BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1
Tinjauan Teoritis
1.1.1
Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Pengertian analisis laporan keuangan (financial statement analysis) menurut Soemarso (2006:430) adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena. Dengan melihat analisis laporan keuangan, seseorang akan dapat melihat gejala yang terjadi dalam perusahaan. Prastowo dan Julianty (dalam Yolanda, 2013:14) memberikan definisi terhadap analisis laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sehingga kualitas keputusan yang diambil akan menjadi lebih baik. Menganalisis laporan keuangan, berarti melakukan perbandingan terhadap angka-angka dalam laporan keuangan guna memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan tersebut.
11
2. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun dan untuk mengetahui arah perkembangannya. Tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan menurut Prastowo (2005) mencakup empat hal yaitu : a. Hasil analisis laporan keuangan sebagai alat screening awal yang memberikan gambaran bagi pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kondisi dan kinerja keuangan suatu perusahaan. Digunakan sebagai dasar sebelum melakukan investasi ke suatu perusahaan. b. Hasil analisis laporan keuangan memberikan laporan informasi mengenai prestasi perusahaan selama periode tertentu. Memberikan informasi tentang kewajiban pembayaran kas dan sumber daya yang mewujudkan kas yang akan diterima dimasa mendatang. c. Hasil analisis laporan keuangan digunakan untuk mendiagnosa tingkat keberhasilan atau ditingkatkan di masa yang akan datang dan hasil yang kurang baik dijadikan analisis agar tidak sampai terulang lagi di masa mendatang. d. Analisis laporan keuangan membantu dalam meneliti manajemen masa lalu dan prospeknya di masa depan. Dapat menunjukkan apakah manajer keuangan dapat merencanakan dan mengimplementasikan ke dalam setiap
12
tindakan secara konsisten dengan tujuan untuk memaksimumkan kemampuan pemegang saham.
3. Metode Dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Metode dan teknik analisis digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya. Menurut Prastowo dan Julianty (dalam Yolanda, 2013:16), metode analisis laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : a. Metode analisis horizontal (dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun, sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. b. Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisa laporan keuangan pada tahun tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan yang lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk tahun yang sama.
13
Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan menurut Munawir (2004:36) adalah sebagai berikut : a. Analisis perbandingan laporan keuangan adalah metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. b. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis) adalah suatu metode atau analisis untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun. c. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement adalah suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur
permodalannya
dan
komposisi
perongkosan
yang
terjadi
dihubungkan dengan jumlah penjualannya. d. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. e. Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis) adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber penggunaan uang kas selama periode tertentu.
14
f. Analisis rasio adalah metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kedua laporan tersebut. g. Analisa perubahan laba kotor adalah suatu analisa untuk mengetahui tentang sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tertentu. h. Analisis Break Event adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian tetapi juga belum memperoleh keuntungan.
1.1.2 1.
Laporan Keuangan
Pengertian Laporan Keuangan Menurut Darsono dan Ashari (2005:4), laporan keuangan adalah laporan
yang menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Raharjo (dalam Yolanda, 2013:6) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya, kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) di luar perusahaan, pemilik perusahaan, pemerintah, kreditor, dan pihak lainnya. Sedangkan menurut Harahap (2006:105), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
15
untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan.
2. Komponen Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (dalam Yolanda, 2013:7), komponen laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut: a. Laporan Posisi Keuangan Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos antara lain aset tetap, properti investasi, aset tak berwujud, aset keuangan, investasi dengan menggunakan metode ekuitas, persediaan, piutang dagang dan piutang lainnya, kas dan setara kas, total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagian dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58, utang dan terutang lain, provisi, liabilitas keuangan, liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan pada PSAK 46, liabilitas dan aset pajak tangguhan, liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai PSAK 58, kepentingan non pengendali yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas, modal saham dan cadangan yang dapat distribusikan kepada pemilik entitas induk.
16
b. Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan laba rugi komperhensif minimal mecakup penyajian jumlah pos-pos antara lain: pendapatan, biaya keuangan, bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicacat dengan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, suatu jumlah tunggal yang mencakup total (dari laba rugi setelah pajak dari operasi yang di hentikan dan keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dari pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual), laba rugi, setiap kompenan dari pendapatan komperhensif lain sesuai dengan sifat, bagian pendapatan komperhensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, total laba rugi komperhensif
c. Laporan perubahan ekuitas Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan : 1) Total laba rugi komperhensif selama satu periode, yang menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat distribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non pengendali. 2) Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara restropektif yang diakui sesaui dengan PSAK 25 mengenai kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan kesalahan. 3) Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan
17
yang timbul (dari laba rugi, pos pendapatan komperhensif lain, dan transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik).
d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam menggunakan arus tersebut. PSAK 2: Laporan arus kas mengatur persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi arus kas.
e. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan menyajiakan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijaksanaan akuntansi tertentu, mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.
3. Pemakai Laporan Keuangan Menurut Prastowo dan Juliaty (dalam Yolanda, 2013:12), para pemakai laporan keuangan ini menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda, meliputi :
18
a. Investor Para investor (dan penasehatnya) berkepentingan terhadap resiko yang melekat dan hasil pengembangan dari investor yang dilakukannya. Investor ini membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli atau menjual investasi tersebut. b. Kreditur (pemberi pinjaman) Para kreditur tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. c. Pemasok dan kreditur usaha lainnya Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. d. Stakeholderβs (para pemegang saham) Para pemegang saham berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang akan diperoleh dan penanaman modal. e. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung dengan perusahaan.
19
f. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan
dengan
alokasi
sumber
daya
dan
oleh
karenanya
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. g. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. h. Masyarakat Perusahaan yang mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara, seperti pemberian kontribusi pada perekonomian national, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik.
2.1.3
Analisis Rasio Keuangan
1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan Menurut Simamora (2002:357) analisis rasio keuangan merupakan cara penting untuk menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna di antara komponen-komponen dari laporan keuangan. Rasio laporan keuangan dengan membagi nilai rupiah pos yang lainnya yang dilaporkan. Tujuannya adalah untuk menyatakan suatu hubungan diantara dua pos yang relevan yang mudah ditafsirkan dan dibandingkan dengan informasi yang lainnya. Simamora (2002:522) juga mengatakan bahwa analisis rasio (ratio analysis) menunjukkan hubungan di antara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan. Analisis rasio keuangan bukanlah alat analisis yang mampu berdiri
20
sendiri tanpa memperhatikan hasil dan gejala-gejala yang dapat mempengaruhi penerapan alat-alat analisis yang lainnya, sehingga dapat dihasilkan suatu kesimpulan. Analisis rasio dapat mendapatkan hubungan yang ada antara variabel-variabel yang bersangkutan. Menurut Harahap (2007:297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Menurut Hanafi dan Halim (2005:77) analisis rasio keuangan dapat dikelompokkan ke dalam lima macam kategori, yaitu : a. Rasio likuiditas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. b. Rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur sejauh mana efektifitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset. c. Rasio solvabilitas yaitu rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. d. Rasio profitabilitas yaitu rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba. e. Rasio pasar yaitu rasio yang melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku perusahaan.
2. Manfaat Analisis Rasio Keuangan Manfaat dilakukannya analisis rasio keuangan dibagi menjadi dua berdasarkan pihak-pihak yang berkepentingan antara lain :
21
a. Bagi pihak intern Pihak intern salah satunya adalah manajemen, hasil analisis tersebut sangat penting untuk perbaikan penyusunan rencana atau kebijakan di masa datang. b. Bagi pihak ekstern 1) Bagi pemegang saham adalah sebagai dasar untuk membuat keputusan apakah akan tetap mempertahankan perusahaan tersebut atau lebih baik menjualnya. 2) Bagi calon pemegang saham adalah sebagai dasar untuk membuat keputusan apakah membeli saham-saham perusahaan atau menanamkan dananya pada alternatif investasi yang lain. 3) Bagi kreditur adalah sebagai dasar untuk mengetahui apakah pinjaman yang diberikan kepada perusahaan dipergunakan sebagaimana mestinya, sehingga memungkinkan perusahaan untuk membayar kembali hutang beserta bunganya. 4) Bagi calon kreditur adalah sebagai dasar untuk membuat keputusan apakah permintaan kredit dapat disetujui, apakah ada cukup jaminan bahwa perusahaan mampu membayar kembali pinjaman beserta bunganya tepat pada waktunya.
3. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Menurut
Harahap
(2007:298)
keterbatasan sebagai berikut :
22
analisis
rasio
keuangan
memiliki
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakaiannya. b. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. c. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron. d. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang di pakai tidak sama. Oleh kerenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
4. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan Menurut Harahap (2007:298) analisis rasio memiliki keunggulan disbanding teknik lainnya, yaitu : a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtiar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. c. Mengetahui posisi keuangan perusahaan di tengah industri lain. d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model dalam pengambilan keputusan dan model prediksi. e. Menstandarisir size perusahaan. f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik.
23
g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
2.1.4
Rasio Likuiditas
1. Pengertian Rasio Likuiditas Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama, bisa dikarenakan memang perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali. Atau kedua, bisa mungkin saja perusahaan memiliki dana, namun saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana (tidak cukup) secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga, atau menjual persediaan atau aktiva lainnya. Menurut Kasmir (2008:130) rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total passiva lancar (utang jangka pendek). Penilaian dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu. Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah 24
jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih.
2. Cara Mengukur Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008:134) ada tiga rasio likuiditas yang sering digunakan yaitu current ratio, quick ratio, dan cash ratio. Namun, dalam penelitian ini cara pengukuran yang digunakan, diantaranya adalah : a. Current Ratio Kasmir (2008:134) menyebutkan bahwa rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan suatu perusahaan. Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik.
25
Rumus untuk mencari current ratio yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut (Kasmir, 2008:135).
Current Ratio =
πΆπ’πππππ‘ ππ π ππ‘π πΆπ’πππππ‘ ππππππππ‘πππ
b. Quick Ratio Rasio cepat (quick ratio) atau rasio yang sangat lancar atau acid test ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar memperhitungkan nilai persediaan (inventory). Artinya nilai persediaan diabaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Menurut Kasmir (2008:137) rumus untuk mencari rasio cepat (quick ratio) dapat digunakan sebagai berikut : ππ’πππ π
ππ‘ππ =
2.1.5
πΆπ’πππππ‘ ππ π ππ‘π β πΌππ£πππ‘πππ¦ πΆπ’πππππ‘ ππππππππ‘πππ
Rasio Profitabilitas
1. Pengertian Rasio Profitabilitas Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal lainnya.
26
Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru, oleh karena itu manajemen perusahaan dalam pratiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan dan bukan berarti asal untung. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang dikenal juga dengan nama rasio rentabilitas. Rasio profitabilitas menurut Kasmir (2008:196) merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.
2. Cara Mengukur Rasio Profitabilitas Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode. Dalam penelitian ini cara pengukuran yang digunakan, yaitu sebagai berikut :
27
a. Return On Asset (ROA) Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return On Investment (ROI) atau return on asset merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan perusahaan. Return on assets juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Semakin kecil (rendah) rasio ini, digunakan untuk mengukur efektivitas dan keseluruhan operasi perusahaan. Rumus untuk mencari Return On Assets dapat digunakan sebagai berikut (Kasmir, 2008:202).
π
ππ‘π’ππ ππ π΄π π ππ‘ =
πΈππππππ π΄ππ‘ππ πΌππ‘ππππ π‘ πππ πππ₯ πππ‘ππ π΄π π ππ‘π
b. Return On Equity (ROE) Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisien penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Rumus untuk mencari return on equity (ROE) dapat digunakan sebagai berikut (Kasmir, 2008:204).
π
ππ‘π’ππ ππ πΈππ’ππ‘π¦ =
πΈππππππ π΄ππ‘ππ πΌππ‘ππππ π‘ πππ πππ₯ πππ‘ππ πΈππ’ππ‘π¦
28
2.1.6
Perubahan Laba Fokus utama laporan keuangan adalah laba. Laba adalah kenaikan manfaat
ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktivitas atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Informasi laba ini sangat berguna bagi pemilik maupun investor. Laba yang mengalami peningkatan merupakan kabar baik (good news) bagi investor, sedangkan laba yang mengalami penurunan merupakan kabar buruk (bad news) bagi investor (Wijayati, dkk, 2005) dalam Septiawan (2014:24). Belkaoui (dalam Septiawan, 2014:24) mengemukakan bahwa laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi dan pengambilan keputusan dan unsur prediksi. Salvatore (dalam Septiawan, 2014:24) .Perubahan laba merupakan kenaikan atau penurunan laba per tahun. Laba yang tinggi merupakan tanda bahwa konsumen menginginkan output industri lebih banyak. Laba yang tinggi memberikan insentif bagi perusahaan untuk meningkatkan output dan lebih banyak perusahaan yang akan masuk ke industri tersebut dalam jangka panjang. Laba yang lebih rendah atau kerugian merupakan tanda bahwa konsumen menginginkan komoditas lebih sedikit atau metode produksi perusahaan tersebut tidak efisien. Laba dapat memberikan sinyal yang penting untuk realokasi sumber
29
daya yang dimiliki masyarakat sebagai cerminan perubahan dalam selera konsumen dan permintaan sepanjang waktu. Laba sebagai suatu alat prediktif yang membantu dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan datang. Nilai laba di masa lalu, yang didasarkan pada biaya historis dan nilai berjalan, terbukti berguna dalam meramalkan nilai mendatang. Laba terdiri dari hasil opersional atau laba biasa dan hasil-hasil nonoperasional atau keuntungan dan kerugian luar biasa di mana jumlah keseluruhannya sama dengan laba bersih. Laba bisa dipandang sebagai suatu ukuran efisiensi. Laba adalah suatu ukuran kepengurusan (stewardship) manajemen atas sumber daya suatu kesatuan dan ukuran efisiensi manajemen dalam menjalankan usaha suatu perusahaan (Belkaoui, 2001). Perhitungan perubahan laba adalah sebagai berikut :
βYit =
Yit β Yitβn Yitβn
Keterangan : βYit = Perubahan relatif laba pada periode tertentu. Yit
= Laba pada perusahaan teretntu periode tertentu.
Yitβn = Laba pada perusahaan tertentu periode sebelumnya.
30
2.2
Rerangka Pemikiran Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tinjauan teori
yang telah dikemukakan, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut: Perubahan Laba (Y)
Rasio
Rasio
Likuiditas
Profitabilitas
(X1)
(X2)
Current
Quick
Retun On
Ratio (H1)
Ratio (H2)
Asset (H3)
Return On Equity (H4)
Gambar 1 Rerangka Pemikiran
2.3 1.
Pengembangan Hipotesis Current Ratio terhadap Perubahan Laba Current Ratio menunjukkan sejauh mana kemampuan aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan menutupi kewajiban lancar atau hutang yang harus dibayar
31
pada saat jatuh tempo. Jika perusahaan memiliki dua rasio lancar, hal tersebut dapat dianggap baik bagi beberapa perusahaan karena perusahaan memiliki aktiva lancar yang nilainya dua kali dari hutang yang harus dibayar. Aktiva lancar menunjukkan sebagai alat bayar dan diasumsikan semua aktiva lancar dapat digunakan untuk membayar. Sedangkan kewajiban menunjukkan sesuatu yang harus dibayar pada saat jatuh tempo. Pengaruh current ratio terhadap perubahan laba adalah jika perusahaan mampu menutup kewajiban lancarnya dengan baik, maka perusahaan dapat mengelola aktiva lancar yang dimilikinya dengan baik sehingga dapat memberi pengaruh terhadap perolehan laba. Dalam penelitian sebelumnya ada beberapa peneliti yang menggunakan current ratio dalam pengaruhnya terhadap perubahan laba yaitu Annisa Erselina (2014) dalam jurnal Analisis Prediksian Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2011 menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara current ratio terhadap perubahan laba pada perusahaan Property dan Real Estate. Sebaliknya, Gunawan dan Wahyuni (2013) dalam jurnal Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaaan perdagangan Indonesia menunjukkan hasil bahwa current ratio tidak berpegaruh signifikan terhadap perubahan laba. Hasil penelitian Siti Fatimah (2014) dalam jurnal Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia juga menyimpulkan bahwa current ratio tidak berpegaruh signifikan terhadap perubahan laba.
32
Bedasarkan teori dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis pertama yang dapat dirumuskan sebagai berikut : H1 : Currrent ratio berpengaruh terhadap perubahan laba.
2.
Quick Ratio terhadap Perubahan Laba Quick Ratio berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid. Rasio ini hanya membandingkan antara aktiva yang sangat likuid dengan hutang lancar. Semakin besar nilai quick ratio, maka semakin cepat perusahaan dapat memenuhi segala kewajibannya. Sebaliknya jika nilai dari quick ratio kecil, perusahaan akan mengalami hambatan dalam memenuhi segala kewajibannya sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari seberapa besar aktiva lancar dan perolehan laba yang dimiliki. Pengaruh quick ratio terhadap perubahan laba perusahaan adalah jika aktiva lancar yang dimiliki perusahaan tinggi maka kewajiban jangka pendek yang harus dipenuhi akan rendah karena biaya yang digunakan tidak terlalu tinggi sehingga pendapatan yang diperoleh mengalami peningkatan. Dalam penelitian sebelumnya ada beberapa peneliti yang menggunakan quick ratio dalam pengaruhnya terhadap perubahan laba yaitu Oktanto dan Nuryatno (2014) dalam jurnal Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2011 menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat pengaruh antara quick ratio terhadap perubahan laba perusahaan. Penelitian lain juga diugkapkan oleh
33
Fahmi dalam skripsi (2013) Pengaruh Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2011 menunjukkan hasil bahwa quick ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perubahan laba perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20092011. Sebaliknya, menurut penelitian Jiasti (2010) dengan judul Analisis Pengaruh Current Ratio, Quick Ratio, Receivable Turn Over, Dan Cash Turn Over Terhadap Laba Usaha (Koperasi Kopersemar Periode Tahun 2007-2009 menunjukkan hasil bahwa quick ratio berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Bedasarkan teori dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis kedua yang dapat dirumuskan sebagai berikut : H2 : Quick ratio berpengaruh terhadap perubahan laba.
3.
Return On Asset terhadap Perubahan Laba Return On Asset mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. Return On Asset berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin besar retun on asset yang dimiliki oleh perusahaan maka akan semakin efisien penggunaan aktiva sehingga akan memperbesar laba. Pengaruh return on asset terhadap perubahan laba adalah jika return on asset tinggi berarti rasio rentabilitas juga tinggi, dengan tingginya rentabilitas berarti perusahaan sukses dalam menghasilkan laba dengan pencapaian laba yang tinggi.
34
Dalam penelitian sebelumnya ada beberapa peneliti yang menggunakan return on asset dalam pengaruhnya terhadap perubahan laba yaitu Gani dan Indira (2011) dalam jurnal Analisa Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Telekomunikasi Indonesia menunjukkan hasil bahwa return on asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Sedangkan menurut penelitian Syamni dan Martunis (2013) dengan judul Pengaruh OPM, ROE, dan ROA Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia menunjukkkan hasil bahwa return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. Bedasarkan teori dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis ketiga yang dapat dirumuskan sebagai berikut : H3 : Return on asset berpengaruh terhadap perubahan laba.
4.
Return On Equity terhadap Perubahan Laba Return On Equity dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari
perspektif pemegang saham biasa. Imbalan bagi para pemegang saham biasa adalah laba bersih perusahaan. Rasio ini menunjukkan seberapa banyak rupiah yang diperoleh dari laba bersih untuk setiap rupiah yang diinvestasikan oleh para pemegang saham (pemilik perusahaan). Rasio ini dapat dihitung dengan membagi laba bersih dengan modal pemegang saham. Pengaruh rasio return on equity terhadap perubahan laba bersih perusahaan adalah semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin tinggi pula tingkat laba yang dihasilkan karena penambahan modal
35
kerja dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan yang akhirnya dapat menghasilkan laba. Dalam penelitian sebelumnya ada beberapa peneliti yang menggunakan return on equity dalam pengaruhnya terhadap perubahan laba yaitu Syamni dan Martunis (2013) dalam jurnal Pengaruh OPM, ROE, dan ROA Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia menunjukkan hasil bahwa return on equity berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan menurut penelitian Fatimah (2014) dalam jurnal Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukkan hasil bahwa return on equity tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Bedasarkan teori dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis keempat yang dapat dirumuskan sebagai berikut : H4 : Return on equity berpengaruh terhadap perubahan laba.
2.4
Perumusan Hipotesis Perumusan hipotesis adalah penjelasan sementara yang harus diuji
kebenarannya mengenai masalah yang dipelajari, dimana suatu hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Adapun perumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
36
H1 : Current ratio berpengaruh terhadap perubahan laba pada
perusahaan
property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H2 : Quick ratio berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H3 : Return on asset berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan property and real estate yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia. H4 : Return on equity berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
37