1
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1. Pasar Modal 1.
Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang
diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan. Kehadiran pasar modal sebagai salah satu mobilisasi dana masyarakat, sangat berperan aktif dalam pengumpulan dana investasi. Ada bermacam-macam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah sama. Berikut adalah pengertian atau definisi dari pasar modal: a. Sunariyah (2003:4) Pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham, obligasi dan jenis surat berharga dengan memakai jasa perantara pedagang efek. b. Husnan (2001:3) Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bias diperjualbelikan, baik dalam ataupun perusahaan swasta.
2
c. Sartono (2003:2) Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka panjang atau long-term financial assets. 2.
Manfaat Pasar Modal Pasar modal yang telah berkembang baik merupakan sarana investasi lain
yang dapat dimanfaatkan masyarakat pemodal (investor). Investasi melalui pasar modal dapat dilakukan dengan cara membeli instrument keuangan di pasar modal seperti saham, obligasi atau surat berharga lainnya. Menurut Sartono (1996:43) adapun manfaat pasar modal dapat ditinjau dari segi perusahaan (emiten), investor, lembaga penunjang dan pemerintah. Berikut adalah penjelasan dari pasar modal, yaitu: a. Manfaat Bagi Perusahaan (Emiten) 1) Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar dan dapat sekaligus diterima oleh emiten pada saat pasar perdana. 2) Tidak ada covenant sehingga manajemen dapat lebih bebas (mempunyai kekuasaan) dalam mengelola dana yang diperoleh perusahaan. 3) Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga dapat memperbaiki citra perusahaan dan ketergantungan terhadap bank kecil dan jangka waktu penggunaan dan tidak terbatas. 4) Cash Flow hasil penjualan saham biasanya akan lebiih besar dari pada harga nominal perusahaan. 5) Tidak ada beban financial yang tetap, profesionalisme manajemen meningkat
3
b. Manfaat Bagi Pemodal (Investor) 1) Nilai
investasi
berkembang
mengikuti
pertumbuhan
ekonomi,
peningkatan tersebut akan tercermin pada meningkatnya harga saham yang menjadi capital gain. 2) Sebagai pemegang saham investor memperoleh devide, dan sebagai pemegang obligasi investor memperoleh bunga setiap bulan. 3) Bagi pemegang saham mempunyai hak suara dalam RUPS dan hak suara RUPO bagi pemegang obligasi. 4) Dapat dengan mudah mengganti instrument investasi. 5) Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrument untuk memperkecil
risiko
secara
keseluruhan
dan
memaksimumkan
keuntungan. 6) Kehadiran pasar modal memperbaiki pilihan investasi, sehingga kepastian akan return akan semakin besar. c. Manfaat Bagi Lembaga Penunjang Berkembangnya pasar modal akan mendorong perkembangan lembaga penunjang lebih professional dalam memberikan pelayanan sesuai dengan bidang masing-masing dan munculnya lembaga penunjang baru sehingga semakin bervariasi, likuiditas, efek semakin tinggi. d. Manfaat Bagi Pemerintah 1)
Sebagai sumber pembiayaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sehingga tidak lagi tergantung pada subsisdi dari pemerintah.
4
2)
Manajemen badan usaha menjadi lebih baik, manajemen dituntut untuk lebih professional.
3)
Meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, penghematan devisa bagi pembiayaan pembangunan serta memperluas kesempata kerja.
3.
Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pasar Modal Keberhasilan pembentukan pasar modal dipengaruhi oleh supply dan
demand adapun faktor–faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut antara lain (Husnan, 2001:8): a. Suplly Sekuritas Faktor ini harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal, sehingga jumlah perusahaan pada suatu Negara disini sangat mempengaruhi. b. Demand akan Sekuritas Faktor ini berarrti bahwa harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah data yang cukup besar uuntuk diperdagangkan. Pembeli sekuritas – sekuritas tersebut mungkin berasal dari individu, perusahaan non keuangan, maupun lembaga – lembaga keuangan. Sehubungan dengan faktor ini, maka income perkapita suatu Negara dan distribusi pendapatan mempengaruhi besar kecilnya demand akan sekuritas. c. Kondisi Politik dan Ekonomi Faktor ini akhirnya akan mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas. Kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi suplly dan demand akan sekuritas.
5
d. Masalah Hukum dan Peraturan Pembeli sekuritas pada dasarnya mengendalikan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan – perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Kebenaran akan informasi menjadi sangat penting disamping kecepatan dan kelengkapan informasi. Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesuaikan menjadi mutlak diperlukan. e. Peran Lembaga – Lembaga Pendukung Pasar Modal 1) BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) Lembaga ini merupkan lembaga yang dibentuk pemerinth untuk mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal di Indonesia. Keberadaan BAPEPAM dimaksudkan agar dapat mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien yang meindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. 2) Bursa Efek Bursa
efek
merupakan
lembaga
yang menyelenggarakan
kegiatan
perdagangan sekuritas. Di bursa inilah dilakukan jual beli saham dengan menggunakan jasa perusahaan efek yang menjadi anggota bursa tersebut. 3) Lembaga Kliring dan Penjaminan Lembaga yang menyediakan jasa kliring untuk jual beli efek di bursa efek dan pinjaman peyelesaian transaksi bursa. 4) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Lembaga ini merupakan lembaga yang menyediakan jasa tral dan penyelesaian transaksi efek yang mungkin disimpan di berbagai bank kustodian.
6
5) Perusahaan Efek Perusahaan efek dapat menjalankan usaha sebagai penjamin efek, perantara pedagang efek dan manajer investasi setelah memperoleh izin usaha dari BAPEPAM. 6) Reksa Dana Merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksan dana berbentuk perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari BAPEPAM atau kontrak investasi kolektif. 7) Kustodian Kustodian yang menyelenggarakan kegiatan penitipan bertanggung jawab untuk menyimpan efek milik pemegang rekening dan memenuhi kewajiban lain sesuai dengan kontrak antara custodian dan pemegang rekening tado. Yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai custodian (penitipan efek) adalah lembaga penyimpanan dan penyelesaian. 8) Biro Administrasi Efek Jasa lembaga yang bertugas untuk memelihara catatan tentang pemilik saham perusahaan berdasarkan kontrak tertentu. Yang berhak melaksanakan kegiatan usaha sebagai biro administrasi efek adalah perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari BAPEPAM.
7
9) Wali Amanat Wali amanat adalah lembaga yang ditunjuk oleh emiten untuk mewakili kepentingan para pemegang obligasi, yang berperan penting dalam penerbitan obligasi. 10) Akuntan Publik Peran akuntan publik yang pertama adalah memeriksa laporan keuangan dan memberikan pendapat teerhadap laporan keuangan. 11) Notaris Notaris adalah pihak yang berperan dalam pembuatan perjanjian dalam rangka emesi sekuritas, seperti membuat berita acara RUPS, menyusun pernyataan
keputusn-
keputusan
RUPS
dan
meneliti
keabsahan
penyelenggaraan RUPS tersebut. 12) Konsultan Hukum Konsultan hukum diperlukan jasanya agar jangan sampai perusahaan yang menerbitkan sekuritas di pasar modal ternyata terlibat persengketaan hukum dengan pihak lain dan keabsahan dokumen – dokumen perusahaan perlu diperiksa oleh konsultan hukum tersebut. 13) Penilai Penilai merupakan perusahaan yang melakukan penilaian terhadap aktiva perusahaan, untuk memperoleh nilai yang dipandang wajar serta diminta oleh bank yang akan memberi kredit.
8
2.1.2. Investasi 1. Pengertian Investasi Menurut Tandelilin (2001:3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Sunariyah (2003:4) investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama, dengan harapan mendapat keuntungan di masa yang akan dating. 2. Jenis-Jenis Investasi Menurut Halim (2003:4) pada umumnya investasi dapat dibagi menjadi dua bagian, antara lain: a. Investasi pada Financial Asset Investasi pada financial asset dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga dan lainnya. Atau dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, waran, dan opsi. b. Investasi pada Real Asset Investasi pada real asset diwujudkan dalam bentuk pembelian asset yang produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya. 3. Tujuan Investasi Menurut Tandelilin (2001:4) tujuan investasi secara luas adalah meningkatkan kesejahteraan investor, kesejahteraan disini adalah kesejahteraan moneter, yang dapat diukur dengan penjumlahan mempertahankan tingkatan saat ini ditambah
9
nilai saat pendapatan masa datang.Sedangkan tujuan investasi secara khusus adalah sebagai berikut: a. Mendapatkan keuntungan yang lebih layak di masa yang akan datang Seorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatan yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan dating. b. Mengurangi Tekanan Inflasi Dengan melakukan inflasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. c. Motivasi untuk Penghemat Pajak Beberapa Negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi pada bidang – bidang usaha tertentu. 2.1.3. Saham 1.
Pengertian Saham Menurut Sjahrial (2012:19), saham adalah surat berharga yang dikeluarkan
oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas atau yang biasa yang disebut emiten. Seseorang yang mempunyai saham suatu perusahaan berarti dia memiliki perusahaan tersebut. Pemegang saham berhak atas dividen, jika dividen tersebut dibayarkan (Hanafi, 2011:124). Sedangkan menurut Tandelilin (2006:18), saham merupakan bukti bahwa kepemilikan atas asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham (emiten).
10
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulka bahwa saham merupakan surat berharga yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan dan pemilik saham memiliki klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan sesuai dengan jumlah nilai penyertaan saham yang dimilikinya. Hak klaim atas penghasilan perusahaan biasanya diwujudkan dalam bentuk dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. 2.
Jenis-Jenis Saham Jenis-jenis saham yang diperdagangkan di pasar modal menurut Tandelilin
(2010:32) adalah sebagai berikut: a. Saham biasa (common stock) Saham biasa menyatakan kepemilikan suatu perusahaan. Saham biasa adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Sebagai pemilik, pemegang saham biasa suatu perusahaan mempunyai hak suara proporsional pada berbagai dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). b. Saham preferen (preferen stock) Saham preferen merupakan satu jenis sekuritas ekuitas yang beredar dalam beberapa hal dengan saham biasa. Dividen pada sahampreferen biasanya dibayarkan dalam jumlah tetap dan tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. Seperti yang disebut dengan istilah preferred (dilebihkan), pembagian dividen kepada pemegang saham preferen lebih didahulukan sebelum diberikan kepada pemegang saham biasa. Sesungguhnya saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan (hybrid) antara saham biasa dan obligasi. Saham preferen adalah serupa dengan saham biasa karena merupakan ekuitas
11
yang menyatakan kepemilikan, membayardividen, dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo. Di sisi lain, saham preferen juga serupa dengan obligasi karena merupakan sekuritas yang menghasilkan pendapatan tetap dari dividen tetapnya. 2.1.4.Return Saham 1.
Definisi Return Saham Return saham (surat saham) adalah dokumen sebagai bukti kepemilikan
suatu perusahaan. Jika perusahaan memperoleh keuntungan, maka setiap pemegang saham berhak atas bagian laba yang dibagikan atau dividen sesuai dengan proprorsi kepemilikannya. Saham dapat pula diperjual belikan. Harga jual dapat berbeda dari harga belinya, sehingga ada potensi keuntungan dan kerugian dalam transaksi jual–beli saham tersebut. Return saham terdiri dari capital gain dan dividend yield. Capital gain adalah selisih antara harga jual dan harga beli saham per lembar dibagi dengan harga beli, dan dividend yield adalah dividen per lembar dibagi dengan harga beli saham per lembar (Zubir, 2011:4). Return adalah laba atas suatu investasi yang biasanya dinyatakan sebagai tarif presentase tahunan. Return saham merupakan tingkat keuntungan yang akan diperoleh oleh investor yang menanamkan dananya di pasar modal. Return saham ini dapat dijadikan sebagai indikator dari kegiatan perdagangan di pasar modal. Menurut Jogiyanto (2003), return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi (realized return) merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu alat pengukur kinerja
12
perusahaan. Sedangkan return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja keuangan dan juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa mendatang. Dalam melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko (Jogiyanto, 2003). Return menggambarkan hasil yang diperoleh investor dari aktivitas investasi yang telah dilakukan selama periode waktu tertentu, yang terdiri dari Capital Gain (loss) dan Yield (Jogiyanto, 2003). Capital gain (loss) merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Dalam penelitian ini return saham yang diperhitungkan adalah return saham yang berasal dari capital gain tanpa memperhitungkan adanya dividend yield. Karena pada dasarnya dividen yang dibagikan nilainya lebih kecil dibandingkan capital gain sehingga tidak terlalu berpengaruh jika tidak ikut diperhitungkan. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan (Lintner, 1962), (Gordon, 1963), dan
13
(Bhattacharya, 1979) (dalam Yeye Susilowati, 2003) yang menjelaskan bahwa investor lebih menyukai capital gain. Oleh karena itu, konsep tingkat pengembalian (return) saham yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah realized return. Secara matematis formulasi realized return dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2003):
Rt = Dimana: Rt
= Return Saham pada periode ke t
P(t)
= Harga Penutupan Saham pada periode ke t
P(t-1) = Harga Penutupan Saham pada periode ke t-1 1.
Jenis-jenis Return Saham Menurut Jogiyanto (2007), return saham dapat dikelompokan menjadi
return realisasi dan return ekspektasi, adapun perbedaannya adalah: a. Return Realisasi Return realisasi merupakan return yang terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realialisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan resiko dimasa mendatang. Beberapa pengakuan return realisasi antara lain: 1) Return Total (Total Returns) Return total adalah total keuntungan atau kerugian yang diperoleh investor dari nilai investasinya sebelum periode tertentu.
14
2) Relatif Return Dalam mengukur return total, amgka yang dihasilkan dapat bernilai positif atau negatif. Terkadang untuk perhitungan tertentu, misalnya rata-rata geometrik yang menggunakan perhitungan pengakaran angka return yang digunakan harus bernilai positif. Relatif return (return relative) dapat digunakan, yaitu menambahkan nilai 1 (satu) terhadap nilai return total. 3) Kumulatif Return Return total hanya mengukur perubahaan kemakmuran pada saat tertentu saja tetapi tidak untuk mengukur total kemakmuran yang dimiliki. Perubahan kemakmuran menunjukan tambahan kekayaan dari kekayaan sebelumnya. Untuk mengetahui total kemakmuraan, digunakan Indeks Kemakmuraan Kumulatif (IKK) yang mengukur akumulasi semua return yang dimiliki. 4) Return Disesuaikan Return yang dibahas diatas merupakan return nominal yang hanya mengukur perubahaan nilai uang tetapi tanpa mempertimbangkan tingkat daya beli dari nilai uang tersebut, maka berdasarkan pertimbangan ini return nominal perlu disesuaikan dengan tingkat inflasi yang ada. Return ini disebut return riel (real return) atau return yang disesuaikan dengan inflasi.
15
b. Return Ekspektasi Return ekspektasi adalah return yang belum terjadi dan diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi.Harapan investor terhadap tingkat keuntungan deviden untuk masa yang akan datang. Jika pendapatan atau deviden suatu saham dapat stabil, harga cenderung stabil. Sebaliknya, jika pendapatan atau deviden suatu saham berfluktuasi, saham cenderung berfluktuasi pula. 2.1.5.Kinerja keuangan 1.
Definisi Kinerja keuangan Djarwanto (2008) dalam Putri Yulia (2015:27) menyatakan bahwa kinerja
adalah tingkat prestasi (kerja) hasil nyata yang kadang-kadang digunakan untuk tercapainya hasil positif atau hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen untuk mencapai tujuan tertentu secra efektif dan efisien. Helfard (2005) dalam Putri Yulia (2015:27) kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk menilai kinerja perusahaan ini perlu dilibatkan analisis dampak keuangan komulatif dan ekonomi dari keputusan, dan mempertimbangkan dengan menggunakan ukuran komulatif. Putri Yulia (2015:27) menyatakan bahwa berdirinya suatu perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu, berhasil tidaknya tujuan tersebut tidak mudah untuk dilakukan secara menyangkut aspek manajemen dan lingkungan perusahaan
16
secara makro. Salah satu cara penilaian tersebut adalah dengan mengukur kinerja keuangan perusahaan. Penilaian kinerja keuangan berbeda dengan penilaian kinerja keuangan yang dinilai adalah data yang diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Analisis kinerja perusahaan berdasarkan data keuangan yang dipublikasikan pada laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim. Kinerja keuangan pada dasarnya merupakan tingkat prestasi atau hasil riil yang telah dicapai oleh perusahaan secara efektif dan efisien. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tolak ukur kinerja perusahaan dengan analisa rasio yang membandingkan kinerja keuangan perusahaan pada waktu tertentu dengan ratarata industri yang sejenis. Sudut utama yang diambil dalam melaksanakan analisis kinerja perusahaan adalah dari sudut pandang manajemen dari perusahaan yang bersangkutan, pemilik perusahaan dan pemberi pinjaman. Dari ukuran kinerja keuangan dilihat dari sudut pandang secara menyeluruh maka tujuan penilain kinerja keuangan adalah untuk mengetahui aspek yang berkaitan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan yang mana dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio-rasio tertentu yang dapat mewakili masing-masing aspek keuangan yaitu: Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas, Solvabiitas. 2.
Analisis Rasio Keuangan Faktor yang paling penting dan sering digunakan oleh investor dan calon
investor dalam memilih saham perusahaan yaitu dengan melihat kinerja keuangan perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik akan menawarkan return saham yang tinggi jika di bandingkan dengan perusahaan
17
yang memiliki kinerja keuangan yang buruk. Faktor yang bersifat makro yang dapat mempengaruhi return saham perusahaan yaitu antara lain inflasi, suku bunga, nilai tukar (kurs), dan faktor non ekonomi (keamanan, kondisi sosial dan politik). Faktor yang bersifat fundamental yaitu faktor yang berkaitan secara langsung dengan kinerja perusahaan tersebut. Selain faktor di atas kondisi dari perusahaan juga dapat menjadi tolak ukur seberapa besar risiko yang akan di tanggung investor. Analisis rasio keuangan penting dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Iinformasi ini diperlukan untuk mengevaluasi kinerja yang dicapai manajemen perusahaan di masa yang lalu, dan juga untuk bahan pertimbangan dalam menyusun rencana perusahaan ke depan. Salah satu cara untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dari laporan keuangan perusahaan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. Rasio keuangan didesain untuk memperlihatkan hubungan antara item-item pada laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi). 1.
Profitability Ratio Profitability ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal atau penjualan perusahaan. Terdapat beberapa cara untuk mengukur besar kecilnya profitabilitas, yaitu: a. Return on Asset (ROA) Return on Asset (ROA) adalah perbandingan antara laba usaha atau operasi (operating profit) terhadap total asset. Return diartikan sebagai laba usaha alih-
18
alih laba bersih. Hal ini dikarenakan laba usaha diperoleh dari kegiatan normal perusahaan. Jika digunakan laba bersih dikhawatirkan ada pengaruh dari pos ”nonoperating income (expenses)” yang bukan berasal dari bisnis inti (Samsul, 2015:174). Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan tersebut semakin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut dipasar modal juga akan semakin tinggi sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. untuk menghitung ROA, ada yang ingin menambahkan bunga setelah pajak dalam pembilang dari rasio tersebut. Teori ini didasarkan pada pendapat bahwa karena aktiva didanai oleh pemengang saham dan kreditor, maka rasio harus dapat memberikan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian kepada kedua penanam modal. Menurut Samsul (2015:174) menyatakan bahwa Return On asset (ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut: Return on Asset (ROA) =
b. Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba usaha terhadap ekuitas. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah penggunaan laba bersih sebagai ukuran. Karena jika terdapat jumlah yang besar pada pos “nonoperating income (expenses)”, hal itu akan sangat memengaruhi rasio ini.
19
Return On Equity (ROE) ini akan dibandingkan dengan minimum return yang diharapkan untuk menilai apakah suatu investasi itu berhasil atau gagal. Menurut Samsul (2015:174) menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) dapat dirumuskan sebagai berikut: Return On Equity (ROE) =
c. Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin (NPM) adalah perbandingan antara laba bersih dan penjualan. Kita harus berhati–hati dalam menganalisis nilai net profit margin ketika terdapat pos “extraordinary income (expenses)”. Laba bersih yang mengandung unsur pos extraordinary income misalnya, keuntungan yang diperoleh dari penjualan aset tetap hanya terjadi sekali-sekali saja. Demikian juga dengan kerugian luar biasa yang dimasukkan ke dalam pos extraordinary expenses misalnya, kerugian – kerugian akibat kebakaran pabrik yang akan berpengaruh secara ekstrem terhadap laba bersih (net profit). Oleh karena itu dalam analisis net profit margin kita harus mengambil data terkait dalam suatu rentang atau urutan waktu (time series). Menurut Samsul (2015:174) menyatakan bahwa Net Profit Margin (NPM) dapat dirumuskan sebagai berikut: Net Profit Margin (NPM) =
20
3.
Tujuan penilaian kinerja keuangan Mulyadi dan Setyawan (2005:227) tujuan utama penilaian kinerja adalah
untuk memotivasi personal dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi. Standart perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran organisasi.Secara umum tujuan penilain kinerja keuangan adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui likuiditas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan di perusahaan. b. Untuk memenuhi solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk mengetahui kewajiban keuangan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. c. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. d. Untuk mengetahui stabilitas usaha yaitu kemampuan perusahaan dalam melakukan usahanya secara stabil yang diukur dalam mempertimbangkan kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga atas hutanghutangnya termasuk membayar kembali pokok hutang tepat pada waktunya. Serta kemampuan perusahaan untuk membayar deviden secara teratur pada para pemegang saham. 4.
Manfaat penilaian kinerja keuangan
21
Adapun manfaat dari penilaian kinerja, (Mulyadi dan Setyawan, 2005:227) adalah sebagai berikut: a. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya. b. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. c. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang. d. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya. e. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. 2.1.6.Laporan keuangan 1.
Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan diperoleh dari proses berjalannya sistem akuntansi.
Akuntansi atau Accounting merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi bisnis dan hasil usaha pada suatu waktu atau periode tertentu. Laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem atau proses akuntansi tidak dapat dibuat secara mudah, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis untuk
22
dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Laporan keuangan juga menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang ke depan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimiliki perusahaan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2008:37) mendefinisikan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Munawir (2010:2) mendefinisikan laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan dan aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang berupa data keuangan dan aktivitas dari suatu perusahaan yang bertujuan untuk memberi gambaran mengenai kondisi keuangan, hasil usaha, serta kinerja perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. 2.
Tujuan Laporan Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia No. 01 (2007:51) merumuskan tujuan laporan
keuangan adalah menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
23
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: a. Aktiva merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, baik pada saat tertentu maupun periode tertentu. b. Kewajiban merupakan utang pihak lain yang timbul karena memperoleh pinjaman (kredit) atau karena pembelian suatu barang atau jasa yang pembayarannya dilakukan secara angsuran. c. Ekuitas merupakan hak yang dimiliki oleh perusahaan. d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian. Pendapatan merupakan hasil dari penjualan barang atau jasa yang dibebankan kepada langganan atau yang menerima jasa. Beban merupakan semua biaya yang telah dikenakan dan dapat dikurangkan pada penghasilan. Keuntungan dan kerugian adalah naik dan turunnya nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya insindentil dan bukan kegiatan utama entitas dan dari transaksi kejadian lainnya yang mempengaruhi entitas selama satu periode tertentu. e. Arus kas merupakan aliran penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Dengan memperoleh laporan keuangan, suatu perusahaan akan dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Laporan keuangan tidak hanya untuk dibaca tetapi juga untuk dimengerti dan dipahami mengenai posisi keuangan perusahaan saat ini. 3.
Jenis laporan keuangan
24
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan. Laporan keuangan utama menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:37) terdiri dari: a. Neraca Neraca atau disebut juga posisi keuangan menggambarkan posisi keuangan (harta, uang, dan modal) perusahaan dalam suatu tanggal tertentu. b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi melaporkan seluruh hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil dan laba (rugi) perusahaan selama satu periiode tertentu. c. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini akan dibuat apabila terjadi perubahan modal. d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas melaporkan jumlah kas yng dihasilkan dan digunakan oleh perusahaan melalui tiga tipe aktivitas yaitu operasi, investasi, dan pendanaan. e. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila terdapat laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. 2.1.7.Penelitian Terdahulu Ringkasan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini telah dilakukan oleh: 1.
Prihantini (2009)
25
Dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER, dan CR terhadap Return Saham”. Dan hasil penelitian yang diperoleh: a. Inflasi, Nilai Tukar, dan DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return Saham. b. ROA dan CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham. 2.
Ratnasari (2003) Dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental, Volume Perdagangan, dan Nilai Kapitalisasi Pasar terhadap Return Saham”. Dan hasil penelitian yang diperoleh: a. ROA, NPM, DER, dan PBV berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. b. Volume Perdagangan dan Nilai Kapitalisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.
3.
Sutrisno dan Wijaya (2016) Dengan judul penelitian “Kinerja keuangan dan Pengakuan Pasar sebagai Prediktor Return Saham”. Dan hasil penelitian yang diperoleh: a. CR, DER, NPM, TATO, dan PER berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return Saham. b. MBV berpengaruh begatif dan tidak signifikan terhadap Return Saham.
4.
Ryadi dan Sujana (2014) Dengan judul penelitian “Pengaruh Price Earnings Ratio, Profitabilitas, dan Nilai Perusahaan pada Return Saham”. Dan hasil penelitian yang diperoleh:
26
a. PER
dan
ROE
berpengaruh
negatif
dan
signifikan
terhadap
ReturnSaham. b. PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham. 5.
Carlo (2014) Dengan judul penelitian “Pengaruh Return on Equity, Dividend Payout Ratio, dan Price to Earnings Ratio pada Return Saham”. Dan hasil penelitian yang diperoleh: a. ROE dan DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham. b. PER tidak berpengaruh terhadap ReturnSaham.
6.
Karlina dan Widanaputra (2016) Dengan judul penelitian “Pengaruh Dividend per Share, Return on Equity, dan Price to Book Value pada Return Saham”. Dan hasil penelitian yang diperoleh adalah variabel DPS, ROE, dan PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham.
7.
Candradewi (2016) Dengan judul penelitian “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham”. Dan hasil penelitian yang diperoleh: a. ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham. b. CR, DER, dan TAT tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.
27
8.
Nidianti (2013) Dengan judul penelitian “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Return Saham”. Dan hasil penelitian yang diperoleh: a. ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. b. DER, Interest Rate, dan Inflation berpengfaruh signifikan terhadap Return Saham.
9.
Purnamaningsih dan Wirawati (2014) Dengan judul penelitian “Pengaruh Return on Asset, Struktur Modal, Price to Book Value, dan Good Corporate Governance pada Return Saham”. Dan hasil penelitian yang diperoleh: a. Struktur Modal dan PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham. b. ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. c. GCG bukan variabel pemoderasi pengaruh ROA, Struktur Modal, dan PBV terhadap Return Saham.
10.
Dwialesi dan Darmayanti (2016) Dengan judul penelitian “Pengaruh faktor-Faktor Fundamental terhadap Return Saham”. Dan hasil penelitian yang diperoleh: a. DER, ROA, dan Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh tidak signifikan terhadap Return saham. b. PBV dan Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.
28
11.
Susilowati dan Turyanto (2011) Dengan judul penelitian “Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Return Saham”. Dan hasil penelitian yang diperoleh: a. DER berpengaruh signifikan terhadap Return Saham. b. EPS, NPM, ROA, dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.
12.
Putra dan Dana (2016) Dengan judul penelitian “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham”. Dan hasil penelitian yang diperoleh: a. ROA dan Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham. b. DER dan CR tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.
13.
Parwati dan Sudiartha (2016) Dengan judul penelitian “Pengaruh Profitabilitas, leverage, Likuiditas, dan Penilaian Pasar terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur”. Dan hasil penelitian yang diperoleh: a. ROA, CR, dan PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham. b. DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return Saham.
29
14.
Gunadi dan Kesuma (2015) Dengan judul penelitian “Pengaruh ROA, DER, EPS terhadap Return Saham”. Dan hasil penelitian yang diperoleh: a. ROA dan EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham. b. DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return Saham.
15.
Hanani (2011) Dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham”. Dan hasil penelitian yang diperoleh: a. ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham. b. EPS dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham
2.2. Rerangka Pemikiran Investor dalam melakukan investasi saham akan memilih perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian (return) tinggi. Return merupakan imbalan atas kesediaan investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Harapan untuk memperoleh return yang maksimal tersebut dapat diwujudkan dengan mengadakan analisis dan upaya-upaya yang berkaitan dengan investasi sebelumnya. Kinerja keuangan perusahaan dapat menjadi petunjuk arah naik turunnya harga saham suatu perusahaan. Membeli saham adalah membeli sebagian kekayaan atau
30
keuntungan perusahaan serta hak-hak lain yang melekat pada perusahaan. Oleh karena itu, harga saham lebih banyak ditentukan oleh reputasi atau performance perusahaan itu sendiri dibandingkan faktor-faktor lainnya. Salah satu analisis yang dapat dilakukan investor untuk mengukur kinerja keuangan sebuah perusahaan adalah dengan menganalisa rasio-rasio keuangan perusahaan dengan dengan menggunakan rasio Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM).
Return on Assets (ROA)
Return on Equity (ROE)
Return Saham
Net Profit Margin (NPM)
Gambar 1 Model Konseptual 2.3 Perumusan Hipotesis Hipotesis ialah suatu proporsi, kondisi atau prinsip yang untuk sementara waktu dianggap benar dan barangkali tanpa keyakinan, agar bias ditarik suatu konsekuensi yang logis dan dengan cara ini kemudian diadakan pengujian (testing) tentang kebenarannya dengan mempergunakan data empiris (Empirical data) hasil penelitian (J. Supranoto,2003:49).
31
Dari landasan konseptual dan tinjaian pustaka yang telah diuraikan, dapat disusun beberapa hipotesis penelitian sebagai berikut: H1 = Return On Asset (ROA) berpengaruh secara positif terhadap Return Saham H2 = Return On Equity (ROE) berpengaruh secara positif terhadap Return Saham H3= Net Profit Margin (NPM) berpengaruh secara positif terhadap Return Saham