BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Kinerja keuangan Menurut Fahmi (2011:2)kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan, sehinggakinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Kinerja keuangan merupakan hasil dari banyaknya keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen, sehingga minat investor untuk berinvestasi pada saham perusahaan tersebut dengan memperoleh keuntungan atas investasi yang mereka tanamkan.Oleh karena itu, kinerja keuangan bergerak searah dengan harga saham. Jika kinerja keuangan baik, maka harga saham akan ikut naik. Salah satu alasan dilakukannya analisis terhadap laporan keuangan adalah menilai kinerja perusahaan.Dimana penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Penilaian
kinerja
suatu
perusahaan
8
dapat
dilakukan
dengan
9
menganalisis dua aspek, yaitu kinerja financial dan kinerja non-financial. Kinerja financial dapat dilihat melalui data-data laporan keuangan, sedangkan kinerja non-financial dapat dilihat melalui aspek-aspek non-finansial diantaranya aspek pemasaran, aspek
2.1.2 Laporan Keuangan Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan harus memiliki alat untuk menganalisis laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Menurut Harahap (2009:105) laporan keuangan mengambarkan kndisi kuangan dan hasil usaha suatu usaha pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan modal,laporan arus kas, laoran posisi keuangan. Pada penelitian kali ini peneliti memanfaatkan laporan laba rugi dan neraca..Menurut Harahap (2010:107) mengemukakan bahwa laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan.Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu.Laporan ini disusun setiap saat dan merupakan opname situasi keuangan pada saat itu. Sedangkan menurut Munawir (2010:26) laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan beban laba rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu Tujuan dari laporan keuangan menurut fahmi (2011:28) adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsure-unsur keuangan yang
10
ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan disamping manajemen perusahaan.
2.1.3 Rasio keuangan Menurut Kasmir (2012: 104) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan . Sedangkan menurut Harahap (2013:297-298)rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dan pos lainnya yang mempunyai hubungan relevan dan signifikan.Analisis rasio keuangan merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam analisa laporan keuangan dengan ketentuan lain diantaranya adalah alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan, sehingga dapat diketahui keadaan dan perkembangan finansial perusahaan tersebut. Analisis rasio keuangan digunakan secara khusus oleh investor dan kreditor dalam keputusan investasi atau penyaluran dana.Pada dasarnya rasio keuangan adalah perbandingan.Dari perbandingan pos-pos di laporan keuangan diharapkan muncul interpretasi tertentu. Analisis tersebut dapat dilakukan dengan cara membandingkan rasio perusahaan dengan industri. Untuk keputusan penyaluran kredit modal kerja dan keputusan penyaluran kredit investasi jenis rasio yang
11
dibutuhkan berbeda. Jenis rasio yang akan digunakan akan tergantung dari jenis keputusan yang akan digunakan.. a. Rasio Likuiditas Menurut Harahap (2013:301) rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan hubungan dengan ukuran dan komposisi tentang posisi modal kerja perusahaan. 1) Current Ratio (CR) Menurut Sumarsan
(2013: 44) current ratiodigunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang lancar yang dimiliki. Semakin tinggi current ratioini semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek.Namun semakin rendah current ratio, maka kemampuan perusahaan untuk memenuhi jangka pendek juga rendah sehingga harga saham perusahaan mengalami penurunan.Rasio lancar menunjukkan kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan hutang lancar yang dimiliki.Current ratiodapat dihitung dengan :
2) Quick ratio Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan
suatu
perusahaan
dalam
memenuhi
kewajiban
jangka
pendeknya.Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan.
12
Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas.Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Sawir (2012:10) mengatakan bahwa quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin
besar
rasio
ini
maka
semakin
baik
kondisi
perusahaan.
Quick ratio dapat dihitung dengan formula :
b. Rasio Solvabilitas Menurut
Harahap(2013:307)Rasio
solvabilitas
adalah
rasio
yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan di likuidasi.
1) Debt to Equity Ratio (DER) Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang.Rasio ini dapat menggambarkan struktur modal yang dimiliki perusahaan. Resiko perusahaan dengan DER yang tinggi akan berdampak negatif pada harga saham yamg menyebabkan harga saham perusahaan mengalami penurunan. DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas (Sumarsan, 2013: 45).Sehingga dapat diketahui sampai sejauh mana modal perusahaan dapat menutupi hutang pada pihak luar. Risiko perusahaan
13
dengan menggunakan
DER yang tinggi akan berdampak negatif pada harga
saham yang menyebabkan harga saham perusahaan mengalami penurunan.Rasio ini juga memberi petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangaan perusahaan.Debt to Equity Ratio dapat dihitung dengan:
2) Debt to asset ratio(DAR) Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010, hal 304) menyatakan : “Rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva lebih besar rasionya lebih aman (solvable). Bisa juga dibaca beberapa porsi utang dibandingkan aktiva.”Dari pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa debt to assets ratio merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Sama dengan debt to equity ratio, manfaat dari analisis debt to asset ratio. Karena kedua rasio ini merupakan rasio leverage (solvabilitas) yang untuk memilih menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman haruslah menggunakan beberapa perhitungan. Seperti diketahui bahwa penggunaan modal sendiri atau dari modal pinjaman akan memberikan dampak tertentu bagi perusahaan. Pihak manajemen harus pandai mengatur debt to equity ratio. Pengaturan rasio yang baik akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan guna menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Namun semua kebijakan tergantung dari tujuan perusahaan secara keseluruhan.Rasio ini merupakan perbandingan antara utang lancar dan utang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui.Rasio ini
14
menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh utang.Rasio ini dapat dihitung dengan rumus, menurut Sofyan Syafri Harahap (2010, hal.304) yaitu :
c. Rasio aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya.Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva.Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya.Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. 1) Total aseet turn over (TATO) Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva
suatu
perusahaan
dimana
rasio
ini
menggambarkan
kecepatan
perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu.Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009:19). Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini
15
semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar. Total assets turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan. Total assets turn over dihitung sebagai berikut:
2) Inventory turn over Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2011:334). Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang.Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan. Namun banyak lembaga penelitian rasio keuangan yang menggunakan rasio perputaran persediaan (at market) sehingga bila ingin dibandingkan dengan rasio industri rasio perputaran persediaan (at market) sebaiknya di gunakan.Kedua, penjualan terjadi sepanjang tahun sedangkan angka persediaan adalah gambaran
16
keadaan sesaat.Oleh karena itu, lebih baik menggunakan rata-rata persediaan yaitu persediaan awal ditambah persediaan akhir dibagi dua. Rasio perputaran persediaan dihitung dengan rumus:
d. Rasio profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya.Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan.Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri,2010:304). 1) Net profit margin Menurut Alexandri (2008: 200) Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak
17
2) Gross profit margin
Syamsuddin, 2011 Gross profit margin ialah persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin akan semakin baik keadaan operasi pada perusahaan, disebabkan karena hal tersebut menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian juga sebaliknya, semakin rendah gross profit margin akan semakin kurang baik operasi pada perusahaan.Gross profit margin tersebutdihitung dengan formula:
2.1.4 Pertumbuhan laba Pertumbuhan laba adalah seberapa besar peningkatan laba yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Menurut Hanafi dan Halim (2009:60) pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya, kemudian dibagi dengan laba periode sebelumnya. Menurut Harahap (2010:263) laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.
18
Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Sedangkan pengertian laba menurut IAI dalam Munawir (2010:213) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode
dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi peranan modal. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya.Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya.Jadi dalam hal ini laba hanya merupakan angka artikulasi dan tidak didefinisikan tersendiri secara ekonomik seperti halnya aset atau utang.
2.2 Penelitian terdahulu Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan beberapa faktor fundamental yang dihubungkan dengan prediksi pendapatan dan harga saham yang telah dilakukan beberapa peneliti, seperti ditunjukkan pada : Nama Peneliti Danny oktanto dan M.Nuryatno (2014)
Judul Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur
Variabel Rasio keuangan dan perubahan laba.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio, Inventory Turn Over berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan Quick Ratio dan Total Asset Turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap
19
Nama Peneliti
I Nyoman Kusuma Andnyana Mahaputra (2012)
Judul Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Variabel
Hasil Penelitian pertumbuhan laba.
Pengaruh rasiorasio keuangan terhadap pertumbuhan labapada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
Rasio keuangan dan pertumbuh an laba.
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa variabel pengaruh kinerja keuangan yang di proksikan Curren ratio, Debt equity Ratio, Net Profit Margin, dan Total Aset Turn Over berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
2.3 Rerangka pemikiran Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas maka rerangka penelitian yang diajukan penulis pada penelitian kinerja keuangan terhadap pertumbuhan laba perusahaan, merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan.Naik turunnya pertumbuhan laba suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang dimiliki perusahaan.Dari laporan keuangan perusahaan yang ada, kemudian laporan tersebut diolah menggunakan analisis kinerja keuangan perusahaan otomotif, maka dapat diketahui bagaimana pengaruh kinerja keuangan terhadap pertumbuhan laba di perusahaan otomotif. Penelitian ini yaitu meliputi faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan laba
dengan menggunakan laporan keuangan (financial statement) untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan yang tercermin pada rasio keuangan yang terdapat pada rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar. Rasio keuangan yang digunakan sebagai varabel independen dalam penelitan ini yaitucurrent ratio dan quick ratio yang digunakan untuk melihat
20
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo, debt to equity ratiodan debt to asset ratio digunakan untuk melihat kemapuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang,net profit margin,gross profit margin,dan inventory turn over digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva untuk mneghasilkan laba. Laporan Keuangan Perusahaan – perusahaan Sektor Otomotif yang terdaftar di BEI
Laporan Laba/Rugi
Neraca
Rasio Keuangan
Rasio Likuiditas
CR
QR
Rasio Solvabilitas
DER
DAR
Rasio Aktivitas
TATO
IT
Rasio Profitabilitas
NPM
Pertumbuhan Laba Gambar 1 Rerangka Penelitian Sumber : Dari berbagai Jurnal dan Dikembangkan Untuk Penelitian
GPM
21
2.4 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul atau rumusan masalah tersebut bisa berupa pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan (komparasi) atau variabel mandiri (deskripsi).Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan landasan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2013:253). Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai pada penelitian serta tinjauan teoretis yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah: H1 :Current Ratio diduga berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba H2 :Quick Ratio diduga berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba H3:Debt To Equity Ratio diduga berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba H4 :Debt To Asset Ratio diduga berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba H5 :Total Asset Turnover diduga berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba H6 :Net Profit Margin diduga berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba H7 :Gross Profit Margin diduga berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba H8 :Inventory Turnover diduga berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan lab