BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
3.1
Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Gambar 3.1 di bawah ini merupakan alur dari metodologi penelitian dan pemecahan masalah produksi webbing setengah jadi pada PT. Pelangi Elasindo.
Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah
70
Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah
71
FLOWCHART METODOLOGI PENYELESAIAN MASALAH
2
ANALISA HASIL 1. Analisa Penetapan Obyek Penelitian dengan Metode ABC Analysis Untuk Produk Webbing. 2. Analisa Peramalan Permintaan Benang (Bahan Baku). 3. Analisa Pengendalian Persediaan Benang dengan EOQ Model. 4. Analisa Hasil Optimasi Biaya Produksi Produk Webbing Setengah Jadi.
KESIMPULAN DAN SARAN
SELESAI
Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah
72
3.2
Penjelasan Metodologi Pemecahan Masalah Berikut adalah penjelasan secara terperinci mengenai urutan pemecahan masalah yang ada pada flowchart metodologi penyelesaian masalah : a. Penelitian Pendahuluan Penelitian Pendahuluan merupakan tahapan awal, di mana penelitian pendahuluan bertujuan untuk memahami proses kerja dari seluruh departemen yang ada serta hubungan kerja antara departemen yang satu dengan departemen lainnya yang ada di PT. Pelangi Elasindo dan agar dapat mengetahui masalah-masalah yang terjadi pada PT. Pelangi Elasindo. Hal yang dilakukan pada penelitian pendahuluan ini adalah melakukan pengamatan langsung dan melakukan pengumpulan data awal, seperti data perusahaan (Company Profile), wawancara dengan kepala bagian dari masing-masing departemen untuk mengetahui garis besar permasalahan yang dihadapi departemen-departemen tersebut.
b. Definisi Permasalahan Setelah melakukan penelitian pendahuluan, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan definisi terhadap permasalahan yang ada. Di mana pada tahapan definisi permasalahan ini mencakup tahapan identifikasi masalah, perumusan masalah, penentuan ruang lingkup masalah dari hasil
73
wawancara pada tahapan awal, serta penentuan tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan. Hal ini dimaksud untuk membuat penelitian dalam rangka memecahkan permasalahan agar menjadi lebih terarah. Dalam penelitian pendahuluan ditemukan bahwa perusahaan sering mengalami masalah pada persediaan benang (bahan baku) yang selalu mengalami kekurangan. Hal ini disebabkan karena dalam menentukan jumlah persediaan benang masih berdasarkan perkiraan dari beberapa departemen-departemen yang saling berhubungan, seperti departemen produksi dan departemen purchasing. Dengan kekurangan bahan baku, maka membuat proses produksi webbing menjadi terhambat dan mempengaruhi ketepatan perusahaan dalam memenuhi permintaan kepada konsumen karena pengirimannya menjadi tertunda selama 1 minggu. Hal tersebut membuat biaya produksi produk webbing yang dikeluarkan oleh perusahaan bertambah besar menjadi dua kali lipat karena biaya pengiriman yang semestinya ditanggung oleh konsumen menjadi ditanggung oleh perusahaan.
c. Pengumpulan Data Tahap selanjutnya adalah mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk kemudian diolah menjadi suatu informasi yang akan dianalisa untuk memecahkan permasalahan yang sudah didefinisikan sebelumnya.
74
Dalam pengumpulan data ini dilakukan dengan dua cara, yaitu pengumpulan data secara langsung dan secara tidak langsung : •
Secara Langsung Data dikumpulkan berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan supervisor, operator, kepala bagian serta staf-staf terkait, seperti pemakaian bahan baku maksimum, pemakaian bahan baku minimum, jam kerja yang tersedia, waktu produksi, dll.
•
Secara Tidak Langsung Data-data yang dikumpulkan mencakup : o Data demand webbing Juni 2007 – Mei 2008 o Data pembelian benang Juni 2005 – Mei 2008 o Data harga beli benang o Data harga jual webbing o Data biaya produksi webbing o Data ordering cost dan holding cost o Data kapasitas produksi
d. Pengolahan Data Berdasarkan
data-data
yang
telah
dikumpulkan
pada
sebelumnya, maka dilakukanlah pengolahan data, sebagai berikut :
tahap
75
1. Perhitungan ABC Analysis Perhitungan ABC Analysis ini berdasarkan dari data demand webbing dan harga jual webbing dengan menggunakan bantuan software QM (Quantitative Management). Di mana perhitungan ABC Analysis ini dimaksudkan untuk menetapkan obyek penelitian. 2. Perhitungan Peramalan Permintaan Benang Setelah melakukan perhitungan ABC analysis dan memperoleh obyek penelitian yang pasti, kemudian dilakukan perhitungan peramalan permintaan benang untuk periode selanjutnya. Di mana perhitungan peramalan yang dilakukan berdasarkan time series, dengan data historis pembelian benang Juni 2005 – Mei 2008. Dari data historis tersebut diperoleh pola data musiman (seasonal) sehingga
metode
peramalan
yang
dipertimbangkan
untuk
digunakan adalah dekomposisi dan triple exponential smoothing tiga parameter dari winter. 3. Perhitungan Pengendalian Persediaan Benang dengan EOQ Model Pada
perhitungan
pengendalian
persediaan
benang
ini
menggunakan hasil dari perhitungan peramalan sebelumnya dan metode pengendalian persediaan yang digunakan adalah dengan EOQ model. Selain menggunakan hasil dari perhitungan
76
peramalan, pada perhitungan pengendalian persediaan benang ini menggunakan data-data lain, seperti harga beli benang, ordering cost, dan holding cost yang diperoleh dari tahapan pengumpulan data. Hasil dari perhitungan pengendalian persediaan benang ini akan menjadi salah satu fungsi pembatas dari formulasi. 4. Pembentukan dan Perhitungan Model Formulasi Optimasi Biaya Produksi Produk Webbing Setengah Jadi
Gambar 3.2 Flowchart Model Optimasi
77
Setelah melakukan perhitungan pengendalian persediaan benang (bahan baku), kemudian dapat dilakukan pembentukan dan perhitungan model formulasi optimasi biaya produksi produk webbing setengah jadi dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : o Pendefinisian
variabel
keputusan
pembentuk
model
formulasi; o Pembentukan fungsi tujuan model minimasi biaya produksi produk webbing setengah jadi; o Pembentukan fungsi pembatas model formulasi. Yang terdiri dari : ¾ Pembatas kapasitas produksi ¾ Pembatas jam produksi ¾ Pembatas total maksimum pemakaian bahan baku atau kebutuhan bersih dari setiap bahan baku Pada pembatas total maksimum pemakaian bahan baku atau kebutuhan bersih dari setiap bahan baku ini, ada persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu jika: ◊
Persediaan awal < Safety stock (SS), maka Kebutuhan bersih = –(Persediaan awal) + SS
◊
Persediaan awal ≥ Safety stock (SS), maka Kebutuhan bersih = 0
78
¾ Pembatas order minimum yang harus ada setiap bulannya ¾ Pembatas minimum pemakaian bahan baku ¾ Pembatas komposisi pemakaian bahan baku ¾ Pembatas penggunaan waktu jam produksi o Perhitungan dengan Linear Programming; o Analisa sensitivitas terhadap model formulasi.
Perhitungan optimasi linear programming dan analisa sensitivitas terhadap model formulasi ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software LINDO Versi 6.1. Kuantitas hasil produksi webbing yang diperoleh dari hasil optimasi dengan metode linear programming tersebut kemudian dapat diketahui biaya produksi yang optimal, yang sesuai dengan fungsi tujuan dari model formulasi.
e. Analisa Hasil Setelah
melakukan
tahapan
pengolahan
data,
maka
tahapan
selanjutnya adalah melakukan analisa dari hasil pengolahan data yang sudah dilakukan sebelumnya. Adapun analisa hasil yang dilakukan sebagai berikut :
79
•
Analisa penetapan obyek penelitian dengan metode ABC Analysis;
•
Analisa peramalan permintaan benang;
•
Analisa pengendalian persediaan benang dengan EOQ model;
•
Analisa hasil optimasi biaya produksi produk webbing setengah jadi.
Hasil analisa yang diperoleh tersebut digunakan untuk menjawab perumusan permasalahan yang telah ditetapkan pada tahapan sebelumnya.
f. Kesimpulan dan Saran Setelah
diketahui
metode
apa
yang
dapat
diusulkan
untuk
meminimalisasi masalah yang terjadi di perusahaan, maka dibuat kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian, serta saran yang dapat diberikan kepada perusahaan yang berhubungan dengan permasalahan yang ada atau pengkajian yang dilakukan.