.501
11.402
9.309
7.581
6.402
7.582
6.395
Gambar 2. Diagram Jalur Penelitian Pengaruh Lingkungan UMK (Ekternal dan Internal) Terhadap Strategi Perusahaan serta Dampaknya pada Kinerja (t-student)
188
Trikonomika
Vol. 11 No. 2, Desember 2012
Dadan Soekardan Undang Juju
Tabel 5. Estimasi untuk Indikator-Indikator variabel lingkungan eksternal perusahaan (ζ1) Indikator
Estimasi Parameter
R2
Error Variance
thitung
Ekonomi (X1)
0,363
0,132
0,534
15.312
Teknologi (X2)
0,837
0,700
0,541
18.565
Peraturan pemerintah (X3)
0,562
0,315
0,213
15.872
Sosial budaya (X4)
0,513
0,263
0,485
18.761
Pemasok bahan baku (X5)
0,425
0,181
0,260
16.194
Kemampuan perantara (X6)
0,588
0,346
0,180
17.343
Kerjasama dengan pesaing (X7)
0,489
0,239
0,368
16.753
Peminat batik (X8)
0,471
0,221
0,308
14.291
Construct Reliability = 0,8625 Variance Extracted = 0,4786
Tabel 6. Estimasi untuk Indikator-Indikator variabel lingkungan internal perusahaan (ζ2) Indikator
Estimasi Parameter
R2
Error Variance
thitung
Bahan baku (X1)
0,691
0,477
0,402
12.392
Pembuatan batik (X2)
0,391
0,153
0,304
9.302
Sifat proses produksi (X3)
0,520
0,270
0,409
11.903
Sumber permodalan (X4)
0,601
0,361
0,391
12.012
Kecukupan modal (X5)
0,425
0,181
0,201
10.302
Kekurangan modal (X6)
0,505
0,255
0,501
11.201
Jumlah pegawai (X7)
0,320
0,102
0,402
9.103
Keahlian/keterampilan (X8)
0,298
0,089
0,309
8.934
Tempat pelatihan (X9)
0,491
0,241
0,501
9.981
Konsumen tetap di pasar (X10)
0,501
0,251
0,402
11.034
Pemasaran batik ke daerah (X11)
0,409
0,167
0,502
10.302
Kegiatan pemasaran bersama (X12)
0,496
0,246
0,375
10.987
Construct Reliability = 0,8630 Variance Extracted = 0,5188
Hasil Estimasi Parameter Laten Variabel Lingkungan Internal Perusahaan (ζ2) Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data diperoleh informasi bahwa lingkungan internal UMK pada indikator bahan baku (X1), sumber permodalan (X4), dan konsumen tetap di pasar (X10) merupakan 3 indikator cukup besar yang mampu menjelaskan variabel lingkungan internal UMK. Indikator pembuatan batik (X2), Jumlah pegawai (X7), dan keahlian/keterampilan (X8), merupakan 3 indikator yang memiliki skor kecil dalam menjelaskan variabel lingkungan internal perusahaan.
Hasil Estimasi Parameter Laten Variabel Strategi ��������� Perusahaan (η1) Berdasarkan hasil penelitan yang diperoleh terungkap bahwa indikator pemanfaatan teknologi tradisional (X1), keunikan produk alami (X5), dan perbedaan pelayanan (X7) merupakan 3 indikator terbesar yang mampu menjelaskan variabel strategi perusahaan pada UMK. Indikator pemanfaatan teknologi modern (X2), perbedaan kualitas (X4), dan pencarian produk pasar (X6), merupakan 3 indikator terkecil dalam menjelaskan variabel strategi perusahaan.
Analisis Lingkungan Perusahaan dan Strategi Perusahaan serta Dampaknya pada Kinerja UMK Batik
189
Tabel 7. Estimasi untuk Indikator-Indikator variabel Strategi perusahaan (η1) Indikator
Estimasi Parameter
R2
Error Variance
thitung
Pemanfaatan teknologi tradisional (X1)
0,601
0,361
0,302
12.012
Pemanfaatan teknologi modern (X2)
0,330
0,109
0,421
9.404
Perbedaan jenis produk (X3)
0,556
0,309
0,309
11.986
Perbedaan kualitas (X4)
0,390
0,152
0,498
9.845
Keunikan produk alami (X5)
0,592
0,350
0,314
11.543
Pencarian produk pasar (X6)
0,307
0,094
0,490
9.201
Perbedaan pelayanan (X7)
0,598
0,358
0,362
11.201
Construct Reliability = 0,8110 Variance Extracted = 0,5320
Tabel 8. Estimasi untuk Indikator-Indikator variabel Kinerja perusahaan (η2) Indikator
Estimasi Parameter
R2
Error Variance
thitung
Tingkat volume penjualan (X1)
0,340
0,116
0,402
9.504
Pencapaian tingkat target penjualan (X2)
0,395
0,156
0,304
9.702
Tingkat keuntungan (X3)
0,591
0,350
0,294
11.802
Pencapaian tingkat keuntungan (X4)
0,307
0,094
0,320
9.401
Pertumbuhan pasar (peminat) (X5)
0,496
0,246
0,429
10.302
Pertumbuhan pasar sasaran (X6)
0,549
0,301
0,327
11.501
Pertumbuhan organisasi perusahaan (X7)
0,506
0,256
0,252
11.321
Pertumbuhan kemampuan dalam memahami konsumen (X8)
0,408
0,166
0,391
10.104
Pertumbuhan dalam kapabilitas perusahaan (X9)
0,523
0,273
0,420
11.530
Construct Reliability = 0,8140 Variance Extracted = 0,5041
Tabel 9. Pengaruh ��������� ����������� Lingkungan ���������� Eksternal ����������� Perusahaan �� (ξ1) dan Lingkungan Internal Perusahaan (� ��ξ2) Terhadap Strategi Perusahaan (� η1) Pengaruh (%)
Variabel
Lingkungan eksternal perusahaan (ξ1)
Lingkungan internal perusahaan (ξ2)
Rumus gY21X1
Langsung
gY1X 2 ´rx1X 2 ´ gY1X1
Pengaruh secara simultan ξ�1 dan ξ�2 terhadap ��������� η �1
Keterangan
Total
18,40% 32,40%
gY1X1 ´rx1X 2 ´ gY1X 2 gY21X 2
Tidak Langsung
14%
Melalui ξ2
14%
Melalui ξ1
31,58% 45,58%
RY21X1X 2
77,98%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
190
Trikonomika
Vol. 11 No. 2, Desember 2012
Dadan Soekardan Undang Juju
Hasil Estimasi Parameter Laten Variabel kinerja �������� perusahaan (� η2) Berdasarkan hasil penelitan dan pengolahan data diperoleh informasi bahwa indikator tingkat keuntungan (X3), pertumbuhan pasar sasaran (X6), dan pertumbuhan dalam kapabilitas perusahaan (X9) merupakan 3 indikator terbesar yang mampu menjelaskan variabel kinerja perusahaan. Indikator tingkat volume penjualan (X1), pencapaian tingkat target penjualan (X2), dan pencapaian tingkat keuntungan (X4), merupakan 3 indikator terkecil dalam menjelaskan variabel kinerja perusahaan. Analisis Lingkungan UMK (Eksternal dan Internal) Terhadap Strategi Perusahaan Serta Dampaknya Pada Kinerja Perusahaan Hipotesis yang diajukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh lingkungan eksternal perusahaan (UMK), lingkungan internal UMK terhadap strategi perusahaan serta dampaknya pada kinerja perusahaan. Untuk menguji hipotesis penelitian tersebut, penulis menggunakan analisis model persamaan struktural (Structural Equation Modeling). Model persamaan struktural terdiri dari dua model yaitu model pengukuran yang menjelaskan kontribusi dari variabel pembentuk variabel laten (indikator) dalam variabel latennya dan model struktural yang menjelaskan pengaruh dan mengetahui besar pengaruh variabel laten yang diteliti. Pada tahapan dalam analisis model struktural dijelaskan hasil uji normalitas univariate dan multivariate dari data, analisis model pengukuran dan analisis model struktural. Pengaruh Lingkungan UMK (Eksternal dan Internal) Terhadap Strategi Perusahaan Hipotesis yang diajukan yaitu pengaruh lingkungan perusahaan/UMK (eksternal dan internal) terhadap strategi perusahaan baik secara simultan maupun parsial. Dari ��������������������� persamaan struktural dapat menjelaskan pengaruh lingkungan eksternal perusahaan dan lingkungan internal perusahaan terhadap strategi perusahaan sebagai berikut: η1 = 0,429ξ1 + 0,562ξ2, Varians Error = 0,319, dan R2 = 0,779 Hasil pengujian hipotesis yang diajukan mengenai pengaruh lingkungan eksternal perusahaan (ξ1) dan lingkungan internal perusahaan (� ��ξ2) terhadap strategi perusahaan menunjukkan adanya pengaruh yang
bermakna dari kedua variabel (lingkungan eksternal perusahaan� (ξ ��1) dan lingkungan internal perusahaan (�ξ2)) terhadap strategi perusahaan. Secara total diperoleh 77,98% perubahan strategi perusahaan dapat dijelasakan oleh lingkungan eksternal perusahaan dan ������������������������ lingkungan internal perusahaan. Secara parsial diperoleh pengaruh dari lingkungan internal perusahaan terhadap strategi perusahaan (45,58) lebih besar dari pengaruh lingkungan eksternal perusahaan terhadap strategi perusahaan (32,40) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari koefisien korelasi model fit, maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling berperan dalam meningkatkan strategi perusahaan adalah lingkungan internal perusahaan. Secara simultan lingkungan eksternal perusahaan dan lingkungan internal perusahaan berkontribusi secara signifikan terhadap strategi perusahaan sebesar 77,98%. Sisanya yaitu sebesar 22,02% merupakan pengaruh yang berasal dari faktor-faktor lain. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Adetayo (2003) yang menyatakan bahwa dalam sebuah perusahaan tidak hanya lingkungan internal, tetapi lingkungan eksternal perusahaan menjadi penting untuk diperhatikan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan eksternal perusahaan secara signifikan dan kadang-kadang tidak dapat diprediksi berpengaruh pada organisasi dan strategi perusahaan. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian di Sri Lanka yang menunjukkan bahwa baik faktorfaktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan mempengaruhi pertumbuhan dan pengembangan bisnis. Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa faktor-faktor lingkungan eskternal lebih relevan terhadap strategi manajemen perusahaan. Secara khusus penelitian ini juga menunjukkan bahwa para pengusaha tidak dapat secara langsung mengemdalikan atau mempengaruhi kondisi lingkungan eksternal perusahaan daripada lingkungan internal mereka (Chidi et al., 2011). Suatu sumber daya merupakan kekuatan bagi perusahaan apabila memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang bersangkutan. Sumber daya yang dimiliki perusahaan relatif lebih baik dibandingkan dengan pesaing yang ada atau pesaing potensial. Sebaliknya, suatu sumber daya merupakan kelemahan bagi perusahaan apabila sumber daya yang dimiliki perusahaan itu tidak lebih baik dibandingkan dengan pesaing. Wheelen dan Hunger (2000:82)
Analisis Lingkungan Perusahaan dan Strategi Perusahaan serta Dampaknya pada Kinerja UMK Batik
191
mengemukakan bahwa untuk mengukur apakah suatu sumber daya yang dimiliki perusahaan merupakan kekuatan atau kelemahan dapat dilakukan dengan cara membandingkan sumber daya itu dengan sumber daya yang dimiliki sebelumnya, sumber daya yang dimiliki pesaing utama. Untuk meningkatkan daya saing perusahaan, salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan mengembangkan kapabilitas ataupun kompetensi perusahaan. Pengaruh Strategi Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Hipotesis yang diajukan yaitu pengaruh strategi perusahaan terhadap kinerja perusahaan. Total Pengaruh strategi perusahaan terhadap kinerja perusahaan sebesar (0,8912 × 100) = 79,39%; menunjukkan bahwa variabel strategi perusahaan dapat mendorong terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Tabel 10. Uji Hipotesis Pengaruh Strategi Perusahaan (η1) Terhadap Kinerja Perusahaan (η2) No
Hipotesis
Koefisien t-hitung t-tabel jalur
1 Strategi 0,891 perusahaan (η1) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (η2)
Hasil
kesimpulan
8.376 1,96 Uji H0 ditolak, signifikan terdapat pengaruh strategi perusahaan (η1) terhadap kinerja perusahaan (η2)
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
Dari Tabel 10. dapat disimpulkan pengaruh bahwa variabel strategi perusahaan (ή1) terhadap kinerja perusahaan (ή2) signifikan secara pengujian statistik karena nilai t-hitung untuk pengujian lebih besar dari t-tabel. Hasil tersebut diperkuat dengan nilai total kontribusi yang diberikan oleh strategi perusahaan (ή1) terhadap kinerja perusahaan (ή2) adalah sebesar 79,39%. Sisanya sebesar 20,61% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian. Kinerja perusahaan menurut Ferdinand (2000) merupakan konstruk yang umum digunakan untuk mengukur dampak dari strategi perusahaan. Namun demikian, masalah pengukuran kinerja menjadi permasalahan dan perdebatan klasik. Sebab kinerja bersifat multi dimensi di mana didalamnya termuat beragam tujuan dan tipe organisasi (Lumpkin dan Dess,
192
Trikonomika
Vol. 11 No. 2, Desember 2012
1996). Oleh sebab itu kinerja dikonseptualisasikan dalam banyak cara dan metode di mana pengukurannya juga beragam. Menurut pendapat Narver dan Slater (1993), menyarankan 3 kriteria pengukuran kinerja yaitu efektivitas, efisiensi, dan adaptabilitas.� Pada ����� perspektif penilaian kinerja yang lebih luas, Hansen dan Mowen (2005: 116) menyatakan bahwa aktivitas penilaian kinerja terdapat dua jenis pengukuran yaitu; keuangan dan non keuangan. Pengukuran ini dirancang untuk menaksir bagaimana kinerja aktivitas dan hasil akhir yang dicapai. Ada juga penilaian kinerja yang dirancang untuk menyingkap jika terjadi kemandekan perbaikan yang akan dilakukan. Penilaian kinerja aktivitas pusat dibagi kedalam tiga dimensi utama, yaitu: (1) effisiensi, (2) kualitas, (3) waktu. Atkinson et al. (1995) menyatakan pengukuran kinerja mengandung makna bahwa penilaian kinerja sangat penting, kemungkinan memiliki salah pengertian, dan merupakan tugas yang paling sulit dalam akuntansi manajemen. Sistem penilaian kinerja yang efektif sebaiknya mengandung indikator kinerja, yaitu: (1) memperhatikan setiap aktivitas organisasi dan menekankan pada perspektif pelanggan, (2) menilai setiap aktivitas dengan menggunakan alat ukur kinerja yang mengesahkan pelanggan, (3) memperhatikan semua aspek aktivitas kinerja secara komprehensif yang mempengaruhi pelanggan, dan (4) menyediakan informasi berupa umpan balik untuk membantu anggota organisasi mengenali permasalahan dan peluang untuk melakukan perbaikan. Menurut Yurniawati dalam Undang (2009) penilaian kinerja ada berbagai metode sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu mencari laba, maka hampir semua perusahaan mengukur kinerjanya dengan ukuran keuangan. Disini pihak manejemen perusahaan cenderung hanya ingin memuaskan shareholders, dan kurang memperhatikan ukuran kinerja yang lebih luas yaitu kepentingan stakeholders. Berdasar penelitian terdahulu yang menyatakan hubungan positif antara perencanaan dengan kinerja perusahaan menyatakan terdapat dua aliran utama, yaitu (Aram and Cowen, 1991; Rue dan Ibrahim,1998 yang menyatakan bahwa perencanaan meningkatkan keuntungan (profit) dan menyatakan bahwa perencanaan yang baik merupakan kunci menuju sukses (Hillidge, 1990; Branch, 1991; Brokaw, 1992; Knight,1993).
Dadan Soekardan Undang Juju
Berdasarkan penelitian Rue dan Ibrahim (1996) dan Shrader et al. (1989), menyatakan bahwa perusahaan kecil menengah yang secara formal memiliki perencanaan strategi menghasilkan kinerja diatas rata-rata dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki perencanaan strategi. Hal ini sejalan dengan yang di kemukakan oleh Sucherly (2004: 18 ) pencapaian kinerja perusahaan ditentukan oleh manajemen perusahaan dalam menyikapi situasi selama proses penyusunan dan pelaksanaan suatu strategi dalam perusahaan. Hasil dari penelitian yang dikemukakan oleh Shrader et al. (1989) mengatakan bahwa perencanaan dengan kinerja berhubungan erat dan sesuai diterapkan pada industri-industri kecil. Namun studi ini juga memberi implikasi korelasi yang positif antara perencanaan stratejik dengan kinerja. Penelitian lainnya yang menunjukkan adanya hubungan antara perencanaan perusahaan dengan perkembangan usaha kecil dan menengah adalah penelitian Veskaisri et al. (2007). Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa strategi perencanaan secara positif dan signifikan berhubungan dengan perkembangan usaha kecil dan menengah di Thailand. Hasil penelitian itu juga didukung oleh pernyataan Vicere dalam Wang, C. (2006) yang menyimpulkan bahwa perencanaan strategis merupakan faktor penting dalam pengembangan, daya saing dan kesuksesan bisnis usaha skala kecil. Penelitian lainnya yang sejenis adalah penelitian Balasundaram (2009) yang membuktikan bahwa perencanaan strategis berkontribusi secara signifikan pada semua aspek kinerja perusahaan skala kecil.
KESIMPULAN Lingkungan eksternal UMK sentra batik mem perlihatkan indeks rata-rata variabel sebesar 2,21 yang berarti variabel lingkungan eksternal perusahaan dapat diinterpretasikan memiliki skor yang rendah, atau dengan kata lain berada pada kategori kurang baik. Lingkungan internal UMK sentra batik mem perlihatkan indeks rata-rata variabel sebesar 2,86 yang berarti variabel lingkungan internal perusahaan berdasarkan dimensi manajemen operasi, manajemen keuangan, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen pemasaran dapat diinterpretasikan memiliki skor yang cukup, atau dengan kata lain berada pada kategori cukup baik.
Strategi perusahaan memperlihatkan indeks rata-rata variabel sebesar 2,38 yang berarti variabel strategi perusahaan dapat diinterpretasikan memiliki skor yang rendah, atau dengan kata lain berada pada kategori kurang baik. Sehingga dapat diartikan bahwa para pengusaha industri batik kurang memperhatikan terhadap strategi perusahaan yang dijalankan. Kinerja UMK sentra batik memperlihatkan indeks rata-rata variabel sebesar 2,63 yang berarti variabel kinerja perusahaan dapat diinterpretasikan memiliki skor yang cukup, atau dengan kata lain berada pada kategori cukup baik. Sehingga dapat diartikan bahwa perusahaan memiliki kinerja perusahaan yang cukup baik Lingkungan UMK sentra batik (eksternal dan internal) berpengaruh positif dan signifikan terhadap strategi perusahaan baik secara parsial maupun simultan. Dengan mempertimbangan lingkungan eksternal perusahaan dan lingkungan internal perusahaan akan berdampak positif terhadap strategi perusahaan. Strategi perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Semakin tinggi tingkat strategi perusahaan yang mencakup: kemanfaatan tradisional, kemanfaatan modern, perbedaan jenis, perbedaan kualitas, keunikan produk alami, keunikan produk pasar, dan perbedaan pelayanan semakin tinggi pula kinerja perusahaan yang dapat dicapai.
DAFTAR PUSTAKA Afetayo, E. A. and Adetayo, J. O. 2003. Business Environment Analysis: Globalization Era Imperative for Small Scale Industries. J. Soc. Sci., 7 (5): 283-292. Aram, J., and Cowen, S. 1990. Strategic Planning for Increased Profit in the Small Business. Long Range Planning, 23 (6): 63-70. Atkinson et al. 1995. Management Accounting. New Jersey: Prentice-Hall.Inc. Balasundaram, Nimalathasan. 2009. Incidence of Strategic Planning in Small Business: an Overview. BULETINUL, 61 (3): 11 -17. Bhasin, B. B. and Venkataramany, S. 2010. Globalization of Entrepreneurship: Policy Considerations for SME Development in Indonesia. International Business and Economics Research Journal, 9 (4): 95.
Analisis Lingkungan Perusahaan dan Strategi Perusahaan serta Dampaknya pada Kinerja UMK Batik
193
Branch, S. 1991. A Good Plan is A Key to Business Success. Black Enterprise, 22: 68-70. Brokaw, L. 1992. The Secret of Great Llanning. Inc., 14: 151-157. Chidi, O. T. et al. 2011. External and Internal Environment of Business in Nigeria: An Appraisal. International Bulletin of Business Administration, 12. Hansen and Mowen. 2005. Management Accounting. South Western: Thomson. Hillidge, J. 1990. Planning for Growth in a Small Company. Long Range Planning, 23: 76-81. Juju, Undang. 2009. Pengaruh Orientasi Pasar terhadap Strategi ������������������������������ Operasi dan Strategi Penyampaian Jasa serta ������ Dampaknya ��������������� pada Nilai Jasa dan Kinerja Pemasaran. Bandung: Universitas Padjadjaran. Knight, R. A. 1993. Planning: the Key to Family Owned Business Survival. Management Accounting, 74: 33-34. Lumpkin, G. T. and Dess, G. G. 1996. Clarifying The Entrepreneurial Orientation Construct and Linking it to Performance. Academy of Management Review, 21 (1): 135-172. Narayana, M. R. 2004. Determinants of Competitiveness of Small-Scale Industries in India. The Journal of Business in Developing Nations, 8.
194
Trikonomika
Vol. 11 No. 2, Desember 2012
Shrader, C., Mulford, C., and Blackburn, V. 1989. Strategic and Operational Planning, Uncertainty, and Performance in Small Firms. Journal of Small Business Management: 27. Slater, S. F. and Narver, J. C. 1993. Product-Market Strategy and Performance: An Analysis of the Miles and Snow Strategy Types. European Journal of Marketing, 27 (10), 33-51. Sucherly. 1996. Strategi Pemasaran dalam Industri Kayu Gergajian dan Pengaruhnya terhadap Penjualan. Bandung: Universitas Padjadjaran. Suliyanto, Wulandari, S. Z. and Novandari, W. 2010. Competitive Strategy Model for Purbalingga Batik. Economic Journal of Emerging Market, 2 (2): 169-185. Veskaisri, K. et al. 2007. Relationship between Strategic Planning and SME Success: Empirical Evidence from Thailand. Asia and Pacific DSI. Wang, C., Walker, E. A, and Redmond, J. 2006. Ownership Motivation and Strategic Planning in Small Business. Journal of Asia Entrepreneurship and Sustainability, 2 (4). Wheelen, Thomas L. dan David J. Hunger, 2000, Strategic Management: Business Policy. Prentice Hall international, Inc.
Dadan Soekardan Undang Juju