61
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah
Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Pemecahan
62
3.2 Penjelasan Flow Chart Metodologi Pemecahan Masalah Dari flow chart metodologi pemcahan masalah di atas, terdapat beberapa tahap yang dilakukan, yaitu 1. Observasi 2. Identifikasi masalah 3. Studi Pustaka 4. Pengumpulan Data 5. Pengolahan Data 6. Kesimpulan dan Saran
3.2.1 Observasi Observasi merupakan tahap awal dari penelitian yang dilakukan. Pada tahap observasi ini, dilakukan pengamatan terhadap sistem yang berjalan dalam PT. Soho. Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang ada.
3.2.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah kemudian dilakukan setelah topik permasalahan ditemukan dalam observasi. Topik permasalahan yang didapat oleh penulis, yaitu; permasalahan kapasitas dalam perencanaan dan pengendalian produksi, serta permasalahan jumlah WIP dan waktu tunggu manufaktur dalam lantai produksi. Kemudian dilakukan identifikasi permasalahan dengan wawancara yang dilakukan dengan karyawan PT. Soho. Identifikasi permasalahan menunjukkan
63
kapasitas produksi tidak diikutsertakan dalam perencanaan dan pengendalian produksi. Kemudian pada lantai produksi, permasalahan ditimbulkan oleh besarnya jumlah Work in Process serta lamanya waktu tunggu manufaktur untuk produk Sofaf.
3.2.3 Studi Pustaka Studi pustaka merupakan tahapan dalam mencari metode yang dapat diterapkan untuk permasalahan yang ada. Studi pustaka dilakukan melalui pembelajaran dan pencarian informasi dari buku, artikel, serta konsultasi dengan dosen dan berbagai pihak. Dari hasil studi pustaka, didapatkan metode yang dapat diterapkan sebagai usulan pemecahan masalah. Metode yang didapatkan untuk usulan pemecahan masalah, yaitu perencanaan prioritas dan kapasitas pada sistem MRP II yang akan diintegrasikan dengan sistem Kanban pada lantai produksi.
3.2.4 Pengumpulan Data Setelah metode usulan untuk pemecahan masalah yang ada didapatkan, tahap selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data yang diperlukan untuk keperluan pengolahan dalam metode pemecahan masalah. Data yang dikumpulkan, yaitu data peramalan, struktur produk, Bill of Material (BOM), dan data komponen material untuk produk Sofaf. Selain itu, dari lantai produksi dikumpulkan data operasi produksi, yang mencakup data waktu proses tiap
64
stasiun (periode Januari 2007 s/d Maret 2007), waktu transportasi, mesin scrap, serta data hasil produksi (periode Januari 2007). Data yang ada didapatkan melalui wawancara dengan bagian terkait pada PT. Soho, serta melalui ketersediaan data historis yang telah dimiliki oleh perusahaan.
3.2.5 Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan setelah data yang dibutuhkan telah tersedia. Ada 2 perhitungan secara umum yang dilakukan dalam pengolahan data, yaitu perhitungan perencanaan prioritas dan kapasitas dalam sistem MRP II, serta perhitungan sistem Kanban. Pada perhitungan sistem Kanban juga dilakukan simulasi sistem aktual dan sistem kanban dengan menggunakan software ProModel.
3.2.5.1 Perencanaan Prioritas dan Kapasitas Dalam Sistem MRP II Perencanaan prioritas dan kapasitas MRP II merupakan sistem perencanaan dan pengendalian produksi yang didasarkan atas kapasitas yang tersedia. Ada 4 tahap dalam perencanaan prioritas dan kapasitas MRP II, yaitu;
1. Penjadwalan produksi dan perencanaan kebutuhan sumber daya Penjadwalan produksi merupakan perhitungan untuk mendapatkan jumlah produksi yang direncanakan dengan didasarkan atas data peramalan penjualan untuk periode tersebut dan dibandingkan dengan kapasitas yang tersedia pada periode
65
tersebut. Rencana produksi yang didapatkan diagregasikan ke dalam periode waktu mingguan untuk memudahkan perencanaan selanjutnya. Kemudian hasil dari penjadwalan produksi akan dianalisa dengan perencanaan kebutuhan sumber daya. Pada perencanaan kebutuhan sumber daya, dibandingkan antara sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan rencana produksi tersebut dengan kapasitas sumber daya yang tersedia.
2. Penjadwalan produksi induk (MPS) dan Rough Cut Capacity Planning (RCCP) Perhitungan MPS dilakukan dengan memasukkan data agregat rencana produksi sebagai Master Schedule, data agregasi forecast, dan data agregasi kapasitas yang tersedia. Hasilnya perhitungan akan memperlihatkan nilai Projected Available Balance (unit tersedia pada periode tersebut) dan Available to Promise (jumlah unit yang tersedia untuk dipesan). Perhitungan RCCP akan melihat kelayakan dari MPS yang telah dibuat. Dengan perhitungan RCCP, sumber daya kritis akan dilihat kesanggupannya dalam memenuhi rencana produksi pada MPS.
3. Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) dan Perencanaan Kebutuhan Kapasitas (CRP) MRP dihitung untuk menjadwalkan pemesanan material dalam pembuatan produk. Dengan perhitungan MRP dapat diketahui berapa material yang tersedia pada awal dan akhir periode (Projected Available Balance 1 dan 2), berapa banyak
66
material yang harus dipesan (Planned Order Receipts) dan kapan waktu pemesanan yang disesuaikan dengan lead time material sehingga pesanan tiba pada saat dibutuhkan (Planned Order Release). Planned Order Release untuk produk akhir, akan dievaluasi oleh CRP, untuk melihat ketersediaan kapasitas pada tiap stasiun kerja untuk memproduksi sesuai dengan pesanan pada MRP. Pada CRP akan dibandingkan kapasitas tiap stasiun kerja dengan kebutuhan kapasitas untuk memenuhi pesanan.
4. Pengendalian Aktivitas Produksi dan Kapasitas Pengendalian aktivitas produksi dan kapasitas ditiadakan dalam perhitungan. Dikarenakan pengendalian aktivitas produksi merupakan aktivitas pelaksanaan produksi dan pelaporan hasil produksi dan dibandingkan dengan rencana. Sedangkan hasil produksi yang ada, didasarkan atas rencana yang dibuat oleh perusahaan. Pengendalian kapasitas juga tidak perlu dilakukan, karena usulan sistem kanban yang ada sudah melakukan fungsi pengendalian kapasitas pada lantai produksi. Menurut Vollman (1997, p 168) sistem formal dalam pengendalian lantai produksi tidak lagi penting di bawah pengaturan JIT. keluaran pesanan dapat diselesaikan dengan kanban atau metode sistem tarik lainnya.
67
3.2.5.2 Perhitungan dan Simulasi Sistem Kanban Perhitungan yang dilakukan untuk menunjang penerapan sistem kanban, yaitu; 1. Perhitungan Ukuran Lot Produksi dan Ukuran Lot Transfer Merupakan perhitungan untuk mendapatkan jumlah lot produksi dan lot tranfer dalam sistem. Lot produksi merupakan jumlah produksi untuk setiap kali mesin berjalan dan lot transfer merupakan jumlah ukuran lot yang akan dipindahkan ke stasiun selanjutnya. 2. Perhitungan Titik Pesan Ulang Titik pesan ulang ditentukan sebagai jumlah material minimum sebelum melakukan pemesanan material pada stasiun sebelumnya. 3. Perhitungan Jumlah Kanban Ada 2 jenis kanban yang digunakan, yaitu kanban produksi dan kanban tarik. Perhitungan jumlah kanban akan menghasilkan jumlah kanban yang diperlukan dalam sistem produksi.
Kemudian dalam melakukan simulasi sistem aktual dan sistem kanban, langkah yang dilakukan, yaitu; 1. Simulasi dengan ProModel Simulasi dilakukan dengan menggunakan ProModel setelah dilakukan identifikasi sistem secara keseluruhan.
68
2. Melakukan verifikasi dan validasi simulasi Hasil simulasi akan diverifikasi dan divalidasi untuk menunjukkan simulasi sudah mewakili konsep sistem yang diinginkan. 3. Perbandingan Sistem Aktual dan Kanban Sistem aktual dan kanban dibandingkan pada hasil WIP dan waktu tunggu manufaktur.
3.2.5 Kesimpulan dan Saran Tahap terakhir dari metodologi pemecahan masalah yang dilakukan yaitu mengambil kesimpulan berdasarkan pada hasil pengolahan data. Kemudian berdasarkan keseluruhan proses, dari observasi hingga pengolahan data diajukan saran untuk pemecahan masalah yang ada.