48
BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode pengamatan 2010-2012. Hal ini dikarenakan perusahaan manufaktur tidak dipengaruhi secara langsung oleh regulasi pemerintah, dimana salah satu komponen regulasi
pemerintah
adalah
pajak,
serta
untuk
memudahkan
mengklasifikasikan item-item yang diungkapkan. 4.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1) Penentuan Hipotesis Ho:
data variabel dependen berdisribusi normal
H1:
data variabel dependen tidak berdistribusi normal
2) Penentuan tingkat signifikansi Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5%
49
3) Penentuan Statistik Uji Untuk melakukan pengujian asumsi normalitas data tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian metode Jarque Berra (JB) yang dirumuskan sebagai berikut: 2 nk 2 1 JB S K 3 4 6
4) Penentuan Kriteria uji Jika nilai probabilitas dari statistik JB lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan maka H0 ditolak.Sebaliknya jika nilai probabilitas dari statistik JB lebih besar dari tingkat signifikansi yang digunakan maka H0 diterima. 5) Kesimpulan Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan bantuan Eviews versi 7,1 adalah sebagai berikut:
50
Tabel 4: Hasil pengujian normalitas JarqueNo
Perusahaan
Kode
Prob. Bera
1
PT.Arwana Citra Mulia Tbk
ARWANA
0.526
0.769
2
PT.Asiaplash Industries Tbk
ASIA
0.512
0.774
3
PT.Asimas Flat Glass Tbk
ASIMAS
0.531
0.767
4
PT.Astra Atoparts Tbk
ASTRAAT
0.525
0.769
5
PT.Astra Internasional Tbk
ASTRAIN
0.515
0.773
6
PT.Berlina Tbk
BERLINA
0.529
0.767
7
PT.Beton Jaya Manunggal Tbk
BETON
0.391
0.822
8
PT.Budi Acid Jaya Tbk
BUDI
0.470
0.790
9
PT.Champion Pasific Indonesia Tbk
CHAMPION
0.286
0.867
10
PT.Charoen Pokphand Indonesia Tbk
CHAROEN
0.445
0.801
11
PT.Darya-Varia Laboratoria Tbk
DARYA
0.366
0.833
12
PT.Delta Jakarta Tbk
DELTA
0.527
0.768
13
PT.Ekadharma Internasional Tbk
EKAD
0.422
0.810
14
PT.Gajah Tunggal Tbk
GAJAH
0.508
0.776
15
PT.Gudang Garam Tbk
GGARAM
0.531
0.767
16
PT.Semen Gresik Tbk
GRESIK
0.531
0.767
17
PT.HM Sampoerna Tbk
HMSAM
0.465
0.793
18
PT.Holcim Indonesia Tbk
HOLCIM
0.529
0.768
19
PT.Indal Aluminium Industry Tbk
INDAL
0.284
0.867
20
PT.Indo Acitama Tbk
INDOAC
0.487
0.784
21
PT.Indocement Tunggal Prakasa Tbk
INDOCBP
0.531
0.767
22
PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
INDOCM
0.398
0.820
23
PT.Indofood Sukses Makmur Tbk
INDOSKS
0.328
0.849
24
PT.Japfa Comfeed Indonesia Tbk
JAPFA
0.284
0.868
25
PT.Jaya Pari Steel Tbk
JAYA
0.522
0.770
26
PT.Kabelindo Murni Tbk
KABEL
0.384
0.825
27
PT.Kedaung Indah Tbk
KEDAUNGI
0.519
0.771
28
PT.Kedaung Setia Tbk
KEDAUNGS
0.435
0.804
29
PT.Kimia Farma Tbk
KMIA
0.528
0.768
30
PT.KMI Wire and Cable Tbk
KMIWIRE
0.333
0.847
31
PT.Langgeng Makmur Industri Tbk
LNGGENG
0.530
0.767
51
32
PT.Malindo Feedmill Tbk
MALINDO
0.402
0.818
33
PT.Mandom Indonesia Tbk
MANDOM
0.290
0.865
34
PT.Martina Berto Tbk
MARTINA
0.500
0.779
35
PT.Mayora Indah Tbk
MAYORA
0.307
0.858
36
PT.Merchk Tbk
MERCK
0.435
0.805
37
PT.Multi Bintang Indonesia Tbk
MLTBNTNG
0.321
0.852
38
PT.Multi Prima Sejahtera Tbk
MULTI
0.502
0.778
39
PT.Mustika Ratu Tbk
MUSTIKA
0.340
0.844
40
PT.Nusantara Inti Corpora Tbk
NSNTRA
0.369
0.831
41
PT.Pan Brothers Tbk
PAN
0.529
0.768
42
PT.Pelangi Indah canindo Tbk
PELANGI
0.314
0.855
43
PT.Pyridam Farma Tbk
PYRDAM
0.299
0.861
44
PT.Ricky Putra Globalindo Tbk
RICKY
0.496
0.780
45
PT.Sekar Laut Tbk
SEKAR
0.513
0.774
46
PT.Sekawan Intipratama Tbk
SEKAWAN
0.282
0.868
47
PT.Selamat Sempurna Tbk
SELAMAT
0.393
0.822
48
PT.Suparma Tbk
SUPARMA
0.487
0.784
49
PT.Surya Toto Indonesia Tbk
SURYA
0.362
0.834
50
PT.Trias Sentosa Tbk
TRIAS
0.482
0.786
51
PT.Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
ULTRA
0.367
0.832
52
PT.Voksel Electric Tbk
VOKSEL
0.511
0.775
53
PT.Yanaprima Hastapersada Tbk
YANA
0.298
0.861
Sumber: Data Olahan, 2013
Berdasarkan hasil di atas terlihat bahwa nilai JB untuk variabel pertumbuhan laba pada seluruh perusahaan manufaktur yang diamati mempunyai nilai signifikansi diatas 0.05 sehingga Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari variabel perubahan laba usaha untuk seluruh perusahaan manufaktur yang diamati telah berdistribusi normal
52
4.2.2 Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan pelanggaran asumsi non-autokorelasi. Hal ini disebabkan karena adanya korelasi antar gangguan/error pada setiap pengamatan. Autokorelasi mengakibatkan OLS menghasilkan taksiran yang tak bias namun tidak efisien (underestimated) dan peramalan dengan OLS akan menghasilkan taksiran yang keliru. Autokorelasi bisa dideteksi dengan pengujian Durbin-Watson dengan rumus: n
e d
i
e i 1
2
i2
n
e
2 i
i 1
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Makridakis dkk, 1983): Jika nilai: 1.65 < DW < 2.35 maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Jika nilai: 1.21 < DW < 1.65 atau 2.35 < DW < 2.79, tidak dapat diambil kesimpulan. Jika nilai: DW < 1.21 atau DW > 2.79, maka dapat disimpulkan terjadi autokorelasi Berdasarkan hasil analisis di atas diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 2,056. Nilai ini berada pada interval 1.65 < DW < 2.35 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dalam data tidak terjadi gejala autokorelasi.
53
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas
merupakan
pelanggaran
dari
asumsi
homoskedastisitas (semua gangguan/disturbance yang muncul dalam model persamaan regresi bersifat homoskedastik atau mempunyai varians yang sama pada tiap kondisi pengamatan). Oleh karena itu, konsekuensi dari
adanya
heteroskedastistas
dalam
sistem
persamaan
bahwa
penaksiran tidak lagi mempunyai varians yang minimum. Cara mengetahui ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas, maka dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen yang dikenal sebagai uji Glejser (Gujarati, 2002). Persamaan regresi yang dipakai dalam hal ini adalah: │Ut│= α + βXt + vt Dasar menunjukkan mempengaruhi
analisis
yang
variabel variabel
digunakan
independen dependen,
adalah
jika
signifikan maka
ada
hasil
secara indikasi
regresi statistik terjadi
heteroskedastisitas, dan demikian pula sebaliknya. Hipotesis yang akan diuji adalah: H0:
secara keseluruhan variabel bebas dalam model tidak menyebabkan gejala heteroskedastisitas
H1:
secara keseluruhan variabel bebas dalam model menyebabkan gejala heteroskedastisitas
:
5% Hasil pengolahan data menunjukkan hasil regresi untuk pengujian
heteroskedastisitas dengan metode Glejser sebagai berikut:
54
Tabel 5: Hasil pengujian heteroskedastisitas Dependent Variable: ABS(RESID?) Method: Pooled Least Squares Date: 06/21/13 Time: 07:58 Sample: 2010 2012 Included observations: 3 Cross-sections included: 53 Total pool (balanced) observations: 159 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C TAX? ROA?
0.904506 0.484850 -0.010368
0.179023 1.165661 0.012550
5.052455 0.415944 -0.826162
0.0000 0.6780 0.4100
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.016921 0.004318 1.449090 327.5786 -283.0757 1.924491
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
0.684302 1.452229 3.598437 3.656341 1.342592 0.264168
Hasil pengujian menunjukkan nilai Fhitung sebesar 1,343 dengan nilai signifikansi sebesar 0,265. Nilai signifikansi ini lebih besar dari nilai alpha (0,05) sehingga Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model. 4.3 Analisis Regresi 4.3.1 Hasil Analisis Regresi Analisis yang akan digunakan adalah analisis regresi data panel karena data yang dianalisis berupa datapooled (gabungan antara data crosssection/perusahaan dengan data time series/tahun).
55
Tabel 6: Hasil analisis regresi data panel Dependent Variable: LABA? Method: Pooled Least Squares Date: 06/12/13 Time: 06:57 Sample: 2010 2012 Included observations: 3 Cross-sections included: 53 Total pool (balanced) observations: 159
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
0.495995
0.199713
2.483535
0.0141
TAX?
-6.595513
1.300378
-5.071996
0.0000
ROA?
-0.050486
0.014000
-3.606086
0.0004
R-squared
0.141564
Mean dependent var
0.531749
Adjusted R-squared
0.130558
S.D. dependent var
1.733696
S.E. of regression
1.616565
Akaike info criterion
3.817171
Sum squared resid
407.6719
Schwarz criterion
3.875075
F-statistic
12.86291
Prob(F-statistic)
0.000007
Log likelihood Durbin-Watson stat
-300.4651 2.055933
Interpretasi dari hasil analisis regresi di atas adalah sebagai berikut: 1) Jika pengaruh dari book tax differences dan ROA diabaikan, maka rata-rata
pertumbuhan
laba
perusahaan-perusahaan
sektor
manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 49,55%.
56
2) Book tax differences berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba perusahaan sektor manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 3) Nilai
ROA
berpengaruh
negatif
terhadap
pertumbuhan
laba
perusahaan sektor manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 4.3.2 Pengujian Model Regresi Analisis regresi selain digunakan untuk melihat pengaruh
juga
digunakan untuk membuat model prediksi dari variabel-variabel yang diamati. Untuk itu sebelum digunakan dalam pengambilan keputusan, model yang diperoleh terlebih dahulu harus diuji kebaikannya (goodness of fit). Tahapan pengujian kebaikan model regresi adalah sebagai berikut: 1) Penentuan Hipotesis Ho:
seluruh koefisien regresi tidak signifikan (model regresi tidak signfikan)
H1:
minimal satu koefisien regresi signifikan (model regresi signfikan)
2) Penentuan tingkat signifikansi Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5% 3) Penentuan Statistik Uji Dalam melakukan uji kebaikan model digunakan uji F yang dirumuskan sebagai berikut:
57
F
JK Re gresi / N k 1 JK Re sidu / NT N k
4) Penentuan Kriteria uji Penentuan kriteria uji didasarkan pada perbandingan antara nilai Fhitung yang diperoleh dengan Ftabel. Jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel maka Ho ditolak, dan jika nilai Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel maka Ho diterima 5) Kesimpulan Dari hasil analisis sebelumnya didapat nilai Fhitung sebesar 12,863 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000007. Jika kedua nilai F ini dibandingkan, maka nilai Fhitung yang diperoleh jauh lebih besar dari Ftabel sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan sudah sesuai dengan data. 4.3.3 Interpretasi Koefisien Determinasi Koefisien
determinasi
mencerminkan
besarnya
pengaruh
perubahan variabel bebas dalam menjalankan perubahan pada variabel tidak bebas secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang digunakan. Besarnya nilai R2 berkisar antara 0< R2 <1. Jika nilai R2 semaikn mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan baik karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.
58
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa nilai koefisien determinasi untuk model regresi antara perbedaan laba komersial dan laba fiskal serta nilai ROA terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur adalah sebesar 0,1416. Nilai ini berarti bahwa sebesar 14,16% pertumbuhan laba dari perusahaanperusahaan sektor manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2012 dipengaruhi oleh perbedaan laba komersial dan fiskal yang ada serta nilai ROA yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan sisanya sebesar 85,84% dipengaruhi oleh variabel lain. 4.4 Pengujian Hipotesis Setelah diketahui bahwa model regresi yang dibangun telah sesuai dengan data yang dimiliki, selanjutnya akan dilakukan pengujian untuk mengetahui signfikansi pengaruh dari book tax different dan ROA terhadap pertumbuhan laba perusahaan sektor manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Untuk keperluan itu dilakukan pengujian koefisien
regresi
secara individual (Testing
Individual Regression
Coefficient) dengan menggunakan uji t. Jika nilai mutlak thitung yang diperoleh lebih besar dari nilai ttabel pada tingkat signifikansi tertentu dan derajat bebas (NT-N-k) maka Ho ditolak. Secara eksplisit hasil pengujian signifikansi pengaruh book tax difference dan ROA terhadap pertumbuhan laba usaha adalah sebagai berikut:
59
1) Pengujian pengaruh Book Tax Difference terhadap Pertumbuhan Laba Usaha Ho: 1 0 (tidak terdapat pengaruh book tax difference terhadap pertumbuhan laba perusahaan sektor manufaktur) H1: 1 0
(terdapat pengaruh book tax difference terhadap pertumbuhan laba perusahaan sektor manufaktur)
:
5% Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai
thitung untuk variabel book tax difference adalah sebesar 5,07. Sedangkan nilai ttabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas 105 adalah sebesar 1,983. Jika dibandingkan antara nilai thitung yang diperoleh dengan nilai ttabel maka nilai thitung lebih besar dari ttabel sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh yang signifikan dari book tax differences terhadap pertumbuhan laba perusahaan sektor manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20102012. 2) Pengujian pengaruh ROA terhadap Pertumbuhan Laba Ho: 1 0 (tidak terdapat pengaruh ROA terhadap pertumbuhan laba perusahaan sektor manufaktur) H1: 1 0 (terdapat pengaruh ROA terhadap pertumbuhan laba perusahaan sektor manufaktur)
:
5%
60
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai thitung untuk variabel ROA adalah sebesar 3,606. Sedangkan nilai ttabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas 105 adalah sebesar 1,983. Jika dibandingkan antara nilai thitung yang diperoleh dengan nilai ttabel maka nilai thitung lebih besar dari ttabel sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh yang signifikan dari ROA terhadap pertumbuhan laba perusahaan sektor manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2012. 4.5 Pembahasan Informasi mengenai kondisi perusahaan sangat penting dan diinginkan oleh berbagai pihak dalam rangka pengambilan keputusan. Secara garis besar, pihak yang menginginkan informasi mengenai laba perusahaan tersebut dibedakan menjadi pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal yakni manajemen perusahaan cenderung menginginkan jumlah laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan serendah mungkin. Ini dimaksudkan untuk menghindari pengenaan pajak yang relatif besar serta untuk kepentingan lainnya. Sedangkan dari pihak eksternal yakni pemegang saham, investor serta pihak berkepentingan lebih cenderung menginginkan informasi mengenai laba dilaporkan secara apa adanya bahkan mengharapkan jumlah laba yang ada akan besar. Sekali lagi, ini berkaitan dengan kepentingan mereka karena laba yang besar mengisyaratkan pembagian keuntungan yang cukup besar juga
61
bagi para pemegang saham. Sedangkan bagi investor, laba yang besar akan menjadi gambaran awal mengenai baik buruknya kinerja perusahaan sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi. Akibat
perbedaan
sudut
pandang
tersebut
mengakibatkan
perusahaan dalam menyusun laporan keuangan sering membuat laporan keuangan sejumlah dua versi. Yakni laporan keuangan yang disusun secara komersial dan laporan keuangan yang disusun berdasarkan fiskal. Informasi laba yang tercantum dalam kedua jenis laporan ini akan berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan jumlah laba inilah yang dapat digunakan untuk memproyeksi pertumbuhan laba perusahaan di masa yang akan datang. Bentuk pengaruh dari perbedaan laba komersial dan laba fiskal (book
tax
difference)
terhadap
pertumbuhan
laba
perusahaan,
berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan regresi data panel yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bersifat negatif. Ini terlihat dari koefisien regresi untuk variabel ini yang sebesar -6,596. Artinya apabila perbedaan laba komersial dan laba fiskal semakin menunjukkan angka negatif yang artinya laba komersial lebih besar daripada laba fiskal, sehingga dapat menunjukan bahwa semakin negatif perbedaan laba komersial dan laba fiskal (book-tax differences) maka pertumbuhan laba perusahaan akan semakin besar karena laba komersial yang diperoleh perusahaan juga akan besar dibandingkan dengan jumlah laba kena pajak.
62
Adapun untuk variabel ROA, hasil pengujian secara statistika menunjukkan bahwa variabel ini mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba perusahaan. Koefisien regresi yang negatif menunjukkan terdapat pengaruh yang negatif dari ROA terhadap pertumbuhan laba perusahaan manufaktur. Setiap kenaikan nilai ROA justru akan menurunkan pertumbuhan laba perusahaan. Indikator ROA diperoleh dari perbandingan laba bersih dengan total aset yang dimiliki oleh
perusahaan.
Rasio
ini
juga
menunjukkan
seberapa
efisien
manajemen perusahaan dalam mengelola aset untuk menghasilkan laba. Kenaikan ROA suatu perusahaan dapat disebabkan oleh dua hal yakni peningkatan laba bersih atau penurunan nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan. Jika dikaitkan dengan pembahasan sebelumnya, maka kenaikan ROA yang dialami oleh perusahaan-perusahaan manufaktur kemungkinan besar disebabkan oleh penurunan nilai aset dan bukan karena peningkatan laba. Dengan kata lain, perusahaan-perusahan manufaktur yang diamati belum cukup efisien dalam mengelola aset yang ada untuk dapat meningkatkan laba. Hasil analisis juga menunjukkan pengaruh dari perbedaan laba komersal dan fiskal serta ROA terhadap pertumbuhann laba perusahaan sebesar 14,15%. Ini bisa dilihat dari besarnya koefisien determinasi untuk model regresi yang mencapai 0,1416%. Nilai ini menunjukkan sebesar 14,16%
perubahan
pertumbuhan
laba
perusahaan-perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-
63
2012 dipengaruhi oleh perbedaan laba komersial dan fiskal serta nilai ROA yang dimiliki oleh perusahaan sedangkan sisanya sebesar 85,84% dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputro
(2011)
yang
menemukan
bahwa
book
tax
differences
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba satu periode kedepan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Wiryandari dan Yulianti (2008) juga sejalan dengan hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa perbedaan laba komersial dan dan laba fiskal positif yang besar mempunyai persistensi laba yang merupakan komponen dari pertumbuhan laba lebih rendah. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Deviana (2010) bertujuan untuk menguji kemampuan beban pajak tangguhan dan beban pajak kini dalam deteksi manajemen laba menyiratkan bahwa perbedaan laba komersial dan laba fiskal yang disebabkan oleh kebijakan manajemen laba berpengaruh terhadap kenaikan dan penurunan laba suatu perusahaan. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwanti (2013) yang mengemukakan bahwa perbedaan antara laba komersial dan laba fiskal berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba. artinya perbedaan antara laba komersial dan laba fiskal dapat memberikan informasi mengenai kualitas laba yang mana salah satu indikator kualitas laba adalah persistensi laba. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2011)
64
yang menemukan bahwa book tax differences yang diproksi dengan perbedaan permanen dan perbedaan temporer tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. hal ini dikarenakan oleh jumlah perbedaan permanen maupun perbedaan temporer yang tidak signifikan dalam mempengaruhi jumlah laba kena pajak yang merupakan dasar perhitungan untuk beban pajak kini. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti dan Djamaluddinn (2006) juga tidak sejalan dengan penelitian ini yang menemukan bahwa perusahaan dengan book tax differences besar tidak terbukti secara statistik mempunyai persistensi laba lebih rendah dibandingkan perusahaan dengan book tax differences kecil, serta perusahaan dengan book tax differences besar tidak terbukti mempunyai
persistensi
komponen
akrual
perusahaan dengan book tax differences kecil.
lebih
rendah
dibanding