BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3. 1
Objek Penelitian Yang ditetapkan sebagai objek dalam penelitian ini adalah 455 data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan 1.245 data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Malaysia selama lima tahun berturut – turut dari tahun 2007 hingga tahun 2011. Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia merupakan perusahaan go public, sehingga dimana laporan keuangannya dapat diakses secara langsung sehingga peneliti dapat mengakses informasi valid yang dibutuhkan.
3. 2
Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai penelitian dasar yang menggunakan pendekatan deduktif karena merupakan
operasionalisasi
dari
proses
pengembangan
teori
yang
menitikberatkan pada aspek pengujian konstruksi teori (Sugiyono, 2008). Penelitian ini menggunakan hipotesis sebagai pedoman dan arah untuk menentukan metode-metode penelitian yang digunakan dalam pengujian fakta. Jika dilihat dari karakteristik masalah, penelitian ini dirancang dalam bentuk kausal komparatif. Penelitian kausal komparatif merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa sebab-akibat antara dua variabel atau lebih.
41
Penelitian ini merupakan penelitian terhadap beberapa subjek penelitian dalam beberapa tahun berjalan. Oleh karena itu, horizon waktu penelitian ini adalah studi time series. Penelitian ini menggunakan skala rasio dan nominal untuk mengukur variabel-variabel yang akan diteliti.
3.2.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau melalui media perantara (Indriantoro & Supomo, 1999). Data tersebut berupa laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan dari tahun 2007 sampai dengan 2011 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia. Data sekunder tersebut diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu
www.idx.co.id
dan
website
Bursa
Malaysia
yaitu
www.bursamalaysia.com . Data keuangan yang diperlukan untuk menghitung variabel dari model penelitian ini adalah piutang, total aset, total liabilitas, arus kas operasional, total ekuitas, penjualan, laba bersih, dan aktiva tetap. Data non-keuangan yang diperlukan untuk menghitung variabel dari model penelitian ini adalah data ukuran badan komisaris, data gender anggota dewan komisaris, data anggota komite audit, struktur perusahaan, data anggota dewan komisaris dan informasi mengenai saham yang beredar.
42
3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel Peneliti mengambil 91 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia dan 249 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa Malaysia selama 5 tahun berturut – turut, yakni 2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011. Total jumlah sampel yang menjadi bahan pertimbangan peneliti adalah 1.700 laporan keuangan.
3.2.3 Metode Pengumpulan Data Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Malaysia. Dalam metode pengambilan sampel, penulis menggunakan metode purposive sampling (pengambilan sampel bertujuan). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel-sampel telah memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Kriteria-kriteria sampel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan yang memiliki laporan tahunan yang sudah diaudit untuk periode 2007 sampai dengan 2011. 2. Laporan keuangan tahunan yang memiiliki data-data yang diperlukan untuk menghitung variabel dependen, variabel independen dan variabel kontrol. 3. Perusahaan yang tidak pernah di suspend atau delisted selama periode 2007 - 2011. 4. Perusahaan yang laporan keuangannya dapat diakses atau diperoleh melalui website Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia.
43
3.2.4 Metode Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan menggunakan metode studi pustaka dan dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan mengolah literatur, artikel, jurnal maupun media tertulis lain yang berkaitan dengan topik pembahasan dari penelitian ini. Sedangkan dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber data dokumenter seperti laporan keuangan tahunan perusahaan yang menjadi sampel penelitian.
3.2.5 Metode Analisis Data 3.2.5.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah metode dalam pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memperoleh informasi yang berguna. Metode ini digunakan penulis untuk memberikan informasi dari data yang akan diuji, seperti mean, standard deviation, maximum, dan minimum. Dalam penelitian ini, analisis statistik deskriptif diuji secara terpisah antara data berskala rasio dan data berskala nominal, dimana ukuran yang digunakan data berskala rasio adalah nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata serta standar deviasi. Untuk data berskala nominal, ukuran yang digunakan dalam pengujian adalah frekuensi dan persentase. Dengan analisis statistik deskriptif, kita dapat mentransformasikan data-data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.
3.2.5.2 Uji Outlier Uji outlier dengan cara univariate dan multivariate, yang dilakukan untuk melihat nilai dari data yang menyimpang cukup jauh dari nilai rata-
44
ratanya sehingga dapat mengakibatkan data terdistribusi tidak normal. Cara uji univariate yaitu dengan mengujinya adalah menggunakan z scores (standard score). Data dikatakan outlier apabila nilai z yang dihitung lebih besar dari +3 atau lebih kecil dari -3 (Ghozali, 2011:41). Setelah dilakukan uji outlier univariate, maka dilakukan uji multivariate. Pengujian multivariat ini menggunakan angka SDR (Studentized Deleted Residual). Nilai absolut SDR yang lebih besar dan lebih kecil dari 1,96 mengindikasikan bahwa data termasuk data outlier (menyimpang).
3.2.5.3 Uji Asumsi Klasik Pada dasarnya penyusunan model regresi berganda harus menguji asumsi-asumsi yang ada pada regresi linear berganda (Singgih Santoso, 2012:221).
Pengujian
asumsi
klasik
meliputi
uji
autokorelasi,
uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
3.2.5.3.1 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Pengujian ini dapat dilakukan dengan Durbin Watson (D.W) dengan deteksi sebagai berikut (Ghozali, 2011:110): 1.
Angka D.W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
2.
Angka D.W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
3.
Angka D.W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
45
3.2.5.3.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi antar variabel bebas. Untuk mengetahui apakah terjadi multikolinearitas atau tidak, dapat dilihat pada collinearity statistics. Jika nilai toleransi kurang dari 0.1 atau nilai VIF (variance inflation factor) lebih dari 10, maka terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2011:105).
3.2.5.3.3 Uji Heteroskedasitisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji ini dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas atau dengan kata lain terjadi homoskedastisitas. Dasar analisis adalah (Ghozali, 2011:139): 1. Jika titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit),
maka
terjadi
heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.2.5.3.4 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah variabel terikat dan variabel bebas pada suatu model regresi terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang datanya terdistribusi normal atau
46
mendekati normal. Kenormalan dari data yang terpilih dapat dilihat melalui grafik normal probabilitas plot. Suatu data dikatakan terdistribusi normal bila titik-titiknya tersebar mendekati dan mengikuti garis lurus diagonal (Ghozali, 2011:160).
3.2.5.4 Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi berganda model linier. Penelitian ini menggunakan regresi berganda karena data dalam penelitian ini mempunyai variabel independen lebih dari satu dan dianalisis secara bersama. Uji hipotesis digunakan untuk menguji besarnya kontribusi dan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS (Statistical Package for The Social Sciences) versi 20.0 dengan melihat hasil uji F, uji t dan uji R2.
3.2.5.4.1 Uji F Uji F digunakan untuk menunjukkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara keseluruhan. Dengan kata lain, uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model penelitiannya dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikatnya. Dasar analisanya adalah bahwa angka signifikansi harus lebih kecil dari 0.05 (Ghozali, 2011:98).
3.2.5.4.2 Uji t Uji t digunakan untuk mengambil keputusan hipotesis dengan melihat angka signifikansi. Jika angka signifikansinya lebih kecil dari 0.05, maka
47
terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat (Ghozali, 2011:98).
3.2.5.4.3 Uji Koefisien Determinansi (R2) Uji R2 digunakan untuk menunjukkan ada atau tidaknya korelasi antara variabel bebas dan variabel terikatnya. Jika nilai R2 di atas 0.5 dianggap kuat korelasinya. Uji R2 menjelaskan hubungan antar variabel dan faktor lain yang mempengaruhi hubungan tersebut (Jonathan Sarwono 2012:97). Adapun model regresi yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Model Regresi Struktur Kepemilikan dan Tata Kelola Perusahaan
DACC = β0 + β1.MOW + β2.OWCON + β3.INSTIT + β4.DG + β5.INDKOMITE + β6.INDDK + β7.BSIZE + β8.EBH + β9.SIZE + β10.LEV+ β11.CFLOW + β12.PROFIT+ β13.GROWTH+ ε Keterangan: DACC
:
Manajemen Laba (Discretionary Accrual)
MOW
:
Kepemilikan Manajerial
OWCON
:
Konsentrasi Kepemilikan
INSTIT
:
Kepemilikan Institusional
DG
:
Diversitas Gender
INDKOMITE :
Independensi Komite Audit
INDDK
:
Independensi Dewan Komisaris
BSIZE
:
Ukuran Dewan Komisaris
EBH
:
External Blockholders
48
SIZE
:
Ukuran Perusahaan (Total Aset)
LEV
:
Leverage
CFLOW
:
Arus Kas Operasional
PROFIT
:
Profitabilitas (ROE)
GROWTH
:
Pertumbuhan Penjualan
β
:
Konstanta
β
:
Koefisien Regresi Variabel Independen
ε
:
Error
3.2.6 Definisi Operasional Variabel 3.2.6.1 Variabel Dependen Variabel dependen dari penelitian ini yaitu manajemen laba. 1.
Manajemen Laba Manajemen
laba
merupakan
tindakan
manajemen
untuk
menggunakan judgement dalam pelaporan keuangan dan dalam prosedur transaksi dengan tujuan untuk mempengaruhi kontraktual atau misleading pihak pemegang saham dalam pengambilan keputusan mengenai kinerja ekonomi perusahaan (Healy dan Wahlen, 1999). Penelitian ini menggunakan discretionary accrual sebagai ukuran manajemen laba. Penggunaan discretionary accrual sebagai proksi atas manajemen laba akan diukur dengan Modified Jones Model, karena model ini mempunyai standar error dari εit (error term) hasil regresi estimasi nilai total aktual yang paling kecil dibandingkan dengan model-model yang lainnya (Dechow et al., 1995). Selain itu model ini juga merupakan model penelitian yang sering
49
digunakan dalam penelitian manajemen laba (Fayoumi et al., 2010, dan Alves, 2012). Berikut ini adalah model perhitungan Modified Jones model: TACCit = NIit– OCFit Persamaan di bawah ini diestimasi untuk kombinasi setiap perusahaan dan tahun fiskal. TACCit / Ait-1= α1[1/ Ait-1]+ α2[∆REVit – ∆RECit / Ait-1]+ α3[PPEit / Ait]+ εit DACCit= TACCit/Ait-1– [αt(1/ Ait-1) + α1i(∆REVit- ∆RECit)/ Ait-1+ α2iPPEit/A it-1] Keterangan: TACCit
= Total accruals perusahaan i pada tahun t
DACCit
= Discretionary accruals perusahaan i pada tahun t
∆ REVit = Pendapatan bersih perusahaan i pada tahun t dikurangi pendapatan bersih pada tahun t-1 ∆ RECit
= Piutang bersih perusahaan i pada tahun t dikurangi piutang bersih pada tahun t-1
PPEit
= PPE (gross) perusahaan i pada tahun t
Ait-1
= Total aset perusahaan i pada tahun t-1
NIit
= Laba bersih perusahaan i pada tahun t
OCFit
= Arus kas bersih dari operasi perusahaan i pada tahun t
Indikasi adanya tindakan menaikkan laba (income increasing discretionary accrual) ditunjukkan dengan nilai DA yang positif sedangkan indikasi adanya tindakan menurunkan laba (income decreasing discretionary accrual) ditunjukkan dengan nilai DA yang negatif.
50
3.2.6.2 Variabel Independen Berikut ini variabel independen yang akan diteliti, yaitu faktor yang mempengaruhi discretionary accrual: 1.
Kepemilikan Manajerial Alves (2012) mengartikan bahwa kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh direktur dan manajerial baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu perusahaan. Rumus perhitungan untuk kepemilikan manajerial berdasarkan Yeo et al., (2002) adalah: (Direct + Indirect Shareholding oleh Direktur)
Kepemilikan manajerial = Total Paid Up Capital
2.
Konsentrasi Kepemilikan Konsentrasi kepemilikan merupakan sebuah ukuran dari keberadaan pemegang saham yang memiliki jumlah saham yang besar dalam suatu perusahaan (Alves, 2012). Rumus dalam perhitungan konsentrasi kepemilikan yang digunakan merupakan rumus yang digunakan oleh Roodposhti dan Chashmi (2011) : Konsentrasi kepemilikan = Persentase saham yang dimiliki oleh pemegang saham dengan syarat minimal 5% dalam perusahaan.
3.
Kepemilikan Institusional Kepemilikan
institusional
merupakan
persentase
saham
perusahaan yang dimiliki atau ditahan oleh institusi lain (Fayoumi et
51
al., 2010; Alves, 2012). Rumus perhitungan kepemilikan institusional menurut Ming et al., (2004) adalah: Kepemilikan Institusional = persentase saham yang dimiliki pemegang saham institusi dalam daftar TOP 30 Shareholders.
4.
Diversitas Gender Dalam studi serta penelitian beberapa tahun terakhir perdebatan antara kebenaran atas diversitas gender dalam dewan serta manajemen tingkat atas perusahaan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba dan performa perusahaan. Hasil studi Krishnan dan Parsons, (2008) dalam Sun et al., (2011) mennyatakan bahwa hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa tingkat diversitas gender yang lebih tinggi diposisi senior manajemen perusahaan menunjukkan kualitas laba yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang memiliki tingkat diversitas gender yang rendah. Carter et al., (2003); Farrel dan Hersch (2005); Rose (2007) dalam Gulzar dan Wang (2011) bahwa performa perusahaan dapat dipengaruhi oleh hadirnya anggota wanita dalam dewan komisaris merupakan faktor penting untuk mengawasi secara efektif. Seperti dalam penelitian Sun et al,, (2011), variabel ini akan diukur dengan variabel dummy. Jika terdapat anggota wanita dalam dewan komisaris maka akan diberikan nilai 1, selain itu diberi 0.
52
5.
Independensi Komite Audit Menurut Gulzar dan Wang (2011), komite audit adalah suatu kelompok
yang
dibentuk
perusahaan
yang
bertujuan
untuk
memastikan komunikasi terus menerus antara auditor eksternal dan dewan direksi. Independensi komite audit adalah proporsi direktur independen dalam komite audit suatu perusahaan. Komite secara teratur bertemu dengan auditor untuk meninjau laporan keuangan, proses audit dan sistem akuntansi tersebut. Seperti dalam penelitian Kouki et al., (2011), variabel ini akan diukur dengan variabel dummy. Jika komite audit terdiri atas 100% administrator independen maka akan diberi nilai 1, selain itu diberi nilai 0.
6.
Independensi Dewan Komisaris Johari et al., (2008) menyatakan komposisi dewan komisaris yang seimbang penting bagi dewan komisaris berfungsi dengan baik. Dewan komisaris yang independen adalah salah satu cara yang efektif dalam melakukan pengawasan terhadap proses akuntansi. Seperti dalam penelitian Johari et al., (2008), variabel ini akan dihitung dengan rumus perhitungan sebagai berikut : Total Komisaris Independen Independensi Dewan Komisaris = Total Jumlah Komisaris
53
7.
Ukuran Dewan Komisaris Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah anggota dewan komisaris yang digunakan sebagai faktor penting dalam pengukuran efisiensi dewan komisaris (Kouki et al., 2011). Rumus perhitungan ukuran dewan komisaris menurut Alves, (2012) dan Kouki et al., (2011) adalah: Ukuran dewan komisaris = jumlah anggota dalam dewan komisaris
8.
External Blockholders External blockholders merupakan pemegang saham individual yang setidaknya mempunyai jumlah saham kurang lebih 5% dalam suatu perusahaan (Fayoumi et al., 2010). Rumus perhitungan external blockholders menurut Ali et al., (2008) adalah: External blockholders = jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham individu eksternal yang mempunyai saham setidaknya 5% dari perusahaan
3.2.6.3 Variabel Kontrol Model penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol antara lain: 1.
Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya skala dari sebuah perusahaan, ukuran tersebut dapat dibagi dalam total aktiva perusahaan, harga pasar saham, dan sebagainya (Riahi dan Arab, 2011). Rumus perhitungan ukuran perusahaan menurut Fayoumi et al., (2010) adalah: 54
Ukuran perusahaan = Logaritma dari total aset.
2.
Leverage Leverage adalah rasio perbandingan antara total liabilitas perusahaan dan total aset suatu perusahaan (Chen dan Liu, 2010). Penggunaan leverage sebagai variabel kontrol dikarenakan bahwa manajemen mungkin menggunakan discretionary accruals dalam memenuhi perjanjian utang. Rumus perhitungan leverage menurut Chen dan Liu, (2010) adalah: Leverage = Total liabilitas/Total asset.
3.
Arus Kas Arus kas berfungsi untuk memberikan gambaran atas aliran kas masuk dan keluar perusahaan yang dapat digunakan bagi kreditur untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar utang atau kredit yang diberikan ke perusahaan. Rumus perhitungan arus kas menurut Sun et al., (2011) adalah: Arus kas operasional Arus kas
= Total assett-1
4.
Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal
saham
tertentu.
Profitabilitas
suatu
perusahaan
akan
mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang dilakukan. 55
Kemampuan peurusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Pada penelitian ini profitabilitas akan diukur dengan ROE. Rumus perhitungan ROE menurut Fayoumi et al., (2010) adalah: Laba bersih ROE
= Total ekuitas
5.
Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan jualan berperan penting bagi perusahaan, karena merupakan indikator perusahaan atas kinerja perusahaan dan mencerminkan jumlah laba yang diperoleh perusahaan. Pentingnya pertumbuhan penjualan bagi perusahaan dapat memicu manajemen perusahaan dalam melakukan pengelolaan laba, oleh karena itu pertumbuhan penjualan digunakan sebagai variabel kontrol atas manajemen laba. Menurut Fayoumi et al., (2010) rumus perhitungan pertumbuhan penjualan ialah: Pertumbuhan penjualan = Nilai perubahan penjualan tahun sekarang dan tahun sebelumnya.
56