BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan perusahaan untuk menawarkan, menginformasikan, dan menjual produk kepada calon konsumen. Setiap perusahaan pasti ingin mendapat laba dari tingkat volume penjualan yang sangat tinggi. Maka dari itu beberapa aspek perlu diperhatikan seperti produk, harga, distribusi, dan promosi. 1. Definisi Pemasaran Menurut Nitisemito (2002:12) pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan pemasaran yang efektif. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:6) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Stanton (2008:34) mengemukakan pengertian pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk yang dapat memuaskan keinginan dalam mencapai tujuan perusahaan. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu sistem dan kegiatan yang bertujuan untuk memuaskan keinginan konsumen dan mencapai tujuan dari perusahaan.
2. Proses Pemasaran Setiap kegiatan pasti membutuhkan proses agar mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Proses pemasaran merupakan kegiatan – kegiatan pemasaran dari awal hingga ahkir sampai memperoleh tujuan. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:6) proses pemasaran dibagi menjadi 5 antara lain: a. memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan b. merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan c. membangun program pemasaran terintegrasi yang memberikan nilai yang unggul d. membangun hubungan yang menguntungkan dan menciptakan kepuasaan pelanggan e. menangkap kembali nilai dari pelanggan untuk menciptkan keuntungan dan ekuitas pelanggan 2.1.2 Bauran Pemasaran Bauran
pemasaran
merupakan
variabel-variabel
yang
dapat
dikendalikan oleh perusahaan, yang terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi (Anoraga, 2000:220). Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008:62) bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkanya di pasar sasaran. 1. Produk Produk merupakan nilai yang diciptakan dan ditawarkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Selain untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan, produk juga mampu untuk menjadi solusi bagi pelanggan. a. Pengertian Produk Menurut Tjiptono (1995:76) produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Menurut Kotler dan Armstrong (2005:27) produk adalah sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, akuisisi, penggunaan atau konsumsi dan yang bisa memuaskan keinginan dan kebutuhan. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan barang adalah segala sesuatu yang ditawarkan perusahaan untuk dikonsumsi sebagai alat pemuas kebutuhan dan keinginan. b. Klasifikasi Produk Klasifikasi produk dapat ditentukan dari beberapa sudut pandang diantaranya: (1) Klasifikasi berdasarkan wujud dan daya tahan, barang dapat diklasifikasikan menurut wujud dan daya tahanya. Menurut Tjiptono (1995:78) barang menurut wujud dan daya tahanya dapat dibedakan menjadi tiga bagian antara lain : (a) Barang tidak tahan lama yaitu barang yang berwujud dan akan habis dikonsumsi apabila digunakan satu kali atau beberapa kali pemakaian. Salah satu contonya adalah sabun, minuman, dan makanan. (b) Barang tahan lama barang yang berwujud dan bertahan lama apabila digunakan berkali-kali penggunaan. Salah satu contohnya adalah barang elektronik. (c) Jasa merupakan barang yang tidak berwujud. Merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang
ditawarkan untuk dijual. (2) Klasifikasi barang konsumen produk juga dibedakan berdasarkan konsumen. Untuk siapa barang itu dikonsumsi dan untuk apa barang itu dikonsumsi. Barang konsumsen merupakan barang yang dikonsumsi untuk konsumen ahkir. (3) Klasifikasi barang industri diklasifikasikan berdasarkan perananya dalam proses industry dan produk relatifnya. c. Atribut Produk Menurut Tjiptono (1995:86) atribut produk adalah unsur – unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk antara (1). Merek dapat berupa nama, istilah, simbol, gerak, atau gabungan antara atribut-atribut produk lain yang mampu menjadi daya tarik dan pembeda dari produk yang lain (2). Kemasan merupakan pelindung untuk produk inti. Kemasan merupakan wadah atau pembungkus agar produk terlindungi dan terlihat lebih menarik. Tujuan penggunaan kemasan menurut Tjiptono (1995:88) ada delapan tujuan dari pengemasan yaitu sebagai pelindung isi, Kemudahan dalam penggunaan, bermanfaat dalam pemakaian ulang, memberikan daya tarik, sebagai identitas, distribusi, informasi, dan cerminan inovasi produk. (3) Jaminan merupakan janji dan
kewajiban
perusahaanatas
produknya
terhadap
konsumen.
Jaminan
menunjukan kualitas barang karena perusahaan berani untuk member garansi atau jaminan terhadap barang tersebut d. Hirarki Produk Suatu produk pasti memiliki hubungan secara hirarki terhada produk lainya. Hirarki produk dimulai dari kebutuhan dasar sampai dengan item tertentu
yang mampu memuaskan kebutuhan. Menurut Kotler (1994:434) hirarki produk terdiri dari 7 tingkatan yaitu: 1) Need Family,kebutuhan dasar yang membentuk product family seperti rasa aman 2) Product Family, yaitu seluruh kelas produk yang dapat memuaskan suatu kebutuhan dasar dengan tingkat evektivitas yang memamdai seperti penghasilan 3) Product Class, sekumpulan produk dalam produk keluarga yang memiliki hubungan fungsional tertentu seperti instrument finansial 4) Product Line, sekumpulan produk di dalam kelas produk yang memiliki hubungan erat seperti asuransi jiwa. 5) Product Type, yaitu item-item dala suatu lini produk yang memiliki bentuk tertentu dari sekian banyak kemungkinan bentuk produk. 6) Brand, mengidentifikasi sumber atau karakter item produk 7) Item, suatu unit khusus dalam suatu merek atau produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan, atau produk lainnya. e. Indikator Produk Produk diukur melalui (Alma, 2004:55 ; Kotler, 2005:55 ; Winardi, 1992:320) 1. Variasi produk; 2. Kualitas produk; 3. Desain produk;. 4. Jaminan yang ditawarkan; 5. Merek dagang
2. Promosi Promosi merupakan komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk menginformasikan, mengingatkan, dan mengajak pelanggan untuk membeli produk yang dimiliki oleh perusahaan. Promosi salah satu variabel marketing mix yang membutuhkan biaya cukup besar. a. Pengertian Promosi Menurut Kotler (2004:21) promosi adalah cara khusus dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk tujuan iklan dan pemasarnya. Menurut Swastha (2000:35) promosi adalah kombinasi strategi yang baik dari variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi lainnya yang direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa promosi adalah kombinasi dari beberapa variabel periklanan untuk mencapai tujuan dari penjualan. b. Tujuan Promosi Tujuan utama dari promosi adalah memberitahu atau memberi informasi sebuah produk perusahaan kepada masyarakat. Ada beberapa tujuan utama dari promosi antara lain : (1) Menginformasikan salah satu tujuan dari promosi adalah menginformasikan produk kepada konsumen. Produk yang bagus tidak akan terjual kepada masyarakat apabila produk tersebut tidak diinformasikan kepada konsumen. (2) Mengingatkan tujuan promosi selanjutnya adalah memningatkan kembali produk tersebut kepada masyarakat. Terkadang konsumen lupa terhadap produk suatu perusahaan. Maka dari itu perusahaan perlu
melakukan promosi agar konsumen ingat kembali terhadap produk yang ditawarkan. (3) Membujuk Konsumen Sasaran tujuan promosi yang berikutnya adalah membujuk konsumen sasaran agar mau untuk membeli produk suatu perusahaan. Dengan menampilkan sesuatu yang unik dan menarik diharapkan konsumen mau membeli produk yang sedang ditawarkan. c. Bauran Promosi Bauran promosi merupakan variabel – variabel promosi yang digunakan perusahaan untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen sasaran agar membeli produk dan meningkatkan volume penjualan sesuai tujuan perusahaan. Bauran pemasaran terbagi dari beberapa variabel diantaranya adalah (1) Advertising menurut Tjiptono (1995:206) iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran orang untuk membeli. (2) Sales Promotion menurut Kotler dan Armstrong (2001:660) promosi penjualan adalah insentif – insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa. Salah satu contohnya adalah memberi hadiah atau potongan diskon apabila membeli produk tertentu (3) Public Relation promosi dengan hubungan masyarakat adalah membangun hubungan baik dengan berbagai public perusahaan dengan memperoleh publisitas yang menguntungkan, membentuk citra korporasi yang bagus, dan menangani atau menghilangkan rumor atau cerita yang tidak menguntungkan (Kotler dan Armstrong, 2001:668).
(4) Personal
Selling merupakan presentasi tunggal dari seorang karyawan perusahaan untuk
mengenalkan secara langsung serta menjaga hubungan dengan pelanggan dalam jangka panjang. (5) Direct Selling penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan. d. Indikator Promosi Promosi dapat diukur melalui (Tjiptono, 2002:22 ; Swasta, 2003:350 ; Winardi, 1992:320) 1. Tingkat kemenarikan iklan ; 2. Tingkat promosi penjualan ; 3. Publisitas pesaing ; 4. Hubungan masyarakat ; 5. Pemasaran langsung 3. Harga Harga merupakan salah satu bauran 4p yang paling sensitif. Variabel ini merupakan variabel yang menentukan besar kecilnya keuntungan perusahaaan. Banyak strategi penetapan harga yang dilakukan perusahaan untuk menetapkan satuan harga yang bersaing. a. Pengertian Harga Menurut Tjiptono (1995:118) harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya ( termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Payne (2007:208) mengatakan bahwa harga adalah harga yang dibayar dan cara – cara, syarat – syarat yang berhubungan dengan penjualanya. Dari beberapa pengertian ini dapat disimpulkan bahwa harga merupakan satuan moneter yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan barang atau jasa yang berhubungan dengan penjualanya.
b. Tujuan Penetapan Harga menurut Tjiptono (1995:120) pada dasarnya ada 4 jenis tujuan penetapan harga yaitu : (1) Tujuan berorientasi pada laba, tujuan penetapan harga berorientasi pada laba yaitu mengoptimalkan laba yang ingin dicapai oleh perusahaan. Dalam persaingan global ini sangat sulit untuk memperoleh laba maksimal. Oleh karena itu ada pula perusahaan yang menggunakan pendekatan target laba yaitu tingkat laba yang sesuai atau pantas sebagai sasaran laba. (2) Tujuan berorientasi pada volume, harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan atau pangsa pasar. Orientasi ini biasanya diterapkan oleh perusahaan transportasi untuk meminimalisasi bangku penumpang yang kosong. (3) Tujuan berorientasi pada citra, penetapan harga dapat mencerminkan citra perusahaan. Apabila perusahaan mementapkan harga yang tinggi maka citra perusahaan tersebut dapat dibilang mengutamakan kualitas dan prestise. Sedangkan perusahaan dengan menetapkan harga yang murah akan mendapatkan citra tersendiri bagi konsumen. (4) Tujuan stabilisasi harga, tujuan stabilisasi
harga
dilakukan
dengan
jalan
menetapkan
harga
untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri. c. Metode Penetapan Harga Pada umumnya metode penetapan harga terdiri dari 2 metode yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan dan metode penetapan harga berbasis biaya. 1) Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan
Metode ini lebih menekankan pada faktor – faktor yang mempengaruhi selera – selera dan prefensi pelanggan daripada faktor- faktor seperti biaya, laba, dan persaingan. Paling sedikit ada tujuh metode penetapan harga yang termasuk pada penetapan harga berbasis pada permintaan, yaitu skimming price, penetration price, prestige pricing, pricing line, odd-event pricing, demand-backward pricing, dan bundle pricing. 2) Penetapan Harga Berbasis Biaya Dalam metode ini faktor penentu harga yang utama adalah aspek penawaran atau biaya, bukan aspek permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya – biaya langsung, overhead, dan laba. Beberapa metode yang termasuk dalam metode berbasis biaya antara lain standart markup pricing, cost plus percentage of cost pricing, cost plus fixed fee pricing. d. Indikator Harga Harga dapat diukur melalui (Swasta, 2003:167 ; Winardi, 1992:320) : 1. Tingkat harga; 2. Harga produk pesaing; 3. Diskon; 4. Variasi sistem pembayaran 4. Tempat Tempat
merupakan
salah
satu
variabel
yang
penting
untuk
meningkatkan volume penjualan. Tempat mengacu pada suatu tempat bagi pelanggan untuk lebih mudah mengaksesnya dan mendapatkannya. Tempat identik dengan saluran distribusi.
a. Pengertian tempat Kotler (Stern dan El-Ansary) (1997:140) saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Menurut Winardi (1989:299) yang dimaksud saluran distribusi merupakan suatu kelompok perantara yang berhubungan erat satu sama lain dan yang menyalurkan produk-produk kepada pembeli. Jadi dapat disimpulkan b. Sistem Saluran Pemasaran / Distribusi Ada empat macam sistem distribusi antara lain: (1). Saluran distribusi konvensional adalah saluran yang terdiri dari satu atau beberapa produsen, pedagang besar, pengecer independen, yang masing-masing merupakan bisnis terpisah yang berusaha memaksimalkan labanya sendiri, walaupun harus mengorbankan laba dari system secara keseluruhan (2). Sistem pemasaran vertikal adalah saluran distribusi yang terdiri dari produsen, pedagang besar, dan pengecer yang bertindak sebagai suatu sistem terpadu (3). Sistem pemasaran horizontal: Pengembangan saluran lainnya adalah sistem pemasaran horizontal, yaitu dua perusahaan atau lebih pada satu tingkat bergabung untuk mengikuti peluang baru pemasaran. Dengan kerjasama, perusahaan dapat mengkombinasikan modalnya, kemampuan memproduksi atau sumber daya pemasaran untuk menyelesaikan lebih dari satu perusahaan (4). Sistem pasar campuran dahulu banyak perusahaan menggunakan satu saluran untuk menjual di satu pasar atau di segmen pasar. Sekarang, dengan berkembangnya segmen konsumen dan kemungkinan saluran, lebih saluranmengadopsi sistem distribusi multi saluran, yang disebut Sistem
Pemasaran Bastar yaitu sistem distribusi multi saluran yang mana satu perusahaan menetapkan dua atau lebih saluran distribusi pemasaran untuk mencapai satu atau lebih segmen konsumen c. Fungsi Distribusi. Dalam menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, anggotaanggota saluran distribusi menjalankan sejumlah fungsi-fungsi utama dan terlibat dalam aliran kegiatan pemasaran sebagai berikut: (1) Informasi pengumpulan dan penyebaran informasi riset pemasaran tentang konsumen, pesaing, dan kekuatan atau pelaku pasar lain yang ada sekarang maupun yang potensial dalam lingkungan pemasaran. (2) Promosi pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif tentang penawaran untuk memikat pembeli. (3) Negosiasi usaha untuk mencapai kesepakatan tentang harga atau masalah lainnya yang memungkinkan timbulnya perpindahan hak milik. (4) Pemesanan komunikasi mundur untuk menyampaikan informasi minat beli para anggota saluran distribusi. (5) Pembiayaan usaha memperoleh dan mengalokasikan dana untuk menutup biaya biaya persediaan pada tingkat-tingkat saluran distribusi yang berbeda. (6) Pengambilan resiko memperkirakan risiko yang berkailan dengan tugas tugas mendistribusikan. (7) Kepemilikan Secara Fisik mengatur urutan penyimpanan dan pemindahan produk fisik mulai dan bahan mentah hingga ke konsumen akhir. (8) Pembayaran pembayaran faktur-faktur pembelian melalui bank. (9) Title memindahkan secara aktual hak milik dari satu pihak ke pihak lainnya.
d. Bentuk – Bentuk Distribusi Bentuk distribusi memiliki 2 macam yaitu distribusi langsung dan distribusi secara tidak langsung. Distribusi langsung merupakan distribusi tanpa perantara dengan kata lain dari produsen langsung kepada konsumen, sedangkan distribusi secara tidak langsung melewati beberapa perantara untuk dapat sampai kepada konsumen baik barang maupun jasa. 1) Saluran Distribusi Langsung Yang dimaksud dengan ditribusi langsung adalah, suatu penyampaian barang ketangan konsumen akhir yang membutuhkannya yang dilakukan sendiri (secara menyeluruh) oleh produsen barang tersebut, tanpa melalui fihak lain sebagai perantara atau middleman (Asri, 1991 : 272). Produsen yang memakai cara distribusi seperti ini mungkin dilatar belakangi oleh beberapa alasan seperti : a)
Didorong oleh sifat barang yang dihasilkan. Umpamanya barang yang bersifat mudah rusak dan tidak tahan lama, seperti makanan segar (bukan yang diawetkan). Perusahaan roti bagaimanapun harus berusaha “menemui” konsumen akhir secepat mungkin sebelum roti yang dijualnya rusak, karena daya tahannya yang hanya satu atau dua hari saja.
b) Didorong oleh keinginan untuk secara dekat dengan konsumen akhir sehingga selalui mengetahui apa yang diinginkan mereka secara langsung, terperinci dan secepat mugkin. Perusahaan yang membuat barang-barang kerajinan pakaian wanita dan sebagainya banyak menggunakan dengan cara ini.
c)
Didorong keinginan untuk “mempengaruhi” pasar. Menjual produk baru, mugkin tidak terlalu mudah bila dibandingkan dengan menjual produk yang sudah dikenal dipasar
2) Distribusi Tidak Langsung Dalam saluran distribusi tidak langsung, produsen menyalurkan produknya melalui perantara yang kemudian disalurkan kepada konsumen akhir. Perantara pemasran ini sering disebut juga dengan pedagang besar atau pengecer. Ditinjau dari pedagang besar dan pengecer yang diikutsertakan dalam distribusi barang, maka dikenal tiga tipe distribusi. Tiga tipe distribusi tersebut antara lain : a) Distribusi Intensif Biasanya cara penyaluran barang seperti ini dipakai untuk barang “covinience” dan “industrial supplies” yang pada umumnya mempunyai frekuensi pembelian yang tinggi dengan unit pembelian relatif kecil. Perusahaan berusaha menggunakan jumlah penyalur sebanyak mungkin untuk mencapai konsumen agar kebutuhan konsumen dapat terpenuhi. b) Distribusi Selektif Dapat dipakai untuk berbagai jenis produk, meskipun volume penjualan yang diinginkan perlu juga dipertimbangkan. Makin sedikit pedagang besar dan pengecer yang terlibat dapat berarti makin sedikit volume penjualan yang dapat dicapai. c) Distribusi Eksklusive
Cara ini sebenarnya dapat membatasi kontak dengan konsumen, sehingga penjualan yang mampu dicapaipun relatif rendah, tetapi dibalik itu produsen dapat mengawasi langsung kegiatan yang dilakukan oleh penyalur. e. Indikator Tempat Tempat maupun distribusi dapat diukur melalui (Winardi, 1992:320): 1. Lokasi produk; 2. Ketersediaan produk; 3. Distribusi pesaing; 4. Daerah – daerah penjualan; 5. Variasi alat pengiriman 2.1.3 Volume Penjualan Volume penjualan merupakan jumlah unit produk yang mampu dijual perusahaan. Semakin tinggi volume penjualan maka perusahaan tersebut memiliki strategi pemasaran yang baik. 1. Definisi Volume Penjualan Volume penjualan menurut Asri (1991:52) adalah jumlah unit penjualan nyata perusahaan dalam satu periode tertentu. Jadi volume penjualan adalah hasil dari penjualan yang diukur menggunakan satuan.
Menurut Kotler (2008)
menyimpulkan bahwa ada beberapa indikator dari volume penjualan adalah sebagai berikut: 1. Produk ; 2. Promosi ; 3.Harga ; 4. Tempat 2.1.4 Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti variabel – variabel bebas marketing mix (4P) apakah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat volume penjualan.
Tabel 1 Penelitian Terdahulu No
Tahun
Judul Penelitian
1
Nama Peneliti Terdahulu Karim
Hasil Penelitian
2014
Marketing Mix Pengaruhnya Terhadap Volume Penjualan Pada PT. Manado Sejati Perkasa Group
Produk, promosi, harga dan tempat secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap volume penjualan
2
Sondakh
2012
Analisis Bauran Pemasaran Terhadap Penjualan Usaha Bakery (Studi Kasus pada Toko BreadTalk dan Kawan Baru Manado)
Bauran pemasaran yang diterapkan oleh toko bakery Kawan Baru Mando menitikberatkan pada keuntungan/laba melalui volume penjualan, sedangkan pada toko bakery BreadTalk Manado menitikberatkan pada kepuasan konsumen.
3
Rachmawati
2011
Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap Peningkatan Penjualan (Sebuah Kajian pada Bisnis Restoran)
Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah strategi bauran pemasaran dapat meningkatkan penjualan atau volume penjualan pada bisnis restoran
Sumber : Studi Kepustakaan
2.2 Rerangka Pemikiran Dari beberapa teori yang telah dijelaskan dan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Peneliti dapat membuat gambaran tentang hubungan – hubungan variabel yang akan diuji. Secara umum gambaran rerangka pemikiran pada penelitian ini dapat dijelaskan bahwa variabel bauran pemasaran produk, harga, tempat, dan promosi memiliki hubungan yang signifikan terhadap volume penjualan.
Latar belakang Persaingan pada era globalisasi dalam persaingan bisnis sangat ketat dan membutuhkan strategi yang efektif untuk memenangkan persaingan dengan competitor lain. Bauran pemasaran merupakan salah satu strategi pemasara yang dapat digunakan dalam memenangkan persaingan. Volume penjualan merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam menjalankan strategi pemasaran dengan baik. Apakah strategi bauran pemasaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan
Permasalahan Apakah ada pengaruh signifikan dimensi bauran pemasaran terhadap volume penjualan
Variabel terikat
Variabel bebas Produk Promosi Harga tempat
Volume penjualan
Hipotesis bauran pemasaran berpengaruh signifikan terhadp volume penjualan
Uji statistika
simpulan
Gambar 1 Rerangka Pemikiran
Berdasarkan rerangka pemikiran tersebut, maka peneliti mampu menyusun kerangka konseptual sebagai berikut : H1 Produk (X1)
Promosi (X2)
Harga (X3)
H2
Volume Penjualan (Y)
H3 Tempat (X4)
H4
Gambar 2 Rerangka Konseptual
Dalam Penelitian ini akan dijelaskan definisi dan indikator pada setiap variabel dalam kerangka konseptual. Hal ini bertujuan sebagai landasan teori dan penyamaan pengertian untuk menghindari salah paham 2.3 Perumusan Hipotesis Dari penjelasan rerangka pemikiran diatas maka peneliti dapat membuat hipotesis. Pengertian sederhana dari hipotesis adalah jawaban sementara pada rumusan masalah. Hipotesis dianggap sebagai jawaban sementara karena hanya mengacu pada teori-teori yang relevan, belum didasarkan atas fakta-fakta empiris. Dari teori-teori yang ada serta penelitian terdahulu maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :
H1
: Terdapat pengaruh signifikan positif produk terhadap volume penjualan
H2
: Terdapat pengaruh signifikan positif promosi terhadap volume penjualan
H3
: Terdapat pengaruh signifikan positif harga terhadap volume penjualan
H4
: Terdapat pengaruh signifikan positif tempat terhadap volume penjualan