BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1.Teori Model Penerimaan Teknologi (Technology Accpetance Model atau TAM) Teori ini pada mulanya dikembangkan oleh Davis et al. (1989). Teori ini dikhususkan untuk penerimaan dalam bidang sistem informasi. Teori ini digunakan untuk memprediksi penerimaan dan penggunaan sistem informasi di pekerjaan individual pemakai (Jogiyanto, 2007:18). Dalam memprediksi penerimaan dan penggunaan sistem informasi tersebut, teori ini menggunakan dua konstruk yaitu kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use). Kegunaan persepsian dan kemudahan penggunaan persepsian mempunyai pengaruh terhadap minat pemakai dan pemakai akan mempunyai minat menggunakan suatu sistem teknologi apabila sistem teknologi tersebut dinilai bermanfaat dan mudah digunakan. Berikut adalah model dari TAM: Kegunaan Persepsian (Perceived Usefulness)
Kemudahan Penggunaan Persepsian (Perceived Ease of Use)
Sikap Menggunakan Teknologi (Attitude Towards Using Technology)
Sumber : Jogiyanto (2007)
Minat Perilaku Menggunakan Teknologi (Behavioral Intention to Use)
Gambar 1 Model TAM
Penggunaan Teknologi Sesungguhn ya (Actual Technology Use)
Kegunaan persepsian merupakan ukuran sejauh mana seseorang percaya terhadap sistem teknologi yang digunakan dapat meningkatkan kinerja pekerjaannya. Kegunaan persepsian dapat disimpulkan merupakan suatu kepercayaan terhadap proses pengambilan keputusan dalam menggunakan sistem teknologi (Jogiyanto, 2007:114). Jogiyanto (2007:114) menyatakan bahwa konstruk
kegunaan
persepsian
diyakini
secara
positif
dan
signifikan
mempengaruhi penggunaan sistem informasi. Kemudahan penggunaan persepsian merupakan sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha (Jogiyanto, 2007:115). Dengan kata lain kemudahan penggunaan sistem juga dapat disimpulkan merupakan suatu kepercayaan proses pengambilan keputusan. Kemudahan penggunaan akan dapat meningkatkan kepuasan dari penggunanya, selain itu kemudahan penggunaan dapat mempengaruhi minat penggunaan pemakai terhadap suatu sistem teknologi. Menurut Jogiyanto (2007:116), seseorang akan melakukan suatu perilaku jika mempunyai keinginan atau minat untuk melakukannya. Sikap terhadap perilaku diyakini beberapa peneliti dapat berpengaruh positif terhadap minat perilaku, akan tetapi beberapa penelitian lainnya ada yang berpendapat lain bahwa tidak terdapat pengaruh antara sikap perilaku terhadap minat pemakai. Penelitian yang menggunakan TAM tidak memasukkan konstruk sikap dalam modelnya. Minat perilaku merupakan suatu keinginan seseorang untuk melakukan perilaku tertentu. Minat perilaku merupakan hasil-hasil prediksi yang baik dari penggunaan teknologi oleh pemakai sistem (Jogiyanto, 2007:116). Minat perilaku
atau minat pengguna terkait dengan kemauan pengguna untuk menggunakan suatu sistem teknologi. Penggunaan teknologi sesungguhnya tidak dapat diobservasi secara langsung oleh peneliti. Penggunaan teknologi sesungguhnya banyak diganti dengan istilah pemakaian persepsian. Pengukuran dalam hal ini menggunakan jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan suatu sistem teknologi selain itu dapat dilihat melalui frekuensi penggunaannya. Penggunaan teknologi sesungguhnya merupakan implementasi dari suatu sistem pada suatu perusahaan atau organisasi. 2.1.2. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Sistem Informasi Akuntansi (SIA) memiliki peranan yang besar dan penting bagi perusahaan. Banyak manfaat yang dapat diperoleh perusahaan melalui SIA. SIA adalah Sistem informasi yang terkait dengan akuntansi dan keuangan. SIA juga menyajikan informasi yang berasal dari pengelolaan rutin atas transaksi akuntansi (Rama dan Jones, 2009:6). Ada beberapa pendapat lain yang mendefinisikan SIA sebagai sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data untuk menghasilkan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan (:2). Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa secara garis besar SIA merupakan sebuah proses mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data terkait dengan akuntansi, keuangan serta pengolahan rutin atas transaksi akuntansi yang digunakan perusahaan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.
SIA memiliki banyak manfaat dan memegang peranan penting bagi perusahaan. Menurut Rama dan Jones (2009:7) manfaat SIA adalah sebagai berikut membuat laporan eksternal, mendukung aktivitas rutin, mendukung pengambilan keputusan, perencanaan dan pengendalian, dan menerapkan pengendalian internal. 2.1.3. Kinerja SIA Bagi suatu perusahaan sangat penting menilai kinerja dari SIA yang dimiliki. SIA yang memiliki kinerja baik diyakini dapat membantu perusahaan dalam kegiatan operasional perusahaan. Kinerja SIA dapat diukur dengan menggunakan dua tolak ukur. Almilia dan Brilliantien (2007) mengukur efektifitas sistem informasi dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Komara (2005) mengukur kinerja Sistem Informasi Akuntansi menggunakan dua hal yaitu kepuasan pengguna dan penggunaan dari sistem tersebut. Berikut adalah kedua tolak ukur tersebut: a. Kepuasan pemakai Kepuasan pemakai sering dihubungkan dengan pekerjaan (kepuasan kerja). Kepuasan menunjukkan seberapa jauh pemakai puas dan percaya pada SIA yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka Ives et al. (1983). Menurut Amrul dan Ahyadi (2005) kepuasan pemakai pada suatu sistem adalah bagaimana cara pemakai memandang informasi secara nyata tetapi tidak pada kualitas sistem secara teknik. Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan pengguna merupakan suatu cara pandang pengguna secara nyata tentang seberapa besar dan seberapa jauh dirinya merasakan kepuasan
dan kepercayaan terhadap SI yang ada dalam memenuhi kebutuhan mereka, akan tetapi cara pandang tersebut tidak pada kualitas sistem secara teknik. Jen (dalam Almilia dan Brilliantien, 2007) mengukur kepuasan pemakai SIA dengan kepastian dalam mengembangkan apa yang mereka perlukan. b. Penggunaan Sistem Informasi Pemakaian sistem dapat diindikasi sebagai pengimplikasian sistem. Sistem Informasi yang banyak digunakan menunjukkan keberhasilan sebuah sistem informasi manajemen. Almilia dan Brilliantien (2007) menunjukkan bahwa sistem informasi yang banyak digunakan menunjukkan keberhasilan sebuah sistem informasi manajemen. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Brilliantien (2007) menunjukkan perbedaaan penentuan keberhasilan komputer tidak berdiri sendiri sehingga pemakaian sistem digunakan untuk melakukan penelitian mengenai sistem informasi. Penggunaan sistem informasi diukur melalui seberapa sering tingkat pemakaian atau penggunaan sistem tersebut. 2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SIA Baik buruknya kinerja SIA suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut penelitian Soegiharto (dalam Almilia dan Brilliantien, 2007), terdapat delapan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja SIA, faktorfaktor tersebut terdiri atas: a. Partisipasi pengguna dalam pengembangan SI Partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem secara luas diyakini dan diakui dapat berpengaruh terhadap kinerja suatu SIA. Partisipasi pengguna
adalah perilaku dan tindakan yang dilakukan melalui suatu target yang telah ditentukan sebelumnya atau sesuai dengan kemampuan pemakai selama proses pendesainan sistem. Partisipasi pengguna dibutuhkan dalam setiap tahapan pengembangan SI, dan tahapan tersebut dimulai dengan tahapan perencanaan, pengembangan hingga tahap implementasi. Dalam tahapan perencanaa SI, partisipasi pengguna dapat dilakukan dalam bentuk memberi masukan pada saat SIA, pada tahapan pengembangan pengguna dapat berpartisipasi dengan memberi masukan bagaimana SI yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan, memenuhi kriteria serta diperlukan tidaknya pengembangan terhadap SIA yang ada, sedangkan pada tahapan implementasi partisipasi pengguna yaitu berupa penggunaan dan penerapan SIA yang ada. Dalam pengembangan SI, jika terdapat partisipasi secara langsung dari pengguna dapat membawa pengaruh yang baik bagi perusahaan. Semakin sering pengguna berpartisipasi dalam pengembangan SI, maka kinerja SIA perusahaan tersebut akan ikut meningkat. Kinerja SIA perusahaan yang meningkat akan memberi suatu kepuasan bagi para penggunanya. b. Kemampuan teknik personal Kemampuan teknik personal sering disebut dengan kapabilitas personal SI. Kemampuan merupakan kapasitas seseorang dalam mengerjakan tugas dan pekerjaannya. Kemampuan yang dimiliki dapat mencegah dan membuat personal atau karyawan agar tidak melakukan kegiatan yang jauh dari kegiatan dari
perusahaan,
sehingga
dapat
meningkatkan
kepuasan
pengguna.
Kemampuan teknik personal dapat dibedakan menjadi dua kriteria, yaitu
kemampuan spesialisasi dan kemampuan generalisasi (Komara, 2005). Kemampuan teknik personal dapat diukur dengan menggunakan rata-rata tingkat pendidikan personal SI dan tingkat pengalaman yang dimiliki personal. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengalaman yang dimiliki personal, maka kemampuan teknik yang dimiliki akan semakin meningkat pula. Secara tidak langsung kemampuan teknik personal yang tinggi juga akan meningkatkan kinerja SIA terkait dengan kepuasan pengguna dan penggunaan sistem. c. Ukuran Organisasi Ukuran organisasi mencerminkan skala perusahaan dan golongan dari perusahaan tersebut. Hal ini dapat diukur berdasarkan jumlah anggota dalam organisasi atau perusahaan tersebut. Ukuran organisasi memiliki peranan penting dan berhubungan positif terhadap keberhasilan SI dilihat dari segi ketersediaan dana dan sumber daya yang memadai. Semakin besar suatu perusahaan, maka dana dan sumber daya yang dimiliki juga semakin banyak dan memadai. Dengan dana dan sumber daya yang memadai memungkinkan perancangan sistem yang ada sesuai dan mengikuti prosedur pengembangan yang memadai. Sistem yang dirancang sesuai dengan prosedur pengembangan yang memadai akan memperkecil tingkat risiko kegagalan sistem atau dapat dikatakan semakin besar ukuran organisasi kinerja SIA yang dimiliki akan ikut meningkat pula. d. Dukungan manajemen puncak
Manajemen puncak bertanggung jawab atas penyediaan pedoman umum bagi kegiatan informasi. Tingkat dukungan manajemen puncak dapat menjadi sesuatu yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan SIA. Manajemen puncak memiliki kekuatan dan pengaruh untuk mensosialisasi pengembangan SIA pada perusahaan agar pemakai ikut berpartisipasi dalam pengembangan sistem dan agar berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem. Dukungan manajemen puncak tidak hanya pada alokasi sumber daya yang diperlukan, namun juga memberi strong signal bagi karyawan bahwa perubahan yang dilakukan merupakan sesuatu hal yang penting. Dukungan manajemen puncak meliputi jaminan pendanaan dan menentukan prioritas pengembangan sistem. e. Formalisasi pengembangan SI Formalisasi merupakan suatu bentuk kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam menjalankan suatu sistem informasi akuntansi. Formalisasi pengembangan sistem informasi merupakan penugasan dalam proses pengembangan sistem yang didokumentasi secara sistematik dan dikonfirmasi dengan dokumen yang ada, dan akan mempengaruhi keberhasilan penerapan sistem informasi. Formalisasi pengembangan dapat digunakan perusahaan sebagai alat untuk memonitor dan mengkonfirmasi apakah sistem yang ada dan berjalan pada perusahaan sudah berjalan dan memiliki kinerja yang baik atau belum dan bahkan membutuhkan perbaikan atau tidak. Proses formalisasi tersebut dapat dilakukan menggunakan dokumen tercatat untuk memamtau SIA yang ada.
f. Program pendidikan dan pelatihan pengguna Pelatihan merupakan suatu hal yang penting untuk memberi latar belakang umum, dan hal tersebut untuk mendekatkan pemakai dengan penggunaan teknologi komputer secara umum, proses dari pengembangan sistem, dan untuk membantu pemakai lebih efektif dengan pengembangan sistem yang lebih spesifik. Selain untuk memberi latar belakang, program pendidikan dan pelatihan ini juga digunakan untuk menambah wawasan serta ilmu pengetahuan kepada pengguna akan SIA yang ada atau yang digunakan, agar pengguna dapat mengoperasikan dan menggunakan SIA yang ada dengan baik. Dengan adanya pelatihan dan pendidikan, pengguna bisa mendapat kemampuan untuk mengidentifikasi persyaratan informasi mereka dan kesungguhan serta keterbatasan SI dan kemampuan ini dapat mengarah pada peningkatan kinerja SIA. g. Komite pengendali SI Komite pengendali SI sering disebut sebagai dewan pengarah SI. Komite pengendali ini mempunyai bebrapa fungsi dan peranan penting bagi perusahaan, fungsi dan peranan penting tersebut antara lain adalah menetapkan arah bagi kegiatan-kegiatan SI, menstrukturisasi departemen SI dan menetapkan anggota dari staf personil SI. Komite pengendali adalah komite pengarah eksekutif yang bertugas memberikan pedoman atau arahan kepada eksekutif dalam pengembangan sistem informasi. Dengan adanya komite pengendali atau komite pengarah eksekutif diharapkan pengembangan terhadap suatu SIA dapat lebih meningkat sehingga dapat berpengaruh terhadap kinerja
SIA. Hal ini didukung dengan pendapat beberapa penelitian dan dalam penelitiannya tersebut dinyatakan bahwa komite pengendali berpengaruh terhadap kinerja SIA pada suatu perusahaan. Dengan adanya dewan komite pengendali tersebut perusahaan dapat mengetahui apakah kegiatan-kegiatan terkait dengan SI/SIA sudah berjalan sesuai dengan strukturisasi atau tidak serta mengevaluasi apakah staf dan personil yang ada telah menjalankan SI/ SIA dengan tepat dan benar. h. Lokasi departemen SI Lokasi departemen SI adalah lokasi unit SI dalam perusahaan (Komara, 2005). Lokasi departemen SI pada perusahaan dapat berdiri sendiri atau terpisah dengan divisi-divisi lainnya dan berdiri menjadi satu bagian dengan divisidivisi yang lainnya. Departemen SI yang berdiri sendiri akan memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pemakai dalam mengoperasikan sistem informasi pada perusahaan serta dapat memberikan kepuasan bagi pihak pemakai yang dalam menggunakan sistem informasi yang diterapkan. Selain itu jika departemen SI pada perusahaan berdiri sendiri, maka departemen tersebut akan dapat lebih fokus menjalankan tugasnya dan dapat lebih menjaga hal-hal yang tidak boleh diketahui orang lain atau bersifat rahasia dengan kata lain untuk menjaga kerahasian terkait dengan SI yang ada. 2.1.5 Pengembangan hipotesis Dalam penelitian ini variabel independen yang akan diteliti adalah dua faktor yang dapat berpengaruh terhadap kinerja SIA. Faktor-faktor tersebut adalah keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem informasi dan dukungan
manajemen puncak. Berikut adalah pengembangan hipotesis yang didapat terkait dengan pengaruh faktor tersebut terhadap kinerja SIA: 1.
Pengaruh partisipasi Pengguna dalam pengembangan SIA terhadap Kinerja SIA Partisipasi pengguna dalam pengembangan sistem merupakan suatu hal yang penting dalam tahap perencanaan, pengembangan, dan implementasi sistem. Partisipasi pengguna adalah perilaku dan tindakan yang dilakukan melalui suatu target yang telah ditentukan sebelumnya atau sesuai dengan kemampuan pemakai selama proses pendesainan sistem (Amrul dan Syar’ie, 2005). Partisipasi pengguna secara langsung dalam pengembangan SI akan membawa pengaruh yang positif bagi perusahaan. Melalui partisipasi pengguna dapat mengetahui apa yang dibutuhkan dan yang diinginkan mereka. Semakin sering tingkat partisipasi pengguna dalam pengembangan SIA, maka kinerja SIA perusahaan tersebut akan ikut meningkat. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang didapat dari penelitian Jen (2002) dan Komara (2005) yang menemukan bahwa keterlibatan pemakai mempunyai pengaruh terhadap kinerja SIA, semakin besar partisipasi pengguna maka kinerja dari SIA akan semakin meningkat. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan adalah: H1: Partisipasi pengguna dalam proses pengembangan Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh positif terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. 2. Pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap Kinerja SIA
Dukungan
manajemen
puncak
yang
memadai
dalam
proses
pengembangan sistem informasi, perencanaan, dan pengoperasian sistem informasi dalam suatu perusahaan akan dapat meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada sehingga akan muncul suatu kepuasan pemakai dalam menggunakan sistem informasi tersebut dan pengguna akan bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan dalam pencapaian tujuan dan misinya. Manajemen puncak merupakan pihak-pihak yang menginginkan suatu effort dan feedback atas adanya sistem informasi akuntansi. Untuk itu indikator penilaian yang digunakan adalah kepuasan pemakai, dengan tercapainya kepuasan maka manajemen puncak telah mencapai suatu sasaran kinerja SIA. Komara (2005) menunjukkan bahwa dukungan manajemen puncak mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja SIA melalui berbagai macam kegiatan. Komara (2005) juga menyatakan bahwa tingkat dukungan yang diberikan manajemen puncak bagi sistem informasi organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi. Hipotesis yang didapat dari uraian di atas adalah: H2:Dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan pengoperasian Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh positif terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
2.2.Rerangka Pemikiran
Perusahaan Perbankan Pemerintah di Sidoarjo
Sistem Informasi Akuntansi
Keunggulan Sistem Informasi Akuntansi
Sistem
Sofware
Sistem Informasi
Kinerja Sistem Informasi
Dukungan Manajemen Puncak
Partisipasi Pengguna
Gambar 2 Rerangka Pemikiran