BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Sistem Informasi Geografis (SIG)
2.1.1
Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama
untuk menghasilkan tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan output dalam sebuah proses transformasi yang terorganisir. (O’BRIEN, 2003 , p8) Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. (Raymond Mcleod, 2001, p9) Dari definisi teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem terdiri dari komponen yang saling berinteraksi satu sama lain dengan menerima input, memprosesnya lalu mengeluarkan output untuk mencapai suatu tujuan.
2.1.2
Pengertian Informasi Informasi adalah data yang sudah diproses atau data yang memiliki arti.
(Raymond Mcleod, 2001, p12) Informasi adalah data yang telah dibentuk menjadi bentuk yang berarti dan berguna bagi manusia. (Laudon, 2004, p8) Dari definisi teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa informasi adalah kumpulan data yang telah diproses menjadi sesuatu yang berguna dan memiliki arti.
8 2.1.3
Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi dapat diartikan sebagai sekumpulan komponen yang saling
berhubungan
dalam mengumpulkan
(atau
menerima),
proses,
menyimpan,
dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi dan pengaturan dalam sebuah organisasi. (Laudon, 2004, p8) Sistem informasi adalah penggabungan dari manusia, hardware, software, dan jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mampu mengumpulkan, mengubah, dan membagikan informasi dalam sebuah organisasi. (O’brien, 2005, p6) Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa definisi dari sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang melakukan pengumpulan data dan analisa data yang ada untuk menghasilkan suatu informasi yang dapat digunakan oleh penerima dalam pengambilan keputusan.
2.1.4
Pengertian Geografi Secara leksikal, geografi berasal dari kata Geo (bahasa Yunani) artinya bumi dan
Grafien artinya mencitra, menguraikan. Geografi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mencitrakan atau menggambarkan tentang keadaan bumi. (Bintarto, 1995, p1) Geografi adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji bumi dan segala sesuatu yang ada di atasnya, seperti penduduk, fauna, flora, iklim, udara, dan segala interaksinya. (Wardiyatmoko, 1996, p3)
9 Menurut Richthoffen, geografi adalah ilmu yang mempelajari permukaan bumi sesuai dengan referensinya, atau studi mengenai area-area yang berbeda dipermukaan bumi. (Prahasta, 2002, p12) Geografi adalah ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001, p271) Jadi dari teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa geografi merupakan ilmu yang mempelajari permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta sumber daya alam yang ada di bumi.
2.1.5
Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk
menyimpan, memanipulasi dan menganalisis informasi geografi. (Paryono, 1994, p1) Sistem informasi geografis merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek yang terdapat dipermukaan bumi. (Prahasta, 2002, p49) Dengan kata lain SIG secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang dapat memanajemen, memanipulasi dan menganalisis informasiinformasi kebumian. Komponen-komponen SIG, sebagai suatu sistem berbasis komputer termasuk perangkat keras, perangkat lunak, data atau informasi dan juga operator yang mengoperasikan serangkaian proses manipulasi.
10 Kecanggihan teknologi SIG yang sering dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi adalah kemampuannya yang memungkinkan untuk melakukan manipulasi data spasial sekaligus dengan database yang ada didalamnya (biasanya disebut query). Beberapa keuntungan yang didapat dalam menggunakan SIG : •
Data dapat dikelola dalam format yang kompak dan jelas.
•
Data dapat dikelola dengan biaya yang murah bila dibanding dengan survei lapangan.
•
Data dapat dipanggil kembali dan dapat diulang dengan cepat.
•
Komputer dapat mengubah data secara cepat dan tepat.
•
Data spasial dan non-spasial dapat dikelola secara bersama.
•
Analisis data dan perubahan data dapat dilakukan secara efesien.
•
Data yang sulit ditampilkan secara manual, dapat diperbesar bahkan dapat ditampilkan secara tiga dimensi.
•
Berdasarkan data yang terkumpul dapat dilakukan pengambilan keputusan dengan cepat dan tepat.
Jadi kesimpulan yang didapat Sistem Informasi Geografis merupakan sekumpulan komponen yang memiliki kemampuan untuk mengambil, menyimpan, dan mengolah data, baik data spasial maupun data tekstual dan juga menampilkan hasil dengan cepat, akurat, tepat waktu.
2.1.6
Subsistem Sistem Informasi Geografis Sistem informasi geografis terbagi menjadi beberapa subsistem, yaitu :
11 1. Data Input Subsistem ini bertugas mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini juga bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh sistem informasi geografis. 2. Data Output Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk harcopy seperti tabel, grafik, peta, dan lain-lain. 3. Data Manajemen Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui, maupun diperbaiki. 4. Manipulasi dan Analisis Data Subsistem ini menghasilkan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh sistem informasi geografis. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
2.1.7
Komponen Sistem Informasi Geografis Ada lima komponen untuk melakukan suatu proyek agar saling bekerjasama, yaitu :
hardware, software, data, sumber daya manusia, dan prosedur.
12 ¾ Perangkat Keras / Hardware Perangkat keras yang biasanya digunakan dalam aplikasi SIG : 1. CPU Merupakan pusat proses data yang terhubung dengan media penyimpanan dengan ruang yang cukup besar dengan sejumlah perangkat lainnya. 2
Disk Drive Menyediakan tempat untuk membantu jalannya penginputan, membaca, proses dan penyimpanan data.
3
Digitizer Digunakan untuk mengkonversi data dari peta ke dalam bentuk digital dan memasukannya ke dalam komputer.
4
Plotter / Printer Digunakan untuk mencetak hasil dari data yang telah diolah.
5
Tape Drive Digunakan untuk menyimpan data/program ke dalam pita magnetik atau untuk berkomunikasi dengan sistem lainnya.
6
VDU Digunakan untuk memudahkan user untuk mengontrol komputer dan perangkatperangkat lainnya.
¾ Perangkat Lunak / Software Software SIG berfungsi untuk memasukan, menganalisis dan menampilkan informasi SIG. Software SIG memiliki beberapa kemampuan utama, antara lain : •
Memanipulasi atau menyajikan data geografis atau peta berupa layer.
13 •
Berfungsi untuk analisis, query, visualisasi geografis.
•
Penyimpanan data dan manajemen database (DBMS).
•
Graphical user interface (GUI).
¾ Data Data merupakan bagian terpenting dari SIG, tanpa adanya data maka SIG tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Data yang diperlukan dalam SIG meliputi data spasial dan data atribut.
Pengertian Data Data adalah aliran dari fakta-fakta kasar yang merepresentasikan kejadian-kejadian yang terjadi dalam organisasi atau lingkungan fisik sebelum disusun dalam sebuah bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan oleh manusia. (Laudon, 2004, p8)
Data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai. Dua sifat data, antara lain : a. Shared : data dapat digunakan bersama-sama oleh pengguna. b. Integrated : data merupakan kesatuan, sedapat mungkin menghindari penggulangan sehingga data menjadi lebih valid dan benar.
14 Jenis-jenis Data Pada Sistem Informasi Geografis Jenis Data yang digunakan dalam sistem informasi geografis adalah data spasial (peta atau geometris) dan data atribut (keterangan atau non-spasial). Perbedaan diantara dua jenis data tersebut adalah sebagai berikut :
a. Data atribut Data atribut adalah data yang mendeskripsikan karateristik atau fenomena yang dikandung pada suatu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan posisi geografis. Contoh : data atribut sebagai sungai berupa kedalaman, kualitas air, habitat, komposisi kimia, konfigurasi biologis dan lain sebagainya. Atribut dapat dideskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada pendeskripsian secara kualitatif , kita mendeskripsikan tipe, klasifikasi, label suatu objek agar dapat dikenal dan dibedakan dengan objek yang lain, misalnya : rumah sakit, hotel dan sebagainya. Bila dilakukan secara kuantitatif, data objek dapat diukur atau dinilai secara skala ordinat atau tingkatan, interval atau selang dan rasio atau perbandingan dari suatu titik tertentu. Contohnya : populasi sungai 10 sampai 15 ekor ikan, kadar kimia air pada sungai tersebut buruk, dan sebagainya.
b. Data Spasial Data spasial adalah data sistem informasi yang terpaut pada dimensi ruang, dapat digambarkan dengan berbagai komponen data spasial.
15 Komponen tersebut adalah : 1. Titik Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana untuk suatu objek. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi diatas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor menggunakan simbol-simbol. Titik tidak dapat mewakili objek tertentu berdasarkan skala yang ditentukan, misalnya : sudut-sudut bangunan atau suatu gedung pada peta yang memiliki skala besar.
2. Garis Garis adalah bentuk linear yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek satu dimensi. Batasbatas poligon merupakan garis-garis , demikian pula jaringan listrik, komunikasi pipa air minum, saluran pembuangan, dan keperluan lainnya.
3. Poligon Poligon digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi. Sungai, danau, batas provinsi, batas kota, adalah tipe-tipe entity yang pada umumnya direpresentasikan sebagai poligon. Suatu poligon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling terhubung diantara ketiga titik tersebut.
16
•
titik
garis
poligon
Gambar 2.1 komponen data spasial
2.2
Peta Sistem Informasi Geografis
2.2.1
Pengertian Peta dan Bagiannya Peta merupakan gambaran wilayah geografis, biasanya bagian permukaan bumi.
Peta dapat disajikan dengan berbagai cara yang berbeda, dari peta konvensional yang tercetak sampai peta digital yang tampil dilayar computer. Peta dapat menunjukkan banyak informasi penting, misalnya sungai, gunung, hutan, daerah perbukitan, laut, danau, batasbatas kota, dan lain-lain. Menurut Rockville, peta adalah suatu representasi konvensional (miniatur) dari unsur-unsur fisik (alamiah dan buatan manusia) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi di atas media bidang datar dengan skala tertentu. (Prahasta, 2002, p129)
Bagian-bagian pokok peta, antara lain : a. Judul Peta Setiap peta harus diberi judul untuk mencerminkan isi dan tipe peta. Judul suatu peta dapat diletakkan pada bagian atas tengah layar peta utama, bagian atas kiri atau kanan di luar peta utama, atau disembarang tempat di luar peta utama dan jangan sampai mengganggu peta utama.
17 b. Garis Astronomis Garis astronomis berfungsi untuk menentukan lokasi suatu tempat. Umumnya, garis astronomis dibuat dengan memberi tanda di tepi atau garis tepi dengan mnunjukkan angka derajat, menit, dan detiknya tanpa membuat garis bujur atau lintang. c. Inset Inset menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan pada kedudukannya dengan daerah sekitar yang lebih luas. Tujuan memberikan inset pada peta adalah untuk memperjelas salah satu bagian dari peta untuk menunjukkan lokasi yang penting, tetapi kurang jelas dalam peta. d. Garis Tepi Peta Garsi tepi peta sebaiknya dibuat rangkap. Garis tepi peta ini dapat membantu dalam membuat peta pulau, kota, ataupun wilayah yang tepat ditengahtengahnya. e. Skala Peta Skala peta merupakan angka yang menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya. Penulisan skala diletakkan di bawah judul peta. Skala merupakan hal penting sebab pengguna peta dapat mengetahui jarak yang sebenarnya dari perbandingan skala tersebut. f. Sumber Peta dan Tahun Pembuatan Peta Sumber peta digunakan sebagai informasi dari mana sumber peta diperoleh. Tahun pembuatan peta sangat diperlukan terutama untuk peta-peta dengan data yang mudah berubah, misalnya peta penyebaran penduduk, peta hasil perkebunan, dan lain-lain.
18 g. Penunjuk Arah / Mata Angin / Tanda Arah Untuk membantu pembaca mengetahui arah mata angin : utara, selatan, timur dan barat. Penunjuk arah diletakkan di kiri atas atau di bagian bawah peta. h. Simbol Peta Simbol peta merupakan tanda-tanda yang umum digunakan untuk mewakili keadaan yang sebenarnya. Simbol peta dapat dibagi sebagai berikut, simbol titik melambangkan
ketinggian,
tanaman,
monumen
(candi);
simbol
garis
melambangkan sungai, jalan, rel kereta api, batas wilayah administrasi; dan simbol area melambangkan pemukiman, area pertanian dan perkebunan. i. Warna Peta Warna peta digunakan untuk menggambarkan keadaan objek tertentu, misalnya : warna biru digunakan untuk melambangkan lautan / perairan, warna hijau digunakan untuk dataran rendah, warna kuning digunakan untuk dataran tinggi, warna coklat digunakan untuk pegunungan, warna merah digunakan untuk bentang hasil budi daya manusia, dan warna putih digunakan untuk puncak pegunungan salju. Perubahan warna sewaktu-waktu gradual, artinya warnanya sama tetapi tua mudanya warna berbeda. j. Legenda Legenda merupakan informasi atau keterangan dari simbol-simbol agar lebih mudah dibaca. Pada umumnya legenda diletakkan dibagian kiri atau kanan bawah suatu peta dan sebaiknya dalam garis tepi peta.
19 k. Lettering Merupakan semua tulisan atau angka-angka untuk mempertegas arti dari simbol-simbol yang ada. Lettering jangan terlalu sering digunakan dan biasanya ditulis dengan huruf cetak kecil. l. Penggunaan Tulisan pada Peta Judul peta harus ditulis dengan huruf cetak besar yang tegak. Tinggi huruf harus disesusaikan dengan besar peta dan kenampakan di air menggunakan huruf miring, besar kecilnya berdasarkan strategisnya.
2.2.2
Jenis-jenis Peta Peta pada umumnya dapat dibagi berdasarkan skala dan data yang disediakan oleh
peta tersebut. Berdasarkan skalanya peta dapat diklasifikasikan menjadi lima, yaitu : 1. Peta kadaster, berskala 1:100 sampai 1: 5000, menggambarkan peta-peta tanah dan peta sertifikat tanah. 2. Peta skala besar, berskala 1:5000 sampai 1:250000, menggambarkan wilayah-wilayah yang relatif sempit, seperti kelurahan dan kecamatan. 3. Peta skala sedang, berskala 1:250000 sampai 1:500000, menggambarkan wilayah-wilayah yang agak luas, seperti propinsi, daerah regional dan pulau. 4. Peta skala kecil, berskala 1:500000 sampai 1: 1000000, menggambarkan wilayah-wilayah yang cukup luas, misalnya negara. 5. Peta skala geografis, berskala lebih dari 1:1000000, menggambarkan sekumpulan negara, benua, atau dunia.
20 Berdasarkan data yang disediakan, terdapat dua macam bentuk peta : 1. Peta umum / peta ikhtisiar Peta umum merupakan peta yang menggambarkan topografi daerah ataupun batas-batas administrasi suatu wilayah / Negara yang biasa digunakan untuk bermacam-macam tujuan.
2. Peta Khusus / Peta Tematik Peta tematik merupakan peta yang menampilkan hubungan keruangan, kenampakan tertentu di permukaan bumi dalam bentuk atribut tunggal atau hubungan atribut seperti geologi, geografis, pertanahan dan sebagainya. Contohnya : •
Peta Geologi Peta yang menggambarkan struktur batuan dan sifat-sifatnya yang dapat mempengaruhi bentuk-bentuk permukaan tanah.
•
Peta Air Tanah Peta yang menggambarkan lokasi atau sebaran air tanah di suatu tempat / daerah.
•
Peta Irigasi Peta yang menggambarkan tentang aliran sungai, bendungan air dan saluran irigasi.
•
Peta Transportasi Peta yang menggambarkan peta lalu lintas baik di darat, laut maupun udara.
21 •
Peta Lokasi Peta yang menggambarkan keadaan tinggi rendahnya permukaan bumi.
•
Peta Arkeologi Peta yang menggambarkan penyebaran letak benda-benda atau peninggalan purba.
2.2.3
Persyaratan Peta Tiga persyaratan pokok yang harus dipenuhi agar peta dapat berfungsi dengan baik, antara lain : •
Conform : bentuk-bentuk bidang daerah, pulau, benua yang digambar harus sesuai dengan bentuk aslinya di alam.
•
Equivalent : daerah-daerah atau bidang-bidang yang digambarkan harus proposional luas dengan apa yang terdapat di alam.
•
Equidistant : jarak-jarak yang digambar peta harus tepat perbandingannya dengan keadaan jarak sebenarnya.
2.3
Metode Pengembangan Sistem Pada pengembangan sistem penulis menggunakan metode pengembangan sistem
tradisional. Di mana tahap-tahapnya dapat dilihat pada gambar :
22
: Pengulangan Kembali (Feed Back Loop) Gambar 2.2 Metode Pengembangan Sistem Tradisional Metode ini terdiri dari 5 tahap, yaitu : •
Tahap Preliminary Investigasi Pada
tahap
ini
dilakukan
pengidentifikasian
terhadap
objek,
memperkirakan biaya dan keuntungan, mengevaluasi kemungkinan yang akan terjadi, mendapatkan persetujuan untuk memulai analisis sistem. •
Analisis Sistem Pada tahap ini dilakukan penganalisisan terhadap keadaan dan keperluan perusahaan, menganalisis sistem yang ada, manganalisis keadaan fungsional area dan keperluannya dan memutuskan fungsi-fungsi dari sistem yang baru seperti : karakteristik pengguna, tampilan pengguna dan lain-lain.
•
Desain Sistem Pada tahap ini dilakukan pembuatan sistem seperti mendesain user interface, database, mendesain aplikasi, mendesain panduan mengenai aplikasi.
23 •
Implementasi Sistem Pada tahap implementasi dilakukan persiapan fasilitas untuk perangkat keras, membangun komponen, melatih pengguna, melakukan testing, melakukan penulisan manual untuk pengguna dan administrator, dan lainlain, apabila pada tahap implementasi ini aplikasi belum berjalan dengan baik maka dalam pengembangan sistem harus dikembalikan ke tahap analisis dan desain.
•
Sistem Operasional Pada tahap ini sistem sudah dapat berjalan dengan baik dan sistem sudah bisa dipakai dengan baik oleh pengguna.
(Dewits, 1996, p96)
2.4
Data Flow Dagram (DFD) Diagram alir data atau data flow diagram adalah teknik grafis yang
menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari input menjadi output. DFD tingkat 0 atau biasa disebut juga dengan model konteks, merupakan DFD yang merepresentasikan seluruh elemen sistem sebagai sebuah proses tambahan dengan data input dan output yang ditunjukan oleh anak panah yang masuk dan keluar secara berurutan. Proses tambahan dan jalur aliran informasi direpresentasikan pada saat DFD tingkat 0 dipartisi untuk mengungkap detail yang lebih. (Pressman, 2001, p311)
24 Berikut adalah notasi-notasi dasar yang digunakan dalam DFD : Informasi yang ada diluar sistem yang
Entity eksternal
dimodelkan
Transfer Informasi yang ada didalam sistem
Proses
untuk dimodelkan
Objek data
Penyimpanan data
Anak panah menunjukan arah aliran data
Repositori data yang disimpan untuk di gunakan oleh satu proses atau lebih
Gambar 2.3 Model Aliran Informasi
2.5
Entity Relationship Diagram (ERD) ERD adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan struktur logika dari
database secara keseluruhan. Simbol-simbol dan notasi yang digunakan dalam penulisan diagram ini adalah : •
Persegi panjang, yang mewakili entity set.
•
Elips, yang menyatakan atribut-atribut entity set.
•
Belah ketupat, yang menggambarkan relationship set.
25
•
Garis yang menghubungkan antara entity set dengan atribut-atibutnya dan antara entity set dengan relationship setnya.
(Prahasta, 2002, p107)
2.6
State Transition Diagram (STD) STD dibuat dengan tujuan untuk mewakili sistem dengan sejumlah state dan
serangakaian aktivitas yang berhubungan, menggambarkan hubungan antara state, menunjukan bagaimana sistem bergerak dari satu state ke state yang lain dan mendokumentasikan urutan dan prioritas dari state. STD pertama kali dikembangkan untuk membantu merancang kompiler. (William S. Davis and David C. Yen, 2000, p235)
2.7
Database Database merupakan koleksi bersama dari data logikal yang saling berhubungan,
dan deskripsi dari data tersebut didesain untuk menemui kebutuhan informasi suatu organisasi. (Connoly, 2002, p14)
Database adalah kumpulan terintegrasi dari occcurances file atau tabel yang merupakan representasi data dari suatu model enterprise. (Mohammad Subekti, 1997, p8) Suatu database merepresentasikan entity, attribut, dan hubungan logical antar entity. Entity adalah distinct object pada organisasi yang akan dipresentasikan pada
26 database. Entity dapat berupa orang, tempat, barang, konsep, atau event. Attribut adalah properti yang mendeskripsikan beberapa aspek dari objek yang ingin kita record dan relationship adalah asosiasi antar entity.
2.8
Shortest Pathfinding Penggunaan shortest pathfinding adalah untuk menentukan lintasan terpendek dan
termurah yang mungkin dari vertex awal ke vertex akhir. Jika edge tidak memiliki nilai, maka shortest path adalah path dengan jumlah edge yang paling sedikit. Jika edge memiliki nilai, maka shortest path merupakan path dengan nilai akumulasi minimum dari semua edge pada path. Shortest path problem berbeda dengan minimum spanning tree problem. Minimum spanning tree problem bertujuan untuk mencari tree termurah yang menghubungkan semua vertex dalam tree. Sedangkan, Shortest path problem bertujuan untuk mencari lintasan termurah di antara beberapa vertex. Permasalahan yang terjadi pada network dapat ditransformasikan ke dalam Shortest path problem, seperti permasalah transportasi dan komunikasi di dalam network. Secara umum algoritma shortest pathfinding dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Algoritma Uniformed Search Merupakan algoritma yang tidak memiliki keterangan tentang jarak atau biaya dari path dan tidak memiliki pertimbangan akan path mana yang lebih baik. Yang termasuk dalam algoritma ini antara lain algoritma Breath-First Search.
27 2. Algoritma Informed Search Merupakan algoritma yang memiliki keterangan tentang jarak atau biaya dari path dan memiliki pertimbangan berdasarkan pengetahuan akan path mana yang lebih baik. Yang termasuk algoritma ini antara lain algoritma Djikstra dan A Star.
2.8.1
Theorema Pythagoras Dalam matematika theorema pythagoras merupakan sebuah hubungan antara
geometri euclidean dengan tiga sisi dari sebuah segitiga sama sisi. Theorema ini dinamakan dari seorang yunani yang bernama pythagoras, yang secara tradisi terdaftar atas penemuannya dan pembuktian theorema ini. Theorema pythagoras merupakan suatu penjumlahan dari suatu area dari dua persegi pada sisi alas (b) dan tingginya (a) yang menghasilkan area persegi pada sisi miringnya (c), yang mana pada hal ini pythagoras dirumuskan menjadi c2 = a2 + b2 atau c = √ a 2 + b2 .
c a b Gambar 2.4 Segitiga
Tetapi pada penulisan skripsi ini theorema pythagoras yang dipakai merupakan teori yang mencari jarak terpendek antara 2 titik yang mana titik tersebut dimisalkan sebagai koordinat cartesius, yang mana sering disebut sebagai rumus jarak dalam koordinat
28 cartesius. Rumus ini berasal dari theorema pythagoras, jika ada dua titik di mana titik yang pertama berada pada koordinat (x0, y0) dan titik kedua pada koordinat (x1, y1) yang berada pada suatu bidang, lalu ada jarak antara dua titik tersebut yang biasa disebut jarak euclidean. Pada kasus ini maka untuk pencarian jarak terpendek antara dua titik maka dapat dirumuskan sebagai berikut : pytha = √ (x1- x0)2 +(y1- y0)2. (http://en.wikipedia.org/wiki/Pythagorean_theorem)
2.9
Bus Rapid Transit (BRT)
2.9.1
Definisi BRT Bus Rapid Transit merupakan suatu fitur desain sistem bus yang menyajikan
kualitas yang tinggi dan servis transit dengan efektifitas biaya yang tinggi. Sistem BRT ini dijalankan dengan jarak kedatangan antar bus pada suatu halte sebesar 2-6 menit. Hal ini dikemukakan
oleh
Victoria
Transport
Policy
Institute
(http://www.vtpi.org/tdm/tdm120.htm). Sistem yang dipakai dalam pengaplikasian BRT meliputi : •
Jalur khusus yang terpisah, berada di sebelah kanan, meliputi busway (jalur khusus bus), jalur HOV (untuk bus, tempat parkir van, mobil) dan ukuran prioritas transit lainnya. Beberapa sistem biasanya menggunakan pembatas yang secara otomatis menggerakkan bus melaju pada rutenya.
•
Kapasitas servis yang baik, yang menyebabkan penumpang menunggu kurang dari 10 menit selama jam sibuk.
29 •
Kendaraan yang berkualitas tinggi, mudah ditumpangi, bersuara pelan, bersih dan nyaman dikendarai.
•
Sistem pembayaran ongkos terintegrasi, yang menghindari kesalahan perhitungan atau lolos pembayaran antar rute.
•
Informasi pengguna yang nyaman dan program marketing yang baik.
•
Stasiun bus berkualitas tinggi dengan orientasi pengembangan transit pada area sekitarnya.
•
Customer service yang baik.
•
Sekuritas yang dikembangkan bagi pengguna transit dan pejalan kaki.
•
Integrasi modal dengan koordinasi servis BRT dengan fasilitas pejalan kaki dan pengendara sepeda, pengguna taxi, bus dalam kota, transit kereta, dan pengguna transportasi lainnya.
Pada umumnya sistem BRT ini mungkin akan mengurangi area parkir atau secara umum mengurangi jalur kendaraan sehingga akan mengubah pola arus kendaraan karena mengganggu sebagian orang (misalnya, bisnis yang dibangun di pinggir jalan), oleh karena itu maka dalam pengimplementasiannya maka sistem BRT memerlukan banyak investasi pada kendaraan, fasilitas dan tanggung jawab manajemen yang baik. Walaupun akan mengurangi jalur kendaraan tapi secara besar sistem ini akan meningkatkan efektifitas penggunaan jalan, tergantung dari segi evaluasi sistem ini. Sistem ini telah diimplementasikan pada beberapa negara, antara lain : Mexico City Metrobus (http://www.itdp.org), Adelaide Bahn (http://en.wikipedia.org/wiki/Guided_bus), dan beberapa negara lainnya termasuk Indonesia (http://trans.jakarta.go.id).
30 2.9.2
Pengimplementasian BRT Sistem BRT diimplementasikan dengan dukungan dan kerjasama yang melibatkan
agen-agen perencanaan dan penyedia servis transit. Untuk menjadi efektif BRT memerlukan koordinasi manajemen desain jalan, pembelian bus, operasi transit, perencanaan keputusan penggunaan lahan dan program marketing transit. Beberapa keuntungan dari pengimplementasian sistem BRT :
2.10
-
Pengurangan kemacetan jalan raya.
-
Penghematan biaya fasilitas jalan dan tempat parkir.
-
Penghematan biaya konsumen.
-
Mengurangi polusi.
-
Meningkatkan keselamatan pengguna jalan.
-
Mengurangi biaya penyediaan dari jasa transit.
Pengenalan Busway Busway merupakan salah satu transportasi massal (MRT) yang sesuai dengan
keebutuhan dan kemampuan masyarakat di Jakarta dan juga merupakan suatu program yang berorientasi pada jasa pelayanan publik. Keuntungan maksimum bukanlah tujuan akhir dari program Busway ini tapi tujuannya adalah pemerataan, kesinambungan, pembangunan dan lain-lain.
2.10.1 Jalur Transportasi Busway Pada penulisan skripsi ini hanya membahas rute koridor 1 sampai koridor 7 yang sudah berjalan rutenya. Koridor dan halte didalamnya akan dijelaskan di bawah ini :
31 •
Koridor 1 Panjang koridor 12,9 km, mempunyai jumlah halte 20 buah, jarak rata-rata
antar halte 650 m, jumlah bus yang beroperasi 70 unit. Halte yang dilewati sebagai berikut : Terminal Blok M - Masjid Agung - Bundaran Senayan Gelora Bung Karno - Polda Metro Jaya - Bendungan Hilir - Karet - Setia Budi - Dukuh Atas 1 - Tosari - Bundaran HI - Sarinah - Bank Indonesia Monumen Nasional - Harmoni Central Busway - Sawah Besar - Mangga Besar - Olimo - Glodok - Kota.
•
Koridor 2 Panjang koridor 14 km, mempunyai jumlah halte 23 buah, jarak rata-rata
antar halte 700 - 800 m, jumlah bus yang beroperasi 34 unit. Halte yang dilewati sebagai berikut : Terminal Pulo Gadung - Bermis - Pulo Mas Asmi - Pedongkelan - Cempaka Timur - RS Islam - Cempaka Tengah Pasar Cempaka Putih - Rawa Selatan - Galur - Senen - Atrium Senen RSPAD - Deplu - Gambir 1 - Masjid Istiqlal - Djuanda - Pecenongan Harmoni Central Busway - Balai Kota - Gambir 2 - Kwitang.
•
Koridor 3 Panjang koridor 19 km, mempunyai jumlah halte 12 buah, jarak rata-rata
antar halte 700 - 800 m, jumlah bus yang beroperasi 40 unit. Halte yang dilewati sebagai berikut : Kalideres - Pesakih - Sumur Bor - Rawa Buaya -
32 Jembatan Baru - Dispenda - Jembatan Gantung - Taman Kota - Indosiar Jelambar - Harmoni Central Busway - Pasar Baru.
•
Koridor 4 Panjang koridor 11,85 km, mempunyai jumlah halte 15 buah, jarak rata-rata
antar halte 400 - 1600 m, jumlah bus yang beroperasi 29 unit. Halte yang dilewati sebagai berikut : Terminal Pulo Gadung - Pasar Pulo Gadung - TU Gas - Layur - Velodrome - Sunan Giri - UNJ - Pramuka Lia - Utan Kayu - Pasar Genjing - Matraman 2 - Manggarai - Pasar Rumput - Halimun Dukuh Atas 2.
•
Koridor 5 Panjang koridor 13,5 km, mempunyai jumlah halte 16 buah, jarak rata-rata
antar halte 450 - 2250 m, jumlah bus yang beroperasi 33 unit. Halte yang dilewati sebagai berikut : Kampung Melayu - Pasar Jatinegara - Kebon Pala - Slamet Riyadi - Tegalan - Matraman 1 - Salemba - Kramat Sentiong NU - Pal Putih - Senen Sentral - Budi Utomo - Pasar Baru Timur - Jembatan Merah - Pademangan - Ancol.
•
Koridor 6 Panjang koridor 13,3 km, mempunyai jumlah halte 19 buah, jarak rata-rata
antar halte 400 - 1000 m, jumlah bus yang beroperasi 30 unit. Halte yang dilewati sebagai berikut : Ragunan - Departemen Pertanian - SMK 57 - Jati
33 Padang - Pejaten - Buncit Indah - Warung Jati - Imigrasi - Duren Tiga Mampang Prapatan - Kuningan Timur - Patra Kuningan - DEPKES - GOR Sumantri
-
Karet Kuningan
-
Kuningan Madya
-
Setiabudi Aini
-
Laturharhari - Halimun.
•
Koridor 7 Panjang koridor 12,80 km, mempunyai jumlah halte 14 buah, jarak rata-rata
antar halte 500 - 1500 m, jumlah bus yang beroperasi 26 unit. Halte yang dilewati sebagai berikut : Kampung Rambutan - Tanah Merdeka - Fly Over Raya Bogor - RS Harapan Bunda - Pasar Induk - Pasar Kramat Jati - PGC - BKN - Cawang UKI - BNN - Cawang Otista - Gelanggang Remaja Bidara Cina - Kampung Melayu.