62
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
3.1 Metodologi Pemecahan masalah Metodologi pemecahan masalah merupakan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas, sehingga dapat dilakukan dengan terarah dan memudahkan menganalisa permasalahan yang ada. Adapun tahapan-tahapan dibawah ini.
3.1.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan merupakan langkah awal yang dilakukan penulis sebelum melakukan penelitian. Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan informasiinformasi mengenai kondisi perusahaan, sehingga dapat diketahui permasalahan yang sedang dihadapi. Langkah yang dilakuakan adalah dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi perusahaan dan wawancara beberapa keryawan pabrik serta pihak yang bersangkutan. 3.1.2 Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk mencari teori-teori yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh PT. Biggy Cemerlang, teori tersebut dapat dipelajari dari buku-buku referensi, diktat-diktat, bahan-bahan seminar dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Studi pustaka
63
juga berguna sebagai landasan teori yang mrupakan dasar dari pemecahan masalah yang diteliti sehingga diharapkan tujuan penelitian dapat tercapai dengan benar.
3.1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada PT. Biggy Cemerlang dapat diketahui masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan adalah, perlunya suatu metode atau teknik pengendalian dan peningkatan kualitas agar dapat meminimasi jumlah cacat yang terjadi pada proses injection.
3.1.4 Tujuan Skripsi Adapun tujuan penelitian dari tugas akhir ini adalah : 1. Menghitung level Six Sigma serta indeks kapabilitas proses perusahaan 2. Mengindentifikasi dan menganalisa penyebab kecacatan yang terjadi proses injection. 3. Memberikan usulan penerapan metodologi Six Sigma dengan metode Define
Measure Analyze Improve Control (DMAIC) 4. Membuat simulasi atas perbaikan usulan pada perusahaan
3.1.5 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut :
64
¾ Pengamatan/observasi langsung, dari hasil pengamatan terhadap kejadian nyata di lapangan, termasuk pengambilan data dalam suatu periode tertentu atau data-data historis yang telah ada pada dokumentasi QC. ¾ Wawancara awal dengan berbagai pihak unit kerja di lapangan, termasuk dengan manajer pabrik dan karyawan, hal ini dilakukan juga dengan teknik
brainstorming (suatu metode untuk merumuskan masalah, tujuan, pendapat, pernyataan atau kasus yang akan diketengahkan, dengan cara mengumpulkan ide-ide yang berasal dari beberapa orang) ¾ Studi Literatur, berdasarkan pengetahuan dan informasi yang didapat dari buku-buku, artikel-artikel, majalah, perpustakaan dan Internet.
Data – data yang dikumpulkan pada pengumpulan data ini terbagi menjadi dua, yaitu data umum perusahaan dan data produksi perusahaan adalah sebagai berikut : A. Data-data Umum Perusahaan a. Sejarah perusahaan dan perkembangannya b. Gambaran umum perusahaan c. Struktur Organisasi d. Mesin, Peralatan dan material yang digunakan e. Kondisi dan Lingkungan tempat kerja B. Data-data Produksi Perusahaan
65
a. Data produk yang dihasilkan b. Proses produksi TAC 6212 c. Data jenis cacat d. Data penyebab terjadinya cacat e. Data jumlah cacat f. Data aliran proses g. Data input output proses
3.1.6 Pengolahan Data dan Analisa 3.1.6.1 Pengolahan Data Tahap Define Tahap Define merupakan langkah operasional pertama dalam program peningkatan kualitas Six Sigma. Pada tahap ini dilakukan pendifinisian dari proses
injection, dengan membuat diagram alir proses sesuai dengan urutan kerja yang terjadi dalam proses. Pembuatan diagram Input-Proses-Output berguna untuk mengenali hubungan antara variable input dan respon dalam proses.
3.1.6.2 Pengolahan Data Tahap Measure Pada tahap Measure ini hal-hal yang harus dilakukan adalah : (1) memilih atau menentukan karakteristik-karakteristik yang berpengaruh pada kualitas atau
critical to quality (CTQ. (2) membuat peta kendali berdasarkan data yang telah dikumpulkan, agar diketahui apakah proses berada dalam pengendalian statistical dan
66
(3) mengukur tingkat kenerja yang sekarang dengan menghitung indeks kepabilitas proses dan menetukan level sigma perusahaan.
3.1.6.3 Pengolahan Data Tahap Analyze Tahap ini merupakan langkah opersaional ketiga dalam program Six Sigma. Dalam
tahap
akan
Analyze
dilakukan
pembuatan
diagram
pareto
untuk
mengindentifikasi jens cacat yang dominan dan membuat diagaram sebab-akibat (fishbone) agar dapat ditentukan faktor-faktor penyebab masalah utama. Pembuatan kedua diagram tersebut betujuan agar dapat diindentifikasi masalah yang paling dominan sehingga diprioritaskan penyelesian masalah tersebut.
3.1.6.4 Pengolahan Data Tahap Improve Merupakan tahapan untuk melaksanakan peningkatan kualitas. Alat yang digunakan adalah Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) yang bertujuan untuk mengidentifikasi
atau
meminimumkan
penyimpngan-penyimpangan
potensial
melalui pencegahan perubahan-perubahan dalam proses. Pada fase ini seluruh usaha-usaha perbaikan diterapkan ke dalam proses, oleh karena itu untuk mencapai peningkatan hasil-hasil maka solusi-solusi potensial yang telah di hasilkan harus di terapkan secara tepat dan tindakan pencegahan harus di rencanakan dengan baik.
67
3.1.6.5 Pengolahan Data Tahap Control Fase sesudah Improve adalah fase Control. Fase ini merupakan fase terakhir dalam pemecahan masalah menggunakan metodologi Six Sigma. Dalam fase ini seluruh usaha-usaha peningkatan yang ada di kendalikan (simulasi) atau dicapai secara teknis dan seluruh usaha tersebut kemudian di dokumentasikan dan di sebarluaskan atau di sosialisasikan ke segenap karyawan perusahaan. Berikut adalah flowchart untuk langkah-langkah DMAIC :
3.1.6.6 Kesimpulan Dan Saran Dari uraian analisa pada bab sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan yang merupakan hasil-hasil yang diperoleh dari analisa tersebut. Sedangkan saran merupakan usulan-usulan yang diberikan sebagai masukan yang bermanfaat bagi perusahaan.