BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pemasaran Terdapat
beberapa
pengertian
dari
pemasaran,
diantaranya
yang
dikemukakan oleh Philip Kotler(2000:8)adalah:“Individual and abtain what they heed and want through creasing, offering ang freely exchanging product and service social of value with others”. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya terdapat individu dan kelompok yang mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. 1. Definisi Pemasaran Menurut Nitisemito (2002:12) pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan pemasaran yang efektif. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:6) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Stanton (2008:34) mengemukakan pengertian pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk yang dapat memuaskan keinginan
dalam mencapai tujuan perusahaan.Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu sistem dan kegiatan yang bertujuan untuk memuaskan keinginan konsumen dan mencapai tujuan dari perusahaan. 2. Proses Pemasaran Setiap kegiatan pasti membutuhkan proses agar mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Proses pemasaran merupakan kegiatan kegiatan pemasaran dari awal hingga ahkir sampai memperoleh tujuan. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:6) proses pemasaran dibagi menjadi 5 antara lain: a. Memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan b. Merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan c. Membangun program pemasaran terintegrasi yang memberikan nilai yang unggul d. Membangun hubungan yang menguntungkan dan menciptakan kepuasaan pelanggan e. Menangkap kembali nilai dari pelanggan untuk menciptkan keuntungan dan ekuitas pelanggan 2.1.2 Pemasaran Jasa Menurut Payne (2000:27) pemasaran jasa merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan demikian manajemen pemasaran jasa merupakan proses penyelarasan sumber-sumber sebuah organisasi terhadap kebutuhan pasar. Pemasaran memberi perhatian pada hubungan timbal
balik yang dinamis antara produk dan jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan pelanggan serta kegiatan-kegiatan para pesaing. 1. Pengertian Jasa Menurut Kotler (2000:428), seorang ahli pemasaran mengemukakan pengertian jasa (service) seperti diuraikan dalam definisi berikut. “A service is any act or performance that one party can offer to another tahat is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. Its production may or may not be tied to a physical product” Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan. Produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu fisik. Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:3) mengemukakan definisi jasa sebagai berikut.“Include all economic activities whose output is not a physical product or construction, is generally consumed at the time it is producted, and provides added value in forms (such as convenience, amusement, timelines, comfort or health) tahat are essentially intangible concerns of its first purchaser” Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya. 1. Karakteristik Jasa
Sifat-sifat khusus jasa yang menyatakan diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan terjadinya perpindahan kepemilikan. Menurut Kotler (2000:429), jasa memiliki empat ciri utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu sebagai berikut : 1. Tidak berwujud. Hal ini menyebabkan konsumen tidak dapat melihat, mencium, meraba, mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka membelinya. Beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan
untuk
meningkatkan kepercayaan calon konsumen, yaitu sebagai berikut : a.
Meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud menjadi berwujud
b.
Menekankan pada manfaat yang diperoleh
c.
Menciptakan suatu nama merek (brand name) bagi jasa
d.
Memakai nama orang terkenal untuk meningkatkan kepercayaan
konsumen 2. Tidak terpisahkan (inseparability). Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu perusahaan jasa yang menghasilkannya. Jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Jika konsumen membeli suatu jasa maka konsumen akan berhadapan langsung dengan sumber penyedia jasa tersebut, sehingga penjualan lebih diutamakan untuk penjualan langsung dengan skala operasi terbatas. 3. Bervariasi (Variability). Jasa yang diberikan sering berubah-ubah tergantung dari siapa yang menyajikannya, kapan dan dimana penyajian jasa tersebut dilakukan. Menurut Fandy Tjiptono (2000:17-18) untuk mengatasi sulitnya
menjaga kualitas jasa berdasarkan suatu standar adalah perusahaan dapat menggunakan tiga pendekatan dalam pengendalian kualitasnya, yaitu sebagai berikut : a. Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang baik b. Melakukan standarisasi proses produksi jasa c. Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan sehingga pelayanan yang kurang baik dapat diketahui dan diperbaiki. 4.
Mudah musnah (Perishability). Jasa tidak dapat disimpan atau mudah musnah sehingga tidak dapat dijual pada masa yang akan datang. Keadaan mudah musnah ini bukanlah suatu masalah jika permintaannya stabil, karena mudah untuk melakukan persiapan pelayanan sebelumnya. Untuk itu perlu dilakukanperencanaan produk, penetapan harga, serta program promosi yang tepat untuk mengatasi ketidaksesuaian antara permintaan dan penawaran jasa.
2.1.3 Bauran Pemasaran Jasa Jasa merupakan aktivitas atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepihak lainnya dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan. Jasa tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, berubah-ubah dan tidak tahan lama. Setiap karakteristik mempunyai masalah dan memerlukan strategi. Pada pemasaran jasa, pendekatan strategis diarahkan pada kemampuan pemasar menemukan cara untuk mewujudkan yang tidak berwujud, meningkatkan produktivitas penyedia yang tidak terpisahkan dari produk itu, membuat standar
kualitas sehubungan dengan adanya variabilitas, dan mempengaruhi gerakan permintaan dan pemasok kapasitas mengingat jasa tidak tahan lama. Definisi bauran pemasaran (marketing mix) menurut Philip Kotler (2000:15) sebagai berikut. “Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objective in the target market”. Bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran (marketing mix) yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Zeithaml and Bitner (2001:18) mengemukakan definisi bauran pemasaran sebagai berikut : ”Marketing mix defined as the elemens an organizations controls that can be used to satisfy or communicate with customer. These elements appear as core decisions variables in any marketing text or marketing plan” Konsep bauran pemasaran tradisinal menurut Zeithaml dan Bitner terdiri dari 4P, yaitu produk (product), harga (price), tempat/lokasi (place), dan promosi (promotion). Sementara itu, untuk pemasaran jasa perlu bauran pemasaran yang diperluas dengan penambahan unsur non-traditional marketing mix, yaitu orang (people), Fasilitas fisik (physical evidence), dan proses (process), sehingga menjadi 7P. Masing-masing dari tujuh unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan tergantung satu sama lainnya dan mempunyai suatu bauran yang optimal sesuai dengan karakteristik segmennya (Zeithaml,2000:18-21).
Penambahan unsur bauran pemasaran jasa dilakukan antara lain karena jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk, yaitu tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, beraneka ragam dan mudah lenyap. Seperti yang dikemukakan oleh Ziethaml dan Bitner (2000:19) bauran pemasaran jasa terdiri dari 7P yaitu: product, price, place, promotion, people, physical evidence, dan process. Unsurunsur
bauran
pemasaran
jasa
(7P)
dapat
digambarkan
sebagai,berikut
: PRODUCT Physical Good Features Quality Level Packaging, Warranties Product Line Branding
PLACE Channel Type Exposure Intermediaries Outlet Location Ttransportation Storage Managing Channels PEOPLE Employees Recruiting, Training, Motivation, Rewards, Teamwork Customers Education Training
PROMOTION Promotion Blend Sales People Number Selection Training, Incentives Advertising Target, Media Types
PRICE Flexibility Price level Terms Differentiation Discount Allowances
PHYSICAL EVIDENCE Facility Design Equipment Signage Employes dress Other Tangible Reports
PROCESS Flow of Activities Standardized Customized Number of Steps Simple Compleks Customer Invoiment Sumber : Valerie Zeithaml dan Mary Jo Bitner (2000:19) Service Marketing
Gambar 1 Bauran Pemasaran Jasa Untuk menjangkau pasar sasaran yang telah ditetapkan, maka setiap perusahaan perlu mengelola kegiatan pemasarannya dengan baik. Oleh karena itu
perusahaan harus dapat mengkombinasikan unsur-unsur bauran pemasaran dalam proporsi yang tepat sehingga pemasarannya sesuai dengan lingkungan perusahaan, dapat memuaskan pasar sasaran dan tetap sejalan dengan sasaran perusahaan dalam bidang pemasaran secara keseluruhan. 1.Produk Jasa (The Service Product) Produk jasa menurut Kotler (2000:428) merupakan “segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yangbersangkutan”. Produk yang ditawarkan meliputi barang fisik, jasa, orang atau pribadi, tempat, organisasi, dan ide. Jadi produk dapat berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan. Produk jasa merupakan suatu kinerja penampilan yang tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Sesungguhnya pelanggan tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dan nilai dari sesuatu yang ditawarkan. ’apa yang ditawarkan’ menunjukan sejumlah manfaat yang dapat pelanggan dapatkan dari pembeli suatu barang atau jasa. 2.Harga (Price) Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa karena harga menentukan pendapatan dari suatu usaha/bisnis. Strategi penentuan tarif dalam perusahaan jasa dapat menggunakan penentuan tarif premium pada saat permintaan tinggi dan tarif diskon pada saat permintaan menurun.
Prinsip-prinsip penetapan harga tersebut dapat digunakan secara bersamaan, baik untuk barang maupun jasa. Selanjutnya Zeithaml dan Bitner (2000:437), menjelaskan tiga dasar penetapan harga yang biasa digunakan dalam menentukan harga, yaitu penetapan harga berdasarkan biaya, penetapan harga berdasarkan persaingan, dan penetapan harga berdasarkan permintaan. 3.Tempat / Lokasi Pelayanan (Place / Service Location) Untuk produk industri manufaktur place diartikan sebagai saluran distribusi (zero Channel, two level channels, dan multilevel channels), sedangkan untuk produk industri jasa, place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. Lokasi pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang dituju merupakan keputusan kunci. Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana itu akan berlangsung. Tempat juga penting sebagai lingkungan dimana dan bagaimana jasa akan diserahkan, sebagai bagian dari nilai dan manfaat dari jasa. 4. Promosi (Promotion) Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarkannya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Pada hakikatnya menurut Buchori Alma (2004:179) pengertian promosi adalah : “Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau
membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan”. 5.
Orang (People) Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:19) ”Orang adalah semua pelaku yang
memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli”. Elemen-elemen dari orang (people) adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan karyawan dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (service encounter).Semua karyawan yang berhubungan dengan konsumen dapat disebut sebagai tenaga penjual. Dengan kata lain, dalam pengertian yang lebih luas, pemasaran merupakan pekerjaan semua personel organisasi jasa. Oleh karena itu penting kiranya semua perilaku karyawan jasa harus diorientasikan kepada konsumen. People dalam jasa ini adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam menjalankan segala aktivitas perusahaan, dan merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi semua organisasi. Perilaku orang-orang yang terlibat langsung ini sangat penting dalam mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan. 6.Proses (Process) Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:20) ”Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaaikan jasa. Elemen proses ini mempunyai arti suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumennya. Untuk perusahaan jasa, kerja sama antara pemasaran dan operasional sangat penting dalam elemen proses ini, terutama dalam melayani segala kebutuhan dan keinginan kosumen. Jika dilihat dari sudut pandang konsumen, maka kualitas jasa dapat dilihat dari bagaimana jasa menghasilkan fungsinya. 7. Bukti Fisik (Physical evidence) Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:20) Bukti fisik adalah suatu hal yang secara nyata turut memengaruhi keputusan penumpang untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan jasa dimana layanan diciptakan dan di mana penyedia jasa dan pelanggan berinteraksi, ditambah unsur-unsur berwujud yang ada yang dipakai untuk berkomunikasi atau mendukung peran jasa. Dalam bisnis jasa, pemasar harus berusaha mengimbangi dimensi ketidakterwujudannya dengan menyediakan petunjuk-petunjuk
fisik
untuk
menguatkan
positioning
dan
citra
dan
mengembangkan product surround. Bukti fisik dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : 1. Bukti Fisik Esensial, mewakili keputusan kunci yang dibuat oleh penyedia jasa mengenai desain dan layout bangunan. 2. Bukti Fisik Peripheral, memiliki nilai bila berdiri sendiri. 2.1.4Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2012:173),perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli,
menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka). 1. Keputusan PembelianMenurut Kotler (2002) keputusan pembelian adalah sebuah proses pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri dari pengenalan masalah, mencari informasi, beberapa penilaian alternatif, membuat keputusan membeli dan perilaku setelah membeli yang dilalui penumpang.2. Indikator Keputusan PembelianMenurut Kotler (2009;235) ada empat indikator keputusan pembelian, yaitu : 1. Pengenalan masalah. 2. Mencari informasi. 3. Beberapa pengevaluasian alternatif. 4. Keputusan membeli. 2.1.5 Penelitian Terdahulu Ada beberapa Konsep-konsep yang terdapat pada penelitian mengenai pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian ini bersumber dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Tabel 1 Penelitian Terdahulu No
Nama Peneliti Terdahulu
Tahun
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
1
Rangsan Nochai dan Titida Nochai
2014
Dampak Bauran Pemasaran Jasa pada penumpang Thailand keputusan memilih penerbangan domestic berbiaya murah di thailand
Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik biner. hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor bauran pemasaran jasa mempengaruhi penumpang Thai memilih keputusan terhadap biaya domestik maskapai rendah seperti reputasi maskapai, harga tiket yang lebih murah / tarif, tidak ada biaya tambahan , kampanye promosi yang menarik, iklan dan hubungan masyarakat
2
David Mc. A Baker
2013
Pengaruh Kualitas Layanan dan Kepuasan Pelanggan dalam perbandingan penerbangan berbiaya murah modern dan penerbangantradisional
3
Hartono Subagio dan Robin saputra
2012
Pengaruh perceived service quality, perceived value, satisfaction dan image Terhadap Customer Loyalty (Studi Kasus Garuda Indonesia)
Penelitian ini menggunakan ms excel 2010 dalam pengolahaan datanya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa maskapai tradisional memiliki tingkat yang lebih tinggi dari kualitas layanan, menggunakan empat satuan pengukuran. Dalam penelitian ini , selama periode lima tahun 2007-2011 , kualitas layanan maskapai biaya rendah umumnya ditemukan lebih tinggi daripada maskapai warisan tradisional . Implikasi yang berkaitan dengan biaya operasional , pangsa pasar , infrastruktur dan layanan pelanggan yang jelas. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah varibel bebasnya memiliki pengaruh terhadap customer loyalty penumpang Garuda
Sumber : Studi Kepustakaan
2.2 Rerangka Pemikiran Dari beberapa teori yang telah dijelaskan dan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Peneliti dapat membuat gambaran tentang hubungan – hubungan variabel yang akan diuji. Secara umum gambaran rerangka pemikiran pada penelitian ini dapat dijelaskan bahwa variabel bauran pemasaran produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan physical evidence memiliki hubungan yang signifikan terhadap keputusan pembelian.
Produk-> a.Reputasi b. Kenyamanan c. ketersediaan jadwal d. ketersediaan rute Harga-> A.harga dirasa pas B. harga tiket murah C. informasi harga yang jelas D. tanpa ada biaya tambahan Promosi-> A. kampanye penjulan atraktif B. iklan dan hubungan publik C.website dalam menjelaskan informasi D. call center Tempat-> A. ketersediaan chanel distribusi B.kemudahan pembayaran C.kemudahan reservasi via online D.metode pembayaran Orang-> A. Keramahan kru kabin B. Keramahan pegawai C. Tampilan kru pesawat D. profesionalisme pilot
Keputusan Pembelian A.pemilihan berdasar kebutuhan B. saran atau masukan C.melakukan perbandingan D. perilaku pasca pembelian
Proses-> A. Kecepatan check-in B. Ketepatan waktu C. Kecepatan pengeluaran bagasi D. Kemudahan boarding Bukti Fisik-> A.Maskapai modern B. Keindahan interior dan eksterior C. Kebersihan kabin D. Kebersihan toilet E. Busana staff
Sumber: penelitian terdahulu yang diolah
Gambar 2
Rerangkakonseptual
2.3 Perumusan Hipotesis
Dari penjelasan rerangka pemikiran diatas maka peneliti dapat membuat hipotesis. Pengertian dari hipotesis adalah jawaban sementara pada rumusan masalah. Dari teori-teori yang ada serta penelitian terdahulu maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut: H1
: Terdapat pengaruh signifikan positif produk terhadap keputusan pembelian tiket penerbangan Citilink
H2
: Terdapat pengaruh signifikan positif promosi terhadap keputusan pembelian tiket penerbangan Citilink
H3
: Terdapat pengaruh signifikan positif harga terhadap keputusan pembelian tiket penerbangan Citilink
H4
: Terdapat pengaruh signifikan positif tempat terhadap keputusan pembelian tiket penerbangan Citilink
H5
: Terdapat pengaruh signifikan positif orang terhadap keputusan pembelian tiket penerbangan Citilink
H6
: Terdapat pengaruh signifikan positif proses terhadap keputusan pembelian tiket penerbangan Citilink
H7
: Terdapat pengaruh signifikan positif bukti fisik terhadap keputusan pembelian tiket penerbangan Citilink