BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Perencanaan Bisnis Perencanaan bisnis merupakan pedoman untuk mempertajam rencana-rencana yang diharapkan, karena di dalam perencanaan bisnis ini dapat diketahui posisi perusahaan saat ini, arah dan tujuan perusahaan, dan cara mencapai sasaran yang ingin dicapai. Di dalam perencanaan bisnis perlu dilakukan analisis kelayakan Usaha, hal ini dikarenakan aspek utama dalam melakukan usaha pertama kali faktor kelayakan perlu diperhatikan dan merupakan hal yang cukup penting. Perencanaan usaha diperlukan dalam kegiatan bisnis yang akan dilakukan maupun yang sedang berjalan agar tetap berada dijalur yang benar sesuai dengan yang direncanakan. Perencanaan usaha merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha maupun pengambil keputusan kebijakan perusahaan. Perencanaan usaha juga dapat dipakai sebagai alat untuk mencari dana dari pihak ketiga. Ada lingkup yang perlu dijelaskan, untuk menuju perencanaan usaha yang optimal.
8
2.1.1
Manfaat Perencanaan Bisnis Perencanaan bisnis merupakan perencanaan yang sangat spesifik. Penyusunannya harus mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan masingmasing bisnis secara individual. Perencanaan bisnis yang baik juga harus menggambarkan dengan jelas karakteristik bisnis yang sedang atau akan dilaksanakan, sehingga pihak-pihak yang tertarik dengan bisnis ini dapat melihat secara transparan dan mengerti secara jelas prospek perkembangan bisnis ini di masa yang akan datang. Perencanaan bisnis diperlukan oleh pihak-pihak tertentu sebagai bahan masukan utama dalam rangka pengkajian ulang, untuk turut serta menyetujui atau sebaliknya menolak laporan tadi sesuai dengan kepentingannya. Pihakpihak tertentu tersebut antara lain :
1. Pihak investor Calon investor akan mengetahui tentang keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang akan ditanamkannya.
2. Pihak kreditor (bank) Perencanaan bisnis tersebut akan digunakan sebagai bahan untuk pengkajian ulang sebelum memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak.
9
3. Pihak manajemen perusahaan Pembuatan perencanaan bisnis ini merupakan suatu upaya dalam rangka merealisasikan ide proyek yang ujung-ujungnya bermuara pada peningkatan usaha dalam rangka meningkatkan laba perusahaan.
4. Pihak pemerintah dan masyarakat Mengetahui proyek-proyek bisnis yang membantu kebijakan pemerintah sehingga menjadi prioritas untuk dibantu. Misalnya dengan subsidi atau keringanan lainnya.
5. Bagi tujuan pembangunan ekonomi mengetahui biaya dan manfaat tersebut antara lain ditinjau dari aspek rencana pembangunan nasional, distribusi nilai tambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengaruh sosial, dan analisis pemanfaatannya maupun beban sosial.
2.2 Model Bisnis Dalam kegiatan bisnis, mutlak diperlukan suatu model agar bisnis tersebut dapat berjalan. Model tersebut menentukan bagaimana dan nilai apa saja yang ditambahkan oleh suatu perusahaan dalam menawarkan produk maupun jasa yang ditawarkan. Contoh model yang sederhana adalah perusahaan membeli suatu komoditas (merchandise), kemudian dijual kembali dan mendapatkan laba. Model yang lain adalah perusahaan jasa penyiaran televisi.
10
Perusahaan tersebut menggunakan model berbentuk pemberian informasi secara Cuma – Cuma ke publik (free broadcasting), namun perusahaan ini mendapatkan pemasukan dari pihak yang ingin informasinya disebarluaskan, sehingga perusahaan jasa penyiaran televises sangat diperlukan oleh perusahaan – perusahaan lainnya sebagai salah satu media periklanan. Model – model tersebut tidak hanya menjadi model yang utama digunakan dalam suatu kegiatan bisnis, melainkan dapat juga menjadi model tambahan untuk mempertahankan bisnis tersebut atau hanya untuk menghasilkan pendapatan tambahan. Amazon.com sebagai contoh, pada awalnya merupakan suatu bisnis secara online yang hanya melakukan penjualan berupa produk buku. Untuk menghasilkan pendapatan tambahan, Amazon.com menerapkan model tambahan dengan melakukan penjualan produk selain buku. Model – model tersebutlah merupakan Model Bisnis. Menurut Timmers (2000, p31) Model Bisnis didefinisikan sebagai arsitektur dari produk, jasa dan arus informasi, dan sumber – sumber pendapatan serta keuntungan untuk penyedia (supplier) dan pengguna (customers). Menururt Turban (2004, p11) Model Bisnis adalah suatu metode dalam melakukan
bisnis
agar
perusahaan
dapat
mempertahankan perusahaannya.
11
menghasilkan
pendapatan
untuk
Pengertian dari Model Bisnis yang paling dasar adalah suatu metode yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan bisnis agar menghasilkan pendapatan sehingga dapat memepertahankan bisnisnya.
2.3 Pemasaran 2.3.1 Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler (2002, p9), pemasaran adalah suatu proses sosial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut McLeod (2001, p449), pemasaran terdiri dari kegiatan perorangan dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan dalam hubungan yang dinamis melalui penciptaan, pendistribusian, promosi, dan penentuan harga barang, jasa dan gagasan. Menurut Rangkuti (2002, p48), Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial.Akibat dari faktor – faktor tersebut adalah masing – masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki komoditas.
2.3.2 Pengertian Manajemen Pemasaran 12
Menurut Kotler dan Amstrong ( 2001, p18 ), manajemen pemasaran adalah didefinisikan sebagai analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program – program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan memelihara pertukaran dengan pembeli sasaran yang menguntungkan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran – sasaran individu dan organisasi ( Kotler 2002, p9 ). Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu proses analisis perencanaan dan implementasi yang mempunyai tujuan menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran – sasaran individu menciptakan tujuan perusahaan.
2.3.3 Riset pemasaran
13
dan
Riset pemasaran (marketing research) adalah kegiatan penelitian dibidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis, mulai dari perumusan masalah, tujuan masalah, pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi hasil penelitian (Rangkuti 2002, p1). Tujuan riset pemasaran adalah: -
Mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan kenyataan yang ada secara obyektif
-
Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases).”Find it and tell it like it is.”
2.4 Konsep pemasaran mencakup berbagai wawasan penting dalam proses bisnis Dari konsep inti pemasaran maka, ada lima konsep pemasaran yang mendasari cara organisasi melakukan kegiatan pemasarannya. A. Konsep Pemasaran Berwawasan Produksi Konsep ini adalah salah satu konsep tertua, yaitu akan memilih produk yang mudah didapat dan murah harganya. Dalam hal ini memusatkan perhatiannya untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi serta cakupan distribusi yang luas.
Konsep ini dapat dijalankan apabila permintaan produk melebihi penawarannya dan dimana biaya produk tersebut sangat tinggi. Kelemahan konsep pemasaran ini adalah pelayanan tidak ramah dan buruk. 14
B. Konsep Pemasaran Berwawasan Produk Konsep ini berpendapat bahwa pelanggan akan memilih produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik dan inovatif dalam hal ini memuaskan perhatian untuk membuat produk yang lebih baik dan terus menyempurnakannya. Industri yang berwawasan ini cenderung tidak memperhatikan keinginan dan kebutuhan dari pelanggan, sehingga divisi pemasaran akan mengalami kesulitan dalam pemasaran. C. Konsep Pemasaran Berwawasan Menjual Konsep ini berpendapat bahwa kalau pelanggan dibiarkan saja, pelanggan tidak akan membeli produk industri dalam jumlah cukup sehingga harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. Konsep ini beranggapan bahwa pelanggan tidak mau membeli dan harus didorong supaya membeli. Konsep ini sering digunakan pada “Produk yang tidak dicari” atau tidak terpikir untuk dibeli serta pada industri yang mengalami kelebihan kapasitas produksi. D. Konsep Pemasaran Berwawasan Pemasaran Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan industri terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada saingannya.
Konsep berwawasan pemasaran bersandar pada empat pilar utama, yaitu : 1. Pasar sasaran
15
2. Kebutuhan Pelanggan 3. Pemasaran yang terkoordinir serta 4. Keuntungan
Konsep ini telah dinyatakan dalam banyak cara : - Memenuhi kebutuhan dengan menguntungkan - Temukan keinginan dan penuhilah - Cintailah pelanggan bukan produknya - Dapatkanlah sesuai kesukaan anda - Berusaha sekuat tenaga memberikan nilai, mutu dan kepuasan tertinggi bagi uang pelanggan. E.
Konsep Pemasaran Berwawasan Bermasyarakat Konsep ini beranggapan bahwa tugas industri adalah menentukan kebutuhan, keinginan serta kepentingan pasar sasaran dan memenuhi dengan lebih efektif serta lebih efisien daripada saingannya dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan pelanggan dan masyarakat.
Konsep
pemasaran
bermasyarakat
meminta
pemasar
untuk
menyeimbangkan tiga faktor dalam menentukan kebijakan pemasaran, yaitu :
16
1. Keuntungan industri jangka pendek 2. Kepuasan pelanggan jangka panjang 3. Kepentingan umum dalam pengambil keputusan
2.5 Teknik – teknik pengumpulan data Adapun cara yang digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan yaitu pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai pengaturan, sumber dan cara. Bila dilihat dari pengaturannya, data dapat dikumpulkan pada pengaturan ilmiah, pada laboratorium dengan metode experiment, dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, dijalan dan sebagainya. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka dalam riset bisnis terdapat beberapa teknik pengumpulan data primer yaitu wawancara, angket, focus group discussion, Observasi, dan tes.
a. Wawancara Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan muka dengan orang yang
17
diwawancarai. Dan dikatakan tidak langsung apabila daftar pertanyaan yang diberikan dapat diberikan pada kesempatan lain. b. Kuesioner Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respons terhadap daftar pertanyaan tersebut c. Focus group discussion Teknik ini dijalankan dengan cara beberapa orang melakukan diskusi secara fokus dan mendalam mengenai suatu obyek tertentu. Data hasil diskusi dikumpulkan lalu dipakai untuk proses berikutnya. d. Observasi Teknik menuntut adanya pengamatan dari si periset terhadap obyek risetnya, misalnya dalam melakukan eksperimen. Instrumen yang dilakukan dapat berupa lembar pengamatan, panduan pengamatan, dan lainnya.
e. Tes Untuk mengumpulkan data yang sifatnya mengevaluasi hasil prosesnatau dengan mendapatkan kondisi awal sebelum proses, teknik ini dapat dipakai. Instrumennya dapat berupa, misalnya soal – soal ujian atau soal tes.
18
2.6 Strategi bauran pemasaran Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah Bauran Pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarannya. Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin, dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Dengan demikian perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel marketing mix tersebut, untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif. Angipora (2002, p24) mendefinisikan bauran pemasaran (Marketing Mix) sebagai suatu perangkat variable – variable pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Menurut kotler (2002, p18), bauran pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.
19
Menurut Mc Leod (2001, p449), bauran pemasaran ( Marketing Mix ) diklasifikasikan menjadi empat unsur. Keempat unsur atau variabel bauran pemasaran ( Marketing Mix ) tersebut atau yang disebut four p’s adalah sebagai berikut : 1. Strategi Produk (Product Strategy) 2. Strategi Harga (Price Strategy) 3. Strategi Penyaluran / Distribusi ( Place Strategy ) 4. Strategi Promosi (Promotion Strategy)
Marketing Mix yang dijalankan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan. Disamping itu, marketing mix merupakan perpaduan dari faktor – faktor yang dapat dikendalikan perusahaan untuk mempermudah buying decision, maka variabel – variabel marketing mix diatas tadi dapat dijelaskan sedikit lebih mendalam sebagai berikut :
1. Produk (Product) Kebijakan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah barang / jasa yang akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan
20
guna mendukung penjualan barang dan jasa, dan bentuk barang ataupun jasa yang ditawarkan. Produk merupakan elemen yang paling penting, sebab dengan inilah perusahaan berusaha untuk memenuhi “ kebutuhan dan keinginan” dari konsumen, namun keputusan itu tidak berdiri sebab produk / jasa sangat erat hubungannya dengan target market yang dipilih. Sedangkan sifat dari produk / jasa tersebut adalah sebagai berikut : -
Tidak berwujud Jasa mempunyai sifat tidak terwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium, sebelum ada transaksi pembelian.
-
Tidak dapat dipisahkan Suatu produk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang atau benda. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel tidak akan bisa terlepas dari bangunan hotel tersebut.
-
Berubah – ubah Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah – ubah, sebab jasa ini sangat tergantung kepada siapa yang menyajikan, kapan disajikan, dan dimana disajikan. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel
21
berbintang satu akan berbeda dengan jasa yang diberikan oleh hotel berbintang tiga. -
Daya tahan Jasa tidak dapat disimpan. Seorang pelanggan yang telah memesan sebuah kamar hotel akan dikenakan biaya sewa, walaupun pelanggan tersebut tidak menempati kamar yang ia sewa.
2. Harga (Price) Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan guna kesinambungan produksi. Keuntungan yang diperoleh ditentukan pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga suatu produk atau jasa ditentukan pula dari besarnya pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan jasa tersebut dan laba atau keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penentuan harga produk dari suatu perusahaan merupakan masalah yang cukup penting, karena dapat mempengaruhi hidup matinya serta laba dari perusahaan. Kebijaksanaan harga erat kaitannya dengan keputusan tentang jasa yang dipasarkan. Hal ini disebabkan harga merupakan penawaran suatu produk atau jasa. Dalam penetapan harga, biasanya didasarkan pada suatu kombinasi barang / jasa ditambah dengan beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Berdasarkan harga yang ditetapkan ini konsumen akan mengambil keputusan apakah dia membeli barang tersebut atau tidak. Juga konsumen 22
menetapkan berapa jumlah barang / jasa yang harus dibeli berdasarkan harga tersebut. Tentunya keputusan dari konsumen ini tidak hanya berdasarkan pada harga semata, tetapi banyak juga faktor lain yang menjadi pertimbangan, misalnya kualitas dari barang atau jasa, kepercayaan terhadap perusahaan atau sebagainya. Hendaknya setiap perusahaan dapat menetapkan harga yang paling tepat, dalam arti yang dapat memberikan keuntungan yang paling baik, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang.
3. Saluran Distribusi (Place) Setelah perusahaan berhasil meciptakan barang atau jasa yang dibutuhkan dan menetapkan harga yang layak, tahap berikutnya menentukan metode penyampaian produk / jasa ke pasar melalui rute – rute yang efektif hingga tiba pada tempat yang tepat, dengan harapan produk / jasa tersebut berada di tengah – tengah kebutuhan dan keinginan konsumen yang haus akan produk / jasa tersebut.
Yang tidak boleh diabaikan dalam langkah kegiatan memperlancar arus barang / jasa adalah memilih saluran distribusi ( Channel Of Distribution ). Masalah pemilihan saluran distribusi adalah masalah yang berpengaruh bagi marketing, karena kesalahan dalam memilih dapat menghambat bahkan memacetkan usaha penyaluran produk / jasa dari produsen ke konsumen. 23
Distributor – distributor atau penyalur ini bekerja aktif untuk mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tapi dalam arti agar jasa – jasa tersebut dapat diterima oleh konsumen. Dalam memilih saluran distribusi ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut : 1. Sifat pasar dan lokasi pembeli 2. Lembaga – lembaga pemasaran terutama pedagang – pedagang perantara 3.
Pengendalian persediaan, yaitu menetapkan tingkat persediaan yang ekonomis
4. Jaringan Pengangkutan. Saluran distribusi jasa biasanya menggunakan agen travel untuk menyalurkan jasanya kepada konsumen. Jadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam kebijaksanaan saluran distribusi itu sendiri dengan memperhitungkan adanya perubahan pada masyarakat serta pola distribusi perlu mengikuti dinamika pada konsumen tadi.
4. Promosi (Promotion) Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi pada pasar tentang produk / jasa yang dijual, tempat dan saatnya. Ada beberapa cara menyebarkan informasi ini, antara lain periklanan (advertising), penjualan pribadi (Personal selling), promosi penjualan (Sales Promotion) dan Publisitas ( Publicity ). 24
•
Periklanan (Advertising) : Merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat kabar, radio , majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk poster – poster yang dipasang dipinggir jalan atau tempat – tempat yang strategis
. •
Penjualan pribadi (Personal Selling) :
merupakan kegiatan perusahaan
untuk melakukan kontak langsung dengan calon konsumennya. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon konsumennya itu. Yang termasuk dalam personal selling adalah : door to door selling, mail order, telephone selling, dan direct selling.
•
Promosi Penjualan (Sales Promotion) : Merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkannya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu, maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen.
•
Publisitas (Publicity) : Merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh perusahaan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada 25
konsumen, agar mereka menjadi tahu, dan menyenangi produk yang dipasarkannya, hal ini berbeda dengan promosi, dimana didalam melakukan publisitas perusahaan tidak melakukan hal yang bersifat komersial. Publisitas merupakan suatu alat promosi yang mampu membentuk opini masyarakat secara tepat, sehingga sering disebut sebagai usaha untuk “mensosialisasikan” atau “memasyarakatkan.”
Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah tercapainya keseimbangan yang efektif, dengan mengkombinasikan komponen – komponen tersebut kedalam suatu strategi promosi yang terpadu untuk berkomunikasi dengan para pembeli dan para pembuat keputusan pembelian.
2.7 Perencanaan biaya untuk pemasaran pada bisnis model Untuk membuat rencana produksi yang sejalan dengan perencanaan pola jangka pendek, deretan anggaran memiliki jenis sebagai berikut : 1. Anggaran biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung : dibuat segera sesudah anggaran produksi diselesaikan dan disetujui. 2. Anggaran biaya overhead manufaktur: dibuat segera sesudah anggaran produksi diuji coba dan disetujui, setelah disesuaikan dengan keluaran yang diharapkan untuk setiap departemen produksi dan jasa dalam perusahaan.
26
3. Anggaran biaya distribusi: dibuat bersamaan dengan rencana penjualan karena keduanya saling tergantung atau mempengaruhi. 4. Anggaran biaya administratsi: dibuat segera setelah rencana penjualan disetujui dan anggaran produksi telah disesuaikan dengan aktifitas yang direncanakan untuk setiap departemen administrasi yang terlibat.
Proses pemasaran pada suatu bisnis model memerlukan perencanaan biaya antara lain : a. Rasio pendanaan (financial ratio) Untuk memeriksa kesehatan keuangan dalam bisnis dengan cepat dan relatif sederhana digunakan rasio keuangan (financial ratio).
Rasio mengekspresikan gambaran yang muncul dalam pernyataan keuangan (contohnya keuntungan bersih per-pegawai,penjualan per-ukuran counter, dan sebagainya). Dengan mengkalkulasikan sejumlah kecil rasio yang relatif, ada kemungkinan untuk membangun gambaran yang beralasan dari posisi dan gambaran bisnis. b. Klasifikasi rasio keuangan
27
Rasio dapat dikelompokan dalam beberapa kategori, masing – masing merefleksikan aspek tertentu dari performa atau posisi keuangan. Kategori tersebut menyediakan dasar yang berguna c. Kebutuhan perbandingan (the need for comparison) Mengkalkulasikan rasio dengan dirinya sendiri tidak akan banyak memberitahu tentang posisi atau performa dari bisnis. Kecuali apabila membandingkan
dengan
‘benchmark’
yang
informasinya
dapat
diinterprestasikan dan dievaluasi.
Dasar-dasar yang dapat digunakan untuk membandingkan sebuah rasio yang dikalkulasikan dari pernyataan keuangan pada periode tertentu adalah : -
Periode lalu (past period)
-
Gambaran perencanaan (planned performance)
-
Bisnis yang sama (similiar businesses)
Langkah – langkah kunci dalam analisa rasio keuangan :
Mengenal pengguna dan informasi apa yang 28
mereka butuhkan
Menghitung ketepatan perbandingan
Menafsirkan dan menilai hasil - hasil
Gambar 2.1 Analisis rasio keuangan
2.8 Analisa Break-Even Salah satu fungsi manajemen adalah planning dan perencanaan, dan perencanaan ini merupakan salah satu factor yang sangat penting dalam suatu perusahaan karena akan mempengaruhi secara langsung terhadap kelancaran maupun keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Agar dapat membuat perencanaan yang baik seorang manajemen harus mampu melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan dating dan merencanakan berbagai cara yang harus ditempuh untuk menghadapi kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan dating tersebut mulai sekarang. Perencanaan perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan program budget, Sebagian besar dari program budget berisi taksiran penghasilan yang akan diperoleh dan biaya – biaya yang akan terjadi untuk memperoleh penghasilan tersebut dan akhirnya menunjukan laba yang akan dapat dicapai. 29
Untuk Dapat mencapai laba yang besar (dalam perencanaan maupun realisasinya) management dapat melakukan berbagai langkah, Misalnya : a.
Menekan biaya produksi maupun biaya operasi serendah mungkin dengan mempertahankan tingkat harga jual dan volume penjualan yang ada.
b.
Menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki
c.
Meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin.
Tetapi perlu diingat dan diperhatikan bahwa ketiga langkah tersebut tidak dapat dilakukan secara terpisah – pisah atau sendiri – sendiri karena ketiga langkah atau faktor (biaya, harga jual, volume produksi) mempunyai hubungan yang erat atau bahkan saling berkaitan. Biaya akan menentukan harga jual, harga jual akan mempengaruhi volume penjualan, volume penjualan akan mempengaruhi volume produksi dan volume produksi ini akan langsung mempengaruhi biaya.
Pengaruh dari perubahan salah satu faktor tersebut terhadap laba yang akan dicapai tidak nampak dalam suatu program budget karena budget biasanya hanya merencanakan laba untuk satu tingkat/kapasitas kegiatan. Oleh karena itu penggunaan budget ini akan lebih bermanfaat bagi manajemen apabila disertai dengan teknik – teknik perencanaan atau analisa yang lain misalnya dengan analisa break- event. Analisa Break-even mempunyai hubungan yang sangat erat dengan program budget, walaupun analisa break even dapat diterapkan dengan data histories, tetapi akan sangat berguna bagi manajemen kalau diterapkan pada data taksiran periode yang akan dating. Break-even dapat diartikan suatu keadaan dimana dengan operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan = total biaya). Tetapi analisa break-even tidak hanya semata – mata untuk mengetahui keadaan perusahaan yang break-even saja, akan tetapi analisa break-even mampu memberikan 30
informasi kepada pimpinan perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
2.8.1
Penentuan tingkat Break-Even Untuk dapat menentukan tingkat break-even, maka biaya yang terjadi harus
dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap tidak berubah dalam range output tertentu, tetapi untuk setiap satuan produksi akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan produksi. Semakin besar hasil produksi, maka biaya tetap perusahaan akan semakin kecil, sebaliknya semakin rendah hasil produksi, maka biaya tetap persatuan akan semakin besar.
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan naik turun sebanding dengan hasil produksi atau volume kegiatan, tetapi untuk satuan produksi akan tetap. Perhitungan untuk menentukan luas operasi pada tingkat break-even dapat dilakukan dengan menggunakan suatu rumus tertentu, tetapi untuk menggambarkan tingkat volume dengan labanya maka diperlukan grafik atau bagan break-even. Secara matematis tingkat break even dapat ditentukan dengan berbagai rumus. Dengan demikian tingkat break even dapat ditentukan dengan dua pendekata, yaitu pendekatan sistematis dan pendekatan grafis. Hasil penjualan dikurangi dengan biaya variabel merupakan sisa atau margin yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan laba. Ditinjau dari persatuan produk atau 31
barang yang dijual, maka setiap satuan barang memberikan sumbangan atau contribusi (margin) yang sama besarnya untuk menutup biaya tetap dan laba. Dalam keadaan break even labanya adalah nol; maka dengan membagi jumlah biaya tetap dengan margin per satuan barang akan diperoleh jumlah satuan barang yang harus dijual sehingga perusahaan tidak menderita rugi maupun memperoleh laba.
Dengan demikian untuk menentukan jumlah penjualan minimal yang harus dicapai agar perusahaan mencapai break even dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Atau 32
Hal ini dapat pula ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut :
dimana y = laba c = harga jual per satuan x = jumlah produk yang dijual b = biaya variabel per satuan a = biaya tetap
33
Dalam keadaan break even laba perusahaan adalah nol, oleh karena itu dengan membagi
jumlah
biaya
tetap
dengan
marginal
income
rationya,
akan
diperoleh/diketahui tingkat penjualan (dalam rupiah) yang harus dicapai agar perusahaan tidak menderita kerugian ataupun memperoleh laba (break-even), sehingga kalau marginal income rationya diketahui maka titik break-even dalam rupiah akan lebih mudah ditentukan dengan rumus :
Marginal income ratio adalah ratio antara marginal income dengan hasil penjualannya, sedangkan marginal income adalah selisih antar hasil penjualan dengan biaya variabel, atau dengan cara lain marginal income ratio dapat dituliskan sebagai berikut :
34
Dengan demikian untuk menentukan penjualan pada tingkat break even dapat pula ditentukan dengan rumus :
Biaya dipandang dalam kaitannya dengan produksi timbul tiga kategori biaya yang berbeda, yaitu : 1. Biaya tetap Biaya ini secara total adalah tetap, dari bulan ke bulan tanpa memperhatikan fluktuasi masukkan atau keluaran dari pekerjaan yang dilakukan. Karen beberapa biaya dapat berubah, konsep ini harus diterapkan : a. Tingkat keluaran yang relevan. b. Dalam kaitannya dnegan seperangkat kondisi yang sudah ditetapkan. 2. Biaya variabel Biaya ini berubah dalam total secara langsung terhadap perubahan masukkan atau keluaran dari pekerjaan yang dilakukan. Keluaran harus diukur dalam beberapa
35
tingkat aktivitas seperti : unit selesai, jam tenaga kerja langsung, nilai penjualan, banyaknya order, tergantung pada aktivitas dalam pusat tanggung jawab. 3. Biaya semi variabel Biaya ini tidak termasuk, baik dalam biaya tetap maupun dalam biaya variabel karena biaya ini memiliki karakteristik keduanya. Dalam setiap perubahan keluaran biaya semi variabel berubah searah tetapi tidak dlam proporsi yang sama dengan perubahan jumlah keluaran.
36