6
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1
Tinjauan Teoritis
2.1.1
Pengertian Bank Pengertian bank menurut Standar Akuntansi Keuangan dalam Akuntansi
Perbankan, menyatakan bahwa : “Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (Financial Intermediary) antara pihak – pihak yang memiliki kelebihan dana (Surplus Unit) dengan pihak – pihak yang memerlukan dana (Deficit Unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran”. Adapun pengertian bank menurut undang – undang No.10 Tahun 1998 yang merupakan perubahan dari undang – undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan, menyatakan bahwa : “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/ atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”. Sedangkan menurut kasmir (2003:11) bank secara sederhana dapat diartikan sebagai : “Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya”. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bank adalah suatu lembaga keuangan yang memiliki fungsi sebagai perantara peredaran lalu
6
7
lintas uang, meliputi kegiatan operasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana kemudian menyalurkan ke masyarakat yang memerlukan dana dalam bentuk kredit, dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak. 2.1.2 1.
Jenis dan Usaha Bank
Jenis Bank Jenis perbankan yang dikemukakan oleh Kasmir (2003 : 20) ditinjau dari berbagai segi, adalah sebagai berikut : a. Dilihat dari Segi Fungsinya Berdasarkan Undang – Undang RI. Nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari : 1) Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2) Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) Bank pengkreditan rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya, disini kegiatan BPR jauh lebih sempit dibandingkan dengan kegiatan bank umum. b. Dilihat dari Segi kepemilikannya Jenis bank di lihat dari segi kepemilikannya adalah sebagai berikut :
8
1) Bank Milik Pemerintah Merupakan bank yang akte pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga keuntungan yang diperoleh bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. 2) Bank Milik Swasta Nasional Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Begitu dengan pembagian keuntungan dimiliki oleh swasta nasional, pengelolaan dilakukan oleh pihak swasta pula. 3) Bank Milik Koperasi Merupakan bank yang kepemilikan saham – sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. 4) Bank Milik Asing Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing atau negara. 5) Bank Milik Campuran Merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh dua belah pihak yaitu dalam negeri dan luar negeri. Artinya, kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. c. Dilihat dari Segi Status 1)
Bank Devisa Bank yang berstatus devisa atau Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.
9
2)
Bank non Devisa Bank dengan status non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.
d. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual harga beli terbagi dalam 2 kelompok yaitu : 1) Bank Berdasarkan Prinsip Konvensional Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah Spread Based. Untuk jasa – jasa bank lainnya bank konvensional menggunakan berbagai biaya – biaya dalam nominal atau presentase tertentu seperti biaya administrasi, biaya provisi, sewa, iuran dan biaya – biaya lainnya. Pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah Fee Based. 2) Bank Berdasarkan Prinsip Syariah Bank
berdasarkan
prinsip
syariah
adalah
aturan
perjanjian
berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. System penetapan pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil.
10
e. Usaha Bank Dalam undang – undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan menjelaskan bahwa usaha bank umum meliputi : 1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya; 2) Menerbitkan surat pengakuan hutang; 3) Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dana atau perintah nasabah; 4) Memberikan kredit; 5) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah; 6) Menetapkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada baik lain, baik menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel tunjuk atau sarana lainnya; 7) Menerima pembayaran dan tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan; 8) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; 9) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; 10) Melakukan penempatan dana dari nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat dibursa efek;
11
2.1.3
Fungsi dan Tujuan Bank Kuncoro (2002:67) Terdapat 3 fungsi utama bank dalam pembangunan
ekonomi, yaitu : 1.
Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit.
2.
Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran uang.
3.
Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan Menurut undang - undang nomor 10 tahun 1998 fungsi utama perbankan
Indonesia adalah sebagai penghimpun dana penyalur dana masyarakat. Sedangakan
perbankan
Indonesia
bertujuan
menunjang
pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Sedangkan menurut (Kasmir, 2004:66) Dalam praktiknya tujuan suatu perusahaan dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek biasanya hanya bersifat sementara dan juga dilakukan sebagai langkah untuk mencapai tujuan jangka panjang. Demikian pula dalam hal menjalankan kegiatan pemasaran suatu perusahaan memiliki banyak kepentingan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Secara umum tujuan pemasaran bank adalah : 1.
Untuk memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah.
12
2.
Untuk memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang – ulang.
3.
Untuk
memaksimumkan
mutu
hidup
dengan
memberikan
berbagai
kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien. 4.
Untuk
memaksimumkan
pilihan
(ragam
produk)
dalam
arti
bank
menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula. 2.1.4 Laporan Keuangan Bank 1.
Pengertian Laporan Keuangan Bank Harahap (2004 : 105) Laporan Keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan Keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2002:2). Laporan keuangan bank menunjukan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukkan kinerja manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada serta mempertahankan kekuatan yang dimilikinya.
13
2.
Jenis – jenis Laporan Keuangan Bank Bank juga memiliki beberapa jenis laporan keuangan yang disajikan sesuai SAK. Menurut (Kasmir, 2003:243) jenis – jenis laporan keuangan bank yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Necara Laporan yang menunjukan posisi keuangan bank pada tanggal tertentu. Posisi keuangan yang dimaksud adalah posisi aktiva (harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank. Penyusunan komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas jatuh tempo. b. Laporan Komitmen dan Kontinjensi Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak (irrevocable) dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Sedangkan laporan kontijensi merupakan tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidaknya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang. Penyajian laporan komitmen dan kontinjensi tersendiri tanpa pos lama. c. Laporan Laba Rugi Laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber – sumber pendapatan serta jumlah biaya dan jenis – jenis biaya yang dikeluarkan.
14
d. Laporan Arus Kas Laporan yang menunjukan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. e. Catatan atas Laporan Keuangan Laporan keuangan berisi catatan tersendiri mengenai posisi devisa netto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya. f. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang – cabang bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri. Sedangkan
laporan
konsolidasi
merupakan
laporan
bank
yang
bersangkutan dengan anak perusahaan. 3.
Tujuan Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2.1.5 1.
Analisis Laporan Keuangan
Pengertian Analisis Laporan Keuangan Prastowo dan Juliati (2005:56) Secara harfiah analisis laporan keuangan terdiri atas dua kata, yaitu analisis dan laporan keuangan. Menurut pengertian ini, analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur – unsurnya, menelaah
15
masing - masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan diantara unsur – unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendri. Pengertian analisis laporan keuangan menurut Harahap (2004:190) adalah sebagai berikut : “menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.” 2.
Tujuan Analisis Laporan Keuangan Prastowo dan Juliati (2005:58) Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan : a.
Mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan pada dugaan murni, tekanan, dan intuisi;
b.
Mengurangi dan mempersempit lingkup ketidakpastian yang tidak bisa dilakukan pada setiap proses pengambilan keputusan.
3.
Karakteristik Kuantitas Laporan Keuangan Prastowo dan Juliati (2005:7) Bahwa laporan keuangan yang berguna bagi pemakai mempunyai ciri – ciri sebagai berikut : a. Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh pemakai maksudnya
16
yaitu pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadahi tentang aktivitas dan bisnis, akuntansi serta kemampuan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. b. Relevan Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas yang relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. c. Keandalan Informasi mempunyai kualitas handal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan. Oleh karena itu, laporan keuangan yang handal harus memenuhi kriteria : 1) Penyajian jujur 2) Substansi mengungguli bentuk 3) Netralitas 4) Pertimbangan sehat 5) Kelengkapan d. Dapat dibandingkan Untuk mengetahui kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Selain itu, pembandingan dengan perusahaan lain juga dibutuhkan oleh pemakai. Dengan kombinasi pembandingan informasi non keuangan, para pemakai akan memperoleh bahan pengambilan keputusan yang lebih lengkap.
17
4.
Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Harahap (2004:10) Menjelaskan sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut : a. Laporan keuangan bersifat historis adalah merupakan laporan kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. b. Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja. c. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan menggunakan taksiran dan pertimbangan. d. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu transaksi dari pada bentuk hukumnya. e. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan dengan bahasa teknis akuntansi dan sifat informasi yang dilaporkan. f. Adanya berbagai alternative metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
2.1.6 1.
Go Public
Pengertian Go Public Menurut Sumarsono (1998:64) menyebutkan bahwa pada hakekatnya Go public secara terjemahannya adalah proses yang pergi kemasyarakat
18
artinya perusahaan itu memasyarakatkan dirinya dengan jalan memberikan sarana untuk masyarakat dalam usahanya baik dalam pemilikan maupun dalam penetapan kebijakan pengelolaan perusahaan. 2.
Alasan Perusahaan Melakukan Go Public Perusahaan yang melakukan penerbitan efek melalui pasar modal mempunyai berbagai motivasi yang pada dasarnya dimaksudkan untuk keuntungan – keuntungan dimasa – masa yang akan datang. Alasan utama yang mendorong perusahaan go public adalah adanya kebutuhan dana yang sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang.
2.1.7 1.
Kinerja
Pengertian Kinerja dan Penilaian Kinerja Pengertian penilaian kinerja menurut Mulyadi (2001:415) adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian kinerja perusahaan menurut Helfert (1997:67) adalah hasildari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen. Oleh karena itu, untuk menilai kinerja perusahaan ini perlu dilibakan analisis dampak keuangan kumulatif dan ukuran komparatif.
19
Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. 2.
Manfaat Penilaian Kinerja Manfaat penilaian kinerja menurut Mulyadi (1997:420) adalah sebagai berikut : a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti : promosi, transfer, dan pemberhentian. c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasanatasan mereka menilai kinerja mereka. e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
2.1.8
Analisis Kinerja Bank Perbankan merupakan bisnis jasa yang tergolong dalam industri
“kepercayaan” dan mempunyai rasio – rasio keuangan yang khas (Sawir, 2001:28). Berikut merupakan rasio perbankan yang terdiri dari tiga kelompok rasio yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Solvabilitas.
20
1.
Jenis – jenis Rasio Bank a. Analisis Rasio Likuiditas Rasio ini digunakan untuk menganalisis kemampuan suatu bank dalam memenuhi kewajiban – kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu bank. 1) Quick Ratio Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu bank. Adapun rumus yang disajikan untuk Quick Ratio : Cash Asset =
x 100% Total deposit
Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia untuk Quick Ratio sebesar 15% - 20%. 2) Banking Ratio Mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki. Semakin tinggi rasio, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah, karena jumlah dana yang digunakan untuk pembiayaan kredit semakin kecil.
21
Adapun rumus yang disajikan untuk Banking Ratio : Total Loans =
x 100 % Total Deposit
Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada Banking Ratio sebesar 75% - 85%. 3) Loan to Deposit Ratio Seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menunjukan salah satu penilaian likuiditas bank. Menyatakan seberapa jauh kemampuan kembali
penarikan
dana
yang
bank dalam membayar
dilakukan
deposan
dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Adapun rumus yang disajikan untuk LDR : Total Loans =
x 100 % Total Deposit + Equity
Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada Load to Deposit Ratio sebesar 80%. Namun, batas toleransi berkisar antara 85% 110%. 4) Load to Asset Ratio Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit
22
dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. Semakin tinggi rasio, tingkat likuiditasnya semakin kecil karena jumlah asset yang diperlukan untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar. Adapun rumus yang disajikan untuk LAR Total Loans =
x 100 % Total Assets
b. Analisis Rasio Profitasilitas Rasio ini adalah alat untuk menanalisis atau mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank yang bertujuan untuk mengukur efektivitas bank dalam mencapai tujuannya. 1) Return on Assets Digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
manajemen
dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Adapun rumus yang disajikan untuk ROA Operating Income =
x 100 % Total Asset
Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada Return on Asset sebesar 0,5% - 1,25%.
23
2) Return on Equity Perbandingan antara laba bersih bank dengan ROE modal sendiri. Rasio ini bank diminati oleh para pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru. Serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan (telah go public). Adapun rumus yang disajikan untuk ROE Net Income =
x 100 % Equity Capital
Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada Return on Equity sebesar 5% -12%. 3) Rasio Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebgai perantara. Adapun rumus yang disajikan untuk BOPO Operating Expense =
x 100 % Operating Income
4) Net Profit Margin (NPM) Ratio Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Adapun rumus yang disajikan untuk NPM Net Income =
x 100 % Operating Income
24
c. Analisis Rasio Solvabilitas Rasio ini adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau mengukur bank untuk memenuhi kewajiban –kewajiban jika terjadi likuidasi bank. 1) Primary Ratio Merupakan rasio untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total asset masuk dan dapat ditutupi oleh capital equity. Adapun rumus yang disajikan untuk primary ratio Equity Capital =
x 100 % Total Assets
Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada Primary ratio sebesar 8%. 2) Capital ratio Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama resiko yang terjadi karena bunga gagal tagih. Adapun rumus yang disajikan untuk Capital ratio Equity Capital =
x 100 % Total Loans
Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada Capital ratio sebesar 10% - 20%.
25
3) Capital Adequancy Ratio Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutupi kemungkinan kerugian di dalam kegiatan perkreditan dan surat –surat berharga. Adapun rumus yang disajikan untuk Capital Adequancy Ratio Equity Capital =
x 100 % Total Loans + Securities
Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada Capital Adequancy Ratio sebesar 8%. 2.
Keunggulan dan Keterbatasan Rasio Keuangan Menurut (Harahap 2004:298), Analisis rasio keuangan ini memiliki keuggulan dibanding teknik analisis lainnya yaitu: a.
Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
b.
Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca atau ditafsirkan.
c.
Sangat
bermanfaat
untuk
bahan
dalam
mengisi
model-model
pengambilan keputusan. d.
Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
e.
Menstandarisir ukuran perusahaan
f.
Lebih mudah mempertimbangakan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series“.
26
g.
Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
h.
Kesulitan dalam memilih rasio yang tetap yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.
i.
Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
j.
Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik.
k.
Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
l.
Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
2.1.9
Peneliti Terdahulu Peneliti terdahulu dicantumkan guna mengetahui perbedaan –perbedaan
antara penelitian yang diteliti oleh penulis sekarang dengan penelitian terdahulu dengan topik yang sama. Peneliti terdahulu dijadikan sebagai bahan acuan penyusunan penelitian oleh penulis. Peneliti terdahulu yaitu : Fitria
Suryaningati
(2005)
dengan
penelitian
berjudul
“Analisis
Perbandingan Rasio Keuangan Untuk Mengetahui Kinerja Perusahaan dan Perkembangan Keuangan PT. Bank Buana dan PT. Bank Danamon“. Dengan periode tahun 1990 sampai 2003, menyimpulkan “Bahwa tidak adanya perbedaan yang cukup signifikan baik kinerja maupun perkembangan keuangan antara Bank Buana dan Bank Danamon“. Pada penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu, yaitu :
27
Persamaan : a. Sampel yang digunakan adalah dua perusahaan perbankan sebagai variabel
independent, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan perusahaan. b. Dalam menganalisa laporan keuangan sama – sama menggunakan analisis
rasio keuangan perbankan. Perbedaan : a. Penelitian terdahulu menggunakan dua sampel bank swasta, sedangkan penelitian sekarang menggunakan bank pemerintah dan bank swasta. b. Penelitian terdahulu menggunakan periode tahun 1990 – 2003, sedangkan penelitian yang sekarang menggunakan periode tahun 2007 – 2011.
2.2 Rerangka Pemikiran Rerangka pemikiran merupakan model pemikiran atau logika penulisan untuk menjawab pertanyaan penelitian (rumusan masalah). Tahap – tahap rerangka pemikiran penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Mengambil satu sampel perusahaan perbankan pemerintahan dan satu sampel perusahaan perbankan swasta yaitu Bank Negara Indonesia, Tbk dan Bank Internasional Indonesia, Tbk.
2.
Mengumpulkan data laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada tahun 2007 – 2011.
3.
Melakukan analisis laporan keuangan. Rasio perbankan yang digunakan terdiri dari analisis rasio likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas.
4.
Mengambil kesimpulan kinerja keuangan masing – masing bank.
28
Laporan Keuangan Periode 2007 - 2011
Bank Pemerintah : PT. Bank Negara Indonesia, Tbk
Rasio Likiditas : 1. Quick Ratio 2. Banking Ratio 3. LDR 4. LAR
Kinerja keuangan Bank Negara Indonesia, Tbk
Bank Swasta : PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk
Rasio Profitabilitas : 1. ROA 2. ROE 3. BOPO 4. NPM
Dibandingkan
Kesimpulan
Gambar 1 Rerangka Pemikiran
Rasio Solvabilitas : 1. Primary Ratio 2. CAR 3. Capital Ratio
Kinerja Keuangan Bank Internasioanal Indonesia, Tbk
29
Studi Teori
Studi Empiris
1.
Kasmir.2004, Pemasaran Bank. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
1.
2.
Sawir , Agnes.2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Fitri Suryaningati (2005) dengan penelitiannya berjudul “ Analisis Perbandingan Rasio Keuangan Untuk Mengetahui Kinerja Perusahaan dan Perkembangan keuangan PT. Bank Buana dan PT. Bank Danamon.
Bagaimana kinerja keuangan antara PT. Bank Negara Indonesia, Tbk dan PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk jika dinilai dengan menggunakan analisis rasio keuangannya?
Diduga PT. Bank Negara Indonesia, Tbk dan PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk memiliki nilai kinerja keuangan yang baik ditinjau dari analisis rasio keuangannya.
SKRIPSI
Gambar 2 Rerangka Konseptual
30
2.3 Perumusan Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka perumusan hipotesis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Diduga PT. Bank Negara Indonesia, Tbk dan PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk memiliki keuangannya.
nilai kinerja keuangan yang baik ditinjau dari analisis rasio