34
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan tahun 20102012
melalui
Indonesia
Stock
Exchange
(www.idx.co.id).
Waktu
pelaksanaan penelitian ini adalah 2 bulan yaitu sejak bulan April-Mei 2013. 3.2 Desain Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
penelitian
kuantitatif.
Penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2010: 13) Penelitian ini akan menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sehingga desain penelitian ini menjadi:
X
Y
Gambar 2: Desain Penelitian
35
Keterangan: X
= Perbedaan laba komersial dan laba fiskal
Y
= Pertumbuhan Laba
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian Konsep dasar dari definisi operasional mencakup pengertian untuk mendapatkan
data
yang
akan
dianalisis
dengan
tujuan
untuk
mengoperasionalkan konsep-konsep penelitian menjadi variabel penelitian serta cara pengukurannya. Adapun definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Variabel Dependen Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 4). Menurut Sekaran dalam Lestari (2011) variabel dependen adalah variabel yang menjadi fokus utama peneliti. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Laba diartikan sebagai indikator kinerja suatu perusahaan. Penyajian laba melalui laporan keuangan bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambilan keputusan. Pertumbuhan
laba
menjadi
manajemen suatu perusahaan.
dasar
dalam
pengambilan
keputusan
36
Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode berjalan dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya (Lestari, 2011). Pertumbuhan laba dirumuskan sebagai berikut: NIit – NIi (t-1) ΔNI
= NIi (t-1)
Keterangan: ΔNI
= pertumbuhan laba
NIit
= laba bersih perusahaan i pada tahun t
NIi (t-1) = laba bersih perusahaan i pada tahun t-1 2) Variabel Independen Variabel Independen sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2012: 4). Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah perbedaan laba komersial dan laba fiskal. Perbedaan laba komersial dan laba fiskal diukur berdasarkan perbedaan permanen dan perbedaan temporer. Perbedaan permanen/beda tetap terjadi karna adanya perbedaan pengakuan penghasilan dan beban menurut akuntansi dengan pajak, yaitu adanya penghasilan dan beban yang diakui menurut akuntansi komersial namun tidak diakui menurut fiskal, atau sebaiknya. Contoh
37
transaksi yang termasuk perbedaan permanen yaitu penghasilan bunga bank, dividen, dan penghasilan lain yang sifat pemungutan pajaknya final, dan lain-lain. Perbedaan
temporer
timbul
karena
standar
akuntansi
dan
peraturan perpajakan mencatat dan mengakui transaksi pada waktu yang berbeda. Artinya secara keseluruhan beban dan pendapatan akuntansi maupun perpajakan sebenarnya sama, tetapi tetap berbeda alokasi setiap tahunnya. Perbedaan temporer mengakibatkan timbulnya aset maupun kewajiban pajak tangguhan. Asset pajak tangguhan (deferred tax asset) timbul apabila beda temporer menyebabkan terjadinya koreksi positif sehingga beban pajak menurut akuntansi lebih kecil dari pada beban pajak menurut peraturan perpajakan. Sedangkan kewajiban pajak tangguhan (deferred tax liabilities) timbul apabila beda temporer menyebabkan terjadinya koreksi negative sehingga beban pajak menurut akuntansi lebih besar dari pada beban pajak menurut peraturan perpajakan. Perbedaan temporer merupakan refleksi dari kebijakan akrual (discretionary accruals) tertentu yang diterapkan oleh perusahaan (Lestari, 2011). Hal ini mengakibatkan adanya suatu perbedaan waktu pengakuan penghasilan atau biaya antara akuntansi dengan perpajakan. Kebijakan akrual yang terkandung dalam perbedaan sementara memungkinkan manajer melakukan manipulasi laba hal ini relevan dalam memprediksi kinerja masa depan suatu perusahaan.
38
Perbedaan laba komersial dan laba fiskal dapat dirumuskan sebagai berikut (Saputro, 2011): Penghasilan Kena Pajak – Laba Bersih TAXDIFF = Aktiva Rata-rata
Tabel 3: Operasionalisasi Variabel X dan Y Variabel
Definisi Variabel
Dimensi
Indikator
Skala
1. Penghasilan yang diakui menurut akuntansi komersial tetapi tidak diakui menurut fiskal 2. Beban yang diakui menurut akuntansi komersial tetapi tidak diakui menurut fiskal 3. perbedaan metode yang dipakai antara pajak dan akuntansi dalam hal; akrual dan realisasi, penyusutan amortisasi, penilaian persediaan, kompensasi kerugian fiskal
Rasio
Pertumbuhan laba 1) Laba periode menjadi dasar berjalan dan dalam pengambilan laba periode keputusan sebelumnya manajemen 2) ROA perusahaan
Rasio
X: Perbedaan laba komersial dan laba fiskal
Menurut zain dalam 1. Perbedaan lestari (2011) Permanen perbedaan laporan (Perbedaan keuangan tetap) komersial dengan 2. Perbedaan laporan keuangan Temporer fiskal disebabkan (Perbedaan oleh perbedaan Sementara) tujuan serta dasar hukumnya, tahun pajak atau tahun buku, metode akuntansi yang digunakan dan konsep yang menjadi acuannya
Y: Pertumbuhan Laba
Menurut Lestari (2011) Pertumbuhan laba merupakan perubahan laba yang dihasilkan dari periode ke periode.
Sumber: Data Olahan, 2013
39
3.4 Populasi dan Sampel Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 61). Dalam penelitian ini populasi yang akan menjadi pengamatan adalah seluruh perusahaan manufaktur pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012 berjumlah 131 perusahaan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012: 62). Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive sampling adalah tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam penentuan sampel penelitian ini adalah: 1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan auditan per 31 Desember secara konsisten dan lengkap dari tahun 2010-2012. 2) Perusahaan manufaktur harus memperoleh laba selama periode pengamatan 2010-2012. Perusahaan harus memperoleh laba karena laba merupakan dari dasar pengenaan besarnya penghasilan kena pajak yang dikenakan oleh perusahaan. 3) Memiliki kelengkapan informasi yang dibutuhkan terkait dengan indikator-indikator perhitungan yang dijadikan variabel pada penelitian ini.
40
4) Laporan keuangan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Dikarenakan penelitian dilakukan di Indonesia maka laporan keuangan yang digunakan adalah yang dinyatakan dalam Rupiah. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel di atas, maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 53 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian. 3.5 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2012: 193). Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 3 tahun sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 melalui home page situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. 3.6 Tehnik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian,
karena
tujuan
utama
dari
penelitian
adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2012: 401).
41
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik dokumentasi. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan atau data-data yang berkaitan dengan objek pembahasan. Data-data tersebut berupa buku-buku, jurnal akuntansi serta laporan keuangan perusahaan manufaktur yang diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia. 3.7 Tehnik Analisis Data 3.7.1 Analisis Regresi Data Panel Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi dengan panel data (data pooling). Menurut Kuncoro (2007: 77), analisis regresi selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Variabel dependen diasumsikan random/stokastik, yang berarti mempunyai distribusi probabilistik. Variabel bebas diasumsikan memiliki nilai tetap. Menurut Kuncoro (2007: 111), panel data merupakan kombinasi antara data runtut waktu kombinasi, yang memiliki observasi temporal biasa pada suatu unit analisis, dengan data silang tempat, yang memiliki observasi-observasi pada suatu unit analisis pada suatu titik waktu tertentu. Maka model estimasi yang digunakan adalah regresi sederhana dengan metode panel data. Data yang digunakan meliputi data fluktuasi perbedaan laba komersial dan laba fiskal dengan fluktuasi pertumbuhan laba pada 53
42
perusahaan perusahaan manufaktur periode 2010-2012. Adapun model yang akan diestimasi menurut Efferin dkk (2008: 180) adalah:
Yit = β0 + β1 Xit + €1
Keterangan: Yit
=
Variabel dependen (disebut juga response variable) perusahaan ke-i pada periode t.
β0
=
Y intercept dari populasi.
β1
=
Slope dari populasi.
Xit
=
Variabel independen (disebut juga explanatory variable) perusahaan ke-i pada periode t.
€1
=
Kesalahan acak pada Y untuk observasi i.
Alasan menggunakan panel data (data pooling) menurut Kuncoro (2007: 112) adalah sebagai berikut: 1) Penggunaan data pooling akan meningkatkan jumlah observasi (sampel). Dengan kata lain, ini mengatasi masalah keterbatasan jumlah data runtut waktu, yang umumnya dijumpai untuk penelitian bisnis, pasar modal, perusahaan, akuntansi dan regional. 2) Dengan data pooling akan diperoleh variasi antar unit yang berbeda menurut ruang dan variasi yang muncul menurut waktu. Dengan demikian, analisis dengan data ini memungkinkan untuk menguraikan,
43
menganalisis, dan menguji hipotesis baik hasil maupun proses bagaimana memperoleh hasil. 3.7.2 Koefisien Determinasi (R2) Menurut Kuncoro (2007: 84) koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Hal ini berarti R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel
independen
memberikan
hampir
semua
informasi
yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006 dalam Lestari, 2011). Secara umum koefisien determinasi untuk data silang tempat relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan. Sedangkan untuk data runtut waktu biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Nilai koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus: KD = R2 x 100% Keterangan: KD
=
Koefisien determinasi
R
=
Koefisien korelasi
44
3.7.3 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui model regresi yang menghasilkan estimator linear tidak bias yang terbaik (Best Linear Unbias Estimator/BLUE) (Algifari, 2000: 83). 3.7.3.1 Uji Normalitas Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis regresi baik sederhana maupun berganda adalah data variabel dependen (terikat) harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Menurut Efferin dkk (2008: 193), bila suatu populasi berdistribusi normal, maka normalitas ini akan menunjukkan hubungan linear, yaitu tren yang semakin meningkat dari kiri bawah ke kanan atas. Untuk itu sebelum diolah lebih lanjut, dilakukan pengujian asumsi normalitas tersebut dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis sebagai berikut: H0 = Data variabel dependen berdistribusi normal. H1 = Data variabel dependen tidak berdistribusi normal. α = 5%. Kriteria uji: Tolak H0 jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari α. Terima H0 dalam hal lainnya. Untuk pengujian ini digunakan software dengan program Eviews versi 7,1.
45
3.7.3.2 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi hanya digunakan pada data time series (runtun waktu). 3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas
merupakan
pelanggaran
dari
asumsi
homoskedastisitas (semua gangguan/disturbance yang muncul dalam model persamaan regresi bersifat homoskedastik atau mempunyai varians yang sama pada tiap kondisi pengamatan). Oleh karena itu, konsekuensi dari
adanya
heteroskedastistas
dalam
sistem
persamaan
bahwa
penaksiran tidak lagi mempunyai varians yang minimum. 3.8 Hipotesis Statistik Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Selanjutnya hipotesis tersebut akan di uji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Hipotesis statistik ada bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik (Sugiyono: 2012: 93). Karena penelitian ini menggunakan sampel dalam pengujiannya, maka hipotesis statistik pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
46
H0: βi = 0 = I = 0 = 1 reo seluruh koefisien dalam model regresi tidak signifikan (model tidak berarti) HA:
minimal
1
koefisien
regresi
signifikan
(model
diterima). Selanjutnya untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dilakukan analisis data dengan melihat level of significant yaitu dengan membandingkan antara nilai Fhitung dengan nilai Ftabel: 1) Jika nilai Fhitung ≥ Ftabel atau -Fhitung ≤ -Ftabel, maka H0 ditolak, artinya signifikan. 2) Jika nilai Fhitung ≤ Ftabel atau -Fhitung ≥ -Ftabel, maka H0 diterima, artinya tidak signifikan. H0: β≤0 Artinya terdapat pengaruh positif variabel X (Perbedaan laba komersial dan laba fiskal) terhadap variabel Y (Pertumbuhan laba). HA: β>0 Artinya terdapat pengaruh negatif variabel X (Perbedaan laba komersial dan laba fiskal )terhadap variabel Y (pertumbuhan laba). Selanjutnya untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dilakukan analisis data dengan melihat level of significant yaitu dengan membandingkan antara nilai thitung dengan nilai ttabel:
47
1) Jika nilai thitung ≥ ttabel atau -thitung ≤ -ttabel, maka H0 ditolak, artinya signifikan. 2) Jika nilai thitung ≤ ttabel atau -thitung ≥ - ttabel, maka H0 diterima, artinya tidak signifikan.