9
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1
Tinjauan Teoretis
2.1.1
Pengertian Laporan Keuangan dan Tujuan Laporan Keuangan Dalam hal ini laporan keuangan sangat di butuhkan pada perusahaan-
perusahaan yang dibuat secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku. Melihat suatu kinerja pada perusahaannya, laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pengguna. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan. Para pengelola organisasi, baik organisasi yang berorentasi laba (profit oriented organiozation), maupun tidak berorientasi laba (non profit oriented organization) akan selalau dihadapkan pada suatu pengambilan keputusan untuk masa yang akan datang, baik buruknya suatu perusahaan untuk mengambil keputusan yang diambil akan sangat bergantung dan ditentukan oleh mutu informasi yang digunakan pada laporan keuangan. Akuntansi atau ada juga yang menyebut akunting adalah “merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu.” Melalui media sistem akuntansi semua transaksi yang dilakukan perusahaann dapat dicatat dalam buku dan bermuara kelaporan Akuntansi yang disebut juga Laporan Keuangan. (Harahap, 2007 : 2).
10
1.
Pengertian Laporan Keuangan Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 menyatakan
bahwa laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian intergal dari laporan keuangan. Untuk tidak salah dalam menggunakan laporan keuangan dalam kegiatan bisnis maupun dalam proses pengambilan keputusan, maka harus mengetahui sifat dan keterbatasan Laporan Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2012). Menurut Harahap (2007 : 105) laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi (Screen) bagi analisis dalam proses pengambilan keputusan Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan Arus dana perusahaan dalam periode tertentu. Menurut Kasmir (2012 : 07) dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
11
2.
Sifat dan Keterbatasan Laporan keuangan
a.
Laporan Keuangan bersifat Historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat bukan masa kini, karenanya laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi apalagi untuk meramalkan masa depan atau menentukan nilai (harga) perushaan saat ini.
b.
Laporan Keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi pihak tertentu atau pihak khusus saja seperti untuk pihak yang akan membeli perusahaan.
c.
Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.
d.
Laporan Keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidak pastian. Bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
e.
Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula, penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos-pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh secara material terhadap kelayakan laporan keuangan.
f.
Laporan Keuangan lebih menekankan pada makna ekonomi suatu peristiwa/transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas).
12
g.
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah teknis, dan pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
h.
Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat dipergunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
i.
Informasi
yang
bersifat
kualitatif
dan
fakta
yang
tidak
dapat
dikuantifikasikan umumnya diabaikan. Menurut Kasmir (2012 : 12) ada 2 sifat laporan keuangan yang akan dibuat : 1.
Bersifat Historis Bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua atau beberapa tahun ke belakang (tahun atau periode sebelumnya).
2.
Bersifat menyeluruh Laporan keuangan akan dibuat selengkap mungkin yang artinya laporan keuangan disusun sesuai standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagai-bagaian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan.
13
Sedangkan, untuk keterbatasan laporan keuangan sebagai berikut : a.
Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data-data yang diambil dari data masa lalu.
b.
Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya untuk pihak tertentu saja.
c.
Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbanganperrtimbangan tertentu.
d.
Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian.
Misalnya
dalam
suatu
peristiwa
yang
tidak
menguntungkan selalu dihitung kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya dihitung dari yang paling rendah. e.
Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memadang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.
Pada beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya perbedaan pendapatan maka penyajian suatu laporan pada keuangan akan tergantung pada aktivitas usaha yang dimiliki dan akan terarah pada siapa penyajian laporan keuangan tersebut akan diberikan.
14
3.
Tujuan Laporan Keuangan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) menyatakan bahwa
tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (Ikatan Akuntan Indonesia, 2012) Menurut Kasmir (2012 : 10) menyatakan bahwa secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala, maksudnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu : 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
15
5. Memberikan informasi tentan perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. 6. Memberikan informasi tentang catatan- catatan atas laporan keuangan. 7. Informasi keuangan lainnya.
Dalam perumusan tujuan
laporan keuangan diatas ditarik kesimpulan
bahwa tujuan laporan keuangan diberikan untuk memperoleh laporan keuangan pada suatu perusahaan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh dan laporan keuangan tersebut dapat dipahami serta harus dimengerti mengenai posisi keuangan pada perusahaan saat ini.
2.1.2
Pengertian Pendapatan Dalam sebuah laporan keuangan pendapatan merupakan hal yang
terpenting dalam melakukan suatu aktivitas usaha karena dapat mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode akuntansi. Menurut Munandar (2006:18)
pendapatan adalah suatu pertambahan
assets yang mengakibatkan bertambahnya owners equity, tetapi bukan karena pertambahan modal baru dari pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan assets yang disebabkan karena bertambahnya liabilities. Menurut Bastian (2007:146) pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan lain atas harta dari satu kesatuan atau penyelesaian kewajibannya selama satu periode dari penyerahan atau produksi barang, pemberi jasa, atau
16
aktivitas lain yang merupakan operasi pokok atau utama yang berkelanjutan dari kesatuan tersebut. Sedangkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 menyatakan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal (Ikatan Akuntan Indonesia, 2012) Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah suatu arus masuk bruto atau peningkatan lain dalam pertambahan asset dari sebuah manfaat ekonomi yang diterima dari aktivitas suatu perusahaan selama periode tertentu.
1.
Karakteristik Pendepatan (Revenues) Menurut Bastian (2007:147) karakteristik pendapatan
dalam
konteks
laporan kinerja keuangan, pendapatan operasi merupakan salah satu komponen. Aktivitas operasi mengacu kepada aktivitas - aktivitas yang dilakukan oleh entitas agar mencapai tujuan pokoknya. Pendapatan yang timbul dari aktivitas operasi dapat dibedakan dari pendapatan yang timbul dari pemilikan aktiva atau pendanaan suatu entitas. Pendapatan hanya terdiri dari arus masuk manfaat ekonomi yang diterima oleh entitas pemerintah untuk dirinya sendiri. Jumlah yang ditagihkan untuk dan atau atas nama pihak ketiga bukan merupakan pendapatan karena tidak menghasilkan manfaat ekonomi bagi entitas pemerintah serta tidak
17
menghasilkan
manfaat
ekonomi
bagi
entitas
pemerintah
serta
tidak
mengakibatkan naiknya ekuitas.
2.
Tujuan Pendapatan Menurut Bastian (2007:147) tujuan dari penyusunan pendapatan secara
umum adalah : a.
Memberikan prosedur yang baku atas aktivitas yang berkaitan dengan perolehan informasi mengenai pendatan, mulai dari pengakuan sampai pada proses pencatatannya.
b.
Memberikan informasi yang tepat maupun prediktif mengenai jumlah pendapatan yang dimiliki oleh pemda, sehingga dapat diperhitungkan seberapa besar dana yang dimiliki oleh pemda untuk membiayai kegiatan pemda seperti yang dianggarkan.
3.
Kebijakan Akuntansi Pendapatan Menurut Bastian (2007:147) pendapatan diakui ketika manfaat ekonomi di
masa depan yang berkaitan denagan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi. Dengan kata lain, pengakuan pendapatan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva atau pengakuan penurunan kewajiban (misalnya, kenaikan bersih aktiva yang timbul dari penerimaan pendapatan asli daerah atau penurunan kewajiban yang timbul dari pembebasan pinjaman yang masih harus dibayar).
18
Pengakuan pendapatan secara aktual berarti bahwa pendapatan diakui segera setelah dukungan administrasi untuk pengakuan pendapatan bagi pemda dapat diketahui, tanpa memperhatikan apakah uang telah diterima di kas atau belum. Yang dimaksud dengan dukungan administrasi adalah besar hukum mengenai jenis serta jumlah pendapatan yang menjadi hak, seperti penerbit SKPD/SKPR.
4.
Pengukuran dan Penilain Pendapatan
a.
Pengukuran Pendapatan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 menyatakan
bahwa dalam memberikan ketentuan mengenai pengukuran pendapatan yang dinyatakan pada SAK adalah suatu pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima, jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut dapat diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan berat volume yang diperbolehkan perusahaan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2012) Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar sebagai berikut : 1)
Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi piutang ragu-ragu perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya.
2)
Untuk transaksi bukan dengan kas, apabila nilai dari barang yang diserahkan dianggap sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang akan diterima maka nilai tukarnya adalah nilai buku barang yang akan diterima
19
lebih atau kurang dari nilai buku barang yang akan diserahkan maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima dengan nilai buku barang yang diserahkan merupakan keuntungan. Dengan ini berbagai macam dasar pengukuran pendapatan yaitu :
1.
Cash Equivalent Merupakan suatu jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi pendapatan yang sepenuhmya setelah produk yang terjual baru akan diproduksi dan diperjualkan akan benar-benar terjadi.
2.
Nilai Setara Kas Merupakan jumlah rupiah kas yang dipekirakan, diterima ataupun dibayarkan pada masa mendatang dari hasil penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan.
3.
Harga di Bawah Harga Pasar Merupakan harga pasar yang berlaku sekarang tetap dengan nilai dibawah harga semula.
4.
Harga Pasar Merupakan harga jual bersih yang dipekirakan dikurangi biaya simpanan, biaya penjualan dan biaya penyerahan produk
5.
Harga Kesepakatan Merupakan harga yang dimana memiliki kesepakatan dengan pelanggan dari setiap jumlah rupiah penjualan yang disepakati dengan pelanggan.
20
b.
Penilaian Pendapatan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 menyatakan
bahwa untuk menentukan berapa rupiah yang akan dicatat dan diperhitungkan dalam transaksi-transaksi dalam suatu laporan keuangan. Ada 4 dasar dalam penilaian pendapatan sbb :
1)
Historical Cost Suatu aktiva yang dicatat sebesar pengeluaran kas atau setara kas yang dibayar sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan.
2)
Current Cost Suatu aktiva yang dinilai dalam wujud kas atau setara kas yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama yang diperoleh sekarang.
3)
Realization atau settlement value Suatu aktiva yang dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang sama atau setara aktiva yang sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal.
4)
Present Value Suatu aktiva yang dinyatakan sebesar kas masuk bersih dimasa depan yang di diskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.
21
5.
Pengakuan Pendapatan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 menyatakan
bahwa mengenai kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai berikut : a.
Pendapatan dari transaksi penjualan produk diakui pada saat tanggal penjualan, biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan.
b.
Pendapatan atas jas yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa tersebut telas dilakukan dapat dibuat fakturnya.
c.
Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi perusahaan oleh pihak lain seperti “ pendapatan bunga, dan royalti diakui sejalan” dengan berlakunya waktu atau pada saat digunakan aktiva yang bersangkutan.
d.
Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan seperti penjualan aktiva tetap atau surat berharga diakui pada saat tanggal penjualan. Dari penjelasan diatas pendapatan harus diukur dengan suatu nilai wajar
pada imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Jika, pada arus masuk dari kas ditangguhkan maka nilai wajar dari suatu imbalan tersebut akan berkurang dari jumlah nominal yang akan diterima.
22
2.1.3 Teori Ekonomi Pertanian Teori ekonomi merupakan suatu landasan ekonomi yang dimana memberikan informasi untuk mencapai tujuan tertentu, dapat pula menjelaskan berbagai permasalahan hubungan variabel-variabel ekonomi yang secara keseluruhan akan dipecahkan dan akan ditarik kesimpulan atau suatu hasil analisa ekonomi tersebut untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan pada periode lalu supaya mencapai tingkat pertumbuhan pada periode berikutnya. Dalam hal ini pentingnya sektor pertanian dapat pula dilihat dari besarnya nilai ekspor yang berasal dari pertanian. Ekonomi pertanian merupakan suatu gabungan dari beberapa ilmu yang mempelajari ilmu ekonomi dan ilmu pertanian yang bertujuan untuk menganalisa hasil akhir dari suatu pertanian secara ekonomi. Sedangkan, pengertian ilmu ekonomi pertanian adalah suatu ilmu yang termasuk dalam berbagai kelompok ilmu kemasyarakatan (social science) yang akan mempelajari suatu perilaku serta hubungan antar manusia. Misalnya, perilaku petani dalam kehidupan pertaniannya, tetapi juga akan mencangkup persoalan ekonomi lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan produksi, pemasaran, dan konsumsi petani atau kelompok – kelompok petani. Dari penjelasan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa teori ekonomi pertanian adalah suatu teori yang sangat penting bagi sektor pertanian, karena memiliki manfaat yang berarti dalam proses pertumbuhan ekonomi yang akan mencangkup berbagai hubungan variabel-varibel tertentu pada suatu analisis ekonomi dan proses produksinya yang berhubungan dengan suatu kebutuhan yang akan berkaitan terhadap suatu harga dan pendapatan masyrakat petani itu sendiri.
23
2.1.4
Produksi Garam Produksi merupakan suatu kegiatan yang bermanfaat bagi kebutuhan
sehingga dapat menciptakan dan menambah suatu nilai terhadap barang maupun jasa. Dalam produksi itu sendiri memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan yang dimiliki manusia serta dapat memakmurkan kehidupan manusia. Garam merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi konsumsi masyarakat sehari-hari, garam dapat dibedakan menjadi menjadi garam kasar (krosok) dan garam beryodium yang memiliki kualitas berbeda. Garam kasar (krosok) merupakan suatu garam yang belum melakukan proses pengkristalisasi atau memiliki kualitas rendah atau belum maksimal dalam ketidakstabilan harga dan dikelolah secara tradisional oleh petani yang hingga saat ini menjadi salah satu bidang industri menguntungkan bagi masyarakat pesisir. Dalam hal ini masih menimbulkan beberapa masalah terhadap persaingan dengan komoditi garam dari luar negeri. Berbeda pula dengan Garam Beryodium ataupun garam yang sudah melalui proses produksi dan didalamnya terkandung senyawa kalium lodat atau salah satu nutrisi yang penting untuk di konsumsi sehari-hari oleh manusia. Garam beryodium adalah garam yang mengandung komponan Natrium Cholrida (NaCl) minimal 94,7%, kalium lodat (KIO3) sebanyak 30-80 ppm (mg/kg), air maksimal 5% dan senyawa lainnya untuk dikonsumsi oleh masyarakat yang hampir setiap saat makanan atau masakan membutuhkannya. Sebenarnya industri garam nasional berasal dari para petani garam dengan mutu rendah atau dalam proses tradisional yang kemuudian diproses untuk pengkristalisasi sehingga dapat menjadi suatu garam yang halus dann bersih.
24
Sedangkan, untuk penjabaran pengertian diatas menerangkan bahwa produksi garam adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh para petani garam atau masyarakat pesisir untuk menciptakan dan menambah nilai guna dari garam tersebut yang mempunyai manfaat bagi kebutuhan manusia.
1.
Faktor-Faktor Produksi Menurut Mankiw (2009:46) Faktor produksi adalah input yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa. Dua faktor produksi yang paling penting adalah modal dan tenaga kerja. a.
Modal merupakan sesuatu hal yang terpenting pada pondasi perusahaan yang dapat berguna untuk menjalankan usaha serta menambah kas bagi perusahaan.
b.
Tenaga kerja merupakan seseorang yang memiliki umur diatas 18 tahun ke atas atau disebut seseorang yang berada pada usia siap kerja dan mampu melakukan suatu kegiatan pekerjaan demi menghasilkan barang maupun jasa.
2.
Fungsi Produksi Fungsi produksi merupakan hubungan antara faktor-faktor produksi
dengan hasil produksi. Dalam faktor produksi adalah input sedangkan hasil produksi adalah output dengan ini dapat menghasilkan hasil-hasil pertanian akan digunakan input tanah, bibit, pestisida, tenaga kerja dan alat pertanian tersebut maka harus ditingkatkan penggunaan input seperti luas tanah, menambah jumlah
25
tenaga kerja, menambah alat-alat dan sebagainya atau menambah tenologi pertaniannya.
2.1.5 Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) adalah suatu program pemerintah dan Kementrian Kelautan Perikanan (KKP) yang bertujuan untuk mempernbedayakan
petani tambak garam dan akan diperuntukkan bagi
peningkatan kesejahteraan serta kesempatan kerja petambak garam rakyat dan pelaku usaha garam rakyat lainnya dalam mendukung swasembada garam nasional. Dalam rangka Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri-KP) dilaksanakan melalui prinsip bottom-up,
artinya
masyarakat
sendiri
yang
merencanakan
kegiatan,
melaksanakan dan melakukan monitoring dan evaluasi sesuai dengan mekanisme yang ditentukan, serta mempertimbangkan pengarus utamaan gender. Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) merupakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri-KP) dilaksanakan dengan prinsip bottom-up. Kegiatan PUGAR diperuntukkan bagi peningkatan kesejahteraan dan kesempatan kerja petambak garam rakyat dan pelaku usaha garam rakyat lainnya dalam mendukung swasembada garam nasional. PUGAR merupakan salah satu Program Prioritas Pembangunan
Nasional
yaitu
sebagai
Prioritas
Nasional
ke-4
tentang
Penanggulangan Kemiskinan. Oleh sebab itu, pelaksanaan kegiatan PUGAR mendapat perhatian dari Unit Kerja Presiden Bidang Pemantauan, Pengawasan
26
dan Pengendalian Pembangunan (UKP-4) sesuai Instruksi Presiden RI Nomor 14 Tahun 2011 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor: 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional, kegiatan PUGAR 2014 diharapkan mengakomodasi
kebutuhan
gender
melalui
fasilitasi
peningkatan
peran
perempuan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender. Pengentasan kemiskinan di wilayah pesisir dan sentra-sentra perikanan merupakan salah satu kegiatan strategis dalam pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk miskin di wilayah pesisir sebanyak 7,87 juta jiwa atau sebesar 25,14% dari total jumlah penduduk miskin nasional yang mencapai 31,02 juta jiwa. Permasalahan mendasar kualitas masyarakat kelautan dan perikanan yang menyebabkan kemiskinan adalah kurangnya akses permodalan, pasar dan teknologi, perlindungan sosial budaya, tidak memiliki aset sebagai modal aktif, rendahnya kualitas lingkungan serta lemahnya
kelembagaan
nelayan,
pembudidaya,
pengolah/pemasar
ikan,
masyarakat petambak garam rakyat, dan masyarakat pesisir lainnya. Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri KP) yang terintegrasi dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Pada kegiatan PUGAR masyarakat akan memperoleh Dana Bantuan Langsung (BLM) yang berasal dari APBN, yang dialokasikan untuk mengatasi
27
kendala keterbatasan modal usaha pertanian garam. Pelaksanaan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat dilakukan secara menyeluruh untuk masyarakat pesisir.
2.2
Penelitian Terdahulu
1.
Bagus.A.K. (2014) dengan judul “Implementasi Program Dana Bantuan Pemberdayaan
Usaha
Garam
Rakyat
(PUGAR)
Dalam
Rangka
Pengembangan Wirausaha Garam Rakyat (Studi Pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumenep) Penelitian Bagus Menganalisis penerapan program dana bantuan PUGAR terhadap pengembangan wirausaha garam rakyat. Populasi yang digunakan para petani garam Desa Karang Anyar, Desa gresik Putih dan Desa Kalianget kab. Sumenep. Sampel dalam penelitian ini adalah tempat dimana menangkap dan mengetahui keadaan sebenarnya darti objek yang diteliti guna memperoleh data yang valid dan akurat, perusahaan milik BUMN yakni PT. Garam Persero sebagai stakeholder dan tiga desa yang dianggap memiliki potensi dan petani rakyat binaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Bagus adalah sama-sama menganalisis bantuan pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) 2.
Haidawati. (2013) dengan judul “Evaluasi Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) di Kabupaten Jeneponto”. Penelitian bertujuan untuk menganalisis efektivitas program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) di Kabupaten Jeneponto. Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok usaha garam rakyat (KUGAR) kecamatan Bangkala
28
Kabupaten Jenepoto pada tahun 2012. Populasi yang digunakan 21 kelompok setiap kelompok berjumlah 10 orag sehingga jumlah total sebanyak 210 orang. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Haidawati adalah sama-sama menghitung nilai rat-rata dengan cara perhitungan dari Soekartawi. 3.
Nursaulah. (2013) dengan judul “Evaluasi Kelayakan usaha Garam Rakyat Berpola Subsisten dalam Rangka Pembangunan Ekonomi di Kawasan Pesisir (Studi pada kelompok petani garam PUGAR Kabupaten Pasuruan). Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi mengenai manfaatbiaya (cost-benefit) dari usaha garam rakyat di Kabupaten Pasuruan yang berpola subsisten, (2) mengetahui tingkat kelayakan dari usaha garam rakyat. Populasi penelitian ini adalah kawasan pesisir kabupaten Pasuruan dengan 5 kecamatan pesisir, yaitu: Bangil, Keraton, Lekok dan Nguling. Sampel dalam penelitian ini adalah 171 orang (19 kelompok) di kabupaten pasuruan. Persamaaan penelitian Nursaulah dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti bantuan pemerintah (BLM) terhadap pemberdayaan usaha garam rakyat.
4.
Hariyanto. (2013) dengan judul “Implementasi Program Penyaluran Dana PNPM PUGAR (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat) di Desa Asempapam Kecamatan Trangkil Kabupaten PATI Tahun 2011-2012”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu penerapan program penyaluran dana PUGAR di desa Asempapan, Trangkil Pati. Persamaan penelitian
29
Hariyanto dengan penelitian ini sama-sama mengetahui penyaluran dana sudah efektif atau tidak.
2.3
Rerangka Pemikiran Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu tersebut maka penulis dapat
memperoleh gambaran dalam melakukan analisis. Berikut ini gambaran dalam analisis penulis:
PROGRAM PUGAR
SEBELUM
SESUDAH Uji Perbandingan (Uji t)
Simpulan
Gambar 1 Rerangka Pemikiran
30
2.4
Perumusan Hipotesis Menurut Sugiyono (2012:84), hipotesis diartikan sebagai jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah tersebut bisa berupa pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan (komparasi), atau variabel mandiri (deskripsi). Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian serta tinjauan teoritis, maka hipotesis dalam penitian ini adalah : 1.
Berkaitan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian no 1 dan 2, maka hipotesis tidak dapat di rumuskan karena besarnya pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah program PUGAR masuk di Desa Polagan Kecamatan Sampang bisa diketahui melalui observasi secara langsung.
2.
Berkaitan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian no 3, maka hipotesis dapat dirumuskan sbb: Diduga ada perbedaan yang nyata terhadap pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah program PUGAR masuk di Desa Polagan kecamatan Sampang.