BAB 2 LANDASAN TEORI
Teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan ini dapat diuraikan sebagai berikut: 2.1
Ketenagakerjaan Menurut UU Pokok Ketenagakerjaan No. 14 Tahun 1969, tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam hubungan ini maka pembinaan tenaga kerja merupakan peningkatan kemampuan efektivitas tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan. 2.2
Perekrutan Rekrutmen menurut
Mathis & Jackson (2013) adalah proses yang
menghasilkan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan di suatu perusahaan atau organisasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Irawan (1997) bahwa rekrutmen adalah suatu proses untuk mendapatkan tenaga yang berkualitas guna bekerja pada perusahaan atau instansi. Sedangkan menurut ahli lain yaitu Ballantyne (2009) menyebutkan bahwa rekrutmen adalah “Recruitment and selection also has an important role to play in ensuring worker performance and positive organisational outcomes. It is often claimed that selection of workers occurs not just to replace departing employees or add to a workforce but rather aims to put in place workers who can perform at a high level and demonstrate commitment”. Dari kumpulan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perekrutan memegang peran vital bagi perusahaan karena perusahaan dituntut untuk dapat memilih dan menseleksi tenaga kerja terbaik sesuai dengan kualifikasi dan spesifikasi yang ditentukan oleh perusahaan, karena dengan menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dapat menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah perusahaan. Karena rekrutmen yang efektif memerlukan tersedianya informasi yang akurat dan berkesinambungan mengenai jumlah dan kualifikasi, kualitas dari individu yang diperlukan untuk melaksanakan berbagai pekerjaan dalam perusahaan.
13
14 2.3
Seleksi Menurut
Hasibuan (2007) seleksi adalah usaha pertama yang harus
dilakukan perusahaan untuk memperoleh tenaga kerja yang qualified dan kompeten yang akan menjabat serta mengerjakan semua pekerjaan pada perusahaan. Sedangkan Menurut
Aryeetey & Ofori (2011) seleksi adalah proses dimana
instrumen tertentu terlibat untuk memilih dari individu yang paling cocok untuk pekerjaan yang tersedia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seleksi merupakan kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang memenuhi kriteria dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tujuan dari proses seleksi adalah untuk memilih orang yang cocok dengan pekerjaan dan perusahaan. Tanpa karyawan-karyawan yang berkualitas, sebuah organsasi memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk berhasil karena keberhasilan sebuah organisasi bergantung kepada kualitas sumber daya manusia yang ada. 2.3.2
Proses dan Tahapan Seleksi Proses seleksi adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh para pelamar
sampai akhirnya memperoleh keputusan diterima atau ditolak sebagai karyawan baru. Proses ini berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Menurut Rivai & Sagala (2009) proses tersebut pada umumnya meliputi : 1. Penerimaan Pendahuluan Proses seleksi merupakan jalur dua arah. Organisasi memilih para karyawan dan para karyawan memilih perusahaan. Seleksi dimulai dengan kunjungan calon para pelamar ke kantor personalia atau dengan permintaan tertulis dengan aplikasi. 2. Tes-tes Penerimaan Tes-tes penerimaan merupakan berbagai peralatan bantu yang menilai kemungkinan kombinasi dari kemampuan, pengalaman, kepribadian pelamar, dan persyaratan jabatan. Ada beberapa teknik dalam seleksi, diantaranya : a. Interview b. Tes Psikologi c. Tes mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan d. Pusat penilaian e. Biodata f. Referensi g. Grafologi ( ilmu yang berkenaan dengan tulisan tangan )
15 3. Wawancara Seleksi Merupakan percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi hal yang dapat diterima atau tidak seorang pelamar. 4. Pemeriksaan Referensi Ada 2 macam referensi , yaitu : a. Personal References Merupakan referensi tentang karakter pelamar, biasanya diberikan oleh keluarga, teman terdekat baik yang ditunjuk oleh pelamar sendiri maupun diminta perusahaan. b. Employment References Referensi ini mencakup tentang latar belakang atau pengalaman kerja pelamar. 5. Evaluasi Medis Mencakup pemeriksaan kesehatan pelamar sebelum keputusan penerimaan karyawan dibuat. Evaluasi ini mengharuskan pelamar untuk menunjukkan informasi kesehatannya. 6. Wawancara Atasan Langsung Atasan langsung (penyelia) pada akhirnya merupakan orang yang bertanggung jawab atas para karyawan baru yang diterima. Oleh karena itu, pendapat dan persetujuan mereka harus diperhatikan untuk penerimaan final, karena penyelia sering mempunyai kemampuan untuk mengevaluasi kecakapan teknis pelamar dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelamar tentang perkejaan tertentu secara lebih tepat. 7. Keputusan Penerimaan Keputusan diterima atau tidaknya seorang karyawan menandai berakhirnya proses seleksi. Departemen personalia dapat mempertimbangkan kembali para pelamar yang ditolak untuk lowongan pekerjaan yang lain karena mereka telah melewati berbagai macam proses seleksi. Surat lamaran para pelamar yang diterima merupakan data awal file personalia dan berisi informasi yang berguna bagi kegiatan-kegiatan departemen personalia selanjutnya.
16 Dalam proses seleksi itu dipakai berbagai macam jenis dalam mengevalusasi persyaratan dan terutama untuk testing. Ada dua konsep penting yang harus diperhatikan untuk peralatan seleksi ini, yaitu reliabilitas dan validitas. Reliabilitas (dapat dipercaya) berhubungan dengan konsistensi pengukuran yang digunakan sepanjang waktu dan juga pertimbangan ukuran berapa banyak kesalahan yang terlihat dalam pengukuran yang terjadi sekarang. Ada banyak sumber kesalahan dalam pengukuran pada waktu wawancara, misalnya karena terlalu membandingkan dengan kandidat lainnya yang sangat superior, tekanan waktu atau terpesona pada kemampuan pelamar menciptakan impresi manajemen yang positif, tetapi pada akhirnya tidak sesuai dengan kenyataan dalam pelaksanaan pekerjaan. Yang dimaksud dengan validitas adalah skor yang diberikan pada waktu tes atau wawancara sesuai dengan kinerja pekerjaan yang nyata. Hasil tes seseorang dikatakan valid, bila skornya tinggi dan kenyataan di dalam lapangan memang sesuai. Metode seleksi mungkin saja dapat dipercaya tetapi tidak valid, namun metode seleksi yang tidak dapat dipercaya tentu saja tidak akan valid. Menurut
Rivai & Sagala (2009) ada beberapa instrumen yang dapat
digunakan dalam seleksi, yaitu : • Surat-surat rekomendasi • Borang lamaran • Tes kemampuan (tes potensi akademik=TPA) • Tes kepribadian • Tes psikologi • Wawancara • Assessment center • Drug test • Honesty test • Handwriting analysis
17 2.4
Psikotes Menurut
serangkaian
Buhari (2004), psikotes atau pemeriksaan psikologi adalah cara
yang dirancang untuk
mengungkap, mengukur, serta
menginterpretasikan perbedaan potensi seseorang secara kejiwaan. Psikotes biasanya terdiri atas serangkaian pemeriksaan psikologis dengan alat ukur yang sudah dibakukan untuk mengungkap secara objektif aspek-aspek psikologis (kejiwaan) dalam diri seseorang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa psikotes adalah upaya secara profesional oleh psikolog untuk mengetahui kondisi kejiwaan seseorang. Psikotes juga mengacu pada kebutuhan akan kemampuan tertentu dalam suatu pekerjaan, seperti ketelitian, kreativitas, dan sebagainya. Tes tersebut diberikan sebagai alat atau sarana bagi psikolog untuk dapat memahami secara utuh berbagai aspek psikologi individu agar dapat memberikan gambaran (profil psikogram) setiap individu yang mengikuti tes tersebut. 2.5
Startup Menurut definisi Ries (2011) mengatakan: “A startup is a human institution
designed to create a new product or service under conditions of extreme uncertainty”. 2.6
Web Web adalah halaman informasi yang disediakan melalui jalur internet
sehingga bisa diakses di seluruh dunia selama terkoneksi dengan jaringan internet. Salah satu alat komunikasi online yang menggunakan media internet dalam pendistribusiannya. Website merupakan kumpulan halaman web yang saling terhubung dan file - filenya saling terkait. Web terdiri dari page atau halaman, dan kumpulan halaman yang dinamakan homepage. Homepage berada pada posisi teratas, dengan halaman - halaman terkait berada di bawahnya. Biasanya setiap halaman di bawah homepage disebut child page, yang berisi hyperlink ke halaman lain dalam web Gregorius (2000). Web merupakan kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Secara terminologi web adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah
18 domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di internet. 2.7
Object Oriented Analysis and Design (OOAD) Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) adalah semua jenis objek
yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang dan perangkat dalam sistem, menunjukkan bagaimana objek berinteraksi untuk menyelesaikan tugas, dan menyempurnakan definisi dari masing-masing jenis objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa tertentu atau lingkungan. Dalam kaitannya dengan analisis dan desain sistem, object oriented analysis dapat diartikan sebagai pendefinisian jenis objek yang melakukan pekerjaan dalam sistem dan menunjukan dengan use case apa yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, sedangkan object oriented design adalah pendefinisian semua jenis objek yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan pengguna dan perangkat dalam sistem yang menunjukan bagaimana objek berinteraksi untuk menyelesaikan tugas, dan menghasilkan definisi dari setiap jenis objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan tertentu Satzinger, Jackson, & Burd (2005)
2.7.1
Activity Diagram Activity Diagram adalah sebuah diagram alur kerja sederhana yang
menjelaskan tentang aktivitas sejumlah user (atau system), orang yang melakukan setiap aktivitas, dan alur sekuensial da Menurut Satzinger (2007, p144) Flowcharts dan diagram aktivitas yang khusus dirancang untuk mewakili aliran kontrol di antara langkah-langkah pengolahan. Banyak analis menggunakan jenis workflow diagram dan menyebutnya activity diagram. Suatu activity diagram merupakan gambaran berbagai pengguna (atau sistem) kegiatan, orang yang melakukan aktivitas masingmasing, dan aliran sekuensial dari kegiatan tersebut.
Symbol yang digunakan yaitu: 1.
Starting Activity (pseudo) Merupakan simbol untuk menandakan dimulainya aktivitas.
2.
Transition Arrow Merupakan garis penunujuk arah urutan aktivitas yang menggambarkan transisi dari suatu aktivitas.
3.
Activity
19 Merupakan simbol yang menggambarkan aktivitas. 4.
Ending Activity (pseudo) Merupakan simbol untuk menandakan berakhirnya aktivitas.
5.
Swimlane Merupakan area persegi dalam activity diagram yang menunjukkan aktivitas diselesaikan single agent.
6.
Synchronization bar Merupakan symbol yang digunakan untuk mengontrol pemisahan atau penyatuan dari jalur berurutan.
7.
Diamond Merupakan simbol poin keputusan dalam alur proses mengikuti satu jalur atau jalur lainnya.
Gambar 2. 1: Symbol Activity Diagram Sumber: (Satzinger, Jackson, dan Burd 2004: 145)
2.7.2
Use Case Diagram Menurut Satzinger (2007: 215) dalam bukunya Object Oriented Analysis and
Design menjelaskan bahwa sebuah use case itu menunjukan sebuah tongkat sederhana yang digunakan untuk mewakili aktor (tangan ditunjukan langsung mengakses ke sistem langsung). Kasus penggunaan sendiri dilambangkan oleh oval dengan nama use case didalamnya. Garis yang menghubungkan aktor dengan use
20 case menunjukan bahwa aktor memanfaatkan penggunaan sistemnya. Pelaku juga dapat menggunakan sistem lainyang langsung menunjukan antar muka dengan sistem yang sedang dikembangkan.
Gambar 2. 2 Contoh Use Case Diagram Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2010: 251)
Hubungan pada Use Case Diagram terbagi menjadi:
1.
<
>
relationship
atau
disebut
juga
<<uses>>
relationship adalah hubungan antar use case yang memungkinkan satu use case menggunakan fungsionalitas yang disediakan oleh use case lain.
2. <<extends>>
relationship
case yang memungkinkan
merupakan satu
use
hubungan case
antar
secara
use
optional
menggunakan fungsionalitas yang disediakan oleh use case lain. 2.7.3 Use Case Description Menurut Satzinger (2007: 220) use case description menjelaskan tentang suatu penggunaan kasus sistem yang mencakup seluruh urutan langkah untuk menyelesaikan suatu proses bisnis. Dan sering kali beberapa variansi dari langkahlangkah bisnis ada dalam kasus penggunaan tunggal. Use case diagram membantu untuk mengidentifikasi beberapa proses yang dilakukan oleh user dan yang harus
21 didukung oleh sistem. Untuk pengembangan sistem yang lebih baik, kita harus lebih masuk ke level detil dengan pendeskripsian. Ada tiga level pendeskripsian dari use case, yaitu brief description, intermediate description, dan fully developed description (Satzinger, Jackson, & Burd, 2010: 249).
Gambar 2. 3 Contoh Use Case Description Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2004: 223)
2.7.4
Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2004: 302), class diagram
memberikan gambaran struktur dan deskripsi kelas, package, dan objek serta hubungan satu sama lain seperti pewarisan dan asosiasi.
22
Gambar 2. 4 Contoh Notasi Class Diagram. Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2004: 304) 2.7.5
Domain Model Class Diagram Domain Model Class Diagram adalah sebuah UML Class Diagram yang
menggambarkan benda-benda yang penting dalam pelaksanaan tugas para pengguna, seperti class-class problem domain, hubungan antar class-class tersebut, dan atribut- atributnya (Satzinger, Jackson, & Burd, 2010: 187).
Gambar 2. 5 Contoh Domain Class Diagram
2.7.6 User Interface User Interface menurut Satzinger dan Burd (2005: 442) adalah bagian dari sistem informasi yang membuutuhkan interaksi dari user untuk membuat input dan output. menjelaskan bahwa sebuah sistem informasi baru mempengaruhi banyak
23 sistem informasi yang ada lainnya, dan analisis harus memastikan bahwa mereka semua bekerja bersama-sama. Beberapa interface sistem link sistem organisasi internal, merupakan sistem lain antarmuka dengan sistem eksternal, seperti pemasok atau rumah pelanggan. Dalam kasus lain, sistem baru perlu berkomunikasi dengan aplikasi bahwa organisasi telah dibeli dan diinstall. Dalam setiap kasus hanya terdaftar, analisis harus memiliki informasi tentang setiap sistem yang akan menyentuh sistem baru. Sistem juga harus berinteraksi dengan pengguna baik didalam maupun diluar organisasi. User interface yang lebih dari sekedar layar, itu adalah merupakan pengguna yang datang ke dalam kontrak dengan saat menggunakan sistem, komseptual, dan fisik. User interface memungkinkan pengguna sistem berinteraksi dengan komputer untuk melakukan suatu proses seperti mencatat transaksi. Terkadang output dihasilkan setelah pengguna berinteraksi dengan sistem, seperti informasi yang ditampilkan setelah query mengenai status dari suatu pesanan (Satzinger, Jackson, & Burd, 2010: 531). 2.8
Five Forces Porter Deskripsi "Five forces" atau “Lima Kekuatan” Porter membentuk struktur
dari semua industri dan sebagian besar menetapkan aturan kompetisi dan berfungsi meningkatkan profit perusahaan. Lima kekuatan itu adalah ancaman yang ditimbulkan oleh persaingan yang kompetitif, kekuatan tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar, pemasok, potensi pendatang baru, dan produk pengganti Porter (2007).
Gambar 2. 6 The Five-Forces Model of Competition
Kelima kekuatan bersaing tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
24 2.8.1 Ancaman Pendatang Baru Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar, serta seringkali juga sumber daya yang besar. Ancaman Pendatang Baru Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar, serta seringkali juga sumber daya yang besar. Ada lima sumber utama rintangan masuk : a. Skala ekonomis b. Diferensiasi produk c. Kebutuhan modal d. Biaya Tak Menguntungkan Terlepas dari Skala e. Kebijakan pemerintah 2.8.2 Tingkat Rivalitas di Antara Para Pesaing Rivalitas di kalangan pesaing yang ada berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik-taktik yang beragam. Berikut ini lima faktor atau sumber yang mengakibatkan terjadinya rivalitas diantara pesaing yang ada: a. Jumlah pesaing b. Diferensiasi c. Penambahan kapasitas d. Pesaing yang beragam e. Hambatan keluar 2.8.3 Ancaman Produk Substitusi Makin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, makin ketat pula pembatasan laba industri. Produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian: a. Produk yang memiliki kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang lebih baik ketimbang produk industri b. Produk yang dihasilkan oleh industri yang menghasilkan laba yang tinggi bagi perusahaan. 2.8.4
Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Kekuatan dari tiap-tiap kelompok pembeli yang penting dalam industri.
Berikut ini empat situasi yang membuat pembeli memiliki kekuatan dalam tawarmenawar :
25 a. Kelompok pembeli terpusat b. Produk yang dibeli dari industri merupakan bagian dari biaya c. Mutu produk atau jasa pembeli d. Informasi yang lengkap 2.8.5 Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar-menawar terhadap para peserta industri dengan mengancam akan menaikan harga atau menurunkan mutu produk atau jasa yang dibeli. Berikut ini lima kondisi yang membuat pemasok memiliki kekuatan: a. Pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk produk yang dijual b. Industri bukan pelanggan yang penting c. Produk pemasok merupakan input penting d. Produk kelompok pemasok terdiferensiasi 2.9
Perilaku Pelanggan Perilaku pelanggan menurut Kotler & Keller (2008) sebagai studi bagaimana
individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka. Definisi dari perilaku konsumen menurut Dharmmesta & Handoko (2000) perilaku pelanggan adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. 2.10
Business Model Canvas Menurut Osterwalder & Pigneur (2010) sebuah model bisnis menggambarkan
dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan (create), menyampaikan (deliver), dan menangkap (capture) nilai-nilai (value) yang dianut oleh organisasi yang dapat dijelaskan melalui 9 (sembilan) elemen generik/pilar utama (9 building blocks of Business Model) yaitu:
26
Gambar 2. 7 Business Model Canvas Sumber: (Osterwalder & Pigneur, 2010: 18-19) 2.10.1 Customer Segment: Segmen konsumen yang akan dilayani yaitu kelompok/group konsumen atau organisasi yang berbeda-beda yang ingin disasar dan dilayani oleh perusahaan. Sangat
penting
untuk
menentukan
segmen
mana
yang
akan
dilayani
organisasi/perusahaan. Segmen konsumen/pelanggan mana yang paling penting karena tiap segmen perlu pelayanan yang berbeda-beda, dicapai dengan saluran distribusi yang berbeda, memerlukan hubungan yang berbeda, mempunyai kemampuan membayar dan memberikan profit yang berbeda. Dasar Segementasi Pasar Kotler & Amstrong (2008) merumuskan dasar-dasar untuk membuat segmentasi pasar konsumen sebagai berikut: 1.
Segmentasi Demografis Segmentasi demografis membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan
variabel seperi usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapaan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, dan kebangsaan. Fakorfaktor demografis tersebut adalah dasar paling umum yang digunakan untuk menetapkan segmentasi kelompok pelanggan. Salah satu alasannya adalah bahwa tingkat variasi kebutuhan, keinginan, dan penggunaan konsumen sering berhubungan erat dengan variabel demografis. Variabel demografis merupakan variable yang paling mudah diukur di bandingkan dengan variabel lainnya.
27 2.
Segementasi Geografis Segmentasi geografis membutuhkan pembagian pasar menjadi unit geografis
yang berbeda seperti negara, wilayah, negara bagian, daerah, kota,atau bahkan lingkungan sekitar. Suatu perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi disatu atau beberapa wilayah geografis, atau beroperasi di seluruh wilayah tetapi memberi perhatian pada perbedaan geografis dalam kebutuhan dan keinginan. 3.
Segmentasi Psikografis
Segmentasi psikografis membagi pembeli menjadi kelompok berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, atau karakteristik kepribadian. Orangorang dalam kelompok demografis yang sama bisa memiliki komposisi psikografis yang sangat berbeda. 4.
Segmentasi Perilaku
Segmenasi
perilaku
membagi
pembeli
menjadi
kelompok
berdasarkan
pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respons terhadap sebuah produk. Banyak pemasar percaya bahwa variabel perilaku adalah titik awal terbaik untuk membangun segmen pasar. 2.10.2 Value Preposition: Menjelaskan mengenai penawaran produk dan jasa/layanan yang mempunyai keunggulan/nilai lebih (value) yang akan diberikan kepada segmen konsumen baik bersifat kuantitatif (harga dan efisiensi) maupun kualitatif (pengalaman konsumen). Keunggulan/nilai lebih (value) yang ditawarkan dapat berupa produk baru, mutu produk/jasa yang lebih baik, desain yang unik, status atau brand, harga yang lebih murah/kompetitif, kemudahan akses dan lain-lain. Keunggulan/nilai lebih (value) adalah alasan mengapa konsumen memilih suatu produk tertentu. Akan lebih baik kalau keunggulan/nilai lebih (value) berbeda dengan pesaing dekatnya. 2.10.3 Channels: Merupakan
alat
atau
media
yang
digunakan
perusahaan/organisasi
berkomunikasi atau mencapai target konsumennya, sehingga keunggulan/nilai lebih (value) perusahaan/organisasi dapat diterima oleh target konsumen. 2.10.4 Customer Relationship: Bagaimana perusahaan/organisasi membangun hubungan target konsumen, sehingga konsumen. Tujuan Customer Relationship adalah: - Akuisisi pelanggan baru - Mempertahankan pelanggan lama
28 - Meningkatkan penjualan(ke pelanggan lama) 2.10.5 Revenue Streams: Aliran kas yang diperoleh perusahaan dari setiap segment customernya. Revenue Streams menggambarkan bagaimana organisasi memperoleh uang. 2.10.6 Key Resources: Merupakan sumber daya yang diperlukan agar bisnis dapat berjalan dengan lancar. Terdiri dari aset fisik, infrastruktur, uang, intektual SDM, buday/tata nilai yang bisa dimiliki oleh organisasi/perusahaan sendiri atau disediakan oleh Key Partners (mitra). 2.10.7 Key Activities: Aktivitas utama yang harus dilakukan oleh perusahaan/entitas bisnis agar model bisnis dapat berjalan baik. 2.10.8 Key Partnerships: Menggambarkan hubungan dengan pihak ketiga/merupakan partner/mitra utama yang penting agar model bisnis dapat berjalan lancar. Tujuan bermitra adalah untuk mengoptimalkan model bisnis diantaranya: - Mendapatkan harga murah karena skala ekonomis - Mengurangi risiko (reinsurance) dan menambah sumber daya - Memperoleh sumberdaya yanglebih unggul dan atau yang tidak dimiliki 2.10.9 Cost Structure: Menggambarkan semua jenis dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan key activity, dengan memanfaatkan key resources dan bekerjasama dengan key partner. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam struktur biaya: -Fixed Cost: Biaya tetap yang dikeluarkan organisasi/perusahaan. -Variable Cost: Biaya tidak tetap yang dikeluarkan organisasi/perusahaan. -Economy of Scale: yaitu situasi dimana output yang dihasilkan atau didapatkan oleh organisasi/perusahaan bisa 2 (dua) kali atau lebih dari sebelumnya tanpa membutuhkan biaya sebesar 2 (dua) kali lipatnya. -Economy of Scope: adalah situasi dimana joint output dari satu organisasi/perusahaan lebih besar dibandingkan dengan output yang akan dicapai oleh dua perusahaan berbeda yang memproduksi barang yang sama. Atau kondisi dimana satu perusahaan dapat memproduksi lebih dari 1 (satu) jenis barang. Dasar kebijakan untuk menentukan struktur biaya:
29 - Cost-driven yaitu bisnis model yang berusaha untuk meminimalkan biaya. - Value Driven yaitu bisnis model yang lebih fokus pada penciptaan nilai, dengan tidak terlalu memperdulikan biaya. Selanjutnya 9 elemen tersebut dijabarkan secara lebih rinci ke dalam kanvas model bisnis (Business Model Canvas-BMC). Dengan menggunakan kanvas BMC ini, model bisnis suatu usaha/industri dapat digambarkan dalam satu dokumen tunggal dalam bahasa yang sama (common language) mengenai bagaimana mengembangkan, menyelesaikan dan menilai model bisnis usaha/industri tersebut.
Gambar 2. 8 Business Model Generation Sumber: (Osterwalder & Pigneur, 2010: 44)
30 2.11
Logical Framework Topic: Psikologi Test Online (e-Business) Analisa Industri
Porter's Five Forces Perilaku Pelanggan
Business Model Canvas Customer Value
Channels
Segments
Prepositions
Customer
Revenue
Key
Relationship
Streams
Resources
Key
Key
Cost
Activities
Partnerships
Structure
Proyeksi Keuangan NPV (Net Present Value) IRR (Internal Rate of Return) PI (Profitability Index) Transforming Analysis Into Design System Analysis and Design
Use Case Diagram Activity Diagram Class Diagram User Interface Diagram Implementasi: Prototype
Gambar 2. 9 Logical Framework
31 Kerangka berpikir ini mulai dengan melakukan analisa industri dengan menggunakan metode lima kekuatan Porter, analisis ini bertujuan untuk mengetahui kondisi industri yang akan dimasuki oleh bisnis sehingga dapat membuat strategi yang tepat untuk mengimplementasikan ide bisnis. Analisis industri yang dilakukan menggunakan analisis perilaku pelanggan. Untuk menghitung profit yang akan dihasilkan dapat dilakukan dengan menghitung proyeksi keuangan menggunakan NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return) dan PI (Profitability Index). Kemudian
untuk melihat potensi dan peluang dari bisnis agar dapat
diimplementasikan dilakukan analisa bisnis menggunakan business model canvas yang dapat dibagi menjadi 9 blok utama yaitu customer segments, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activity, key partnership dan cost structure. Setelah melakukan semua analisis, hasil dari analisa tersebut akan digunakan dan diturunkan kedalam sebuah fitur-fitur rancangan dengan menggunakan konsep OOAD yang akan direpresentasikan dalam bentuk diagram.
activity diagram, usecase diagram, class diagram, dan user interface