BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang akan diteliti adalah seluruh perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2007,2008,2010,2011.Alasan memilih perusahaan manufaktur sebagai sampel perusahaan adalah karena: 1. Permasalahan
dalam
perusahaan
manufaktur
lebih
kompleks
sehingga
diharapkan akan lebih mampu menggambarkan keadaan perusahaan di Indonesia, 2. Untuk menghindari bias yang disebabkan oleh efek industri, dan 3. Sektor manufaktur memiliki jumlah terbesar dibandingkan dengan sektor yang lainnya. Alasan pemilihan tahun 2007, 2008, 2010, dan 2011 sebagai sampel perusahaan adalah karena : 1. pada tahun 2007 dan 2008 adalah 2 tahun sebelum reformasi perpajakan yaitu sebelum adanya perubahan UU PPh No.36 tahun 2008 ( Tarif progresif tertinggi adalah 30%) 2. pada tahun 2010 dan 2011 adalah 2 tahun setelah reformasi perpajakan yaitu setelah adanya perubahan UU PPh No.36 tahun 2008 (Tarif flat adalah 25%) Berdasarkan karakteristik masalah, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini merupakan penelitian dengan tipe masalah berupa
48
pengaruh antara dua variabel atau lebih dengan mengidentifikasikan fakta atau peristiwa tersebut sebagai variabel yang dipengaruhi (variabel dependen) dan melakukan penyelidikan terhadap variabel yang mempengaruhi (variabel independen), seperti komisaris independen, komite audit, investor institusional,dan kualitas audit. 3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan tentang jenis dan sumber data, jumlah sampel, metode analisis, dan variabel penelitian yang digunakan serta metode yang akan digunakan dalam pengolahan data. Metode penelitian
yang digunakan
adalah
metode kuantitatif dengan
menggunakan panel data. Panel data adalah gabungan antara jenis data time series dan cross section sehingga panel data merupakan data yang memiliki dimensi waktu dan ruang. Data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan sumber yang mendukung lainnya. Metode yang digunakan dalam pengolahan data meliputi uji hipotesis menggunakan analisis koefisien regresi panel logistik. Untuk mendukung hasil tersebut dilakukan uji analisa deskriptif data dan menampilkan di dalam tabel berupa data Minimum, Maximum. Mean, dan Standard Deviation beserta uji postestimation yang bertujuan untuk melihat apakah variabelvariabel bebas telah memenuhi syarat sehingga hasil uji hipotesis tidak bias. 3.2.1
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan perusahaan sampel dan data lain yang telah diaudit dengan periode penelitian dari periode 2007, 2008, 2010, dan 2011 , dengan mengambil sektor perusahaan manufaktur yang terdiri dari industri 49
dasar dan kimia, aneka industri,dan industri barang konsumsi.Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, yaitu melalui media perantara yang diperoleh peneliti dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dan situs www.idx.co.id Data sekunder dalam laporan keuangan auditan perusahaan yang penulis analisis data-data mengenai dampak komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional, kualitas audit, ukuran perusahaan, tingkat pendanaan, dan profitabilitas yang dapat berpengaruh terhadap tindakan pajak agresif . Penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan cara membaca literature, buku, jurnal penelitian dan publikasi yang berhubungan dengan penelitian. 3.2.2
Penentuan Jumlah Sampel
Populasi perusahaan yang terdaftar di BEI digunakan dalam penelitian ini karena dianggap sebagai kumpulan subjek yang memiliki karakteristik tertentu yaitu memiliki laporan keuangan. Peneliti mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007,2008, 2010, dan 2011, sampel diseleksi menggunakan pendekatan purposive sampling dimana menggunakan pertimbangan tertentu. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007, 2008, 2010, dan 2011 terbagi menjadi 3 sektor, yakni sektor industry dasar dan kimia, aneka industri, dan industri barang konsumsi. Keseluruhan perusahaan di industri
50
manufaktur adalah 133 perusahaan. Namun karena adanya ketidakcocokan dengan kriteria, maka sampel penelitian ini adalah 58 perusahaan. 3.2.3
Metode Pengumpulan Sampel Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh karakteristik
corporate governance dan karakteristik perusahaan yang dijadikan variabel kontrol dalam penelitian ini terhadap tindakan pajak agresif di dalam perusahaan pada industri manufaktur periode tahun 2007,2008, 2010, dan 2011. Hal ini karena penelitian membutuhkan data perbandingan sebelum adanya reformasi perpajakan tahun 2008, dan sesudahnya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ialah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Salah satu alasan dalam pemilihan sampel tersebut ialah untuk kemudahan dalam pencarian data. Metode purposive sampling karena penelitian ini memiliki kriteria sampel tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah: 1. perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI sejak tahun 2007-2011,selain perusahaan di industri lebaga keuangan dan perbankan; 2. perusahaan-perusahaan yang tergolong perusahaan manufaktur; 3. data-data mengenai variable-variabel yang akan diteliti tersedia dengan lengkap dalam laporan keuangan perusahaan dari tahun 2007 sampai dengan 2011 4. perusahaan yang mempublikasikan statemen keuangan yang diaudit (audited financial statement) pada periode 31 Desember 2007-31 Desember 2011; 5. menggunakan mata uang Indonesia (Rupiah) dalam statemen keuangannya; 51
6. perusahaan yang tidak memiliki zero (0) atau negatif income (Hanlon dan Heitzman, 2010 dan Richardson dan Lanins,2007) 7. perusahaan yang memiliki nilai tarif pajak efektif lebih dari 0%, tetapi dibawah 100% 3.2.3.1 Proses Pemilihan Sampel Proses pemilihan sampel berdasarkan kriterian yang telah ditentukan digambarkan dalam tabel sebagai berikut : Tabel Error! No text of specified style in document.3.1 Tahapan Pemilihan Sampel 2007, 2008, 2010 dan 2011 No
1 2 3 4 5 6
Kriteria Perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode penelitian, selain industri keuangan dan perbankan. Perusahaan selain industri manufaktur Perusahaan dengan data laporan keuangan tidak lengkap Perusahaan yang tahun bukunya tidak berakhir 31 Desember Perusahaan yang tidak menggunakan satuan Rupiah Perusahaan yang mengalami kerugian selama periode penelitian Perusahaan yang mempunyai tarif pajak efektif minus atau melebihi 100% Jumlah Perusahaan Yang Tidak Memenuhi Kriteria Jumlah Observasi Dalam Penelitian
Jumlah 293 (160) (11) (2) (8) (40) (14) (235) 58
Dari tahapan pemilihan sampel tersebut, jumlah sampel yang terpilih sebanyak 58 perusahaan dari 293 perusahaan non-lembaga keuangan dan bank yang terdaftar di bursa selama periode penelitian. Jumlah akhir sampel sebanyak 232 dengan 58 sampel pada untuk tahun 2007, 58 sampel pada untuk tahun 2008, 58 sampel pada untuk tahun 2010,dan 58 sampel pada untuk tahun 2011. Periode 2007-2008 merupakan periode sebelum reformasi perpajakan dan periode 2010-2011 merupakan periode setelah reformasi perpajakan.
52
3.2.4
Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam menganalisis bagaimana karakteristike corporate governance yaitu komisaris independen, komite audit, investor institusional, dan kualitas audit terhadap agresifitas pajak adalah menggunakan metode statistika deskriptif dan pengujian hipotesis. Metode analisa statistik yang digunakan adalah analisa statistika deskriptif dan pengujian hipotesis. Metode ini diharapkan mampu menyajikan informasi dalam bentuk yang dapat digunakan dan dapat lebih dimengerti serta mampu menjelaskan derajat hubungan antar variabel 3.2.4.1 Analisis Statistika Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data digunakan untuk menjadikan sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami. Statistik deskriptif dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum (Ghozali, 2012:19). Statistik deskriptif dapat menjelaskan variabel – variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Selain itu statistic deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel. Uji statistik deskriptif tersebut dilakukan dengan program SPSS 21. Variabel komite audit dan kualitas audit tidak diikutsertakan dalam perhitungan statistika deskriptif dengan tidak menentukan nilai rata-rat, nilai minimum dan maksimum, dan standar deviasi, hal ini dikarenakan variabel-variabel tersebut memiliki skala nominal (variabel kategorik). 3.2.4.2 Model Regresi Dalam penelitian ini, untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen, digunakan regresi logistic dengan pemodelan data panel. Regresi 53
Panel logistik ini dipilih karena pada penelitian ini menggunakan data panel dan variabel dependen dalam penelitian ini yaitu agresifitas pajak merupakan variabel dikhotomus/ variabel dummy (categorical variabel) yaitu 1 (satu) untuk perusahaan yang dikategorikan agresif dan 0 (nol) untuk perusahaan yang dikategorikan tidak agresif. Dalam pengujian hipotesis yang menggunakan regresi panel logistic tidak memerlukan asumsi distribusi normal untuk variabel independennya. Untuk mengajukan hipotesis yang telah diajukan, peneliti menggunakan model umum regresi panel logistic sebagai berikut: TAGit = α + β1INDPit + β2KOMITEit + β3INSTit + β4AUDITit + β5SIZEit + β6LEVit + β7ROAit + εt Dimana : α
=
konstanta
TAGit
=
agresifitas
pajak
perusahaan
i
tahun
ke-t
yang
diukur
menggunakan proksi GETR, CuETR, dan BTD, dimana kategori 1 bagi perusahaan yang melewati “benchmark” dan kategori 0 bagi perusahaan yang tidak melewati “benchmark” INDPit
=
komisaris independen i tahun ke-t
KOMITEit =
komite audit i tahun ke t
INSTit
=
Investor Institusional i tahun ke t
AUDITit
=
Kualitas Audit i tahun ke t
SIZEit
=
Ukuran perusahaan i tahun ke t 54
LEVit
=
proporsi hutang jangka panjang terhadap total asset perusahaan i tahun ke- t
ROAit
=
tingkat pengembalian asset perusahaan i di tahun ke-t
ε
=
error
3.2.5
Metode Penyajian Data
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami penelitian, metode penyajian data dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel untuk menunjukkan data yang sifatnya tabular didukung dengan penjelasan secara deskriptif dari hasil penelitian. 3.2.6
Uji Statistik
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh karakteristik
corporate
governance terhadap tindakan pajak agresif digunakan pemodelan data panel. Model data panel merupakan penggabungan data cross section dan time series sehingga memiliki dimensi ruang dan waktu sekaligus. Sedangkan metode pengujian dalam penelitian ini menggunakan metode regresi logistic. Metode regresi logistic merupakan metode yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dimana variabel dependennya bersifat kategorikal (nominal atau non metrik) dan variabel independennya kombinasi antara metrik dan non metric seperti halnya dalam penelitian ini. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan
software statistic Stata untuk
mendapatkan estimasi dart parameter dalam model penelitian. Untuk melakukan uji hipotesis menggunakan regresi panel logistic juga akan dilakukan uji postestimation, selain itu juga dilakukan estimasi parameter model dengan data panel. Dalam 55
estimasi parameter model ini terdapat tiga metode regresi yaitu fixed effect model, pooled leased square, dan random effect model. Namun, untuk menentukan metode terbaik harus dilakukan tiga penguian yaitu Chow test, Hausman Test, dan LM test. Berikut tahapan-tahapan uji statistika yang dilakukan dalam penelitian ini : Tabel Error! No text of specified style in document.3.2 Tahapan Uji Statistik
Estimasi Model Panel Logit
Common Effect
Fixed Effect Chow Test
Random Effect Hausman Test
LM Test
Model Terbaik Sebelum Postestimation Test
Postestimation Tes (Diagnostic Testing)
Tidak Lolos Postestimation Tes Treatment Lolos Postestimation Tes
Postestimation Tes (Diagnostic Testing)
Model Terbaik Lolos Postestimation Test Pembahasan Hasil Penelitian
56
3.2.6.1 Uji Metode Regresi 1. Chow test Chow test digunakan untuk menentukan metode regresi yang terbaik antara pooled least square dengan leased square dummy variable (fixed effect). Di dalam chow test yang menjadi H0 adalah metode PLS, sedangkan H1 merupakan metode fixed effect. Tolak H0 jika prob F paling bawah menunjukkan nilai kurang dari α 5% 2. Hausman Test Hausman test digunakan untuk menentukan metode analisis regresi yang terbaik antara random effect dengan leased square dummy variable (fixed effect). Dalam uji Hausman yang menjadi H0 adalah random effect dan H1 adalah least square dummy variable (fixed effect). Tolak H0 jika nilai Prob>chi2 kurang dari α 5%. 3.
LM Test
Pengujian selanjutnya yang digunakan untuk menentukan metode analisis regresi yang terbaik antara random effect dengan pooled least square adalah LM test. Dalam LM test yang ,enjadi H0 adalah metode PLS dan yang menjadi H1 adalah metode random effect. Tolak H0 jika nilai dari Prob>chi2 kurang dari α 5%. 3.2.6.2 Uji Postestimation 1. Analisis Korelasi Model Multikolineritas adalah keadaan dimana antara dua variabel bebas atau lebih pada model antara dua variabel bebas atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak
57
adanya masalah multikolineritas. Untuk melihat adanya multikolineritas adalah dengan cara melihat correlation matrix. Apabila korelasi antar variabel bebas kurang dari 0. (rule of thumbs 0.8) maka dapat dikatakan tidak ada multikolineritas. 2. Information Criterion Model (AIC dan BIC) AIC adalah Akaike Information Criteria. AIC merupakan nilai yang dapat mengidentifikasikan apakah model sudah baik atau tidak. Nilai AIC akan lebih baik jika dibawah 455. Semakin rendah nilai AIC maka semakin baik model, semakin tinggi nilai AIC maka semakin kurang baik model yang digunakan. BIC adalah Bayesian Information Criteria. BIC merupakan nilai yang dapat mengidentifikasikan apakah model sudah baik atau tidak. Nilai BIC akan lebih bagus jika dibawah 455. . Semakin rendah nilai BIC maka semakin baik model, semakin tinggi nilai BIC maka semakin kurang baik model yang digunakan. Untuk melihat apaka model yang digunakan sudah baik atau tidak adalah dengan cara melihat nilai AIC sebaiknya lebih rendah dengan nilai BIC maka dapat dikatakan model yang digunakan sudah baik. 3. Goodness of Fit Pengujian kelayakan model regresi dilakukan dengan menggunakan Goodness of fit test yang diukur dengan menggunakan nilai Chi-Square pada bagian bahwa uji Hosmer and Lemeshow. Probabilitas signifikan yang dihasilkan dibandingkan dengan tingkat signifikansi. Tujuan hal tersebut untuk melakukan pengujian atas hipotesa nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak terdapat perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Dengan memperhatikan output dari Hosmer and lemeshow dengan hipotesis:
58
H0 = tidak ada perbedaan nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. H1= Ada perbedaan nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati Dasar pengambilan keputusan jika terdapat dua kondisi yang mungkin terjadi antara lain: (i) Sig ≤ 0,05 (α) maka H0 ditolak (ii) Sig ≥ 0,05 (α) maka H0 tidak dapat ditolak H0 ditolak jika nilai probabilitas (sig) lebih kecil dari tingkat signifikansi (α) 5%, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara model dengan nilai observasinya, sehingga Goodness of Fit Test model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Sedangkan pada kondisi kedua jika nilai probabilitas (sig) lebih besar dari tingkat signifikansi (α) 5% maka H0 tidak dapat ditolak, berarti model mampu memprediksikan nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. 4. Summary Statistic Model Tujuan pengujian ini adalah untuk melihat seberapa besar persamaan regresi dapat menjelaskan varaibel dependen. Koefisien determinasi dapat diketahui berdasarkan nilai R2 . Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang lebih kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabelvariabel independen hampir memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009). Dalam penelitian ini, R2 yang digunakan adalah pseudo R2 karena Pengujian ini perlu dilakukan karena hasil Pseudo 59
R2 hasil dari persamaan diragukan untuk di analisa, karena hasil yang cukup lemah. Oleh sebab itu, kita perlu mencari R2 lain yaitu seperti McKelvey and Zavoina's R2 3.2.6.3 Uji Hipotesis Uji hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara probabilitas (sig) dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0.1 (10%), 0.05 (5%), dan 0.01 (1%) . Keputusan penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai berikut: (i) Jika nilai signifikansi (α) < 0.1; 0.05; 0.01 maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. (ii) Jika nilai signifikansi (α) > 0.1; 0.05; 0.01 maka H0 tidak dapat ditolak dan H1 ditolak, hal ini berarti bahwa variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. 3.2.7
Definisi Operasional Variabel
3.2.7.1 Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen.Variabel dependen dalam peneltian ini adalah agresifitas pajak. Agresifitas pajak adalah keinginan perusahaan untuk dapat meminimalkan beban pajak yang dibayar dengan cara legal, illegal, maupun kedua-duanya. Penelitian ini mengukur agresifitas pajak dalam beberapa proksi pengukuran. Adapun yang menjadi proksi pertama dalam penelitian ini adalah GAAP ETR yang dihitung dari:
60
GETR (Dyreng et al,2007) menggambarkan presentase total beban pajak penghasilan baik kini maupun tangguhan yang dibayarkan perusahaan dari seluruh total pendapatan sebelum pajak yang diperoleh perusahaan. Sementara ukuran alternatif yang digunakan untuk memperkuat hasil penelitian ini adalah :
CuETR (Derashid dan Zhang, 2003) menggambarkan presentase total beban pajak penghasilan kini yaitu beban pajak dalam satu tahun dikurangi beban pajak tangguhan yang dibagi dengan seluruh total pendapatan sebelum pajak yang diperoleh perusahaan
BTD (Lanis dan Richarson, 2011) adalah total perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal dibagi dengan total aset. Pembagian dengan total aset dilakukan untuk mengontrol perbedaan dalam skala perusahaan, dan juga perbedaan laba buku dan laba fiscal yang dinaikan oleh nilai buku aset. Dari ketiga proksi ini akan didapat rata-rata tahunan berdasarkan industri. Pengambilan rata-rata industry didasarkan, karena lebih menggambarkan tingkat agresifitas pajak pada industry manufaktur secara lebih spesifik. Dengan cara ini dapat diketahui posisi perusahaan berada di atas, berada pada rata-rata atau berada dibawah rata-rata industri, dan apabila perhitungan pajak agresif (GETR dan CuETR) berada dibawah rata-rata industri ini berarti bahwa perusahaan tersebut terindikasi agresif dalam pembayaran pajaknya karena menjauhi rata-rata tarif pajak yang seharusnya pada industri manufaktur dan diberi nilai 1 dan bila diatas rata-rata industri manufaktur maka akan diberi nilai 0. 61
Sedangkan untuk BTD setelah didapat rata-rata industri tahunan, akan dibandingkan bila perusahaan memiliki nilai BTD diatas rata-rata industri ini berarti bahwa perusahaan tersebut terindikasi agresif dalam pembayaran pajaknya karena selisih antara laba buku dan fiskal yang lebih besar dari “benchmark” yang ditentukan dalam penelitian menandakan bahwa agresifitas pajak pada suatu perusahaan tinggi, dan ini akan diberi nilai 1, sedangkan bila nilai BTD dibawah rata-rata “benchmark” maka akan diberi nilai 0. 3.2.7.2 Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini variabel independen adalah karakteristik corporate governanace yang terdiri dari: komisaris independen, komite audit ,investor institusional, kualitas audit dan reformasi perpajakan. 3.2.7.2.1
Komisaris Independen
Berdasarkan peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-305/BEJ/072004 setiap perusahaan yang telah terdaftar di BEI harus memiliki komisaris independen sekurang kurangnya 30% (tiga puluh persen) dari jumlah seluruh anggota komisaris berarti telah memenuhi pedoman corporate governance. Variabel ini diukur dengan formula sebagai berikut:
62
3.2.7.2.2
Komite Audit
Komite audit merupakan jumlah seluruh anggota komite audit dalam suatu perusahaan. Komite audit sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM dan Kementerian BUMN mewajibkan komite audit minimal terdiri dari seorang ketua yang juga komisaris independen dan dua anggota eksternal yang independen. Komite audit diukur dengan menghitung jumlah anggota komite audit dalam suatu perusahaan. 3.2.7.2.3
Investor Institusional
Investor institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang mayoritas dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, asset management dan kepemilikan institusi lain). Apabila suatu perusahaan mempunyai lebih dari satu pemegang saham institusi maka kepemilikan saham diukur dengan menghitung total seluruh saham yang dimiliki oleh seluruh pemilikan institusi. Variabel ini diukur dengan formula sebagai berikut :
3.2.7.2.4
Kualitas Audit
Kualitas audit menentukan kredibilitas laporan keuangan. Kualitas auditor dalam penelitian ini di ukur melalui proksi ukuran KAP yang dibedakan menjadi KAP Big Four dan KAP non- Big Four. Kualitas audit di ukur dengan skala nominal melalui variable dummy. Angka 1 digunakan untuk mewakili perusahaan yang di audit oleh KAP Big Four dan angka 0 digunakan untuk mewakili perusahaan yang tidak di audit oleh KAP non-Big four.
63
3.2.7.3 Variabel Kontrol Terdapat tiga variable kontrol yang mempengaruhi persamaan regresi dalam penelitian ini, yaitu : 3.2.7.3.1
Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan di ukur dengan menggunakan hasil logaritma dari nilai buku total nilai asset perusahaan (Gupta dan Newberry,1997) SIZE = ln (Total Aset)
3.2.7.3.2
Tingkat Pendanaan
Tingkat Pendanaan dalam penelitian ini diukur sebagai rasio dengan cara membandingkan nilai buku jumlah hutang jangka panjang dengan nilai buku total asset pada suatu perusahaan (Gupta dan Newberry,1997)
3.2.7.3.3
Profitabilitas
Profitabilitas dalam proksi ini diukur dengan menggunakan ROA (return on assets) yang membandingkan jumlah laba sebelum pajak dengan total asset perusahaan (Gitman,2009:68)
64
Untuk lebih jelasnya, operasionalisasi variabel dijelaskan pada tabel berikut : Tabel Error! No text of specified style in document.3.3 Operasionalisasi Variabel
Variabel
Agresifitas Pajak
Komisaris Independen Komite Audit Kepemilikan Institusional Kualitas Auditor
Ukuran Perusahaan Tingkat Pendanaan
Profitabilitas
Indikator
Skala
Dokumentasi
Perusahaan dikategorikan kedalam perusahaan yang diindikasikan melakukan agresifitas pajak berdasarkan 3 model perhitungan (GETR,CuETR,danBTD) jika memiliki nilai agresifitas melewati “benchmark” bernilai 1 dan sebaliknya jika agresifitas pajak tidak melewati “benchmark” maka perusahaan dikategorikan kedalam perusahaan yang tidak diindikasikan melakukan agresifitas pajak bernilai 0. Presentase perbandingan komisaris independen dengan jumlah komisaris perusahaan. Jumlah anggota komite audit
Nominal
Laporan Keuangan
Rasio
Laporan Tahunan
Nominal
Laporan Tahunan Laporan Tahunan
Kepemilikan Manajerial = Saham kepemilikan Institusional Jumlah saham beredar Jika perusahaan di audit oleh KAP The Big Four diberi nilai 1 sebaliknya, jika di audit oleh KAP selain The Big Four diberi nilai 0. Hasil logaritma dari Total Aser perusahaan Leverage : Total Hutang Jangka Panjang Total Aset Profitabilitas : Laba Sebelum Pajak Total Aset
Rasio
Nominal
Laporan Keuangan
Rasio
Laporan Keuangan Laporan Kuangan
Rasio
Rasio
Laporan Keuangan
65