BAB 2 REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI
2.1. Profil Kabupaten Bangli Secara administrasi Kabupaten Bangli, terbagi menjadi 4 wilayah kecamatan dan 72 desa/kelurahan yaitu : Kecamatan Susut (9 Desa), Kecamatan Bangli (4 Kelurahan dan 5 Desa), Kecamatan Tembuku (6 Desa) dan Kecamatan Kintamani (48 Desa). Luas wilayah Kabupaten Bangli adalah 52.081 Ha atau 9,24% dari luas wilayah Provinsi Bali (563.666 Ha). Ibukota Kabupaten Bangli adalah Kawasan Perkotaan Bangli, meliputi Kelurahan Kubu, Kelurahan Cempaga, Kelurahan Kawan dan Kelurahan Bebalang. 2.1.1. Kependudukan Berdasarkan data jumlah penduduk, oleh Kantor Catatan Sipil Kabupaten Bangli tahun 2013 jumlah penduduk di kabupaten bangli tercatat 281.659 jiwa. Dengan luas wilayah 520,81 km2, kepadatan penduduk kabupaten bangli pada tahun 2013 mencapai 4.41 jiwa/ha. Diantara kecamatan di Kabupaten Bangli, Kecamatan Kintamani merupakan daerah yang berpenduduk terbesar dengan jumlah penduduk mencapai 120.743 jiwa atau 42,87 persen dari seluruh penduduk Kabupaten Bangli. Jumlah dan kepadatan penduduk tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2013
No.
Kecamatan
1 Susut 2 Bangli 3 Tembuku 4 Kintamani Jumlah Sumber : Buku Putih Sanitasi Bab. 2
Luas Terbangun (Ha) 4.931 5.626 4.832 36.692 52.081
Penduduk Tahun 2013 Kepadatan Jumlah (Jiwa) (Jiwa/Ha) 53.499 10.85 59.099 10.44 48.318 10.00 120.743 3.29 281.659
Keterangan Perkotaan/Pedesaan Perkotaan Perkotaan/Pedesaan Perkotaan/Pedesaan
Sedangkan proyeksi jumlah penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Bangli dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangli Jumlah No Kecamatan Pendd. 2013 1 Susut 53.499 2 Bangli 59.099 3 Tembuku 48.318 4 Kintamani 120.743 Jumlah 281.659 Sumber: Buku Putih Sanitasi Bab. 2
Pedoman Penyusunan MPS
Pertumbuhan 1.31 1.54 1.89 1.35
Jumlah Penduduk (Jiwa) 2014
2015
2016
2017
2018
54.199 60.935 50.165 124.024 290.033
54.908 60.935 50.165 124.024 290.033
55.627 61.874 51.115 125.698 294.314
56.355 62.827 52.083 127.395 298.660
57.092 63.796 53.070 129.114 303.072
9
2.1.2. Area Beresiko
Area beresiko sanitasi Kabupaten Bangli menggambarkan kawasan atau desa-desa/kelurahan yang memiliki resiko terhadap permasalahan yang terkait dengan sanitasi. Tabel berikut adalah desa/kelurahan yang beresiko sangat tinggi dan beresiko tinggi. Tabel 2.3 Area Beresiko Sanitasi No.
Desa/Kel/Kecamatan
Tingkat Resiko
Perkotaan/ Pedesaan
Kebutuhan Penanganan/Penyebab Utama Resiko
010 01 02
Kec. Susut Abuan Pengiangan
Tinggi Tinggi
Pedesaan Pedesaan
AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, Drainase, PHBS
020 01 02 03
Kec. Bangli Pengotan Landih Kayubihi
Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi
Pedesaan Pedesaan Pedesaan
AL, Sampah, Drainase, PHBS AL, Sampah, Drainase, PHBS AL, Sampah, PHBS
030 01 02 03 04 05 06
Kec. Tembuku Jahem Tembuku Yangapi Undisan Bangbang Peninjaoan
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Perkotaan Perkotaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan
AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS
040 01 02 03 04 05 06 07 08 09 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023
Kec. Kintamani Mengani Binyan Ulian Bunutin Langgahan Lembean Bayung Cerik Mangguh Katung Banua Bonyoh Bayung Gede Buahan Suter Abang Batu Dinding Abangsongan Terunyan Songan A Songan B Serai Manikliyu Awan Belantih
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi
Perkotaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan
AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, Drainase, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, Drainase, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, Drainase, PHBS AL, Sampah, Drainase, PHBS AL, Sampah, Drainase, PHBS AL, Sampah, Drainase, PHBS AL, Sampah, Drainase, PHBS AL, Sampah, PHBS
Pedoman Penyusunan MPS
10
No. 024 025 026 027 028 029 030 031 032 033 034 035 036
Desa/Kel/Kecamatan Belanga Pengejaran Selulung Satra Dausa Daup Batang Kutuh Sukawana Subaya Siakin Pinggan Belandingan
Tingkat Resiko Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi
Perkotaan/ Pedesaan Perkotaan Perkotaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Perkotaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan Pedesaan
Kebutuhan Penanganan/Penyebab Utama Resiko AL, Sampah, Drainase, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, Drainase, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, Drainase, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, PHBS AL, Sampah, Drainase, PHBS AL, Sampah, Drainase, PHBS AL, Sampah, Drainase, PHBS
Sumber: Buku Putih Sanitasi Bab 5
Pedoman Penyusunan MPS
11
Gambar 2.1 Peta Area Beresiko Sanitasi
2.1.3. Keuangan Daerah Dari tabel berikut dapat diketahui proyeksi besaran pendanaan sanitasi di Kabupaten Bangli. Tabel 2.4 Proyeksi Besaran Pendanaan Sanitasi No. 1
Uraian
2014
Perkiraan Belanja Langsung
Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi Perkiraan Komitmen 3 Pendanaan Sanitasi APBD Kab./Kota. Prosentase 4 Komitmen terhadap Belanja Langsung Sumber : SSK, Bab. 2 2
Proyeksi Besaran Pendanaan Sanitasi (Rp. Juta) 2015 2016 2017 2018
Jumlah
169.890.098 .807
185.229.293 .746
201.953.448 .156
220.187.608 .543
240.068.111 .729
1.017.328.560 .981
5.680.587.6 74
7.489.321.5 04
10.061.667. 728
13.754.390. 490
19.096.990. 796
56.082.958.19 3
5.680.587.6 74
7.489.321.5 04
10.061.667. 728
13.754.390. 490
19.096.990. 795
56.082.958.19 3
0.03
0.04
20.07
16.01
12.57
18.14
2.2. Air Limbah 2.2.1 Permasalahan Air Limbah Permasalahan “MENDESAK” untuk sektor air limbah adalah cakupan akses masyarakat terhadap jamban masih rendah dan perilaku BABS di daerah pedesaan masih sangat tinggi. Uraian permasalahan bisa dibagi menjadi 2 kelompok y.i dari sisi: a) Sistim Sanitasi (lihat petunjuk terkait Diagram Sistim Sanitasi /DSS) dan b) Aspek lain disamping Pengembangan Sarana Prasarana (seperti dari aspek Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundangan serta Peran Swasta/Masyarakat). Identifikasi dan klassifikasi terkait permasalahan ini dapat mengacu ke dokumen Kebijakan dan Strategi Nasional. Secara umum kesepakatan “Permasalahan utama” ini pada sub bab ini akan dikaitkan dengan “Sasaran” yang akan dicapai dan akan menjadi dasar penyiapan Program Kegiatan prioritas. Tabel 2.5: Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik A. Sistem Air Limbah Permukiman: 1.Aspek Pengembangan Kepemilikan jamban pribadi di Kabupaten Bangli, sebanyak 78,8% penduduk Sarana dan Prasarana: memiliki jamban pribadi dengan kloset jongkok leher anggsa, 20,8% memiliki kloset duduk siram leher anggsa dan 0,4% tidak memiliki jamban pribadi. Sebanyak 76% User Interface: anggota keluarga dewasa buang air besar pada jamban pribadi, 2,5% di WC umum, 1% menggunakan WC helikopter, 1,2% buang air besar ke sungai, 18,8% ke kebun/pekarangan, 3,5% ke selokan/parit, 2,5% pada lubang galian. Dari hasil survey EHRA didapat bahwa rumah tanggga yang menggunakan saluran pembuangan limbah akhir dengan tangki septik sebanyak 60%, dengan pipa sewer 1,7%, menggunakan cubluk 13,3%, langsung ke drainase sebanyak 1%, kedanau/sungai/pantai dan ke kebun/tanah lapang sebanyak 0,6% dan tidak tahu 22,8%. Sedangkan di Kabupaten Bangli hanya 29,6% kotoran anak dibuang ke jamban, 3,% dibuang ke tempat sampah, 16,1% ke kebun/pekarangan/jalan, 1% dibuang ke sungai/selokan/got,dan 49,3% merespon tidak tahu kemana kotoran
Pedoman Penyusunan MPS
13
balita dibuang.
Keterangan: - Jumlah Penduduk Kab./Kota tahun 2013: 281.659 jiwa atau 61.232 KK - Jumlah Penduduk Perkotaan tahun 2013: 93.115 jiwa atau 20.368 KK Kesimpulan: Kepemilikan akses Jamban Pribadi & MCK = 78,5 % ( 48.067 KK) BABS = 21,5 % ( 60.557 jiwa atau 13.164 KK) yang meliputi: - BABS WC sungai = 1,2 % (734 KK atau 3.379 jiwa) - BABS kebun/pekerangan = 18,8 % (11.511 KK atau 52.951 jiwa) - BABS tempat lainnya = 1,5% (919 KK atau 4.225 jiwa) Pengumpulan & Penampungan / Pengolahan Awal:
Pedoman Penyusunan MPS
Prosentase tangki septik aman: 60%
14
Pengangkutan / Pengaliran:
Keterangan: Kepemilikan Akses Pribadi dan MCK = 48.250 KK Kesimpulan: Penyaluran akhir tinja rumah tangga yang aman = 60 % (36.739 KK) Penyaluran akhir tinja rumah tangga tidak aman = 40 % (24493 KK) praktek pengurasan tangki septik 3% atau 4.470 KK prosentase keluarga yang memiliki SPAL 11%
Pengolahan Akhir Terpusat
Tidak memiliki IPAL
Daur Ulang / Pembuangan Akhir: Perencanaan Teknis dll.
Tidak memiliki IPLT . Belum adanya Master Plan Air Limbah Permukiman yang terintegrasi dengan RTRW perkotaan
B. Lain-lain: 2. Aspek Pendanaan:
3. Aspek Kelembagaan: 4. Aspek Peraturan Perundangan dan penegakan hukum: 5. Aspek Peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta:
Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat Masih rendah dan terbatasnya SDM yang terkait pengelolaan Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan Belum adamya perangkat Perda dalam pengelolaan air limbah domestik Belum adanya Perda terkait Restribusi Air Limbah Permukiman
Masih rendahnya kesadaran masyarakat Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan system yang berbasis masyarakat Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan Rendahnya koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakkan peran masyarakat Masih Rendahnya promosi/komunikasi terkait pengelolaan air limbah domestik yang baik dan sehat
6. Aspek Komunikasi, PMJK dll. (sumber referensi: BPS Bab III)
Pedoman Penyusunan MPS
15
2.2.2 Sasaran Pembangunan Air Limbah
Tabel berikut berisi resume sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan Sanitasi dan PHBS sampai dengan periode Tahun 2018. Uraian resume sasaran sudah disusun berdasarkan Tingkat Prioritas dan merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota Pokja. Penetapan sasaran dengan mempertimbangkan “Permasalahan Utama”. Tabel 2.6: Tujuan dan Sasaran Air Limbah Domestik
Air Limbah Permukiman 1) Tercapainya Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk layanan air limbah domestik tahun 2018. 2) Meningkatnya akses rumah tangga terhadap sarana dan prasarana air limbah Domestik dari 78,8% menjadi 100% pada tahun 2018. 3) Berkurangnya praktek Buang Air Besar Sembarang (BABS) dari 24 % menjadi 0% Tahun 2018.
Tabel 2.7 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Air Limbah Domestik Kab./Kota Cakupan Tahun No Sistem layanan 2014 2015 2016 2017 2018 eksisting (a) A 1 2 3 B 1 2 C D
(b) Sistem On-Site Individual (tangki septik) Komunal (MCK, MCK++, tangki septik) Cubluk dan sejenisnya Sistem Off-site Skala Kota Skala Wilayah/Kawasan BABS Lumpur Tinja ke IPLT (m3/bln)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
Keterangan
(h)
(i)
60%
65,92% 71,78% 78,42% 85,45%
93,46%
jiwa
2,5%
3,02%
3,72%
4,58%
5,55%
6,54%
jiwa
16%
13%
10%
7%
4%
0%
21,5%
18%
14,5%
10%
5%
0%
Tidak ada Tidak ada
-
-
-
-
-
-
Tidak ada
2.2.3. Prioritas Pembangunan Air Limbah Uraian pada Sub bab ini merupakan rangkaian dari sub bab sebelumnya dan sesuai manual data ini di adopsi dari Daftar Program dan Kegiatan yang sudah disusun dari SSK. Penekanan pada sub bab ini, adalah bahwa Pokja dapat mengkaji dan menyepakati Daftar Program sesuai urutan Tingkat Prioritas-nya, dengan semata-mata mempertimbangkan kepentingan Kab/Kota dan tanpa dipengaruhi kepentingan dari masing-masing kedinasan, seperti dalam tabel berikut:
Pedoman Penyusunan MPS
16
Tabel 2.8 Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Domestik
No.
Program
Penerima manfaat 25%
(1)
1 2 3 4 5 6 7 8
(2)
Penyuluhan, Kampanye & Edukasi Pembangunan IPAL Komunal Penyusunan Outline plan sistem Air Limbah Pembangunan MCK++ Pembangunan MCK Penyusunan Perda Pembangunan IPLT Pembentukan Badan Pengelola IPLT
Score (dan bobot) Permasal Persepsi ahan Pokja mendesak 25% 25%
Propoor
Score total
Urutan prioritas
25%
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
4 4
3 3
3 3
4 3
3.5 3.25
1 1
3
4
4
1
3
1
3 3 3 2 2
3 3 2 2 2
2 2 3 2 2
4 4 2 1 1
3 3 2.5 1.75 1,75
1 1 2 3 3
2.3. Persampahan 2.3.1 Permasalahan Persampahan Permasalahan “MENDESAK” untuk sektor persampahan adalah cakupan layanan sampah masih rendah dan masih rendahnya kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam menjaga kebersihan, membuang sampah tidak pada tempatnya, ke sungai, selokan, jalan, taman. Uraian permasalahan bisa dibagi menjadi 2 kelompok yaitu dari sisi: a) Sistim Sanitasi (lihat petunjuk terkait Diagram Sistim Sanitasi /DSS) dan b) Aspek lain disamping Pengembangan Sarana Prasarana (seperti dari aspek Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundangan serta Peran Swasta/Masyarakat). Identifikasi dan klassifikasi terkait permasalahan ini dapat mengacu ke dokumen Kebijakan dan Strategi Nasional. Secara umum kesepakatan “Permasalahan utama” ini pada sub bab ini akan dikaitkan dengan “Sasaran” yang akan dicapai dan akan menjadi dasar penyiapan Program Kegiatan Prioritas. Tabel 2.9 Permasalahan Persampahan A. Sistem Persampahan 1.Aspek Pengembangan Tingkat Pengolahan Sampah Rumah Tangga (RT) sbb: Sarana dan Prasarana Tingkat layanan penanganan sampah RT: 13% diangkut Tukang Sampah, 86,5% tidak diangkut Tukang Sampah (dikubur, dibuang ke sungai, dibuang ke lahan User Interface: kosong dsb) Pengelolaan Sampah pada RT:
Pedoman Penyusunan MPS
17
Keterangan: - Produksi Sampah Kota/Kab. per hari = 704 m3/hari - Timbulan Sampah Wil. Perkotaan per hari = 337 m3/hari - Pelayanan Sampah wil perkotaan per hari = 180 m3/hari
Pengumpulan setempat
Penampungan Sementara (TPS): Pengangkutan: (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat Daur Ulang / Tempat Pemrosesan Akhir: Perencanaan
Pedoman Penyusunan MPS
Praktek Pemilahan Sampah oleh RT:
Keterangan: - Pemilahan sampah yang sudah dilakukan oleh RT : 41,7 % (293,57 m3/hari) Sampah dikumpulkan pada masing-masing rumah tangga dengan tempat sampah dan di beberapa tempat telah ada pemilahan Belum adanya skema strategi untuk kerjasama dengan swasta/kelompok masyarakat dalam pengelolaan persampahan. Sampai saat ini tersedia: Bin/Tong sebanyak 90 unit Sampai saat ini tersedia: 17 unit loud houl tersebar di wilayah kabupaten bangli Jumlah truck pengangkut sampah ada 2 truk pengangkut untuk wilayah perkotaan. Kapasitas sampah yang diangkut ke TPA sekitar 180 m3/hari untuk wilayah perkotaan Pengelolaan TPA telah memakai system Sanitary Landfill
Belum tersedianya master plan dan dokumen perencanaan lainnya
18
A. Lain-lain: 1. Aspek Kelembagaan: 2. Aspek Pendanaan:
3. Aspek Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta: 5. Aspek Peraturan Perundangan dan penegakan hukum: (sumber referensi: BPS bab III)
Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator SDM kurang memadai, baik dari kuantitas dan kualitas Penganggaran terkait pengelolaan persampahan masih rendah sekitar 0,41% dari APBD Kab. Bangli Pengelolaan sampah masih belum menjadi prioritas Pola penanganan sampah belum optimal Rendahnya dana penarikan restribusi Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis Rendahnya investasi dunia usaha / swasta Penerapan sanksi hukum dari Perda belum efektif Belum tersosialisasinya ketentuan penangan sampah terhadap masyarakat
2.3.2 Sasaran Pembangunan Persampahan
Tabel berikut berisi resume Sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan Sanitasi dan PHBS terkait sanitasi sampai dengan periode Tahun 2018. Uraian resume sasaran sudah disusun berdasarkan Tingkat Prioritas dan merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota Pokja. Penetapan sasaran dengan mempertimbangkan “Permasalahan Utama” seperti yang diuraikan pada sub bab sebelumnya. Tabel 2.10 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan Domestik Persampahan 1) Terciptanya lingkungan yang bersih, asri dan sehat di Kabupaten Bangli 2) Pencapaian pengurangan kuantitas sampah sebesar 5% tahun 2018 3) Meningkatnya cakupan pelayanan pengangkutan sampah dari 60% menjadi 80% pada wialyah permukiman perkotaan pada akhir tahun 2018. 4) Meningkatnya kualitas layanan pengelolaan persampahan sesuai dengan UU persampahan dan SPM pada akhir tahun 2018 . Tabel 2.11 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Persampahan Cakupan Sasaran Tahun No Sistem layanan 2014 2015 2016 2017 eksisting (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) A Penanganan Langsung 65% 68% 71% 74% 77% 1 Permukiman perkotaan 3,60%
2
Permukiman perdesaan
B
Penanganan tidak langsung
1
TPST 3R
C D
Penanganan berbasis masyarakat TPA
Pedoman Penyusunan MPS
2018 (h) 80%
5,00%
7,00%
9,00%
11,00% 15,00%
-
-
1,30%
2,60%
4,00%
5%
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan (i) Thdp jlh penduduk perkotaan Thdp jlh penduduk perdesaan
19
2.3.3. Prioritas Pembangunan Persampahan Uraian pada Sub bab ini merupakan rangkaian dari sub bab sebelumnya dan sesuai manual data ini bisa di adopsi dari Daftar Program dan Kegiatan yang sudah disusun dari SSK. Penekanan pada sub bab ini, adalah agar Pokja dapat mengkaji dan menyepakati Daftar Program sesuai urutan Tingkat Prioritas-nya, dengan semata-mata mempertimbangkan kepentingan Kab/Kota dan tanpa dipengaruhi kepentingan dari masing-masing kedinasan. Tabel 2.12 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Persampahan Domestik No.
Program
Penerima manfaat 25%
(1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
(2)
Penyuluhan, Kampanye dan Edukasi Persampahan Pembangunan TPS 3R dan fasilitasnya Pelatihan Pengolahan sampah 3R bagi kader desa dan RT/RW Penyusunan Outline plan Persampahan Pembangunan Tempat Penampungan Sampah (TPS) permanen di 4 ibukota Kecamatan Sosialisasi Perda Pengelolaan Persampahan Pengadaan Amroll Truck Pengadaan loud haul terbuka Pengadaan loud houl/kontainer Pengadaan Dump Truck Pengadaan Compactor Truck
Score (dan bobot) Permasal Persepsi ahan Pokja mendesak 25% 25%
Propoor
Score total
Urutan prioritas
25%
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
3
4
4
3
3.50
1
4
4
3
3
3.50
1
4
4
3
3
3.50
1
4
4
4
1
3.25
1
4
4
3
2
3.25
1
4
3
3
3
3.25
1
3 2 3 3 2
3 3 3 3 2
4 4 3 3 2
1 1 1 1 1
2.75 2.50 2.50 2.50 1.75
2 2 2 2 3
2.4. Drainase 2.4.1 Permasalahan Drainase Permasalahan “MENDESAK” untuk sektor drainase adalah Sistem drainase lingkungan belum dikelola dengan baik dan belum adanya perencanaan secara keseluruhan tentang sistem drainase terutama di wilayah perkotaan dan bantara sungai. Uraian permasalahan bisa dibagi menjadi 2 kelompok y.i dari sisi: c) Sistim Sanitasi (lihat petunjuk terkait Diagram Sistim Sanitasi /DSS) dan d) Aspek lain disamping Pengembangan Sarana Prasarana (seperti dari aspek Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundangan serta Peran Swasta/Masyarakat). Identifikasi dan klassifikasi terkait permasalahan ini dapat mengacu ke dokumen Kebijakan dan Strategi Nasional. Secara umum kesepakatan “Permasalahan utama” ini pada sub bab ini akan dikaitkan dengan “Sasaran” yang akan dicapai dan akan menjadi dasar penyiapan Program Kegiatan prioritas.
Pedoman Penyusunan MPS
20
Tabel 2.13 Permasalahan Drainase A. Sistem Drainase User Interface: Lama genangan bila terjadi banjir yang lebih dari 1 hari: Dari study EHRA mwnunjukkan hanya 0,6% rumah tangga yang ditemukan rumahnya pernah mengalami banjir yang berskala rendah
Frekuensi genangan secara rutin tidak ada di kabupaten Bangli, genangan hanya terjadi pada musim hujan disekitar Perkotaan Bangli. Data Genangan: No.
Lokasi Genangan
Luas Genangan (Ha)
Lama Tinggi Genangan Genangan (> atau <30 cm) (> atau <3 jam)
Tidak ada genangan Jumlah Penampungan / Pengolahan Awal: Pengangkutan / Pengaliran:
Pedoman Penyusunan MPS
grey water masih bercampur dengan saluran drainase, belum ada sumur resapan kurangnya pemeliharaan dan peremajaan saluran drainase lingkungan, primer dan sekunder kurangnya peran serta masyarakat dalam pemeliharaan saluran drainase Kondisi drainase berdasarkan hasil EHRA 2013 adalah sebagian besar kondisi drainase di wilayah perkotaan dalam keadaan rusak Masih ada saluran drainase pada jalan kolektor utama belum ada saluran dan belum mengalami bentuk perkerasan
21
Data lain berdasarkan hasil EHRA Juni 2013:
Dokumen Perencanaan
B. Lain-lain: 1. Aspek Kelembagaan: 2. Aspek Pendanaan:
3. Aspek Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta:
Dari study EHRA mwnunjukkan hanya 0,6% rumah tangga yang ditemukan rumahnya pernah mengalami banjir yang berskala rendah Pada umumnya, sistem drainase masih menjadi satu antara pembuangan air hujan (pematusan air hujan) dan saluran limbah rumah tangga (grey water).
Belum tersedianya master plan dan dokumen perencanaan lainnya
SDM kurang memadai, baik dari kuantitas dan kualitas Penganggaran terkait pengelolaan drainase masih rendah sekitar 0,28% dari APBD Kab. Bangli Pengelolaan drainase masih belum menjadi prioritas
Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis Rendahnya investasi dunia usaha/swasta
2.4.2 Sasaran Pembangunan Drainase
Tabel berikut berisi resume sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan sanitasi dan PHBS terkait sanitasi sampai dengan periode Tahun 2018. Uraian resume sasaran sudah disusun berdasarkan Tingkat Prioritas dan merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota Pokja. Penetapan sasaran dengan mempertimbangkan “Permasalahan Utama” seperti yang diuraikan pada sub bab sebelumnya. Tabel2.14 Resume Tujuan dan Sasaran Utama Pembangunan Drainase Drainase 1. Terwujudnya sistem drainase terpadu yang berwawasan lingkungan dan berbasis masyarakat di Kabupaten Bangli tahun 2018. 2. Menurunnya wilayah potensi genangan di Kabupaten Bangli sebesar 0,6% menjadi 0% pada tahun 2018. 3. Meningkatnya Prosentase Permukiman yang Memiliki Akses Terhadap Drainase. 4. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana Drainase. Tabel 2.15 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Drainase No
Sistem
eksisting
Sasaran Tahun 2014
2015
2016
2017
2018
(b) (c) (d) Cakupan Layanan Fungsi Drainase Potensi Genangan 61 Ha 45 Ha Penanganan tidak B langsung Penanganan berbasis C masyarakat Keterangan: Lihat rencana Pengembangan didalam SSK
(e) 40 Ha
(f) 35 Ha
(g) 30 Ha
(h) 25 Ha
-
-
-
-
-
-
-
-
(a) A B C
Pedoman Penyusunan MPS
Keterangan (i)
Di Kota Bangli
22
2.4.3 Prioritas Pembangunan Drainase Uraian pada Sub bab ini merupakan rangkaian dari sub bab sebelumnya dan sesuai manual data ini di adopsi dari Daftar Program dan Kegiatan yang sudah disusun dari SSK. Penekanan pada sub bab ini, adalah agar Pokja dapat mengkaji dan menyepakati Daftar Program sesuai urutan Tingkat Prioritas-nya, dengan semata-mata mempertimbangkan kepentingan Kab/Kota dan tanpa dipengaruhi kepentingan dari masing-masing kedinasan. Tabel 2.16 PrioritasImplementasi Program dan Kegiatan Drainase No.
Program
Penerima manfaat 25%
(1)
1 2 3 4 5
(2)
Penyusunan Outline plan Drainase dan Perencanaan DED Pembangunan/normalisasi Saluran Primer Pembangunan/normalisasi Saluran Sekunder Pembangunan/normalisasi Saluran Tersier Penyusunan Perda
Score (dan bobot) Permasal Persepsi ahan Pokja mendesak 25% 25%
Propoor
Score total
Urutan prioritas
25%
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
4
4
4
2
3.50
1
3
4
4
3
3.50
1
4
3
3
3
3.25
1
2
3
3
4
3.00
1
2
3
3
1
2.25
2
2.5. PHBS terkait sanitasi 2.5.1 Permasalahan PHBS terkait sanitasi Permasalahan “MENDESAK” untuk sektor PHBS adalah Sosialisasi dan Kampanye PHBS sangat minim sebagaimana dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.17 Permasalahan mendesak PHBS terkait sanitasi Berdasarkan hasil EHRA Budaya PHBS belum menjadi kebiasaan/budaya. Juni 2013, maka: Masih ada beberapa desa yang kesulitan dengan akses air bersih Masih rendahnya keterlibatan dunia usaha/swasta terkait PHBS Susahnya penerapan budaya ber- PHBS pada penduduk miskin. 2.5.2 Sasaran PHBS terkait sanitasi
Tabel berikut berisi resume Sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan Sanitasi dan PHBS terkait sanitasi sampai dengan periode Tahun 2018. Uraian resume sasaran sudah disusun berdasarkan Tingkat Prioritas dan merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota Pokja. Penetapan sasaran dengan mempertimbangkan “Permasalahan Utama” seperti yang diuraikan pada sub bab sebelumnya. Tabel 2.18 Tujuan dan Sasaran PHBS terkait sanitasi PHBS 1) Terwujudnya pola hidup bersih dan sehat di masyarakat Kabupaten Bangli 2) Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk ber PHBS dari 79,22% menjadi 100 % tahun 2018 3) Tidak ada lagi masyarakat buang air besar sembarangan (BABS) Tahun 2018 4) Meningkatnya kesadaran anak sekolah dalam berperilaku PHBS.
Pedoman Penyusunan MPS
23
2.5.3 Prioritas PHBS terkait sanitasi Uraian pada Sub bab ini merupakan rangkaian dari sub bab sebelumnya dan sesuai manual data ini bisa di adopsi dari Daftar Program dan Kegiatan yang sudah disusun dari SSK. Penekanan pada sub bab ini, adalah agar Pokja dapat mengkaji dan menyepakati Daftar Program sesuai urutan Tingkat Prioritas-nya, dengan semata-mata mempertimbangkan kepentingan Kabupaten Bangli dan tanpa dipengaruhi kepentingan dari masing-masing SKPD. Tabel 2.19 Prioritas implementasi program dan kegiatan PHBS terkait sanitasi No.
Program
(1)
1 2 3 4 5
(2)
Program STBM Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat, seperti banner, stiker, spanduk dll. Penyuluhan, edukasi dan pembentukan kader kesehatan lingkungan ditingkat Kelurahan Penyuluhan dan edukasi PHBS kepada Sekolah Penyuluhan dan kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui siaran TV dan Radio
Score (dan bobot) Permasal Perse Penerima ahan psi manfaat mendesak Pokja 25% 25% 25% (3) (4) (5) 4 4 4
Propoor
Score total
Urutan prioritas
25% (6) 4
(7) 4.00
(8) 1
3
4
4
3
3.50
1
4
4
3
3
3.50
1
4
3
3
3
3.25
1
4
2
2
2
2.50
2
2.6. Review Kerangka Kerja Logis
Dalam melakukan review Kerangka Kerja Logis memperhatikan dan mengikuti proses-02: Review SSK dan Penetapan Prioritas sesuai pedoman penyusunan MPS seperti tabel berikut: Tabel 2.20Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Tujuan Sasaran mendesak Tercapainya Berkurangnya Cakupan akses Standar praktek Buang masyarakat Pelayanan Air Besar terhadap jamban Minimum (SPM) Sembarangan masih rendah untuk layanan air limbah domestik tahun 2018
(BABS) dari 21.5 % menjadi 0% tahun 2018
Strategi
Program
Meningkatkan akses layanan air limbah komunal bagi masyarakat perkotaan
Peningkatan Sarana dan Prasarana Sistem Komunal
Meningkatkan Akses sarana air limbah setempat (on site) si perdesaan.
Pembangunan Sistem Air Limbah Terpusat
Kegiatan Pembangunan MCK++. Pembangunan Tangki septik Komunal. Pembangunan IPLT. Pembangunan Sistem Air Limbah Terpusat Skala Kawasan
Tabel 2.21 Kerangka Kerja Logis Persampahan Permasalahan mendesak
Cakupan layanan sampah masih rendah
Tujuan
Terciptanya lingkungan yang bersih, asri dan sehat
Pedoman Penyusunan MPS
Sasaran
Strategi
Program
Pencapaian penguranag an volume sampah
Mengembangkan kerangka regulasi tentang persampahan untuk
Pengembangan kebijakan dan kinerja pengelolaan
Kegiatan
Penyusunan outline plan persampahan
24
di Kabupaten Bangli
sebesar 5% tahun 2018 Cakupan elayanan persampan perkotaan sebesar 80% pada tahun 2018
memperkuat dan memantapkan pengelolaan persampahan Pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana sektor persampahan
persampahan
TPST 3R
Pembangunan TPST 3R
Tabel 2.22 Kerangka Kerja Logis Drainase Permasalahan mendesak
System drainase lingkungan belum dikelola dengan baik
Tujuan
Sasaran
Tersusunnya study kelayakan, DED dan Outline Plan drainase Kabupaten
Menurunnya wilayah potensi genangan di Kabupaten Bangli sebesar 0,6% pada tahun 2018
Strategi
Program
Kegiatan
Meningkatkan pembangunan pemeliharaan drainase di wilayah permukiman padat huni
Master plan dan Outline
Penyusunan outline plan pengelolaan drainase di Kabupten Bangli
Pembangunan saluran drainase sekunder
Penyusunan Masterplan dan Outline system Drainase Kota Bangli Penyusunan DED system drainase Kota Bangli Pembangunan saluran drainase sekunder
Tabel 2.23 Kerangka Kerja Logis PHBS Permasalahan mendesak
Sosialisasi dan kampanye PHBS masih minim
Tujuan
Terwujudnya pola hidup bersih dan sehat di masyarakat Kabupaten Bangli tahun 2018
Sasaran
Strategi
1. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk ber PHBS dari 79,22% menjadi 100 % tahun 2018
Penyuluhan terkait PHBS melalui media komunikasi dan langsung ke masyarakat
Program
Peningkatan kesadaran masyarakat dalam PHBS melalui kampanye
Penyediaan sarana fisik untuk mendukung PHBS
Pedoman Penyusunan MPS
Kegiatan
Penyuluhan dan kampanye pola hidup bersih dan sehat (PHBS) meliputi CPTS, Stop BABS dan Membuang sampah pada tempatnya melalui siaran radio atau TV lokal Pembangunan sarana cuci tangan pakai sabun
25