BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1
Sejarah Singkat Perusahaan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Rajawali Nusindo) merupakan salah satu
perusahaan tertua di Indonesia dengan ukiran sejarah yang cemerlang. Pada awalnya Perusahaan bernama Kian Gwan Company Limited NV didirikan dengan akta No.85 dari Tan A Sioe Notaris di Semarang tanggal 22 Juli 1955 yang bernaung di dalam grup Oei Tiong Ham Concern. Anggaran dasar telah mengalami perubahan dengan akta No. 91 tanggal 30 Agustus 1955 dari Notaris yang sama dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI No.J.A.1/103/13 tanggal 5 November 1955. Pada tahun 1961 perusahaan tersebut dinasionalisasikan oleh Pemerintah RI berdasarkan Keputusan Pengadilan Ekonomi No.32/1961 EKS tanggal 10 Juli 1961 yang
kemudian
dikukuhkan
dengan
Keputusan
Mahkamah
Agung
RI
No.5/Kr/K/1963 tanggal 27 April 1963 dimana kegiatan perusahaan berada dibawah penguasaan Menteri / Jaksa Agung untuk selanjutnya pada tanggal 20 Juli 1963 penguasaan diserahterimakan dari Jaksa Agung kepada Menteri Urusan Pendapatan Pembiayaan dan Pengawasan (P3) yang sekarang menjadi Departemen Keuangan Republik Indonesia.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kompartemen Keuangan tanggal 19 Agustus 1964 No.0642/M.K.3/64 dari seluruh harta Oei Tiong Ham Concern oleh Pemerintah dipergunakan sebagai Penyertaan Modal Pemerintah dalam pendirian PT. Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia termasuk di dalamnya seluruh saham Kian Gwan Company Indonesia Limited NV. Dalam perkembangannya sesuai dengan akte No.5 dari Joeni Moelyani Notaris di Semarang tanggal 1 Pebruari 1971 telah diadakan perubahan Anggaran 29
Dasar Perseroan Kian Gwan Company Indonesia Limited NV dengan merubah nama perusahaan tersebut menjadi PT. Rajawali Impor Ekspor dan pada tanggal 18 Juni 1971 terjadi lagi perubahan Anggaran Dasar Perseroan dengan akta No.37 dari Notaris yang sama dengan merubah kembali nama perusahaan menjadi PT. Perusahaan Impor Ekspor Rajawali Nusindo dan perubahan tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI No.J.A.5/138/3 tanggal 23 September 1971. Pada tanggal 27 Juni 1975 Anggaran Dasar mengalami perubahan kembali dengan menyatakan seluruh saham PT. PIE Rajawali Nusindo dimiliki oleh PT. PPEN Rajawali Nusantara Indonesia. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan terjadi kembali pada tanggal 6 Agustus 1981 dengan meningkatkan modal perseroan dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI No.C2-5684.HT.01.04.TH.83. Pada tanggal 29 Mei 1995 dengan akta No. 107 dari Imas Fatimah SH. Notaris di Jakarta terjadi lagi perubahan Anggaran Dasar Perseroan dengan peningkatan modal dan menyingkat nama PT. Perusahaan Impor Ekspor Rajawali Nusindo menjadi PT. Rajawali Nusindo dan perubahan anggaran dasar telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI No.C2-7539.HT.01.04.TH.96 tanggal 6 Maret 1996. Kemudian Anggaran Dasar mengalami perubahan kembali dengan akta No.88 dari Notaris Sutjipto SH tanggal 17 Juli 1996 tentang peningkatan modal dan perubahan tersebut telah pula mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI No.C2-HT.01.04.A.805 tanggal 25 Januari 1997. Pada tanggal 8 Juli 1998 Anggaran Dasar Perseroan mengalami perubahan kembali dengan akta No.21 tanggal 8 Juli 1998 tentang maksud dan tujuan serta perubahan struktur permodalan. Perubahan tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI No.C2-18.868.HT.01.04.TH.98 tanggal 2 Oktober 1998. Terakhir Anggaran Dasar Perseroan mengalami perubahan kembali dengan akta
30
No.32 dari Notaris Sutjipto SH tanggal 12 Juni 2001 tentang penggabungan PT Rajawali Nusindo ke dalam PT Rajawali Nusantara Indonesia. Perubahan Anggaran tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No.C-05796.HT.01.04.TH.2001 tanggal 14 Agustus 2001. Pada tanggal 31 Oktober 2004 dengan akta nomor 4 dari Nanda Fauz Iwan, SH, M.Kn, notaris yang berkedudukan di Jakarta, terjadi lagi perubahan tentang pemisahan unit distribusi dan perdagangan PT. Rajawali Nusantara Indonesia menjadi anak perusahaan sendiri dengan nama PT. Rajawali Nusindo. Pendirian perseroan tersebut telah disetujui oleh Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara nomor S-244/MBU/2004 tanggal 4 Mei 2004 serta telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor C-16617 HT.01.01.TH.2004 tanggal 2 Juli 2004. Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, yang dihadiri oleh Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang mempunyai hak suara yang sah dan disetujui oleh paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah suara tersebut. Perubahan tersebut harus dibuat dengan akta Notaris dan dalam Bahasa Indonesia serta dilaporkan kepada Menteri Kehakiman Replubik Indonesia dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan.
3.2
Visi dan Misi Perusahaan
3.2.1 Visi Perusahaan (Vision)
Menjadi perusahaan penyedia
produk farmasi, alat kesehatan dan
perdagangan umum yang unggul dan terpercaya
31
III.2.2 Misi Perusahaan (Mission)
a. Menyediakan produk-produk berkualitas di bidang farmasi, alat kesehatan dan perdagangan umum melalui kegiatan distribusi, marketing dan trading. b. Mengembangkan kemitraan yang saling menguntungkan dengan prinsipal yang menghasilkan produk berkualitas. c. Memberdayakan seluruh karyawan sebagai modal utama untuk memberikan mutu layanan terbaik bagi pelanggan, kegiatan operasi yang efektif dan efisien, serta penciptaan nilai yang optimal bagi stakeholders. d. Meningkatkan kemampuan teknologi informasi secara berkelanjutan untuk menghadapi kompetisi global.
32
3.3
Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Sumber: PT. Rajawali Nusindo cabang Jakarta 33
3.4
Uraian Tugas Berdasarkan struktur organisasi yang telah digambarkan sebelumnya, adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berkut : 1. Kepala Cabang Memimpin, mengawasi dan bertanggung jawab atas terlaksananya kelancaran kerja pada kantor cabang,dapat mengambil tindakan yang tepat agar cabang berjalan lancar serta membuat laporan ke Kantor Pusat. 2. Apoteker Penanggung Jawab Farmasi Bertanggung
jawab
mengendalikan
produk-produk
yang
akan
didistribusikan kepada pelanggan dan mengidentifikasi manfaat yang di peroleh pelanggan atas pembelian produk tersebut . 3. Kepala Operasional Memimpin, mengawasi dan bertanggung jawab atas terlaksananya kelancaran kerja dibagian operasional serta memberikan laporan rutin berkala atas pekerjaanya kepada Kepala Cabang 4. Kepala Non Operasional Mengendalikan keberadaan aktiva cabang serta dalam menyajikan datadata dalam bentuk laporan-laporan yang diinginkan menajemen serta mensupport bagian lain yang memerlukan data-data penunjang dalam pelaksanaan sehingga dapat mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
34
5. Kepala Umum dan Personalia Melakukan perhitungan gaji karyawan , pajak , pendaftaran & penyetoran Jamsostek, mengarsip data karyawan dan mendaftarkan serta melakukan pembayaran Dana Pensiun tepat pada waktunya. 6. Kepala Akuntansi dan Keuangan Melakukan evaluasi, analisis dan administasi laporan dengan tepat dan akurat untuk kelancaran kegiatan operasional perusahaan. 7. Kepala Administrasi Pesanan Melakukan administrasi pesanan seperti pembuatan faktur , surat pesanan dan laporan penjualan untuk semua jenis faktur sebagai pendukung lancarnya kegiatan operasional Perusahaan. 8. Kepala Gudang (HC) Melaksanakan administarsi gudang untuk kelengkapan dokumentasi sehingga pengiriman barang ke pelanggan agar dapat diterima dalam keadaan baik dan tepat waktu. 9. Kepala Gudang (PU) Bertanggung jawab terhadap stock opname dan keluar masuk barang ke gudang supaya lancar dalam pendistribusian. 10. Supervisor Penjualan Melkukan supervise, monitor kunjungan bawahanya serta pengawasan terhadap target penjualan agar target perusahaan dapat tercapai setiap tahunya.
35
11. Salesman Melakukan kunjunagn promosi dan penjualan produk agar dapat tercapai target perusahaan setiap tahunya. 12. Kasir Memenuhi setiap kebutuhan uang tunai baik untuk pembayaran ataupun pembuatan giro agar dapat dibayarkan tepat pada waktunya. 13. Penagih Melakukan penagihan kepada setiap pelanggan yang melakukan transaksi pembelian dan penjualan agar pembayaran dapat dilaksanakan teapt pada waktunya. 3.5
Sistem Pengendalian Internal Pada PT.Rajawali Nusindo Cabang Jakarta 1. Lingkungan Pengendalian a. Integritas dan Etika Integritas adalah suatu kebijakan perusahaan yang mengharuskan setiap karyawan untuk bekerja secara professional dan penuh kejujuran. Integritas menuntut kejujuran dengan mengesampingkan keuntungan dan kenikmatan pribadi. Tata Tertib Kerja yang berlaku pada PT.Rajawali Nusindo adalah setiap karyawan tidak diijinkan : 1. Melakukan pekerjaan untuk kepentingan/keuntungan
dirinya
sendiri sehubung dengan jabatanya 2.
Melakukan tindakan yang pada umumnya berlawanan dengan hukum atau tindakan yang merugikan perusahaan baik secara moril maupun materil.
36
3. Mengunakan barang-barang milik perusahaan ke luar lingkungan tempat kerjanya tanpa mendapat persetujuan pemimpin. 4. Membawa barang-barang milik perusahaan ke luar lingkungan tempat kerjanya tanpa mendapat persetujuan pemimpin. Dalam hal ini apabila karyawan melakukan pelanggaran terhadap peraturan perusahaan, kebijakan, maupun prosedur standart operasi, karyawan akan mendapatkan sanksi sesuai dengan kebijakan dari pemimpin. Etika merupakan suatu kebijakan perusahaan untuk menerapkan kedisiplinan dan kesopanan bagi karyawan, kedisiplinan dapat terlihat dari adanya kebijakan jam kerja yang harus dipatuhi oleh setiap karyawannya yaitu pukul 08.00-16.00 WIB dan sabtu dari jam 08-13.00 WIB. Dalam PT. Rajawali Nusindo cabang Jakarta tidak adanya pekerjaan lembur, kebijakan tersebut di buat agar memberikan kenyamanan bekerja bagi karyawan. Etika kedisiplinan yang diajarkan oleh pemimpin kepada karyawankaryawan, yaitu : 1. Setiap karyawan wajib hadir di tempat jam kerja dan siap melaksanakan tugas tepat pada waktu dimulainya jam kerja. 2. Setiap karyawan hanya boleh meninggalkan tempat kerja setelah usai jam kerja atau pada jam-jam istirahat. 3. Pengecualian di atas adalah harus mendapatkan ijin atasan langsung atau manajer. Etika Kesopanan yang diajarkan oleh pemimpin kepada karyawanya, yaitu :
37
1. Karyawan wajib menghormati atasan dengan berperilaku sopan dalam bertindak dan dalam berbicara. 2. Karyawan wajib menghormati pelanggan. 3. Karyawan wajib menjaga etika yang baik, ramah kepada setiap pelangganya. 4. Komitmen untuk meningkatkan kompetensi. b. Komitmen untuk meningkatkan kompetensi Kepala cabang sadar bahwa tujuan organisasi akan dapat dicapai jika karyawan adalah orang-orang yang kompeten. Oleh karena itu, kepala cabang memakai pekerja yang memang telah terbukti memiliki keahlian dan kemampuan dalam bidang masing-masing, terbukti bahwa setiap bagian masing-masing mempunyai keahlian dan kemampuan dalam bidangnya. c. Filosofi manajemen dan Gaya operasi. Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar (basic beliefs) yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawanya. Filosofi merupakan apa yang seharusnya dikerjakan dan apa yang seharusnya tidak dikerjakan oleh perusahaan. Filosofi manajemen yang ditetapkan PT. Rajawali Nusindo menekankan kerjasama dalam menjalankan bisnisnya yaitu: “kami berkeyakinan bahwa dengan berkerjasama merupakan landasan semua hubungan bisnis kami; oleh karena itu, kami mengharapkan semua karyawan kmai dapat saling berkerjasama dengan baik antara satu dengan yang lainya guna mencapai kepentingan bersama”. Gaya operasi mencerminkan ide Kepala cabang tentang bagaimana operasi suatu entitas harus dilaksanakan. Salam lingkungan bisnis, pada
38
PT. Rajawali Nusindo sangat mementingkan kepuasan customer atas produknya sehingga sedikit atau bahkan hamper tidak ada atas produk yang dibeli. d. Struktur Organisasi Struktur organisasi menentukan bagaimana wewenang dan tanggung jawab didelegasikan dan diawasi. Struktur ini menyediakan kerangka kerja di mana aktivitas entitas direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan di-review untuk mencapai tujuan entitas secara keseluruhan. Suatu entitas menyusun struktur organisasi disesuaikan dengan kebutuhanya. Dalam
menyusun
struktur
organisasi
yang
relevan
diperlukan
pertimbangan mengenai area-area kunci dari wewenang dan tanggung jawab dan garis pelaporan yang tepat. PT. Rajawali Nusindo sendiri sudah memiliki gambaran struktur organisasi yang jelas sehingga semua karyawan sudah mengerti akan posisi tertinggi dari perusahaan serta wewenang dan tanggung jawab masing-masing. e. Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia Proses rekrutmen karyawan baru yang terdapat pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Jakarta, biasanya dengan cara memasang ilkan di.masyarakat yang tertarik dapat mengirimkan email maupun pemberian cv secara langsung, dan semua lamaran yang masuk tersebut akan disortir oleh bagian SDM pada perusahaan, setelah itu bagian SDM memberikan serangkaian seleksi untuk pelamar, setelah penyeleksian selesai karyawan baru tersebut di kirimkan pada bagian yang bersangkutan agar diberikan pengarahan lebih lanjut. Proses rekrutmen karyawan yang bertanggung jawab adalah Kepala Cabang.
39
2. Penaksiran Resiko (risk assessment) Risiko-risiko yang telah diidentifikasi oleh perusahaan adalah sebagai berikut : a. Risiko terhadap perkembangan kompetitor Klien dari perusahaan ini beragam, ada yang perusahaan besar, perusahaan menengah, dan ada pula yang perusahaan kecil. Adapun cara agar perusahaan tetap memegang klien-klienya tersebut dengan cara melakukan penawaran harga di bawah pasar maupun penggunaan harga diskon pada produk tersebut. selain penawaran harga kepala cabang juga menekankan pendistribusian barang dengan cepat dan tepat. kebijakan ini akan meningkatkan kualitas perusahaan dan merupakan salah satu kekuatan perusahaan di tengah competitor yang semakin berkembang. b. Risiko terhadap penurunan permintaan Perusahaan sudah mengidentifikasi beberapa resiko yang berkaitan dengan penurunan permintaan. Dengan cara pengunjungan langsung terhadap klien untuk menanyakan terhadap penurunan permintaan tersebut, dan apabila ada kesalahan perusahaan akan langsung mengevaluasi hasil pengunjungan tersebut. c. Risiko atas kecurangan yang dilakukan karyawan Perusahaan tidak mengidentifikasi lebih jauh tentang resiko yang mungkin terjadi jika ada kecurangan yang dilakukan oleh bawahanya. Sejauh ini Kepala Cabang memberikan kepercayaan kepada semua karyawan.
40
d. Risiko terhadap kehandalan laporan keuangan Dengan
adanya
pemberian
kepercayaan
terhadap
karyawan,
perusahaan tidak terlalu mementingkan pengawasan terhadap laporan keuangan, tetapi pembuatan laporan keuangan dilakukan sebulan sekali untuk dapat mengevaluasi dari hasil laporan keuangan tersebut. 3. Informasi dan Kominukasi a. Informasi dan Dokumen terkait Perusahaan telah mempunyai dokumen yang terkait pada setiap transaksi untuk mencegah adanya misinformation antar bagian. Misalnya untuk menawarkan harga akan digunakan dokumen Surat Penawaran Harga, bukti pemesanan pelanggan mengunakan dokumen Surat Pesanan, pengiriman barang menggunakan Surat Penerimaan Barang, bukti penagihan kepada pelanggan maka dibuat Faktur, dan bukti pembayaran sudah dilakukan maka akan dibuat dokumen Bukti Masuk Kas. Semua dokumen akan diarsip menurut tanggal, bulan, dan tahun keterjadianya. b. Komunikasi antar Bagian Komunikasi antar nagianpun berjalan dengan baik. Sebagai contoh jika ada terjadinya pemesanan barang, maka bagian kasir akan berkomunikasi dengan bagian gudang untuk mengkonfirmasikan apakah barang yang sedang dipesan terdapat digudang atau tidak. Begitu juga, komunikasi antara atasan dan bawahan tetap terjaga karena setiap hari atasan akan berinteraksi langsung dengan para
41
karyawan. Disamping itu adanya kegiatan rutin seperti meeting, dapat membuktikan adanya komunikasi antar bagian. 4. Aktivitas Pengendalian (control activities) a. Otoritas yang jelas Perusahaan memiliki jenjang otoritas yang sangat jelas, dan mempunyai
dokumen
tersendiri
tentang
otoritas
tersebut.
Pengotorisasian telah dilakukan oleh orang yang tepat dan berwenang terhadap
fungsinya
sebagai
persetujuan
mengenai
kegiatan
operasional yang terjadi di perusahaan. b. Pemisahaan fungsi dan tanggung jawab Dalam perusahaan ini, masih ada bagian yang dirangkap oleh bagian lain, perusahaan cabang tersebut beralasan agar dapat menghemat biaya. Selain itu, perusahaan juga tidak mempunyai bagian kredit, yang bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi penjualan kredit kepada pelanggan. c. Penggunaan dokumen yang cukup Perusahaan ini menghasilkan dokumen yang cukup menunjang sebagai bukti kelancaran transaksi. Dengan menggunakan program foxfro yang digunakan perusahaan dapat mempermudah pembuatan dokumen, tetapi terkadang pihak klien merasa meminta lebih dokumen-dokumen tersebut untuk pengarsipan mereka. d. Pengendalian fisik Perusahaan ini telah melakukan beberapa cara perlindungan fisik perusahaan atas:
42
1. Kas Kas yang diterima biasanya disetorkan langsung ke bank mendekati akhir dari jam kerja bank. Jika pembayaran baru dilakukan melebihi dari jam kerja bank, maka uang tersebut akan diserahkan kepada kasir. Di samping itu kebijakan perusahaan mengharuskan perusahaan memiliki kas di tangan sebanyak Rp. 15.000.000,- . 2. Persediaan Setiap barang yang masuk atau keluar dari gudang akan dicatat pada buku persediaan. Pencatatan dilakukan secara manual oleh bagian gudang, dan biasanya pada akhir bulan pihak gudang melakukan inspeksi langsung untuk memerikas persediaan. 3. Dokumen Semua dokumen yang mendukung aktivitas perusahaan, seperti dokumen yang meliputi penjualan kredit akan selalu disimpan dengan baik dan tersusun rapi berdasarkan tanggal, bulan, dan tahun keterjadianya. e.
Sistem prosedur yang berjalan Urutan jalur sistem penjualan kredit yang berjalan pada PT. Rajawali Nusindo dapat dilihat pada flowchart yang terdapat pada lampiran. 1.
Prosedur Penjualan Kredit Proses penjualan dimulai dari pemesananan pelanggan dengan cara menelepon, email maupun datang ke perusahaan. Setelah itu bagian penjualan memeriksa stok yang terdapat pada perusahaan, setelah
43
terdapat barang yang dipesan bagian penjualan membuat surat faktur 2 rangkap dan membuat surat penerimaan barang (SPB) 3 rangkap, setelah itu bagian penjualan memberikan 2 surat faktur dan 3 surat SPB kebagian gudang dan bagian gudang memeriksa ke 5 surat tersebut, dan menyiapkan barang sesuai pesanan yang terdapat pada SPB setelah itu tidak lupa bagian gudang menandatangani 5 surat tersebut. Setelah di tandatangani 2 faktur dan 3 SPB diberikan ke bagian pengirim, tetapi bagian pengirim mengecek terlebih dahulu barang yang dipesan sampai alamat yang dituju. Setelah pengecekan selesai bagian pengiriman langsung mengirimkan barang pada pelanggan, kemudian bagian pengiriman memberikan 2 faktur dan 3 SPB kepada pelanggan untuk ditanda tangani. Setelah ditanda tangani 1 faktur diberikan kepada pelanggan. Setelah itu bagian pengiriman mengarsip 1 SPB, memberikan 1 SPB ke bagian penjualan untuk diarsip dan memberikan 1 faktur dan 1 SPB ke bagian akuntansi keuangan. setelah itu bagian akuntansi keuangan menginput faktur tersebut pada account piutang pada laporan perusahaan. 2.
Prosedur Pencatatan dan Pelunasan Piutang. Ketika bagian akuntansi keuangan menerima faktur, bagian akuntansi keuangan akan mencatat ke dalam Buku Piutang. Saat jatuh tempo, Bagian Akuntansi Keuangan akan menagih ke pelanggan, pelanggan dapat membayar secara tunai, cek maupun transfer ke rekening perusahaan.
Setelah
mendapat
konfirmasi
pembayaran
dari
pelanggan, Bagian Akuntansi Keuangan akan mencocokan jumlah
44
pembayaran yang diterima dari pelanggan dengan faktur dan member tanda “lunas” pada buku piutang. Kemudian, Bagian Akuntansi Keuangan akan membuat Bukti Masuk Kas (BMK) sebanyak 2 rangkap, Setelah itu, bagian Akuntansi Keuangan akan mengarsip BMK tersebut dan membuat catatan dalam Buku Setoran Kas. Bagian Akuntansi Keuangan akan membuat Laporan Penjualan berdasarkan SP yang diterima dan membuat Laporan Penerimaan Kas berdasarkan BMK, dan laporan tersebut akan diberikan pada Kepala Cabang . 3.
Formulir dan Laporan pada Sistem yang Berjalan Formulir yang digunakan pada sistem berjalan adalah : a. Surat pesanan intern Surat pesanan dibutuhkan untuk mencatat barang-barang yang dipesan oleh pelangggan beserta total pembayaran dan juga sebagai bukti adanya pesanan yang dilakukan oleh pelanggan. b. Surat Penerimaan Barang Surat Penerimaan Barang dibutuhkan untuk mencatat barangbarang yang dipesan oleh pelanggan untuk dikirim, sebagai bukti untuk mengeluarkan barang dari gudang dan sebagai bukti bagi perusahaan bahwa barang yang diterima oleh pelanggan sudah benar dan diterima dengan baik. c. Nota Kredit Nota Kredit digunakan untuk mengontrol penagihan terhadap pelanggan karena terdapat tanggal jatuh tempo penagihan. d. Daftar penagihan
45
Daftar penagihan dibutuhkan untuk membuat daftar penagihan sejak adanya faktur yang jatuh tempo dan siap ditagih , berakhir setelah faktur siap ditagih. e. Bukti Masuk Kas Bukti Masuk Kas sebagai bukti penerimaan kas Laporan yang dihasilkan pada system berjalan : a. Jurnal penerimaan kas b. Laporan Penjualan c. Laporan Penerimaan Kas 5. Pemantauan (monitoring) Pada PT.Rajawali Nusindo Cabang Jakarta, beberapa bentuk pemantauan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a.
Bagian Akuntansi dan Keuangan melakukan perhitungan fisik atas bukti transfer, cek, atau giro setiap hari.
b.
Kepala Cabang meminta dan memerikasa laporan keuangan setiap bulan serta semua pencatatan transaksi yang ada.
c.
Kepala
Cabang yang
sesekali memantau seluruh
kegiatan
operasional. d.
Bagian Kepala Gudang melakukan pengecekan
sebulan sekali
terhadap persediaan barang digudang.
46