BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Investasi Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2011:8). Sedangkan investasi menurut Tandelilin (2010:2) dalam bukunya Portofolio dan Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan dimasa akan datang. Investasi bisa terkait dalam beberapa aktivitas, menginvestasikan sejumlah dana pada aset real (tanah, emas, mesin, atau bangunan) maupun aset finansial (deposito, saham ataupun obligasi) merupakan hal umum yang dilakukan ketika berinvestasi. Pihak-pihak yang melakukan investasi disebut investor, investor ini dibagi menjadi dua bagian yaitu investor individual (Individual/Retail investors) dan investor institusional (Institutional investors). Investor individual berasal dari masing-masing individu yang melakukan aktivitas investasi. Sedangkan investor institusional adalah perusahaan asuransi, lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dan pensiun, maupun perusahaan investasi (Tandelilin, 2010:3). Proses penting yang harus dilakukan oleh pemodal dalam hubungannya dengan investasi pada sektor sekuritas: a) sekuritas apa yang akan dipilih, b) 10
11
seberapa banyak investasi tersebut dan c) kapan investasi tersebut akan dilakukan. Ada lima langkah dalam membuat keputusan yang menjadi dasar proses investasi yaitu: 1. Penentuan kebijakan investasi Investor harus menentukan tujuan dan banyaknya kekayaan yang dapat diinvestasikan. Karena terdapat hubungan positif antara risiko dan return untuk strategi investasi, bukan hal yang tepat jika tujuan investasi adalah memperoleh banyak keuntungan. Tujuan investasi seharusnya dinyatakan dalam resiko maupun return. Hal yang perlu dilakukan saat proses investasi meliputi identifikasi potensi kategori aset keuangan yang akan dimasukan ke portofolio berdasarkan beberapa hal: tujuan investasi, jumlah kekayaan yang akan diinvestasikan, dan status pajak dari investor. 2. Melakukan analisis sekuritas Analisis terhadap sekuritas secara individual (atau beberapa kelompok sekuritas) yang termasuk kategori luas dalam aset finansial yang didefinisikan sebelumnya.
Salah
satu
tujuan
melakukan
penilaian
tersebut
adalah
mengidentifikasi sekuritas yang salah harga (mispriced). Pendekatan dilakukan melalui analisis teknikal dan analisis fundamental; analisis teknikal meliputi studi harga pasar saham untuk meramal pergerakan harga saham dimasa depan. Sedangkan analisis fundamental dengan menaksir nilai sebenarnya (nilai intrinsik) aset keuangan sama dengan nilai sekarang dari semua aliran dana tunai atau bisa dikatakan analisis meramalkan aset saat dan besarnya aliran tunai dan dikonversi
12
dengan nilai sekarang yang kemudian dihitung dengan tingkat diskonto yang tepat. 3. Membentuk portofolio Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini terkait dengan identifikasi aset-aset mana yang akan dijadikan investasi, juga menentukan besarnya kekayaan investor yang akan dijadikan investasi pada setiap aset. Selektivitas, merupakan mikroforecasting untuk melakukan analisis dan memfokuskan peramalan-peramalan harga tiap sekuritas. Penentuan waktu (timing) merupakan peramalan pergerakan harga saham secara umum terhadap sekuritas dengan bunga tetap seperti obligasi korporasi (PT Tbk.) dan treasury bills. Kemudian pembentukan portofolio dengan memperhatikan setiap aspek-aspek diatas sebagai batasannya. 4. Merevisi portofolio Seiring berjalannya waktu, investor mungkin mengubah tujuan investasinya, yang pada gilirannya portofolio tidak lagi optimal. Oleh karena itu, investor membentuk portofolio baru dengan menjual portofolio yang dimilikinya dan membeli portofolio lain yang belum dimiliki. 5. Mengevaluasi kinerja portofolio Tahap ini investor melakukan penentuan kinerja portofolio secara periodik, tidak hanya berdasarkan return yang dihasilkan tetapi risiko yang dihadapi investor. Jadi diperlukan ukuran yang tetap tentang return dan risiko yang standar (benchmark) yang relevan.
13
Tujuan dari investasi secara utama adalah bahwa setiap orang mengharapkan sesuatu yang lebih layak dimasa depan dari investasi yang dilakukannya, dengan kata lain mengharapkan keuntungan dari investasinya. Menurut Tandelilin (2010:8) tujuan dari investasi adalah sebagai berikut : a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang. b. Mengurangi tekanan inflasi. c. Dorongan untuk hemat pajak. Hal lain yang perlu menjadi perhatian bagi seorang investor adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dari resiko investasi. Jika ingin mendapatkan keuntungan yang besar harus siap dengan resiko yang besar pula, dan jika hanya risiko kecil maka keuntungannya juga akan kecil. Konsep ini lebih dikenal dengan high risk, high return dan low risk, low return. 2.1.2
Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1
14
tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”. Menurut Sunariyah (2011:4-5), pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar sesuai keputusan Menteri Keuangan RI No. 1548/KMK/90, tentang Peraturan Pasar Modal. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek. Definisi Pasar Modal Menurut Tandelilin (2010:26), pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas dan menyebutkan bahwa terdapat tiga definisi mengenai pasar modal, yaitu : a. Dalam arti luas adalah sistem keuangan yang terorganisir, termasuk bankbank komersial dan semua perantara di bidang keuangan, serta surat berharga. b. Dalam arti menengah adalah semua pasar yang terorganisir dan lembaga
15
lembaga yang memperdagangkan warkat kredit termasuk saham, obligasi, pinjaman, hipotek berjangka dan tabungan, serta deposito berjangka. c. Dalam arti sempit adalah tempat pasar terorganisir yang memperdagangkan saham dan obligasi dengan memakai jasa dari broker (makelar), komisioner, dan underwriter (penjamin). Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal terbagi atas lima kondisi yaitu: a. Supply sekuritas, Faktor ini berarti banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal. b. Demand akan sekuritas, Faktor ini berarti terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan. c. Kondisi politik dan ekonomi, Faktor ini baik dan buruknya akan mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas. d. Masalah hukum dan peraturan, Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal dan berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan transaksi secara efisien. e. Lembaga-lembaga
pendukung
pasar
modal,
Lembaga-lembaga
pendukung pasar modal diperlukan seperti halnya BAPEPAM, Bursa efek, akuntan publik, notaris dan lain-lain yang bertugas membangun kegiatan yang terjadi di pasar modal supaya bisa berlangsung dengan cepat, efisien dan bisa dipercaya.
16
2. Manfaat Pasar Modal Pasar modal yang tumbuh dan berkembang ke arah positif menjadi impian banyak negara karena pasar modal mampu meningkatkan perekonomian perusahaan sehingga berpengaruh pula pada perkembangan ekonomi negara tersebut dan selanjutnya dapat meningkatkan nilai perusahaan dan kemakmuran masyarakat secara luas. Manfaat keberadaan pasar modal menurut Darmadji dan Fakhruddin (2009:3), pasar modal memberikan manfaat antara lain: a. Menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. b. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi. c. Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi negara. d. Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah. e. Menciptakan lapangan pekerjaan/profesi yang menarik. f. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek yang baik. g. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi. h. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol sosial. i. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan
17
manajemen profesional, dan penciptaan iklim berusaha yang sehat. 3. Bentuk Pasar Modal Penjualan saham (termasuk jenis sekuritas lain) kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis atau bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut dapat diperjual-belikan. Jenis-jenis pasar modal tersebut ada beberapa macam (Sunariyah, 2011:12-14), yaitu : a.
Pasar Perdana (Primary Market) adalah penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan sebelum saham tersebut diperdagangkan dipasar sekunder. Pengertian tersebut menunjukkan, bahwa pasar perdana merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan dibursa. Pada pasar perdana, hasil penjualan saham keseluruhannya masuk sebagai modal perusahaan.
b.
Pasar Sekunder (Secondary Market) didefinisikan sebagai perdaganggan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Oleh karena itu pasar sekunder merupakan tempat dimana saham dan sekuritas lain diperjualbelikan secara luas, setelah melalui pasar penjualan dipasar perdana. Harga saham dipasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual. Besarnya permintaan dan penawaran ini ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu ; 1) faktor internal perusahaan yang berhubungan dengan kebijakan internal suatu perusahaan beserta kinerja yang telah
18
dicapai. Hal ini berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya bisa dikendalikan oleh manajemen, seperti: pendapatan per lembar saham, besaran deviden yang dibagi, dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang, 2) faktor eksternal perusahaan, yaitu hal-hal lain yang tidak bisa dikendalikan manajemen perusahaan seperti: munculnya gejolak politik pada suatu negara, perubahaan kebijakan moneter, dan laju inflasi yang tinggi. Perdagangan pasar sekunder, bila dibandingkan dengan perdagangan pasar perdana mempunyai volume perdagangan yang jauh lebih besar. Hasil penjualan saham pada pasar sekunder biasanya tidak lagi masuk modal perusahaan, melainkan masuk ke dalam kas pemegang saham yang bersangkutan. c.
Pasar Ketiga (Third Market) merupakan pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar kedua ditutup. Pasar ketiga dijalnkan oleh broker (dapat diterjemahkan sebagai makelar atau wali amanat atau pialang) yang mempertemukan pembeli dan penjual pada saat pasar kedua tutup.
d.
Pasar Keempat (Fourth Market) merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham dari suatu pemegang saham ke pemegang lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. Bentuk transaksi dalam perdagangan semacam ini dilakukan dalam jumlah besar.
4. Fungsi Pasar Modal Pasar modal memiliki peranan yang penting dalam perekonomian suatu negara karena memiliki 4 fungsi yaitu (Martalena dan Maya, 2011:9) : a. Fungsi Saving , pasar modal dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin menghindari penurunan mata uang karena inflasi.
19
b. Fungsi Kekayaan, masyarakat dapat mengembangkan nilai kekayaan dengan berinvestasi dalam berbagai instrumen pasar modal yang tidak akan mengalami penyusutan nilai sebagaimana yang terjadi pada investasi nyata, misalnya rumah atau perhiasan. c. Fungsi Likuiditas, instrumen pasar modal pada umumnya mudah untuk dicairkan sehingga memudahkan masyarakat memperoleh kembali dananya dibandingkan rumah dan tanah. d. Fungsi Pinjaman, pasar modal merupakan sumber pinjaman bagi pemerintah maupun perusahaan untuk membiayai kegiatannya. Menurut Sunariyah (2011:18), instrumen pasar modal dapat dirinci sebagai berikut: a.
Saham. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham dapat dibedakan menjadi dua yaitu saham preferen dan saham biasa. Saham preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi karateristik gabungan dari obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen memberikan pendapatan yang tetap seperti halnya obligasi, dan juga mendapatkan kepemilikan seperti pada saham biasa. Saham biasa adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas asetaset perusahaan. Oleh karena itu, pemegang saham biasa mempunyai
20
hak suara (voting rights) untuk memilih direktur ataupun manajemen perusahaan dan ikut berperan dalam pengambilan keputusan penting perusahaan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). b.
Obligasi. Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor sudah dapat mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan diperolehnya secara periodik dan berapa pembayaran kembali nilai par (par value) pada saat jatuh tempo. Terdapat jenis obligasi lain seperti obligasi yang dapat dilunasi oleh penerbit sebelum jatuh tempo (call provision) dan yang dapat ditukarkan dengan sejumlah saham (obligasi konversi).
c.
Reksadana.
Reksadana
(mutual
menjelaskan bahwa pemiliknya
fund)
adalah
sertifikat
yang
menitipkan sejumlah dana kepada
perusahaan reksadana, untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang. Reksadana dapat dibedakan menjadi dua yaitu reksadana tertutup (close-ended) dan reksadana terbuka (open-ended). Pada reksadana tertutup, setelah dana yang terhimpun mencapai jumlah tertentu maka reksadana tersebut akan ditutup. Dengan demikian, investor tidak dapat menarik kembali dana yang telah diinvestasikan. Sedangkan pada reksadana terbuka, investor dapat menginvestasikan dananya dan atau menarik dananya setiap saat dari reksadana tersebut selama reksadana tersebut masih aktif. d.
Instrumen derivatif. Instrumen derivatif merupakan sekuritas yang
21
nilainya merupakan turunan dari suatu sekuritas lain, sehingga nilai instrumen derivatif sangat tergantung dari harga sekuritas lain yang ditetapkan sebagai patokan. Ada beberapa instrumen derivatif, di antaranya waran, bukti right (right issue), opsi dan futures. (a) Waran adalah opsi yang diterbitkan oleh perusahaan untuk membeli saham dalam jumlah dan harga yang telah ditentukan dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam beberapa tahun. (b) Right issue adalah instrumen derivatif yang berasal dari saham. Right issue memberikan hak bagi pemiliknya untuk membeli sejumlah saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan harga tertentu. Right issue umumnya dibatasi kepada pemegang saham lama. Perusahaan mengeluarkan right issue dengan tujuan untuk tidak mengubah proporsi kepemilikan pemegang saham dan mengurangi biaya emisi akibat penerbitan saham baru. (c) Opsi merupakan hak untuk menjual atau membeli sejumlah saham tertentu pada harga yang telah ditentukan. Opsi dapat berupa call option atau put option. Call option memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham yang telah ditentukan dalam jumlah dan harga tertentu dan jangka waktu yang telah ditetapkan. Sebaliknya put option memberikan hak untuk menjual saham yang ditunjuk pada harga dan jumlah tertentu pada jangka waktu yang telah ditetapkan, sehingga penerbit dan pembeli opsi mempunyai harapan yang berbeda. (d) Futures pada dasarnya hampir mempunyai karateristik yang sama dengan opsi. Perbedaannya adalah bahwa pada
22
instrumen opsi, pembeli diperbolehkan untuk tidak melaksanakan haknya (hanya bersifat hak), sedangkan pada futures pembeli harus melaksanakan kontrak perjanjian yang telah disepakati (bersifat kewajiban). Kontrak futures adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran aset tertentu di masa yang akan datang antara pembeli dan penjual. 2.1.3 Indeks Harga Saham 1. Pengertian Indeks Harga Saham Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu (Martalena dan Maya, 2011:18). Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui tren pergerakan harga saham saat ini, apakah sedang naik, stabil atau turun. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham begerak dalam hitungan detik dan menit maka nilai indeks pun bergerak turun-naik dalam hitungan waktu yang cepat pula. Menurut Sunariyah (2011:136), indeks harga saham merupakan deskripsi dari harga-harga saham pada suatu saat tertentu maupun dalam periodisasi tertentu pula. Indeks harga saham tersebut merupakan catatan terhadap perubahanperubahan maupun pergerakan harga saham sejak mulai pertama kali beredar sampai pada suatu saat tertentu, dan penyajian indeks harga saham berdasarkan
23
satuan angka dasar yang telah disepakati. Pergerakan nilai indeks akan menunjukkan perubahan situasi pasar yang terjadi. Pasar yang sedang bergairah atau terjadi transaksi yang aktif, ditunjukkan dengan indeks harga saham yang mengalami kenaikan. Kondisi inilah yang biasanya menunjukkan keadaan yang diinginkan. Keadaan stabil ditunjukkan dengan indeks harga saham yang tetap, sedangkan yang lesu ditunjukkan dengan indeks harga saham yang mengalami penurunan.Dengan demikian, IHSG dapat dijadikan barometer kesehatan ekonomi suatu negara dan sebagai dasar melakukan analisis statistik atas kondisi pasar terakhir (current market). Saat ini PT. Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa macam indeks harga saham yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik, sebagai salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal (www.idx.com). Macam-macam indeks tersebut adalah: a.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham Perusahaan Tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG. IHSG adalah milik Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia tidak bertanggung jawab
24
atas produk yang diterbitkan oleh pengguna yang mempergunakan IHSG sebagai acuan (benchmark). Bursa Efek Indonesia juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk apapun atas keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun Pihak yang menggunakan IHSG sebagai acuan (benchmark). b.
Indeks Sektoral Menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam masingmasing sektor. Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di BEI yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdangangan dan Jasa, dan Manufatur.
c.
Indeks LQ45 Indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteriakriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.
d.
Jakarta Islmic Index (JII) Indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.
e.
Indeks Kompas100 Indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteriakriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.
25
f.
Indeks BISNIS-27 Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks yang terdiri dari 27 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan Akuntabilitas dan tata kelola perusahaan.
g.
Indeks PEFINDO25 Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises / SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: Total Aset, tingkat pengembalian modal (Return on Equity/ ROE) dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas, diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.
h.
Indeks SRI-KEHATI Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah kependekan dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini diharapkan memberi tambahan informasi kepada investor yang ingin berinvestasi pada emiten-emiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha
26
berkelanjutan,
serta
menjalankan
memiliki
tata
kesadaran
kelola
terhadap
perusahaan
lingkungan yang
dan baik.
Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteri-kriteria seperti: Total Aset, Price Earning Ratio (PER) dan Free Float. i.
Indeks Papan Utama Menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam Papan Utama.
j.
Indeks Papan Pengembangan Menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam Papan Pengembangan.
k.
Indeks Individual Indeks harga saham masing-masing Perusahaan Tercatat.
2. Fungsi Indeks Harga Saham Indeks harga saham menurut Darmadji dan Fakhruddin (2009: 95), merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi : a. Sebagai indikator trend pasar. b. Sebagai indikator tingkat keuntungan. c. Sebagai tolak ukur kinerja portofolio. d. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif. e. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.
27
2.1.4 Faktor Makro Ekonomi 1. Inflasi a. Pengertian Inflasi Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus (Nopirin, 2009:25). Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Sedangkan Sukirno (2010:14), memberikan definisi bahwa inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Beberapa macam inflasi menurut Sukirno (2010:15) sebagai berikut : 1) Inflasi Merayap (inflasi yang terjadi sekitar 2-3 persen per tahun) 2) Inflasi Sederhana (inflasi yang terjadi sekitar 5-8 persen per tahun) 3) Hiperinflasi (inflasi yang tingkatnya sangat tinggi yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua kali lipat atau lebih dalam tempo satu tahun). Sedangkan menurut Nopirin (2009:27) jenis-jenis inflasi sebagai berikut: 1) Creeping inflation inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga yang lambat, dengan presentase yang kecil serta dalam jangka yang relative lama. Laju inflasi rendah (kurang dari 10% pertahun). 2) Galloping inflation inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar (biasanya doble digit atau bahkan triple digit) dan kadang kala berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi. Artinya
28
harga-harga minggu/bulan ini lebih tinggi dari minggu/bulan lalu. b. Faktor-Faktor Penyebab Inflasi Masalah kenaikan harga akan terjadi di berbagai negara karena banyak faktor pada umumnya inflasi disebabkan oleh salah satu atau gabungan dari faktor berikut (Sukirno, 2010:14) : 1) Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahanperusahaan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa. Keinginan untuk mendapatkan barang yang mereka butuhkan akan mendorong konsumen meminta barang itu pada harga lebih tinggi. Sebaliknya, para pengusaha mencoba menahan barangnya dan menjual kepada pembeli yang membayar dengan harga tinggi. 2) Pekerja-pekerja diberbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah. Apabila para pengusaha menghadapi kesulitan dalam mencari tambahan pekerja untuk menambah produksinya, pekerja yang ada akan menuntut kenaikan upah. Apabila tuntutan meluas akan terjadi kenaikan biaya produksi dari berbagai barang dan jasa yang dihasilkan. Kenaikan biaya produksi akan mendorong perusahaan menaikan harga barang-barang mereka. c. Jenis Inflasi Dilihat Dari Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya : 1) Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation) adalah Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan agregat (AD) yangterlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran atau produksi agregat. 2) Inflasi dorongan biaya (cost-push inflation) adalah Inflasi yang terjadi
29
sebagai akibat adanya kenaikan biaya produksi yang pesatdibandingkan dengan produktivitas dan efisiensi perusahaan. 3) Inflasi struktural (structural inflation) adalah Inflasi yang terjadi akibat dari berbagai kendala atau kekakuan struktural yang menyebabkan penawaran menjadi tidak responsif terhadap permintaan yang meningkat. Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya: 1) Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen. 2) Indeks Biaya Hidup atau Cost-Of-Living Index (COLI). 3) Indeks Harga Produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi. 4) Indeks Harga Komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu. 5) Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa. Dari indeks tersebut di atas yang sering dipakai untuk menghitung tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen.
30
2. Tingkat Suku Bunga (BI Rate) a. Pengertian Tingkat Suku Bunga Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2011:82) adalah harga dari pinjaman. Tingkat bunga dinyatakan sebagai presentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang dibayarkan kepada kreditur. Unit waktu biasanya dinyatakan dalam satuan tahun (satu tahun investasi) atau bisa lebih pendek dari satu tahun. b. Fungsi Tingkat Suku Bunga Menurut Sunariyah (2011:82), tingkat bunga dalam pasar uang mempunyai beberapa fungsi pada suatu perekonomian, antara lain: 1) Sebagai daya tarik bagi para penabung baik individu, institusi, atau lembaga yang mempunyai dana. 2) Sebagai alat kontrol bagi pemerintah terhadap dana langsung (investasi) pada sektor-sektor ekonomi. 3) Sebagai alat moneter dalam rangka mengandalkan penawaran dan permintaan yang beredar dalam suatu perekonomian. 4) Sebagai alat kontrol tingkat inflasi. Bank Indonesia dalam operasi pengendalian moneternya menggunakan BI rate sebagai pengendali inflasi. Pengertian BI rate menurut Bank Indonesia adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.
31
Menurut fungsinya BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk m8encapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan. Penetapan dan penentuan BI rate sudah dijadwalkan oleh Bank Indonesia yaitu : 1) Penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap bulan melalui mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan materi bulanan. 2) Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampai dengan RDG berikutnya 3) Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukan dengan memperhatikan efek tunda kebijakan moneter (lag of monetary policy) dalam memengaruhi inflasi.
32
4) Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan stance Kebijakan Moneter dapat dilakukan sebelum RDG Bulanan melalui RDG Mingguan. Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BI Rate (secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis poin (bps). Dalam kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesia yang lebih besar terhadap pencapaian sasaran inflasi, maka perubahan BI Rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25 bps. Di dalam dunia perbankan terdapat dua macam suku bunga, yaitu: 1) Suku bunga pinjaman Besarnya suku bunga pinjaman berbeda-beda sesuai dengan penggunaan pinjaman, misalnya: a) Pinjaman dagang yaitu meminjam uang kepada Bank dengan maksud untuk digunakan dalam aktivitas di bidang perdagangan. b) Pinjaman investasi yaitu meminjam uang kepada Bank dengan maksud untuk melakukan investasi yang berupa barang modal guna melaksanakan kegiatan produksi yang lebih menguntungkan. 2) Suku bunga simpanan Suku bunga simpanan adalah suku bunga yang ditentukan oleh lembaga perbankan sebagai harga dari uang nasabah yang disimpan di bank yang bersangkutan. Besarnya persentase suku bunga simpanan berbeda-beda, diantaranya ditentukan oleh unsur jangka waktu, misalnya: simpanan deposito
33
berjangka satu bulan sebesar 15% sedangkan deposito berjangka satu tahun suku bunganya 20% . 3. Nilai Tukar a. Pengertian Nilai Tukar Menurut Sukirno (2010:397), nilai tukar atau kurs valuta asing menunjukan harga atau nilai mata uang sesuatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valuta asing juga dapat didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan, untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Nilai tukar dibedakan menjadi dua yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal menunjukan adanya harga relatif mata uang dari dua negara, sedangkan mata uang riil menunjukan harga relatif barang dari dua negara. Penentuan nilai kurs dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran valuta asing yang terjadi di pasar valuta asing. Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing mempunyai pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal. Dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing akan mengakibatkan meningkatnya biaya impor bahanbahan baku yang akan digunakan untuk produksi dan juga meningkatkan suku bunga. Walaupun menurunnya nilai tukar juga dapat mendorong perusahaan untuk melakukan ekspor. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukar (Sukirno, 2010:402) yaitu : 1) Perubahan dalam citarasa masyarakat cita rasa masyarakat mempengaruhi corak konsumsi mereka. Perubahan citarasa masyarakat mengubah konsumsi
34
mereka atas barang produksi dalam negeri maupun impor. Perbaikan kualitas dalam negeri menyebabkan keinginan mengimpor berkurang dan begitu pula sebaliknya. Perubahan ini akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. 2) Perubahan Harga Barang Ekspor dan Impor, Harga barang merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan barang diimpor atau ekspor. Barang dalam negeri yang dijual dengan harga yang murah akan menaikkan ekspor dan jika harga naik akan mengurangi ekspor, begitu juga sebaliknya. Dengan demikian perubahan harga barang ekspor dan impor menyebabkan perubahan penawaran dan permintaan atas mata uang tersebut. 3) Kenaikan Harga Umum (Inflasi), Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung menurunkan nilai sesuatu valuta asing. Inflasi akan cenderung membuat kejadian berikut : harga dalam negeri lebih mahal dari harga di luar negeri adan oleh sebab itu inflasi cenderung menambah impor, inflasi menyebakan harga barang ekspor lebih mahal sehingga inflasi cenderung mengurangi ekspor. Suatu keadaan yang membuat negara cenderung impor dapat mengakibatkan permintaan valuta asing bertambah. 4) Perubahan Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Pengembalian Investasi, suku bunga dan tingkat pengembalian modal sangat penting peranannya dalam mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung modal dalam negeri mengalir ke luar negeri dan sebaliknya.
35
5) Pertumbuhan Ekonomi, efek yang disebabkan kemajuan ekonomi kepada nilai mata uangnya tergantung corak pertumbuhan ekonomi yang berlaku. Apabila kemajuan itu diakibatkan perkembangan ekspor, maka permintaan atas mata uang negara itu bertambah lebih cepat dari penawarannya karena nilai mata uang negara itu naik atau sebaliknya. c. Perubahan Nilai Tukar Nilai tukar mata uang bisa naik dan turun disebabkan berbagai cara, yaitu dengan sistem managed floating exchange rate yang ketetapan resmi dari negara, selain itu kekuatan tarik menarik penawaran dan permintaan di dalam pasar (market mechanism) dan perubahan nilai tukar mata uang bisa terjadi karena (Nopirin, 2009:175) : 1) Depresiasi (depreciation) adalah penurunan mata uang nasional terhadap mata uang asing lainnya, karena tarik menarik kekuatan supply and demand didalam pasar (market mechanism). 2) Apresiasi (appreciation) adalah peningkatan harga mata uang nasional terhadap mata uang asing lainnya, karena tarik menarik kekuatan supply and demand didalam pasar (market mechanism). 3) Devaluasi (devaluation) adalah penurunan harga mata uang nasional terhadap mata uang asing lainnya yang dilakukan resmi oleh pemerintah suatu negara. 4) Revaluasi (revaluation) adalah peningkatan harga mata uang nasional terhadap mata uang asing lainnya yang dilakukan resmi oleh pemerintah suatu negara.
36
2.1.5 Faktor Indeks Bursa Luar Negeri Beberapa Indeks bursa saham dunia yang menjadi perhatian besar bagi para Investor ataupun Trader yang menjadi salah satu penentu dalam pengambilan keputusan penting dalam bertransaksi dipasar modal, Berikut merupakan sebagian indeks negara maju yang indeks sahamnya banyak diamati oleh investor, analisis dan trader diseluruh dunia : 1. Indeks Dow Jones (Dow Jones Industrial Average) Salah satu negara yang indeks sahamnya banyak diamati oleh Investor, analis dan trader di seluruh dunia adalah Amerika Serikat. Di Negeri Paman Sam ada tiga indeks utama, yaitu Dow Jones, Nasdaq, dan S&P 500. Namun, di antara ketiga itu Dow Jones Industrial Average yang paling populer. Indeks Dow Jones ini juga dikenal sebagai simbol dari kekuatan keuangan AS dan sebagai sentimen pergerakan seluruh indeks saham dunia Dow Jones Industrial Average (DJIA) ialah salah satu indeks pasar saham yang dibentuk oleh editor The Wall Street Journal dan pendiri Dow Jones & Company Charles Dow. Dow membuat indeks DJIA sebagai cara yang lebih terukur untuk mengetahui performa dari pergerakan saham industri di Amerika. DJIA juga merupakan salah satu dari banyak indeks di amerika sebagai indeks yang tertua. Pada saat ini, bursa saham ini terdiri dari 30 perusahaan besar di Amerika yang sudah secara luas go publik. Pada awalnya pada tahun 1896 hanya terdapat
37
12 perusahaan yang terklasifikasi di DJIA. Jumlah anggotaan bursa kemudian menjadi 20 pada tahun 1916, dan terakhirmenjadi 30 perusahaan semenjak tahun 1928 hingga ssaat ini. Editor koran The Wall Street Journal menentukan mana saja yang akan dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam DJIA. Metodelogi perhitungan indeks Dow Jones dikenal dengan nama metode harga tertimbang. Walaupun bisa menyesuaikan dengan adanya stocks split, kekurangan dari metode ini adalah tidak memberikan cerminan bahwa perubahan US$1 untuk saham dengan harga US$10 lebih signifikan (dalam hal persentase) daripada perubahan US$1 pada saham dengan harga US$100. Karena permasalahan ini, mayoritas indeks besar lainnya, seperti S&P 500, dihitung dengan metode kapitalisasi pasar tertimbang. 2. Indeks FTSE 100 (Financial Time Stock Exchange) Indeks FTSE 100 adalah sebuah indeks pasar saham dari 100 saham perusahaan publik yang diperdagangkan di Bursa Saham London dengan kapitalisasi pasar tertinggi. FTSE 100 adalah salah satu indeks saham yang paling banyak digunakan dan dipandang sebagai ukuran kemakmuran bisnis untuk bisnis diatur oleh hukum perusahaan Britania Raya. Indeks ini dikelola oleh FTSE Group, sebuah anak perusahaan dari London Stock Exchange Group. The 'Footsie' atau indeks FTSE 100 dimulai pada tahun 1984 dan didasarkan pada seratus perusahaan terbesar yang terdaftar di Bursa Saham London (LSE). FTSE awal datang dari Financial Times dan London Stock Exchange. Seringkali FTSE dipandang sebagai indikator kekuatan ekonomi Inggris dan ini bisa dibilang
38
indeks paling penting di Eropa. Perusahaan-perusahaan FTSE 100 mewakili sekitar 80% dari pangsa pasar Inggris. Karakteristik FTSE 100: a.
Meski pun komponen FTSE 100 semuanya perusahaan inggris, berita dari Eropa tetap memengaruhi indeks. Siaran berita dari Inggris yang memengaruhi indeks adalah: pengumuman suku bunga, jumlah manufaktur Inggris, statistik PDB, dan tingkat inflasi.
b.
Berbeda dengan indeks Nikkei Jepang, yang cenderung mengikuti tren indeks AS, FTSE 100 biasanya mencerminkan indeks Eropa. Penting untuk memperhatikan dengan cermat apa yang sedang dilakukan bursa Eropa lain ketika Anda berniat memperdagangkan FTSE 100.
c.
Meski pun perusahaan-perusahaan FTSE 100 Inggris semua, tetapi sebagian besar keuntungan mereka berasal dari luar Inggris. Beberapa perusahaan melaporkan keuntungan mereka dalam dolar AS alih-alih poundsterling. Ini adalah akibat dari sifat perekonomian global, dan itu bisa dilihat dengan bursa dan indeks besar.
d.
Lima perusahaan minyak besar terdaftar di FTSE 100 (Royal Dutch Shell, BP, BG Group, Tullow Oil dan Petrofac), dan saham mereka banyak dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa di Timur Tengah. Selanjutnya, 13 perusahaan bergerak di industri pertambangan, dan harga mereka dipengaruhi juga oleh peristiwa-peristiwa di seluruh dunia. Perubahan dalam harga komoditas akan memengaruhi FTSE 100 karena hal ini. Penting untuk mengingat berbagai industri yang membentuk indeks dan faktor-faktor yang
39
memengaruhi harga di dalam industri spesifik tersebut. 3. Indeks NIKKEI 225 Nikkei 225 adalah sebuah indeks pasar saham untuk Bursa Saham Tokyo (Tokyo Stock Exchange - TSE). Ia telah dihitung setiap hari oleh surat kabar Nihon Keizai Shimbun (Nikkei) sejak tahun 1950. Indeks ini adalah harga rata-rata tertimbang (dalam satuan yen), dan komponennya ditinjau ulang setahun sekali. Saat ini Nikkei adalah indeks rata-rata ekuitas Jepang yang paling banyak dikutip, sebagaimana demikian pula dengan Dow Jones Industrial Average di Amerika Serikat. Bahkan dahulu antara 1975-1985, Nikkei 225 pernah dikenal dengan sebutan "Dow Jones Nikkei Stock Average". Nikkei 225 mulai dihitung pada tanggal 7 September 1950, data sebelumnya dihitung mundur sampai ke tanggal 16 Mei 1949. Pada awal berdirinya Tokyo Stock Exchange (TSE) telah menjadi aktifitas stock market yang paling berpengaruh di Jepang. Pada masa itu telah diperkenalkan Index Tokyo Stock Market average, yang merupakan hasil perhitungan dari keseluruhan perusahaan yang sahamnya tercatat di TSE. 4. Indeks Hang Seng Indeks Hang Seng adalah kapitalisasi pasar tertimbang freefloat-disesuaikan indeks pasar saham di Hong Kong. Indeks ini digunakan untuk memonitor dan mencatat perubahan harian dari perusahaan-perusahaan terbesar di pasar saham Hong Kong dan merupakan indikator utama dari keseluruhan performa pasar di Hong Kong. Terdiri dari 45 perusahaan yang mewakili sekitar 67% dari kapitalisasi Hong Kong Stock Exchange.
40
Untuk menentukan ke-38 perusahaan yang menjadi constituent HIS, perusahaan tersebut haruslah memenuhi syarat : a. Harus mencapai 90% dari total market capitalisation, dari seluruh sahamsaham biasa, yang listing di SEHK. b. Harus mencapai 90% dari total turnover pada SEHK (turnover is aggregated and individually assessed for eight quarterly sub periods for the past 24 month) c. Harus sudah di listing minimal 24 bulan d. Haruslah bukan perusahaan asing, berdasarkan defenisi dari SEHK. Faktor lain yang menjadi bahan pertimbangan adalah : Kapitalisasi market dan Financial performance dari perusahaan tersebut. Berdasarkan per-syaratan ini, perusahaan yang akan menjadi constituent dapat saja berubah. Keuntungan melakukan transaksi HSI futures disimpulkan sebagai berikut : a. HSI Futures mudah dimengerti oleh investor berpengalaman maupun yang masih baru di bisnis ini. Sehingga dapat digunakan untuk berbagai motif investasi, seperti risk management, atau sebagai peluang investasi. b. Biaya transaksi yang relatif rendah, sebagai nilai kapitalisasi stock market, HIS futures dan option, hanya membebankan komisi kepada investor disaat melikuidasi kontrak, sedangkan pada open posisi tidak dibebankan komisi. c. HSI futures dan option adalah produk terdaftar, dan dijamin oleh HKFE Clearing Corporation (HKCC), sebagai subsidiary dari HKFE. HKCC bertindak sebagai counter party terhadap seluruh kontrak yang dibuka.
41
2.1.6 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa Inggris disebut juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu Bursa Efek Jakarta (BEJ)). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ, Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham. Menurut Sunariyah (2011:142) Indeks Harga Saham Gabungan seluruh saham adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yangtercatat di suatu bursa efek. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI meliputi pergerakan-pergerakan harga untuk saham biasa dan saham preferen. Di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi yaitu : 1. Sebagai indikator trend pasar 2. Sebagai indikator tingkat keuntungan 3. Sebagai tolok ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio 4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif 5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.
42
Perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan dilakukan untuk mengetahui perkembangan rata-rata seluruh saham tercatat di bursa. Untuk menghitung indeks hargabsaham gabungan digunakan formula sebagai berikut : IHSG=
Nilai Pasar=Jumlah saham tercatat x Harga terakhir x 100 Nilai Dasar=Jumlah saham tercatat x Harga perdana
Keterangan: IHSG
= Indeks Harga Saham Gabungan hari ke-1
Nilai Pasar
= Rata-rata tertimbang nilai passar (Jumlah lembar tercatat di bursa dikali harga pasar per lembarnya) dari saham umum dan saham preferen pada hari ke-t
Nilai Dasar
= Sama dengan nilai pasar tetapi dimulai dari tanggal 10 Agustus 1982
Perhitungan Indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di pasar/bursa yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain yang tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada tambahan emiten baru, HMETD (right issue), partial/company listing, waran dan obligasi konversi demikian juga delisting. Dalam hal terjadi stock split, dividen saham atau saham bonus, Nilai dasar tidak disesuaikan karena nilai pasar tidak terpengaruh. Harga saham yang digunakan dalam menghitung IHSG adalah harga saham di pasar reguler yang didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan sistem lelang.
43
2.1.7 Pengaruh Faktor-Faktor Ekonomi Terhadap IHSG 1. Pengaruh Inflasi Terhadap IHSG Inflasi berpengaruh terhadap harga saham melalui dua cara, secara langsung maupun secara tidak langsung. Menurut Tandelilin (2010:210), peningkatan inflasi secara relatif merupakan sinyal negatif bagi pemodal di pasar modal. Hal ini dikarenakan peningkatan inflasi akan menaikkan biaya produksi perusahaan. Jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan turun. Secara langsung, inflasi mengakibatkan turunnya profitabilitas dan daya beli uang sedangkan secara tidak langsung inflasi berpengaruh melalui perubahan tingkat bunga. Kenaikan inflasi dapat menurunkan capital gain yang menyebabkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh investor. Di sisi perusahaan, terjadinya peningkatan
inflasi, di mana peningkatannya tidak dapat dibebankan kepada
konsumen, dapat menurunkan tingkat pendapatan perusahaan. Hal ini berarti risiko yang akan dihadapi perusahaan akan lebih besar untuk tetap berinvestasi dalam bentuk saham, sehingga permintaan terhadap saham akan turun. Inflasi dapat menurunkan keuntungan suatu perusahaan sehingga sekuritas di pasar modal menjadi komoditi yang tidak menarik (Kewal, 2012:55). 2. Pengaruh Tingkat Suku Bunga (BI Rate) Terhadap IHSG Perubahan tingkat suku bunga akan memberikan pengaruh bagi pasar modal dan pasar keuangan. Apabila tingkat suku bunga naik maka secara langsung akan meningkatkan beban bunga. Perusahaan yang mempunyai leverage yang tinggi akan mendapatkan dampak yang sangat berat terhadap kenaikan tingkat bunga.
44
Kenaikan tingkat bunga ini dapat mengurangi profitabilitas perusahaan sehingga dapat
memberikan
pengaruh
terhadap
harga
saham
perusahaan
yang
bersangkutan. Selain kenaikan beban bunga, tingkat suku bunga yang tinggi dapat menyebabkan investor tertarik untuk memindahkan dananya ke deposito. Hal ini terjadi karena kenaikan tingkat suku bunga Bank Indonesia akan diikuti oleh bank-bank komersial untuk menaikkan tingkat suku bunga simpanan. Bagi masyarakat sendiri, tingkat suku bunga yang tinggi berarti tingkat inflasi di negara tersebut cukup tinggi. Dengan adanya inflasi yang tinggi akan menyebabkan berkurangnya tingkat konsumsi riil masyarakat sebab nilai uang yang dipegang masyarakat berkurang. Ini akan menyebabkan konsumsi masyarakat atas barang yang dihasilkan perusahaan akan menurun pula. Hal ini tentu akan mengurangi tingkat pendapatan perusahaan sehingga akan mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tersebut (Sunariyah, 2011:23). Sedangkan menurut Tandelilin (2010:214), tingkat bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Disamping itu tingkat bunga yang tinggi juga akan menyebabkan return yang disyaratkan investor dari suatu investasi akan meningkat. 3. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap IHSG Bagi investor sendiri, depresiasi rupiah terhadap dollar menandakan bahwa prospek perekonomian Indonesia suram. Sebab depresiasi rupiah dapat terjadi
45
apabila faktor fundamental perekonomian Indonesia tidaklah kuat, sehingga dolar Amerika akan menguat dan akan menurunkan Indeks Harga Saham Gabungan di BEI (Sunariyah, 2011:23). Hal ini tentunya menambah resiko bagi investor apabila hendak berinvestasi di bursa saham Indonesia (Ang dalam Witjaksono, 2010:42). Investor tentunya akan menghindari resiko, sehingga investor akan cenderung melakukan aksi jual dan menunggu hingga situasi perekonomian dirasakan membaik. Aksi jual yang dilakukan investor ini akan mendorong penurunan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). 4.
Pengaruh Indeks Bursa Luar Negeri Terhadap IHSG Keterkaitan Pasar Modal Indonesia dengan pasar modal luar negeri
dimulai setelah diperbolehkannya para investor asing untuk berinvestasi di Pasar Modal Indonesia. Diperkenalkannya investor asing ke pasar tentu saja berfungsi sebagai katalis yang mendorong investasi lokal. Investasi asing berpengaruh dalam
melihat perusahaan yang memberikan informasi keuangan paling
transparan dan valuasi terbaik. Masuknya dana-dana asing ke pasar-pasar baru, berpengaruh jelas dan menguntungkan bagi pertumbuhan dan struktur pasar. Dalam beberapa tahun terakhir, peranan investor domestik makin meningkat, akan tetapi terdapat kebiasaan dari investor domestik untuk melakukan strategi follower pada investor asing atau setidaknya investor domestik menggunakan perilaku investor asing
sebagai
acuan (Mauliano, 2010:40).
Sehingga saat
investor asing melepas sahamnya, investor domestik pun akan ikut melepas sahamnya sehingga indeks dapat berpotensi turun. Investor asing menanamkan modalnya pada bursa seluruh dunia sehingga antara bursa-bursa
di
dunia
46
mempunyai keterkaitan secara global. Kejadian dan dinamika harga saham antara satu bursa dengan bursa yang lain saling mempengaruhi terutama dengan bursa dari negara-negara berdekatan, misalnya crash yang terjadi di bursa Amerika akan mengakibatkan crash pada bursa-bursa di Eropa dan Asia. 2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 1 Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
Judul Penelitian
Metode Penelitian Yang Digunakan
Analisis Regresi Linier Berganda
Dari Persamaan regresi diketahui terdapat pengaruh variabel bebas seperti Indeks Dow Jones, Nikkei, Hang Seng dan Straits Times terhadap IHSG, sedangkan dari hasil uji simultan dan parsial Indeks Dow Jones dan Nikkei memiliki pengaruh yang signifikan terhadap IHSG
Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil penelitiannya adalah terdapat pengaruh signifikan antara inflasi, suku bunga (BI Rate), nilai tukar, neraca pembayaran dan pertumbuhan ekonomi terhadap IHSG, secara partial pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh terbesar terhadap IHSG.
1.
Nora Putri Mandasari (2013)
Pengaruh Indeks Saham Luar Negeri Terhadap IHSG Untuk Keputusan Investasi.
2.
Endah Swasti (2013)
Dampak Risiko Sistematis Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia.
Hasil Penelitian
47
Suramaya Suci Kemal (2012)
Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs dan Produk Domestik Bruto Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Eko Yuono (2011)
Pengaruh Kurs Nilai Tukar, Suku Bunga Deposito Dan Indeks Nikkei Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Deddy Azhar Mauliano (2010)
Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia.
3.
4.
5.
Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil penelitiannya hanya nilai kurs yang mempengaruhi IHSG secara signifikan dan memiliki pengaruhnya negatif terhadap IIHSG.
Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil Penelitian menjelaskan bahwa Kurs Nilai Tukar dan Suku Bunga Deposito berpengaruh negatif terhadap IHSG, sedangkan Indeks Nikkei memiliki pengaruh searah positif terhada IHSG.
Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil penelitiannya adalah faktor – faktor yang mempengaruhi IHSG dari ekstern : Indek Dow Jones, Kospi, Hang Seng, KLSE, dan harga minyak dunia. Sedangkan dari faktor internal yang mempengaruhi IHSG, antara lain : inflasi dan tingkat suku bunga SBI.
Dalam ulasan beberapa penelitian berikut ini akan diuraikan secara ringkas dalam bentuk tabel, mengenai hasil penelitian terdahulu yang menghubungkan faktor ekonomi makro dan faktor Indeks Bursa Luar Negeri yang mempengaruhi nilai indeks harga saham gabungan. Dengan demikian hasil penelitian ini akan mengacu pada hasil yang pernah dilakukan sebelumnya. Meskipun ruang lingkup penelitian hampir sama yaitu pada masalah pengaruh dampak krisis ekonomi pada
48
pasar modal, tetapi objek penelitian yang berbeda mengakibatkan beberapa hasil yang berbeda. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat kesamaan dan perbedaan dalam penelitian ini. Adapun persamaan dalam penelitian yang diakukan peneliti dengan penelitian tedahulu adalah : 1.
Didalam penelitian yang akan dilakukan yakni terfokus pada penelitian faktor makro ekonomi seperti inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Sedangkan untuk faktor luar negeri seperti indeks dow jones, indeks ftse 100, indeks nikkei 225 dan indeks hang seng.
2.
Lokasi penelitian sama yaitu dilakukan di bursa efek indonesia.
3.
Objek penelitian yang digunakan adalah indeks harga saham gabungan.
Sedangkan perbedaan di dalam penelitian ini adalah: 1. Dalam periode ini penelitian, dimana periode penelitian ini menggunakan periode pengamatan tahun 2008-2014 2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar, indeks dow jones, indeks ftse 100, indeks nikkei 225 dan indeks hang seng. 2.3 Rerangka Pemikiran Perkembangan pasar modal di Indonesia tercermin dari nilai IHSG. Besarnya indeks harga saham gabungan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan faktor eksternal. Faktor tersebut dapat berupa faktor ekonomi maupun faktor nonekonomi. Faktor-faktor ekonomi makro yang dapat mempengaruhi fluktuasi IHSG yaitu inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar mata uang/kurs, sedangkan
49
pada faktor-faktor eksternal terjadi akibat pengaruh krisis ekonomi secara global dan pengaruh dari pergerakan bursa-bursa saham regional negara maju seperti di kawasan Amerika , Eropa dan Asia. Kenaikan inflasi dapat menurunkan capital gain yang menyebabkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh investor. Kenaikan inflasi juga dapat menurunkan keuntungan suatu perusahaan sehingga sekuritas di pasar modal menjadi komoditi yang tidak menarik. Hal ini berarti inflasi memiliki hubungan yang negatif dengan return saham (Kewal, 2012:55). Semakin tinggi tingkat suku bunga Bank Indonesia, semakin tinggi pula tingkat suku bunga deposito dan suku bunga pinjaman dari bank-bank di dalam negeri. Hal ini menyebabkan saham-saham emiten yang tercatat di BEI menjadi tidak menarik lagi bagi para investor untuk berinvestasi di pasar modal sehingga harga saham menjadi turun dan dalam hal ini terefleksi pada melemahnya nilai IHSG (Yuono, 2011:66-67). Saat perusahaan melakukan kegiatan produksi memerlukan bahan baku yang terbaik, akan tetapi tidak tersedianya bahan baku didalam negara sendiri, membuat perusahaan tersebut akan melakukan kegiatan impor bahan baku di luar negara. Ketika mata uang rupiah terdepresiasi, hal ini akan mengakibatkan naiknya biaya bahan baku yang akan di impor perusahaan. Kenaikan biaya produksi akan mengurangi tingkat keuntungan perusahaan. Hal ini akan mendorong investor untuk melakukan aksi jual terhadap saham-saham yang dimilikinya. Apabila banyak investor yang melakukan hal tersebut, tentu akan mendorong penurunan indeks harga saham gabungan (Yuono, 2011:75-76).
50
Bursa luar negeri merupakan acuan bagi perkembangan bursa-bursa negara berkembang sebagai sentimen positif yang ditimbulkan oleh bursa luar negeri terutama bursa saham regional negara maju seperti Amerika, Eropa, dan negara kawasan Asia dalam pergerakannya. Ketika Bursa Regional negara maju mengalami pergerakan yang negatif akibat pengaruh krisis ekonomi, maka dengan cepat akan berimbas terhadap bursa-bursa negara berkembang seperti di negara Indonesia. Jadi ketika Bursa saham di negara maju seperti Amerika, Eropa dan Kawasan Asia mengalami fluktuasi penurunan dalam pergerakannya, tentu akan menyebabkan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (Mandasari, 2013:2). Dari indikator-indikator ekonomi yang telah dikemukakan maka peneliti mencoba untuk meneliti hubungan variabel Makroekonomi dan Bursa luar negeri terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara sistematis, konsep pemikiran yang telah dikemukakan tersebut dapat dilihat dari Gambar Rerangka Pemikiran dibawah ini:
51 Study Teori
Study Empiris Fakta
Teori 1. 2. 3. 4. 5.
6.
Investasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Indeks Harga Saham. Pasar Modal Variabel Makro (Inflasi, Tingkat Suku Bunga, dan Nilai Tukar). Bursa luar negeri
Terjadinya krisis ekonomi secara global pada 2008 membuat sejumlah negara mengalami dampak krisis ekonomi pada ketidakstabilannya indikator ekonomi suatu negara. Akibat dampak krisis ekonomi pada faktor makro ekonomi di Indonesia menyebabkan penekannan dan pelemahan yang berimbas terhadap kegiatan ekonomi di segala aspek terutama pada investasi pasar modal. Indikator bursa efek dalam pasar modal yang menjadi acuan investor yaitu IHSG mengalami penekanan dari dampak krisis ekonomi.
Penelitian Terdahulu : 1.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia.
2.
Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs dan Produk Domestik Bruto Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
3.
Pengaruh Indeks Saham Luar Negeri Terhadap IHSG Untuk Keputusan Investasi
4.
Dampak Risiko Sistematis Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia.
Permasalahan Apakah dampak krisis ekonomi pada faktor makro ekonomi dan faktor bursa luar negeri berpengaruh terhadap nilai IHSG di bursa efek.
Variabel Bebas :
Variabel Terikat :
Inflasi, suku bunga, nilai tukar , Indeks Dow Jones, Indeks FTSE 100, Indeks Nikkei 225 dan Indeks Hang Seng.
IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)
Uji Hipotesa 1. Uji Statistika
Hasil dan Pembahasan
Gambar 1 Rerangka Pemikiran
52
2.3.1 Model Penelitian
Inflasi
Suku Bunga
Nilai Tukar (IHSG) Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks Dow Jones
Indeks FTSE 100
Indeks Nikkei 225
Indeks Hang Seng
Gambar 2 Model Penelitian
53
2.4 Perumusan Hipotesis Dalam penelitian ilmiah, setelah menentukan rumusan masalah maka perlu untuk membuat rumusan hipotesis. Menurut sugiyono (2012:99), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Adapun yang menjadi hipotesis dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. H1: Inflasi berpengaruh terhadap nilai IHSG. 2. H2: Suku bunga berpengaruh terhadap nilai IHSG. 3. H3: Nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap nilai IHSG. 4. H4: Indeks Dow Jones berpengaruh terhadap nilai IHSG. 5. H5: Indeks FTSE 100 berpengaruh terhadap nilai IHSG. 6. H6: Indeks Nikkei 225 berpengaruh terhadap nilai IHSG. 7. H7: Indeks Hang Seng berpengaruh terhadap nilai IHSG. 8.
H8: Terdapat pengaruh dominan diantara Inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, indeks Dow Jones, indeks FTSE 100, indeks Nikkei 225, dan indeks Hang Seng terhadap nilai IHSG.