23
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1
Tinjauan Teoritis
2.1.1. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Menurut UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pengertian pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan resiko rugi atau laba. Pasar modal juga merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi (Jogiyanto, 2000). Sedangkan menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Pasar modal dalam arti sempit adalah tempat dimana efek-efek yang diperdagangkan tersusun secara sistematis dan terorganisasi. Menurut Kamaruddin (2004:18) ada tiga definisi pasar modal: a. Definisi dalam arti luas Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan, serta surat-surat berharga/klaim, jangka panjang, dan jangka pendek, primer dan tidak langsung. 7
24
b. Definisi dalam arti menengah Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun) termasuk saham-saham, obligasi, pinjaman berjangka hipotek dan tabungan serta deposito berjangka. c. Definisi dalam arti luas Pasar modal adalah tempat pasar terorganisasi yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi dan memakai jasa makelar, komisioner dan para underwriter. 2. Sifat Pasar Modal (Jogiyanto, 2000) a. Likuid Jika penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat. b. Efisisen Jika harga dari surat-surat berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat. Atau harga dari surat berharga mencerminkan penilaian dari investor terhadap prospek laba perusahaan di masa mendatang serta kualitas dari manajemennya. 3. Tujuan Pasar Modal a. Untuk Perluasan Usaha Untuk mengadakan perluasan usaha (ekspansi) selain ditunjang oleh manajemen yang professional juga diperlukan modal, baik untuk investasi pada aktiva tetap maupun untuk modal kerja. Apabila dalam mengadakan
25
ekspansi tersebut membutuhkan dana yang besar, maka perusahaan dapat memanfaatkan pasar modal yaitu dengan menerbitkan saham baru atau obligasi. b. Untuk Memperbaiki Struktur Modal Modal perusahaan terdiri dari modal sendiri (equity) dan pinjaman (kredit). Penggunaan hutang dalam perusahaan menanggung risiko financial yaitu pembayaran beban tetap yang berupa bunga. Untuk mengatasinya perusahaan dapat memanfaatkan pasar modal dengan menerbitkan saham baru. Dana yang berasal dari penjualan saham tersebut digunakan untuk membayar hutang. Tindakan yang demikian disebut restrukturisasi modal, yaitu dengan merubah komposisi modal dimana bagian modal saham menjadi besar sedangkan bagian modal pinjaman menjadi kecil. c. Untuk Melaksanakan Penggalihan Pemegang Saham Perusahaan yang sudah go public adalah perusahaan yang secara hukum dan nyata sudah beroperasi (melakukan kegiatan usaha) dimana pemilik perusahaannya adalah para pemegang saham yang dimiliki oleh masyarakat umum. 4. Peranan Pasar Modal Ada tiga aspek mendasar yang ingin dicapai pasar modal Indonesia, yaitu: a. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam kepemilikan saham-saham perusahaan,
26
b. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemilikan saham, c. Menggairahkan
masyarakat
dalam
menggerahkan
dan
menghimpun dana untuk digunakan secara produktif. Peranan penting pasar modal pada dasarnya mempunyai kesamaan antara suatu negara dengan negara lain. Pasar modal hampir ada di seluruh negara kecuali negara yang perekonomiannya sosialis atau tertutup, dengan tujuan menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Sementara itu menurut Husnan (2004:4) mengemukakan bahwa keberadaan pasar modal mempunyai beberapa daya tarik dari para investor, antara lain sebagai berikut: 1) Pasar modal akan bisa menjadi alternatif penghimpun dana selain sistem
perbankan.
Pasar
modal
memungkinkan
perusahaan
menerbitkan sekuritas yang berupa surat tanda hutang (obligasi) ataupun surat tanda kepemilikan (saham), 2) Pasar
modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai
pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi resiko mereka. Dengan adanya pasar modal, para pemodal memungkinkan untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio (atau gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan resiko yang mereka tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan.
27
2.1.2 Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan. Definisi Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (IAI,2012). Menurut Munawir (2001) Laporan keuangan adalah dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil keputusan. PSAK No.1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah: a.
Memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan , dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b.
Laporan keuangan juga dapat digunakan untuk menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (IAI,2012).
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: 1) Aset; 2) Liabilitas; 3) Ekuitas; 4) Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; 5) Konstribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan
28
6) Arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. 2.1.3 Laba Akuntansi Laba akuntansi biasanya disebut Earnings adalah laba bersih sebelum akun-akun luar biasa (extraordinary accounts) selama satu tahun buku sebagaimana tercantum dalam laporan laba rugi. Menurut akuntansi, yang dimaksudkan dengan laba akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan pada biaya- biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu. Berdasarkan konsep akuntansi keuangan SFAC No. 1 FASB 1978 bahwa informasi mengenai laba dan komponen-komponennya memiliki fokus utama dari laporan keuangan dimana diukur oleh pertambahan perhitungan akuntansi umum yang memungkinkan indikasi yang lebih baik dari pelaksanaan usaha dagang dibandingkan informasi tentang tanda terima peredaran uang dan pembayaran. Tanpa memperhatikan masalah-masalah yang muncul atas keunggulan dan kelemahan laba akuntansi, informasi laba sebenarnya dapat digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan. Tujuan pelaporan laba adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan untuk ( Ghozali dan Ani, 2007) : a.
Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam
29
perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return on invested capital). b.
Sebagai pengukur prestasi manajemen.
c.
Sebagai dasar penentu besarnya pengenaan pajak.
d.
Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara.
e.
Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus.
f.
Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
g.
Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran.
h.
Sebagai dasar pembagian dividen.
2.1.4 Tingkat Suku Bunga Pengertian dari suku bunga adalah harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu atau harga dari penggunaan uang yang dipergunakan pada saat ini dan akan dikembalikan
pada saat mendatang
(Herman, 2003). Pengertian dasar dari teori singkat suku bunga yaitu harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Tingkat suku bunga atau interest rate merupakan rasio pengembalian sejumlah investasi sebagai bentuk imbalan yang diberikan kepada investor. Tingkat suku bunga merupakan salah satu variabel ekonomi yang sering dipantau oleh para pelaku ekonomi karena dipandang memiliki dampak langsung terhadap kondisi perekonomian. Tingkat suku bunga tersebut dapat menjadi salah satu pedoman investor dalam pengambilan keputusan investasi pada pasar modal. Dengan membandingkan tingkat keuntungan dan resiko pada pasar modal dengan tingkat suku bunga yang ditawarkan sektor keuangan, investor dapat
30
memutuskan bentuk investasi yang mampu menghasilkan keuntungan yang optimal. Menurut Darmawi (2006:188) tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator
moneter
yang
mempunyai
dampak
dalam
berbagai
kegiatan
perekonomian sebagai berikut: a.
Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan melakukan investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi.
b.
Tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi pengambilan keputusan pemilik modal.
c.
Tingkat suku bunga akan mempengaruhi kelangsungan usaha pihak bank dan lembaga keuangan lainnya,
d.
Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi volume uang beredar Dampak-dampak inilah yang mengakibatkan turunnya harga saham karena
kenaikan suku bunga pinjaman, begitupun sebaliknya dengan penurunan suku bunga pinjaman maka harga saham akan meningkat. Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan tiga cara: 1) Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi kondisi perusahaan, kondisi bisnis secara umum dan tingkat profitabilitas perusahaan yang tentunya akan mempengaruhi harga saham di pasar modal. 2) Perubahan suku bunga juga akan mempengaruhi hubungan perolehan dari obligasi dan perolehan dividen saham. Oleh karena itu daya tarik yang relatif kuat antara saham dan obligasi. 3) Perubahan suku bunga juga akan mempengaruhi psikologis para investor
31
mengenai investasi kekeyaaan sehingga mempengaruhi harga saham Dengan demikian tingkat suku bunga diisyaratkan para investor sebagai salah satu variabel penting dalam keputusan berinvestasi. Oleh Karena tingkat suku bunga secara tidak langsung juga mempengaruhi return. Dalam penelitian ini tingkat suku bunga BI Rate yang digunakan adalah dalam peiode tahunan. 2.1.5 Saham 1. Pengertian Saham Saham adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan. Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan atau menjelaskan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik (berapapun porsinya dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas saham) perusahaan tersebut sesuai dengan porsi kepemilikannya yang tertera pada saham. Berikut ini merupakan beberapa definisi saham yang dikemukakan oleh para ahli: a. Menurut Husnan (2001:285): Saham didefinisikan sebagai bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). b. Menurut Tandelilin (2006): Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham c. Menurut sunariyah (2004:28): Saham adalah penyertaan modal yang pemilikan suatu perseroan terbatas atau yang biasa disebut emiten. hal yang sama juga dikatakan Sugiyarso dan Winarni
32
d. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:32): Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. 2. Jenis-Jenis Saham Saham dibedakan menjadi tiga yaitu: a. Saham biasa (Common Stock) Saham biasa (Common Stock) merupakan salah satu jenis efek yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal. Saham ini tidak dijamin akan menerima dividen atau pembagian aktiva bila perusahaan likuidasi. Namun pada umumnya pemegang saham biasa dapat mengendalikan manajemen perusahaan dan memperoleh laba yang lebih besar jika perusahaan tersebut sukses. b. Saham prefern (Preferred Stock) Saham preferen (Preferred Stock) merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa. Biasanya saham preferen memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian deviden kepada pemegangnya. c. Saham treasuri (Treasury Stock). Saham treasuri (Treasury Stock) adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri.
33
3. Return Saham Return saham merupakan keuntungan yang diharapkan dari suatu saham yang berupa dividen yang diterima dari kenaikkan harga saham (Capital Gain). Investor bersedia melakukan investasi apabila objek investasi tersebut mampu menghasilkan keuntungan. Dengan asumsi bahwa investor tidak suka dengan risiko, semakin tinggi tingkat risiko, semakin tinggi pula return saham yang dituntut investor. Menurut Jogiyanto (2010:205), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa: a. Return realisasi (realized return) Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi menggunakan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasi atau return historis
ini
juga berguna sebagai dasar
penentuan return ekspektasi (expected return) dan resiko di masa mendatang. b. Return ekspektasi (expected return). Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Return realisasi diukur dengan menggunakan return total (total return),
relatif
return (return relative), kumulatif return (return
34
cumulative), dan return disesuaikan (adjusted return). Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu dari capital gain (loss) dan yield (Hardiningsih et.al,2002). Capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang) yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor, sedangkan Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Jika investor membeli saham, yield ditunjukkan oleh besarnya deviden yang investor peroleh. Return saham yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif
diperdagangkan.
Return
dari
investasi
penting
b agi
investor. Penilaian return adalah satu-satunya cara rasional (sesudah
memperhatikan
risiko)
bagi
investor
untuk
membandingkan investasi alternatif yang berbeda dalam hal yang dijanjikan. Menurut Jogiyanto (2000), perhitungan total return saham menggunakan rumus sebagai berikut : Rt = capital gain (loss) + yield Rt = Pt – Pt-1 + Dt Pt-1
35
Rt Pt Pt-1 Dt 2.1.6
= = = =
Return Saham pada periode ke t Harga Saham pada periode ke t Harga Saham sebelum periode ke t (t -1) Deviden pada periode ke t
Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang berhubungan dengan laba akuntansi, tingkat suku bunga dan return saham yang telah dilakukan sebelumnya, antara lain:
1. Paramithasari (2009) meneliti Pengaruh tingkat inflasi, Suku Bunga SBI dan Kurs Rupiah terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Dalam pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Maka hasil penelitian memperoleh 58 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang tidak signifikan dari variabel inflasi, pengaruh negatif yang tidak signifikan dari variabel tingkat suku bunga SBI, dan pengaruh positif yang tidak signifikan dari variabel kurs rupiah terhadap return saham perusahaan Manufaktur. Hasil ini menunjukkan bahwa rendahnya suku bunga deposito tidak akan mempengaruhi minat investor dalam berinvestasi di pasar modal. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Paramithasari adalah penggunaan variabel independen yaitu tingkat suku bunga dan penggunaan variabel dependen yaitu return saham. Perbedaannya adalah periode penelitian
yaitu
2010-2012,
sedangkan
penelitian
Paramithasari
36
menggunakan periode 2005-2007. Dan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam index LQ 45, sedangkan Paramithasari menggunakan objek penelitian Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 2. Amin (2012) meneliti pengaruh tingkat inflasi, suku bunga SBI, nilai kurs dollar (USD/IDR), dan indeks dow jones (DJIA) terhadap pergerakan indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) (periode 2008-2011). Dalam pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Pengujian terhadap variabel suku bunga SBI menghasilkan t hitung > t tabel (7,227 > 2.018) dan signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 (0,000 < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat suku bunga SBI berpengaruh positif Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Amin adalah penggunaan variabel independen yaitu tingkat suku bunga dan penggunaan variabel dependen yaitu return saham. Perbedaannya adalah periode penelitian yaitu 2010-2012, sedangkan penelitian Amin menggunakan periode 20082011. 3. Yunina et al. (2013) meneliti pengaruh risiko sistematik, leverage dan laba terhadap return saham pada perusahaan aneka industri di Indonesia. Hasil penelitian Yunina menyatakan bahwa Laba memiliki nilai koefisien sebesar 0,001. Hasil ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan laba sebesar 1 satuan, maka akan menaikkan return saham yang diterima oleh setiap
37
investor sebesar 0,001 atau dapat diartikan bahwa laba berpengaruh positif terhadap return saham. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Yunina et al adalah penggunaan variabel independen yaitu tingkat suku bunga
dan
penggunaan
variabel
dependen
yaitu
return
saham.
Perbedaannya adalah periode penelitian yaitu 2010-2012, sedangkan penelitian Yunina et al menggunakan periode 2007-2011. Dan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam index LQ 45, sedangkan Yunina et al menggunakan objek penelitian Perusahaan aneka industri di Indonesia. 4. Trisnawati (2009) meneliti pengaruh economic value added, arus kas operasi, residual income, earnings, operating leverage dan market value added terhadap return saham. Dalam pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu berdasarkan kriteriakriteria yang telah ditentukan. Maka hasil penelitian memperoleh 23 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2005. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa earnings tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Return saham. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Trisnawati adalah penggunaan variabel independen yaitu tingkat suku bunga dan penggunaan variabel dependen yaitu return saham. Perbedaannya adalah periode penelitian yaitu 20102012, sedangkan penelitian Trisnawati menggunakan periode 2003-2005. Dan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang
38
termasuk dalam index LQ 45, sedangkan Trisnawati menggunakan objek penelitian Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
39
2.2
Rerangka Pemikiran BEI
Perusahaan LQ 45 Variabel Independen:
Variabel Dependen:
1. Laba Akuntansi 2. Tingkat Suku Bunga
1. Return Saham
Model Regresi: Y = α + β1X1 + β2X2 + e
Asumsi Klasik
Analisis Model Regresi
Interpretasi Gambar 1 Model Rerangka Pemikiran Penelitian
40
Penjelasan Rerangka Pemikiran : Data perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) yang dijadikan sampel penelitian ini. Laba akuntansi dan tingkat suku bunga, dijadikan sebagai variabel independen (variabel tidak terikat) yaitu variabel X1 dan X2. Dimana tingkat keuntungan saham diukur dengan besar return saham menggunakan rumus : Rt = Pt – Pt-1 + Dt/ Pt-1, inilah yang dijadikan variabel dependen (variabel terikat) yaitu Y. Dengan model regresi : Y = α + β1X1 + β2X2+e dan kemudian diuji dengan uji asumsi klasik dan uji regresi untuk mendapatkan kesimpulan penelitian. 2.3
Perumusan Hipotesis Berdasarkan uraian pada rerangka pemikiran di atas dan untuk menjawab
identifikasi masalah, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis: H1: Laba akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap Return saham. H2: Tingkat suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap Return saham.