BAB 2 TINJAUAN TEORETIS
2.1
Tinjauan Teoretis
2.1.1 Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban Sistem akuntansi manajemen merupakan sistem yang memainkan peranan yang sangat penting dalam mengukur suatu tindakan, hasil, serta dalam mendefinisikan penghargaan yang akan diterima baik kelompok maupun individu, maka dari itu peranan ini disebut sebagai akuntansi pertanggungjawaban dan merupakan alat fundamental dan pengendalian manejerial. Model akuntansi pertanggungjawaban terdiri dari beberapa elemen inti, yaitu : a.
Merupakan tanggungjawab
b.
Membuat ukuran atau kriteria
c.
Mengevaluasi kinerja
d.
Memberikan suatu penghargaan
2.1.2 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Menurut Hasen, Mowen (2005:116) akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen.
Sedangkan
menurut
Mulyadi
(1983:379-380)
pengertian
akuntansi
pertanggungjawaban merupakan sistem yang disusun sedemikian rupa sehingga mengumpulkan, pelaporan biaya dan penghasilan dilakukan dengan bidang pertanggungjawaban dalam organisasi dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok yang bertanggungjawab terhadap penyimpangan dari biaya dan penghasilan yang dianggarkan. Menurut
Hongren
(1993:307)
menyatakan
bahwa
akuntansi
pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang mengakui berbagai pusat pertanggungjawaban pada keseluruhan organisasi dan mencerminkan dan tindakan setiap pusat dengan menetapkan penghasilan dan biaya sebagai pusat yang memiliki tanggungjawab yang bersangkutan. Dari beberapa pendapat dari peneliti diatas dapat disimpulkan lebih tegas bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang disusun dengan tujuan untuk mengumpulkan data, serta pelaporan informasi biaya oleh manajer yang didapat dari bidang pertanggungjawaban. Alat pengendalian manajemen, yang dibutuhkan manajer dalam mengambil keputusan, mengukur kinerja pusat pertanggungjawaban,
dengan
tujuan
untuk
mengendalikan
operasi
dan
mengevaluasi kinerja. 1. Manfaat Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Manfaat peranan akuntansi pertanggungjawaban menurut Mulyadi (1997:170174) adalah sebagai berikut : a. Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran. Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran dalam usaha mencapai sasaran perusahaan.
b. Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi masa lalu bermanfaat sebagai : 1) Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai penilaian kinerja manajer pusat
pertanggungjawaban.
Informasi
akuntansi
pertanggung-jawaban
merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan manajer bertanggungjawab terhadap perencanaan dan realisasinya. 2) Informasi
akuntansi
pertanggungjawaban sebagai
pemotivasi
manajer.
Informasi akuntansi akan berdampak langsung terhadap motivasi manajer dengan mempengaruhi kemungkinan usaha diberi penghargaan Informasi akuntansi pertanggungjawaban juga digunakan untuk mengukur kinerja manajer. 3) Informasi
akuntansi
pertanggungjawaban
memungkinkan
pengelolaan
aktivitas. 4) Dengan menyajikan informasi biaya yang dipisahkan kedalam biaya penambahan dan bukan penambahan nilai, sehingga manajemen dapat memperoleh informasi biaya bukan penambahan nilai yang menggambarkan besarnya pemborosan yang sekarang dialami perusahaan dalam memenuhi kebutuhan customer.
Manajer juga dapat
memperoleh biaya bukan
penambahan nilai. 5) Informasi
akuntansi
pertanggungjawaban
memungkinkan
pemantauan
efektifitas program pengelolahan aktivitas. Dengan menyajikan informasi biaya yang dipisahkan kedalam biaya penambahan dan bukan penambahan nilai dalam bentuk perbandingan dari
periode, yang mengakibatkan manajer dapat memantau afektifitas program pengelolaan aktivitas dan merumuskan keputusan-keputusan strategik. Dari penjabaran tentang manfaat Informasi akuntansi pertanggungjawaban, dapat diperoleh kesimpulan bahwa manajer dapat mengetahui program yang telah direncanakan Beberapa
untuk
pengambilan
kesimpulan
manfaat
keputusan-keputusan terkait
dengan
dalam
perusahan.
Informasi
akuntansi
pertanggungjawaban sebagai berikut : a. Menyiapkan Budget untuk masing-masing responsibility center b. Mengukur performa dari masing-masing responsibility center c. Menyiapkan skema pelaporan secara periodic yang membandingkan jumlah secara actual dan jumlah Budget 2. Tujuan Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi pertanggungjawaban menurut Mulyadi (2001:20) : a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolahan kegiatan usaha baru. Dalam perusahaan yang baru berjalan sangat dibutuhkan pengembangan sistem akuntansi pada perusahaan dibidang dagang, jasa, manufaktur sangat memerlukan pengembangan sistem akuntansi lengkap, hal ini berguna agar kegiatan perusahaan berjalan dengan lancar. b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada. Seringkali sistem akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi kebutuhan manajemen, mutu ketepatan penyajian, dan struktur informasi yang terdapat di dalam laporan. Hal ini disebabkan oleh perkembangan usaha perusahaan
sehingga dengan sendirinya menurut sistem akuntansi untuk bisa menghasilkan laporan dengan mutu informasi yang lebih dari baik dan tepat dalam penyajian dengan struktur informasi yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan perusahaan. c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern. Akuntansi merupakan pertanggungjawaban kekayaan suatu perusahaan atau organisasi. Dalam hal pengembangan sistem akuntansi selalu digunakan untuk menghasilkan
perlindungan
terhadap
kekayaan
perusahaan,
pertanggungjawaban terhadap penggunaan kekayaan
sehingga
dapat dikendalikan
dengan baik. d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi. Dalam hal ini informasi dapat dijadikan sebagai barang ekonomi
yang
mempunyai banyak manfaat, karena untuk memperolehnya diperlukan pengetahuan sumber ekonomi lainnya. Jika pengembangan ekonomi lebih besar dari manfaatnya, maka sistem yang ada perlu dirancang kembali guna untuk mengurangi pengorbanan sumber daya bagi penyedia informasi tersebut.
2.1.3 Stuktur Organisasi dan Pusat Pertanggungjawaban 1. Pengertian Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan di inginkan, struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dalam berbagai hubungan aktivitas dan fungsi
dibatasi. Struktur organisasi merupakan rerangka hubungan antara satuan-satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang yang masingmasing mempunyai peranan tertentu dalam kesatuan yang utuh. Penyusunan tiaptiap bagian dalam struktur organsasi dapat digolongkan kedalam tiga tipe, yaitu: a. Struktur Organisasi Fungsional Dalam organisasi fungsional, setiap manajer bertanggungjawab terhadap salah satu dari berbagai fungsi yang ada dalam organisasi. Seluruh fungsi dalam organisasi tersebut secara kolektif dilibatkan dalam mencapai tujuan organisasi.
Direktur
Produksi
Penjualan
Keuangan
personalia
Gambar 1 Bentuk Organisasi Fungsional b. Struktur Organisasi Divisional Dalam organisasi divisional, manajer divisi dapat mengembangkan strategi bisnisnya
masing-masing.
Setiap
divisi
memungkinkan
menghadapi
persaingan yang berbeda dengan divisi lainnya. Untuk tujuan pengendalian dan pertanggungjawaban, suatu divisi pada organisasi divisional dapat diperlakukan sebagai kesatuan usaha yang independen. Manajer divisi bertanggungjawab terhadap bisnis atau line produk tertentu.
Direktur
Direktur Divisi y
Direktur Divisi z
Manajer Produksi
Manajer Produksi
Manajer Produksi
Manajer Pemasaran
Manajer Pemasaran
Manajer Pemasaran
Direktur Divisi x
Gambar 2 Bentuk Organisasi Divisional c. Struktur Organisasi Matriks Dalam organisasi matriks terdapat salah satu dasar struktur organisasi yang bertanggungjawab terhadap proyek-proyek yang dilaksanakan sehingga tujuan proyek dapat dicapai.
Direktur
Manajer Fungsional
Manajer Proyek
Fungsi A
Proyek 1
Fungsi B
Proyek 2
Fungsi C
Proyek 3
Gambar 3 Bentuk Organisasi Matriks Jadi, struktur organisasi merupakan faktor utama di dalam pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban, serta adanya pemisahan pusat-pusat pertanggungjawaban yang jelas akan membantu kinerja manajer dalam mengelolah perusahaan. 2.
Pengertian Pusat Pertanggungjawaban Struktur pengendalian manajemen dapat dikaitkan dengan berbagai pusat
pertanggungjawaban (responsibility center) dalam suatu satuan organisasi dan laporan yang beredar dalam didalamnya. Pusat pertanggungjawaban
adalah
sebuah unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas seperangkat aktivitas pusat pertanggungjawaban akan membentuk
suatau
alat
dalam
meraih
tujuan
perusahaan.
Pada
dasarnya
pusat
pertanggungjawaban diciptakan untuk mencapai suatu sasaran tertentu seperti halnya
pusat
pertanggungjawaban
untuk
bagian
penjualan
sasarannya
menghasilkan produksi tertentu dalam jangka waktu tertentu, sasaran tersebut sering pula disebut obyektif yang harus dicapai. Pemisahan pusat pertanggungjawaban dimaksudkan agar atasan dapat menilai kinerja masing-masing pusat pertanggungjawaban daerah tanggung-jawab yang spesifik dan terlihat dari luas tanggungjawab yang dipikulnya. Menurut Supriyono (2001: 22-26) pusat pertanggungjawaban digunakan untuk menunjukkkan unit organisasi yang dikelola oleh seseorang manajer yang bertanggungjawab. Penentuan pusat-pusat pertanggungjawaban memerlukan desentralisasi. Desentralisasi berarti pendelegasian wewenang pembuatan keputusan pada tingkat manajemen yang lebih rendah. Pusat pertanggungjawaban digambarkan oleh kotak-kotak yang ada pada struktur organisasi sehingga pusat pertanggungjawaban tersebut membentuk suatu hirarki. Dalam pusat pertanggungjawaban ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan yaitu: a.
Sifat Pusat Pertanggungjawaban Suatu pusat pertanggungjawaban dibentuk untuk mencapai salah satu atau beberapa tujuan. Tujuan pusat pertanggungjawaban secara individual diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan suatu organisasi sebagai suatu keseluruhan. Tujuan menyeluruh suatu organisasi diputuskan dalam proses perencanaan strategic.
Pusat Pertanggungjawaban Masukan Sumber yang dipakai diukur dengan biaya
PROSES PROSES (PENGERJAAN) (PENGERJAAN)
Keluaran barang dan jasa
Modal (AKTIVA/INVESTASI)
Gambar 5 Diagram Masukan-Proses-Keluaran Pusat Pertanggungjawaban b. Pengukuran Masukan-Keluaran Dalam sistem pengendalian manajemen ukuran masukan diterjemahkan kedalam ukuran moneter karena uang yang merupakan penyeut atau pengukur yang memungkin penjumlahan eragai masukan. Sedangkan keluaran suatu organisasi relative dapat dengan mudah diukur yaitu dengan berapa besar pendapatan penjualan keluaran kepada pihak lain. c. Efisiensi dan Efektivitas Efisiensi dan efektivitas merupakan dua macam criteria yang biasa digunakan, untuk menentukan produksi Suatu pusat pertanggungjawaban. Efisiensi dan efektivitas biasanya lebih bersifat relative atau komparatif daripada bersifat absolute,
dalam arti bahwa efisiensi biasanya dibandingkan dengan suatu
ukuran tertentu misalnya antar pusat pertanggungjawaban yang satu dibandingkan dengan pusat pertanggungjawaban yang lain, atau prestasi sesungguhnya suatu pusat pertanggungjawaban dibandingkan dengan standart atau anggarannya atau prestasi suatu pusat pertanggungjawaban masa kini dibandingkan masa sebelumnya.
3. Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban Pusat pertanggungjawaban diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu: a. Pusat biaya (cost center) Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan biaya pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Secara umum pusat biaya ini digolongkan kedalam dua golongan , yaitu: 1) Engineered Expense Center Engineered expense center (pusat biaya terukur/pusat biaya teknik) adalah pusat biaya yang sebagian besar biaya mempunyai hubungan fisik dan nyata dengan keluarannya. 2) Discretionary Expense Center Discretionary expense center atau pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang nyata dengan besar biayanya tidak mempunyai hubungan proposional atau hubungan fisik yang nyata dengan keluarannya. Pusat biaya ini dinilai dengan ditetapkan, suatu anggaran ataupun perencanaan tahanan yang telah disetujui oleh manajemen penilai prestasi manajer. a. Pusat pendapatan (revenue center) Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan pendapatan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Setiap pusat pendapatan juga merupakan pusat biaya karena mengeluarkan biaya untuk menciptakan pendapatan. Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban dimana outputnya diukur dalam satuan moneter, tetapi tidak dihubungkan dengan inputnya.
b. Pusat investasi (investasi center) Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajemennya dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan, dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada pusat invesatsi ini untuk mengetahui sejauh mana pusat investasi tersebut dapat menghasilkan kembalian yang memuaskan bagi unit usaha dan bagi perusahaan secara keseluruhan. c. Pusat laba Suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar selisih pendapatan dengan biaya dalam pertanggungjawaban yang dipimpinnya. 4. Biaya dan Klasifikasi Kode Rekening 1. Definisi biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:27) “biaya adalah pengorbanan sumber daya ekonomi yang diukur dalam satuan moneter dengan tujuan untuk memperoleh atau menghasilkan barang atau jasa yang membawa manfaat yang baik untuk sekarang maupun yang akan datang pada organisasi”. Sedangkan menurut Mulyadi (2007:08) menyatakan bahwa biaya dalam arti yang luas adalah “biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinanakn terjadi untuk tujuan tertentu”. 2. Penggolongan Biaya Informasi biaya akan disajikan dalam laporan pertanggungjawaban dan harus sesuai dengan tingkatan manajemen, sehingga perlu adanya penggolongan biaya sesuai dengan tanggungjawab dari masing-masing manajer. Menurut Mulyadi (2001:168) biaya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu biaya terkendali dan biaya tidak terkendali.
a. Biaya Terkendali, adalah biaya yang secara langsung dan dipengaruhi secara signifikan oleh keputusan-keputusan manajer dalam satu periode waktu tertentu. Biaya terkait dengan periode tertentu, luasnya wewenang berkaitan dengan periode tertentu. Luasnya tingkat manajemen ini disebabkan oleh jangka waktu tertentu setiap biaya akan dapat dikendalikan oleh seseorang dalam organisasi. b. Biaya Tidak Terkendali, adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh manajer atau pejabat tingkatan tertentu berdasarkan wewenang yang dimiliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh seseorang manajer tertentu dalam jangka waktu tertentu. 3. Kode Rekening Pemberian kode rekening memudahkan pencatatan data, mempertinggi efesiensi dan kecermatan pemrosesan, mempercepat pengambilan data dari arsip dan membantu penyajian laporan keuangan. Pemberian kode rekening akan menggolongkan jenis dan tempat terjadinya biaya serta menunjukkkan kode tingkat pimpinan yang bertanggungjawab. Berikut ini akan diuraikan contoh pemberian kode rekening pada pusat biaya. Kode
Kelompok Rekening
1
Aktiva
2
Hutang
3
Modal
4
Pendapatan
5
Biaya
6
Pendapatan dan Biaya lain-lain
Posisi angka dalam kode rekening biaya akuntansi pertanggungjawaban terbagi dua kelompok, yaitu kelompok pertama, menjelaskan tempat terjadinya biaya dan kelompok kedua, menunjukkan kode jenis biaya yang digolongkan sesuai dengan obyek pengeluaran, Hariadi (2002:274). a. Menunjukkan terjadinya biaya 5
x
x
x
x
x
x
kelompok Biaya Pusat biaya Manajer Pusat Kepala Bagian Pusat Kepala Seksi b. Menunjukkan kode jenis biaya
Kelompok Jenis Biaya Jenis Biaya Terkendali/tidak terkendali Gambar 6 Kode Rekening Biaya Akuntansi Pertanggungjawaban 2.1.4 Sistem Anggaran 1. Pengertian Sistem Anggaran, Manfaat, Tujuan Anggaran Anggaran merupakan rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan moneter untuk jangka waktu tertentu. Menurut Nafarin (2007:11) anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi
dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan jangka waktu tertentu. Beberapa tujuan adanya sistem anggaran yaitu : a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana. b. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan c. Merinci jenis sumber daya yang dicari maupun jenis investasi dana sehingga dapat memudahkan pengawasan d. Merasionalkan sumber dana dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran, lebih jelas dan nyata terlihat f. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yangberkaitan dengan keuangan Beberapa manfaat dengan adanya sistem anggaran yaitu: a. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama b. dapat digunakan sebagai alat penilaian kelebihan dan kekurangan pegawai c. dapat memotivasi karyawan d. menghindari pembororsan dan pembayaran yang kurang perlu e. sumber daya yang dapat dimanfaatkan seefisien mungkin Jadi dari kesimpulan keseluruhan mengenai anggaran merupakan suatu sistem yang berguna sebagai alat pengendalian, alat perencanaan serta sebagai alat penilaian kinerja manajemen di dalam perusahaan demi pencapaian tujuan secara maksimal dan terkontrol dalam satuan jangka waktu tertentu.
2. Jenis-Jenis Anggaran Secara garis besar anggaran sector publik memiliki 2 jenis, yaitu anggaran tradisional dan anggaran NPM (New Public Management) a. Anggaran tradisional Anggaran tradisional bersifat line item serta incrementalism, anggaran berfokus pada pertanggungjawaban yang terpusat dan pengawasan yang terpusat , serta dalam hal besarnya penambahan atau pengurangan jumlah yang akan dianggarkan hanya menggunakan data tahun sebelumnya untuk menambah atau mengurangi jumlahnya tanpa ada kajian yang mendalam. b. New Public Management Jika anggaran tradisional berfokus pada pengawasan dan pertanggung-jawaban yang terpusat lain jika New Public Management, karena anggaran ini fokusnya pada kinerja organisasi. 3. Penyusunan Anggaran Penyusunan
anggaran
dalam
akuntansi
pertanggungjawaban
adalah
berdasarkan pusat-pusat pertanggungjawaban dari laporan pertanggungjawaban dapat diketahui perbandingan antara realisasi dengan anggaranya, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat dianalisa dan dicari. Beberapa proses di dalam penyusunan anggaran memerlukan berbagai tahap sebagai berikut: a. Penetapan sasaran oleh manajer atas b. Pengajuan usulan aktivitas dan taksiran sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas oleh manajer bawah c. Penelaahan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan manajer bawah.
Dengan demikian, proses penyusunan anggaran yang berhasil adalah yang dapat menjadika setiap dalam organisasi perusahaan memiliki presepsi yang jelas mengenai peran mereka masing-masing dalam mencapai sasaran anggaran.adapun anggaran yang baik memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Anggaran disusun berdasarkan program b. Anggaran
disusun
berdasarkan
dengan
karakter
pada
pusat
pertanggungjawaban yang bentuk dalam organisasi perusahaan. c. Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian. 4. Anggaran Untuk Akuntansi Pertanggungjawaban Anggaran merupakan suatu sistem pengendalian yang dirancang suatu perusahaan di dalam melakukan aktivitas, memotifasi kinerja, menilai kinerja, serta membuat suatu keputusan demi kepentingan perusahaan yang berhubungan dengan aset yang dimiliki perusahaan. Anggaran sangat erat kaitannya dengan akuntansi pertanggungjawaban keduanya saling bersinergi. Di dalam akuntansi pertanggungjawaban, setiap manajer memberikan keputusan pada setiap devisi yang telah dpisahkan sesuai tanggungjawab masngmasing orang. Keputusan ini berkaitan dengan penilaian dan biaya-biaya yang dapat dikendalikan. Laporan pertanggungjawaban ini merupakan perbandingan antara anggaran yang tetapkan tiap-tiap devisi dengan realisasi yang terjadi dilapangan, dari sinilah bisa dilihat tingkat prestasi suatu perusahaan.
2.1.5 Laporan Pertanggungjawaban Laporan kegiatan atau laporan pertanggungjawaban adalah suatu ikhtisar tentang hal ikhwal pelaksana suatu kegiatan yang harus disampikan oleh pembina kepada pihak yang memberi tugas sebagai pertanggungjawaban kegiatan yang berlangsung. Selain itu, laporan pertanggungjawaban juga memiliki definisi sebagai suatu dokumen tertulis yang disusun dengan tujuan memberikan laporan tentang pelaksanaan kegiatan dari suatu unit organisasi kepada unit organisasi yang lebih tinggi derajatnya. Bagian/Departemen/Direktur Laporan Pertanggungjawaban Biaya Bulan No
Jenis Biaya Pusat Biaya
Bulan ini
Sampai dengan bulan ini
Realisasi Anggaran Penyimpangan Realisasi Anggaran Penyimpangan
Gambar 7 Format Umum Laporan Pertanggungjawaban 1.
Fungsi Laporan Pertanggungjawaban
Laporan kegiatan merupakan suatu laporan yang memiliki fungsi untuk: a. Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan b. Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya c. Mengetahui bagaimana perkembangan dan proses peningkatan kegiatan d. Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dengan lain-lain.
2.1.6 Penilaian Kinerja Manajer 1.
Pengertian Penilaian Kinerja Manajer Penilaian kinerja manajerial adalah hasil dari proses aktivitas manajerial yang
efektif mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, laporan pertanggungjawaban, pembinaan, dan pengawasan. 2.
Tujuan, Manfaat Penilaian Kinerja Manajer
Tujuan diadakannya penilaian kinerja bagi karyawan dapat kita ketahui dibagi menjadi dua, yaitu: a. Tujuan evaluasi Seorang manajer menilai kinerja dari masa lalu seorang karyawan dengan menggunakan ratings deskriptif untuk menilai kinerja dan dengan data tersebut berguna dalam keputusan-keputusan promosi. Demosi, terminasi dan kompensasi. b. Tujuan pengembangan Seorang manajer mencoba untuk meningkatkan kinerja seorang karyawan dimasa yang akan datang. Proses pengembangan ini tidak lebih demi kepentingan kelangsungan hidup perusahaan untuk kearah yang lebih maju sesuai dengan tujuan yangdimiliki perusahaan. Manfaat diadakannya penilaian kinerja, kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijaka organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi suatu organisasi adalah : a. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi. b. Perbaikan kinerja.
c. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan. d. Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecahan, pemberentian dan perencanaan tenaga kerja. e. Untuk kepentingan penelitian pegawai. f. Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai. 3. Tahap-Tahap Penilaian Kinerja Manajer Tahapan manajemen kinerja menurut wiliams (1998), terdapat empat tahapan utama dalam pelaksanaan manajemen kinerja. Tahapan ini menjadi suatu siklus manajemen kinerja yang saling berhubungan satu dengan yang lain. a. Tahapan pertama : drecting planning, tahapan ini merupakan tahap identifikasi perilaku kerja dan dasar pengukuran kinerja. Kemudian, dilakukan pengarahan kongkrit terhadap perilaku kerja dan perencanaan terhadap target yang akan dicapai, kapan dicapai, dan bantuan yang akan dibutuhkan. b. Tahapan kedua : managing/supporting. Taha kedua ini merupakan penerapan monitoring terhadap proses organisasi. Tahap ini berfokus pada manajer, dukungan, dan pengendalian terhadap jalannya proses agar tetap pada jalurnya jalur yang dimaksud disini yaitu kriteri maupun proses kerja yang sesuai dengan prosedur yang berlaku pada suatu organisasi. c. Tahapan ketiga : review/appraising. Tahap ketiga mencakup evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan flashbacking view kinerja yang telah dilaksanakan. Setelah itu, kinerja dinilai/diukur (appraising). Tahap ini memerlukan dokumentasi data yang berkaitan dengan obyek yang dievaluasi. Evaluator harus bersifat obyektif dan netral agar didapat hasil evaluasi yang valid.
d. Tahapan keempat : developing. Tahap keempat berfokus pada pengembangan dan penghargaan. Hasil evaluasi menjadi pedoman penentu keputusan terhadap action yang dilakukan selanjutnya. Keputusan dapat berupa langka perbaikan, pemberian reward, melanjutkan suatu prosedur yang telah ada, dan penetapan anggaran.
2.2 Rerangkah Pemikiran Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban
Pembentukan pusat pertanggungjawaban
Pusat pendapatan
Stuktur Organisasi
Pusat investasi
Pusat biaya
Pengklasifikasian kode rekening
Pusat laba
Pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali
Penyusunan Anggaran
Laporan pertanggungjawaban
Penilaian kinerja dan prestasi
Gambar 8 Alur Rerangka pemikiran Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban