BAB 2 TINJAUAN TEORETIS & PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Analisis keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan. Menurut Hanafi (2007:49) Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting di samping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan, (1) neraca, (2) Laporan Laba-Rugi, (3) laporan Aliran kas. Disamping laporan keuangan tersebut dihasilkan juga laporan pendukung seperti laporan laba yang ditahan, perubahan modal sendiri dan diskusi-diskusi oleh pihak manajemen. Menurut Brigham & Houston (2006:45) Laporan keuangan memberikan gambaran akuntansi atas operasi dan posisi keuangan perusahaan. Menurut (Kasmir, 2015:7) Laporan Keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Laporan keuangan terdiri dari: 1. Neraca Neraca (Horne, 2012:154) merupakan ringkasan posisi keuangan perusahaan pada
tanggal
tertentu
yang
menunjukkan
7
total
aktiva
dengan
total
8
kewajiban ditambah total ekuitas pemilik. Neraca terdiri dari (a) Aktiva/Asset, (b) Hutang/kewajiban, dan (c) Ekuitas. a. Aktiva / Aset Aktiva / Aset (Hanafi dan Halim, 2007:51) adalah manfaat ekonomis yang akan diterima pada masa mendatang, atau akan dikuasai oleh perusahaan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian. Aset merupakan sumber ekonomi yang akan dipakai perusahaan untuk menjalankan kegiatannya. Menurut Kasmir (2015:31) Aset meliputi Aktiva Lancar, Aktiva tetap dan Aktiva lainnya. 1. Aktiva Lancar merupakan harta atau kekayaan yang segera dapat diuangkan (ditunaikan) pada saat dibutuhkan dan paling lama satu tahun. Aktiva lancar meliputi Kas, piutang, persediaan, biaya dibayar dimuka dan aktiva lancar lainnya. 2. Aktiva tetap merupakan harta atau kekayaan perusahaan yang digunakan dalam jangka panjang lebih dari satu tahun. Aktiva tetap meliputi Aktiva tetap berwujud (tanah, mesin bangunan dll) dan tidak berwujud (lisensi, Goodwill, Hak cipta dll). 3. Aktiva lainnya merupakan harta atau kekayaan yang tidak dapat digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun tetap. Meliputi bangunan dalam proses, piutang jangka panjang dll. b. Hutang (kewajiban ekonomis) Hutang bisa didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul di masa datang dari kewajiban perusahaan sekarang untuk mentransfer aset
9
atau memberikan jasa ke pihak lain di masa mendatang, sebagai akibat atau kejadian di masa lalu. Hutang terdiri dari: 1. Hutang Lancar merupakan kewajiban atau utang perusahaan kepada pihak lain yang harus segera dibayar sampai satu tahun. Hutang lancar meliputi utang dagang, utang wesel, utang pajak, utang bank dan utang lancar lainnya. 2. Hutang Jangka Panjang meliputi utang hipotek, utang obligasi, dan utang jangka panjang lainnya. c. Ekuitas Menurut Prihadi (2012:67) pos Ekuitas (modal) berisi pos yang berkaitan dengan hak pemilik. Ekuitas dapat berubah karena setoran pemilik atau karena kinerja perusahaan berupa perolehan laba. Ekuitas/Modal Saham adalah sisa dari aset suatu bisnis dikurangi dengan utangβutangnya. Modal Saham merupakan bentuk kepemilikan suatu usaha. Menurut kasmir (2015:44) merupakan hak yang dimiliki perusahaan. Modal saham meliputi Modal saham disetor (Saham Nominal dan Agio Saham), Laba yang ditahan dan Modal Lainnya. 2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba-rugi meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama periode akuntansi tertentu. Laporan ini sering dipandang sebagai laporan akuntansi yang paling penting dalam laporan tahunan. Laporan Laba-Rugi menyediakan informasi mengenai tingkat pengembalian investasi (ROI), resiko, fleksibilitas keuangan dan kemampuan operasional perusahaan.
10
Menurut Brigham (2006:50) Laporan Laba Rugi merupakan Laporan yang mengikhtisarkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama satu periode Akuntansi, yang biasanya setiap satu kuartal atau satu tahun. Menurut Horne, Laporan Laba-Rugi merupakan ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu diakhiri dengan laba atau rugi pada periode tersebut. 3. Laporan Aliran Kas Laporan Arus Kas disebut juga Cash Flow Statement. Laporan arus kas memberikan memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan kondisi likuiditas perusahaan di masa yang akan datang. Laporan Arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. (Harahap, 2004:257). Menurut Harahap (2004:258) penyajian Laporan Arus kas ini memisahkan transaksi arus kas dalam tiga kategori yaitu: (1) Kas yang berasal dari/digunakan untuk kegiatan operasional, (2) Kas yang berasal dari/digunakan untuk kegiatan investasi, dan (3) Kas yang berasal dari/ digunakan untuk kegiatan keuangan/ Pembiayaan. 1. kegiatan Operasional Semua transaksi yang berkaitan dengan laba yang dilaporkan dalam laporan Laba/Rugi dikelompokkan dalam golongan ini. Arus kas Masuk, berasal dari kegiatan operasional, misalnya: - Penerimaan dari langganan. - Penerimaan dari piutang bunga.
11
- Penerimaan deviden. - Penerimaan refund dari supplier. Arus Kas Keluar, berasal dari: - Kas yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa yang akan dijual. - Bunga yang dibayar atas utang perusahaan. - Pembayaran pajak penghasilan. - Pembayaran gaji. 2. Kegiatan Investasi Disini dikelompokkan transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas investasi dan nonkas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. Arus kas diterima misalnya dari: - Penjualan aktiva tetap - Penjualan surat berharga yang berupa investasi. - Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini merupakan kegiatan investasi). - Penjualan aktiva lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksi (tidak termasuk persediaan). Arus Kas keluar ini misalnya adalah: - Pembayaran untuk mendapatkan aktiva tetap. - Pembelian investasi jangka panjang. - Pemberian pinjaman pada pihak lain. - Pembayaran untuk aktiva lain yang digunakan dalam kegiatan produktif seperti hak paten (tidak termasuk persediaan yang merupakan persediaan operasional).
12
3. Kegiatan Pembiayaan. Kelompok ini menyangkut bagaimana kegiatan kas diperoleh untuk membiayai perusahaan termasuk operasinya. Dalam kategori ini, arus kas masuk merupakan kegiatan mendapatkan dana untuk kepentingan perusahaan. Arus kas keluar adalah pembayaran kembali kepada pemilik dan kreditor atas dana yang diberikan sebelumnya. Contoh Arus kas masuk misalnya, pengeluaran saham, pengeluaran wesel, penjualan obligasi, pengeluaran surat utang hipotek dll. Dan contoh Arus Kas Keluar misalnya, pembayaran devidin dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik, pembelian saham pemilik dll. b. Tujuan Laporan Keuangan Berikut ini tujuan pembuatan penyusunan Laporan keuangan (Kasmir, 2015:10): 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 3. Memberikan informasi tentang jenis dan dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan pada suatu periode tertentu. 5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
13
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. 7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. 8. Informasi keuangan lainnya. c. Pemakai Laporan Keuangan Tujuan utama Laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang relevan kepada berbagai pihak baik pihak intern maupun ekstern yang sangat berkepentingan di dalam suatu perusahaan. Informasi yang relevan dari suatu laporan perusahaan, akan dapat dilakukan pegambilan keputusan atau tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan menghasilkan keuntungan bagi pengambil keputusan. Berikut ini penjelasan masingβmasing pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan menurut (Harahap, 2004:7): 1. Pemegang Saham Pemegang Saham ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan, aset, utang, modal, hasil, biaya, dan laba. Ia juga ingin melihat prestasi perusahaan dalam pengelolaan manajemen yang diberikan amanah.. Ia juga ingin mengetahui jumlah deviden yang akan diterima, jumlah pendapatan per saham, jumlah laba yang ditahan, Juga mengetahui perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu, perbandingan dengan usaha sejenis, dan perusahaan lainnya. Dari informasi ini pemegang saham dapat mengambil keputusan apakah ia akan mempertahankan sahamnya, menjual, atau menambahnya. Semua tergantung pada kesimpulan yang
14
diambil dari informasi yang terdapat dalam laporan keuangan atau informasi tambahan lainnya. 2. Investor Investor dalam hal tertentu juga sama seperti pemegang saham. Dengan menyerahkan dananya, investor berharap memperoleh keuntungan atau laba. Keuntungan tersebut dapat diperoleh dari pembagian deviden dan Gain. Dari laporan keuangan, investor potensial ia akan melihat kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan yang dilaporkan. 3. Analis Pasar Modal Analis Pasar Modal selalu melakukan baik analisis tajam dan lengkap terhadap laporan keuangan perusahaan yang go public maupun yang berpotensi masuk pasar modal. Ia ingin mengetahui nilai perusahaan, kekuatan, dan posisi keuangan perusahaan. Apakah layak disarankan untuk dibeli sahamnya, dijual atau dipertahankan. Informasi ini akan disampaikan kepada langganannya berupa investor baik individual maupun lembaga. 4. Manajer Manajer ingin mengetahui situasi ekonomis perusahaan yang dipimpinnya. Seorang manajer selalu dihadapkan kepada seribu satu masalah yang memerlukan keputusan cepat dan setiap saat. Untuk sampai pada keputusan yang tepat, ia harus mengetahui selengkap-lengkapnya kondisi keuangan perusahaan baik posisi semua pos neraca (aset, utang, modal), Laba/Rugi, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, break even, laba kotor, dan sebagainya.
15
5. Karyawan dan Serikat Pekerja Karyawan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan untuk menetapkan apakah ia masih terus bekerja disitu atau dipindah, untuk mengetahui apakah penghasilan yang diterimanya adil atau tidak serta mengenai hak-hak karyawan yang dilindungi informasi seperti ini sangat penting. 6. Instansi Pajak Perusahaan selalu memiliki kewajiban membayar pajak. Dan kewajiban pajak itu tergambar dalam laporan keuangan, dengan demikian instansi pajak dapat menentukan kebenaran perhitungan pajak, pembayaran pajak, pemotongan pajak, restitusi, dan juga untuk dasar penindakan dengan menggunakan laporan keuangan. 7. Pemberi dana (Kreditur) Kreditur biasanya akan meminta laporan keuangan kepada perusahaan untuk mengetahui mengetahui situasi dan kondisi perusahaan baik yang sudah diberi pinjaman maupun yang akan diberi pinjaman. Bagi yang sudah diberi pinjaman, laporan keuangan dapat menyajikan informasi tentang penggunaan dana yang diberikan seperti likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan. Bagi perusahaan calon debitur laporan keuangan dapat menjadi sumber informasi untuk menilai kelayakan perusahaan untuk menerima kredit yang akan diberikan. 8. Supplier Supplier hampir sama dengan kreditur, laporan keuangan sebagai informasi untuk mengetahui apakah perusahaan layak diberikan fasilitas kredit, seberapa lama akan diberikan, dan sejauh mana potensi resiko yang dimiliki perusahaan.
16
9. Pemerintah Pemerintah atau lembaga pengatur sangat membutuhkan laporan keuangan. Karena ia ingin mengetahui apakah perusahaan telah mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan. Jika melanggar atau tidak mengikuti maka lembaga ini dapat memberikan teguran atau sanksi. 10. Langganan atau Lembaga Konsumen Langganan dalam era modern seperti sekarang ini khusus di negara maju benar-benar raja. Dengan konsep ekonomi pasar dan ekonomi persaingan, konsumen sangat diuntungkan. Ia berhak mendapat layanan memuaskan (satisfaction guarantee) dengan harga equilibrium, dalam kondisi ini konsumen terlindungi dari kemungkinan praktik yang merugikan baik dari segi kualitas, kuantitas, harga dan lain sebagainya. Biasanya lembaga khusus yang membantu memantau kepentingan konsumen ini adalah lembaga konsumen, bisa juga dalam hal makanan halal Majelis Ulama. Sebaiknya laporan keuangan juga menyajikan tentang ini. 11. Lembaga Swadaya Masyarakat Sekarang ini sudah banyak terdapat jenis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Untuk LSM tertentu bisa saja memerlukan laporan keuangan untuk menilai sejauh mana perusahaan merugikan pihak tertentu yang dilindunginya. 12. Peneliti/ Akademisi/ Lembaga Peringkat Laporan keuangan sebagai data primer dalam melakukan penelitian terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan laporan keuangan atau perusahaan. Laporan
17
keuangan menjadi bahan dasar yang diolah untuk mengambil kesimpulan dari suatu hipotesis atau penelitian yang dilakukan. 2.1.2 Kinerja Keuangan 1. Pengertian Kinerja Keuangan Keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya tersebut dapat diukur dengan menggunakan Kinerja Keuangan. Kinerja keuangan yang baik menunjukkan perusahaan dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Setiap perusahaan mengetahui hasil kinerjanya melalui laporan keuangan. Melalui Informasi yang relevan dari Laporan Keuangan akan diketahui suatu Kinerja keuangan perusahaan. Menurut Purwanti dan Prawironegoro (2013:326) Kinerja Keuangan adalah prestasi manajemen yang diukur dari sudut keuangan yaitu memaksimumkan nilai perusahaan. Kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui dan mengevaluasi sampai dimana tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan. sedangkan Menurut Munawir (2010:30) Kinerja Keuangan perusahaan merupakan satu diantara dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisa terhadap rasio keuangan perusahaan. Kinerja keuangan merupakan indikator dari baik buruknya keputusan manajemen dalam pengambilan keputusan manajemen dapat berinteraksi dengan lingkungan intern maupun ektern melalui informasi. Informasi tersebut dirangkum dalam laporan keuangan perusahaan. Agar laporan keuangan menghasilkan Informasi yang relevan dan mampu memberikan informasi yang sesuai diinginkan
18
oleh pengambil keputusan maka perlu dilakukannya analisa dan intreprestasi mengenai data yang terangkum dalam laporan keuangan. 2. Pengukuran Kinerja Keuangan Pengukuran
kinerja
merupakan
hal
yang
sangat
penting
dalam
mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan pengevaluasian di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap review data, menghitung, mengukur, menginterprestasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Menurut Munawir (2010:31) tujuan pengukuran kinerja perusahaan: a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi pada saat ditagih. b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. c. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan rentabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu
yang
dibandingkan dengan penggunaan aset atau ekuitas secara produktif. d. Untuk mengetahui tingkat aktifitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil, yang diukur dari kemampuan perusahaan dalam membayar pokok utang dan beban bunga tepat
19
waktu, serta dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami kesulitan atau krisis keuangan. Sedangkan tujuan penilaian kinerja keuangan menurut jumingan (2009:239) yaitu sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan perusahaan terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal, dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya, (2) Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan semua aset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien. 3. Manfaat Pengukuran Kinerja Keuangan Menurut Mulyadi (2007:360) dengan adanya penilaian atas kinerja keuangan perusahaan, maka dapat diperoleh manfaat, antara lain: a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian personel secara maksimal. b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan personel, seperti: promosi, transfer dan pemberhentian. c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan personel, dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan personel. d. Menyediakan suatau dasar untuk mendistribusikan penghargaan. 2.1.2 Analisis Laporan Keuangan Menganalisis laporan keuangan
berarti menggali lebih banyak informasi
yang dikandung suatu laporan keuangan. Sebagaimana diketahui laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Menurut Kasmir (2015:67) Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara
20
cermat dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar-benar tepat pula. Menurut Brigham (2004:94) Analisis Laporan Keuangan umumnya dimulai dengan sekumpulan rasio keuangan
yang dirancang untuk mengungkapkan
kekuatan dan kelemahan dari sebuah perusahaan jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang lain dalam industri yang sama, dan untuk menunjukkan apakah posisi keuangannya selama ini telah membaik atau memburuk. Analisis laporan Keuangan akan melibatkan (1) membandingkan kinerja perusahaan dengan kinerja perusahaan-perusahaan lain dalam industri yang sama dan (2) mengevaluasi tren posisi keuangan perusahaan dari waktu ke waktu. Menurut Sari (2015) Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses guna untuk memeriksa data keuangan masa lalu dan saat sekarang guna bertujuan untuk mengevaluasi performa dan mengestimasi resiko serta potensi di masa depan. Analisa laporan keuangan merupakan suatu pendekatan terorganisir dalam menyerap informasi yang relevan dari laporan keuangan untuk membuat keputusan bisnis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan menurut Hanafi dan Halim (2007:50) yaitu: 1. Dalam analisis, analisis juga harus mengidentfikasi adanya trend-trend tertentu dalam laporan keuangan. Untuk itu laporan keuangan lima atau enam tahun barangkali bisa digunakan untuk melihat munculnya trend tertentu.
21
2. Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk itu diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka yang dicapai oleh perusahaan. Rata-rata industri bisa dan biasa dipakai sebagai pembanding. Meskipun angka rata-rata industri ini barangkali bukan bukan merupakan pembanding yang paling tepat karena beberapa hal, misal karena perbedaan karakteristik rata-rata perusahaan dalam industri dengan perusahaan tersebut, tetapi rata-rata industri tetap bisa dipakai untuk perbandingan. Alternatif
lain
apabila
rata-rata
industri
tidak
ada
adalah
dengan
membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis. Perusahaan yang menjadi pembanding bisa jadi perusahaan yang menjadi leader dalam industri. 3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hati-hati adalah penting. Diskusi atau pernyataan-pernyataan yang melengkapi laporan keuangan, seperti diskusi strategi perusahaan, diskusi rencana ekspansi atau restrukturisasi, merupakan bagian integral yang harus dimasukkan dalam analisis. 4. Analisis barangkali akan memerlukan informasi lain. Kadang kala semua informasi yang diperlukan bisa diperoleh melalui analisis mendalami laporan keuangan. Kadang kala informasi tambahan di luar laporan keuangan diperlukan. Informasi tambahan ini bisa memberi analisis yang lebih tajam lagi. Sebagai contoh, analisis penurunan penjualan bila disertai dengan analisis perkembangan market share akan memberi pandangan baru kenapa penjualan bisa menurun.
22
2.1.3 Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan (Kasmir, 2015:122) merupakan membandingkan angkaangka yang ada dalam laporan keuangan. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Informasi kuantitatif dari laporan keuangan dapat dikumpulkan oleh para analisis dan pihak yang berkepentingan lainnya dengan memeriksa hubungan antar pos-pos dalam laporan keuangan dan mengidentifikasi kecenderungan dalam hubungan ini. Titik awal yang baik dalam mengumpulkan informasi ini dengan menganalisis rasio. Suatu rasio mengekspresikan hubungan matematis antara satu kuantitasdengan kuantitas lainnya. Analisis rasio mengekspresikan hubungan di antara data-data laporan terpilih dan menggunakan rasio merupakan salah satu untuk menganalisis kinerja perusahaan. (Kieso, 2007:222). Analisis Rasio Keuangan terdiri dari: a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas (Hanafi dan Abdul Halim, 2007:107) mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya (utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). Sedangkan menurut Brigham (2006:95) merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya.
23
Current Ratio Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). Current Ratio dirumuskan sebagai berikut: πΆπ’πππππ‘ πππ‘ππ =
Aktiva Lancar x 100% Utang Lancar
b. Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas (Kieso, 2007:222) merupakan rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan aktiva yang dimiliki. Total Asset Turn Over (Perputaran Sediaan) Total Asset Turnover (Harahap, 2004:309) merupakan rasio
yang
menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Total Asset Turnover dirumuskan sebagai berikut: πππ‘ππ π΄π π ππ‘ ππ’ππππ£ππ =
Penjualan Total Asset
c. Rasio Leverage/ Solvabilitas Menurut Harahap (2004:306) menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity).
24
Debt to Equity Ratio ( Debt Ratio) Menurut (Husnan, 1998:561) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara hutang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Debt to Equity Ratio dirumuskan sebagai berikut: π·πππ‘ π‘π πππ’ππ‘π¦ π
ππ‘ππ =
Total debt Equity
d. Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas (Kasmir, 2015:196) merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau mendapatkan laba. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan oleh penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Net Profit Margin (Margin laba bersih) Net Profit Margin (Kasmir,2015:200) merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan.rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. Net Profit Margin dirumuskan sebagai berikut: πππ‘ ππππππ‘ ππππππ =
Earning After Interest and Tax (EAIT) x 100% Sales
25
2.1.4 Pertumbuhan Laba Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar dan kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan aktiva sangat tergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. (Chariri dan Ghozali, 2003:213). Menurut Purwanti dan Prawironegoro (2013:215) Laba hakikatnya adalah pendapatan (income) pelanggan yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan laba semua kehidupan suatu perusahaan berjalan normal, maka laba adalah βdarahβ bagi perusahaan, yaitu bagi pemilik, bagi manajer, bagi karyawan, bagi kreditur, bagi pemerintah dalam hal ini pungutan pajak dan bagi pengembangan perusahaan. Makin konstan pertumbuhan laba suatu perusahaan, makin cerah hari depan perusahaan, artinya makin cerah hari depan semua orang yang melibatkan diri dalam perusahaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan atau penurunan laba dilihat dari suatu kinerja perusahaan. Oleh karena itu Pertumbuhan laba merupakan peningkatan laba atau penurunan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. (Mahaputra, 2012). Menurut Chariri dan Ghozali (2003:214) menyebutkan bahwa laba memiliki lima karakteristik sebagai berikut: a. Laba didasari pada transaksi aktual terutama yang berasal dari penjualan barang/ jasa. b. Laba didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu pada kinerja perusahaan selama satu periode tertentu.
26
c. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan. d. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya (expenses) dalam bentuk cost historis. e. Laba mengehendaki adanya penandingan (matching) antara pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. 2.1.5 Pengaruh Rasio Keuangan dengan Pertumbuhan Laba 1. Pengaruh Current Ratio (CR) Terhadap Pertumbuhan Laba Current ratio termasuk salah satu Rasio Likuiditas. Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya (Harahap, 2004:301). Menurut Sari (2015) suatu rasio lancar yang tinggi menunjukkan praktikpraktik manajemen yang kurang baik. Hal itu menunjukkan adanya saldo kas yang menganggur, tingkat persediaan yang berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan yang ada, serta kebijakan kredit yang keliru mengakibatkan piutang usaha menjadi berlebihan. Saldo kas yang mengganggur akan menyebabkan current ratio tinggi, dan menyebababkan tingkat laba menurun. Berdasarkan teori signal laba yang menurun akan menunjukkan kinerja perusahaan yang kurang baik dan memberikan sinyal kepada investor yang negatif sehingga menurunkan minat mereka untuk berinvestasi pada perusahaan dan menurunkan laba perusahaan. 2. Pengaruh Total Aset Turnover (TATO) terhadap Pertumbuhan Laba. Total Asset Turnover menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva
27
menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini, maka akan semakin baik (Harahap, 2004:309). Dengan demikian apabila rasio TATO baik maka akan meningkatkan pertumbuhan laba. Menurut Sari (2015) semakin besar total asset turnover akan semakin baik karena semakin efisien seluruh aktiva digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan. Semakin cepat perputaran aktiva suatu perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualan bersihnya, maka pendapatan yang diperoleh meningkat sehingga laba yang didapat semakin besar. Oleh karena itu, semakin baik rasio total asset turnover maka akan semakin meningkatkan laba atau keuntungan suatu perusahaan. 3. Pengaruh Debt to Equity ratio (DER) terhadap Pertumbuhan Laba Debt to Equity Ratio salah satu dari rasio Leverage/ solvabilitas. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Menurut Prihadi (2012:263) semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi risiko kebangkrutan perusahaan. Bagi bank (kreditor), semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Namun jika rasio ini rendah semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. (Kasmir, 2015:158).
28
4. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Pertumbuhan Laba. Semakin besar rasio ini, maka semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi (Harahap, 2004:304). Net Profit Margin yang semakin besar menunjukkan bahwa semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan dari kegiatan penjualan. Dengan laba bersih yang besar, bertambah luas kesempatan bagi perusahaan untuk memperbesar modal usahanya tanpa melalui hutang-hutang baru, sehingga pendapatan yang diperoleh meningkat (Harahap, 2004:304). 2.1.7 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dapat dilihat di Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1 Peneliti Terdahulu No. Peneliti/ Judul Penelitian 1. Gunawan dan Wahyuni (2013) : Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perdagangan di Indonesia
Variabel
2.
Variabel dependen : Pertumbuhan
R. Adisetiawan(2014) :
Variabel dependen : Pertumbuhan laba Variabel Independen : β’ TATO β’ FATO β’ ITO β’ CR β’ DAR β’ DER
Model hasil penelitian Analisis Regresi β’ TATO dan ITO Linier berpengaruh Berganda signifikan positif terhadap pertumbuhan laba β’ CR dan DER berpengaruh tidak signifikan positif terhadap pertumbuhan laba β’ FATO berpengaruh signifikan negatif terhadap pertumbuhan laba β’ DAR tidak signifikan negatif terhadap pertumbuhan laba. Regresi β’ OITL dan NPM Linier berpengaruh Berganda signifikan terhadap
29
Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dalam memprediksi Pertumbuhan Laba
3.
4.
Laba Variabel Independen : β’ WCTA β’ CLI β’ OITL β’ TATO β’ NPM β’ GPM Heikal, Khaddafi Variabel dan Ummah dependen : (2014) : Pertumbuhan Influence Analysis Laba of Return on Assets Variabel (ROA), Return on Independen : Equity (ROE), Net β’ ROA Profit Margin β’ ROE (NPM), Debt to β’ NPM Equity Ratio β’ DER (DER), and β’ CR Current Ratio (CR) against Corporate Profit Growth in Automotive in Indonesia Stock Exchange Agustina dan Variabel Silvia (2012) : dependen : Pengaruh Rasio Pertumbuhan Keuangan terhadap Laba Perubahan Laba Variabel Perusahaan Independen : Manufaktur yang β’ DAR terdaftar di Bursa β’ GPM Efek Indonesia β’ CR β’ DER β’ TATO β’ NPM
β’
Regresi β’ Linier Berganda β’
Regresi β’ Linier Berganda β’
β’
β’
Pertumbuhan Laba. WCTA, CLI, TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.
ROA, ROE dan NPM berpengaruh signifikan positif terhadap Pertumbuhan Laba. DER dan CR berpengaruh signifikan negatif terhadap Pertumbuhan Laba.
DAR berpengaruh signifikan positif terhadap Perubahan Laba GPM berpengaruh signifikan negatif terhadap Perubahan Laba CR dan NPM tidak berpengaruh signifikan positif terhadap perubahan laba DER, TATO dan ROA tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap perubahan laba
30
5.
Parawardhani, Gumanti dan Puspitasari (2014) Rasio Keuangan dan Perubahan Laba Perusahaan Agroindustri di BEI
Variabel dependen : Pertumbuhan Laba Variabel Independen : β’ CR β’ WCTA β’ DER β’ CLI β’ OITL β’ TATO
Regresi β’ Linier Berganda
CR, WCTA, dan TATO tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap perubahan Laba β’ CLI tidak berpengaruh signifikan positif terhadap perubahan laba β’ DER dan OITL berpengaruh signifikan positif terhadap perubahan laba Sumber: Gunawan dan Wahyuni (2013), Adisetiawan (2014), Heikal, Khaddafi dan Ummah (2014), dan Agustina dan Silvia (2012) Beberapa perbedaan dan persamaan yang terdapat dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu, antara lain: Perbedaan: a. Periode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2015, sedangkan periode tahun yang digunakan oleh Gunawan dan Wahyuni (2013) adalah tahun 2006-2011, Adisetiawan (2014) tahun periode yang digunakan adalah 2008-2010, Heikal Khaddafi dan Ummah (2014) tahun periode yang digunakan adalah 2008-2012 , Agustina dan
Silvia (2012) tahun periode yang digunakan adalah 2008-2011 serta Parawardhani, Gumanti dan Puspitasari (2014) tahun periode yang digunakan adalah 2008-2012. b. Objek penelitian pada penelitian ini adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan pada penelitian Gunawan
31
dan Wahyuni (2013) objek penelitian yang digunakan adalah Perusahaan Perdagangan di Indonesia, Adisetiawan (2014) objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam kelompok LQ45 di Bursa Efek Indonesia, Heikal Khaddafi dan Ummah (2014) objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia, Agustina dan Silvia (2012) objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia, serta pada penelitian Parawardhani, Gumanti dan Puspitasari (2014) objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan agroindustry di Bursa Efek Indonesia. c. Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), dan Net Profit Margin (NPM). Sedangkan pada penelitian terdahulu Gunawan dan Wahyuni (2013) variabel Independen yang digunakan adalah Total Aset Turnover (TATO), Fixed Aset Turnover (FATO), Inventory Turnover (ITO), Current Ratio (CR), Debt to Aset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Adisetiawan (2014) variabel Independen yang digunakan adalah Working Capital to Total Asset (WCTA), Current Liabilities To Inventory (CLI), Operating Income to Total Asset (OITL), Total Asset Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM) dan Gross Profit Margin (GPM), Heikal Khaddafi dan Ummah (2014) variabel independen yang digunakan adalah Return on Assets
(ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), and Current Ratio (CR), Agustina dan Silvia (2012) variabel independen yang digunakan adalah Debt to Assets Ratio (DAR), Gross Profit
32
Margin (GPM), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO) dan Net Profit Margin (NPM) serta pada penelitian Parawardhani, Gumanti dan Puspitasari (2014) variabel independen yang digunakan adalah Current Ratio (CR), Working Capital to Total Asset (WCTA), Current Liabilities To Inventory (CLI), Operating Income to Total Asset (OITL), Total Asset Turnover (TATO) dan Debt to Equity Ratio (DER). Persamaan: a. Kedua penelitian mempunyai variabel dependen yang sama, yaitu pertumbuhan laba b. Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda. 2.1.8 Kerangka Penelitian Kerangka pikiran disusun atas dasar tinjauan teoritis, untuk kemudian melakukan analisis dan pemecahan masalah yang dikemukakan dalam penelitian. Tujuan utama dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang relevan sebagai dasar pengambilan keputusan guna mengharapkan keuntungan (laba) bagi pengambil keputusan. Melalui informasi yang relevan dari laporan keuangan, akan diketahui suatu kinerja keuangan perusahaan dimana perusahaan dapat mengukur keberhasilan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat melihat prospek, pertumbuhan, dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada, karena suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai standar dan tujuan yang telah ditetapkan. Analisis Rasio Keuangan merupakan salah satu Teknik Analisis Laporan keuangan untuk membandingkan antar komponen dalam laporan keuangan. Dari hasil rasio ini,
33
akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan serta tingkat pertumbuhan laba pada suatu perusahaan di masa yang akan datang. Berdasarkan tinjauan penelitian terdahulu dan perumusan hipotesis, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut yang tersaji di Gambar 1: Laporan Keuangan
Neraca
Laporan Laba Rugi
Kinerja Keuangan Analisis Rasio Keuangan
Rasio Likuiditas
Rasio Solvabilitas
Rasio Aktifitas
Rasio Profitabilitas
CR
DER
TATO
NPM
Pertumbuhan Laba Gambar 1 Kerangka Pemikiran
34
2.2 Model Penelitian
Current Ratio (CR) Total Asset Turnover (TATO) Pertumbuhan Laba Debt to Equity Ratio (DER) Net Profit Margin (NPM) (TATO)
Gambar 2 Model Penelitian
Sumber: Gunawan dan Wahyuni (2013), Adisetiawan (2014), Heikal, Khaddafi dan Ummah (2014), dan Agustina dan Silvia (2012) 2.3 Perumusan Hipotesis Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H1: Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan food and beverages di BEI. H2: Total Asset Turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan food and beverages di BEI. H3: Debt to Asset Ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan food and beverages di BEI. H4: Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan food and beverages di BEI.