BAB 3 OBJEK dan DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia (BEI) Pasar Modal atau Bursa Efek sudah ada pada tahun 1912 di Batavia.Pada saat itu, pasar modal didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan kolonial atau Perserikatan Perusahaan Hindia Timur (Vereenigde Oost indische Compagnie/ VOC). Perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kekosongan.Hal tersebut disebabkan oleh faktor-faktor, seperti perang dunia ke-I dan ke-II, perpindahan kekuasaan dari kolonial kepada pemerintahan Republik Indonesia (RI), dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pada tahun 1977, pemerintah RI mengaktifkan kembali pasar modal dan beberapa tahun kemudian mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Secara singkat tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat ditinjau sebagai berikut: 1.
14 Desember 1912, Bursa Efek pertama Indonesia yang dibentuk di Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda. 28
2.
Tahun 1914-1918, Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.
3.
Tahun 1925-1942, Bursa Efek di Jakarta kembali dibuka bersamaan dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.
4.
Tahun 1942-1952, Bursa Efek di Jakarta kembali ditutup selama Perang Dunia II.
5.
Tahun 1952, Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan Undang-undang Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof. DR. Sumitro Djojohadikusumo).
Instrumen
yang
diperdagangkan
berupa
Obligasi
Pemerintah RI (1950). 6.
Tahun 1956, Adanya program nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda. Akibatnya bursa efek semakin tidak aktif.
7.
Tahun 1956-1977, Perdagangan di bursa efek menjadi vakum.
8.
10 Agustus 1977, (1) Bursa efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto; (2) Bursa Efek Jakarta (BEJ) dijalankan dibawah Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM); dan (3) Setiap tanggal 10 Agustus diperingati sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini, ditandai juga dengan PT Semen Cibinong sebagai emiten go public yang pertama.
9.
Tahun 1977-1987, (1) Perdagangan di bursa efek sangat lesu; (2) Jumlah emiten hingga tahun 1987 hanya mencapai 24; (3) Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen pasar modal.
29
10. Tahun 1987, Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan melakukan penawaran umum dan investor asing dalam menanamkan modalnya di Indonesia. 11.
Tahun 1988-1990, (1) Paket diregulasi di bidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan; (2) Pintu BEJ terbuka untuk asing; serta (3) Aktivitas bursa terlihat meningkat.
12. Tanggal 2 Juni 1988, Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer. 13. Desember 1988, Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan suatu perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan positif lainnya bagi pertumbuhan pasar modal. 14.
Tanggal 16 Juni 1989, Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas (PT) milik swasta, yaitu PT BES.
15.
Tanggal 13 Juli 1992, (1) Swastanisasi BEJ; (2) BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal; dan (3) Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
16.
Tanggal 22 Mei 1995, Otomatisasi perdagangan BEJ dilaksanakan dengan sistem komputer Jakarta Automated Trading System (JATS).
17.
Tanggal 10 November 1995, Pemerintah mengeluarkan Undangundang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-undang ini mulai diberlakukan pada Januari 1996.
18.
Tahun 1995, BPI melakukan merjer ke BES.
30
19.
Tahun 2000, Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (Scriptless Trading) mulai diaplikasikan di Pasar Modal Indonesia.
20.
Tahun 2002, BEJ mulai mengaplikasikan Sistem Perdagangan Jarak Jauh (Remote Trading).
21.
Tahun 2007, Penggabungan BES terhadap BEJ dan berubahnama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
III.1.2Produk-produk Bursa Efek Indonesia (BEI) III.1.2.1 Sekuritas 1.
Saham (Equities) Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling
populer.Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk melakukan pendanaan. Pada sisi yang lain, saham juga merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih oleh investor karena kemampuannya dalam menerbitkan tingkat keuntungan yang menarik. 2.
Reksa Dana (Mutual Funds) Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat,
khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu serta keahlian dalam menghitung risiko atas investasi. Reksa dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal dan keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan terbatas. Selain itu juga, reksa dana diharapkan dapat meningkatkan peran pasar modal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Dilihat dari portofolio investasinya, reksa dana dibedakan menjadi: a.
Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds) 31
Reksa dana jenis ini hanya melakukan investasi pada efek yang bersifat hutang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
b.
Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds) Reksa dana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktiva dalam bentuk efek bersifat hutang. Reksa dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dibandingkan Reksa Dana Pasar Uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
c.
Reksa Dana Saham (Equity Funds) Merupakan reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktiva dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Karena investasi dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis reksa dana sebelumnya. Tujuannya menghasilkan tingakat pengembalian yang cenderung tinggi.
d.
Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds) Reksa dana jenis campuran ini melakukan investasi dalam efek yang bersifat ekuitas serta hutang.
3.
Produk Turunan (Derivatives) Merupakan efek turunan dari efek ‘utama’, baik yang bersifat penyertaan
maupun hutang.Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari efek ‘utama’ maupun turunan selanjutnya. Sehingga derivatif merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan kinerja asset lain, yang disebut sebagai underlying assets. Beberapa jenis produk turunan yang
32
diperdagangkan di bursa efek adalah derivatif keuangan (financial derivative), seperti: a.
Kontrak Berjangka Indeks (LQ-45 Futures) Kontrak berjangka atau Futures adalah kontrak untuk membeli atau menjual suatu underlying (seperti: indeks, saham, dan obligasi) di masa mendatang. Sedangkan kontrak indeks merupakan kontrak berjangka yang menggunakan underlying berupa indeks saham.Dengan demikian, LQFutures menggunakan underlying berupa indeks LQ-45, yang mana telah dikenal sebagai patok duga saham-saham, khususnya di Pasar Modal Indonesia.
b.
Mini LQ Futures Mini LQ Futures adalah kontrak yang menggunakan underlying yang sama dengan LQ Futures yaitu indeks LQ-45, hanya saja memiliki multiplier yang lebih kecil (Rp 100 ribu/ poin indeks atau 1/5 dari LQFutures), sehingga nilai transaksi kebutuhan marjin awal dan biaya transaksinya menjadi lebih kecil juga. Dengan demikian, produk Mini LQFutures ini dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi pemula dan investor retail yang baru akan mulai melakukan transaksi pada indeks LQ.
c.
LQ-45 Futures Periodik LQ-45 Futures ini merupakan kontrak yang diterbitkan pada Hari Bursa tertentu dan jatuh tempo dalam periode Hari Bursa tertentu pula. Beberapa kontrak dari jenis ini, yaitu: • Kontrak Periodik Dua Mingguan, yakni kontrak yang jatuh tempo pada Hari Bursa terakhir minggu kedua sejak penerbitan kontrak.
33
• Kontrak Periodik Mingguan (Lima Hari Bursa), yakni kontrak yang jatuh tempo pada Hari Bursa kelima sejak penerbitan kontrak. • Kontrak Periodik Harian (Dua Hari Bursa), yakni kontrak yang jatuh tempo pada Hari Bursa kedua sejak penerbitan kontrak.
d.
Japan (JP) Futures Produk ini memberikan peluang kepada investor untuk melakukan investasi secara global, sekaligus memperluas rangakaian dan jangkauan produk derivatif BEI ke produk yang menjadi patok duga dunia. Melalui JP Futures ini, investor dapat menarik manfaat dari pergerakan pasar Jepang sebagai pasar saham paling aktif, setelah Amerika Serikat (AS).
e.
Kontrak Opsi Saham (KOS) Opsi (option) adalah kontrak resmi yang memberikan hak (tanpa adanya kewajiban) untuk membeli atau menjual sebuah aset pada harga tertentu. Sedangkan KOS adalah efek yang memuat hak beli (call option) atau hak jual (put option) atas underlying stock (saham perusahaan tercatat yang menjadi dasar perdagangan seri KOS) dalam jumlah dan strike price (harga yang ditetapkan bursauntuk setiap seri KOS sebagai dasar dalam pelaksanaan) tertentu, serta berlaku dalam suatu periode tertentu. Terdapat dua jenis opsi yang kini telah diketahui, antara lain: •
Opsi Amerika (American Option), yang memberikan kesempatan kepada para pemegang opsi untuk melaksanakan haknya setiap saat hingga waktu jatuh tempo. 34
•
Opsi Eropa (European Option), yang hanya memberikan kesempatan kepada para pemegang opsi untuk melaksanakan haknya pada saat jatuh tempo.
4.
Obligasi (Bonds) Obligasi merupakan surat hutang jangka menengah–panjang yang dapat dipindahtangankan dengan berisikan janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan, berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok hutangnya pada waktu yang telah ditentukan juga, kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Jenis obligasi yang diperdagangkan di BEI, antara lain: a.
Corporate Bonds, obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan baik yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau badan usaha swasta.
b.
Government Bonds, obligasi yang diterbitkan pemerintah.
c.
Retail Bonds, obligasi yang diperjual-belikan dalam satuan nilai nominal kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.
5.
Pasar Modal Syariah (Syariah Products) Pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan
prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-hal yang dilarang, seperti: riba, perjudian, spekulasi, dan lain-lain. Dibawah ini, terdapat beberapa sarana investasi yang berkenaan dengan Pasar Modal Syariah, antara lain: a.
Saham Syariah Dalam
prinsip
syariah,
saham
merupakan
surat
berharga
yang
mempresentasikan penyertaan modal pada perusahaan-perusahaan atau emiten 35
yang mana kegiatan usahanya bertentangan dengan subtansi Fatwa No.20/DSNMUI/IV/2001, seperti: • Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram. • Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barangbarang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. •
Usaha perjudian dan permainan tergolong judi atau perdagangan yang dilarang
•
Usaha
lembaga
keuangan
konvensional
(ribawi),
termasuk
perbankan dan asuransi konvensional. b. Obligasi Saham Sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002: Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembalidana obligasi pada saat jatuh tempo. III.1.2.2 Indeks Harga Saham dan Obligasi III.1.2.2.1 Indeks Harga Saham Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan saham.Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham. Dibawah ini adalah beberapa jenis indeks harga saham yang ada di BEI, seperti: 1.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
36
Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. IHSG = Nilai Pasar : Jumlah saham tercatat x harga terakhirx 100 Nilai Dasar : Jumlah saham tercatat x harga perdana
2.
Indeks Sektoral Menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam masing-masing sector. Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di BEI yaitu sector Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdagangan dan Jasa, dan Manufaktur.
3.
Indeks LQ-45 Indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan.Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.
4.
Jakarta Islamic Indeks (JII) Indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.
5.
Indeks Kompas100 Merupakan indeks harga saham hasil kerjasama BEI dengan harian KOMPAS.
6.
Indeks BISNIS-27 Merupakan menggunakan 27 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu.
37
7.
Indeks PEFINDO25, menggunakan 25 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan merupakan kerjasama antara PT Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO.
8.
Indeks Papan Utama, menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan utama.
9.
Indeks Papan Pengembangan, menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan pengembangan.
10.
Indeks Individual, yaitu indeks harga saham masing-masing emiten.
III.1.2.2.2 Indeks Obligasi Pemerintah Pertama kali diluncurkan pada tanggal 01 Juli 2004 dengan namaIndonesia Government Bond Index (IGBX), sebagai wujud pelayanan kepada masyarakat pasar modal dalam memperoleh data sehubungan dengan informasi perdagangan obligasi negara. Indeks obligasi memberikan nilai lebih, antara lain: 1.
Sebagai barometer dalam melihat perubahan yang terjadi di pasar obligasi.
2.
Sebagai alat analisa teknikal untuk pasar obligasi pemerintah.
3.
Benchmark dalam mengukur kinerja portofolio obligasi.
4.
Analisa pengembangan instrumen Surat Berharga Negara (SBN).
Indeks obligasi pemerintah diterbitkan secara harian dengan menggunakan tahun dasar Juni 2004 yang ditetapkan 100 sebagai nilai dasar index, dengan melakukan pengelompokan obligasi sebagai berikut: 1.
Obligasi Pemerintah dengan mata uang rupiah dan memiliki kupon berbunga tetap.
2.
Sisa jangka waktu jatuh tempo sekurang-kurangnya 1 tahun 38
III.1.3 Indeks Saham LQ-45 III.1.3.1 Sejarah Singkat Pada tanggal 24 Februari 1997, Bursa Efek Jakarta (BEJ) memperkenalkan perhitungan indeks baru yaitu Indeks LQ-45 untuk melengkapi indeks-indeks saham
yang
telah
ada
(IHSG
dan
Indeks
Sektoral
masing-masing
industri).Pengenalan Indeks LQ-45 adalah merekam saham yang benar-benar berpengaruh di pasar dan hanya 45 saham yang terpilih yang dapat mewakili pasar, baik itu dari segi kapitalisasi pasar maupun likuiditas. Saat ini, LQ-45 dikenal sebagai benchmark saham-saham blue-chips di Pasar saham Indonesia.Di tengah perkembangan Pasar Modal Indonesia yang semakin cepat, indeks LQ-45 dapat menjadi alat yang cukup efektif dalam rangka melakukan tracking secara keseluruhan di Pasar Saham Indonesia. III.1.3.2 Kriteria-kriteria Pemilihan Saham Indeks LQ-45 Kriteria-kriteria yang harus terpenuhi dalam pemilihan saham Indeks LQ-45 adalah sebagai berikut: 1.
Masuk dalam rangking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
2.
Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).
3.
Telah tercatat di BEJ minimum 3 bulan.
4.
Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler. BEI secara rutin akan memantau perkembangan kinerja komponen saham-
saham yang termasuk dalam perhitungan indeks LQ-45. Setiap tiga bulan sekali 39
dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan-urutan saham tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi indeks LQ kembali, maka akan dikeluarkan dari perhitungan indeks LQ dan diganti dengan saham lain yang lebih memenuhi kriteria. Untuk menjamin tingkat kewajaran (fairness) pemilihan saham, BEI dapat meminta pendapat kepada komisi penasihat yang terdiri atas ahli-ahli dari Badan Pengawas Pasar Modal- Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), universitas, dan para profesional dibidang pasar modal yang independen. Disamping itu, guna memperoleh data historis yang cukup panjang, hari dasar indeks LQ-45 ini adalah tanggal 13 Juli 1994 dengan nilai 100. III.1.3.3 Sejarah Singkat 10 Kapitalisasi Terbesar Saham LQ-45PeriodeFebruari 2009-Juli 2011 1.
Astra Agro Lestari (AALI) Tbk. Sejarah PT Atra Agro Lestari Tbk berawal dari didirikannya Divisi Agribisnis
PT Astra Internasional pada tahun 1983 dengan membangun usaha perkebunan ubi kayu seluas 2.000 hektar. Kemudian kebun tersebut dikonversi menjadi perkebunan karet.Usaha perkebunan kelapa sawit baru dimulai pada tahun 1984, yaitu dengan mengakuisisi PT Tunggal Perkasa Plantations, yang berlokasi di Riau, Sumatera dengan luas kebun kelapa sawit sebesar 15.000 hektar. Pada tanggal 3 Oktober 1998, didirikanlah PT Suryaraya Cakrawala, yang kemudian pada tahun 1989 berubah nama menjadi PT Astra Agro Niaga. Pada tahun 1997, PT Astra Agro Niaga melakukan penggabungan usaha dengan PT Suryaraya Bahtera dan namanya berubah menjadi PT Astra Agro Lestari. Pada tanggal 9 40
Desember 1997, PT Astra Agro Lestari menjadi perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, yang kini menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan menawarkan sahamnya sejumlah 125.800.000 lembar saham kepada publik dengan harga saham perdana sebesar Rp. 1.550,- perlembar saham. Saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) di BEI pada akhir tahun 2009 ditutup di harga Rp. 22.750,-. Sampai dengan akhir tahun 2009 PT Astra Agro Lestari Tbk mengelola perkebunan kelapa sawit sebesar 264.036 hektar yang terdiri atas perkebunan inti dan plasma. Lokasi kebun PT Astra Agro Lestari Tbk menyebar di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi dengan usia rata-rata tanamannya adalah 14 tahun lebih dan memiliki karyawan tetap sebanyak 25.027 orang. 2.
Adaro Energy(ADRO) Tbk. Adaro Energy adalah produsen batubara termal kedua terbesar yang
mengoperasikan tambang batubara tunggal terbesar di Indonesia dan merupakan pemasok yang signifikan bagi pasar batubara termal global yang menggunakan transportasi laut (global seaborne thermal coal).Dengan kapasitas sebesar kurang lebih 45 juta ton per tahun, Adaro Energy sedang merencanakan untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 80 juta ton per tahun. Perusahaan memiliki cadangan dan sumber daya batubara yang berkapasitas 3,5 miliar ton dan menjalankan operasinya secara terpadu, mulai dari eksplorasi sampai pemasaran. 3.
Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM). Pada tanggal 5 Juli 1968 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 1968, PT
Aneka Tambang (Persero)Tbk didirikan sebagai “Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang” di Indonesia.Pada tanggal 14 September 1974, status perusahaan diubah dari Perusahaan Milik Negara (PN) menjadi Perusahaan Perseroan 41
(Persero) Aneka Tambang.Aneka Tambang (Persero) Tbk mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli tahun 1968. 4.
Astra International (ASII) Tbk. Astra International merupakan salah satu perusahaan konglomerasi terbesar di
Indonesia. Grup Astra sendiri semakin memperluas core bisnisnya dan saat ini bisnisnya meliputi otomotif, jasa finansial, distribusi alat-alat berat, agribisnis, teknologi informasi dan infrastuktur dimana beberapa anak perusahaannya sudah berhasil go public . PT Astra International tbk (ASII) merupakan holding companygrup Astra yang mulai go public pada tahun 1990. ASII mencatat kinerja saham yang menakjubkan sepanjang tahun 2009 ini dengan prestasi kenaikan harga saham YTD sebesar + 147,54% dari Rp 11750 pada (05/01) menjadi Rp 21.500,- pada (04/11). ASII sendiri sempat menyentuh level terendah 1 tahun terakhir pada 20 November 2008, yaitu di Rp 7.800.ASII sendiri hingga kuartal III 2009 ini berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 7,1 triliun. Jumlah tersebut turun 4% jika dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun lalu. Laba bersih ASII terhambat pada kuartal III 2009 ini menyusul melemahnya bidang usaha otomotif dan agribisnis pada 9 bulan pertama 2009.Namun semakin meningkatnya laba di bidang jasa keuangan, alat berat, dan kontraktor pertambangan sedikit menolong kinerja ASII hingga kuartal III lalu. 5.
Bank Central Asia (BCA) Tbk. BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank
Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi di tahun 1997.
42
Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini memengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA di tahun 1998. Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, danapihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp 67.93
triliun,
padahal
di
bulan
Desember
1997
hanya
Rp
53.36
triliun.Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia di tahun 2000. Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Penawaran Saham Perdana berlangsung di tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA. Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis.Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut.Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi,
43
pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial. 6. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORi atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.Menyusul penunjukkan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949.Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri.Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah.Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sector usaha nasional.Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat –‘Bank BNI’- ditetapkan bersamaan 44
dengan perubahan identitas perusahaan tahun 1988. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, social-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa.Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus- menerus. Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan namaHulp-en Spaarbank de Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran Bank Rakyat Indonesia (BRI). Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang- Undang Pokok Perbankan dan Undang- Undang No. 13 tahun 1968 tentang UndangUndang
Bank
Sentral,
yang
intinya
mengembalikan
fungsi
Bank
Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang 45
Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai Bank Umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100% di tangan Pemerintah. PT.
BRI
(Persero)
yang
didirikan
sejak
tahun
1895
didasarkan
pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan penyaluran KUK (Kredit Usaha Kecil) pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September sebesar Rp. 20.466 milyar. 8. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank Tabungan Pos tahun 1950.Selanjutnya menjadi Bank Negara Indonesia Unit V dan terakhir menjadi Bank Tabungan Negara dengan UU No 20 Tahun 1968. 9. AKR Corporindo (AKRA) Tbk. Tahun 2010, menandakan peringatan 50 tahun grup AKR. Kami bangga dengan membangun jaringan logistik yang luas di dua raksasa konsumen modernIndonesia dan baru-baru di Cina memungkinkan kita untuk menjadi distributor terbesar bahan kimia serta penanganan kargo curah dan kontainer laut strategis dan 46
situasi pelabuhan sungai. Telah menjadi distributor pertama dan sektor swasta terkemuka bahan bakar minyak bumi di Indonesia.AKR Corporindo Tbk merupakan produsen terbesar kedua dalam mengekspor Sorbitol untuk perusahaan multinasional di 70 negara.Operasi yang strategis adalah di Indonesia dan Cina, serta home basenya adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara. 10. Alam Sutera Realty (ASRI) Tbk. PT Alam Sutera Realty (ASRI) Tbk didirikan pada tanggal 3 November 1993 dengan nama PT Adhihutama Manunggal oleh Harjanto Tirtohadiguno beserta keluarga, yang memfokuskan kegiatan usahanya di bidang properti.
III.2 Desain Penelitian III.2.1 Jenis dan Sumber Data Data Sekunder, berupa 10 kapitalisasi saham terbesar dalam indeks LQ 45 Februari 2012- Juli 2012 yang diperoleh dari Bursa Efek Jakarta (BEJ). III.2.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah metode purposive sampling, dimana metode ini digunakan dalam pengumpulan data sampling sebagai analisis pembentukan strategi dari 10 kapitalisasi terbesar saham-saham LQ-45 periode Maret 2009-Juli 2011. Adapun kriteria dalam pemilihan data mentah digunakan berdasarkan harga open, high, low, close, dan volume perdagangan yang akan diubah kedalam bentuk grafik candlestick. III.2.3 Metode Analisis dan Perhitungan Data 47
Menganalisis pergerakan harga saham dan titik balik (reversal) dengan menggunakan candlestick. Semua perhitungan dan analisis dengan menggunakan program Chart Nexus. III.2.4 Metode Penyajian Data Data-data yang dihasilkan selama penelitian ini akan disajikan dalam bentuk grafik candlestick untuk membantu pemahaman terhadap data dan hasil perhitungan. Pada setiap grafik akan diberi tanda dan penjelasan sehingga pembaca skripsi ini dapat mengetahui analisis yang dilakukan oleh penulis.
III.2.5 Operasional Variabel Penelitian Variabel High
Definisi Harga Tertinggi harian dari suatu
Indikator (Simbol) Skala Data Rupiah
Rasio
Rupiah
Rasio
Rupiah
Rasio
Rupiah
Rasio
instrumen keuangan yang diperdagangkan. Low
Harga terendah harian dari suatu instrumen keuangan yang diperdagangkan.
Open
Harga pembukaan harian dari suatu instrumen keuangan yang diperdagangkan.
Close
Harga penutupan harian dari suatu instrumen keuangan yang
48
diperdagangkan.
49