BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
3.1
Metode Pemecahan Masalah
Mulai
Identifikasi Masalah
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisa Data -
Analisis DFM ( Design for Manufacture )
-
Analisis Kelayakan Finansial
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 3.1 Model Penyelesaian Masalah
31
3.1.1
Identifikasi Masalah
Pada tahap ini, penulis akan mengidentifikasi masalah yang terjadi pada saat penyetingan dies di mesin injeksi casting yang menyebabkan break down time tinggi. Lamanya waktu setting menyebabkan lost time yang cukup tinggi mengakibatkan penambahan biaya produksi secara langsung. Banyaknya model dies, menyebabkan penulis membatasi permasalahan pada dies tipe L crack case KWB/KWW, R crank case KWB/KWW, dan Cylinder Comp KWB/KWW. 3.1.2
Studi Pustaka
Studi pustaka yang digunakan akan dijelaskan secara singkat, yaitu mengenai teori – teori yang berkesesuaian antara lain konsep produk, arsitektur produk, analisis DFM ( Design for Manufacturing ), dan analisis secara financial untuk mendukung penyelesaian masalah dengan mengacu pada beberapa literature yang berhubungan dengan permasalahan yang ada. 3.1.3
Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penulisan ini didapat dari dokumen perusahaan dan hasil percobaan dies monoblok yang diaplikasikan pada model L crank case KFM, R crank case KEV, dan Cylinder Comp KFM, dimana dies tipe tersebut mempunyai konstruksi dan dimensi yang hampir sama dengan dies tipe L crank case KWB/KWW, R crank case KWB/KWW, dan Cylinder Comp KWB/KWW. Perlu diketahui, untuk dies tipe KFM dan KEV sudah mengalami off model.
32
3.1.4
Pengolahan Data
Data – data yang diperoleh, selanjutnya diolah untuk memperoleh hasil yang berguna untuk analisa. Disini digambarkan perhitungan frekuensi penggantian dies KWB/KWW selama satu tahun dalam kondisi ideal berdasarkan jumlah produksi motor tipe KWB/KWW. Selain itu ditunjukkan pula konsep dari dies monoblok untuk setiap tipe. Dari konsep dies monoblok, kemudian di gambarkan arsitektur dari masing – masing komponen yang mengalami perubahan. 1. Konsep Dies Tipe Monoblok Pada dasarnya, monoblok tipe adalah perubahan posisi die sleeve yang semula seluruhnya berada di dies menjadi berada sebagian di plunger sleeve. Diameter lubang pada plunger sleeve dan pada die sleeve selalu sama dan memiliki ukuran yang presisi untuk menjaga tekanan saat injeksi alumunium dilakukan. Untuk menggabungkan dua bagian terpisah yang memiliki ukuran presisi ( toleransi khusus ) cukup sulit dan diperlukan suaian ukuran yang kecil. Untuk itu kedua ukuran yang presisi tersebut dijadikan satu bagian pada plunger sleeve. 2. Arsitektur Produk Perubahan dies menjadi tipe monoblok memerlukan modifikasi pada body fix, die sleeve, plunger sleeve, dan cavity fix. -
Body fix Merupakan bagian dari fix die. Perubahan disini yaitu membuat bentukan yang nantinya akan menjadi alur sebagai pengarah saat dies dipasang di mesin injeksi.
33
-
Die sleeve Die sleeve adalah komponen yang terpasang pada dies yang berfungsi sebagai penghubung antara mesin injeksi ( bagian plunger sleeve ) dengan dies dimana di posisi itu alumunium diinjeksikan dengan tekanan tinggi sehingga masuk dan mengisi rongga pada dies yang kemudian menjadi produk. Bagian dari die sleeve yang presisi disatukan ke plunger sleeve sehingga bentuk die sleeve menjadi lebih sederhana dan disebut dengan short sleeve.
3. Plunger sleeve Plunger sleeve adalah komponen yang terpasang pada mesin injeksi die casting tipe cold chamber. Fungsinya sebagai penghubung yang menjadi jalur alumunium dari tungku alumunium cair ke dies. 4. Cavity Fix Cavity fix adalah bagian dari dies yang berada di bagian fix die yang berfungsi membentuk produk. 3.1.5
Analisis Data
3.1.5.1 Analisis DFM ( Design For Manufacture ) Berikut ini hal – hal yang dilakukan dalam analisis DFM untuk modifikasi dies menjadi monoblok. 1. Biaya Komponen. Komponen dari suatu produk mencakup komponen standar yang dibeli dari pemasok. Sebagai contoh adalah motor, chip elektronik, dan sekrup. Selain itu komponen lainnya adalah komponen yang dibuat berdasarkan pesanan. Dalam
34
proses modifikasi ini, komponen yang dimaksud adalah komponen yang dibeli berdasarkan pesanan yang dibuat berdasarkan rancangan dari user ( PT. AHM ). Komponen yang dibeli dari pemasok meliputi : -
Plunger sleeve
-
Short sleeve.
Sedangkan untuk modifikasi body dies dilakukan di workshop DMD PT. AHM. Biaya modifikasi ini dihitung berdasarkan lama proses dikalikan dengan cost machining per jam yang sudah ditentukan perusahaan. Besarnya biaya penggantian komponen ini sudah dimasukkan dalam sub bab pengumpulan data. 2. Biaya Perakitan. Besarnya biaya perakitan diperkirakan dari lamanya waktu pemasangan dies di mesin injeksi. Sebelumnya dilakukan pengamatan langkah pemasangan dies di mesin injeksi dan dihitung waktu prosesnya. Dari lamanya waktu proses tersebut dikalikan dengan cost mesin injeksi per jam yang sudah ditentukan perusahaan. Sebagai bahan studi dilakukan pengamatan pada dies tipe KFM dan KEV yang mempunyai konstruksi dan dimensi hampir sama dimana dies tersebut saat inisudah off model. 3. Pengaruh DFM Terhadap Faktor Lain. Dalam bekerja untuk meminimalisasi biaya komponen dan biaya perakitan, pengurangan biaya pendukung produksi juga merupakan target yang akan dicapai. Biaya –biaya penunjang produksi meliputi biaya untuk mengurangi permintaan
35
spare part untuk manajemen persediaan. Spare part penunjang produksi dalam hal ini meliputi die sleeve, plunger sleeve dan plunger tip. Dengan model monoblok ini diharapkan pemakaian dari ketiga spare part tersebut dapat ditekan. Hal ini dilakukan dengan menaikkan life time dari kedua komponen tersebut. Artinya apabila life timenya meningkat, maka kebutuhan persediaan komponen tersebut dapat dikurangi, selain itu kenaikan life time dapat menurunkan harga setiap shoot dari komponen tersebut jika dibandingkan dengan jumlah yang bisa dicapai. Hal ini cukup penting karena dapat membuat harga produk menjadi lebih murah. Apalagi jika dihitung konsumsi dari komponen tersebut selama satu tahun. 3.1.5.2 Analisis Kelayakan Finansial Tahapan selanjutnya adalah menganalisis data – data yang telah diolah secara finansial. Hasil analisa tersebut digunakan sebagai alat ukur kelayakan proyek tersebut. Aspek keuangan ini diantaranya : -
Rencana Anggaran Biaya
-
Estimasi biaya maintenance dan salvage value.
-
Proyeksi keuntungan dan benefit
Metode yang digunakan untuk mengukur kelayakan proyek tersebut adalah sebagai berikut: -
Metode Pemulihan Investasi (Payback Period Method).
-
Metode Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return Method).
-
Metode Nilai Sekarang (Net Present Value Method).
36
-
Metode Indeks Kemampulabaan (Profitability Index Method).
3.1.6 Kesimpulan dan Saran Dari hasil analisis design for manufacture dan analisis kelayakan finansial, maka penulis dapat menarik kesimpulan sesuai dengan kriteria kelayakan yang diharuskan. Kesimpulan tersebut diharapkan dapat membantu pihak pengambil keputusan untuk memutuskan apakah proyek penggunaan dies tipe monoblok bisa memenuhi kebutuhan dari user atau tidak dan untuk selanjutnya dapat diterapkan untuk semua tipe dies di departemen produksi die casting di seluruh AHM.