BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini mengambil data-data laporan keuangan di Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). 2. Waktu Penelitian Waktu dan pelaksanaan penelitian ini dilakukan penulis pada bulan Maret 2016 sampai Juli 2016.
B. Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan desain penelitian kausal yang digunakan untuk membuktikan hubungan sebab dan akibat dari beberapa variabel. Penelitian kausal biasanya menggunakan metode experiment yaitu dengan mengendalikan independent variable yang akan mempengaruhi dependent variable pada situasi yang telah direncanakan. Dalam
penelitian
ini,
riset
dirancang
untuk
mengetahui
dan
menggambarkan bagaimana pengaruh rasio liquidity, leverage, activity dan profitability terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 – 2015.
57
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
C. Definisi ope rasional dan Pengukuran variabe l Definisi operasional variabel adalah suatu definisi atau penjelasan mengenai setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara menspesifikasikan cara mengukur variabel tersebut agar dapat dioperasikan. 1. Variabel Dependent a. Nilai Perusahaan (Y) Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap nilai wajar suatu Perusahaan atau harga yang bersedia dibayar oleh calon investor apabila perusahaan tersebut dijual (Husnan dan Pudjiastuti, 2012). Indikator yang digunakan penulis untuk menghitung nilai perusahaan adalah menggunakan metode Rasio Tobin's Q. Rasio Tobin’s Q dapat diperoleh dengan membandingkan nilai pasar dari ekuitas dan hutang perusahaan dengan total nilai buku asset perusahaan. Rasio Tobin’s Q dapat dihitung dengan formula:
(MVE + DEBT) Tobin’s Q = TA Tobin’s Q = ( Harga Saham x Jumlah lembar Saham) + Debt Total Asset Dimana MVE : Nilai pasar dari jumlah lembar saham beredar DEBT : Nilai total kewajiban perusahaan TA
: Nilai buku dari total aset perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
Semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004 dalam Permanasari, 2010) 2. Variabel Independent a. Liquidity Ratio (X1) Liquidity Ratio adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi atau membayar kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan indikator Cash ratio
(Rasio Kas) yang merupakan perbandingan aatara total kas (cash) dengan hutang lancar. Cash Ratio dapat dihitung dengan formula: Cash Ratio =
Kas Utang kancar
Semakin tinggi likuiditas semakin rendah resiko kegagalan perusahaan. Dimana pada akhirnya banyak investor, calon investor maupun kreditur yang tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan b. Leverage Ratio (X2) Leverage Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiaya dengan hutang. Dalam penelitian ini, penulis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
menggunakan indikator Equity multiplier yang merupakan perbandingan antara total asset dengan total equity. Equity multiplier dapat dihitung dengan formula.
DER = Hutang jangka panjang Total Modal
Semakin besar equity multiplier maka semakin kecil bagian aktiva yang didanai oleh pemegang saham dan itu berarti pendanaan aktiva sebagian besar berasal dari pendanaan eksternal (hutang). Jadi dengan menerapkan kebijakan Financial Leverage atau kebijakan penggunaan modal pinjaman secara bijaksana diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan. Hal ini akan menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan modal dan pada akhirnya akan menaikan nilai perusahaan c. Activity Ratio (X3) Activity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva (asset) yang dimilikinya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan indikator Total Assets turn over yang merupakan perbandingan antara total penjualan dengan total asset. Total Assets turn over dapat dihitung dengan formula
Total asset turn over = Penjualan Toatl Aktiva
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
Semakin besar Total Assets turn over semakin optimal manajemen perusahaan dalam memanfaatkan asset perusahaan, sehingga akan menarik minat investor untuk menanamkan dananya pada perusahaan dan pada ahirnya akan menaikkan nilai perusahaan d. Profitability Ratio (X4) Profitability Ratio merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitability Ratio
dapat dihitung dengan formula. Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan indikator Net Profit Margin yang merupakan perbandingan antara Laba Bersih dengan penjualan. Net Profit Margin dapat dihitung dengan formula:
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah pajak Penjualan
Setiap perusahaan tentunya mengharapkan agar bisnis yang dijalankan selalu berada dalam kondisi yang menguntungkan (profitable).
Hal ini untuk
menjamin kelangsungan hidup sebuah perusahaan sehingga dapat terus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada pemilik dan pemegang saham. Semakin besar Net Profit Margin perusahaan, maka semakin optimal manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga akan menarik minat investor untuk menanamkan dananya pada perusahaan dan pada ahirnya akan menaikkan nilai perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
D. Pengukuran Variabel Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu Likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas, sedangkan variabel dependen adalah Nilai Perusahaan yang diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Tabel 3.1 Skala Pengukuran No
Variabel
Pengukuran
1.
likuiditas
Cash Ratio=
Skala Kas
Rasio
Utang Lancar 2.
Leverage
DER = Hutang jangka panjang
Rasio
Total Modal 3.
Activity Ratio
Tota Asset turn Over = Penjualan
Rasio
Total Aktiva
4.
Profitabilitas
Net Profit Margin = Laba Bersih setelah pajak
Rasio
Penjualan
5
Nilai Perusahaan
Tobin’s q = (MVE + Debt) TA
Tobin’s Q = ( Hrg Saham x Jmlh hrga Saham) + Debt Total Asset
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Rasio
63
E. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh perusahaan dengan sektor barang konsumsi (consumer gooods) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012-2015. Pemilihan sampling yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Purposive sampling method. Adapun kriteria yang diambil dalam memilih sampel adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang diteliti merupakan perusahaan yang termasuk dalam industri barang konsumsi. 2. Perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan tahun 2012-2015. 3. Menurut laporan keuangan perusahaan pada tahun 2012-2015 tidak mengalami kerugian. 4. Perusahaan yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Rincian Sampel Penelitian Keterangan
Total Sample
Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di
36
Bursa Efek Indonesia Perusahaan yang tidak lengkap menerbitkan
(3)
laporan keuangan tahun 2012-2015 Perusahaan yang mengalami kerugian dalam
(21)
laporan keuangan tahun 2012-2015 Jumlah data yang dijadikan sampel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
64
Tabel 3.3 Perusahaan Consumer Goods yang menjadi sampel dalam penelitian 1
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
2
CEKA
Cahaya Kalbar Tbk
3
DLTA
Delta Djakarta Tbk
4
ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
5
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
6
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
7
MYOR
Mayora Indah Tbk
8
ROTI
Nippon Indosari Corpindo Tbk
9
SKBM
Sekar Bumi Tbk
10
STTP
Siantar Top Tbk
11
ULTJ
Ultra Jaya Milk Industry Tbk
Sumber : Data BEI F. Teknik Pengumpulan Data Studi Kepustakaan adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam skala rasio. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Sumber data tersebut diperoleh melalui website www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi, yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan, mencatat dan menghitung data-data
yang berhubungan dengan penelitian,
dan studi
kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan pedoman dari buku-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
buku, catatan kuliah, karya ilmiah, dan sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.
G. Metode Analisi Data Penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitinkuantitatif adalah penelitin ilmiah yang secara sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan- hubungannya dengan mengumpulkan data dan hasil analisis untuk mendapatkan informasi yang harus ya haruDDs disimpulkan. Secara umum, pendekatan kuantitatif lebih focus pada tujuan untuk generalisasi, dengan melakukan pengujian statistik dan steril dari pengaruh subjektif peneliti. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini analisis regresi liner berganda dengan program SPSS ( Statical package for the social science) 1. Statistik Deskriptif Menurut Ghozali (2013:19) statistik deskritif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standard deviasi, varian, maksum, minimum, sum, range, kutosis, dan skewness(kemencengan distribusi). Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sample. Nilai maksimum dan minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari sample. Standar deviasi digunakan untuk menilai diprese rata-rata dari sample.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
2. Uji Asumsi Klasik 2.1 Uji Normalistas Uji Normalitas adalah salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis parametric yaitu uji normalitas data populasi, hal ini dapat ditegaskan bahwa suatu penelitian yang melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t dan u Pengambilan keputusan untuk menentukan normal atau tidak (ghozali: 2011) adalah sebagai berikut : a. Jika Nilai asym.sig (2-tailed) >0.05 maka nilai residual
telah
berdistribusi normal. b. Jika Nilai asy.sig (2-tailed) <0.05 maka nilai residual tidak berdistribusi normal 2.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen yang nilai korelasi antar sesama variable indepeden sama dengan nol. (Ghozali 2013:105) Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variable indepeden manakah yang dijelaskan oleh variable independen lainnya. N ilai yang umum dipakai untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
menunjukkan adanya multikolonieritas adalah jika nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 2.3 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika pengamatan tersebut tetap berarti disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali 2013 :139). Cara menguji dengan melihat grafik scatterplot. Berikut dasar analisisnya: 1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas angka 0 maka sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 2.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Ghozali (2013:110) Indikator yang digunakan untuk mengatur
ada atau tidaknya
autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin – Watson Test. Hipotesis yang akan diuji adalah: HO : tidak ada autokorelasi (r = 0) HA : ada autokorelasi (r = 0) Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi: Null Hipotesis
Keputusan
Hasil Estimasi
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada kesimpulan
dl < d < du
Tidak ada autokorelasi negatif
Tolak
4 – dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif
Tidak ada kesimpulan
4 – du < d < 4 – dl
Tidak ada autokorelasi, positif atau
Diterima
Du < d < 4 – du
negative Sumber : Imam Ghozali (2013 : 111)
3. Uji Kesesuaian Model 3.1 Uji Koofisien Determinasi (Uji Adjusted R2) Koofisien determinasi merupakan koeefisiensi yang dipergunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variable independen terhadap variable dependent dengan rumus sebagai berikut
: KD = r2x 100%mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
dependen. Nilai koofisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variable- variabel dependen. Ghozali (2013-97)
3.2 Uji Pengaruh Simultan (F test) Uji statistik F digunakan untuk pengujian lebih dari dua sample. Sedangkan esensi dari pengujian adalah sama, yakni ingin mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan( jelas) antara rata-rata hitung beberapa kelompok data. Pengambilan keputusan pada uji F adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan perbandingan F hitung dengan F table : a.
Jika statistik hitung (angka F output) > statistik table (table F) maka Ho ditolak
b.
Jika Statistik hitung ( angka F output) < Statistik tabel (tabel F) maka HO diterima
2. Berdasarkan nilai profitabilitas : c. Jika nilai signifikansi < 0,005, maka Ha diterima. d. Jika nilai signifikansi > 0,005 maka Ha ditolak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
4.
Uji Hipotesis 4.1 Uji secara Parsial (t test) Uji parsial digunakan untuk dapat mengetahui apakah ada pengaruh yang
signifikan dari masing- masing variabel independen terhadap dependen, maka nilai signifikan t dibandingkan dengan derajat kepercayaannya. Apabila sig t lebih besar dari 0.005 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Demikian pula sebaliknya jika sig t lebih kecil dari 0,005 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Bila Ho ditolak, ini berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Ghozali (2013). 4.2 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi linear berganda merupakan tekhnik analisis regresi yang dapat 9digunakan untuk menguji pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian terhadap hipotesis baik secara parsial maupun simultan, dilakukan setelah model regresi yang digunakan bebas dari pelanggaran asumsi klasik.
Tujuannya
agar
hasil penelitian dapat
diinterpretasikan secara tepat dan efisien. Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut: Y = a + bx1 + bx2 + bx3 + bx4 Keterangan : Y
= Nilai Perusahaan
Α
= Intersep (titik potong terhadap sumbu Y atau pada X = 0)
β1, β
= Koofisien korelasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
X1
= Likuiditas
X2
= solvabilitas
X3
= aktivitas
X4
= profitabilitas
http://digilib.mercubuana.ac.id/