13
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Tinjaun Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Djarwanto (2004) laporan keuangan merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi dan peristiwa yang bersifat finasial yang kemudian dicatat, digolong-golongkan, dan diringkas dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012) laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. 2.1.2 Jenis-Jenis Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 Revisi 1998 (dalam IAI, 2012), jenis-jenis laporan keuangan terdiri dari lima macam, yaitu : 1. Neraca Neraca merupakan dafar seluruh aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik dari suatu entitas pada suatu tanggal tertentu, misalnya pada akhir tahun. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa neraca merupakan suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan yang terdiri dari aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan.
14
2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan suatu ikhtisar pendapatan dan pengeluaran atas beban dari suatu entitas dalam suatu jangka waktu tertentu, misalnya dalam satu tahun. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang menggambarkan pendapatan dan beban pada akhir periode akuntansi. 3. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas menyajikan ikhtisar dari perubahan ekuitas yang terjadi dalam ekuitas pemilik dari entitas dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu tahun. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa laporan perubahan ekuitas merupakan suatu laporan yang menunjukkan adanya perubahan modal. 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang memperlihatkan arus kas masuk yaitu penerimaan dan arus keluar yaitu pengeluaran dari sebuah entitas pada periode tertentu, sehingga laporan arus kas harus menyajikan informasi tentang dampak kas dari aktifitas operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan selama masa periode akuntansi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas berguna sebagai mekanisme pengontrolan perputaran uang yang sebenarnya bukan posisi keuangan dalam pos akuntansi.
15
5. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap posisi dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat di dalam catatan atas laporan keuangan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa catatan atas laporan keuangan merupakan catatan tambahan yang berguna membantu menjelaskan perhitungan
item
tertentu
dalam
laporan
keuangan
serta
memberikan penilaian yang lebih komprehensif dari kondisi keuangan perusahaan.
2.1.3 Tujuan Laporan Keuangan Menurut Soetedjo (2009) menjelaskan dalam bukunya bahwa pelaporan keuangan dan laporan keuangan disiapkan untuk memberikan pelayanan kepada pihak-pihak yang berkepentingan di luar perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi mereka. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012)
menjelaskan
investor
berkepentingan
atas
informasi
yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen dan membantu mereka untuk menentukan apakah harus membeli,menahan, atau menjual investasi tersebut.
16
2.1.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu: (IAI, 2012) 1. Dapat Dipahami Laporan keuangan harus dapat dipahami oleh para pemakai agar dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. 2. Relevan Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi
pengguna
dengan
membantu
mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi pengguna di masa lalu. 3. Keandalan Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan
material,
dan
dapat
diandalkan
penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang wajar diharapkan dapat disajikan. Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
17
4. Dapat dibandingkan Untuk dapat menganalisis tren kinerja entitas dan melihat posisi entitas dalam lingkungan usaha, pemakai perlu membandingkan laporan keuangan entitas antar periode dan membandingkannya dengan entitas lain.
2.1.5 Tujuan Pelaporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012) bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi yang relevan akan bermanfaat bagi para pemakai apabila tersedia tepat waktu sebelum pemakai kehilangan kesempatan atau kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Apabila informasi tersebut tidak disampaikan dengan tepat waktu akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan nilai dalam mempengaruhi kualitas suatu keputusan. Adapun tujuan pelaporan keuangan dalam SFAC No. 1 adalah: 1. Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi investor, potensial investor, kreditur, dan pengguna lainnya untuk melakukan investasi, pemberian kredit, dan keputusan secara rasional. 2. Menyediakan informasi untuk membantu investor, kreditur, dan pengguna
lainnya
untuk
menilai
jumlah,
waktu
dan
18
ketidakpastian prospek perolehan kas dari dividen, atau bunga dari penerimaan, penjualan, penebusan, atau pinjaman. 3. Menyediakan informasi tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan pengaruh transaksi, kejadian dan lingkungan serta klaim yang dapat berpengaruh terhadap sumber daya tersebut.
2.1.6 Pemakai Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012), pengguna laporan keuangan meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Pengguna ini menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda yaitu: 1. Investor Para investor menggunakan laporan keuangan untuk membantu dalam
pengambilan
keputusan
apakah
harus
membeli,
menahan, atau menjual investasi tersebut. Selain itu, para investor
menggunakannya
untuk
menilai
kemampuan
perusahaan dalam membayar dividen. 2. Karyawan Para
karyawan
menggunakan
laporan
keuangan
untuk
mengetahui stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Selain itu,
19
menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja. 3. Pemberi Pinjaman Para pemberi pinjaman mengunakan laporan keuangan untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 4. Pemasok dan Kreditur Usaha Lainnya Para pemasok dan kreditur usaha lainnya menggunakan laporan keuangan untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. 5. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang. 6. Pemerintah Pemerintah menggunakan informasi laporan keuangan untuk mengatur aktifitas perusahaan, menetapkan kebijaksanaan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 7. Masyarakat Masyarakat menggunakan informasi laporan keuangan untuk dapat mengetahui perkembangan kemakmuran perusahaan dan rangkaian
aktivitasnya.
Selain
itu,
laporan
keuangan
20
perusahaan juga membantu memberikan kontribusi pada perekonomian
nasional
termasuk
jumlah
orang
yang
dipekerjakan.
2.1.7 Peraturan Penyampaian Laporan Keuangan Di Indonesia Untuk menjamin ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan di Indonesia, ada berbagai peraturan yang telah ditetapkan. Pemerintah Indonesia dalam Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal mewajibkan Emiten atau perusahaan publik diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan yang terdaftar di BAPEPAM selambat-lambatnya 120 hari terhitung sejak tanggal berakhirnya tahun buku, namun sejak tanggal 30 september 2003 BAPEPAM memperketat peraturan dengan dikeluarkannya Peraturan Nomor X.K.2, Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-36/PM/2003 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala dan laporan tersebut terbuka untuk umum karena informasi tentang kegiatan usaha dan keadaan keuangan diperlukan oleh pemodal sebagai dasar pengambilan keputusan investasi atas saham. Selain itu, Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) juga sejak lama telah mengatur tentang penyampaian laporan berkala emiten atau perusahaan publik. Peraturan mengenai hal ini secara terus-menerus dipebarui dan yang terbaru yaitu Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan nomor KEP-134/BL/2006 yang menyebutkan bahwa laporan keuangan tahunan yang telah disertai dengan laporan akuntan dari hasil audit atas laporan keuangan, wajib
21
disampaikan kepada Bapepam dan LK serta diumumkan kepada masyarakat paling lambat akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Apabila ada keterlambatan, Bapepam menyatakan akan mengenakan sanksi seperti yang telah disebutkan dalam Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta nomor KEP-307/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor I-H tentang sanksi yaitu: 1. Peringatan tertulis I, atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan sampai dengan 30 hari kalender terhitung sejak berakhirnya batas waktu penyampaian laporan keuangan. 2. Peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp 50.000.000,apabila mulai hari ke-31 samapai denga ke-60 sejak berakhirnya batas waktu penyampaian laporan keuangan, emiten tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan. 3. Peringatan tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp 150.000.000,- apabila mulai hari ke-61 samapai dengan ke-90 sejak berakhirnya batas waktu penyampaian laporan keuangan, emiten tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan atau menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda. 4. Penghentian sementara perdagangan efek perusahaan tercatat di Bursa (Suspensi), apabila mulai hari ke-91 sejak berakhirnya batas waktu penyampaian laporan keuangan, emiten tetap tidak
22
memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan dan atau emiten telah menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda.
2.1.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan 2.1.8.1 Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) Dalam menyampaikan laporan keuangan yang akurat dan terpercaya suatu perusahaan tentunya membutuhkan jasa Kantor Akuntan Publik (KAP). Selain itu untuk menjamin kredibilitas dari laporan keuangan tersebut, perusahaan juga akan cenderung menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang besar dan mempunyai nama baik. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang besar pastinya memiliki jumlah partner dan Sumber Daya Manusia yang lebih banyak dibandingkan dengan KAP kecil, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan akan semakin sedikit. Semakin sedikit waktu yang dibutuhkan oleh auditor dalam menerbitkan laporan keuangan auditan maka akan semakin
cepat
pula
waktu
yang
dibutuhkan
perusahaan
untuk
mempublikasikan laporan keuangannya. KAP besar ini biasanya KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four Worldwide Accounting Firm (Big Four). Perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan Big Four cenderung lebih dipercaya bila dibandingkan dengan perusahaan yang
23
menggunakan jasa KAP non Big Four. KAP yang berafiliasi dengan big four di indonesia yaitu:
Tabel 1. Daftar Kantor Akuntan Publik (KAP) Big Four
No
The Big Four
KAP yang berafiliasi
1
Deloitte Touche Tohmatsu
KAP Osman Bing Satrio
2
Pricewaterhouse Cooper
KAP Haryanto Sahari
3
Ernst & Young
4
KPMG
KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja KAP Siddharta dan Widjaja
Sumber : www.wikipedia.org (2015) 2.1.8.2 Jenis Opini Auditor Auditor merupakan salah satu pihak yang mempunyai peranan penting dalam tercapainya laporan keuangan yang berkualitas di pasar modal. Auditor bertugas untuk memberikan penilaian terhadap kewajaran laporan keuangan. Auditor memberikan penilaian kewajaran laporan keuangan melalui opini audit. Berdasarkan PSA 29 SA seksi 508 dalam Standar Profesional Akuntan Publik terdapat lima jenis pendapat auditor, yaitu pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion with explamatory language), pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion), pendapat tidak wajar (adverse opinion), serta pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion).
24
Jenis pendapat auditor yang diberikan auditor tergantung dari hasil audit yang dilakukannya dan terdapat 5 jenis laporan audit dan kesimpulan atau pendapat auditor yaitu : 1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) Diberikan jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien. 2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan (Unqualified Opinion with Explamatory Language) Keadaan yang menjadi penyebab utama ditambahkannya suatu paragraph penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit baku adalah: a. Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum. b. Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas. c. Penekanan atas suatu hal. d. Laporan audit yang melibatkan auditor lain. 3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion) Diberikan jika auditor menemui kondisi: a. Lingkup audit dibatasi oleh klien b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisikondisi yang berada di luar kekuasan klien maupun auditor.
25
c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. d. Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten. 4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion) Diberikan jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perubahan klien. 5. Menolak Memberikan Pendapat (Disclaimer) Diberikan jika auditor mengalami kondisi : a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit. b. Auditor tidak independent dalam hubungannya dengan klien.
Pemberian opini auditor bertujuan agar laporan keuangan suatu perusahaan dapat diandalkan. Menurut Carslaw dan Kaplan (1991), suatu perusahaan yang mendapatkan pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) dari auditor cenderung akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan
laporan
keuangannya.
Hal
ini
disebabkan
karena
Unqualified Opinion berarti bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material dan sesuai dengan Standar Akuntansi
26
Keuangan. Dengan demikian, hal ini merupakan kabar baik (good news) bagi perusahaan sehingga penyampaian laporan keuangannya semakin dipercepat. Sebaliknya, perusahaan yang mendapatkan pendapat selain Unqualified Opinion dari auditor cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan sehingga hal ini merupakan kabar buruk bagi perusahaan tersebut.
2.1.8.3 Profitabilitas Profitabilitas
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
memperoleh laba. Perhitungan rasio profitabilitas sering digunakan sebagai alat pengukur kinerja manajemen perusahaan, sebagai alat pengukur efisiensi penggunaan modal dan juga sebagai fokus utama pemegang saham karena mengharapkan pendapatan atas investasi yaitu dalam bentuk dividen. Laba dianggap penting karena peningkatannya dapat menyebabkan peningkatan harga pasar saham. Menurut Kasmir (2010) menyatakan bahwa manajemen dituntut mampu memenuhi laba yang telah ditargetkan karena dengan memperoleh laba sesuai yang telah ditargetkan, perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik, karyawan serta meningkatkan produk dan melakukan investasi baru. Hal ini akan memotivasi manajemen untuk lebih cenderung menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Dengan demikian, profitabilitas yang tinggi merupakan berita baik (good news) bagi perusahaan karena perusahaan akan cenderung menyampaikan laporan
27
keuangannya secara tepat waktu sehingga dapat meningkatkan image perusahaan di mata masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan. Dalam penelitian Turel (2010) menyatakan bahwa pengumuman rugi ke publik membutuhkan waktu lebih lama daripada pengumuman laba karena rugi dianggap sebagai kabar buruk sehingga pengumumannya cenderung ditunda dan perusahaan yang melaporkan rugi dianggap beresiko karena auditor cenderung melakukan lebih banyak pengujian substantif untuk menghindari tuntutan hukum di kemudian hari. Rasio profitabilitas dapat diukur dalam beberapa indikator tetapi masih dalam dimensi yang saling terkait. Indikator yang digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas yaitu menggunakan Return On Asset (ROA) ini mempunyai hubungan antara profit dengan investasi atau aset yang digunakan untuk menghasilkannya. Return On Asset (ROA) atau disebut dengan Laba Atas Aktiva merupakan pengukuran persentase laba bersih perusahaan atas jumlah total asset. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva perusahaan karena semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin efisien manajemen aktivanya. Rasio ini dihitung dengan rumus:
Return On Assets (ROA) =
28
2.1.8.4 Likuiditas Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya saat jatuh tempo (Kasmir, 2010). Perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya akan mengalami kebangkrutan. Hal ini menyebabkan berkurangnya tingkat kepercayaan Ownership, kreditor, pemasok, dan pelanggan terhadap perusahaan. Sedangkan perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya akan meningkatkan kepercayaan Ownership, kreditor, pemasok, dan pelanggan terhadap perusahaan. Perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi merupakan kabar baik bagi perusahaan dan kemungkinan perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik. Perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang baik cenderung segera menerbitkan laporan keuangannya, sehingga akan tepat waktu dalam pelaporan keuangan Owusu dan Ansah (dalam Margaretta dan Soepriyanto, 2012). Likuiditas dibedakan menjadi 2 (dua) macam (Nitisemito,2002) yaitu : 1. Likuiditas Ekstern Likuiditas ekstern merupakan kemampuan perusahaan untuk dapat menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih. Likuiditas ini mengacu pada kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan pihak luar.
29
2. Likuiditas Intern Likuiditas intern merupakan kemampuan perusahaan untuk dapat
memenuhi
kewajiban
finansial
menyelenggarakan
produksi atau aktifitas perusahaan sehari-hari. Likuiditas ini mengacu pada kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan pihak dalam perusahaan. Pengukuran rasio likuiditas dalam penelitian ini menggunakan Current Ratio atau disebut dengan rasio lancar yang merupakan perbandingan antara aset lancar dengan hutang lancar. Current Ratio menunjukkan sejauh mana aset lancar menutupi hutang lancar. Rasio ini dihitung dengan rumus:
Current Ratio (CR) =
2.1.9 Penelitian Terdahulu Penelitian
yang
pernah
dilakukan
oleh
pihak
lain
yang
berhubungan dengan penelitian ini adalah: 1)
Sofia Prima Dewi dan Jusia (2013) Judul Penelitian : Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di BEI.
30
Rumusan Masalah : Apakah return on asset, debt to equity ratio, ukuran perusahaan, opini audit, dan
ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan ? Hipotesis : H1 : Return on asset mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. H2 : Debt to equity ratio mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. H3 : Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. H4 : Opini audit mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. H5 : Ukuran kantor akuntan publik mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa return on asset, debt to equity ratio mempunyai pengaruh terhadap ketepatan
waktu
penyampaian
laporan
keuangan
perusahaan,
sedangkan ukuran perusahaan, opini audit, dan ukuran kantor akuntan
31
publik
tidak mempunyai pengaruh terhadap ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan perusahaan. Sebaiknya penelitan selanjutnya menambah jumlah obyek penelitian dengan memperluas ke jenis sektor industri lain, memperpanjang periode pengamatan dan menguji faktor-faktor lain yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan tapi belum diuji pada penelitian ini sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat dan dapat digeneralisasikan. 2)
Evi Deliana Prastiwi, Gede Adi Yuniarta, dan Nyoman Ari Surya Darmawan (2014) Judul Penelitian : Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di BEI Periode 2008-2012) Rumusan Masalah : 1) Apakah profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan LQ45? 2) Apakah likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan LQ45? 3) Apakah profitabilitas dan likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan LQ45?
32
Hipotesis : H1 : Profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan ROA berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. H2 : Likuiditas perusahaan yang diproksikan dengan CR berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. H3 : Profitabilitas (ROA) dan Likuiditas (CR) secara simultan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Kesimpulan : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas (ROA) dan likuiditas (CR) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI selama periode 2008-2012. 3)
Pasca Dwi Putra, SE, M.Si dan Roza Thohiri, SE, M.Si (2013) Judul Penelitian : Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Ketepatan
WaktuPenyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Yang ListingDi Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010
33
Rumusan Masalah : Apakah
debt
to
kualitasauditor, berpengaruh
equity,
pergantian
terhadap
profitabilitas, auditor,
ketepatan
dan
waktu
struktur ukuran
kepemilikan, perusahaan
penyampaian
laporan
keuangan? Hipotesis : Diduga bahwa terdapat pengaruh debt to equity, profitabilitas, struktur kepemilikan, kualitas auditor, pergantian auditor, dan ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitias auditor berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Sedangkan debt to equity, profitabilitas, struktur kepemilikan, pergantian auditor, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode pengamatan 2007-2009. 4)
Dhea Tiza Marathani (2013) Judul Penelitian : Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012
34
Rumusan Masalah : Apakah profitabilitas, likuiditas, leverage, opini audit, kualitas auditor, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2012 ? Hipotesis : H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. H2 : Likuiditas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. H3 : Leverage berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. H4 : Opini audit berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. H5 : Kualitas auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. H6 : Ukuran Perusahaan auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Kesimpulan: Bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan manufaktur adalah
35
profitabilitas, likuiditas, leverage dan ukuran perusahaan. Penelitian ini tidak berhasil menemukan bukti adanya pengaruh antara opini audit dan kualitas auditor terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 5)
Sarwono Budiyanto dan Elma muncar Aditya (2015) Judul Penelitian : Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan terhadap perusahaan Food and Beverages periode 20102012. Rumusan Masalah : Apakah rasio debt to equity, profitabilitas, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, kualitas audit, dan pergantian auditor terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan? Hipotesis : H1 : Debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. H2 : Struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan H3 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan
36
H5 : Kualitas auditor berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan H6 : Pergantian auditor berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan
Kesimpulan: Hasil peneitian menunjukkan bahwa debt to ewuity ratio, prfitabilitas, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sedangkan pergantian auditor mempunyai pengaruh signifikan terhadap penyampaian laporan keuangan. 6)
Restu Agusti, Yusralaini, dan Lhia Dara Raesya (2010) Judul Penelitian : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian
LaporanKeuangan
Ke
Publik
Pada
Perusahaan
YangTerdaftar Di BEI (2005-2007). Rumusan Masalah : Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, umur perusahaan, pelaporan item-item luar biasa dan/atau kontijensi dan opini audit berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan ke publik?
37
Hipotesis : H1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan H2 : Profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan H3 : Solvabilitas perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan H4 : Likuiditas perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan H5 : Umur Perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan H6 : Extraordinary item perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan H7 : Opini Audit perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan Kesimpulan: Dilihat dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan regresi logistik memberikan bukti empuis bahwa variabel item-item luar biasa dan/atau kontijensi dan opini audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, dan umur perusahaan tidak mempunyai
38
pengruh yang signifikan tetapi arah dari koefisiennya menunjukkan hal yang sama dengan hipotesis. Dari hasil perhitungan didapat bahwa variabel yang paling kuat memberikan pengruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan adalah variabel item-item luar biasa dan/atau kontijensi. 7)
Stepvanny Margaretta dan Gatot Soepriyanto (2011) Judul Penelitian : Penerapan
IFRS
dan
pengaruhnya
terhadap
keterlambatan
penyampaian laporan keuangan terhadap perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008-2010. Rumusan Masalah : Apakah faktor penerapan IFRS, ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran kantor akuntan publik, opini audit, dan kompleksitas memengaruhi keterlambatan penyampaian laporan keuangan ? Hipotesis : H1 : terdapat pengaruh yang signifikan IFRS terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan. H2 : terdapat pengaruh yang signifikan ukuran perusahaan terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan. H3 : terdapat pengaruh yang signifikan profitabilitas terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan.
39
H4 : terdapat pengaruh yang signifikan ukuran KAP terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan. H5 : terdapat pengaruh yang tidak signifikan opini audit terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan. H6 : terdapat pengaruh yang signifikan kompleksitas terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan.
Kesimpulan: Pengujian dilakukan dengan pengujian statistik deskriptif dan regresi binary logistic guna mengetahui sejauh mana penerapan IFRS, ukuran perusahaan, prifitabilitas, ukuran KAP, opini audit, dan kompleksitas. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh penerapan IFRS, profitabilitas, reputasi KAP, opini auditor, dan kompleksitas
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan, ukuran
perusahaan
berpengaruh
secara
signifikan
keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan.
terhadap sedangkan terhadap
40
2.2 Rerangka Pemikiran Teoretis
Reputasi KAP (X1)
Jenis Opini Auditor (X2)
Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Y)
Profitabilitas (X3)
Likuiditas (X4)
Gambar 1 Rerangka Pemikiran
2.3 Perumusan Hipotesis H1
: Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan.
H2
: Jenis opini auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
H3
: Profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
H4
: Likuiditas perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.