BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Teoretis Tinjauan teori berisi tentang kajian atau konsep teori yang relevan dalam penelitian ini. Tinjauan teori harus mendukung identifikasi terhadap kelanjutan bab selanjutnya. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada penjelasan penjabaran dibawah ini : 2.1.1
Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian,pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang pada umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat dimana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan bursa efek (Eduarus Tandelilin, 2010 : 13). Pasar modal adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruan surat-surat berharga yang beredar. (Sutrisno, 2003 : 341). Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang mengorganisasikan transaksi penjualan efek atau disebut sebagai bursa efek. ( Sutrisno, 2003 : 341)
22
Jadi, jelaslah bahwa pasar modal adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli sekuritas atau instrumen keuangan. Instrumen keuangan ini salah satunya adalah saham. Salah satu daya tarik dalam pasar modal adalah pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Seandainya tidak ada pasar modal, maka para lenders mungkin hanya bisa menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan (selain investasi pada real assets). Dengan adanya pasar modal, para pemodal memungkinkan untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio (yaitu gabungan dari beberapa investasi) sesuai dengan risiko yang mereka bersedia tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapakan. Dalam keadaan pasar modal yang efisien, hubungan yang positif antar risiko dan keuntungan diharapkan akan terjadi. ( Suad Husnan, 2009 : 4 ) 2. Alasan Dibentuknya Pasar Modal Pasar modal banyak dijumpai dibanyak negara karena pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. ( Suad Husnan, 2009 : 4 ) a. Fungsi Ekonomi Pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang kelebihan dana) ke borrower (pihak yang memerlukan dana). Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut.
b.
Fungsi Keuangan Fungsi ini dilakukan dengan jalan menyediakan dana yang diperlukan oleh para borrower, dan para lenders menyediakan dan tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut.
3. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pasar Modal Pasar modal merupakan pertemuan supply dan demand akan dana jangka panjang yang transferable maka dari itu keberhasilan pembentukan pasar modal dipengaruhi oleh supply dan demand. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal antara lain : (Suad Husnan, 2009 : 8 ) a. Supply Sekuritas Faktor ini berarti bahwa harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas dipasar modal, tetapi juga berarti bahwa rencana penggunaan dana yang diperoleh dari penerbitan sekuritas tersebut memang menguntungkan. b. Demand Akan Sekuritas Faktor ini berarti bahwa harus terdapat anggota yang memiliki jumlah jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan kepada anggota masyarakat. Calon pembeli ini tersebut mungkin berasal dari individu,
perusahaan maupun lembaga-lembaga keuangan.
Sehubungan dengan faktor ini, maka income per capita suatu negara dan distribusi pendapatan mempengaruhi besar kecilnya demand akan sekuritas
c. Kondisi Politik Dan Ekonomi Faktor ini akhirnya akan mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas. Kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas di pasar modal. d. Masalah Hukum Dan Peraturan Pembeli sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang disediakan
oleh
perusahaan-perusahaan
yang
menerbitkan
sekuritas.
Kebenaran tentang informasi tersebut menjadi sangat penting disamping kecepatan dan kelengkapan informasi. Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan menjadi mutlak diperlukan.Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal dan berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan transaksi secara efisien. Kegiatan yang dilakukan oleh pemilik dana dan pihak yang memerlukan dana secara langsung (artinya tidak ada perantara keuangan yang mengambil alih risiko investasi). Dengan demikian maka peran informasi yang dapat diandalkan kebenarannya dan cepat tersedianya menjadi sangat penting. Disamping itu transaksi harus dapat dilakukan dengan efisien dan dapat diandalkan. Diperlukan berbagai lembaga dan profesi yang menjamin persyaratan-persyaratan tersebut dapat dipenuhi.
4. Peranan Dan Pentingnya Pasar Modal Menurut (Sunariyah, 2004:7) peranan pasar modal ditinjau dari sisi : a. Kepentingan Para Pelaku Pasar Modal, Meliputi : 1) Sebagai tempat interaksi antara pembeli dan penjual saham 2) Sebagai tempat para pemodal dalam menentukan return yang diharapkan. 3) Sebagai tempat investor untuk menjual lagi saham yang dimiliki 4) Sebagai
tempat
partisipasi
masyarakat
dalam
perkembangan
perekonomian. 5) Sebagai pengurang dari biaya transaksi surat berharga dan biaya informasi. b. Peranan Pasar Modal Bagi Perekonomian Negara, Antara Lain : 1) Fungsi Tabungan (Saving Function)Bagi penabung, metode yang akan digunakan sangat dipengaruhi oleh kemungkinan rugi sebagai akibat penurunan nilai mata uang, inflasi, risiko hilang dll. 2) Fungsi Kekayaan (Wealth Function)Semakin bertambah umur kekayaan tersebut semakin besar nilai penyusutannya. Akan tetapi, obligasi, saham, deposito,
dan instrumen surat berharga lainnya tidak mengalami
depresiasi. 3) Fungsi Likuiditas (Liquiduty Function)Kekayaan yang disimpan dalam surat-surat berharga, bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan risiko yang sangat minimal dibandingkan dengan aktiva lain. Proses likuid surat berharga dengan biaya relatif elbih murah dan lebih cepat. 4) Fungsi Pinjaman (Credit Function)Pinjaman merupakan utang kepada masyarakat. Pasar modal bagi suatu perekonomian negara merupakan
sumber pembiayaan pembangunan dari pinjaman yang dihimpun dari masyarakat. 2.1.2
Investasi
1. Pengertian Investasi Menurut Abdul Halim (2005:4) Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dimasa mendatang. Menurut Eduardus Tandelilin (2010:2) Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang. Sedangkan menurut Martono (2010:137) Investasi adalah penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan kedalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Jadi bisa disimpulan bahwa investasi adalah penanaman dana yang dilakukan saat ini untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang. 2. Proses Investasi Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut dapat dilakukan. Untuk mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut : (Suad Husnan, 2009 : 47)
a. Menentukan Kebijakan Investasi Pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Jumlah dana yang akan diinvestasikan mempengaruhi keuntungan yang diharapkan dan risiko yang ditanggung. Pemodal yang meminjam dana dan menginvestasikannya pada berbagai saham, akan menanggung risiko yang lebih tinggi dari para pemodal yang menggunakan seratus persen modal sendirinya. b. Analisis Sekuritas Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individual (atau sekelompok) sekuritas. Tujuan kegiatan ini adalah mendeteksi sekuritas mana yang nampaknya mispriced (harganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah). Bisa dilakukan dengan analisis teknikal dan analisis fundamental. c. Pembentukan Portofolio Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa bobot dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (dengan kata lain pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Sebagaimana telah disebutkan di atas, pemilihan sekuritas dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak dan sebagainya.
d. Melakukan Revisi Portofolio Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, kalau dirasa bahwa portofolio yang sekarang dimiliki tidak lagi optimal, atau tidak sesuai dengan preferensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tsb. e. Evaluasi Kinerja Portofolio Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar bila suatu portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi pasti lebih baik dari portofolio lainnya. Faktor risiko perlu dimasukkan, karena itu diperlukan standart pengukuran. Dengan demikian maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memahami bagaimana mengukur tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko investasi (sekelompok investasi) tersebut. 3. Alasan Seseorang Melakukan Investasi Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah sebagai berikut : (Eduardus Tandelilin, 2010 : 8) a) Untuk Mendapatkan Kehidupan Yang Lebih Layak Di Masa Datang Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
b) Mengurangi Tekanan Inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain,seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi c) Dorongan Untuk Menghemat Pajak Beberapa negara didunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu. 4. Keuntungan Investasi Dalam Bentuk Saham Kelebihan dari investasi adalah kemampuannya untuk memberikan tingkat keuntungan yang tidak terhingga. Keuntungan yang tidak terhingga dimaksudkan yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut (Darmadji,
Dan Fakhruddin, 2001 : 8). Investasi pada saham
memang memberikan harapan pengembalian dan tingkat keuntungan yang tinggi. Keuntungan yang diperoleh investor dalam investasi saham untuk membeli atau memiliki saham antara lain : a. Dividen Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan, dividen yang diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.
b. Capital Gain Merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktifitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Umunya
pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. 5. Penilaian Investasi Saham Ada dua pendekatan analisa yang sering digunakan dalam analisis saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Menurut Sunariyah (2004 : 168170) kedua teknik analisis dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Analisis Fundamental Pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai instrinsik. Nilai instrinsik inilah yang diestimasi oleh para pemodal atau analis. Nilai instrinsik merupakan suatu fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return yang diharapkan dan suatu risiko yang melekat pada saham tersebut. b. Analisis Teknikal Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan saham tersebut di waktu yang lalu. 6. Return Yang Diharapkan Dan Risiko Portofolio Investasi merupakan komitmen sejumlah dana untuk tujuan memperoleh keuntungan dimasa datang. Harapan keuntungan dimasa datang. Harapan keuntungan dimasa datang tersebut merupakan kompensasi atas waktu dan risiko
yang terkait dengan investasi yang dilakukan. Dalam konteks investasi, harapan keuntungan tersebut sering disebut sebagai return. (Eduardus tandelilin, 2010: 47) Disamping return, dalam investasi juga dikenal adanya konsep risiko.
Risiko
investasi bisa diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara return aktual dengan return yang diharapkan. Risiko maupun return, bagaikan mata uang yang selalu berdampingan. Artinya, dalam berinvestasi, disamping menghitung return yang diharapkan, investor juga harus memperhatikan risiko yang harus ditanggungnya. Oleh karena itu, investor harus pandai-pandai mencari alternatif investasi yang menawarkan tingkat return diharapkan yang paling tinggi dengan tingkat risiko tertentu, atau investasi yang menawarkan return tertentu pada tingkat risiko terendah. (Eduardus tandelilin, 2010 : 47) Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Investor juga perlu mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi (Eduarus Tandelilin, 2010 : 47). Menurut Suad Husnan, (2009:22) Risiko merupakan banyak sedikitnya penyimpangan dari nilai rata-rata dalam hal ini nilai harapan. Adapun risiko-risiko yang berhubungan dengan portofolio atau saham serta apa yang dimaksud dengan risiko dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu : (Suad Husnan, 2009:102)
a. Risiko Sistematis (Systematic Risk) Risiko sistematis adalah risiko yang selalu ada dan tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi atau pembentukan portofolio. Risiko sistematis berkorelasi dengan pasar (market yang akan mempengaruhi semua surat berharga yang beredar seperti perubahan pada ekonomi, politik, sosiologi lingkungan). Dan risiko ini yang selalu mengikuti saham individu maupun portofolio. b. Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk) Risiko tidak sistematis adalah risiko yang bisa dikurangi dengan pembentukan portofolio. Bahwa risiko ini berkaitan erat dengan sifat unik yang memiliki perusahaan dan keadaan intern seperti perubahan dalam intern manajemen perusahaan,
kesalahan
manajerial
pemogokan
buruh
dan
kampanye
periklanan. Faktor independent terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi industri lain dan pasar secara umum. c. Risiko Total (Total Risk) Risiko total merupakan penjumlahan dari kedua risiko diatas yaitu : risiko sistematis + risiko tidak sistematis dan biasanya mengikuti pada saham individu. Dalam situasi ketidakpastian, investor hanya bisa mengharapkan keuntungan yang akan diperoleh tanpa bisa mengetahui dengan pasti tingkat keuntungan yang sebenarnya akan diterima.
2.1.3
Model Diversifikasi
Diversifikasi risiko ini sangat penting untuk investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang diterima. (Eduardus Tandelilin, 2010 : 115) 1. Diversifikasi Secara Random Diversifikasi secara random (random atau naive diversification) merupakan pembentukan portofolio dengan memilih sekuritas-sekuritas secara acak tanpa memperhatikan karakteristik dari investasi yang relevan seperti misalnya return dari sekuritas itu sendiri. Investor hanya memilih sekuritas secara acak. Seorang investor yang melakukan diversifikasi random mengansumsikan, semakin banyak jenis aset yang dimasukkan dalam portofolio, maka semakin besar manfaat pengurangan risiko yang akan diperoleh.
Tetapi sayangnya,
manfaat diversifikasi yang diperoleh dengan penambahan jumlah saham semakin lama semakin berkurang. 2. Diversifikasi Secara Markowitz Untuk memperoleh manfaat dari pengurangan risiko yang lebih optimal dari diversifikasi, tentunya kita tidak bisa mengabaikan begitu saja informasiinformasi yang penting tentang karakteristik aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio.
Semakin banyak sekuritas yang dimasukkan ke dalam
portofolio, semakin kecil risiko portofolio dengan menggunakan metode markowitz, diversifikasi ini dapat dibuktikan secara sistematis. Diversifikasi markowitz lebih efisien dari pada diversifikasi random dimana markowitz mengatakan “janganlah menaruh semua telur dalam keranjang”.
Karena kalau keranjang tersebut jatuh, maka semua telur yang ada dalam keranjang tersebut akan pecah. Dalam konteks investasi, ajaran tersebut bisa diartikan sebagai “janganlah menginvestasikan semua dana yang kita miliki hanya pada satu aset saja, karena jika aset tersebut gagal, maka semua dana yang kita investasikan akan lenyap. 2.1.4
Pemilihan Portofolio
1. Portofolio Efisien Investor dapat menentukan kombinasi dari efek-efek untuk membentuk portofolio,
baik yang efisien maupun yang tidak efisien.
Pada gambar 1
diasumsikan investor membentuk portofolio A, B, C, D, E, F, G, H, I dan J. Yang paling penting bagi investor adalah bagaimana menentukan portofolio yang dapat memberikan kombinasi tingkat pengembalian dana risiko yang optimum. Suatu portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut bila dibandingkan dengan portofolio lain memenuhi kondisi berikut : a) Memberikan expected return terbesar dengan risk yang sama, atau b) Memberikan risk terkecil dengan expected return yang sama. Lebih jelasnya mengenai kondisi tersebut disajikan pada gambar 1. Pada gambar tersebut garis A, B, C, D, E, F disebut sebagai permukaan yang efisien (efficient frontier),
yaitu garis yang menunjukkan sejumlah portofolio yang
efisien, dan semua portofolio dibawah garis tersebut dinyatakan tidak efisien. Misalnya, portofolio A merupakan yang tidak efisien jika dibandingkan dengan portofolio C yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi. Dengan demikian juga portofolio G, merupakan portofolio yang tidak efisien bila
dibandingkan dengan portofolio D, karena dengan keuntungan
yang sama,
portofolio G mempunyai risiko yang lebih tinggi. E (Rp)
F
4
E D
3
G C
B H
2
A I 1
J
0
1
2
3
4
Sumber : Abdul Halim, (2005 : 55) Gambar 1 Portofolio Yang Efisien Dan Yang Tidak Efisien
σp
2. Portofolio Optimal Semua portofolio terletak pada efficient frontier merupakan portofolio yang efisien sehingga tidak dapat dikatakan portofolio mana yang optimal. Pedoman yang digunakan untuk memilih portofolio yang optimal adalah sebagai berikut : a. Indifference Curve Dalam konteks manajemen investasi indifference curve (IC) merupakan suatu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi efek yang memberikan return yang tidak berbeda (indifferent) bagi investor. Slope IC menunjukkan tingkat subtitusi marginal (marginal rate of subtitation) dari return dan risk. Apabila return dan risk merupakan subtitusi yang sempurna, maka IC berupa garis lurus. Dalam kenyataan keduanya bukan merupakan subtitusi yang sempurna, karena pada suatu tingkat risiko tertentu dalam setiap kenaikan risiko, mungkin individu akan meminta tambahan return yang semakin besar, sehingga IC tidak lagi merupakan garis lurus. Semakin besar slope IC menunjukkan bahwa investor semakin hati-hati terhadap risiko. Sebaliknya, semakin kecil slope IC menunjukkan bahwa investor semakin berani menghadapi risiko. Slope IC positif menunjukkan bahwa investor selalu menginginkan return yang besar sebagai kompensasi atas risiko yang lebih besar yang harus ditanggungnya. Untuk lebih jelasnya, kami sajikan gambar kurva indifference.
Expected return IC - 3 IC - 2 IC - 1 D
C
B
A
Risk portofolio Sumber : Abdul Halim (2005:62) Gambar 2 Kurva Indifferent Kombinasi pada IC-1 suatu titik A dan titik B masing-masing menunjukkan kombinasi expected retuirn dan risk tertentu. Expected return dan risiko titik B lebih besar dari expected return dan risiko titik A. Expected return titik B lebih besar dari titik A, namun risiko yang ditanggung titik B jauh lebih besar dari titik A. Sementara itu, jika diamati antara titik A, titik C dan titik D ketiganya memberikan risiko yang sama namun titik D memberikan expected return lebih tinggi dari titik A dan titik C memberikan expected return lebih tinggi dari titik A. Investor yang rasional akan memilih titik D.
Dengan demikian, kombinasi dari portofolio pada IC tertinggi yaitu IC-3 akan memberikan tingkat kepuasan tinggi. Kombinasi dari portofolio pada IC terendah yaitu IC-1 akan memberikan tingkat kepuasan terendah. Perpindahan dari IC terendah ke IC tertinggi menunjukkan adanya perbaikan kepuasan para investor. Semakin tinggi utilitas suatu kurva indifferen, semakin tinggi pula tingkat return yang diharapkan pada setiap tingkat risiko. (Rp) IC-B
IC-A2 Z
IC-A IC-A1 W
EF
X Y
0
Risiko
Sumber : Abdul Halim (2005 : 63) Gambar 3 Portofolio Yang Optimal
bahwa portofolio optimal investor A terletak pada titik X yang memberikan kepuasan sebesar IC-A, karena portofolio tersebut menawarkan ER dan risiko yang sesuai dengan preferensinya. Investor A dikatakan tidak rasional jika memilih portofolio Y, karena portofolio tersebut memberikan ER lebih rendah dengan risiko yang sama, sehingga tidak terletak pada EF dan memberikan kepuasan sebesar IC-AI yang lebih rendah dari IC-A. Investor A juga dikatakan tidak rasional jika memilih portofolio Z, karena portofolio tersebut tidak tersedia di pasar walaupun dapat memberikan ER yang lebih tinggi dari IC-A. Sedangkan kurva indiferen investor B bersinggungan dengan efficient frontier pada titik W. Artinya, portofolio optimal bagi investor tersebut terletak pada titik W, karena portofolio tersebut menawarkan ER dan risiko yang sesuai dengan preferensinya. b. Karakteristik Fungsi Utilitas Menurut Eduardus Tandelilin (2001 : 74) fungsi utilitas merupakan suatu fungsi matematis yang menunjukkan nilai dari semua alternatif pilihan yang ada. Fungsi utilitas jika dikaitkan dengan preferensi terhadap risiko dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1). Sikap yang tidak menyukai risiko (risk averter) 2). Sikap yang netral terhadap risiko (neutral risk) 3). Sikap yang menyukai risiko (risk seeker)
Ketiga jenis risiko tersebut jika dikaitkan dengan utiliti disajikan dalam gambar berikut : Indeks Utilitas
a (risk averter)
b (neutral risk)
c (risk seeker)
Kekayaan 0
Sumber : Abdul Halim (2005 : 64) Gambar 4 Kaitan Risiko Dengan Utilitas 1) Bagi Investor Yang Tidak Menyukai Risiko Bentuk kurva fungsi utilitasnya adalah melengkung dengan peningkatan yang semakin berkurang. Hal ini terjadi karena terjadi tambahan utilitas yang semakin menurun (deminishing marginal utility) dari perubahan suatu unit kekayaan yang sama.
2) Bagi Investor Yang Netral Terhadap Risiko Bentuk kurva fungsi utilitasnya akan berbentuk garis lutrus. Hal ini terjadi karena investor jenis ini akan merasa bahwa perubahan kekayaan akan memberikan utilitas yang sama dengan perubahan kekayaan yang lain dan seterusnya. Dengan demikian keputusan untuk berinvestasi atau tidak, akan memiliki efek yang sama terhadap utilitas kekayaan investor. 3) Bagi Investor Yang Menyukai Risiko Bentuk kurva fungsi utilitasnya akan melengkung dengan peningkatan yang semakin bertambah. Artinya, tambahan kekayaan akan memberikan tambahan utilitas yang semakin meningkat (increasing marginal utility) (Abdul Halim, 2005 : 60-65) 2.1.5
Teori Portofolio Markowitz
Pada tahun 1952, Harry Markowitz telah membentuk satu pendekatan investasi saham yang baru dianggap sebagai suatu revolusi pemikiran untuk menjadi bahan diskusi para akademik. Pendekatan ini merupakan satu unsur asas teori portofolio modern yang pertama yang diciptakan oleh Markowitz tentang perilaku rasional investor.(Rodoni, A. Dan Othman Yong, 2002 : 9) Asas pendekatan markowitz adalah menggunakan perubahan atau variabeliti keuntungan sebagai taksiran untuk risiko investasi. Markowitz mencoba membentuk konsep statistik yaitu varians. Teori portofolio dibentuk apabila tahap risiko investor telah ditetapkan. Model teoritikal dengan komputer boleh digunakan sebagai asas pilihan sistematik portofolio optimum yang dapat memaksimumkan tingkat keuntungan.
Model portofolio Markowitz adalah berdasarkan empat kenyataan berikut : a. Dua ciri yang relevan untuk sesuatu portofolio investasi ialah keuntungan yang diharapkan dan risiko b. Investor yang rasional akan memilih untuk memegang portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang memaksimumkan keuntungan pada tahap risiko tertentu atau meminimumkan risiko pada keuntungan yang diharapkan tertentu. c. Secara teorinya ada kemungkinan untuk mendapatkan portofolio yang berkesan dengan menganalisis setiap sekuritas berdasarkan keuntungan yang diharapkan, varians keuntungan, dan koefisien korelasi antara keuntungan setiap sekuritas dalam portofolio tersebut. d. Program komputer tertentu boleh menggunakan informasi dalam setiap sekuritas untuk menunjukkan satu kedudukan portofolio yag efisien yang disebut sebagai Efficient Frontier. Program itu juga dapat menunjukkan aliran dana ke atas setiap sekuritas untuk mencapai keefisienannya yaitu memaksimumkan keuntungan pada tahap risiko tertentu atas meminimumkan risiko pada keuntungan diharapkan tertentu. Satu masalah dengan model markowitz jika digunakan secara praktikal adalah untuk mengidentifikasi satu kedudukan portofolio yang efisien, yaitu seseorang itu perlu mengetahui keuntungan yang diharapkan untuk setiap sekuritas, varians, dan kovarians (atau kadang-kadang koefisien korelasi). Lebih penting lagi ialah sembarang percobaan untuk menukarkan komposisi dalam portofolio akan memerlukan perhitungan yang sama. Jelasnya biaya perhitungan adalah tinggi.
Menurut
Markowitz,
jika
seseorang
investor
berkeinginan
untuk
memaksimumkan keuntungan yang diharapkan daripada portofolio, dana sebaiknya diletakkan dalam sekuritas yang mempunyai harapan keuntungan yang maksimum. Oleh karena itu terdapat peraturan yang mencadangkan supaya investor melakukan diharapkan. peraturan ini menyatakan bahwa para investor perlu melakukan diversifikasi keuntungan yang maksimum. Daripada penjelasan ringkas tersebut,studi yang dilakukan oleh Markowitz adalah berasaskan kepada dua masalah yaitu : 1) Keuntungan diharapkan E(r) 2) Varians (Var) Pembentukan portofolio adalah dilakukan berasaskan kepada dua tujuan yaitu : 1) untuk memaksimumkan keuntungan yang diharapkan, dan 2) meminimumkan risiko 2.1.6 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sumber dan bahan masukan karena tema penelitian tersebut berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini : 1. Ika Pangastuti (2008) dengan penelitiannya yang berjudul : Analisis Pembentukan Portofolio Terhadap Expected Return Saham Dan Risiko Saham Di Bursa Efek Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah portofolio berpengaruh terhadap expected return dan risiko saham individu. Obyek penelitian harga saham dan pembayaran dividen tahun 2007.
2. Alfa Anggraini (2009) dengan penelitiannya yang berjudul : Analisis Pembentukan Portofolio Terhadap Expected Return Saham Dan Risiko Saham Di Bursa Efek Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dengan pembentukan portofolio dapat membantu tingkat keuntungan yang diharapkan secara maksimal pada tingkat risiko minimal. Obyek penelitian harga saham dan pembayaran dividen tahun 2007. 2.2 Rerangka Pemikiran Rerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor-faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.
Investasi
Saham
Perusahaan Retail
Return
Risk Pembentukan Portofolio
Return Portofolio
Risk Portofolio PortofolioPortofolio Efisien
Gambar 5 Rerangka Pemikiran
2.3 Perumusan Hipotesis Penelitian ini termasuk penelitian yang tidak menggunakan hipotesis karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2007:14) yang menuliskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel
atau
lebih
(independen)
tanpa
membuat
perbandingan
atau
menghubungkan dengan variabel lain. Umumnya tidak melakukan pengujian hipotesis karena variabel berdiri sendiri. Dalam penelitian ini yang dideskripsikan adalah bagaimana menganalisis portofolio saham menggunakan metode markowitz pada perusahaan retail yang terdaftra di Bursa Efek Indonesia.