BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Saham 1. Pengertian Saham Saham adalah surat bukti atau kepemilikan bagian modal suatu perusahaan. Saham adalah salah satu sumber dana yang diperoleh perusahaan yang berasal dari pemilik modal dengan konsekuensi perusahaan harus membayarkan dividen.Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001; 23) saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan dintentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan pada perusahaan tersebut. Menurut Harjito dan martono (2014:41) saham adalah surat bukti kepemilikan atau surat
bukti penyertaan atas suatu perusahaan yang
mengeluarkannya (emiten). Emiten ini berbentuk Perseroan Terbatas (PT).Harga saham mengalami perubahan naik atau turun dari satu waktu ke waktu lain. Perubahan tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran, apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga cenderung naik. Sebaliknya jika terjadi kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun.
9
10
Dalam pasar modal yang efisien semua sekuritas diperjualbelikan pada harga pasar. Harga pasar saham adalah harga yang ditentukan oleh investor melalui pertemuan permintaan dan penawaran. Pertemuan ini dapat terjadi karena para investor sepakat terhadap harga suatu saham. Nilai dari suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi atas 3 (tiga) jenis yaitu: 1. Par Value (Nilai Nominal) Par value disebut juga stated value atau face value, yang bahasa indonesianya disebut nilai nominal atau nilai pari. Nilai nominal suatu saham adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi. 2. Base Price (Harga Dasar) Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham. Harga dasar suatu saham dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi emiten. 3. Market Price (Harga Pasar) Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupnya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham.
2. Jenis-jenis saham Saham yang diperdagangkan di pasar modal menurut Martono dan Harjito (2002:41) adalah sebagai berikut:
11
a. Saham preferen (preferred stock) Saham preferen adalah surat pernyataan kepemilikan yang mempunyai keistimewaan tertentu dibandingkan saham biasa. Keistimewaan tersebut antara lain mengenai pembayaran dividen dan pembagian kekayaan perusahaan apabila perusahaan yang bersangkutan dilikuidasi. b. Saham biasa (common stock) Saham biasa adalah surat bukti kepemilikan atau surat bukti penyertaan atas suatu perusahaan yang mengeluarkannya. Apabila saham biasa tersebut diperjualbelikan kepada masyarakat
luas
melalui bursa efek, berarti perusahaan yang
mengeluarkannya sudah go public dan saham tersebut sudah terdaftar dibursa efek.
2.1.2 Harga Saham Menurut Jogiyanto (2003:88), harga saham merupakan harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa. Harga pasar saham juga menunjukkan nilai dari perusahaan itu sendiri. Semakin tinggi niali dari harga pasar saham suatu perusahaan, maka investor akan tertarik untuk menjual sahamnya. Harga saham dapat juga didefenisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap keuntungan perusahaan. Menurut Halim (2005:31) Harga saham penutupan (closing price) yaitu harga yang diminta oleh penjual
12
atau harga perdagangan terakhir untuk suatu periode Secara umum, keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya. Dalam hal penilaian harga saham, terdapat tiga pedoman yang dipergunakan: 1. Bila harga pasar saham melampaui nilaiinstrinsik saham, maka saham tersebut dinilai overvalued(harganya terlalu tinggi). Oleh karena itu, saham tersebut sebaiknya dihindari atau dilakukan penjualan saham karena kondisi seperti ini pada masa yang akan datang kemungkinan besar akan terjadi koreksi pasar. 2. Apabila harga pasar saham sama dengan nilai instrinsiknya maka harga saham tersebut dinilai wajar dan berada dalam kondisi keseimbangan. Pada kondisi demikian, sebaiknya pelaku pasar tidak melakukan transaksi pembelian maupun penjualan saham yang bersangkutan. 3. Apabila harga pasar saham lebih kecil dari nilai instrinsiknya maka saham tersebut dikatakan undervalued(harganya terlalu rendah). Bagi para pelaku pasar, saham sebaiknya tetap dimiliki, karena besar kemungkinan dimasa yang akan datang akan terjadi lonjakan harga saham.
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Faktor – faktor yang mempengaruhi harga saham menurut Weston dan Bringham (2001:26) adalah : 1. Laba per lembar saham (Earning per Share) Semakin tinggi profit yang diterima oleh investor akan memberikan tingkat pengembalian investasi yang cukup baik. Hal ini akan menjadi motivasi bagi
13
investor untuk mau melakukan investasi yang lebih besar lagi yang otomatis akan menaikkan harga saham perusahaan. 2. Tingkat Bunga Mempengaruhi laba perusahaan, karena bunga adalah biaya, jadi semakin tinggi suku bunga akan menurunkan laba perusahaan. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi, jika suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya dan ditukarkan dengan obligasi, hal ini akan menurunkan harga saham. 3. Jumlah Kas Dividen yang Diberikan Peningkatan pembagian dividen dalam jumlah yang besar akan meningkatkan harga saham dan juga meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan. 4. Jumlah Laba yang Diperoleh Perusahaan Investor pada umumnya melakukan investasi di perusahaan yang memliki profit cukup baik karena menunjukkan prospek yang cerah dan dapat menarik investor untuk berinvestasi yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan. 5. Tingkat Resiko dan Pengembalian Meningkatnya tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Pada umumnya semakin tinggi tingkat resikonya akan semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang akan diperoleh.
14
2.1.4 Kinerja Keuangan Yang Mempengaruhi Harga Saham Analisis fundamental mikro perusahaan bersumber pada rasio keuangan perusahaan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap, 2007:297). Prastowo dan Juliaty (2005:79) menambahkan bahwa rasio dapat memberikan gambaran relatif tentang kinerja (prestasi) dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, investor dapat mengetahuinya dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan dimana alatutamanya adalah rasio keuangan yang menjadi faktor fundamental mikro perusahaan.
2.1.5 Analisis Saham Perkiraan harga saham perusahaan dimasa yang akan datang dalam pennetuan keputusan investasi terdapat 2 (dua) macam analisis yaitu Astuti(2002): 1. Analisis Teknikal Analisis teknikal adalah menganalisis harga saham berdasarkan informasi yang mencerminkan kondisi perdagangan, keadaan pasar, permintaan dan penawaran harga dipasar saham, fluktuasi kurs, volume transaksi pada masa yang lalu. Harga saham ditentukan oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran). Informasi yang digunakan adalah kondisi perdagangan saham, fluktuasi kurs, volume transaksiperdagangan yang terjadi di pasar modal. 2. Analisis Fundamental
15
Analisis fundamental adalah yang mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai-nilai faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan mengharapkan hubungan-hubungan variabel tersebut sehingga memperoleh taksiran harga saham.Dalam penulisan ini penulis ingin menganalisis atau mengamati faktorfaktor fundamental perusahaan Wholesale and Retail Trade melalui variabelvariabel yang mempengaruhi harga saham.
2.1.6 Manfaat dan Risiko Kepemilikan Saham Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham: 1. Dividend Dividen (dividend) adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai (cash dividend), artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham. Atau dapat pula berupa dividen saham (stockdividend) yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. 2.Capital Gainmerupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
16
Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. Investor seperti ini bisa membeli saham pada pagi hari, lalu menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikan. Sebagai Instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain a)
Capital Loss Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor
menjual saham lebih rendah dari harga beli. b) Risiko Likuiditas Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau Perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak Klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proposional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuiditas tersebut. Kondisi ini merupakan risiko terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
2.1.7 Pasar Modal Pasar modal dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjual belikan atau memperdagangkan sekuritas yang pada umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Menurut Husnan (2001:3) pasar modal
17
didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau saham) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, maupun perusahaan swasta. Menurut undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 “Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.” Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pasar modal merupakan tempat yang digunakan untuk melaksanakan penyelenggaraan perdagangan surat-surat berharga. Dalam pasar modal terdapat dua kelompok, yaitu perusahaan yang menawarkan saham dan surat berharga lainnya kepada masyarakat, serta adanya pemodal (investor) dari satu pihak emiten yang akan membeli surat-surat berharga yang membutuhkan dana jangkamenengah atau jangka panjang dilain pihak, atau dengan kata lain adalah (dalam arti abstrak) tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah atau dana jangka panjang, yaitu saham dan obligasi sebagai salah satu alternatif dan investasi. Menurut Sunariyah (2006:13) terdapat beberapa jenis pasar modal, adalah : a. Pasar Perdana (Primary Market) Pasar perdana adalah Penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham kepada investor selama waktu yang ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder.
18
b. Pasar Sekunder (Secondary Market) Pasar sekunder adalah perdagangan saham yang telah melewati penawaran pada pasar perdana. Jadi, pasar sekunder dapat diartikan sebagai pasar yang dimana saham dan sekuritasnya diperjual belikan secara bebas dan luas setelah melalui pasar perdana. Penentuan harga saham di pasar sekunder ditentukan dari permintaan dan penawaran yang dipengaruhi oleh dua pihak yaitu, pertama adalah faktor internal perusahaan, yang berhubungan dengan kebijakan dan kinerja perusahaan yang telah dicapainya. Kedua adalah faktor eksternal perusahaan, yang dimana hal tersebut diluar kemampuan perusahaan. c. Pasar Ketiga (Third Market) Pasar ketiga adalah tempat dimana saham dan sekuritasnya diperdagangkan diluar bursa. Di Indonesia, pasar ketiga juga disebut dengan bursa paralel yang merupakan sistem perdagangan efek yang terorganisasi diluar bursa efek, yang menyerupai pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek dengan dikontrol oleh Badan Pengawasan Pasar Modal. Jadi di dalam pasar ketiga ini tidak memiliki lantai bursa (floor trading) tetapi pemusatan informasi (trading information). Informasi yang diberikan adalah harga saham, jumlah transaksi, dan keterangan lainnya mengenai surat berharga. d. Pasar Keempat (Fourth Market) Pasar keempat adalah pasar yang di dalamnya hanya terdapat pemodal satu dengan yang lainnya, dengan kata lain pemindah tangan saham pemodal satu dengan pemodal yang lain tanpa melalui perantara bursa efek.
19
2.1.8 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan oleh berbagai pihak yang mempunyai kepentingan (stakeholders) diluar perusahaan, seperti pemilik perusahaan, pemerintah, kreditor, dan pihak yang lainnya.
Harahap
(2004:105)
menyatakan
bahwa
laporan
keuangan
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan bisa digunakan untuk melihat perkembangan keuangan perusahaan dari waktu ke waktu. Laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan bagi perbaikan kinerja keuangan perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya. Menurut Kasmir (2015:104) laporan keuangan adalah melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam satu periode tertentu, aktivitas tersebut dituangkan dalam angka baik bentuk mata uang rupiah ataupun mata uang asing. Laporan keuangan disajikan setiap periode tertentu dalam bentuk laporan yang berisi informasi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan sangat berguna bagi banyak pihak khususnya para investor. Para investor membutuhkan laporan keuangan untuk menentukan apakah para investor tetap mempertahankan investasinya atau menjual investasi tersebut. laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut ini: 1. Neraca Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca minimal mencakup pos-pos sebagai berikut : aktiva berwujud, aktiva tak berwujud, aktiva
20
keuangan, investasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas, persediaan, piutang usaha dan hutang lainnya, kewajiban yang diestimasi, kewajiban berbunga jangka panjang, hak minoritas, modal saham dan pos ekuitas lainnya. 2. Laporan laba rugi Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan, bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos pos berikut: pendapatan, laba rugi perusahaan, beban pinjaman, bagian dari laba atau rugi perusahaan afilitas dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, laba rugi bersih dan periode berjalan. 3. Laporan perubahan ekuitas Perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran yang dianut 4. Laporan arus kas Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas selama periode tertentu. Arus kas diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. 5. Catatan laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan negatif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban komitmen.
21
Menurut Setiawan (Dalam Kasmir 2008:10), tujuan dari penyusunan laporan keuangan adalah: 1. Memberikan informasi perihal jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan. 2. Memberikan informasi perihal jenis, jumlah kewajiban, dan modal yang dimiliki perusahaan. 3. Memberikan informasi perihal jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada tahun tertentu. 4. Memberikan informasi perihal biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan pada tahun tertentu. 5. Memberikan informasi perihal perubahan – perubahan yang terjadi pada aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. 6. Memberikan informasi perihal kinerja manajemen perusahaan dalam tahun tertentu. 7.Memberikan informasi perihal catatan – catatan atas laporan keuangan. 8.Informasi keuangan lainnya.
2.1.9 Rasio Keuangan Menurut Murhadi (2013:56) analisis rasio keuangan dilakukan dengan cara membandingkan suatu angka tertentu pada suatu akun terhadap angka dari akun lainnya. Analisis rasio keuangan dapat dilakukan baik secara individual maupun silang. Analisis individual merupakan analisis yang dilakukan pada unsur-unsur yang ada pada salah satu laporan keuangan, misalnya analisis rasio yang ada pada
22
neraca saja atau laba-rugi saja. Sedangkan analisis silang merupakan analisis yang menggabungkan unsur-unsur yang ada pada neraca dan laba-rugi sekaligus. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan(mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan (Munawir, 2004). Menurut Robert (1997), rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai: 1.
Rasio Likuiditas(Liquidity Ratios)Rasio ini berfungsi untuk mengukur kemampuan jangka pendek (kurang dari satu tahun) perusahaan di dalam untuk memnuhi kewajiban yang jatuh tempo.
2.
Rasio Aktivitas(Activity Ratios)Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan di dalam memanfaatkan harta-harta yang dimilikinya.
3.
Rasio
Rentabilitas
atau
Profitabilitas(Profitability
Ratios)Rasio
ini
menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan. 4.
Rasio Solvabilitas(Solvency Ratios)Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
5.
Rasio Pasar(Market ratios) Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per saham.
23
Jenis-jenis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini dan cara mengukurnya adalah : 1. Return On Investment (ROI) Return On Investment adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (Munawir, 2007:101). Tujuan ROI adalah untuk menghitung seberapa jauh asset yang digunakan untuk menghasilkan laba, yang terlihat dari EBIT (laba sebelum beban bunga dan pajak) (Prihadi 2012:260). 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛𝑂𝑛𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 =
Laba sebelum bunga dan pajak Total Aktiva
2. Return on Equity (ROE) Menurut
Riyadi
(2006:155),
Return
On
Equity
(ROE)
adalah
perbandingan antara laba bersih dengan modal (modal inti) perusahaan. Rasio ini menunjukkan tingkat persentase yang dapat dihasilkan. ROE sangat penting bagi para pemegang saham dan calon investor, karena ROE yang tinggi berarti para pemegang saham akan memperoleh dividen yang tinggi pula dan kenaikan ROE akan menyebabkan kenaikan saham. 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛𝑂𝑛𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =
Laba Bersih 𝑥 100% Modal Sendiri
24
3. Total Asset Turn Over (TATO) Total Asset Turn Over digunakan untuk melihat keefektifitas dalam penggunaan asset operasi perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Semakin sedikit selisih antara penjualan dan asset, maka semakin efektif perusahaan dalam menggunakan assetnya, dengan demikian asset yang terdapat di perusahaan semakin sedikit dan mengakibatkan biaya atas penggunaan asset(cost of capital) semakin sedikit sehingga profitabilitas semakin meningkat (Prihadi 2012:255). Penjualan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑇𝑢𝑟𝑛𝑂𝑣𝑒𝑟 = Total
Aktiva
𝑥 100%
4. Price Earning Ratio (PER) Price Earning Ratio digunakan untuk mengukur bagaimana investor menilai prospek pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, dan tercermin pada harga saham yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap rupiah laba yang diperoleh perusahaan (Sumarsan, 2013: 45). PER juga menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemamupuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin kecil nilai Price Earning Ratio maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli, sebaliknya semakin tinggi Price Earning Ratio menunjukkan bahwa investor mempunyai harapan yang baik tentang perkembangan perusahaan. rasio ini merupakan indikator yang terbaik bagi investor untuk memperkirakan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang (harga pasar mengindikasikan taksiran pemegang saham tentang return dimasa yang akan datang).Merupakan perbandingan antara harga pasar dari setiap lembar saham terhadap pendapatan
25
perlembar saham (Earning per Share) yang mencerminkan tingkat resiko investasi atas suatu saham. PER dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Harga Saham
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = Pendapatan
per Lembar Saham
2.1.10 Peneletian Terdahulu Untuk
mencari perbandingan dalam penelitian ini,
maka perlu
dikemukakan hasil-hasil penelitian sebelumnya dan pembahasan mengenai penelitian tersebut dimaksudkan agar dapat memberikan gambaran yang berguna untuk memperjelas dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian dalam harga saham dengan analisis fundamental telah banyak dilakukan. Adapun penelitian yang menjadi referensi bagi penulis untuk melakukan penelitian adalah peneliti Azhari (2016) bahwaReturn On Equity(ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. akan tetapi penelitian ini bertolak belakang dengan hasil dari peneliti Husaini (2012) menyatakan bahwa Varibel Return On Equity(ROE) berpengaruh tidak signifikan terhadap harga. Hasil dari peneliti Amalia (2010)bahwa hasil dari variabel Return On Invesmtent(ROI)berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil ini bereda dengan hasil dari Prianto (2015) bahwa Variabel Return On Invesmtent (ROI) berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham.
26
Dari hasil penelitian dari Prianto (2015) bahwa hasil variabel Total AssetTurnover (TATO) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sementara itu hasil ini bertolak belakang dengan hasil dari peneliti Azhari(2016) yang menunjukkan bahwa variabel Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian dari Prianto (2015) yang menunjukkan Price Earning Ratio (PER) berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. Akan tetapi hasil ini bertolak belakang dengan hasil dari peneliti Azhari(2016)yang menunjukkan variabel Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
2.1.11 Analisis Pengaruh Antar Variabel 1. Pengaruh Return On Investment (ROI) Terhadap Harga Saham Return On Investment (ROI) merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (Munawir, 2007:101). Saat laba sebelum bunga dan pajak naik dan total aktiva turun, maka Return On Investment (ROI) akan naik. Semakin besar Return On Investment (ROI), maka semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa manajemen mampu menggunakan total aktiva perusahaan dengan baik dan akan meninggatkan harga saham perusahaan sehingga dapat menarik investor untuk percaya menanamkan modalnya pada perusahaan Telekomunikasi. Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan
bahwa
27
profitabilitas yang didekati oleh Return On Investment (ROI) berpengaruh positif terhadap harga saham pasa perusahaan erusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Pengaruh Return On Equity terhadap Harga Saham Menurut Hanafi (2008:42) yang menyatakan bahwa ROE mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu Kenaikan rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Jadi, para investor dapat menggunakan indicator ROE sebagai bahan pertimbangan dalam memilih saham atau menanamkan modalnya, karena rasio ini menunjukkan bahwa dengan kinerja manajemen meningkat maka perusahaan dapat mengelola sumber dana pembiayaan operasional secara efektif untuk menghasilkan laba bersih sehingga saham perusahaan banyak di minati investor. Saat laba bersih naik dan total modal turun, maka Return On Equity akan naik. Semakin tinggi Return On Equity berarti semakin baik, artinya, perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya semakin rendah rasio ini semakin buruk, artinya perusahaan semakin menurun. Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
28
3. Pengaruh Total Asset Turn Over Tehadap Harga Saham Total Asset Turn Over (TATO) menunjukkan berapa kali aktiva telah berputar dalam suatu periode tertentu. Rasio ini mengukur perputaran semua aktiva dan mengukur jumlah penjualan yang diperoleh (Kasmir, 2015:185). Total Asset Turn Over (TATO) merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva baik aktiva lancar maupun tetap. Total Asset Turn Over (TATO) dapat dihitung dari penjualan dibandingkan dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan sampai sejauh mana kemampuan semua aktiva dapat menghasilkan penjualan (Harahap, 2004:309). Semakin tinggi perputaran aktiva yang dihasilkan perusahaan, maka akan semakin efektif tingkat penggunaan aktiva tersebut dalam menghasilkan total penjualan bersih.Semakin efektif penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan bersih, maka menggambarkan semakin baik kinerja yang telah dicapai oleh perusahaan.Apabila rasio yang dihasilkan rendah, merupakan indikasi bahwa perusahaan tidak menggunakan aktivanya dengan efektif dalam menghasilkan penjualan bersih Prihadi (2012:255) menyatakan bahwa Semakin efektif perusahaan dalam menggunakan aktivanya, dengan
demikian aktiva yang terdapat dalam
perusahaan semakin sedikit dan membuat biaya atas penngunaan aktiva juga semakin berkurang sehingga profitabilitas semakin meningkat”. Berdasarkan uraian diatas dapat menyatakan bahwa Total Asset Turn Over berpengaruh positif terhadap harga saham terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
perusahaan Telekomunikasi yang
29
4. Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham Price Earing Ratio adalh bentuk salah satu rasio mengukur bagaimana investor menilai prospek pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, dan tercermin pada harga saham yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap rupiah laba yang diperoleh perusahaan (Sumarsan, 2013: 45). Price Earning Ratio juga menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemamupuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin kecil nilai Price Earning Ratio maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli, sebaliknya semakin tinggi Price Earning Ratio menunjukkan
bahwa
investor
mempunyai
harapan
yang
baik
tentang
perkembangan perusahaan. Berdasarkan uraian diatas dapat menyatakan bahwa Price Earning Ratio berpengaruh positif terhadap harga saham
perusahaan
Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.2 Rerangka Konseptual Faktor-faktor fundamental mikro adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi keuangan perusahaan yang dapat berpengaruh terhadap harga saham perusahaan telekomunikasi dengan pertimbangan bahwa sejauh ini umumnya terjadi di Indonesia. Pada penelitianini, penelitimenggunakan 4 (empat) rasiokeuanganyaituReturn On Investment (R0I), Return On Equity (ROE), Total Asset Turn Over (TATO), dan
30
Price Earning Ratio (PER).Dari penjelasan diatas, maka rerangka konseptual yang digunakan untuk menjelaskan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Return On Investment (ROI)
Retun On Equity (ROE)
Harga Saham (HS)
Total Asset Turn Over (TATO)
Price Earning Ratio (PER) Sumber : Diolah Peneliti Gambar 1 Rerangka Konseptual
2.3 Perumusan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul atau rumusan masalah tersebut bisa berupa pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan (komparasi) atau variabel mandiri (deskripsi). Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan landasan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2013:253).
31
Berdasarkanlatarbelakang, rumusanmasalah, tujuanpenelitian dan tinjauanteoritis yang telahdiuraikansebelumnya, makadapatdirumuskanhipotesissebagaiberikut : H1 : Return On Investment (ROI) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H2 : Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H3 : Total Asset Turn Over (TATO) berpengaruh positifterhadap harga saham perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H4 : Price Earning Ratio (PER) ) berpengaruh positifterhadap harga saham perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.