BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN
3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Mutiara Hitam Pertiwi bergerak dalam bidang usaha tempat-tempat peristirahatan serta menjalankan usaha-usaha dalam bidang perhotelan dan usahausaha lain yang berhubungan dengan usaha perhotelan. Perusahaan ini berdiri mulai tahun 1988 namun baru memulai usaha pada tahun 1991 yang ditandai dengan acara soft opening sebagai peresmian dari Mutiara Carita Cottages oleh Dirjen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi saat itu, Bapak Joop Ave. PT. Mutiara Hitam Pertiwi didirikan berdasarkan akta notaris koesbiono Sarmanhudi S.H. No. 93 tanggal 26 Mei 1988. Akta pendirian perusahaan mendapatkan pengesahan dengan surat keputusan Menteri Kehakiman RI No.528437.HT.01.01.Th 1988 tanggal 10 September 1988. Saat ini perusahaan terdaftar sebagai wajib pajak dengan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Nomor 1.329.206.5-022
dan memiki SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) Nomor
7877/4139-P/09-01/PB/VIII/94. PT. Mutiara Hitam Pertiwi memiliki kantor pusat di Jakarta dengan alamat Plaza Golden (Golden Truly) Blok G-2 Jl. R.S. Fatmawati No. 15, Jakarta Selatan. Sedangkan untuk Mutiara Carita Cottages berlokasi tepat di tepi pantai Carita dengan alamat Jl. Raya Carita – Labuan KM. 7, Kabupaten Pandeglang - Banten. Mutiara Carita Cottages sendiri saat ini masuk dalam kategori hotel bintang 3 yang memiliki 117 kamar yang tersebar dalam 35 unit cottage dan 24 unit Suite
51 Room Hotel. Fasilitas dimiliki oleh Mutiara Carita Cottages antara lain Banquet and Meeting Room, Swimming Pool & Water Park, Restaurant & Bar, Jet Sky & Banana Boat, dan masih banyak lagi fasilitas lain seperti karaoke, lapangan futsal, tempat pemancingan dan lain-lain. Pengunjung juga akan dimanjakan dengan pemandangan laut yang langsung menghadap ke gunung Anak Krakatau. 3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi
: The Best Resort in Banten
Misi
: Memberikan kepuasaan kepada pelanggan, karyawan, dan pemegang saham
Nilai yang dimiliki : -
Jujur
-
Tanggung Jawab
-
Visioner
-
Disiplin
-
Kerja Sama
-
Adil dan Peduli
52 3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Mutiara Carita Cottages Sumber : Manajer Keuangan Mutiara Carita Cottages, Tahun 2010 3.1.4 Tugas dan Tanggung Jawab a) Direktur Tugas dan wewenang dari Direktur antara lain : -
Pengambilan kebijakan dalam perusahaan
-
Penentu tujuan dari perusahaan
-
Menerima laporan berkala mengenai seluruh kegiatan perusahaan beserta neraca keuangan perusahaan.
-
Mengangkat, memberhentikan dan memindahkan pegawai perusahaan.
-
Menandatangani ikatan hukum dengan pihak lain.
b) Sales & Marketing Division Tugas dan wewenang dari Sales & Marketing Division antara lain : -
Menyiapkan rencana pemasaran jangka pendek.
-
Meningkatkan hubungan baik dengan para pelanggan.
53 -
Membuat rincian dari paket-paket baru yang akan dikeluarkan perusahaan.
-
Mengajukan proposal-proposal paket menginap kepada pelanggan group
c) Finance and Accounting Division Tugas dan wewenang dari Finance and Accounting Division antara lain : -
Membuat rencana pembiayaan untuk operasional perusahaan.
-
Menerima laporan mengenai arus kas keungan perusahaan.
-
Menekan segala macam pengeluaran yang telah disesuaikan dengan skala prioritasnya.
d) HRD & GA Division Tugas dan wewenang dari HRD & GA Division antara lain : -
Memberikan pembinaan kepada setiap karyawan perusahaan.
-
Mengadakan training berkala untuk kemajuan karyawan.
-
Membuat laporan terhadap kinerja setiap karyawan secara umum.
e) Resident Division 1. Mechanical and Engineering Tugas dan wewenang dari Mechanical an Engineering antara lain : -
Bertanggung
jawab
atas
pemeliharaan
dan
perawatan
peralatan
serta
perlengkapan yang dimiliki oleh Mutiara Carita Cottages. -
Mengatur aktivitas pemeliharaan rutin dari setiap peralatan milik Mutiara Carita Cottages.
-
Menyusun pembiayaan untuk pemeliharaan peralatan dan perlengkapan Mutiara Carita Cottages.
54 2. Security Tugas dan wewenang dari Security antara lain : -
Melakukan pengorganisasian dan pengawasan terhadap lingkungan Mutiara Carita Cottages dari segala tindakan yang bersifat merugikan dan mengganggu keamanan Mutiara Carita Cottages.
-
Menegakkan tata tertib yang berlaku di Mutiara Carita Cottages.
3. Exc House Keeping Tugas dan wewenang dari Exc House Keeping antara lain : -
Bertanggung jawab atas kebersihan dari Mutiara Carita Cottages secara keseluruhan.
-
Mempersiapkan dengan baik cottages dan fasilitasnya yang akan digunakan oleh para pelanggan.
4. Front Office Tugas dan wewenang dari Front Office antara lain : -
Bertanggung jawab langsung untuk penerimaan tamu yang datang ke Mutiara Carita Cottages.
-
Memberikan laporan mengenai situasi tamu dan kondisi dari Mutiara Carita Cottages.
5. Restaurant Tugas dan wewenang dari Restaurant antara lain : -
Membuat perencanaan menu yang sesuai dengan tema yang akan digelar.
-
Menyiapkan setiap makanan yang akan disajikan kepada pelanggan dari Mutiara Carita Cottages.
-
Menjaga kelengkapan bahan baku untuk makanan dan minuman.
55 3.1.5 Tipe dan Harga Sewa Kamar Tabel 3.1 Tipe dan Harga Kamar View
Week Days
Week Ends
(Sunday – Thursday)
(Friday – Saturday)
-
Beach Front Sea View / Pool Side Garden View
Rp 2.100.000 ++ Rp 1.850.000 ++
Rp 2.650.000 ++ Rp 2.400.000 ++
Rp 3.000.000 ++ Rp 2.750.000 ++
Rp 1.600.000 ++
Rp 2.200.000 ++
Rp 2.500.000 ++
Rp 1.550.000 ++ Rp 1.400.000 ++
Rp 2.000.000 ++ Rp 1.800.000 ++
Rp 2.250.000 ++ Rp 2.050.000 ++
-
Beach Front Sea View / Pool Side Garden View
Rp 1.200.000 ++
Rp 1.650.000 ++
Rp 1.900.000 ++
Cottage Type C (2 Rooms)
-
Pool Side Garden View
Rp 900.000 ++ Rp 800.000 ++
Rp 1.200.000 ++ Rp 1.100.000 ++
Rp 1.400.000 ++ Rp 1.250.000 ++
Suite Room Hotel
-
Rp 450.000 ++
Rp 600.000 ++
Rp 700.000 ++
Type Cottage Type A (4 Rooms)
Cottage Type B (3 Rooms)
-
Garden View
Sumber : Manajer Keuangan Mutiara Carita Cottages, Tahun 2010 3.1.6 Fasilitas a. Fasilitas Cottages : -
Living Room & Dining Room
-
Bar Counter
-
Utensils & Referigerator
-
Hot / Cold Water Shower
-
Air Conditioned Room
-
Satelite TV
-
Private Barberque
b. Fasilitas di Luar Cottages : -
Banquet & Meeting Room
-
Swimming Pool & Water Park
-
Tennis Court & Volley Beach
High Season
56 -
Futsal
-
Billiard & Table Tennis
-
Childern Playground
-
Restaurant & Bar
-
Jetty & Fishing Area
-
Karaoke
-
Jet Sky & Banana Boat
-
Bicycle
-
Dart
57 3.2 Gambaran Sistem Berjalan
Gambar 3.2 : Proses bisnis sistem yang berjalan untuk aktivitas pemasaran dan reservasi
Gambar diatas menggambarkan proses bisnis pada aktivitas pemasaran dan reservasi pada Mutiara Carita Cottages yaitu sebagai berikut (1)proses promosi dilakukan oleh sales dengan menyebarkan brosur kepada pelanggan individu. (2) Pelanggan individu juga dapat mencari informasi tentang Mutiara Carita Cottages dan fasilitas yang dimiliki pada website http://www.mutiara-carita.com. (3)Selain itu, para pelanggan individu dapat menanyakan langsung mengenai Mutiara Carita
58 Cottages kepada sales admin. (4)Proses reservasi untuk pelanggan individu dilakukan melalui telepon dan akan dicatat oleh sales admin. Selanjutnya sales admin menyiapkan form reservasi. (5)Pembayaran akan dilayani oleh sales admin. (6)Selanjutnya, sales admin akan membuatkan kwitansi yang akan diberikan kepada pelanggan individu. (7)Untuk check-in, pelanggan individu hanya cukup memberikan kwitansi kepada front office hotel. (8)Komentar dan saran dapat disampaikan kepada sales admin, dan (9)akan diteruskan kepada manajer sales agar bisa diambil tindakan korektif. (10)Untuk pelanggan group biasanya memerlukan prosedur yang lebih resmi, sehingga pemasaran dilakukan dengan cara memberikan proposal paket wisata. (11)Jika pelanggan group menerima proposal yang diajukan oleh sales, maka sales akan membuatkan detail susunan acara yang akan diberikan kepada pihak group. (12)Karena jumlah yang harus dibayar biasanya cukup besar, pembayaran dilakukan dengan cara transfer ke rekening Mutiara Carita Cottages. (13)Bukti transfer tersebut akan diberikan kepada sales admin, (14)dan akan langsung dibuatkan kwitansi pembayarannya. (15)Jika proses pembayaran telah selesai, sales akan berkoordinasi dengan front office untuk menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan sesuai dengan detail susunan acara yang dikirimkan. (16)Saat acara sudah selesai, pelanggan group akan diminta memberikan komentar dan saran oleh pihak sales, dan (17)akan di follow up kepada manager agar bisa diambil tindakan korektif. (18 & 19)Laporan pendapatan perusahaan akan diberikan kepada manajer sales dan manajer keuangan oleh sales admin.
59 3.3 Analisis Perumusan Strategi Ada tiga tahapan yang digunakan dalam kerangka dalam pengambilan keputusan, yakni tahap input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Dalam tahap input, dilakukan pengumpulan informasi dasar yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Dari informasi-informasi tersebut, akan dimunculkan alternatif-alternatif strategi yang disebut dengan tahap pencocokan. Sedangkan dalam tahap keputusan akan dievaluasi strategi-strategi alternatif yang ada pada tahap pencocokan. Dengan demikian, diharapkan dapat memunculkan strategi pilihan yang cocok dengan perusahaan. Cara yang dilakukan dalam mengumpulkan data yang berhubungan langsung masalah yang diteliti yaitu dengan melakukan wawancara dengan tim strategis perusahaan yang terdiri dari Direktur, Manajer Keuangan, dan Manajer Marketing. Dari data yang telah dikumpulkan, maka akan ditentukan 5 faktor terbaik dari masing-masing faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. 3.3.1
Analisis Faktor Eksternal a. Faktor Politik, Hukum, dan Pemerintah Tingginya tingkat pariwisata di suatu daerah tentu akan menghasilkan keuntungan dapat diperoleh, namun hal ini tentunya tidak luput dari kesiapan dari pemerintah daerahnya. Banten dalam upaya mengembangkan daerahnya menjadi salah satu daerah pariwisata dalam 5 tahun ini telah membuat berapa kebijakan pemerintah
yang
mendukung
pengembangan
pariwisata
yaitu;
promosi,
peningkatan mutu pelayanan dan produk wisata, pengembangan kawasan-kawasan pariwisata dan produk-produk baru terutama di wilayah Selatan Banten (Kab.
60 Pandeglang dan Lebak) dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang kepariwisataan serta kampaye lokal yang berkesinambungan..Hal ini tentunya tertuang dalam Perda No. 9 Tahun 2005 Tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Provinsi Banten (web2) dan Ingub No. 1 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten(web3). Dalam kebijakan tersebut juga disebutkan bahwa pengembangan yang dilakukan tidak hanya dalam bentuk infrastruktur tapi juga dalam pengembangan sumber daya manusia dengan menambah sarana pendidikan formal maupun non-formal. Hasil dari Rapat Paripurna DPR-RI yang mengesahkan RUU Provinsi Banten kedalam Undang-Undang No.23 tahun 2000 tentang pembentukan Provinsi Banten sebagai Provinsi ke-30 (web4), tentunya membuat Banten semakin mampu, secara otonomi, memberikan prioritas kepada sektor pariwisata dan segala sektor pendukungnya
untuk
semakin
berkembang.
Undang-undang
tersebut
memposisikan Banten sebagai pintu gerbang Pulau Jawa dan Sumatera. Otonomi ini juga menjadikan Banten berhak membuat kebijakan untuk menentukan Upah Minimum Provinsi(UMP). Namun kadang kala kenaikan UMP yang merupakan salah satu bagian dari biaya operasional tidak dibarengi dengan kenaikan tarif hotel. b. Faktor Ekonomi Keadaan ekonomi tentunya sangat berpengaruh kepada Mutiara Carita Cottages. Hal ini tentunya terlihat dari jumlah pengeluaran para wisatawan secara keseluruhan maupun jumlah pengeluaran untuk hotel dan penginapan. Hasil survei dilakukan Dinas
61 Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten dalam Neraca Satelit Pariwisata Daerah 2009 menyatakan bahwa pada tahun 2008 jumlah pengeluaran wisatawan lokal secara keseluruhan adalah 4,129 triliyun rupiah dan pada tahun 2009 sekitar 4,950 triliyun rupiah. Sedangkan jumlah pengeluaran untuk hotel dan penginapan dari wisatawan lokal pada tahu 2008 adalah 161,171 miliar rupiah dan pada tahun 2009 adalah 193 ,237 miliar rupiah. Untuk wisatawan mancanegara pada tahun 2008 melakukan pengeluaran total sebesar 530,922 miliar rupiah dimana sebesar 36,228 miliar rupiah pada sektor hotel sedangkan pada tahun 2009 total pengeluaran wisatawan mancanegara adalah sebesar 708,547 miliar rupiah dan untuk hotel menerima sebesar 48,348 miliar rupiah. c. Faktor Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan Wilayah provinsi Banten memang pantas dijadikan sebagi pusat wisata. Berdasarkan PERDA No. 9 tahun 2005, telah teridentifikasi keberadaan 204 Objek dan daya Tarik Wisata (ODTW) yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi Banten, yang terdiri dari objek wisata kategori alam (84 objek), objek wisata kategori sejarah dan budaya (34 objek),objek wisata kategori buatan (24 objek), objek wisata kategori living culture (9 objek), dan objek wisata kategori atraksi kesenian (48 objek). Objek tersebut berpotensi untuk ditawarkan kepada sasaran pasar potensial termasuk objek-objek yang telah diunggulkan. Hasil survei dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten dalam Neraca Satelit Pariwisata Daerah 2009 menyatakan bahwa lebih dari 50% wisatawan lokal maupun mancanegara lebih memilih melakukan wisata bahari.Pantai-pantai yang menjadi favorit adalah Anyer dan Carita. Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten, kawasan Anyer tetap menjadi primadona pariwisata di
62 Banten. Hal ini terindikasi dengan banyaknya jumlah objek wisata yang diminati oleh wisatawan khusunya wisatawan lokal yakni sebesar 28,31% . Adanya kebutuhan wisata bagi setiap orang dapat menjadi peluang bagi perusahaan. Hal ini tentunya terkait dengan tingkat stres masyarakat yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil penilitian terhadap pasien di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) se-Jakarta pada 2007, sebanyak 1,4 juta jiwa warga mengalami stres atau satu dari empat warga mengidap stres (web5). Di provinsi Banten sendiri pertumbuhan wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal yang selalu meningkat. Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten dalam Neraca Satelit Pariwisata Daerah 2009, untuk wisatawan mancanegara pada tahun pada tahun 2008 berjumlah 109.471 orang, dan pada tahun 2009 berjumlah 117.134 orang. Sedangkan untuk wisatawan lokal pada tahun 2008 mencapai 2,878 juta orang dan pada tahun 2009 mencapai 3,022 juta orang. Potensi wisata yang sangat tinggi di provinsi Banten sayangnya tidak diikuti dengan potensi sumber daya manusia yang ada di wilayah tersebut. Walaupun menurut survei Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten pada 2008 dalam Neraca Satelit Pariwisata Daerah 2009, terjadi peningkatan sebesar 1,34 % untuk jumlah tenaga kerja yang bekerja pada hotel yakni sebanyak 4.377 orang , namun hanya 18,16% saja yang merupakan tenaga kerja kejuruan dan sisanya adalah tenaga kerja non kejuruan. d. Faktor Teknologi Kemajuan teknologi saat ini tentu memberikan peluang yang sangat baik bagi perusahaan khusunya yang bergelut dalam bidang pariwisata. Dengan calon
63 pelanggan yang tersebar hampir diseluruh pelosok dunia, temasuk wisatawan mancanegara, cara paling baik untuk memperoleh informasi tentang Mutiara Carita Cottages yakni melalui internet. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), pengguna internet pada tahun 2010 di Indonesia saja sudah mencapai 45 juta pengguna (web6). Hal ini tentunya semakin didukung dengan hasil survei pariwisata yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten terhadap wisatawan mancanegara (turis asing) dalam Neraca Satelit Pariwisata Daerah 2009 membuktikan, bahwa sumber utama informasi tentang daerah (negara) yang akan mereka kunjungi justru diperoleh melalui internet sebesar 22,41% sedangkan sebanyak 12,43% wisatawan lokal telah menggunakan internet untuk memperoleh informasi pariwisata. e. Faktor Kompetitif Berdasarkan data dari dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten dalam Neraca Satelit Pariwisata Daerah 2009, terdapat 226 hotel dan penginapan. Jumlah ini didominasi oleh kabupaten pandeglang yang memiliki 72 hotel dan kabupaten serang dengan 64 hotel. Banyaknya jumlah hotel di wilayah Banten khusunya untuk kabupaten pandeglang dan kabupaten serang menunjukan bahwa industri perhotelan dan penginapan adalah industri yang sangat menjajikan mengingat wilayah ini adalah wilayah pariwisata. Hal ini tentu saja menjadi ancaman serius bagi Mutiara Carita Cottages. Beberapa pesaing dari Mutiara Carita Cottages antara lain : - Mambruk Hotel merupakan salah satu hotel dengan pengunjung wisatawan mancanegara terbanyak diwilayah anyer. Lokasi Mambruk Hotel tepat berada
64 dibawah menara bojong yang menjadi simbol dari kawasan wisata Anyer. Selain itu, Mambruk Hotel merupakan hotel dengan jarak tempuh paling pendek dari Jakarta. Mambruk Hotel memiliki suasana hotel konvensional yang mirip dengan Mutiara Carita Cottages. - Carita Bay Resort atau dulu lebih dikenal dengan Lippo Carita adalah hotel dengan bentuk kondominium yang sangat panjang. Panjang dari Carita Bay Resort mencapai satu kilometer. Pantai di Carita Bay Resort sama dengan Mutiara Carita Cottage yakni pantai dengan pemandangan terumbu karang. Tapi pantai dari kedua penginapan ini tidak bisa digunakan untuk berenang. 3.3.1.1 Peluang (Opportunities) 1.
Pemerintah provinsi yang mendukung pariwisata Dikeluarkannya Perda No. 9 Tahun 2005 Tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Provinsi Banten dan Ingub No. 1 Tahun 2006 Tentang Kebijakan
Pembangunan
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Provinsi
Banten
mengindikasikan kepedulian yang tinggi dari pemerintah provinsi terhadap potensi wisata yang ada diwilayah Banten. Peraturan daerah tersebut pada intinya membahas mengenai promosi, peningkatan mutu pelayanan dan produk wisata, serta pengembangan kawasan-kawasan pariwisata dan produk-produk baru 2.
Kebutuhan setiap orang untuk berwisata Berdasarkan hasil penelitian terhadap pasien di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) se-Jakarta pada tahun 2007, sebanyak 1,4 juta jiwa warga mengalami stres atau satu dari empat warga mengidap stres. Dan sebanyak 30% dari warga Jakarta yang datang ke puskesmas setiap harinya, mengalami gangguan kejiwaan.
65 Hal ini bisa dipicu kondisi jalan yang macet, alat transportasi yang buruk, serta ketiadaan ruang terbuka hijau menjadi contoh tata ruang kota yang bisa memacu timbulnya stres. Berwisata maupun berekreasi kedaerah Banten telah menjadi salah satua pilihan yang baik untuk mengasingkan diri sejenak dari kepenatan ibukota. Selain itu, tujuan para wisatawan yang datang ke provinsi Banten didominasi dengan tujuan untuk berlibur maupun berekreasi. Tabel 3.2 : Berdasarkan Maksud Melakukan Wisata di Provinsi Banten Maksud
Wisman
Wisnus
1. Berlibur/Rekreasi
44,9
66,38
2. Profesi/Bisnis
13,5
18,1
3. Misi/Pertemuan/Kongres
5,41
0,86
4. Pendidikan/Pelatihan
7,57
1,72
5. Kesehatan
1,08
0
6. Berziarah/Keagamaan
15,7
9,48
7. Mengunjungi teman/keluarga
10,3
0
8. Olahraga/Kesenian
0,54
0
9. Lainnya
0,54
0
10. Tidak Menjawab
0,54
3,45
Total
100
100
Sumber : Neraca Satelit Pariwisata Daerah Provinsi Banten, 2009 3.
Jumlah wisatawan Banten yang semakin meningkat Mengacu pada data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten pada tahun 2009, untuk wisatawan mancanegara pada tahun pada tahun 2008 berjumlah
66 109.471 orang, dan pada tahun 2009 berjumlah 117.134 orang. Sedangkan untuk wisatawan lokal pada tahun 2008 mencapai 2,878 juta orang dan pada tahun 2009 mencapai 3,022 juta orang. Peningkatan ini tentunya dapat menjadi peluang yang sangat baik bagi perusahaan, dan mengindikasikan bahwa tempat wisata di kawasan Banten memiliki banyak peminat. 4.
Tingkat pengeluaran para wisatawan untuk hunian semakin meningkat. Berdasarkan data dari dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten menyatakan bahwa pada tahun 2009 mengalami kenaikan sekitar 19% dari tahun 2008. Sedangkan jumlah pengeluaran untuk hotel dan penginapan dari wisatawan lokal pada tahu 2008 adalah 161,171 miliar rupiah dan pada tahun 2009 adalah 193,237 miliar rupiah. Untuk wisatawan mancanegara pada tahun 2008 melakukan pengeluaran total sebesar 530,922 miliar rupiah dimana sebesar 36,228 miliar rupiah pada sektor hotel sedangkan pada tahun 2009 total pengeluaran wisatawan mancanegara adalah sebesar 708,547 miliar rupiah dan untuk hotel menerima sebesar 48,348 miliar rupiah.
5.
Tingginya jumlah penggunaan internet dalam mengakses informasi pariwisata Hal ini tentunya semakin didukung dengan hasil survei pariwisata yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten terhadap wisatawan mancanegara (turis asing) membuktikan, bahwa sumber utama informasi tentang daerah (negara) yang akan mereka kunjungi justru diperoleh melalui internet sebesar 22,41% sedangkan sebanyak 12,43% wisatawan lokal telah menggunakan internet untuk memperoleh informasi pariwisata
67 Tabel 3.3 Peluang (Opportunities) Opportunities O1 Pemerintah provinsi yang mendukung pariwisata O2 Kebutuhan setiap orang untuk berwisata O3 Jumlah wisatawan Banten yang semakin meningkat O4 Tingkat pengeluaran wisatawan untuk hunian meningkat. Tingginya jumlah penggunaan internet dalam mengakses informasi O5 pariwisata
3.3.1.2 Ancaman (Threats) 1. Upah Minimum Provinsi yang selalu naik UMP (Upah Minimum Provinsi) Banten 2009 ditetapkan dalam Surat Keputusan Gubernur Banten Nomor 561/ Kep 445-Huk/2008 tertanggal 30 Oktober 2008. Melalui surat keputusan itu, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menetapkan nilai UMP Banten naik Rp 80.500 dari Rp 837.000 pada 2008 menjadi Rp 917.500 untuk 2009. Dan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Nomor 561/Kep.506-Huk/2009 tertanggal 26 Oktober tentang Penetapan Upah Minumum Provinsi Banten tahun 2010, UMP yang disetujui oleh pemerintah provinsi adalah sebesar Rp955.300. 2. Banyaknya jumlah hotel dan tempat penginapan Berdasarkan data dari dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten terdapat 226 hotel dan penginapan. Jumlah ini didominasi oleh
68 kabupaten pandeglang yang memiliki 72 hotel dan kabupaten serang dengan 64 hotel. 3. Kecenderungan para wisatawan untuk menginap di Anyer Hasil survei dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten menyatakan bahwa lebih dari 50% wisatawan lokal maupun mancanegara lebih memilih melakukan wisata bahari.Pantai-pantai yang menjadi favorit adalah Anyer dan Carita. Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten, kawasan Anyer tetap menjadi primadona pariwisata di Banten. Hal ini terindikasi dengan banyaknya jumlah objek wisata yang diminati oleh wisatawan khusunya wisatawan lokal yakni sebesar 28,31%. 4. Jumlah tenaga kerja kejuruan yang rendah Potensi wisata yang sangat tinggi di provinsi Banten sayangnya tidak diikuti dengan potensi sumber daya manusia yang ada di wilayah tersebut. Walaupun menurut survei Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten pada 2008 terjadi peningkatan sebesar 1,34 % untuk jumlah tenaga kerja yang bekerja pada hotel yakni sebanyak 4.377 orang , namun hanya 18,16% saja yang merupakan tenaga kerja kejuruan dan sisanya adalah tenaga kerja non kejuruan. 5. Pesaing memiliki fasilitas yang hampir sama Berada dalam kawasan wisata akan membuat perusahaan memiliki banyak pesaing yang memiliki daya tarik yang sama. Kawasan pantai dengan objek wisata bahari, memiliki fasilitas yang menonjol seperti banana boat maupun snorkling. Namun, dikarenakan wisata bahari ini menjadi daya tarik yang ramai peminat, tentunya menjadi hal yang harus ada untuk setiap hotel di kawasan wisata Carita dan Anyer.
69 Tabel 3.4 Ancaman (Threats) Threats T1 Kebijakan Upah Minimum Provinsi yang selalu naik tiap tahun Banyaknya jumlah hotel dan tempat penginapan yang ada di wilayah T2 Banten T3 Kecenderungan para wisatawan untuk menginap di Anyer Tingkat tenaga kerja kejuruan untuk perhotelan di wilayah Banten masih T4 rendah T5 Pesaing memiliki fasilitas yang hampir sama
3.3.2
Analisis Faktor Internal
a. Manajemen Pada fungsi manajemen terdiri dari 5 aktivitas pokok, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staff, dan pengontrolan. Yang dimaksud dengan perencanaan adalah bagaimana target perusahaan untuk kedepannya. Mutiara Carita Cottages telah menargetkan untuk meningkatkan penjualan, maka dari itu bekerjasama dengan agen perjalanan wisata maupun biro pembelian tiket seperti agoda.com. Ini menjadi salah satu strategi perusahaan untuk meningkatkan penjualan. Untuk struktur organisasi yang ada pada Mutiara Carita Cottages, memiliki struktur fungsional yang mana mengelompokkan tugas dan aktivitas berdasarkan fungsi bisnis.penempatan staff yang ada sangat baik, yaitu berdasarkan keahlian dan
70 kemampuan dari para karyawan. Dan setiap divisi terdapat penanggung jawab yang akan mengontrol setiap kegiatan yang terjadi. b. Pemasaran Fungsi pemasaran dari Mutiara Carita Cottages merupakan fungsi yang sangat penting dalam naik turunnya jumlah pendapatan dari Mutiara Carita Cottages. Segmentasi pemasaran yang dilakukan saat ini lebih kepada pihak group yang akan melakukan employee gathering serta pelanggan perorangan yang akan mengisi liburan. Pada umumnya, pelanggan dari Mutiara Carita Cottages berasal dari daerah Jabodetabek, untuk itu divisi marketing dari Mutiara Carita Cottages lebih banyak melakukan fungsi pemasaran di daerah Jakarta dan sekitarnya. Untuk meningkatkan penjualan, Mutiara Carita Cottages banyak mengeluarkan paketpaket menginap yang berhubungan dengan kondisi dan situasi dari pasar. Pemasaran di Mutiara Carita Cottages dilakukan dengan cara promosi pada media cetak maupun media elektronik. Selain itu, Mutiara Carita Cottages juga sering mengisi daftar sponsorship dalam beberapa acara dengan memberikan voucher menginap. Untuk menarik pelanggan baru, penyebaran brosur dikawasan ramai seperti tempat perbelanjaan dan kantor-kantor menjadi salah satu teknik untuk mengenalkan Mutiara Carita Cottages. c. Keuangan Mutiara Carita Cottages berada dibawah manajemen PT. Mutiara Hitam Pertiwi yang dipimpin oleh Ir. Suwenda Saptari. Sumber pendanaan awal sepenuhnya dari PT. Mutiara Hitam Pertiwi. Pada awalnya Mutiara Carita Cottages memiliki rumah penginapan (cottage) lebih dari 100 unit, namun dikarenakan
71 besarnya beban pemeliharaan yang tidak sebanding dengan pendapatan maka sekitar 50 unit dijual kepada perorangan yang menjadi Mutiara Carita Estate. Dalam pengelolaannya, setiap cottage dari Mutiara Carita Estate melakukan sewa titip kepada pihak Mutiara Carita Cottages. Keadaan keuangan dari Mutiara Carita Cottages sangat tergantung dengan minat para wisatawan untuk berlibur kedaerah pantai. Untuk saat ini, keuangan Mutiara Carita Cottages sudah bisa dikatakan stabil walaupun keuntungan yang didapat belum sesuai dengan harapan pemilik perusahaan. Untuk kesejahteraan karyawan, Mutiara Carita Cottages selalu memberikan bonus akhir tahun kepada setiap karyawan dan bonus-bonus lain yang tergantung pada jumlah pendapatan yang diperoleh perusahaan. d. Sumber Daya Manusia Di Mutiara Carita Cottages, kesejahteraan karyawan menjadi perhatian utama sesuai dengan misi dari perusahaan. Setiap karyawan dari Mutiara Carita Cottages akan mendapatkan upah sesuai dengan Upah Minimum Provinsi (UMP). Karyawan Mutiara Carita Cottages terdiri dari lulusan SMP sampai strata 1 (S1). Setiap karyawan yang akan bekerja di Mutiara Carita Cottages akan diberikan training awal selama 1 (satu) sampai 3 (tiga) bulan, tergantung pada hasil dan kompetensi yang ditunjukan oleh karyawan. Pada tahap training awal, karyawan untuk semua divisi akan ditempatkan langsung di Mutiara Carita Cottages yang berlokasi di Banten. Hal ini dilakukan agar setiap karyawan mampu mengetahui situasi dan kondisi yang ada di lapangan serta paham mengenai proses bisnis yang berjalan di Mutiara Carita Cottages. Training selanjutnya akan dilakukan secara bertahap pada
72 masing-masing divisi. Dengan adanya training ini maka kemampuan dari setiap karyawan Mutiara Carita Cottages akan sesuai dengan standar sehingga dapat memberikan kinerja yang baik bagi perusahaan. e. Sistem Informasi Manajemen Mutiara Carita Cottages saat ini telah menggunakan sistem informasi berbasis website untuk memasarkan Mutiara Carita Cottages dan paket-paket menginapnya. Namun, website tersebut belum bisa mengakomodir segala kebutuhan
informasi
para
pelanggan.
Website
tersebut
memiliki
alamat
http://www.mutiara-carita.com yang dibangun dengan bahasa HTML oleh cellicon media. Halaman-halaman yang ada di website tersebut antara lain: - Home
: berisi ucapan selamat datang dan paket terbaru dari Mutiara
Carita Cottages - About Us
: berisi profil tentang Mutiara Carita Cottages
- Rooms
: berisi informasi tentang jenis kamar hotel dan cottage yang
dimiliki oleh Mutiara Carita Cottages beserta harganya. - Facilities
: berisi informasi mengenai fasilitas dari Mutiara Carita Cottages
- Packages
: berisi informasi mengenai paket-paket terbaru yang ditawarkan
oleh Mutiara Carita Cottages - Location
: berisi informasi mengenai lokasi dari Mutiara Carita Cottages
Sayangnya, keterbatasan website dalam memberikan informasi dan komunikasi dengan pelanggan menjadi kelemahan yang sangat fatal.
73 Untuk pencatatan tramsaksi sudah dilakukan dengan terkomputerisasi, namun untuk data-data pelanggan yang sudah ada, belum bisa dimanfaatkan dengan baik sehingga tidak bisa memberikan tambahan nilai untuk pelanggan. Diharapkan kedepannya Mutiara Carita Cottages dapat memanfaatkan sistem informasi untuk membuat para pelanggan menjadi lebih loyal kepada Mutiara Carita Cottages. f. Resource Based View 1. Sumber Daya Fisik (Aset Berwujud) Mutiara Carita Cottages memiliki lokasi yang cukup strategis karena berada tepat ditepi pantai Carita. Dengan luas sekitar 11 hektar dan memiliki 117 kamar yang terbagi dalam 59 unit cottages dan suite room hotel serta dilengkapi dengan meeting room menjadikan Mutiara Carita Cottages menjadi hotel dengan kapasitas terbesar untuk daerah Carita. Dengan arah pantai menghadap barat laut maka ada 2 pemandangan yang berbeda yakni pemandangan Selat Sunda dan Gunung Krakatau diarah barat dan pemandangan Bukit Carita diarah utara. Konsep “embrace the nature” yang diusung oleh manajemen tentunya bukan tanpa alasan. Dengan suasana yang sangat asri dan pemandangan laut yang sangat mempesona akan membuat para pengunjung terlena dengan keindahan nuansa pedesaan di tepi pantai Carita. Ditambah lagi dengan banyaknya fasilitas yang dimiliki oleh Mutiara Carita Cottages yang dapat digunakan baik siang hari maupun malam hari serta private BBQ yang disediakan disetiap cottages, memperkaya fasilitas di Mutiara Carita Cottages. Namun, dikarenakan umur yang sudah tua, banyak cottage yang sudah mulai lapuk. Selain itu, pantai Mutiara Carita Cottages berkarang sehingga tidak dapat
74 dipakai untuk berenang. Jarak yang lebih jauh jika dari Jakarta yakni sekitar 3540 KM dari Anyer juga menjadi salah satu kelemahan dari Mutiara Carita Cottages. 2. Sumber Daya Manusia (Aset tak Berwujud) Setiap karyawan yang ada di Mutiara Carita Cottages telah diberikan training terlebih dahulu saat masih menjadi karyawan baru. Dengan program training selama 1(satu) sampai 3(tiga) bulan, diharapkan para karyawan dapat memiliki kompetensi yang standar dengan kebutuhan perusahaan. Selain itu, turn over karyawan yang ada di Mutiara Carita Cottages dapat dikatakan cukup rendah yakni hanya sekitar 10% dalam 1 tahun sehingga kualitas pelayanan dari Mutiara Carita Cottages akan tetap berada di level yang baik. Untuk status kepegawaian dari Mutiara Carita Cottages, sebanyak 91 karyawan dari total 101 karyawan Mutiara Carita Cottages telah menjadi karyawan tetap. Sedangkan 5 karyawan sebagai karyawan kontrak dan sisanya adalah karyawan harian. Dengan jumlah karyawan tetap leih dari 90% diharapkan para karyawan akan semakin kompeten dalam mengisi pos pekerjaannya. 3. Sumber Daya Organisasional (Kapabilitas Organisasional) Sebagai perusahaan yang telah lebih dari 20 tahun bergerak dibidang usaha perhotelan dan penginapan, Mutiara Carita Cottages telah menjadi organisasi yang sangat berpengalaman dalam bidang perhotelan. Hal ini tentunya mempengaruhi bentuk kebijakan-kebijakan yang terkait dengan bentuk
75 pelayanan terhadap pelanggan. Hal ini sangat terlihat dengan cara penanganan pelanggan sejak proses pemesanan sampai pelanggan check out dari hotel. Terutama untuk pihak group, banyak proses yang sudah dibuat dengan sangat fleksibel tergantung jenis pelanggan yang dihadapi. Contohnya adalah perbedaan perilaku jika pelanggan merupakan instansi pemerintah dan instansi swasta. Perilaku yang membedakan adalah cara pemesanan, pembayaran dan pelayanan di Mutiara Carita Cottages. Tabel 3.5 Resources Based View Mutiara Carita Cottages No.
1.
2.
Component
Memiliki konsep “embrace the nature” Merupakan hotel dengan luas dan kapasitas terbesar untuk daerah Carita.
Rare
Imperfectly NonImitable Subtituable
√
√
√
√
√
√
√
√
Sustained Competitive Advantage
3.
4.
Berpengalaman dalam bisnis perhotelan
√
√
5.
Private BBQ di setiap cottages
√
-
√
-
-
-
6.
7.
8.
Lokasi Carita yang lebih jauh dari Anyer Manajemen hubungan dengan pelanggan yang masih lemah dan belum terprosedur dengan baik Keterbatasan website dalam
√
Sustained Competitive Advantage Sustained Competitive Advantage Sustained Competitive Advantage
Memiliki jasa sewa titip untuk cottages individu
√
Competitive Implicatioan
Temporary Competitive Advantage Competitive Disadvantage Competitive Disadvantage
-
-
-
-
-
-
Competitive Disadvantage
76 memberikan informasi dan komunikasi dengan pelanggan maupun dengan pengguna akhir Pantai yang tidak 9. bisa digunakan untuk berenang Cottage yang sudah 10. tua
-
-
-
-
-
-
Competitive Disadvantage Competitive Disadvantage
Keterangan : Indikator-indikator empiris (empirical indicators): b. Rare, adalah sumber daya yang tidak dimiliki oleh pesaing, termasuk sumber daya yang langka dan dikuasai oleh perusahaan sebagian besarnya. c. Imperfectly imitable, susah untuk ditiru d. Non-Subtituable, tidak ada barang pengganti untuk sumber daya ini Competitive Impications: 1. Competitive Disadvantage , kompetitif merugikan/kompetitif yang tidak terlalu membawa keunggulan bersaing bagi perusahaan. 2. Competitive Parity , kompetitif yang seimbang dengan perusahaan pesaing. 3. Temporary Competitive Advantage , keunggulan kompetitif sementara. 4. Sustained Competitive Advantage , keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Berdasarkan dari analisis fungsi manajemen yang meliputi fungsi keuangan, pemasaran, sistem informasi dan sumber daya manusia serta analisis resources based view (RBV) pada sumber daya fisik, sumber daya manusia dan sumber daya organisasional dari Mutiara Carita Cottages maka dapat diidentifikasikan apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari Mutiara Carita Cottages.
77 3.3.2.1 Kekuatan (Strengths) 1. Memiliki konsep “embrace the nature” Dengan suasana yang sangat asri dan pemandangan laut yang sangat mempesona akan membuat para pengunjung terlena dengan keindahan nuansa pedesaan di tepi pantai Carita, Mutiara Carita Cottages mengusung konsep yang merefleksikan keadaan hotel mereka. 2. Merupakan hotel dengan luas dan kapasitas terbesar untuk daerah Carita. Dengan luas sekitar 11 hektar dan memiliki 117 kamar yang terbagi dalam 59 unit cottages dan suite room hotel serta dilengkapi dengan meeting room menjadikan Mutiara Carita Cottages menjadi hotel dengan kapasitas terbesar untuk daerah Carita. 3. Memiliki jasa sewa titip untuk cottages individu Dengan memiliki Mutiara Carita Estate yang kepemilikannya diberikan kepada individu, dibawah manajemen Mutiara Carita Cottages dengan sistem sewa titip, tentunya akan memberikan simbiosis mutualisme baik untuk Mutiara Carita Cottages maupun untuk pemilik cottages. 4. Berpengalaman dalam bisnis perhotelan Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, sudah membuat Mutiara Carita Cottages memiliki posisi dan manajemen yang sangat kuat. Hal ini tentunya berkaitan dengan pelayanan terhadap pelanggan baik setelah check-in maupun pada proses reservasi. 5. Private BBQ di setiap cottages Fasilitas yang melimpah di kawasan Mutiara Carita Cottages tentunya ditujukan agar para pelanggan dapat merasa nyaman. Hal ini pula yang
78 membuat private BBQ menjadi salah satu andalan dari Mutiara Carita Cottages. Dengan adanya private BBQ ini tentunya para pelanggan tidak perlu direpotkan untuk membawa alat BBQ dari rumah. Tabel 3.6 Kekuatan(Strengths) Strengths S1 S2 S3 S4 S5
Memiliki konsep “embrace the nature” Merupakan hotel dengan luas dan kapasitas terbesar untuk daerah Carita. Memiliki jasa sewa titip untuk cottages individu Berpengalaman dalam bisnis perhotelan Private BBQ di setiap cottages
3.3.2.2 Kelemahan (Weaknesses) 1. Lokasi Carita yang lebih jauh dari Anyer Dengan lokasi yang lebih jauh dari Anyer,yakni sekitar 30km, tentunya para wisatawan telah “tersaring” terlebih dahulu dikawasan Anyer. 2. Manajemen hubungan dengan pelanggan yang masih lemah dan belum terprosedur dengan baik Dengan pendataan transaksi pelanggan yang belum dimanfaatkan dengan maksimal membuat hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi lemah. Hal ini juga membuat pelanggan tidak bisa melihat transaksi apa saja yang telah dilakukan pada kunjungan sebelumnya. 3. Keterbatasan website dalam memberikan informasi dan komunikasi dengan pelanggan
79 Informasi yang terlalu sedikit tentunya menyulitkan pelanggan maupun calon pelanggan untuk mengetahui lebih lanjut tentang Mutiara Carita Cottages. 4. Pantai yang tidak bisa digunakan untuk berenang Dengan pantai yang berkarang, menjadikan kawasan pantai di Mutiara Carita Cottages tidak bisa dijadikan area untuk berenang. 5. Cottage yang sudah tua Dengan umur perusahaan yang sudah tua, tentunya membuat cottage yang dimiliki Mutiara Carita Cottages lapuk dan membutuhkan perawatan maupun renovasi yang cukup banyak. Tabel 3.7 Kelemahan(Weaknesses) Weaknesses W1 Lokasi Carita yang lebih jauh dari Anyer Manajemen hubungan dengan pelanggan yang masih lemah dan belum W2 terprosedur dengan baik Keterbatasan website dalam memberikan informasi dan komunikasi W3 dengan pelanggan maupun dengan pengguna akhir W4 Pantai yang tidak bisa digunakan untuk berenang W5 Cottage yang sudah tua 3.4 Perumusan Strategi 3.4.1
Tahap Input
3.4.1.1 Matrik Faktor Eksternal Setelah menganalisis lingkungan eksternal perusahaan, maka dapat terlihat apa yang menjadi peluang perusahaan dan apa yang menjadi ancaman bagi perusahaan, agar perusahaan dapat meminimalkan ancaman sejak dini dan memanfaatkan peluang yang
80 ada dengan baik. Dengan menghitung faktor ekstenal, maka hasil yang didapat dapat digabungkan dengan faktor internal untuk merumuskan sebuah strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan. Berikut adalah perhitungan evaluasi faktor eksternal (External Factor Evaluation). Tabel 3.8 Matrik EFE(External Factor Evaluation) Faktor-faktor Strategi Eksternal Peluang 1. Pemerintah provinsi yang mendukung pariwisata 2. Kebutuhan setiap orang untuk berwisata 3. Jumlah wisatawan Banten yang semakin meningkat 4. Tingkat pengeluaran wisatawan untuk hunian meningkat 5. Tingginya jumlah penggunaan internet dalam mengakses informasi pariwisata Ancaman 1. Kebijakan Upah Minimum Provinsi yang selalu naik tiap tahun
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
0,0924
4
0,3696
0,1100
3
0,3300
0,0892
4
0,3568
0,0966
4
0,3864
0,1456
3
0,4368
0,0467
2
0,0934
2. Banyaknya jumlah hotel dan tempat penginapan yang ada di wilayah Banten 3. Kecendrungan para wisatawan untuk menginap di Anyer
0,1120
3
0,3360
0,1493
3
0,4479
4.Tingkat tenaga kerja kejuruan untuk perhotelan di wilayah Banten masih rendah
0,0944
1
0,0944
5. Pesaing memiliki fasilitas yang hampir sama Total
0,0638 1
2
0,1276 2,9789
81 Keterangan : Peringkat 4 : Respon sangat bagus Peringkat 3 : Respon diatas rata-rata Peringkat 2 : Respon rata-rata Peringkat 1 : Respon dibawah rata-rata 3.4.1.2 Matrik Faktor Internal Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan faktor eksternal, maka dilanjutkan dengan perhitungan faktor internal, agar dapat dirumuskan sebuah strategi yang tepat. Menganalisis faktor internal adalah untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki perusahaan dan kelemahannya. Dengan begitu, perusahaan dapat mengubah kelemahan yang buruk menjadi baik, dan mempertahankan apa yang sudah menjadi kekuatannya. Berikut adalah perhitungan Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation). Tabel 3.9 Matrik IFE(Internal Factor Evaluation) Faktor-faktor Strategi Internal Kekuatan 1. Memiliki konsep "embrace the nature" 2. Merupakan hotel dengan luas dan kapasitas terbesar untuk daerah Carita 3. Memiliki jasa sewa titip untuk cottage individu 4. Berpengalaman dalam bisnis perhotelan 5. Private BBQ di setiap cottages Kelemahan 1. Lokasi Carita yang lebih jauh dari Anyer 2. Manajemen hubungan dengan pelanggan yang masih lemah dan belum terprosedur dengan baik
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
0,1179
4
0,4716
0,1763
4
0,7052
0,0920
4
0,3680
0,1298 0,0696
3 3
0,3894 0,2088
0,1046
1
0,1046
0,0480
1
0,0480
82
3. Keterbatasan website dalam memberikan informasi dan komunikasi dengan pelanggan maupun dengan pengguna akhir 4. Pantai yang tidak bisa digunakan untuk berenang 5. Cottage yang sudah tua Total
0,0886
2
0,1772
0,0410 0,0722 1
1 1
0,0410 0,0722 2,5860
Keterangan : Peringkat 4 : Sangat Kuat Peringkat 3 : Kuat Peringkat 2 : Lemah Peringkat 1 : Sangat Lemah 3.4.2
Tahap Pencocokan
3.4.2.1 Matrik SWOT Berikut ini adalah analisis SWOT menggunakan matrik SWOT dimana akan dihasilkan 4 tipe strategi yakni :
Strategi SO
Strategi WO (Weaknesses - Opportunities)
Strategi ST (Strengths - Threats)
Strategi WT (Weaknesses - Threats)
(Strengths – Opportunities)
83 Tabel 3.10 Matrik SWOT Kekuatan 1. Memiliki konsep "embrace the nature" 2. Merupakan hotel dengan luas dan kapasitas terbesar untuk daerah Carita 3. Memiliki jasa sewa titip untuk cottage individu
Peluang 1. Pemerintah provinsi yang mendukung pariwisata 2. Kebutuhan setiap orang untuk berwisata 3. Jumlah wisatawan Banten yang semakin meningkat 4. Tingkat pengeluaran wisatawan untuk hunian meningkat 5. Tingginya jumlah penggunaan internet dalam mengakses informasi pariwisata
Kelemahan 1. Lokasi Carita yang lebih jauh dari Anyer 2. Manajemen hubungan dengan pelanggan yang masih lemah dan belum terprosedur dengan baik 3. Keterbatasan website dalam memberikan informasi dan komunikasi dengan pelanggan maupun dengan pengguna akhir 4. Pantai yang tidak bisa digunakan untuk berenang 5. Cottage yang sudah tua
4. Berpengalaman dalam bisnis perhotelan 5. Private BBQ di setiap cottages Strategi SO Strategi WO 1. Meningkatkan jumlah 1. Melakukan promosi penjualan pertahun (S2, S4, S5, melalui media online (online O2, O3, O4) = Penetrasi Pasar advertisment) untuk memberikan informasi dan menarik calon pelanggan 2. Membuat sistem untuk baru (W1, W3, O2, O3, O5) meningkatkan hubungan = Pengembangan Pasar dengan pelanggan (S2, S3, S4, O2, O4, O5) = Penetrasi Pasar 2. Melakukan perbaikan dan
3. Meningkatkan skala pemasaran, dengan memberikan memasarkan dan mengembangkan website perusahaan (S2, S4, O2, O5) = Pengembangan Pasar
pembersihan terhadap cottage dan fasilitas perusahan (W4, W5, O3, O4) = Pengembangan Produk
3. Melakukan pengembangan website perusahaan menjadi website yang mampu mendukung hubungan dengan pelanggan (W2, W3, O3, O4, O5) = Penetrasi Pasar
84 Ancaman
Strategi ST
Strategi WT
1. Kebijakan Upah Minimum Provinsi yang selalu naik tiap tahun
1. Mengadakan penilaian dan pelatihan terhadap para tenaga kerja perusahaan (S1, S2, S4, T1, T2, T4) = Pengembangan Produk
1. Memberikan layanan informasi yang up-to-date serta menjawab kebutuhan pelanggan dalam hal pelayanan (W2, W3, T2, T5) = Penetrasi Pasar
2. Banyaknya jumlah hotel dan tempat penginapan yang ada di wilayah Banten 3. Kecendrungan para wisatawan untuk menginap di Anyer
2. Menambah variasi makanan yang digunakan sebagai bahan dasar untuk BBQ dan menjalin kerja sama dengan distibutor makanan laut untuk menjadikan perusahaan menjadi icon baru untuk makanan laut (S1, S4, S5, T2, T5) = Diversifikasi Terkait
2. Melakukan kerjasama dengan pihak media untuk bisa melakukan above the line advertisment dengan iklan corporate untuk membangun citra perusahaan (W1, W2, W4, W5, T2, T3, T5) = Penetrasi Pasar
4.Tingkat tenaga kerja kejuruan untuk perhotelan di wilayah Banten masih rendah 5. Pesaing memiliki fasilitas yang hampir sama
3. Melakukan riset dan pembuatan variasi dan inovasi produk pelayanan perusahaan (S1, S2, S4, T3, T5) = Pengembangan Produk
3. Menerapkan sistem berbasis web yang menjangkau pasar yang luas dalam industri untuk mendapatkan keunggulan kompetitif (W1, W2, W3, T2, T3, T5) = Pengembangan Pasar
3.4.2.2 Matrik Internal Eksternal Hasil analisis kondisi Internal-Eksternal yanng diperoleh dengan nilai Matrik EFE sebesar 2,9789 dan nilai Matrik IFE sebesar 2,5860, maka dapat dibuat matrik IE seperti Gambar 3.3 berikut ini.
85
Gambar 3.3 Matrik Internal Eksternal Setelah diproses, dapat dilihat bahwa Mutiara Carita Cottage berada pada sel V, yaitu dimana perusahaan berada dalam posisi menjaga dan mempertahankan. Strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk. 3.4.3
Tahap Keputusan Dari analisis yang dilakukan pada tahap sebelumnya dan dengan melihat posisi
perusahaan berdasarkan matrik SWOT dan matrik Internal-Eksternal maka didapatkan dua strategi yang dapat diimplementasikan pada Mutiara Carita Cottages, yaitu :
86 a. Strategi Penetrasi Pasar Strategi penetrasi pasar dapat dilakukan dengan membuat sistem untuk meningkatkan hubungan
dengan
pelanggan
yang
memiliki
layanan
up-to-date
dengan
memanfaatkan aplikasi e- Customer Relationship Management. Dengan hubungan dan layanan yang semakin baik, maka diharapkan citra dan tingkat penjualan dari Mutiara Carita Cottages dapat meningkat. b. Strategi Pengembangan Produk Strategi pengembangan produk dapat dilakukan dengan mengembangkan layanan dan produk yang sudah ada pada Mutiara Carita Cottages. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas yang sudah ada seperti pantai yang berkarang untuk dijadikan arena snorkling dan wilayah taman yang luas sebagai area outbound. Bentuk rekreasi laut yang dahulu hanya berupa banna boat, dapat ditambah dengan memberikan perjalanan laut sampe suatu titik tertentu. Pengembangan produk tentunya tidak bisa lepas dari adanya pelatihan dan penilaian kinerja dari perusahaan untuk setiap karyawan. Hal ini tentunya ditujukan untuk dapat mengembangkan kemampuan SDM (Sumber Daya Manusia) untuk bisa bersaing dalam bisnis perhotelan. Berdasarkan dua strategi yang telah diuraikan diatas, maka dibutuhkan sebuah matrik perencanaan strategi kuantitatif untuk membantu dalam menentukan strategi mana yang paling baik untuk digunakan berdasarkan kondisi internal dan eksternal perusahaan.
87 Tabel 3.11 Matrik QSPM ALTERNATIF STRATEGI
Faktor Kunci Opportunities(Peluang) 1. Pemerintah provinsi yang mendukung pariwisata
Bobot
Penetrasi Pasar AS TAS
0,0924
Pengembangan Produk AS TAS
-
-
2. Kebutuhan setiap orang untuk berwisata
0,1100
4
0,4400
3
0,3300
3. Jumlah wisatawan Banten yang semakin meningkat
0,0892
4
0,3568
3
0,2676
4. Tingkat pengeluaran wisatawan untuk hunian meningkat
0,0966
4
0,3864
3
0,2898
5. Tingginya jumlah penggunaan internet dalam mengakses informasi pariwisata
0,1456
4
0,5824
3
0,4368
-
4
0,1868
Threats (Ancaman) 1. Kebijakan Upah Minimum Provinsi yang selalu naik tiap tahun
0,0467
2. Banyaknya jumlah hotel dan tempat penginapan yang ada di wilayah Banten
0,1120
3
0,3360
1
0,1120
3. Kecendrungan para wisatawan untuk menginap di Anyer
0,1493
2
0,2986
3
0,4479
4.Tingkat tenaga kerja kejuruan untuk perhotelan di wilayah Banten masih rendah
0,0944
-
4
0,3776
5. Pesaing memiliki fasilitas yang hampir sama
0,0638
3
0,1914
4
0,2552
0,1179
4
0,4716
2
0,2358
2. Merupakan hotel dengan luas dan kapasitas terbesar untuk daerah Carita
0,1763
4
0,7052
3
0,5289
3. Memiliki jasa sewa titip untuk cottage individu
0,0920
-
-
4. Berpengalaman dalam bisnis perhotelan
0,1298
-
-
Strengths (Kekuatan) 1. Memiliki konsep "embrace the nature"
88 5. Private BBQ di setiap cottages
0,0696
Weaknesses (Kelemahan) 1. Lokasi Carita yang lebih jauh dari Anyer
0,1046
4
0,4184
1
0,1046
2. Manajemen hubungan dengan pelanggan yang masih lemah dan belum terprosedur dengan baik
0,0480
4
0,1920
1
0,0480
3. Keterbatasan website dalam memberikan informasi dan komunikasi dengan pelanggan maupun dengan pengguna akhir
0,0886
4
0,3544
3
0,2658
4. Pantai yang tidak bisa digunakan untuk berenang
0,0410
1
0,0410
4
0,1640
5. Cottage yang sudah tua
0,0722
1
0,0722 4,8464
4
0,2888 4,3396
Total
-
-
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa strategi penetrasi pasar dengan melakukan peningkatan pelayanan terhadap pelanggan menggunakan media internet memiliki nilai yang lebih tinggi, yakni sebesar 4,8464, dibandingkan dengan strategi pengembangan produk dengan pengadaan pelatihan dan penilaian kinerja karyawan yang ditujukan untuk dapat mengembangkan fasilitas yang ada di Mutiara Carita Cottages hanya memiliki nilai sebesar 4,3396. Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa strategi yang lebih tepat diterapkan untuk Mutiara Carita Cottages adalah strategi penetrasi pasar dengan membuat sistem untuk meningkatkan hubungan dengan pelanggan dengan memanfaatkan aplikasi E- Customer Relationship Management. 3.5 Analisis Kebutuan Informasi Dari strategi penetrasi pasar yang dihasilkan pada matrik QSPM, diambil beberapa tujuan yang sesuai dengan pemanfaatan aplikasi E-Customer Relationship Management. Dalam pencapaian tujuan perusahaan akan terbentur dengan beberapa permasalahan sehingga membutuhkan suatu analisis kebutuhan informasi yang sesuai
89 dengan strategi tersebut. Analisis kebutuhan informasi E-Customer Relationship Management pada Mutiara Carita Cottages digambarkan pada Tabel 3.12 Tabel 3.12 Analisis Kebutuhan Informasi No 1
2
Tujuan Memperbaiki proses perolehan informasi oleh pelanggan yang berhubungan dengan produk perusahaan
Meningkatkan komunikasi dengan pelanggan untuk menjaga loyalitas pelanggan
Permasalahan -
-
-
3
Mempermudah pemesanan dan memberikan paket sesuai keaktifan pelanggan
-
-
4
Menyediakan informasi yang dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk mendukung pengambilan keputusan
-
Staf marketing yang tidak bisa melayani pelanggan karena keterbatasan media dan waktu operasional Kurang tersebarnya informasi terbaru kepada para pelanggan
-
Tidak adanya follow-up untuk para pelanggan Website yang dimiliki masih satu arah Tidak ada media yang bisa menampung saran dan pertanyaan pelanggan Proses pemesanan yang terbatas oleh jam operasional Tidak adanya ukuran untuk keaktifan pelanggan dalam bertransaksi
-
Hanya memiliki pencatatan untuk jumlah transaksi yang terjadi
-
-
-
-
-
Kebutuhan Informasi Informasi Produk yang upto-date Informasi contact calon pelanggan Informasi Kamar yang tersedia Informasi contact dan profil pelanggan Informasi keluhan pelanggan Informasi transaksi pelanggan Informasi paket untuk pelanggan Reservasi secara online Informasi jumlah pemesanan yang terealisasi