54
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN
3.1. Profil Perusahaan PT. Invest Kelola adalah badan usaha yang memiliki beberapa anak perusahaan bergerak di bidang butik baju, percetakan, dan restoran. Perusahaan ini didirikan oleh Okki Panggabean. PT. Invest Kelola merupakan perusahaan keluarga di mana setiap anak perusahaannya dikelola langsung oleh keluarga. Urban Republic merupakan salah satu anak usaha dari PT. Invest Kelola didirikan pada tahun 2007. Perusahaan ini bergerak di bidang butik penjualan clothing dan aksesoris bercorak batik dengan target pasar menengah ke atas. Urban Republic memiliki 2 butik dan 1 outlet di Jakarta. Kantor terletak di Jalan Cipete Raya No. 15C, tempat ini juga merangkap sebagai butik. Butik kedua berada di Jalan Kemang Raya No. 29, butik ini merupakan fokus utama penjualan batik pada Urban Republic. Cabang ketiga yakni berbentuk outlet terletak di ruko ITC Fatmawati Blok 22. Urban Republic di pimpin oleh seorang manajer bertindak sebagai pengelola butik. M anajer pada Urban Republic merupakan penanggung jawab bagian Pemasaran, Keuangan, dan Produksi.
Adapun visi dan misi dari Urban Republic adalah: •
Visi: M ewujudkan jasa penjualan batik yang memiliki daya saing tinggi serta kinerja dalam jangka panjang. M eningkatkan citra batik di masyarakat pada umumnya, dan anak muda pada khususnya.
55 •
M isi M engutamakan kepuasan konsumen dengan mempertahankan kualitas produk. M emberikan layanan terbaik bagi konsumen sehingga dapat menjaga customer relationship dengan baik.
3.2. S truktur Organisasi Struktur organisasi pada Urban Republic dapat digambar sebagai berikut. Pemilik
Manajer Restoran
Manajer Butik
Manajer Percetakan
Bagian Pemasaran
Bagian Produksi
Bagian Keuangan
(Sumber: Manajer Urban Republic) Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Urban Republic Pemilik merupakan penanggung jawab utama dalam struktur organisasi Urban Republic. Setiap cabang dikelola oleh seorang manajer bertindak sebagai penanggung jawab utama bagian Pemasaran, Produksi dan Keuangan pada setiap anak perusahaan.
3.3. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Pembagian tugas pada butik Urban Republic dapat dijelaskan sebagai berikut: •
Pemilik.
56 M emimpin dan mengelola induk perusahaan, memelihara harta kekayaan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan M enetapkan kebijakan induk perusahaan untuk mengendalikan aktivitas operasional yang didelegasikan kepada tiap manajer. M engambil keputusan dan menangani masalah pada induk perusahaan. •
M anajer. M engelola bagian Pemasaran, Produksi, dan Keuangan pada tiap anak perusahaan. M enetapkan tugas-tugas tiap karyawan, mengangkat, mengevaluasi kinerja, dan memberhentikan karyawan. M engambil keputusan dan menangani masalah pada anak perusahaan.
•
Bagian Pemasaran. M elakukan kegiatan promosi produk. M embangun hubungan dengan calon pelanggan. M emberikan informasi kepada pelanggan mengenai produk. M enerima pesanan produk dari pelanggan.
•
Bagian Produksi. M elakukan pengawasan dan pencatatan aktivitas produksi. M elakukan hubungan dengan supplier mengenai pembelian bahan. M embuat corak batik yang dipesan oleh pelanggan. M emesan batik pada pengrajin batik.
•
Bagian Keuangan. M enerima, menyimpan, dan mengeluarkan uang sesuai dengan keperluan perusahaan. M elakukan pencatatan setiap transaksi keuangan.
57 3.4. Kondisi Lingkungan Bisnis Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik perusahaan dan pengamatan tentang kondisi lingkungan usaha pada butik Urban Republic. M aka didapat situasi bisnis pada Urban Republic melalui Analisis Lima Kekuatan Bersaing Porter. Gambar 3.2 menjelaskan kondisi industri pada perusahaan. Ancaman Produk Subtitusi - Distro selain batik - Pusat perbelanjaan - Pasar tradisional - Percetakan sablon baju
Kekuatan Supplie r - Pengrajin Batik - Toko Bahan Kain
Pe rsaingan Industri Sejenis Roemah Batik Allure Batik
Kekuatan Konsumen Pelanggan Urban Republic
Ancaman Pendatang Baru Butik baru yang menjual clothing batik
Sumber: Urban Republic (2008) Gambar 3.2 : M atriks Porter pada Urban Republic
Persaingan industri sejenis pada Urban Republic adalah Roemah Batik dan Allure Batik, ancaman produk substitusi adalah butik selain batik, pusat belanja, pasar tradisonal dan percetakan sablon baju. Ancaman pendatang baru dapat diidentifikasikan adalah beberapa butik baru dengan jenis produk sama. Kekuatan
58 supplier dapat dilihat melalui pengrajin batik dan toko bahan kain. Sedangkan kekuatan daya tawar konsumen adalah pelanggan Urban Republic.
3.4.1. Persaingan Industri Sejenis Urban Republic menghadapi persaingan ketat dengan 2 perusahaan lain pada industri sejenis seperti Roemah Batik dan Allure Batik. Jenis produk keduanya sama yakni berupa batik casual bukan batik formal. Persaingan ketat antara perusahaan di indutri batik casual ini dikarenakan: •
Batik memiliki corak yang sangat indah dan mendeskripsikan kebudayaan bangsa Indonesia.
•
Batik mulai digemari oleh kalangan muda.
•
Bahan yang digunakan sangat nyaman untuk kegiatan sehari-hari.
•
Perkembangan trend pada lingkungan sosial. Roemah Batik dan Allure Batik juga dianggap pesaing paling dekat
dengan Urban Republic karena lokasi keduanya berdekatan dengan perusahaan. Untuk itu persaingan industri sejenis bagi Urban Republic terlihat sangat kuat.
3.4.2. Ancaman Pendatang Baru Butik merupakan industri dengan perkembangan pesat saat ini. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya penawaran perusahaan pada penjualan baju-baju industri rumahan dengan harga terjangkau. Diferensiasi produk pada setiap butik berhubungan dengan trend berkembang di lingkungan sosial. Butik batik merupakan salah satu industri berkembang pesat pada tahun 2008. Pendorong bagi pendatang baru masuk ke dalam industri batik adalah:
59 •
Semakin tinggi minat masyarakat khususnya masyarakat perkotaan untuk lebih mencintai produk dalam negeri yakni corak batik.
•
Hambatan membatasi untuk masuk pada industri ini termasuk relatif kecil. Hal ini meliputi modal investasi, luas tanah dan bangunan, dan trend musiman pada lingkungan sosial.
•
Semakin berkembangnya teknologi informasi saat ini mempermudah pendatang baru untuk masuk di industri ini. Penjualan dan promosi melalui internet merupakan contoh paling jelas.
Hambatan bagi pendatang baru pada industri ini adalah: Kompetisi terhadap perusahaan lama. Hal ini dimaksudkan konsumen loyal lebih menyukai menggunakan produk perusahaan lama.
3.4.3. Ancaman Produk Subtitusi Produk subtitusi merupakan hal penting dikhawatirkan pada setiap industri. Hal ini dikarenakan permintaan pasar bersifat tentatif. Kebutuhan konsumen terus berganti membawa ancaman bagi proses bisnis perusahaan. Pada lingkungan bisnis Urban Republic, ancaman produk subtitusi dapat diklasifikasikan menjadi: •
Distro/butik yang menawarkan produk berbeda selain batik.
•
Pusat perbelanjaan .
•
Pusat perbelanjaan menawarkan jenis produk beragam.
•
Pasar tradisional yang mampu menawarkan baju dengan harga lebih rendah dan jenis produk beragam.
60 •
Badan usaha percetakan sablon baju juga merupakan ancaman pengganti karena mampu mempermudah konsumen dalam memilih corak sesuai keinginannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan mendapat ancaman kuat dalam tawar menawar produk subtitusi.
3.4.4. Kekuatan Tawar-menawar S upplier Para pemasok pada Urban Republic adalah: •
Para perajin batik berdomisili di Jawa Tengah.
•
Toko-toko bahan kain.
Daya tawar menawar pemasok tidak terlalu kuat karena banyaknya pengrajin batik dengan domisili sama dan juga banyaknya toko bahan kain. Dengan hal ini maka Urban Republic mampu memilih jasa pengrajin dan toko bahan baku dengan harga termurah.
3.4.5. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Pembeli memiliki daya tawar sangat besar dalam industri butik. Penyebab utama adalah karena ada banyak sekali perusahaan butik yang menawarkan produk kepada masyarakat. Semakin berkembangnya teknologi informasi memungkinkan pembeli dapat memperoleh informasi dengan lebih luas, sehingga pembeli kini dapat lebih selektif dalam memilih kebutuhan akan produk ditawarkan. Beberapa hal dapat menjadi pertimbangan pembeli dalam memilihnya antara lain harga, mutu dan kualitas dari produk dari butik.
61 Berdasarkan pengamatan melalui analisis Lima Kekuatan Persaingan Porter. Dapat disimpulkan bahwa kondisi pasar pada industri pada perusahaan belum
mengalami
kejenuhan
pasar.
Sehingga
perusahaan
mampu
mengembangkan usahanya.
3.5. Analisis Strategi Dalam menentukan strategi perusahaan dalam mencapai tujuannya, diperlukan analisis pada kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Dengan melakukan Analisis SWOT, maka dapat dipilih langkah-langkah bisnis sesuai faktor-faktor strategis suatu perusahaan. M elalui analisis SWOT, hasil penelitian akan menjelaskan apakah penerapan e-marketing merupakan strategi layak bagi kondisi perusahaan saat ini. Tahap awal Analisis SWOT ditentukan dengan menghitung bobot EFAS dan IFAS pada perusahaan.
3.5.1. Evaluasi Faktor Eksternal Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik perusahaan, studi pustaka dari beberapa buku dan artikel tentang kondisi lingkungan usaha dan kemudian difokuskan pada industri butik batik, maka dapat diperoleh informasi mengenai ancaman dihadapi oleh perusahaan, dan faktor dalam memberikan peluang bagi perusahaan.
3.5.1.1. Ancaman (Threats) Adapun faktor-faktor eksternal teridentifikasi sebagai ancaman bagi perusahaan sebagai berikut:
62 •
Persaingan indutri sejenis. Persaingan pada industri sejenis bagi Urban Republic tergolong cukup ketat. Dua pesaing dengan segmen sama dan paling dekat dengan perusahaan adalah Roemah Batik dan Allure Batik. Roemah Batik dan Allure Batik telah memiliki situs dalam mengimplementasikan strategi emarketing. Allure Batik juga memiliki cabang tidak hanya di Indonesia tetapi juga ada di Singapura. Alamat perusahaan batik dengan intensitas persaingan paling dekat dengan perusahaan dapat dilihat melalui Tabel 3.1.
Tabel 3.1 : Pesaing Industri Sejenis BUTIK Allure Batik
ALAM AT WEBSITE Jl Kemang Raya 27-A, www.allurebatik.com Jakarta Roemah Batik Jl. Kemang Utara 21-A, www.roemahbatik.com Jakarta Sumber : Urban Republic (2008)
Roemah Batik dan Allure Batik juga dianggap memiliki intensitas persaingan paling kuat bagi Urban Republic karena letak mereka berada pada satu kawasan yakni Kemang.
•
Persaingan produk subtitusi. Besarnya daya saing barang subtitusi juga merupakan ancaman pada Urban Republic. Ancaman tersebut muncul dari banyaknya para pesaing dalam menawarkan corak selain batik. Industri rumah banyak sekali menjual baju bermutu tinggi dengan harga lebih terjangkau. Penawaran barang sangat beragam. Hal ini menjadi ancaman pada industri batik bagi perusahaan.
63 Beberapa butik subtitusi memberikan ancaman besar pada perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2: Pesaing Produk Subtitusi BUTIK ALAM AT SUBTITUSI Debut Pret Jl. Gunawarman No. 71, A Porter Jakarta Nanonine Tebet Utara Dalam No.11, Jakarta Endorse Jl . Tebet Utara Dalam No.5, Jakarta Elevate Jl. Panglima Polim II/19, Jakarta Sumber: Urban Republic (2008)
WEBSITE www.nanoninehouse.com www.bloopendorse.com -
Dapat di lihat bahwa beberapa diantara butik produk subtitusi sudah menerapkan strategi e-marketing menggunakan website.
•
Perubahan trend sosial. Ancaman lain adalah penurunan penjualan karena permintaan konsumen berubah karena tren pada lingkungan sosial. Untuk mempertahankan trend batik pada lingkungan sosial, perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran tepat. Batik dapat memberikan identitas bangsa, sehingga perkembangan trend pada masyarakat cenderung beralih ke arah batik. Para pengusaha batik harus mampu mempromosikan dengan baik apabila tidak mau kalah dengan produk subtitusi baik dari dalam maupun luar negeri.
•
M unculnya pendatang baru yang potensial. Hambatan masuk bagi perusahaan baru ingin masuk ke
industri ini
tergolong relatif kecil, sehingga pesaing baru dapat masuk dengan mudah
64 pada industri ini. Untuk masuk ke dalam industri ini diperlukan modal dan luas bangunan tidak terlalu besar. Perusahaan tengah mengantisipasi ancaman pendatang baru paling potensial dalam industri ini antara lain adalah Apsara Batik, Ali Durachman Batik, Kiosk Batik, dan Bali Batik. Perusahaan-perusahaan ini dianggap potensial berdasarkan pengamatan lapangan oleh pihak Urban Republic.
3.5.1.2. Evaluasi Peluang (Opportunities) Adapun faktor-faktor eksternal sebagai peluang bagi perusahaan sebagai berikut: •
M eningkatnya teknologi informasi internet. M eningkatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi seperti internet dapat menjadi peluang bagi berbagai jenis perusahaan untuk menyediakan informasi dan komunikasi mudah diakses melalui berbagai perangkat media teknologi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini tak lepas dari meningkatnya kebutuhan masyarakat dan efektifita industri dengan berbagai kemudahan. M enurut data APJII, peningkatan penggunaan internet di Indonesia hingga akhir tahun 2007 diperkirakan mencapai 25 juta pengguna dengan tingkat pertumbuhan sekitar 25% per tahunnya.
•
M eningkatnya pelanggan potensial. Urban Republic mengalami peningkatan penjualan pada akhir tahun 2008. Peningkatan penjualan pada tahun ini dikarenakan trend batik meningkat pada masyarakat. Peningkatan penjualan juga dapat disebabkan kinerja
65 pelayanan baik sehingga pelanggan merasa nyaman untuk kembali menggunakan produk perusahaan. Peningkatan penjualan menjadi sebuah peluang pada perusahaan karena berkaitan dengan peningkatan pelanggan potensial bagi perusahaan. Dengan adanya pertumbuhan jumlah pelanggan potensial, maka perusahaan dapat meningkatkan kegiatan pemasaran melalui komunikasi mulut-ke-mulut. Data ini memperlihatkan jumlah penjualan produk pada perusahaan.
Tabel 3.3: Data Penjualan Urban Republic Januari-Agustus 2008 BULAN Januari Februari M aret April M ei Juni Juli Agustus (Sumber: Urban Republic)
JUM LAH PENJUALAN 133 186 218 266 361 414 392 423
M enurut pihak perusahaan, peningkatan penjualan disebabkan oleh motif batik pada perusahaan sekarang lebih modern. Sebagian besar ditujukan untuk kegiatan casual. Persepsi batik selama ini adalah batik untuk kegiatan formal, sedangkan kegiatan sehari-hari juga dapat menggunakan baju batik.
•
Perkembangan trend batik Perkembangan trend batik di masyarakat membuat industri batik meningkat. Secara nasional nilai produksi batik terus meningkat, terutama
66 sejak tahun 2006. Perkembangan trend batik di dorong berbagai faktor. Salah satunya peran perancang busana memunculkan trend batik modern.Produk batik merupakan satu di antara komoditi dan produk tekstil Indonesia dalam meningkatkan pendapatan masyarakat serta menghasilkan devisa bagi negara.
•
Program pariwisata pemerintah Pemerintah pada tahun 2008 sedang giat dalam meningkatkan bidang pariwisata dalam negeri melalui program Visit Indonesia 2008. Program ini juga menjadi sebuah peluang bagi industri batik di tanah air. Hal ini dikarenakan batik membawa identitas bangsa dengan baik dan mampu menjadi faktor kuat dalam mendukung program pemerintah tersebut.
3.5.1.3. Hasil Evaluasi Faktor Eksternal Faktor eksternal Urban Republic berupa ancaman dan peluang dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 3.4: Faktor Ancaman dan Peluang Urban Republic ANCAMAN
PELUANG
T-1 Persaingan indutri sejenis
O-1 M eningkatnya pengguna internet
T-2 Perubahan trend sosial
O-2 M eningkatnya pelanggan potensial
T-3 Persaingan produk subtitusi O-3 Perkembangan tren batik T-4 Pendatang baru potensial
O-4 Program pariwisata pemerintah
Sumber: Hasil penelitian (2008) Ancaman diurutkan dengan variabel (T) Threat, sedangkan peluang dengan variabel (O) Opportunity.
67 3.5.1.4. Matriks EFAS Berdasarkan
faktor-faktor
eksternal
dapat
diidentifikasikan,
maka
pembobotan matriks EFAS pada Urban Republic sebagai berikut.
Tabel 3.5: M atriks EFAS Urban Republic NO TIPE FAKTOR EKSTERNAL BOBOT RATING B*R 1 T-1 Persaingan indutri sejenis 0.104 1 0.104 2 T-2 Perubahan trend sosial 0.105 2 0.210 3 T-3 Persaingan produk subtitusi 0.075 3 0.225 4 T-4 M unculnya pendatang baru potensial 0.061 1 0.061 Total Threats 0.6 1 O-1 M eningkatnya pengguna internet 0.205 4 0.82 2 O-2 M eningkatnya pelanggan potensial 0.235 4 0.94 3 O-3 Perkembangan tren batik 0.136 4 0.544 4 O-4 Program pariwisata pemerintah 0.071 3 0.213 Total Opportunities 2.517 TOTAL TREATS dan OPPORTUNITIES
3.117
Sumber: Hasil penelitian (2008)
Nilai faktor eksternal didapat dari wawancara terstruktur kepada manajer Urban Republic dalam memberikan bobot dan rating pada faktor eksternal perusahaan. Dalam matriks EFAS ini, data berasal dari hasil penelitian normalisasi bobot faktor eksternal pada Lampiran 2.
3.5.2.
Evaluasi Faktor Internal Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik perusahaan, studi pustaka
dari beberapa buku dan artikel tentang kondisi lingkungan usaha dan kemudian difokuskan pada industri butik batik, maka dapat diperoleh informasi mengenai kelemahan dan kekuatan pada perusahaan
68 3.5.2.1. Evaluasi Kelemahan (Weakness) Faktor-faktor internal berupa kelemahan perusahaan dapat diidentifikasikan sebagai berikut: •
Bentuk promosi yang ditawarkan masih kurang. Kegiatan promosi oleh Urban Republic masih bergantung pada pameranpameran di beberapa pusat perbelanjaan di Jakarta. Kendala pada kegiatan ini adalah ruang tidak cukup dan biaya cukup besar. Tabel 3.6 memperlihatkan jumlah biaya diperlukan dalam menggunakan pameran dan televisi sebagai media promosi.
Tabel 3.6 : Biaya Promosi pada M edia Pameran dan Televisi M EDIA Pameran di Cilandak Town Square Pameran di ITC Ambasador M enyediakan outfit televisi Sumber: Urban Republic (2008)
BIAYA PROM OSI (PER HARI) 40 juta 15 juta 35-50 juta
M elihat besarnya biaya promosi pada perusahaan, maka kegiatan promosi tersebut jarang dilakukan. Hal ini berpengaruh terhadap kebutuhan informasi bagi calon pelanggan.
•
Waktu produksi dipengaruhi oleh pengrajin Waktu produksi pada Urban Republic sedikit banyak dipengaruhi oleh perajin batik. M asalah kedua pada waktu produksi adalah letak perajin jauh dengan perusahaan. Perajin batik pada Urban Republic memiliki domisili di Jawa Tengah. Berdasarkan wawancara dengan pihak perusahaan, waktu
69 kegiatan produksi dipengaruhi oleh tingkat mood setiap perajin batik. M eskipun keterlambatan produksi pernah terjadi, tetapi masalah ini jarang dihadapi oleh perusahaan.
•
Sistem buku tamu. Sistem buku tamu merupakan satu-satunya media pada perusahaan dalam melakukan hubungan dengan pelanggan. Buku tamu pada Urban Republic berisi nama, alamat dan nomer telepon setiap pelanggan saat membeli produk. Buku tamu bagi Urban Repuiblic digunakan sebagai: M engetahui peningkatan pelanggan pada Urban Republic. M elihat kinerja perusahaan dalam produk dan pelayanan pelanggan. M engetahui saran dan keluhan pelanggan. M elakukan pemasaran untuk memberitahukan produk-produk terbaru, pameran dan kegiatan promosi lain pada perusahaan. Perusahaan biasanya menghubungi pelanggan mereka melalui telepon dengan melihat data pelanggan pada buku tamu. Hal ini merupakan kendala bagi perusahaan dalam hal keterbatasan ruang pemasaran dan menciptakan kebutuhan informasi bagi pelanggan. Penggunaan biaya dan SDM juga kurang efisien.
•
Sumber Daya M anusia (SDM ) yang sedikit. Salah satu kelemahan pada perusahaan adalah SDM sedikit. Perusahaan membutuhkan efisiensi dalam menggunakan SDM . Jumlah karyawan bekerja pada Urban Republic adalah 23 orang di bagi pada 3 cabang. Pembagian karyawan dapat dilihat melalui Tabel 3.7.
70 Tabel 3.7: Pembagian Karyawan Urban Republic JUM LAH KARYAWAN BAGIAN Kemang Cipete ITC Fatmawati Pemasaran 4 orang 3 orang 2 orang Produksi 3 orang 3 orang 2 orang Keuangan 2 Orang 2 orang 2 orang Sumber: Urban Republic (2008)
Adanya peningkatan volume penjualan, jumlah pelanggan potensial bertambah, dan perkembangan lain bagi perusahaan. Hal ini dapat menjadi kendala bagi perusahaan.
3.5.2.2. Evaluasi Kekuatan (Strength) Faktor-faktor internal berupa kekuatan perusahaan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
•
Kualitas produk yang baik. Kualitas produk merupakan salah satu faktor penentu daya saing suatu perusahaan.
Beberapa
wawancara
perusahaan
dengan
pelanggan
menggunakan data buku tamu, menghasilkan informasi bahwa kualitas produk pada perusahaan merupakan kualitas baik dengan harga terjangkau. Bahkan beberapa pelanggan telah menjadi pelanggan potensial dengan memilih produk dari Urban Republic untuk setiap kegiatannya. Tabel 3.8 memperlihatkan data penetapan harga setiap bahan dan produk pada Urban Republic.
71 Tabel 3.8: Penetapan Harga tiap Produk JENIS
BAHAN
Baju lengan panjang Katun Baju lengan panjang Sutera Baju lengan pendek Katun Baju lengan pendek Sutera Celana panjang Katun Rok Katun Sepatu Kanvas Tas Rotan Sumber: Urban Republic (2008)
CARA PEM BUATAN Lukis mesin Lukis tangan Lukis mesin Lukis tangan Lukis mesin Lukis mesin Tangan dan M esin Tangan dan mesin
HARGA (DALAM RUPIAH) 100.000–300.000 450.000–1.200.000 75.000–150.000 300.000–700.000 75.000–250.000 75.000–250.000 150.000–450.000 90.000–275.000
Setiap pelanggan melakukan pembelian akan dihubungi oleh perusahaan untuk ditanyakan kualitas dari produk. Hingga saat ini, belum ditemukan keluhan terhadap kualitas produk Urban Republic. Bahkan beberapa pelanggan dapat melakukan pembelian kembali.
•
Koleksi yang beragam dan pemesanan custom. Saat ini Urban Republic memiliki lebih dari 1000 produk dengan motif batik beragam. Koleksi ini mencakup baju, celana, rok, dan tas. Koleksi beragam dapat meningkatkan kenyamanan pelanggan dalam memilih motif sesuai dengan kebutuhannya. Pemesanan custom pada Urban Republic merupakan strategi penjualan dimaksudkan agar pelanggan dapat melakukan permintaan sesuai dengan kebutuhan. Pelanggan dapat memilih bahan, motif atau bahkan memberikan konsep batik sendiri untuk di cetak. Dengan demikian diharapkan perusahaan dapat memberikan kepuasan maksimal bagi pelanggan.
72 Tabel 3.9: Koleksi pada Urban Republic JENIS Baju lengan panjang Baju lengan panjang Baju lengan pendek Baju lengan pendek Celana panjang Rok Sepatu Tas Sumber: Urban Republic (2008)
BAHAN Katun Sutera Katun Sutera Katun Katun Kanvas Rotan
JUM LAH (+/-) 300 120 500 100 150 100 30 50
Tabel 3.9 menjelaskan perkiraan jumlah koleksi setiap jenis produk pada Urban Republic.
•
Lokasi yang strategis Lokasi juga merupakan salah satu faktor keberhasilan proses bisnis suatu usaha. Lokasi di pilih oleh Urban Republic adalah Kemang. Daerah ini merupakan tempat tergolong paling banyak diminati oleh para pengusaha dalam menempatkan lokasi usaha. M enurut M anajer Urban Republic, hal ini dikarenakan beberapa faktor yakni: Wilayah asri menyebabkan banyaknya masyarakat lokal maupun asing memilih Kemang sebagai tempat pemukiman. Lokasi Kemang merupakan tempat peralihan dari daerah perkantoran Segitiga Emas
(Pancoran,
Kuningan,
Sudirman)
dengan
daerah
pemukiman Jakarta Selatan. Tingkat sosial masyarakat Kemang tergolong kelas menengah atas. Banyaknya tempat-tempat bisnis sukses berada di daerah Kemang. Lokasi butik Urban Republic terletak di dekat Restoran Dimsum Festival,
73 Kemang Food Festival dan La CodeFin merupakan beberapa di antara tempat bisnis paling sukses di Kemang.
•
Kinerja pelayanan yang baik. Pelayanan baik merupakan kunci dari sebuah keberhasilan mempertahankan dan menarik pelanggan baru. Untuk mengetahui kinerja pelayanan pada Urban Republic, perusahaan menggunakan buku tamu sebagai sarana komunikasi dengan pelanggan. Hal ini dikarenakan pihak perusahaan selalu memperhatikan karakter setiap karyawannya. Perusahaan selalu mengadakan training mengenai batik sebelum mulai masa kerja, agar karyawan mampu menjelaskan dengan baik kepada setiap calon pelanggan. Perusahaan juga mengutamakan
karyawan
dari
keluarga,
hal
ini
bertujuan
untuk
meningkatkan tanggung jawab terhadap perusahaan.
3.5.2.3. Hasil Evaluasi Faktor Internal Berdasarkan wawancara dengan pihak perusahaan, studi pustaka melalui artikel berkaitan dengan kondisi internal perusahaan dan observasi lapangan maka didapat faktor-faktor internal kelemahan dan kekuatan pada perusahaan. Tabel 3.10: Faktor Kelemahan dan Kekuatan Urban Republic KELEM AHAN W-1 W-2 W-3 W-4
Bentuk promosi yang ditawarkan masih kurang Waktu produksi dipengaruhi oleh pengrajin Sistem buku tamu
Sumber Daya M anusia (SDM ) yang sedikit Sumber: Hasil Penelitian (2008)
KEKUATAN S-1
Kualitas produk yang baik
S-2 S-3
Koleksi yang beragam dan pemesanan custom Lokasi yang strategis
S-4
Kinerja pelayanan yang baik
74 Kelemahan diurutkan dengan variabel (W) Weakness, sedangkan kekuatan diurutkan dengan variabel (S) Strength.
3.5.2.4. Matriks IFAS Berdasarkan identifikasi faktor internal berupa kelemahan dan kekuatan, maka pembobotan matriks IFAS pada Urban Republic adalah sebagai berikut. Tabel 3.11: M atriks IFAS Urban Republic NO TIPE FAKTOR INTERNAL BOBOT RATING B*R 1 W-1 Bentuk promosi yang ditawarkan masih 0.186 1 0.186 kurang 2 W-2 Waktu produksi dipengaruhi oleh 0.036 3 0.108 pengrajin 3 W-3 Sistem buku tamu 0.094 2 0.188 4 W-4 Sumber Daya M anusia (SDM ) yang 0.050 3 0.150 sedikit Total Weaknesses 0.632 1 S-1 Kualitas produk yang baik 0.159 4 0.636 2 S-2 Koleksi yang beragam dan pemesanan 0.130 3 0.390 custom 3 S-3 Lokasi yang strategis 0.141 4 0.564 4 S-4 Kinerja pelayanan yang baik 0.196 4 0.784 Total Strengths 2.374 TOTAL WEAKNESSES DAN STRENGTHS 3.006 Sumber: Hasil Penelitian (2008)
Nilai faktor internal diperoleh melalui wawancara terstruktur pada M anajer Urban Republic dalam memberikan bobot dan rating pada faktor internal perusahaan. Dalam matriks IFAS, data berasal dari hasil penelitian normalisasi bobot faktor internal pada Lampiran 2.
75 3.5.3.
Diagram S WOT Setelah didapat hasil tabel bobot skor dari masing–masing EFAS dan IFAS,
langkah selanjutnya yaitu memasukan angka total bobot skor tersebut ke dalam diagram analisis SWOT. Perhitungan koordinat X dan Y adalah: Titik Y = Total Peluang – Total Ancaman = 2.517 - 0.6
=
1.917
Titik X = Total Kekuatan – Total Kelemahan = 2.374 – 0.632
=
1.742
Berbagai Peluang 1. Mendukung strategi agresi f
3. Mendukung strategi turn around 1,917
Kelemahan Internal
X,Y(0.0)
1,742
4. Mendukung strategi defensi f
Kekuatan Internal 2. Mendukung strategi diversifikasi
Berbagai Ancaman
Sumber: Hasil Penelitian (2008) Gambar 3.3: Diagram SWOT Urban Republic
Dari hasil perhitungan maka ditemukan koordinat X,Y sebesar (1.742; 1.917). Dengan memasukkan koordinat pada diagram SWOT, maka tergambarkan kondisi perusahaan terletak pada kuadran 1. Kuadran 1 dimaksudkan adalah perusahaan dapat menggunakan kekuatan internal untuk mencapai peluang pada eksternal dengan strategi pertumbuhan agresif.
76 3.5.4.
Matriks Internal-Ekternal M atriks Internal Ekternal pada Urban Republic akan menentukan kelayakan
strategi pada kondisi industri perusahaan saat ini. Berdasarkan hasil perhitungan EFAS dengan total Ancaman dan Peluang sebesar 3.117 dan perhitungan IFAS dengan total Kelemahan dan Kekuatan sebesar 3.006. M atriks Internal-Ekternal Urban Republic terletak pada kuadran I dengan usulan strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk) maupun integrasi (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horisontal).
Total IFAS yang dibe ri Bobot
Kuat 4.0
T inggi
Rata-rata 3.0
Lemah 2.0.
1.0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
3.0
Total EFAS yang diberi Bobot
Se dang 2.0
Rendah 1.0
( Sumber: Hasil Penelitian, 2008) Gambar 3.4: M atriks Internal-Eksternal Urban Republic
Strategi integrasi kurang layak dilakukan karena perusahaan masih memiliki pemasok/distributor berkualitas serta lokasi strategis. Strategi intensif layak dilakukan oleh Urban Republic berupa strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk.
77 •
Penetrasi pasar: Penetrasi pasar dapat dilakukan dengan meningkatkan kegiatan promosi baik melalui media cetak dan media elektronik berupa televisi, radio dan internet.
•
Pengembangan pasar: Perusahaan dapat melakukan peningkatan jumlah cabang pada jalur offline atau membentuk situs guna mengembangkan jalur online.
•
Pengembangan produk: Pada lini produk lama perusahaan dapat meningkatkan kualitas produk. Pada lini produk baru perusahaan dapat membentuk jenis produk baru dengan motif batik seperti jaket dan peralatan rumah tangga.
3.5.5. Matriks S WOT M atriks SWOT menunjukan penciptaan strategi tepat pada perusahaan. Dengan mengacu pada diagram SWOT, maka dapat dilihat perusahaan terletak pada kuadran SO (Strenghs Opportunities). Kuadran SO membantu pembentukan strategi dengan menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang ada pada lingkungan eksternal. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dilihat perusahaan dapat menggunakan internet marketing dalam memanfaatkan perkembangan internet dalam meningkatkan pelayanan konsumen, hubungan dengan pelanggan, dan kegiatan promosi perusahaan. Tabel 3.12 memperlihatkan strategi tercipta melalui M atriks SWOT.
78 Tabel 3.12: M atriks SWOT Urban Republic IFAS Strength(S) 1.
EFAS
Kualitas produk yang baik 2. Koleksi yang beragam dan pemesanan custom 3. Lokasi yang strategis 4. Kinerja pelayanan yang baik
Opportunities(O)
Weaknesses(W) 1. Bentuk promosi yang ditawarkan masih kurang 2. Waktu produksi dipengaruhi oleh pengrajin 3. Sistem buku tamu 4. Sumber Daya M anusia (SDM ) yang sedikit (WO) • M eningkatkan kegiatan promosi online (W1,W2,O1,O2,O3,O4) • M enggunakan fasilitas contact us sebagai media pengganti buku tamu (W3,O1,O2) • M emperbanyak pengrajin dan membuka lapangan pekerjaan baru (W2,W4,O3,O4)
(SO) • M embuat website untuk membantu kebutuhan 1. M eningkatnya teknologi infomasi pelanggan informasi (S1,S2,S3,O1,O2,O3,04) internet • M emberi diskon bagi 2. M eningkatnya pelanggan yang pelanggan melakukan promosi potensial mouth-to-mouth 3. Perkembangan (S1,S2,S3,S4,O2,O3,O4) tren batik • M eningkatkan pelayanan 4. Program untuk menarik konsumen pariwisata (S3,S4,O2,O3) pemerintah • M eningkatkan kualitas dan koleksi produk (S1,S2,O2,O3) Threats (T) (ST) (WT) • M eningkatkan kualitas • M eningkatkan kegiatan 1. Persaingan produk tanpa ada promosi pada dunia indutri sejenis kenaikan harga offline melalui kerjasama 2. Perubahan tren (S1,S3,T1,T2,T3,T4) dengan media cetak dan sosial elektronik • M eningkatkan kinerja 3. Persaingan (W1,T1,T2,T3,T4) pelayanan lebih baik dari produk subtitusi pesaing (S4,T1,T2,T3,T4) • M emberikan komisi lebih 4. M unculnya bagi para pengrajin batik • M elakukan kegiatan yang pendatang baru yang memberikan batik memperkenalkan budaya yang potensial berkualitas baik. batik (S1,S3,T2,T3) (W2,T1,T2,T4) • M eningkatkan desain interior lebih baik dari pesaing (S3,T1,T3,T4)
Sumber: Hasil Penelitian (2008)
79 3.5.6. Usulan Pemecahan Masalah Dalam menghadapi permasalahan pada Urban Republic terutama dalam memanfaatkan peluang eksternal dan kekuatan internal melalui strategi intensif agresif, usulan pemecahan masalah adalah melalui perancangan sistem pemasaran dengan menggunakan media internet. Perancangan sistem di pilih adalah perancangan situs sehingga mudah di akses oleh pelanggan perusahaan. Di samping itu dapat menyampaikan informasi secara efektif dan efisien. Karena dapat menekan biaya pengeluaran pada promosi, bermanfaat untuk memperluas jangkauan pemasaran dalam pengembangan pasar, dan peningkatan saluran distribusi pemasaran bagi perusahaan. Penyampaian informasi mengenai produk terbaru dan harga, wadah diskusi bagi para pelanggan perusahaan, informasi mengenai kegiatan perusahaan dan juga fasilitas-fasilitas dalam situs sehingga dapat memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk mencari solusi permasalahan berhubungan dengan perusahaan. Untuk mengetahui fungsi-fungsi pada perancangan situs Urban Republic, maka diperlukan perencanaan strategi e-marketing sehingga dapat memperjelas bagaimana peluang pasar, pasar sasaran, kebutuhan konsumen, program pemasaran, dan kebutuhan sistem pada penerapan strategi e-marketing. Perencanaan strategi emarketing menggunakan kerangka kerja ”Seven Stage of Internet Marketing”. Namun dalam penelitian ini, lebih difokuskan pada tahap ke-1 hingga tahap ke-4 pada kerangka kerja tersebut.
80 3.6. Analisis Perencanaan E-Marketing Seven Stages of Internet Marketing Di dalam sub bab ini akan dijelaskan analisis berkaitan dengan perancangan emarketing pada perusahaan.
Analisis
dan
perancangan e-marketing akan
menggunakan metode seven stages of internet marketing. Dalam bab ini, akan dijelaskan analisis strategi e-marketing bagi perusahaan menggunakan 3 tahap pertama dalam seven stages of internet marketing.
3.6.1. Tahap 1: Membuat Kerangka Peluang Pasar Stage 1: Framing the Market Opportunity. Sebelum melakukan pemasaran melalui internet, hal pertama di lakukan adalah melihat apakah ada peluang pasar pada Urban Republic dapat dikembangkan melalui internet. Berdasarkan hasil analisis Porter dan Analisis SWOT, maka didapatkan kesimpulan bahwa perusahaan dapat mengembangkan pangsa pasarnya menggunakan strategi e-marketing. Untuk menganalisis kebutuhan pemasaran dengan internet pada perusahaan, maka kita perlu menilai enam langkah dan pada akhirnya dapat ditentukan keputusan GO atau NO-GO dalam menggunakan strategi e-marketing. Enam langkah dalam membentuk kerangka peluang pasar adalah: A. M enemukan peluang pada sistem yang telah berjalan atau baru. Setelah melakukan analisis SWOT, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan mampu melakukan strategi agresif dengan menggunakan kekuatan dan peluang pada pasar. Langkah ini untuk mengetahui apakah peluang pada sistem berjalan saat ini dapat dikembangkan melalui sistem baru menggunakan internet. Nilai sistem pemasaran yang berjalan: •
Kegiatan promosi yang terbatas dan biaya tinggi.
81 Kegiatan promosi oleh perusahaan meliputi pengadaan pameran pada pusat perbelanjaan dan memberikan outfit pada media elektronik. Hal ini memiliki kendala pada biaya sehingga berdampak keterbatasan pengadaan kegiatan promosi. •
Kurang memenuhi kebutuhan informasi pelanggan. Pelanggan memperoleh kebutuhan informasi produk dengan cara menelepon atau mengunjungi butik pada jam operasi. Selain itu, pelanggan dapat mengunjungi pameran pada waktu tertentu dan disediakan oleh perusahaan. Hal ini berdampak pada tingkat aksesbilitas pelanggan dalam memenuhi kebutuhan informasinya.
•
Sistem buku tamu yang kurang efisien. Perusahaan menggunakan sarana buku tamu untuk melakukan hubungan dengan pelanggannya. Dengan menggunakan buku tamu, maka perusahaan dapat memberikan informasi mengenai promosi dan produk baru pada perusahaan. Buku tamu juga digunakan untuk mengetahui keluhan pelanggan mengenai produk pada perusahaan. Pembaharuan informasi pada buku tamu dan penyajian informasi secara manual memiliki dampak pada efisiensi penggunaan waktu dan SDM .
Nilai sistem pemasaran yang baru (strategi e-marketing) •
Penyajian informasi yang lengkap dan menyeluruh. Kapasitas penyajian informasi dalam kegiatan promosi online dapat dilakukan lebih besar. Penggunaan biaya juga dapat lebih efisien dengan menggunakan media internet sebagai sarana pemasaran. Hal ini dikarenakan tingkat pengguna internet semakin banyak serta biaya kegiatan promosi lebih
82 kecil daripada kegiatan promosi offline seperti pameran dan kerjasama dengan media elektronik. •
M eningkatnya akses kebutuhan informasi pelanggan. Pelanggan dapat memperoleh informasi perusahaan di mana dan kapan pun. M edia internet tidak memiliki batasan waktu maupun ruang karena dapat dilakukan 24 jam pada setiap tempat akses internet.
•
Pembaharuan dan penyajian informasi yang lebih baik. Pembaharuan informasi dapat dilakukan lebih cepat dan efisien. Dengan mengintegrasikan sarana buku tamu dengan sarana internet, maka perusahaan
dapat
mengirim
e-mail
bagi
pelanggannya
untuk
memberitahukan promosi-promosi di lakukan oleh perusahaan. Penggunaan SDM juga lebih efisien karena tidak membutuhkan waktu lama dalam melakukan pembaharuan informasi. •
M engetahui pengalaman pelanggan lebih menyeluruh. Pelanggan dapat memberikan saran maupun keluhan melalui situs di perusahaan. Dengan demikian, maka perusahaan dapat mengetahui pengalaman pelanggan lebih menyeluruh tanpa perlu menelepon satu per satu pelanggan mereka.
B. M engidentifikasikan kebutuhan yang belum terpenuhi. Proses pemasaran sistem berjalan pada Urban Republic adalah: •
M emasang banner iklan pada butik. Perusahaan memasang banner iklan pada butik dengan tujuan meningkatkan tingkat awareness pelanggan. Hal ini perlu dilakukan untuk mempertahankan tingkat pengetahuan pelanggan, tetapi memiliki kendala pada target promosi memiliki batasan yaitu daerah sekitar.
83 •
M emberikan kartu nama. Perusahaan memberikan kartu nama untuk pada setiap kegiatan pameran maupun pengunjung butik, baik melakukan pembelian maupun tidak. Kendala pada strategi ini adalah keterbatasan ruang pemasaran dan kebutuhan informasi pelanggan.
•
M engadakan pameran di pusat perbelanjaan. Perusahaan biasanya mengadakan pameran di pusat perbelanjaan dengan tujuan meningkatkan tingkat awareness masyarakat dan
penjualan.
Pengadaan pameran jarang dilakukan oleh perusahaan karena biaya dikeluarkan cukup besar. •
M emberikan outfit pada media elektronik. Perusahaan juga bekerja sama dengan para produser acara televisi dalam kegiatan promosinya. Nama perusahaan akan ditampilkan setelah acara televisi selesai. Perusahaan diharuskan mengeluarkan biaya cukup tinggi dan memberikan outfit bagi acara tersebut. Kendala pada strategi ini adalah pengeluaran biaya promosi.
•
Promosi melalui telepon. M elalui sarana buku tamu, perusahaan dapat menghubungi pelanggan untuk memberitahu produk-produk terbaru dan kegiatan promosi yang akan dilakukan perusahaan. Hal ini memiliki kendala dalam penggunaan waktu dan tenaga kerja kurang efisien. Berdasarkan analisis proses pemasaran berjalan saat ini, ditemukan beberapa
kebutuhan belum terpenuhi yakni: •
Urban Republic merupakan perusahaan baru. M aka perusahaan harus mampu meningkatkan tingkat awareness pada masyarakat. Perusahaan belum
84 memiliki situs sebagai wadah dalam memenuhi kebutuhan informasi masyarakat mengenai perusahaan. •
Perusahaan juga belum memiliki wadah sebagai sarana hubungan dengan pelanggannya. Sistem buku tamu kurang efisien akan lebih menyeluruh apabila di dukung oleh situs dengan hanya mengirimkan e-mail mengenai kegiatan promosi. Wadah bagi para pelanggan dalam memberikan keluhan atau kepuasan produk juga belum maksimal. Dengan adanya situs, maka pelanggan dapat memberikan pendapat melalui testimonial sehingga masyarakat lain dapat mengetahui kualitas produk perusahaan.
•
Tingkat pengeluaran dibutuhkan perusahaan pada pemasaran saat ini cukup besar. Dengan adanya internet maka perusahaan dapat mengurangi biaya promosi dengan cakupan pasar lebih luas.
C. M engidentifikasi segmentasi dan target pasar. Variabel perusahaan dalam menentukan segmentasi pasar adalah: •
Geografi: Domisili. Skala: Jakarta dan Luar Jakarta.
•
Demografi: Umur, tingkat pendapatan. Skala: (<18, 18-40, >40) ; (<2juta, 2-7juta, >8juta).
•
Perilaku: Kegunaan Produk. Skala: Kegiatan Formal, Bekerja/kuliah, Sehari-hari.
Dalam mengidentifikasi segmentasi pasar pada Urban Republic, maka disebarkan kuesioner pada tanggal 24 Oktober – 7 November 2008. Penyebaran kuesioner di bantu oleh pihak perusahaan. Dari 50 lembar diberikan, dikembalikan sebanyak 47 lembar dan memperlihatkan hasil kuesioner berupa
85 data pasar sasaran pelanggan pada perusahaan. Hasil kuesioner dilampirkan pada Lampiran 3.
Tabel 3.13: Segmentasi dan Target Pasar Pelanggan Urban Republic
Demografi dan Perilaku Umur < 18
Geografi Jakarta Luar Jakarta
18-40 >40 Pendapatan (perbulan)
<2juta 2-7juta >8juta
Kegunaan produk
Undangan Formal Kerja/Kuliah Sehari-hari
Sumber: Urban Republic (2008) Keterangan: High Priority
Low Priority
Berdasarkan hasil kuesioner pada Tabel 3.13, maka dapat disimpulkan penetapan segmentasi perusahaan seimbang dengan hasil kuesioner. Warna hitam merupakan prioritas utama target pasar pada Urban Republic. Sedangkan warna abu-abu merupakan target pasar dengan prioritas rendah. Penjelasannya adalah: •
Wilayah Jakarta merupakan prioritas utama target pasar Urban Republic. Hal ini dikarenakan lokasi Urban Republic terletak di tengah-tengah Jakarta.
86 •
Prioritas utama pada target pasar Urban Republic adalah umur 18 hingga 40 tahun, pendapatan menengah ke atas dan kegunaan produk berupa kegiatan sehari-hari, kerja, maupun kuliah.
Penetapan posisi pasar pada Urban Republic adalah: •
M enjadi butik yang menjual batik modern dan berkualitas.
•
Pelayanan yang selalu mengutamakan pelanggan.
•
M enjadi pelopor utama dalam meningkatkan budaya batik pada kalangan muda.
D. M enilai kebutuhan sumber daya dalam melakukan penawaran. Dalam mengidentifikasikan sumber daya dimiliki oleh perusahaan dan menjadikannya menjadi sebuah keuntungan, maka penilaian sumber daya pada perusahaan dibagi menjadi 3 yakni: •
Customer-Facing. Kemampuan perusahaan berhubungan langsung kepada pelanggan adalah: Berdasarkan data buku tamu mengenai kinerja pelayanan yang telah dilakukan,
perusahaan
memiliki
kinerja
pelayanan
baik
bagi
pelanggannya. Perusahaan juga menjelaskan lebih memprioritaskan karyawan
berupa orang-orang dekat
dengan
keluarga.
Hal ini
dimaksudkan agar karyawan dapat lebih bertanggungjawab dan memiliki kinerja lebh baik. Perusahaan juga memilih merk dengan nama “Urban Republic” dimaksudkan agar nama mudah melekat dan diingat oleh masyarakat. M enurut manajemen perusahaan, nama “Urban Republic” diambil dari kata “Urban” yakni masyarakat perkotaan, dan “Republic” mencirikan persatuan bangsa Indonesia.
87 •
Internal. Kekuatan sumber daya internal pada perusahaan adalah: Perusahaan mengadakan training khusus mengenai seluk beluk batik kepada setiap karyawannya. Hal ini dimaksudkan agar setiap karyawan mengerti dengan baik mengenai produk akan dijual. Berdasarkan analisis SWOT, perusahaan juga memiliki kualitas produk baik serta koleksi produk beragam. Hal ini mampu menciptakan daya saing kuat pada pasar.
•
Upstream. Hubungan perusahaan dengan supplier adalah: Perusahaan memiliki hubungan semakin erat pada pengrajin. Hal ini dikarenakan perusahaan selalu
memberikan komisi tepat waktu.
Sehingga dapat meningkatkan kinerja perajin batik. Keterlambatan produksi pernah
terjadi.
Tetapi
seiring dengan
waktu,
maka
permasalahan tersebut saat ini dapat terselesaikan. Perusahaan juga selalu membayar pemasok bahan tepat waktu. Dengan demikian, maka hubungan antara perusahaan dengan pemasok menjadi lebih baik. E. M enilai daya tarik peluang berkompetisi, teknologi dan kondisi finansial. Daya tarik peluang kompetisi, teknologi dan kondisi finansial pada Urban Republic adalah: •
Dari segi peluang kompetisi. Berdasarkan Analisis Lima Kekuatan Persaingan Porter sebelumnya, industri pada perusahaan belum mengalami masa jenuh dan dapat dikembangkan.
88
Indirect Competitor Butik-butik yang menjual barang selain batik
Direct Competitor Urban Roemah Republic Batik Apsara Batik
Allure Bali Batik Kiosk Batik
P usat perbelanjaan P ercetakan sablon Baju
Sumber: Hasil Penelitian (2008) Gambar 3.5: Peta Persaingan Langsung dan Tidak Langsung Urban Republic
Pesaing langsung dan tak langsung bagi perusahaan adalah: Pesaing langsung yakni perusahaan memiliki kriteria produk dan segmentasi sama. Perusahaan menjelaskan memiliki 2 kompetitor paling dekat dengan perusahaan yakni Roemah Batik dan Allure Batik. Perusahaan juga menemukan ancaman pada perusahaan baru potensial yakni Apsara Batik, Ali Durachman Batik, Kiosk Batik dan Bali Batik Pesaing tidak langsung yakni perusahaan memiliki barang subtitusi selain batik dan perusahaan memiliki segmentasi berbeda dengan perusahaan. Untuk perusahaan barang subtitusi perusahaan melihat ancaman datang dari butik- butik selain batik seperti Debut Pret a Porter, Nanonine, Endorse, dan Elevate. Pesaing tidak langsung juga datang dari pusat perbelanjaan di Jakarta, pasar tradisional dan percetakan sablon baju.
89 •
Dari segi teknologi. Teknologi pada Urban Republic dalam kegiatan operasionalnya belum maksimal. Hal ini dikarenakan sistem pendataan masih bersifat manual. Jumlah komputer digunakan di setiap cabang sebanyak satu buah hanya digunakan sebagai pencatatan transaksi keuangan menggunakan M icrosoft Excel.
•
Dari segi keuangan. Berdasarkan wawancara dengan pihak perusahaan, kondisi keuangan perusahaan berada pada tahap baik. Apabila dilihat dengan adanya peningkatan
pelanggan
potensial,
maka berdampak
langsung
pada
peningkatan laba perusahaan tiap tahunnya. F. M enentukan keputusan GO atau NO-GO. Hasil keputusan penilaian Go ata NO-GO pada perusahaan adalah:
Positif
Netral
Negatif
Competitif vunerability
Magnitude of Unmet Need
Technology vunerability
Interaction segment
Sumber: Hasil Penelitian (2008) Gambar 3.6: Keputusan GO atau NO-GO
Rate of growth
Market Size
Profit Level
90 Kriteria keputusan GO atau NO-GO pada perusahaan adalah: Tabel 3.14: Kriteria keputusan GO atau NO-GO FAKTOR
PENJELASAN
Competitif vunerability (Kemampuan bersaing)
Penggunaan internet akan meningkatkan daya saing perusahaan terlebih dengan adanya penggunaan strategi ini oleh pesaing Magnitude of unmet need Dengan adanya penggunaan (kebutuhan yang belum internet maka dapat terpenuhi) ditingkatkannya kebutuhan informasi pelanggan tanpa ada batasan waktu dan tempat Technology vulnerability Teknologi yang digunakan oleh (Kemampuan teknologi) Urban Republic sangat minimum. Terutama dalam hal pemasaran. Perusahaan masih mengandalkan proses manual. Hal ini mengharuskan perusahaan harus bekerja lebih baik dalam mengejar ketertinggalan dengan pesaing Interaction between segment Interaksi antara segmen sangat (Interaksi dalam segmen) baik sehingga dapat fokus dalam menentukan target pasar Likely rate of growth M elalui analisis SWOT, (Kecenderungan perusahaan berada pada kuadran pertumbuhan) SO. Hal ini dimaksudkan bahwa kondisi perusahaan baik untuk berkembang selama perusahaan dapat menggunakannya dengan maksimal Market size Ukuran pasar antara Urban (Ukuran pasar) Republic dengan pesaingnya relatif sama. Ukuran pasar ditentukan oleh daya saing setiap perusahaan Level of profitability Berdasarkan analisis sebelumnya, (Tingkat keuntungan) dengan menggunakan internet, perusahaan mampu meningkatkan tingkat keuntungan Sumber: Hasil Penelitian (2008)
PARAM ETER Positif
Positif
Netral
Positif
Positif
Netral
Positif
Berdasarkan Gambar 3.6 dan Tabel 3.14, dapat dilihat terdapat 5 faktor positif dalam menerapkan strategi e-marketing dan dua faktor netral. Dengan demikian Urban Republic dapat mengambil keputusan dengan GO E-MARKETING.
91 3.6.2. Tahap 2: Menyusun strategi pemasaran Stage 2: Formulating the Market Strategy. Berdasarkan Analisis Porter, Analisis M atriks SWOT dan hasil kerangka peluang pasar menyatakan bahwa perusahaan dapat mengembangkan pemasarannya dengan e-marketing, maka tahap selanjutnya adalah menyusun strategi e-marketing. Strategi pemasaran baru ditentukan dengan
mengidentifikasi skenario terjadi pada
segmentasi, target, dan posisi perusahaan setelah menggunakan internet dalam pemasaran.
3.6.2.1. Segmentasi Pasar Berdasarkan wawancara dengan manajer Urban Republic, karakteristik segmentasi baru tidak perlu mengalami perubahan, tetapi dengan menggunakan internet diharapkan akan terjadi perubahan ukuran segmentasi pasar. M aka skenario di pakai pada Brick dan M ortar adalah Market Expansion.
Changes in Segmentation Characteristic due to Internet NO
YES Changes in Size of Market Segment
NO
YES
Market Expansion
Reclassified Expansion
No Change
Market Reclassification
Sumber: Hasil Penelitian (2008) Gambar 3.7: Brick And Mortar Segmentation Scenarios
92 Dengan sistem pemasaran online akan diterapkan, Urban Republic diharapkan mampu memperluas jangkauan pemasaran karena internet tidak mengenal batasan waktu dan tempat. M eskipun demikian diharapkan target pasar tidak mengalami perubahan karena karakteristik segmen pelanggan strategi emarketing sama. Tabel 3.15: Perubahan Segmentasi M enggunakan Internet Geografi Jakarta Luar Jakarta
Demografi dan Perilaku Umur < 18 18-40 >40 Pendapatan (perbulan) <2juta 2-7juta >8juta Kegunaan produk
Undangan Formal Kerja/Kuliah Sehari-hari
Sumber: Hasil Penelitian (2008) Keterangan: High Priority
Medium Priority (dapat
dicapai dengan Internet)
Low Priority
Dengan menggunakan internet, maka segmentasi geografi perusahaan sebelumnya menjadi berubah yakni pada Low Priority menjadi Medium Priority dan terjadi perluasan pasar High Priority. Hal ini dikarenakan internet tidak memiliki batasan lokasi, umur pengakses, dan waktu selama konsumen sedang online.
93 Variabel segmen demografi berupa pendapatan di bawah 2 juta rupiah tetap berada pada Low Priority karena internet tidak dapat mengurangi penetapan harga produk.
3.6.2.2. Target Pasar Untuk menentukan target pasar baru, Urban Republic memilih menargetkan semua jenis karakteristik segmen dan seluruh konsumen lama. Sehingga skenario pada Brick dan M ortar adalah Blanket Targeting.
Customer Similarity Same Customer
Entire Segment Focus on effort Portion of a Segment
Different Customer
Blanket Targeting
New Opportunity Targeting
Beachhead Targeting
Bleed-Over Targeting
(Sumber: Hasil Penelitian, 2008) Gambar 3.8: Brick And Mortar Targeting Scenarios Blanket Targetting dimaksudkan agar lebih fokus dalam mengembangkan pasar sasaran online sesuai sasaran offline.
3.6.2.3. Posisi Pasar Penempatan posisi baru pada Urban Republic sangat berkaitan dengan penempatan target pasarnya, yaitu Blanket Positioning. Perusahaan tetap menggunakan strategi pemasaran sama, ditambah dengan adanya nilai lebih pada
94 kenyamanan bagi pelanggan melalui kemudahan memperoleh informasi produk dan kemudahan akses melalui internet.
Customer Similarity Same Customer
Blanket Positioning Entire Segment
o
o Focus on effort
Different Customer
New Opportunity Positioning
Menggunakan seluruh strategi positioning saat offline Menyediakan situs yang yang nyaman dan mudah diakses
Beachhead Positioning
Bleed-Over Positioning
Portion of a Segment
(Sumber: Hasil Penelitian, 2008) Gambar 3.9: Brick And Mortar Positioning Scenarios
Berdasarkan skenario Brick dan M ortar dalam segmentasi, target serta posisi pasar baru pada Urban Republic, maka dapat ditentukan bahwa perusahaan akan tetap menggunakan seluruh strategi pemasaran offline dengan dukungan strategi pemasaran online berupa situs untuk memperluas pasar.
95 3.6.3. Tahap 3: Mendesain Pengalaman Konsumen Stage 3: Designing Customer Experience Berdasarkan hasil kuesioner
mengenai kebutuhan pelanggan,
maka
perusahaan memperoleh data mengenai kebutuhan pelanggan dalam penerapan strategi e-marketing pada Urban Republic. Data juga memperlihatkan kebutuhan konsumen pada tiap tahap pengalaman konsumen. Hasil kuesioner mengenai kebutuhan konsumen terdapat pada Lampiran 3. Tabel 3.16 : Desain Pengalaman Konsumen
TAHAP PENGALAMAN
Functionality
KEBUTUHAN KONSUM EN o Kemudahan dan penggunaan navigasi o Keindahan desain o Kecepatan akses o Kepercayaan o Komunikasi o Konsistensi perusahaan
Intimacy
Evangelism
o M emberikan pendapat o M enjadi komunitas pada perusahaan
STRATEGI DALAM EMARKETING o Informasi dibagi menjadi beberapa kategori o Penggunaan warna dan multimedia yang menarik tetapi tidak berlebihan o Verifikasi link secara berkala o M enyediakan menu F.A.Q o M enyediakan menu News dan Event sebagai sarana informasi o M enyediakan menu Contact Us untuk mempermudah konsumen dalam mencapai perusahaan o M empertahankan kualitas produk o M enyediakan menu Testimonial sebagai wadah pendapat dan kebutuhan lain o M embentuk grup komunitas pada situs social networking yang dihubungkan dengan situs perusahaan
Sumber: Hasil Penelitian (2008)
Tabel ini memperlihatkan beberapa strategi dapat diterapkan perusahan dalam memenuhi kebutuhan konsumennya pada tiap tahap pengalaman yang dibagi menjadi tiga tahap yakni Fuctionality, Intimacy dan Evangelism.