BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Harga Saham Harga saham adalah harga jual beli yang sedang berlaku di pasar efek yang ditentukan oleh kekuatan pasar, dengan kata lain harga tersebut tergantung pada kekuatan permintaan (penawaran) dan penawaran (permintaan jual).Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun. Nilai suatu perusahaan juga dapat dilihat dari harga saham pasar. Tinggi atau rendahnya harga saham suatu perusahaan dapat berpengaruh terhadap minat para investor dalam berinvestasi. Jika harga pasar saham suatu perusahaan mempunyai nilai yang tinggi, maka investor akan tertarik untuk menjual sahamnya, namun sebaliknya jika harga pasar sahamnya menurun, maka minat para investor untuk menjual sahamnya pun juga tidak ada.. Menurut Fahmi (2012:85) saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana pada suatu perusahaan, kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, disertai dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya, dan persediaan yang siap untuk dijual. Menurut Indarto (2009:115) saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan asset-aset yang menerbitkan saham. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjual belikan di pasar modal. Sedangkan menurut Sjahrial (2012:19) saham adalah surat berharga
yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut juga pemilik sebagian dari sebagian perusahaan itu. Dengan demikian bila seorang investor membeli saham, maka dia juga menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan, jadi dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut, dan seseorang yang membeli saham suatu perusahaan, maka seseorang tersebut mempunyai hak atas perusahaan tersebut. Menurut Setyaningsih (2001:4) Tinggi rendahnya harga saham lebih banyak
dipengaruhi
oleh
pertimbangan
membeli
dan
menjual
yang
menyelenggarakan transaksi di Bursa Efek Indonesia. Jenis-jenis harga saham : a.
Harga nominal, merupakan nilai yang ditetapkan oleh Emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya. Sama dengan nilai pari (par value) merupakan nilai yang tertera di lembaran saham tersebut. Emiten bebas menetapkan harga perlembar sahamnya.
b. Harga perdana, harga ini merupakan harga sebelum saham dicatat di Bursa Efek. Setelah bernegosiasi dengan penjaminan (underwriter), maka akan diketahui beberapa harga saham tersebut akan dijual ke masyarakat. Kemudian penjaminan akan membuka counter untuk melakukan saham tersebut, biasanya untuk menentukan harga perdana ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: good will, kondisi pasar, prospek perusahaan
dan lain-lainnya, jadi tidak ada patokan khusus mengenai harga perdana. Bila prospek perusahaan tidak baik, tetapi kondisi pasar dalam keadaan bullish, saham emiten dinilai dengan harga perdana yang tinggi. c. Agio saham, merupakan selisih antar harga nominal dengan harga perdana saham. d. Harga pasar, adalah harga jual dari investor satu dengan investor lainnya e. Harga pembukuan, merupakan harga yang diminta oleh penjual dan pembeli pada saat jam bursa dibuka, atau pada saat dimulainya hari bursa itu. Harga pembukan tadi menjadi harga pasar bila terjadi transaksi pada saat itu. f. Harga penutup, merupakan harga yang diminta oleh penjual dan pembeli pada saat akhir hari bursa. 2.1.2PengertiannDebt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio adalah perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, Sedangkan menurut Kasmir (2012:166), Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang di gunakan untuk mengetahui perbandingan antara total utang dengan modal. Menurut Riyanto Bambang (2001:32), rasio utang dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik hutang jangka pendek maupun utang jangka panjang). Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio digunakan oleh suatu perusahaan bukan hanya untuk membiayai aktiva, modal serta menanggung beban tetap melainkan
juga untuk memperbesar penghasilan.Adapun rumus untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut :
2.1.3Pengertian Profitabilitas Sartono,(2001:122)
menyatakan
profitabilitas
adalah
kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan (mungkin sekelompok aktiva perusahaan). Profitabilitas suatu perusahaan diukur dari kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan membandingkan antara laba yang di peroleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva perusahaan tersebut. Ada beberapa pengukuran kinerja terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar dalam satu periode tertentu, menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu, menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri, untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri, dan tujuan lainnya. Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode, mengetahui posisi laba perusahaan tahun
sebelumnya dengan tahun sekarang, mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu, mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik
modal pinjaman maupun modal sendiri.Jenis-jenis Rasio Profitabilitas sebagai berikut : a.Return On Assets (ROA) b. Return On Equity (ROE) c. Net Profit Margin (NPM) 2.1.4 Pengukuran Tingkat Profitabilitas Para pemilik perusahaan terutama pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan keuntungan karena disadari bahwa betapa pentingnya arti keuntungan bagi masa depan perusahaan, untuk itu ada beberapa indikator rasio profitabilitas yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, antara lain: a.Return On Assets (ROA) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu (Hanafi dan Halim, 2007:84). ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Return On Assets (ROA
X 100%
b. Return On Equity (ROE) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal sendiri (Kasmir, 2012:204). ROE dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Return On Equity (ROE
c. Net Profit Margin (NPM) Rasio ini mengambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. NPM dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Net Profit Margin (NPM
Dalam penelitian ini digunakan jenis rasio Profitabilitas yaituReturn on Equity yang diukur dengan laba bersih setelah pajak dan modal sendiri. 2.1.5 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai kegiatan operasionalnya baik dalam perusahaan yang bergerak dalam bidang industri maupun jasa. Modal kerja harus selalu dalam keadaan berputar selama perusahaan melakukan kegiatan usaha. Dimana uang atau dana yang dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil penjualan produknya. Uang yang masuk berasal dari penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi
selanjutnya. Dengan demikian, uang atau dana tersebut akan terus menerus berputar setiap periodenya selama hidup perusahaan. Menurut Kasmir (2011:250) Modal kerja adalah modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya. 2.1.7 Perputaran Modal Kerja Modal kerja di dalam perusahaan selalu dalam keadaan berputar selama perusahaan tersebut beroperasi. Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja (Sawir, 2009:19). Periode perputaran modal kerja terjadi saat kas digunakan untuk operasi perusahaan sampai akhirnyan kas tersebut kembali menjadi kas. Lama periode perputaran modal kerjanya tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut untuk menilai keefektifan modal kerja dapat digunakan ratio antara total penjualan dengan jumlah modal kerja rata-rata (working capital turnorver). Ratio ini menunjukan hubungan antara modal kerja dengan penjualan akan menunjukan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan (dalam jumlah rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja (Munawir, 2007:80). Formulasi dari Working Capital Turnover (WCT) adalah sebagai berikut :
2.1.8 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu ukuran dari rasio Leverage yang dapat didefinisikan sebagai tingkat penggunaan utang sebagai sumber pembiayaan perusahaan. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang semakin rendah DER akan berdampak pada peningkatan harga saham dan juga perusahaan akan semakin baik dalam membayar kewajiban jangka panjang. Informasi peningkatan DER akan diterima pasar sebagai sinyal buruk yang akan memberikan masukkan negatif bagi investor dalam pengambilan keputusan membeli saham. Hal ini membuat permintaan dan harga saham menurun (Reza Bagus, 2015:3). Pernyataan ini didukung penelitian yang dilakukan Dorothea Ratih (2013:10) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham. 2.1.9 Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham Probabilitas menunjukan bagaimana kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba, jika kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba meningkat maka hal ini akan menjadi daya tarik investor dalam menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham yang mengatakan jika permintaan terhadap saham meningkat maka harga saham akan cenderung meningkat (Arifin, 2001:56). Pemegang saham menaruh perhatian utama pada tingkat keuntungan baik sekarang maupun pada masa yang akan datang karena tingkat keuntungan akan meningkatkan harga saham yang mereka miliki.Pernyataan ini didukung
penelitian yang dilakukan Syuaib (2015:29) menyatakan bahwa Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham. 2.1.10 Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Harga Saham Modal kerja di dalam perusahaan selalu dalam keadaan berputar selama perusahaan tersebut beroperasi. Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja (Sawir, 2009:19). Periode perputaran modal kerja terjadi saat kas digunakan untuk operasi perusahaan sampai akhirnyan kas tersebut kembali menjadi kas. Pernyataan ini didukung penelitian yang dilakukan Fanny (2012:67) menyatakan bahwa Perputaran Modal Kerja berpengaruh terhadap Harga Saham. 2.1.11 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian pernah dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap harga saham, antara lain : Dorothea Ratih (2013:10) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh EPS, PER, DER, ROE terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun2010-2012. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham. Sementara itu, Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap Harga Saham. Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara Earning
Per Share, Price Earning Ratio, Debt To Equity Ratio, dan Return On Equity terhadap Harga Saham.Persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama menggunakan variabelDebt to Equity Ratio dan variabel Profitabilitas menggunakan Return on Equity. Perbedaannya perusahaan pada penelitian terdahulu menggunakan perusahaan pertambangan sedangkan penelitian ini menggunakan perusahaan Food and Beverange serta pada penelitian ini menggunakan variabel bebas tambahan perputaran modal kerja, sedangkan untuk penelitian terdahulu menggunakan variabel bebas tambahan Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER). Rescyana Putri Hutami (2012:117), dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh Dividend per share, Return on equity dan net Profit Margin terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dividend per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham, Return on Equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham, Net Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham. Persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama menggunakan variabel Profitabilitas dengan menggunakan Return on Equity , sedangkan Perbedaaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu, untuk penelitian ini menggunakan variabel bebas tambahan perputaran modal kerja dan Debt to Equity Ratio, sedangkan untuk penelitian terdahulu menggunakan variabel tambahan Dividend per share,dan net Profit Margin.
Fanny (2012:67), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Current Ratio (CR), Working Capital Turn Over (WCT), Current Assets to Total Assets (CATA), dan Current Liabilities to Total Asssets (CLTA) terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa secara parsial, setiap variabel independen yang diteliti yaitu CR, WCT, CATA, dan CLTA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. Persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama menggunakan variabel Perputaran modal kerja (WCT) dan menggunakan perusahaan yang sama yaitu perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu, untuk penelitian ini menggunakan variabel bebas tambahan Debt to equity Ratio dan profitabilitas, sedangkan untuk penelitian terdahulu menggunakan variabel tambahan CLTA, CATA dan CR. Syuaib (2015:29), dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh rasio profitabilitas pada industri perbankan yang go public terhadap harga saham di bursa efek indonesia. Hasil dari penelitian menunjukan Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada industri perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama menggunakan variabel Profitabilitas. Perbedaannya pada penelitian ini perusahaan menggunakan perusahaan Food and Beverange, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan industri perbankan yang go public.
2.2 Rerangka Pemikiran Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas maka Rerangka pemikiran yang diajukan penulis pada penelitian ini yaitu meliputi faktor internal yang mempengaruhi harga saham dengan menggunakan laporan keuangan (financial statement) untuk mengukur kinerja perusahaan yang tercermin pada rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan sebagai variabel bebas dalam penelitan ini yaitu : Debt To Equity Ratio, profitabilitas , perputaran modal kerja sebagai variabel terikatnya adalah harga saham. Rerangka Pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio (DER) H1 Profitabilitas H2 (ROE) H3 Perputaran Modal Kerja (WCT)
Gambar 1 Rerangka Pemikiran
Harga saham (HS)
2.3 Perumusan Hipotesis Berdasarkan tinjauan teoretis dan hasil temuan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : H1: Debt to equity ratio berpengaruh terhadap harga saham. H2: Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham. H3: Perputaran Modal Kerja Berpengaruh Terhadap Harga Saham.