BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1
Tinjauan Teoretis
2.1.1 Pengertian pasar modal Pasar modal merupakan wadah atau sarana kegiatan jual-beli yang berhubungan dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang seperti saham, obligasi dan jenis surat berharga lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat guna menunjang pertumbuhan riil ekonomi dan kemajuan perekonomian suatu negara serta salah satu cara perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikkan perusahan kepada masyarakat. Di dalam Undang Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 dijelaskan bahwa pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. Ada berbagai macam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah sama. Berikut adalah pengertian pasar atau definisi dari pasar modal : a. Menurut Widoatmodjo (2012:15) pasar modal dapat dikatakan sebagai pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun. b. Menurut Jogiyanto (2008:25) pasar modal merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli dengan risiko hutang dan rugi.
10
11
c. Menurut Husnan (2003:3) pasar modal merupakan pasar untuk berbagai jenis instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual-belikan dalam bentuk hutang maupun modal sendiri. Baik itu diterbitkan oleh pemerintan, perusahaan swasta ataupun public authorities. 1. Peranan Pasar Modal Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal berfungsi sebagai sarana bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan dana dari investor dan dana tersebut dapat digunakan untuk pengembangan usaha, penambahan modal kerja dan lain-lain. Sedangkan bagi masyarakat pasar modal berfungsi sebagai sarana untuk berinvestasi pada berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana dan lain-lain. Namun masyakarat juga harus memperhatikan karakteristik masing masing instrumen keuangan tersebut sebelum menempatkan dana yang dimilikinya guna memperoleh keuntungan dan menanggung risiko yang akan dihadapi masyarakat (investor). Dengan adanya jual-beli instrumen keuangan yang dilakukan di pasar modal seperti saham, maka masyarakat (investor) bisa menikmati keuntungan perusahaan walaupun bukan pendiri atau pengelola, yaitu dengan membeli saham perusahaan. Dan lewat pasar modal pula, perusahaan dapat mengembangkan usaha nya dengan menggunakan dana dari hasil penjualan kepemilikan saham di pasar modal tanpa harus hutang ke bank dengan bunga tinggi dan syarat yang rumit.
12
2. Manfaat pasar modal Pasar modal yang kini sudah berkembang di Indonesia, dirasa memiliki banyak manfaat terutama oleh para investor. Investasi yang dilakukan di pasar modal adalah dengan membeli instrumen keuangan yang diperjual belikan seperti saham, obligasi dan surat berharga lainnya. Menurut Sartono (1996 : 43) , adapun manfaat pasar modal dapat ditinjau dari segi perusahaan, investor, lembaga penunjang dan pemerintah. Berikut adalah penjelasan dari pasar modal, yaitu : a. Manfaat bagi perusahaan 1) Jumlah dana yang didapat dihimpun berjumlah besar dan dapat sekaligus diterima oleh emiten pada saat pasar perdana. 2) Tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas (mempunyai kekuasaan) dalam mengelola dana yang diperoleh perusahaan. 3) Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga dapat memperbaiki citra perusahaan dan ketergantungan terhadap bank kecil dan jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas. 4) Cash flow hasil penjualan biasanya akan lebih besar pada harga nominal perusahaan. 5) Tidak ada beban financial yang tetap, profesionalisme manajemen meningkat.
13
b. Manfaat bagi pemodal (investor) 1) Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi, peningkatan tersebut akan tercermin pada meningkatnya harga saham. 2) Sebagai pemegang saham investor memperoleh dividen dan sebagai pemegang obligasi investor akan memperoleh bunga setiap tahunnya. 3) Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi 4) Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk memperkecil risiko secara keseluruhan dan memaksimalkan keuntungan. 5) Kehadiran pasar modal memperbaiki pilihan investasi, sehingga kepastian mendapatkan return semakin besar.
c. Manfaat bagi lembaga penunjang Dengan semakin berkembangnya pasar modal akan mendorong lembaga penunjang untuk lebih professional dalam memberikan pelayanan sesuai dengan bidangnya masing-masing dan akan semakin banyak bermunculan lembaga penunjang baru sehingga semakin bervariasi, likuiditas efek juga semakin tinggi.
d. Manfaat bagi pemerintah 1) Meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, penghematan devisa bagi pembiayaan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja. 2) Sebagai sumber pembiayaan badan usaha milik negara (BUMN) sehingga sudah tidak tergantung lagi dengan subsidi dari pemerintah 3) Manajemen badan usaha menjadi lebih professional dan menjadi lebih baik.
14
3. Jenis Pasar Modal Menurut Sunariyah (2006:12) menyatakan penjualan saham dan sekuritas lain kepada masyarakat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjual-belikan. Jenis-jenis pasar modal ada beberapa macam yaitu: a. Pasar Perdana (Primary Market) Pasar perdana merupakan pasar yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa. Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public (emiten) berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan. b. Pasar Sekunder (Secondary Market) Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Jadi, pasar sekunder dimana saham dan sekuritas lain diperjual-belikan secara luas setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual. c. Pasar Ketiga (Third Market) Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di bursa (over the counter market). Operasi yang ada di pasar ketiga ini berupa pemusatan informasi yang disebut trading information. Informasi yang diberikan dalam pasar ini meliputi harga-harga saham, jumlah transaksi, dan keterangan lainnya mengenai surat berharga yang bersangkutan.
15
d. Pasar Keempat (Fourth Market) Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. Bentuk transaksi dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukan dalam jumlah besar. 2.1.2 Pengertian Investasi Investasi merupakan bentuk penanaman modal yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung , baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Salah satu cara untuk berinvestasi di pasar modal adalah dengan melakukan pembelian efek atau surat berharga melalui bursa efek. Namun sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi di pasar modal ada baiknya para investor harus melihat dari kondisi perusahaan yang akan dibeli sahamnya serta pergerakan harga saham perusahaan tersebut. Menurut Tandelilin (2001:3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. 1.
Jenis-jenis Investasi
Menurut Halim (2003:4) investasi pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu : a. Investasi pada financial asset
16
Investasi pada financial asset dilakukan di pasar uang. Misalnya berupa deposito, commercial paper, surat berharga dan lainnya. Atau dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, waran, dan opsi. b. Investasi pada real asset Investasi pada real asset diwujudkan dalam bentuk pembelian asset yang produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya. 2.
Tujuan Investasi
Investasi tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai oleh investor antara lain : a. Untuk mendapatkan keuntungan yang layak dimasa mendatang, yaitu dengan melakukan investasi dengan pendapatan yang didapat sekarang dengan harapan pendapatan tersebut tidak berkurang melainkan mendapatkan keuntungan di masa mendatang. b. Investasi dapat mengurangi tekanan inflasi, karena dengan berinvestasi atas suatu kepemilikan perusahaan atau obyek lain, maka dapat terhindar dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
2.1.3
Indeks
Indeks adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, yang berarti pergerakan indeks tersebut menggambarkan kondisi suatu pasar, apakah sedang aktif atau lesu.
17
a. Indeks Harga Saham Merupakan indikator perdagangan yang dibuat berdasarkan rumusan tertentu untuk mencerminkan tingkat aktivitas dan fluktuasi sebuah bursa efek. Bursa saham di indonesia adalah Bursa Efek Indonesia (BEI) yang saat ini memiliki beberapa indeks, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Sektoral, Jakarta Islamic Indeks (JII) dan Indeks LQ-45. b. Indeks LQ 45 Indeks LQ 45 merupakan indeks yang terdiri dari 45 saham pilihan dengan mengacu kepada 2 variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar. LQ45 menggambarkan sekelompok saham pilihan yang memenuhi kriteria tertentu yaitu berdasarkan total transaksi, nilai transaksi, dan frekuensi transaksi. Kriteria pemilihan saham untuk indeks LQ-45 adalah sebagai berikut (Farid&Siswanto, 2006) 1. Masuk dalam ranking 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir) 2. Ranking berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir) 3. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan 4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, freksuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler. BEI secara rutin akan memantau perkembangan komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ-45. Pergantian saham akan dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan awal bulan Agustus.
18
2.1.4 Pengertian Saham Secara umum saham dapat kita definisakan sebagai suatu dana yang diperoleh suatu perusahaan yang berasal dari pemilik modal atau pemegang saham yang memiliki penghasilan tidak tetap. Sedangkan menurut Husnan (20013:303) saham adalah secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. 1. Jenis jenis saham Saham merupakan salah satu instrumen investasi jangka panjang dalam pasar modal yang sudah popular dan dikenal masyarakat luas. Jenis saham dapat dibagi menjadi 2 jenis (Menurut Jogiyanto 2011) : a. Saham Biasa (Common Stock) Saham yang biasa dikeluarkan oleh perusahaan adalah saham biasa (common stock). Pemegang saham adalah dari perusahaan mewakili kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham biasanya mempunyai beberapa hak yaitu ha kontrol, hak menerima pembagian keuntungan. b. Saham Preferen ( Preferred Stock) Saham preferen biasanya disebut saham istimewa, saham ini memiliki sifat gabungan (hybrid) yaitu antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti obligasi yang membayarkan bunga atas pinjaman, namun pada saham preferen
19
memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi (bond). 2.
Nilai saham
Menurut Jogiyanto (2004:82), penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik, yang digunakan untuk mengetahui saham-saham mana yang murah (undervalued). a. Nilai buku Nilai buku merupakan nilai saham yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham. Nilai buku suatu saham dapat dihitung dari nilai nominal, agio saham, modal saham yang disetor dan laba yang ditahan. b. Nilai pasar Nilai pasar adalah nilai saham yang terjadi dipasar modal pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang berlaku di pasar bursa. c. Nilai intrinsik Nilai intrinsik adalah saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi dari perusahaan. Jika nilai pasar suatu saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong mahal (overvalued). Oleh karena itu para investor akan mengambil keputusan untuk menjual sahamnya pada saat nilai pasar saham diatas nilai intrinsiknya. Dan sebaliknya jika nilai saham dibawah nilai intrinsiknya, maka saham tergolong murah.
20
3. Harga saham Menurut Jogiyanto (2006:38) menyatakan bahwa harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan pula oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Harga saham yang ada di pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham. Secara teoritis, harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima oleh pemilik saham di kemudian hari. Namun dalam praktiknya tidak dapat mengestimasikan harga saham terbaik yang akan diterima di masa depan karena harga saham mengandung unsur ketidakpastian. Dengan harga saham juga kita dapat melihat nilai suatu perusahaan, yaitu dari seberapa jauh relevansi atau kegunaan suatu informasi yang dapat diketahui dengan mempelajari hubungan antara pergerakan harga saham dengan keberadaam informasi tersebut. 2.1.5
Tingkat suku bunga
Tingkat suku bunga merupakan salah satu variabel ekonomi moneter indonesia yang sering dipantau oleh para pelaku ekonomi. BI sebagai otoritas moneter di indonesia, yang berfungsi memantau pergerakan tingkat suku bunga. Dalam rangka mengatur likuiditas peredaran uang di indonesia maka BI mempergunakan instrumen Sertifikat Bank Indonesia yang lebih dikenal dengan nama SBI. SBI merupakan surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dengan sistem diskonto sebagai pengakuan hutang jangka pendek. Adapun peran pemerintah dalam melakukan penyesuaian tingat suku bunga kredit
21
dengan keadaan perekonomian yang sedang terjadi melalui SBI yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Naik turunnya tingkat suku bunga juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian di suatu negara. Di indonesia bila suku bunga SBI naik maka dengan sendirinya tingkat suku bunga deposito juga ikut naik. Faktor tingkat suku bunga deposito juga akan mempengaruhi para investor dalam menanamkan dananya pada saham. Namun perubahan suku bunga akan berbanding terbalik dengan harga saham, jika suku bunga mengalami peningkatan, maka harga saham akan mengalami penurunan, demikian pula sebaliknya. Perubahan-perubahan suku bunga tersebut akan berpengaruh terhadap return suatu investasi. . Dari penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa suku bunga SBI berpengaruh positif terhadap harga saham. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan yang bergerak di bidang financial seperti Bank. Salah satu jenis investasi yang ditawarkan oleh bank adalah deposito, bila suku bunga SBI meningkat maka para investor akan lebih memilih menanamkan sahamnya di deposito pada perusahaan financial. dengan banyaknya dana yang terhimpun oleh bank lewat penempatan deposito, maka bank juga akan mendapatkan keuntungan dengan menyalurkan dana lebih besar ke masyarakat. Terjadi nya peningkatan permintaan saham oleh investor akan menyebabkan naiknya harga saham sehingga terjadi capital gain. Dan sebaliknya apabila suku bunga SBI menurun maka para investor akan lebih memilih menanamkan sahamnya pada perusahaan diluar perusahaan financial, karena dengan suku bunga yang rendah akan sulit bagi perusahaan yang bergerak
22
di bidang financial untuk menghimpun dana. Permintaan saham yang berkurang ini akan menurunkan harga saham dan berarti terjadi capital loss. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara yang menggunakan uang sebagai media penyimpan nilai. 1. Fungsi suku bunga Menurut Sunariyah (2004:80) pengertian suku bunga adalah harga dari suatu pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai presentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang haus dibayarkan kepada keditur. Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) yaitu : a. Sebagai daya tarik bagi penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan. b. Suku
bunga
dapat
digunakan
sebagai
alat
moneter
dalam
rangka
mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan mememinjam dana, maka pemerinta akan memberi tingkat bunga lebih rendah dibandingkan sektor lain. c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontorl jumalah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.
23
2. Macam-macam suku bunga Suku bunga bank menurut Khalwaty (2010:144) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut: a. Suku bunga nominal, yaitu suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukkan sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan. b. Suku bunga riil, yaitu suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku nominal dikurangi laju inflasi. Dalam kegiatan perbankan dikenal 2 macam jenis suku bunga yang diberikan ke nasabah. Menurut (Kashmir, 2009:233) yaitu : a. Bunga simpanan, yaitu bunga yang diberikan kepada nasabah sebagai rangsangan atau balas karena menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepda nasabahnya. Sebagai contoh bunga tabungan, giro dan bunga deposito. b. Bunga pinjaman, yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau bunga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Setiap masyarakat yang melakukan interaksi dengan bank, baik itu interaksi dalam bentuk simpanan, maupun pinjaman (kredit) akan selalu terkait, dan dikarenakan dengan yang namanya bunga.
2.1.6
Pengertian Laporan Keuangan
Dalam menentukan kinerja keuangan suatu perusahaan maka para investor dapat melihat pada laporan keuangannya, karena memberikan informasi yang
24
dibutuhkan dalam mengambil keputusan investasi yaitu tentang keadaan keuangan pada periode tertentu. 1. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi penting tentang kinerja keuangan, posisi keuangan serta arus kas entitas perusahaan bagi seluruh pengguna laporan keuangan. tujuan laporan keuangan dapat ditinjau dari penggunaannya.
Menurut
Fraser
(2008:1)
Laporan
keuangan
memiliki
kemampuan untuk menyajikan secara jelas kesehatan keuangan perusahaan guna memberikan keputusan bisnis yang informatif. Pemakai laporan keuangan dibedakan menjadi dua klasifikasi yaitu : a. Pemakai internal, yaitu pengambil keputusan yang secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan internal perusahaan. b. Pemakai eksternal, yaitu pengambil keputusan yang berkaitan dengan hubungan mereka dengan perusahaan (Stice, 2004:10) 2. Macam-macam laporan keuangan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 tentang penyusunan laporan keuangan, komponen-komponen dalam laporan keuangan yaitu: a. Laporan Posisi Keuangan Laporan Posisi Keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi mengenai nilai dan jenis investasi perusahaan, kewajiban perusahaan kepada kreditur dan ekuitas pemilik. Posisi keuangan dipengaruhi oleh sumber daya yang
25
dikendalikan, struktur keuangan , likuiditas dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. b. Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan Laba Rugi Komprehensif merupakan laporan yang berfungsi untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan antara tanggal neraca. Laporan ini mencerminkan aktivitas operasi perusahaan yang menyediakan rincian pendapatan, beban, untung dan rugi perusahaan untuk suatu periode waktu. Laporan laba rugi komprehensif dapat digunakan untuk mengetahui indikasi profitabilitas perusahaan. c. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menyajikan perubahan perubahan pada pos ekuitas. Laporan ini bermanfaat untuk mengidentifikasi alasan perubahan klaim pemegang ekuitas atas aktivitas perubahan. d. Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas merupakan laporan keuangan yang menyajikan dan melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar bagi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan perusahaan secara terpisah selama suatu periode tertentu. e. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan merupakan informasi yang berisikan ringkasan kebjakan akuntansi penting dan informasi penjelas lainnya. Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelas naratif atas rincian jumlah yang tertera. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam pernyataan standar akuntansi keuangan
26
(PSAK) serta pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. 3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Menurut Kartikahadi (2012:49) terdapat empat karakteristik kualitatif pokok, yaitu : a. Dapat dipahami (understandability) : dapat memahami dengan baik suatu laporan keuangan, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis. b. Relevan (relevance): Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi masa lalu, masa kini, atau masa depan. c. Keandalan (reliability): Informasi dapat dikatakan berkualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannnya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful presentation) tentang sesuatu yang seharusnya atau secara wajar diharapkan dapat disajikan.
2.1.7
Kinerja Keuangan
Kinerja merupakan gambaran prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya baik menyangkut aspek keuangan, aspek pemasaran, aspek penghimpunan dana, penyaluran dana maupun aspek sumber daya manusianya (Jumingan, 2006: 239). Menurut Mulyadi (2007:2) Kinerja keuangan merupakan penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi dan
27
karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Kinerja merupakan hal penting bagi perusahaan guna tercapainya visi dan misi perusahaan, karena kinerja merupakan gambaran dari suatu perusahaan, dimana dapat mengetahui baik buruknya keadaan suatu perusahaan yang tercermin dari prestasi kerja dalam periode tertentu. Prestasi kerja yang optimal juga didapat dari sumber daya yang digunakan dalam menghadapi perubahan lingkungan. Salah satu indikator kinerja dalam suatu perusahaan adalah bagaimana sikap yang diambil manajemen dalam mengambil keputusan. Manajemen dapat melakukan interaksi dengan lingkungan intern maupun ekstern melalui informasi. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan suatu perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi para investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik (Munawir, 1995). Penilaian terhadap kinerja keuangan merpuakan salah satu cara yang dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
28
2.1.8 Rasio Keuangan Rasio dalam laporan keuangan menggambarkan hubungan atau pengaruh antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan rasio sebagai alat analisis akan dapat menjelaskan atau mengambarkan kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard. Menurut Hanafi dan Halim (2007:76) rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabung-gabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan rugilaba dan neraca. Rasio keuangan merupakan perbandingan antara elemen laporan keuangan yang menunjukkan suatu indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu. Bagi para investor sebelum melakukan investasi pada suatu perusahaan, sebaiknya melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan melalui rasio keuangannya. Selain itu bermanfaat untuk melihat tingkat pengembalian (return) yang tercermin dalam laporan laba rugi. Calon investor yang akan menanamkan dananya dalam perusahaan melalui pasar modal, dapat menghitung rasio keuangan untuk memperoleh informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan dalam bidang finansial, sehingga dapat membuat keputusan penting bagi perusahaan untuk masa yang akan datang serta dengan rasio keuangan dapat menjadi
bahan
pertimbangan
menguntungkan atau tidak.
apakah
invetasi
yang
akan
dilakukan
29
Menurut Harahap (1998:297) rasio keuangan dibedakan menjadi lima jenis yaitu rasio likuiditas (liquidity), rasio aktivitas (activity), rasio solvabilitas (solvability), rasio profitabilitas (profitability), dan rasio pasar (market value ratio). 1.
Rasio likuiditas (liquidity)
Rasio likuiditas (liquidity)yaitu rasio yang menggambarkan posisi keuangan dalam jangka waktu yang pendek, namun dapat digunakan untuk melihat efisiensi modal kerja yang akan digunakan perusahaan. rasio likuiditas ini juga dapat menunjukkan
kemampuan
suatu
perusahaan
untuk
memenuhi
liabilitas
keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi liabilitas keuangan pada saat ditagih. a. Current Ratio (CR) Rasio yang digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja suatu perusahaan. Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar liabilitasnya. Semakin besar perbandingan aset lancar dengan liabilitas lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi liabilitas jangka pendeknya. Current Ratio =
Aktiva Lancar Hutang Lancar
b. Quick Ratio (QR) Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi liabilitasnya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu relatif lama untuk direalisasi menjadi uang kas dan menanggap bahwa piutang segera dapat direalisasikan sebagai uang kas
30
walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari pada piutang. Kemampuan aset lancar yang paling likuid mampu menutupi liabilitas lancar. Semakian besar rasio ini semakin baik. Quick Ratio = 2.
Aktiva Lancar −Persediaan Huta ng Lancar
Rasio aktivitas Rasio aktivitasadalah rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan
perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. a. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) Inventory Turn Over menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik, karen dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat. Inventory Turn Over =
Harga Pokok Penjualan Persediaan Rata −rata
b. Perputaran Piutang (Receivable Turn Over) Receivable Turn Over menunjukkan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar semakin baik, karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat dan Receivable Turn Over dapat dikonversikan ke hari. Receivable Turn Over =
Penjualan Piutang
Receivable Turn Over dapat dikonversikan ke hari, yaitu dengan cara: Rata-rata pengumpulan piutang (hari) =
360 Perputaran Piutang
c. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turn Over)
31
Fixed Asset Turn Over menunjukkan berapa kali nilai aset berputar bila diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik, artina kemampuan aktiva tetap menciptakan penjualan yang tinggi. Fixed Asset Turn Over =
Penjualan Aset Tetap
d. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over) Total Asset Turn Over menunjukkan perputaran total aset diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aset menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Total Asset Turn Over =
Penjualan
Rata −rata Total Aktiva
3.
Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas adalah perbandingan antara dana yang berasal dari modal
sendiri dengan dana yang berasal dari kreditur, rasio ini juga menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melunasi liabilitas jangka panjang atau liabilitas lainnya apabila perusahaan dilikuidasi. a. Liabilitas Terhadap Aset (Debt To Asset) Debt To Asset menunjukkan sejauh mana liabilitas dapat ditutupi oleh aset lebih besar rasionya lebih aman (solvable). Debt To Asset =
Total Liabilitas Total Aset
b. Liabilitas Terhadap Ekuitas (Debt To Equity) Debt To Equity menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi liabilitas-liabilitas kepada pihak luar.semakin kecil rasio ini semakin baik.
32
Debt To Equity =
Total Liabilitas Total Ekuitas
c. Time Interest Earned (TIE) Time Interest Earned menunjukkan sejauh mana laba setelah dikurangi dan penyusutan serta biaya kas dapat menutupi kewajiban bunga dan pinjaman. Semakin besar rasio ini semakin besar kemampuan perusahaan menutupi liabilitasnya. Time Interest Earned = 4.
Laba Sebelum Bunga & 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 Biaya Bunga
Rasio Profitabilitas (profitability)
Daya tarik utama bagi para investor dalam menanamkan modalnya di suatu perusahaan adalah profitabilitas. Yang dimaksud dengan profitabilitas ini yaitu hasil yang diperoleh perusahaan terhadap dana yang diinvestasikan dalam menjalankan suatu usahnya. Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan besarnya laba yang diperoleh sebuah perusahaan dalam periode tertentu. rasio ini digunakna untuk menilai seberapa efisien pengelola perusahaan dapat mencari keuntungan atau laba untuk setiap penjualan yang dilakukan. a. Net Profit Margin (NPM) Menunjukkan nilai relatif antara nilai keuntungan setelah bunga dan pajak dengan total penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik, karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. NPM =
Laba Bersih Penjualan
b. Return On Asset (ROA)
33
Digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dan volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. ROA =
Penjualan Bersi h Total Aset
c. Return On Equity (ROE) Return On Equity merupakan salah satu cara untuk menghitung efisiensi perusahaan dengan cara membandingkan antara laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut. Semakin besar rasio ini semakin baik. ROE =
Laba Bersih Total Ekuitas
d. Earning Per Share (EPS) Earning Per Share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan suatu laba (Syafri, 2008:306). Pada umumnya para investor sangat tertarik dalam perhitungan EPS karena EPS salah satu indikator keberhasilan perusahaan. EPS =
5.
Laba Bersih Setelah Pajak Jumlah saham
Rasio Pasar (Market Value Ratio) Rasio Pasar (Market Value Ratio)adalah rasio yang mengukur harga pasar
relatif terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar sudut
34
pandang investor (caloninvestor) meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini (Kodrat dan Indonanjaya, 2010:240). a. Price Earning Ratio (PER) PER yang tinggi menunjukkan perusahaan mempunyai prospek yang tinggi untuk bertumbuh. Sebaliknya jika perusahaan mempunya PER yang rendah menunjukkan perusahaan bertumbuh secara rendah. Dari segi investor, PER yang tinggi tidak menarik karena harga saham kemungkinan akan sulit naik dan kemungkinan memperoleh capital gain akan lebih kecil. PER =
Harga Pasar Saham per Lembar Pendapatan per Lembar Saham
b. Devidend Payout Ratio (DPR) Devidend Payout Ratio merupakan rasio yang menggambar besarnya proporsi dividend yang dibagikan terhadap pendapatan bersih perusahaan. Devidend Payout Ratio =
Dividen Saham per Lembar Pendapatan per Lembar Saham
c. Dividend Yield Dividend Yield merupakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor. Perusahaan yang mempunyai prospek petumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah, karena deviden sebagian akan diinvestasikan kembali dan harga deviden yang tinggi mengakibatkan dividend yield akan menjadi kecil. Sebaliknya, perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang rendah akan memberikan deviden yang tinggi dan mempunyai dividend yield yang tinggi pula. Dividend Yield =
Dividend Saham per Lembar Harga Pasar per Lembar Saham
35
d. Market to Book Ratio Mengukur besarnya nilai pasar dibandingkan dengan nilai buku saham yang digambarkan di neraca. Market to Book =
2.1.9
Ekuitas −Saham Preferen Jumlah Lembar Saham Biasa Beredar
Return Saham
Return saham merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi yang dilakukan oleh para investor. Investasi dapat diartikan suatu kegiatan penempatan dana pada satu aset atau lebih dengan periode tertentu dengan mengharapkan suatu imbalan atau peningkatan investasi. Menurut (Jogiyanto, 2000) tujuan investasi adalah meningkatkan kersejahteraan investor, baik sekarang ataupun di masa yang akan datang. Menurut Tandellin (2001:6) alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi, ada dua return yaitu return yang diharapkan (expected return) dan return yang terjadi (realized return). Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa datang. Sedangkan return yang terjadi atau return aktual merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa lalu. Ketika investor menanamkan dananya, investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan dengan risiko yang akan dihadapi. Semakin besar return yang diperoleh maka akan semakin besar pula risikonya,sehingga dapat dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan
36
positif dengan risiko. Sebelum melakukan investasi tentunya investor sudah memperhitungkan tingkat return yang akan diperoleh pada periode tertentu, namun pada kenyataannya tingkat return tersebut bisa berbeda degan apa yang sudah diperhitungkan sebelumnya. Perbedaan tersebut merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan investor dalam proses investasi. Return pada periode t dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :
Return saham (RS) =
Dimana RS
2.2
Pt −Pt −1 +Dt Pt −1
= Return saham pada periode ke t
Pt
= Harga saham pada periode t
Pt-1
= Harga saham sebelum periode ke t (t-1)
Dt
= Deviden pada periode t
Rerangka Pemikiran
Kinerja Keuangan :
37
CR TATO DER Return Saham ROA ROE EPS
Tingkat Suku Bunga
Gambar 1 Rerangka Pemikiran
Dalam melakukan investasi, para investor tentunya memilih perusahaan yang dapat memberikan tingkat return yang tinggi. Selain itu investor akan melakukan analisis pada perusahaan yang dituju untuk menanamkan modalnya. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melihat kinerja keuangan perusahaan tersebut serta melihat pengaruh suku bunga yang berlaku pada saat itu dengan tingkat return yang diharapkan investor, dalam penelitian ini kinerja keuangan yang digunakan adalah Current Ratio (CR), Total Asset Turn Over (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS). Investor juga harus mengungkapkan informasi yang dimiliki perusahaan terkait laba, aset, liabilitas, ekuitas dan hal-hal lainnya yang dapat menarik investor dalam melakukan investasi. Apabila informasi yang
38
didapat telah memenuhi kriteris seorang investor maka hal selanjutnya adalah pengambilan keputusan investasi oleh investor tersebut apakah akan melakukan pembelian atau penjualan saham atau t.
2.3
Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham
Tingkat suku bunga merupakan salah satu variabel ekonomi moneter indonesia yang sering dipantau oleh para pelaku ekonomi. Naik turunnya tingkat suku bunga juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian di suatu negara. Di indonesia bila suku bunga SBI naik maka dengan sendirinya tingkat suku bunga deposito juga ikut naik. Faktor tingkat suku bunga deposito juga akan mempengaruhi para investor dalam menanamkan dananya pada saham. Namun perubahan suku bunga akan berbanding terbalik dengan harga saham, jika suku bunga mengalami peningkatan, maka harga saham akan mengalami penurunan, demikian pula sebaliknya,Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara yang menggunakan uang sebagai media penyimpan nilai.Oleh karena itu tingkat suku bunga merupakan salah satu variabel yang berpengaruh dengan return saham.Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya tentang suku bunga. Penelitian Lidya (2014) tentang pengaruh laba akuntansi dan tingkat suku bunga terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) penelitian tahun 2010 sampai 2012 berkesimpulan bahwa tingkat suku bunga mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap return saham. Dengan demikian hipotesis pertama yaitu :
39
H1: Tingkat Suku Bunga berpengaruh positif signifikan terhadap returnsaham. Kinerja merupakan hal penting bagi perusahaan guna tercapainya visi dan misi perusahaan, karena kinerja merupakan gambaran dari suatu perusahaan, dimana dapat mengetahui baik buruknya keadaan suatu perusahaan yang tercermin dari prestasi kerja dalam periode tertentu.Penilaian terhadap kinerja keuangan merpuakan salah satu cara yang dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. salah satu cara menilai kinerja keuangan perusahaan yaitu dengan rasio keuangan sebagai alat untuk menganalisis
laporan
keuangan, dengan rasio
keuangan
investor
akan
mendapatkan informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan dalam bidang finansial. 2.4
Pengaruh Current Ratio terhadap Return Saham
Current Ratio (CR)merupakan bagian dari rasio likuiditas yang menggambarkan posisi keuangan dalam jangka pendek. Rasio ini digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja suatu perusahaan. Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar liabilitasnya. Sangat penting bagi investor untuk mengetahui nilai CR, walaupun nilai CR hanya bersifat jangka pendek. Karena dengan nilai CR dapat terlihat apakah perusahaan tersebut dapat menutupi kewajiban jangka pendeknya sehingga ketika nilai CR meningkat maka nilai return saham juga akan mengalami peningkatan. Penelitian Chrismas (2015) tentang kinerja keuangan terhadap return saham yang berkesimpulan bahwa CR tidak berpengaruh
40
signifikan terhadap return saham. Sedangkan penelitian Adhi (2014) tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berkesimpulan bahwa CR berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Dari penelitian sebelumnya terdapat perbedaan hasil penelitian tentang CR terhadap return saham. Dengan demikian hipotesis kedua yaitu : H2 : Current Ratio (CR) berpengaruh positif signifikan terhadap returnsaham. 2.5
Pengaruh Total Asset Turn Over terhadap Return Saham
Total Asset Turn Over (TATO) merupakan bagian dari rasio aktivitas yaitu rasio yangmenggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. TATO menunjukkan perputaran total aset yang diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aset menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Penelitian Chrismas (2015) berkesimpulan bahwa TATO berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Dengan demikian hipotesis ketiga yaitu : H3:Total Asset Turn Over (TATO) berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. 2.6
Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan bagian dari rasio Solvabilitas yaitu perbandingan antara dana yang berasal dari modal sendiri dengan dana yang berasal dari kreditur, DER ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi liabilitas-liabilitas kepada pihak luar.semakin kecil rasio
41
ini semakin baik. Meningkatnya nilai DER berarti meningkatnya jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaan. hal tersebut menyebabkan perusahaan akan menerima resiko atas leverage (hutang) yang digunakan, yang akan berpengaruh terhadap besar kecilnya tingkat return saham serta terhadap penilaian para investor pada perusahaan tersebut, investor akan ragu untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Penelitian Hanief (2014) tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap return sahamberkesimpulan bahwa nilai DER tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian Chrismas (2015) berkesimpulan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Namun Penelitian Adhi (2014) tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berkesimpulan bahwa DER berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Terdapat perbedaan dari beberapa penelitian sebelumnya. Dengan demikian hipotesis keempat yaitu : H4:Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif signifikan terhadap returnsaham.
2.7
Pengaruh Return on Asset terhadap Return Saham
Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam
menghasilkan
keuntungan
dengan
memanfaatkan
aktiva
yang
dimilikinya. Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dan volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik.
42
Peningkatan ROA maka dapat dikatakan bahwa nilai penjualan juga meningkat, para investor akan menyukai hal tersebut karena yang dilihat investor sebelum menanamkan modalnya adalah memilih perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi, sehingga akan mendorong peningkatan harga saham yang diikuti peningkatan return saham. Penelitian sebelumnya yang mendukung yaitu Penelitian Adhi (2014) dan Chrismas (2015) yang berkesimpulan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Dengan demikian hipotesis kelima yaitu : H5:Return on Asset (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. 2.8
Pengaruh Return on Equity terhadap Return Saham
Return on Equity (ROE) merupakan salah satu cara untuk menghitung efisiensi perusahaan dengan cara membandingkan antara laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut. Nilai ROE sangat penting bagi perusahaan, jika perusahaan memiliki nilai ROE yang tinggi maka seharusnya perusahaan menghasilkan laba yang tinggi, maka dengan laba yang tinggi akan berdampak pada kenaikan harga saham yang selanjutnya juga akan mempengaruhi tingkat return saham yang tinggi. Hal ini didukung oleh Penelitian Hanief (2014) berkesimpulan bahwa ROE berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Dengan demikian hipotesis keenam yaitu : H6:Return on Equity (ROE) berpengaruh positif signifikan terhadap returnsaham. 2.9
Pengaruh Earning Per Share terhadap Return Saham
43
Earning Per Share adalah merupakan rasio yang mengukur laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan untuk tiap lembar saham yang beredar. Para investor sangat tertarik dalam menghitung EPS karena merupakan salah satu indikator keberasilan suatu perusahaan. Penelitian Hanief (2014) berkesimpulan bahwa rasio keuangan EPS berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Dengan demikian hipotesis ketujuh yaitu : H7 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.
