1
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis a. Struktur Modal Struktur modal sasaran adalah kombinasi antara utang saham preferen, dan saham ekuitas yang digunakan perusahaan untuk merencanakan mendapatkan modal. Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan pengembalian. Risiko yang lebih tinggi cenderung akan menurunkan harga saham, tetapi ekspektasi tingkat pengembalian yang lebih tinggi akan menaikkannya. Karena itu, struktur modal yang optimal harus mencapai suatu keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan. Menurut Margaretha (2011:112), struktur modal adalah kombinasi spesifik ekuitas dan utang jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk mendanai operasinya, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Sedangkan modal sendiri terbagi atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan. Menurut Sudana (2011:189), Struktur modal (capital structure) berkaitan dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri. Teori struktur modal menjelaskan apakah kebijakan pembelanjaan janka panjang
dapat
mempengaruhi
nilai
perusahaan.
Jika
kebijakan
pembelanjaan perusahaan dapat mempengaruhi ketiga faktor tersebut, bagaimana kombinasi utang jangka panjang dan modal sendiri yang
10
2 11
dapat memaksimalkan perusahaan, atau meminimalkan biaya modal perusahaan, atau memaksimalkan harga saham perusahaan. b. Teori Struktur Modal Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan, jika keputusan investasi dan kebijakan deviden dipegang konstan. Dengan kata lain, jika perusahaan menggantikan sebagai modal sendiri dengan hutang atau sebaliknya apakah harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya. Teori struktur modal adalah teori yang menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan perusahaan dalam menentukan bauran antara hutang dan ekuitas yang bertujuan untuk memaksimumkan
nilai
perusahaan.
Setiap
keputusan
pendanaan
mengharuskan manajer keuangan untuk dapat mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumber-sumber dana yang akan dipilih. Sumber pendanaan didalam perusahaan dibagi dalam dua kategori, yaitu sumber pendanaan internal dan sumber pendanaan eksternal. Sumber pendanaan internal dapat diperoleh dari laba ditahan dan depresi aktiva tetap sedangkan sumber pendanaan eksternal dapat diperoleh dari para kreditur yang disebut dengan hutang. Menurut Sartono (2008:225), pemahaman mengenai teori struktur modal akan membantu manajer keuangan unbtuk mengidentifikasi faktor utama yang dapat mempengaruhi struktur modal yang optimal.
12
3
1) Pendekatan Tradisional Menurut Hanafi (2013:297) pendekatan tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optinmal. Dengan kata lain struktur modal mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut Sudana (2011:195) pendekatan tradisional mengemukakan ada struktur modal optimal dan perusahaan dapat meningkatkan total perusahaan
dengan
mempergunakan
jumlah
utang
(laverage
keuanagan) tertentu, dengan mempergunakan utang yang semakin besar,
perusahaan
meningkatkan
nilai
dapat
menurunkan
perusahaan.
biaya
Walaupun
modalnya
pemegang
dan
saham
meningkatkan tingkat kapitalisasi saham karena meningkatnya resiko bagi pemegang saham, peningkatan tersebut tidak melebihi manfaat yang diperoleh dari penggunaan utang yang biayanya lebih murah. 2) Pendekatan Modigliani dan Miller Teori Modigliani dan Miller (teori MM) adalah .teori yang berpandangan bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan. 3) Pecking Order Theory Menurut Myers dan Majluf (1984), merumuskan teori struktur modal yang disebut pecking order theory. Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini mejelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hierarki sumber dana yang paling disukai. Teori ini mendasarkan diri atas informasi asimetrik (asymmetric information), suatu istilah yang menunjukkan bahwa manajemen mempunyai
134
informasi yang lebih banyak tentang prospek, resiko dan nilai perusahaan daripada pemodal publik.
Pecking order theory
menyatakan bahwa ”Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah.” Dalam pecking order theory ini tidak terdapat struktur modal yang optimal. Secara spesifik perusahaan mempunyai uruturutan preferensi (hierarki) dalam penggunaan dana. 4) Trade-off Theory Trade order theory merupakan teori yang menjelaskan tentang adanya pertukaran antara laba atau keuntungan yang didapatkan dengan resiko yang akan ditanggung. Ada beberapa alasan yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Salah satu alasan terpenting perusahaan ialah semakin tinggi hutang, akan semakin tinggi pula kebangkrutan yang akan terjadi pada perusahaan tersebut. Kebangkrutan yang terjadi akan menimbulkan biaya kebangkrutan (financial distress). Biaya kebangkrutan terdiri dari dua hal yaitu: a) Biaya langsung Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi atau biaya lain yang sejenis. Misalnya bunga atas hutang kepada kreditur yang tidak mampu dilunasi perusahaan tepat waktu akibat tidak adanya dana yang bisa digunakan untuk membayar bunga
14 5
tersebut. b) Biaya Tidak Langsung Yaitu biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan. Misalnya, pembayaran denda, bunga, pembagian saham preferen dan saham biasa karena dituntut oleh para pemegang saham. c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Menurut Brigham dan Houston (2009:42) menjelaskan perusahaan pada umumnya akan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini dalam melakukan keputusan struktur modal adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, laverage operasi, tingkat pertumbuhan asset, profitabilitas, pajak pengendalian, sikap manjemen, sikap pemberi pinjaman, dan agen pemberi, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Sedangkan menurut Riyanto (2008:24) ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal, antara lain: stabilitas penjualan, struktur aktiva, laverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengawasan, sifat manajemen, sifat kreditur dan konsultan, ukuran perusahaan, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Penelitian ini hanya meneliti dua faktor yang akan digunakan adalah profitabilitas dan resiko bisnis. Du faktor tersebut dipilih karena mengarah pada pengambilan keputusan pemilihan alternatif pendanaan berdasar kebutuhan dana semata. Pendanaan yang dipenuhi oleh sumber dana internal berupa laba ditahan dan bila tidak mencukupi akan dipenuhi dengan pendanaan dari sumber dana eksternal berupa hutang
15 6
dan penerbitan saham baru. 1) Profitabilitas Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama pereode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainya. Return on equity atau profitabilitas adalah Suatu pengukuran dari penghasilan atau incomeyang tersedia bagi pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Committee on terminology mendefinisikan profitabilitas adalah jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari
penghasilan atau penghasilan operasi. Sedangkan
menurut APB
Statement
mengartikan
profitabilitas
adalah
kelebihan (defisit) penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi (Harahap, 2001: 226). Profitabilitas merupakan ukuran pokok keseluruhan keberhasilan perusahaan (Simamora, 2000:528). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah Penghasilan yang diinginkan oleh perusahaan dalam menjual produknya pada periode akuntansi tertentu.
16 7
Teori Pecking Order mengatakan bahwa perusahaan lebih menyukai internal funding. Perusahaan dengan profitalitas yang tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak dari pada perusahaan dengan profitalitas rendah. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi investasi menggunakan utang yang relative kecil (Bringham & Houston, 2001). Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan
untuk
membiayai
sebagian
besar
kebutuhan
pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Hal ini menunjukkan bahwa profitalitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh berarti semakin rendah utang. a) Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Total Hutang DER =
x 100% Total Ekuitas
b) Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. EAT ROE =
x100% Total Ekuitas
178
c) Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin (NPM) mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dari penjualan yang dicapai oleh perusahaan. EAT NPM =
x100% Sales
Dalam penelitian ini, pengukuran profitabilitas diproksikan menggunakan Return On Asset (ROA). Semakin besar ROA, berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan, dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar. Pengukuran ini akan menunjukkan seberapa besar laba bersih yang dapat dihasilkan oleh total asset dari perusahaan tersebut. 2) Resiko Bisnis Resiko bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan pendanaan eksternal, sehingga secara teori akan berpengaruh negative terhadap leverage perusahaan. Resiko bisnis merupakan resiko dasar yang dimiliki perusahaan selain financial risk sebagai tambahan risiko perusahaan akibat penggunaan hutang. Menurut Brigham dan Houston (1998:8) risiko bisnis dipengaruhi oleh variabilitas permintaan, variabilitas harga jual, varibilitas harga masukan, dan kemampuan menyesuaikan harga keluaran terhadap perubahan harga masukan. Semakin tinggi risiko bisnis, maka
18 9
profitabilitas terjadinya financial distress juga semakin tinggi apalagi jika perusahaan menggunakan banyak hutang (Krisnhan dan Moyers, 1996). σ EBIT RISK =
x 100% Total Aset
d. Hubungan Antar Variabel Variabel-variabel independen dalam penelitian ini yang mempengaruhi struktur modal yaitu profitabilitas dan resiko bisnis. Variabel-variabel independen tersebut mempunyai hubungan dengan variabel dependen yaitu struktur modal. Hubungan antar masing-masing variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen) adalah sebagai berikut: 1) Hubungan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Struktur modal merupakan pendanaan ekuitas dan hutang dalam suatu perusahaan. Struktur modal menunjukkan perbandingan antara hutang jangka panjang perusahaan dengan modal sendiri perusahaan. Dalam perusahaan profitabilitas perlu diperhatikan oleh perusahaan karena profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal. Teori Pecking Order yang lebih lanjut dikembangkan oleh Myers dan Majluf (1984), menyatakan bahwa perusahaan akan lebih memilih pendanaan internal dibandingkan dengan pendanaan eksternal ketika perusahaan membutuhkan dana untuk keperluan investasi. Semakin profitable suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk mendanai kebutuhan investasi dari sumber internal
1910
seperti laba ditahan.prioritas penggunaan dana internal dalam Pecking Order Theory disebabkan penggunaan sumber dana internal terbatas dari adanya asimetri informasi (Hanafi, 2004:315). 2) Hubungan Resiko Bisnis Terhadap Struktur Modal Resiko bisnis merupakan resiko dasar yang dimiliki perusahaan selain financial risk sebagai tambahan resiko perusahaan akibat penggunaan hutang.menurut Brigham dan Houston (1998:8), resiko bisnis dipengaruhi oleh variabilitas permintaan (unit yang terjual), variabilitas harga jual, variabilitas harga masuk, kemampuan menyesuaikan harga keluaran terhadap perubahan harga masukan. Semakin tinggi resiko bisnis, maka probabilitas terjadinya financial distress juga semakin tinggi dan apabila perusahaan menggunakan banyak hutang (Krishnan dan Moyers, 1996). Jika perusahaan rugi atau arus kas yang masuk tidak mencukupi untuk membayar beban bunga, maka perusahaan dapat bangkrut. Menurut teori trade-off, semakin tinggi kemungkinan financial distress, akan semakin tinggi pula kemungkinan financial distress cost yang harus ditanggung oleh perusahaan. Hal ini menyebabkan tingkat penggunaan hutang yang optimum
semakin
rendah,
sehingga
menggunakan lebih sedikit hutang.
perusahaan
seharusnya
2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 1 Penelitian Terdahulu No
Penelitian/Tahun
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Variabel Dependen
1.
Indrajaya et al. (2011)
Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Resiko Bisnis terhadap Struktur Modal
- struktur aktiva - ukuran perusahaan - tingkat pertumbuhan - profitabilitas
Struktur modal
2.
Putri (2012)
Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang
- struktur aktiva - ukuran perusahaan - profitabilitas
Struktur modal
Hasil Penelitian -Struktur aktiva berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. -ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. -Tingkat pertumbuhan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. - Profitabilitas berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal. - Resiko bisnis tidak signifikan terhadap struktur modal. - Struktur aktiva berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. - Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal.
20
Terdaftar di BEI
- Profitabilitas tidak signifikan terhadap struktur modal.
3.
Salehi dan Manesh (2012)
A Study of The Roles of Firm - ukuran perusahaan and Country on Specific - tingkat pertumbuhan Determinates in Capital - profitabilitas Structure: Iranian Evidence
Struktur modal
4.
Cortez dan Susanto (2012)
The Determinants of Corporate Capital Structure: Evidence From Japanese Manufacturing Companies
Struktur modal
- ukuran perusahaan - tingkat pertumbuhan - profitabilitas - tangibility -pertumbuhan total aset
- ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. - tingkat pertumbuhan berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal. - profitabilitas berpengaruh signifikan negatif terhadap syruktur modal. - ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. - tingkat pertumbuhan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. - profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. - tangibility berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. - pertumbuhan total aset berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
21
5.
Alzomaia (2014)
Capital Structure Determinants of Publicly Listed Companies In Saudi Arabia
- ukuran perusahaan - tingkat pertumbuhan - profitabilitas - resiko bisnis - tangibility
Struktur modal
- ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. - tingkat pertumbuhan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. - profitabilitas berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal. - resiko bisnis berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal. - tangibility berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal.
22
23
2.3 Rerangka Pemikiran Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu, variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen dalam hal ini adalah struktur modal perusahaan yang di proksi dengan hutang variabel independennya adalah
profitabilitas
dan
resiko
bisnis
yang
dilakukan
dengan
menggunakan model regresi linear berganda, berikut ini gambar rangka pemikiran dalam penelitian ini: Profitabilitas Struktur Modal Resiko Bisnis Gambar 1 Rerangka Pemikiran 2.4 Perumusan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara atau simpulan yang diambil untuk
menjawab
permasalahan
yang
diajukan
dalam
penelitian.
Berdasarkan landasan teori diatas, dapat diajukan dalam penelitian ini adalah : H1 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada Perusahaan Food And Beverage. H2 : Resiko bisnis berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada Perusahaan Food And Beverage. H3 : Profitabilitas dan resiko bisnis dominan mempengaruhi struktur modal pada Perusahaan Food and Beverage.