43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2014 – 2015. Berdasarkan hasil seleksi sampel maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 134 perusahaan. Proses pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : TABEL 4.1 Proses Pengambilan Sampel
Kriteria Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014 – 2015 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan auditan per 31 Desember selama tahun 2014 - 2015 Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang Rupiah dalam laporan keuangan Perusahaan yang memiliki variabel tidak lengkap Perusahaan yang menjadi data outlier dalam penelitian Jumlah observasi total periode penelitian Sampel perusahaan selama 1 tahun
Jumlah 272 (30) (52) (26) (30) 134 67
B. Analisis Deskriptif Statistik deskripsi variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
43
44
TABEL 4.2 Statistik Deskriptif Panel A Variabel Siklus Hidup Perusahaan
Frekuensi
Presentase (%)
Perusahaan Growth
53
39,55
Perusahaan Mature/ Stagnant
81
60,45
Jumlah sampel
134
100
Panel B Variabel
N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviasi
AKB
134
-0,9389
3,1722
0,0626
0,3808
SHP
134
0
1
0,60
0,491
MLB
134
-0,3700
0,2640
-0,8240
-0,1242
Sumber : Hasil olah data (2016) Tabel 4.2 Panel A menunjukkan bahwa dari 134 sampel manufaktur yang digunakan, sebanyak 53 perusahaan (39,55%) berada pada tahap growth dan 81 perusahaan (60,45%) berada pada tahap mature/ stagnant. Tabel 4.2 Panel B menunjukkan arus kas bebas (AKB) memiliki nilai minimum data sebesar -0,9389 % dan nilai maximum data sebesar 3,1722 % dengan rata-rata sebesar 0,0626 % dan standar deviasi sebesar 0,3808 %. Siklus Hidup Perusahaan (SHP) dengan standar deviasi 0,491, memiliki nilai minimum sebesar 0 yaitu perusahaan yang berada pada tahap growth, dan nilai maximum 1 yaitu perusahaan yang berada pada tahap mature/ stagnant, dan untuk variabel SHP tidak memiliki nilai rata- rata karena menggunakan variabel dummy.
45
Variabel manajemen Laba (MLB) memiliki nilai minimum sebesar -0,3700 dan maximum sebesar 0,2640, dengan rata- rata -0,8240 dan standar deviasi -0,1242.
C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Hasil uji normalitas menggunakan metode uji One-Sample Test KolmogorovSmirnov (KS) dengan hasil sebagai berikut : TABEL 4.3 Hasil Uji Normalitas
One Sample KS
Z
Asymp-sig
Keterangan
1,067
0,205
Data berdistribusi normal
Sumber: Hasil olah data (2016) Nilai Asymp-sig (2-tailed) yang diperoleh pada tabel 4.3 sebesar 0,205 > 0,05, dengan demikian dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal
2. Uji Multikolinearitas Ringkasan hasil uji multikolinearitas menggunakan metode Variance Inflation Factor (VIF) adalah sebagai berikut :
46
TABEL 4.4 Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Bebas Collinearity Statistics
Kesimpulan
Tolerance
VIF
AKB
0,990
1,010
Non multikolinearitas
SHP
0,990
1,010
Non multikolinearitas
Sumber: Hasil olah data (2016)
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1. Nilai variance inflation factor (VIF) pada masing-masing variabel bebas kurang dari 10. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa data dalam model regresi tidak mengandung multikoliniearitas.
3. Uji Autokorelasi Hasil Uji autokorelasi menggunakan uji Durbin Watson Statistics adalah sebagai berikut : TABEL 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
Durbin-Watson
DW
dU
2,009
1,7482 2,218
Sumber : Hasil olah data (2016)
4-dU
Keterangan Tidak mengandung Autokorelasi
47
Tabel 4.5 menunjukkan nilai Durbin Watson Test yang diperoleh sebesar 2,009 berada diantara daerah Du < DW < 4-dU. Artinya data dalam model regresi tidak mengandung autokorelasi. 4. Uji Heteroskedastisitas Ringkasan hasil uji heteroskedastisitas menggunakan Uji Glejser adalah sebagai berikut : TABEL 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel terikat
Variabel bebas
Sig.t
Keterangan
ABS_RES
AKB
0,855
Non heteroskedastisitas
SHP
0,615
Non heteroskedastisitas
Sumber: Hasil olah data (2016) Tabel 4.6 menunjukkan bahwa semua variabel bebas memiliki nilai siginfikansi > 0,05. maka dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi tidak menunjukkan adanya
heteroskedastisitas
atau
dapat
disimpulkan
bahwa
asumsi
non-
heteroskedastisitas terpenuhi.
D. Uji hipotesis Pengujian hipotesis menggunakan alat regresi linier berganda untuk mengetahui pengarus arus kas bebas (AKB) dan siklus hidup perusahaan (SHP) terhadap
48
manajemen laba (MLB). Ringkasan hasil perhitungan regresi berganda adalah sebagai berikut : TABEL 4.7 Ringkasan Hasil Uji Regresi
Variabel Konstanta
Unstandardized t-value Prob (t-stat) Keterangan Coefficient B -0,079 -4,703 0,000
AKB
0,064
2,261
SHP
-0,012
-0,533
0,025 Signifikan 0,595 Tidak Signifikan
Sumber: Hasil olah data (2016) Hasil uji regresi pada tabel 4.7 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : MLB = -0,079 + 0,064 AKB – 0,012 SHP + e
Uji Signifikansi nilai t (t-test) 1. Pengujian hipotesis pertama (H1) Variabel arus kas bebas (AKB) memiliki koefisien regresi sebesar 0,064 (positif) dengan p – value (sig) sebesar 0,025 < alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan arus kas bebas berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. Dengan demikian, Hipotesis pertama (H1) diterima.
49
2. Pengujian hipotesis kedua (H2) Variabel siklus hidup perusahaan (SHP) memiliki koefisien regresi sebesar 0,012 (negatif) dengan p – value (sig) sebesar 0,595 > alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan siklus hidup perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap manajemen laba. Dengan demikian, Hipotesis kedua (H2) ditolak.
Koefisien Determinasi ( R2) Nilai adjusted R Square sebesar 0,155 dapat diartikan bahwa variabel manajemen laba dapat dijelaskan oleh variabel arus kas bebas dan siklus hidup perusahaan sebesar 15,5%, sedangkan sisanya 84,5% dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini.
E. Pembahasan Hasil pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini menunjukkan bahwa arus kas bebas berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. Dengan adanya dana arus kas bebas yang dimiliki oleh perusahaan, maka akan meningkatkan kemungkinan bagi pihak agent untuk melakukan manajemen laba. Karena dana arus kas bebas dapat diturunkan oleh perusahaan dengan cara menurunkan nilai laba pada laporan keuangan. Pihak principal yang tidak mengetahui adanya manipulasi dalam laba perusahaan dan pos keuangan terkait arus kas bebas maka tidak akan menuntut
50
adanya pembagian dari adanya dana arus kas bebas tersebut untuk kesejahteraan mereka, sehingga pihak agent dapat menggunakan dana arus kas bebas tersebut untuk investasi perusahaan yang belum tentu menguntungkan bagi perusahaan tetapi hanya memberikan keuntungan bagi pihak agent. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian Noor et al., (2005), Bhundia (2012), Nekhili (2016), Chung et al., (2005), dan Aini et al., (2005). Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa siklus hidup perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Tahapan siklus hidup yang dimiliki oleh perusahaan tidak menjadi dasar dilakukannya manajemen laba dalam perusahaan. perusahaan yang berada pada tahap stagnant belum tentu tidak melakukan manajemen laba seperti yang dilakukan pada tahap growth ataupun mature. Hal ini dikarenakan kondisi dan kompetisi yang dialami oleh perusahaan berbeda – beda sehingga tindakan manajemen laba bukan hal yang harus dilakukan jika dinilai dari aspek siklus hidup perusahaan. Sesuai dengan indikator penilaian siklus hidup perusahaan, tingkat deviden yang dibayarkan, umur perusahaan, dan tingkat penjualan yang tinggi ataupun rendah tidak menjadi dasar bagi perusahaan untuk melakukan manajemen laba. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Hastuti (2011), Anggraini (2012), Kusumawati dan Cahyati (2014) yang menunjukkan hasil negatif signifikan pada pengaruh siklus hidup perusahaan terhadap praktik manajemen laba.