BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Tinjauan Umum 2.1.1
Definisi fashion Fashion adalah budaya. Sebuah representasi akan suatu status sosial dan perkembangan suatu kelompok masyarakat. Saat ini parameter selera dan estetika seseorang dapat dilihat dari seberapa fashionable-nya dia. Hal itu juga menjadi sebuah standar kualitas yang
digunakan
publik
dalam
menilai
karakteristik,
tingkat
pendidikan, tata karma, dan tingkat pengetahuan seseorang. (Kho, Christoper dan Meishyell Loembie. (2013). The Fashion Bible for Man. Jakarta: PT GRAMEDIA (hal10)).
2.1.2
Jenis-jenis baju pria Berikut adalah beberapa jenis atasan yang baju pria (Kho, Christoper dan Meishyell Loembie. (2013). The Fashion Bible for Man. Jakarta: PT GRAMEDIA (hal10)) : a. Dress Shirt Bersifat rapi dan formal. Pastikan ukuran yang slim-fit. Ada juga varian berlengan pendek lebih kasual. Biasa digunakan di kantor atau acara-acara formal. Dalam pemilihan jenis baju ini, harus di perhatikan jenis kerah dan bentuk kemeja yang baik.
b. Camp Shirt Bersifat tidak terlalu formal dan kasual. Umumnya di pakai longgar dan lebih besar dari ukuran badan. Baju ini mempunyai motif besar dan cocok untuk dikenakan di pantai.
c. Guayabera Shirt Jenis baju ini merupakan varian dari camp shirt. Baju ini dipopulerkan oleh Charlie Sheen (two and a half men). Baju ini cocok untuk acara formal. Umumnya baju ini berbahan tipis dan tidak terlalu kaku.
d. T-Shirt Jenis baju ini merupakan baju yang wajib dimiliki oleh para pria. Jenis baju ini bersifat fleksibel sebagai atasan. Biasa baju ini mempunyai gambar yang berupa hasil sablon ataupun print gambar. Tetapi jika baju ini akan digunakan untuk layering, disarankan menggunakan jenis baju T-Shirt polos.
e. T-Shirt (Long Sleeve) Jenis baju ini merupakan varian baju t-shirt dengan lengan panjang. Jenis baju ini cocok untuk orang yang berbadan kurus. Jenis baju ini bisa dipadukan dengan kemeja sebagai dalaman untuk menciptakan penampilan yang bersifat preppy.
f. T-shirt (Ringer) Baju ini merupakan varian t-shirt dengan hem pada lengan dan kerah berbeda warna dari kausnya. Baju ini cocok untuk acara kasual karena baju ini berkesan santai dan rileks serta dapat juga digunakan untuk acara olahraga.
g. Raglan Untuk para penggemar olahraga baseball
tentunya
sudah tidak asing lagi dengan jenis pakaian ini. Jenis pakaian ini cocok untuk yang tidak berbahu lebar. Baju ini umumnya cocok untuk acara di luar dan di dalam ruangan yang bersifat casual.
h. Polo Shirt Baju ini biasa disebut sebagai for that smart and casual look. Warna muted berkesan smart, dan warna cerah berkesan fun. Jika ingin memilih baju ini, disarankan memilih tipe slim-fit dan polos agar terlihat rapi.
i. Henley Shirt Baju ini merupakan polo shirt tanpa kerah yang memberi kesan lebih dewasa dan santai. Cocok untuk acara santai. Dalam memilih baju ini jangan memilih dengan ukuran yang terlalu ketat, karena akan membuat orang terlihat gemuk.
j. Rugby Shirt Baju ini identic dengan pemain rugby dan dikenal oleh logo klub rugby serta pola bergaris-garis. Baju ini cocok untuk acara olahraga.
k. Sweat Shirt Baju ini cocok untuk kamu yang ingin tampil sporty. Kalau kamu aktif di dalam acara-acara di luar ruangan seperti kemping, mendaki gunung, atau berlari, baju ini cocok untuk di koleksi.
l. Sleeveless Shirt Umumnya baju ini berbahan denim, tapi terdapat juga bahan dari kemeja. Baju ini cocok untuk dikenakan saat berada di luar atau sedang hiking untuk menghindari cuaca panas.
2.1.3
Kebutuhan akan produk fashion
Menurut Abraham Maslow, seseorang harus memuaskan kebutuhan dasarnya terlebih dahulu sebelum naik ke level kebutuhan yang berikutnya, karena produk yang sama dapat memuaskan beberapa kebutuhan yang berbeda. (Fashion Magz. (2011). Kebutuhan akan produk fashion. Diakses 12 Maret 2014 dari http://fmagz.blogspot.com/2011/12/kebutuhan-akan-produk-fashion.html). Contoh : 1. Physiological: pakaian menutupi tubuh dan melindungi elemen eksternal 2. Safety : Pakaian di USA, harus melewati standar kebakaran sehingga
tidak
terbakar
ketika
dekat dengan
elemen pemicu kebakaran. Maka kita merasa aman dalam dalam pakaian kita 3. Sosial : fashion adalah sesuatu yang di bagi dengan orang lain dan untuk dilihat orang lain 4. Esteem : Memakai trend fashion terbaru membuat kita merasa bangga dan mencitrakan statustertentu 5. Self-actualization: “Pakaian yang saya kenakan adalah ekspresi keseluruhan diri saya “
2.1.4
Perkembangan fashion dan brand pakaian di Indonesia
Fashion adalah istilah umum untuk style yang populer atau praktek, terutama dalam pakaian, sepatu, atau aksesori. Fashion mereferensi suatu apapun yang sedang tren saat ini dalam tampilan atau cara berdandan seseorang. Gaya seseorang berlaku juga dalam perilakunya. Secara istilah yang lebih teknis untuk fashion adalah kostum, tapi kini menjadi begitu terkait di mata publik dengan istilah "fashion".
Di Indonesia perkembangan fashion cukup pesat. Walaupun beberapa tahun yang lalu pasar fashion sempat di kuasai oleh kehadiran brand luar negeri. Belum lagi karena konsumen di Indonesia, sering mengganggap brand luar lebih baik dari segi kualitas maupun dari segi desainnya. Tapi pada perkembangannya, brand lokal telah berkembang dari lama. Menjamurnya brand lokal saat ini tidak bisa di lepaskan oleh kehadiran brightspot market, yaitu wadah bagi desainer lokal untuk memamerkan rancangannya dalam bentuk event dan pameran. Brightspot market didirikan pada tahun 2009 dengan tujuan menawarkan pengalaman ritel yang baru dengan memfokuskan desainer
lokal
yang
ready
to
wear.
Brightspot
market
berhasil menaikkan nama desainer lokal dan brand lokal ke masyarakat negeri sendiri. Setelah beberapa kali menyelenggarakan event, brand lokal di Jakarta khususnya, menjadi pusat perhatian dalam pergerakan fashion. Bahkan kini, menjadi kiblat fashion untuk para anak-anak muda di Jakarta.
Naiknya
nama
brand
lokal
juga disebabkan
karena
kebanyakan brand lokal sangat mementingkan kualitas dan kepuasan pelanggan. Sehingga, jika ada produk yang kurang memuaskan, mereka cepat mengambil langkah untuk memperbaikinya. Banyak dari mereka juga mendengarkan apa yang konsumen mau sehingga inovasi produk mereka terus berjalan. Faktor-faktor ini juga yang menyebabkan brand lokal sekarang dapat berkompetensi dengan brand luar negeri. Perkembangan brand lokal saat ini juga didukung oleh slogan 100% Cinta Indonesia yang gencar di sosialisasikan di media massa dengan harapan agar kita sebagai bangsa Indonesia lebih cinta terhadap brand lokal atau produk lokal.
Ini merupakan gerakan dari bentuk apresiasi bangsa untuk mendorong perkembangan dunia fashion dan membuatnya dapat berbicara di publik. Kampanye tersebut ternyata mendapat respon positif terhadap perubahan antusiasme masyarakat dalam membeli suatu barang. Terutama terjadi peningkatan drastis terhadap brand lokal, Khususnya di fashion sampai 85%. Gerakan Cinta Indonesia 100% ini juga di dukung oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta para pecinta brand lokal seperti Nadine Chandrawinata, Dian Sastriwardoyo, Anne Avantie, Adjie Notonegoro, Kanaya Tabitha dan Poppy Dharsono yang terjun langsung dalam kampanye ini demi membuat brand lokal digemari oleh masyarakat kita sendiri. (Diani, Paramita. (2011). Perkembangan fashion dan brand pakaian di Indoneisa. Diakses 12 Maret 2014 dari http://paramitadiani.blogspot.com/2013/12/perkembangan-fashiondan-brand-pakaian.html).
2.1.5
Sumber Data
Dalam proyek tugas akhir ini, penulis akan mengerjakan tentang media promosi suatu brand lokal yang bernama LUDGER. Sumber data dan informasi yang digunakan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini diperoleh dari : 2.1.5.1 Wawancara
Wawancara dengan narasumber dari pihak LUDGER dan pembeli yang pernah membeli produk dari LUDGER tersebut. Narasumber pihak menginformasikan
lebih
yang diwawancara terkait
akurat
mengenai
produk
dan
LUDGER itu sendiri. Beberapa cuplikan dari hasil wawancara yang diadakan adalah sebagai berikut:
1. Bisa diceritakan awal mulanya usaha LUDGER ini? “ Awalnya saya mempunyai passion dalam bidang fashion dan saya ingin sekali mempunyai usaha sendiri, akan tetapi saya belum mempunyai dasar yang kuat dalam penjualan produk lokal dengan media internet dan belum mempunyai keberanian untuk memulainya. Saya memulainya dari ikut bergabung dengan produk lokal yang teman saya dirikan. Saya mulai belajar setiap cara penjualan yang ada, sampai di saat saya suda memahami semuanya, saya mulai menjalani proses usaha saya. ”
2. Dalam pembuatan LUDGER ini, hal apa yang menurut Anda paling sulit? “Dalam membangun LUDGER ini, hal yang paling sulit yaitu menemukan konsep yang berbeda dan bisa di terima oleh masyarakat Indonesia serta mencari jasa konveksi yang sesuai dengan kebutuhan saya.”
3. Dari memulai usaha sampai sekarang ini, ada tidak konsumen yang menurut Anda paling besar pengaruhnya, misalnya artis, pejabat, dll? “Ada, seperti beberapa artis mulai mendukung proses berjalannya produk saya. Tetapi masih sedikit pengaruh dari artis, yang mempunyai pengaruh banyak seperti kerjasama dengan toko-toko ternama yang menjual produk dalam negri ”
4. Hal apa yang dilakukan oleh LUDGER yang bisa dijadikan salah satu motivasi untuk terus berkembang? “Motivasi untuk terus berkembang yaitu terus bermotivasi ingin mempunyai usaha yang dikenal di Indonesia dan luar negri, mempunyai gaya yang berbeda dengan produk lain, mempunyai koneksi yang cukup besar dalam penjualan
produk dan mempunyai anggota yang memiliki sikap kekeluargaan.”
5. Konsep desain apa yang di gunakan oleh LUDGER? “Konsep desain yang kita gunakan bertema Clean Black and White. Tema ini kita pilih karena tema ini merupakan salah satu tema yang simple dan merupakan warna yang tidak pernah mati dalam dunia pakaian.”
2.1.5.2 Survei Lapangan
Penulis merasa perlu untuk melakukan survey secara langsung ke lapangan. Dalam melakukan survey ini, penulis merasakan sendiri kualitas produk dari LUDGER. Survey lapangan ini dilakukan dengan mengadakan pertemuan dengan pemilik LUDGER. Selain melakukan survey secara langsung, penulis juga melakukan survey melalui media internet dengan melihat blog, facebook, dan sosial media lainnya yang digunakan LUDGER dalam mempromosikan produknya.
2.1.5.3 Kuisioner
Untuk pencarian data dengan metode kuisioner, data yang diperoleh merupakan pendapat pribadi, pengalaman dari perorangan, serta bersifat tidak ilmiah. Survey ini dilakukan dengan membuat form pengisian menggunakan Google Docs yang dibagikan secara acak melalui media social dan internet.
1.
Umur
Keterangan: 15 – 18 tahun : 1% 19 – 22 tahun : 83% 23 – 25 tahun : 15% >25 tahun
2.
: 1%
Jenis kelamin
Keterangan: Laki – laki
: 46%
Perempuan
: 54%
3.
Dimana anda tinggal?
Keterangan:
4.
Jakarta
: 94%
Bekasi
: 1%
Bandung
: 1%
Lainnya
: 4%
Apakah anda menyukai brand lokal?
Keterangan: Ya
: 60%
Tidak
: 1%
Biasa saja
: 39%
5.
Apakah anda suka datang ke acara pameran brand lokal ?
Keterangan:
6
Ya
: 51%
Tidak
: 11%
Biasa saja
: 38%
Menurut anda saat mendatangi acara pameran brand lokal, hal apa yang paling anda cari/butuhkan dari suatu booth?
Keterangan: Buku Catalogue
: 29%
7.
Buku LookBook
: 17%
Promo/ Diskon
: 43%
Video Commercial
: 8%
Other
: 2%
Media apakah yang paling sering anda gunakan dalam membeli produk brand lokal?
Keterangan: Website
: 29%
BBM
: 6%
Twitter
: 2%
Instagram
: 23%
Line
: 13%
Sms
: 3%
Whatsapp
: 2%
Booth
: 20%
Other
: 2%
8.
Darimana biasanya anda mendapatkan informasi
tentang rekomendasi brand lokal?
Keterangan:
9.
Website
: 26%
Teman
: 35%
Keluarga
: 2%
Instagram
: 22%
Booth
: 15%
Other
: 1%
Apakah informasi brand lokal yang anda pernah lihat di internet/ blog/ media cetak sudah menarik? Tergantung
dari
brand
tersebut.
Untuk
beberapa website sudah menarik, tetapi untuk website lainnya masih ada yang kurang karena pemaparan produk dan informasi yang kurang jelas, masih banyak yang menggunakan media blogspot bukan website, cara
branding
iklannya
kurang
menarik
untuk
diperhatikan, karena visual yang kurang terstruktur untuk membentuk satu kesatuan brand yang kuat, dan kurang memiliki media promosi yang baik yang
membuat masyarakat ( konsumen ) masih kurang yakin produk lokal.
10.
Menurut anda hal/ informasi apa yang paling perlu dari
pembahasan artikel/ blog/ media cetak sebuah
brand lokal?
Keterangan: LookBook
: 18%
Catalogue
: 20%
Video
:8%
Pricelist
: 25%
About
: 10%
Contact person : 18% Other
2.1.6
: 0%
Sekilas tentang LUDGER
LUDGER merupakan salah satu produk lokal dengan kategori high street-wear yang berdomisili di Jakarta, Indonesia. LUDGER terus mendapatkan inspirasi dari budaya barat. Mereka mempunyai kuantiti produksi yang terbatas tapi mereka juga tidak melupakan
kualitas yang bagus. Semua produk merupakan 100% asli bahan dari Negara Indonesia dan telah di pilih secara eksklusif. Mereka melakukan gerakan baru yang juga merangkul kaum pemuda/ pemudi. Produk yang mereka berikan merupakan product dengan kualitas tinggi dan desain yang simple.
2.1.7
Logo LUDGER
Gambar 2.1 Logo LUDGER Sumber oleh LUDGER
Di dalam logo LUDGER ini memakai warna hitam dan putih karena pemiliknya membuat LUDGER dengan konsep clean black and white. Pemiliknya memilih konsep tersebut karena menurut hasil wawancara dengan pemiliknya, konsep ini merupakan salah satu konsep warna yang simple dan memiliki unsur warna yang bias dikatakan kuat di dalam bidang fashion.
2.1.8
Pemasaran Produk
a. Jejaring sosial seperti Facebook, Twitter. b. Media online melalui Blackberry Message, Whatsapp, dll. c. Promosi dari mulut ke mulut.
2.1.9
Beberapa produk yang ditawarkan LUDGER
a. Classic Stripes
Gambar 2.2 Classic Stripes Sumber oleh LUDGER
b. Black Clean Dope
Gambar 2.3 Black Clean Dope Sumber oleh LUDGER
c. White Clean Dope
Gambar 2.4 White Clean Dope Sumber oleh LUDGER
d. Top 88
Gambar 2.5 Top 88 Sumber oleh LUDGER
e. Dope Leather Snapback
Gambar 2.6 Dope Leather Snapback Sumber oleh LUDGER
2.1.10 Analisa SWOT 2.1.10.1 Strength
a. Design pakaian yang simple dan unik dengan mengikuti perkembangan trend dunia fashion b. Setiap model baju hanya memiliki lima puluh buah. c. Mempunyai ciri khas yang berbeda dengan brand yang lain. d. Keramahan dan servis merupakan prioritas e. Mudah di akses atau dicari dari media sosial seperti facebook, instagram, twitter. f.
Mempunyai bahan dan jahitan yang rapi.
2.1.10.2 Weakness
a. Kurangnya advertising. b. Belum mempunyai media promosi saat membuka booth. c. Belum mempunyai media promosi website.
d. Harga relative tinggi untuk Jakarta.
2.1.10.3 Opportunities
a. Merupakan salah satu brand yang menyediakan pakaian dengan warna dasar hitam dan putih b. Mempunyai model yang selalu mengikuti trend fashion. c. Mempunyai koneksi dengan brand-brand lokal yang sudah besar.
2.1.10.4 Threat
a. Belum mempunyai konsumen tetap. b. Belum mempunyai media promosi yang cukup kuat. c. Banyaknya produk lokal pria yang dijual oleh produsen lain dengan model bersaing, namun harga lebih terjangkau. d. Selera konsumen yang bermacam-macam. e. Persaingan sesama jenis produk yang semakin ketat dan cepat.
2.1.11 Khalayak Sasaran
Yang menjadi sasaran target dari LUDGER adalah: 2.1.11.1 Psikografi
Para remaja yang menyukai street style dengan model yang simple dan menarik. 2.1.11.2 Demografi
Para remaja yang aktif. Golongan ekonomi kelas menengah ke atas yang dimana kehidupannya sudah stabil.
2.1.12 Kompetitor 2.1.12.1 MONSTRORE
Gambar 2.7 Logo Monstore Sumber oleh Monstore
Monstore berdiri mulai dari tahun 2009.
Monstore
mempunyai konsep yang dinamakan wearable art. Ciri khas baju mereka yaitu illustrasi monster di setiap bajunya dan mempunyai baju dengan warna hitam dan putih.. Keunggulan mereka yaitu mereka sudah memiliki pembeli tetap dan mereka pernah memenangkan penghargaan di dalam majalah Free! Magazine sebagai Best Local Fashion Label 2011. Serta mereka sangat aktif dalam mengikuti acara-acara produk lokal yang di selenggarakan di Jakarta.
2.1.12.2 DIGNITY
Gambar 2.8 Logo Dignity Sumber oleh Dignity
DIGNITY adalah
merek
streetwear
internasional
dari
Indonesia. Ciri khas baju mereka yaitu dengan illustrasi tengkorak dan mempunyai baju dengan warna hitam dan putih. DIGNITY dibuat dengan gairah dan kesempurnaan pada akhir 2011. Dengan tujuan sederhana untuk menyebarkan pesan yang baik terhadap masyarakat, Martabat segera membangun kerajaan itu sendiri dalam budaya kaum muda muda. Kami melayani pelanggan kami dengan hati dan ketertiban DIGNITY. Dan untuk menjadi yang terbaik kami menggunakan bahan terbaik kami untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, karena misi kami adalah menjadi brand yang menjual kesempurnaan.
2.2
Tinjauan Khusus 2.2.1
Definisi Promosi
Promosi adalah suatu cara untuk mengkomunikasikan suatu produk. Kegiatan ini dilakukan untuk menginformasikan suatu produk yang berupa barang maupun jasa. Promosi tidak hanya berhenti sampai tahap menginformasikan saja, tetapi juga membedakan produk satu dengan lainnya. Promosi dilakukan untuk menambah profit dari suatu produk, untuk meraih pengguna baru serta menjaga kesetiaan pengguna lama. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 3)).
2.2.2
Sejarah media promosi di Indonesia
Promosi pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh Jan Pieterzoon Coen, seorang Gubernur Jendral Belanda periode 16191629. J. P. Coen sendiri juga penerbit dari Bataviasche Nouvelle, surat kabar pertama di Indonesia yang terbit 1744. Surat kabar ini bias dikatakan sebagai lembaran iklan karena sebagian besar isinya adlah iklan perdagangan, pelelangan, danpengumuman-pengumuman resmi
pemerintah VOC pada masa itu. Iklan-iklan dalam surat kabar ini bias dikatakan iklan media cetak pertama di Indonesia. Keberadaan surat kabar ini menyadarkan pemerintah colonial akan
pentingnya
suatu
system
informasi
yang
mendukung
pemerintahan dan perekonomian meski surat kabar sendiri hanya berusia dua tahun saja. Desakan kepentingan perdagangan, industry modern yang bersifat massal, dan kepentingan politik membuat pemerintah saat itu membuat kontrol ketat terhadap media yang beredar. Muncullah kebijakan-kebijakan politik yang khas untuk membatasi izin penerbitan.
Ketatnya
pembatasan
itu
menciptakan
suatu
perkembangan industry pers yang didominasi publikasi iklan. Iklan sendiri kemudian menjadi tulang punggung finansial bagi industry pers saat itu. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 6-8)).
2.2.3
Fungsi dan tujuan promosi 2.2.3.1 Fungsi promosi secara garis besar
a. Menarik perhatian audience b. Menciptakan daya tarik c. Mengembangkan keingintahuan audience akan produk yang
kita tawarkan.
2.2.3.2 Tujuan dari promosi
a. Menginformasikan b. Membujuk c. Mengingatkan
2.2.4
Macam-macam media promosi 2.2.4.1 Media cetak konvensional
a. Flyer Flyer adalah media yang banyak dijumpai di banyak tempat. Berbentuk selebaran kertas dan dibagi-bagikan di tempat tertentu dan semua orang bias mengambil serta menyimpannya. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 14)).
b. Pamflet dan Leaflet Pamflet adalah media berbentuk seperti buku kecil tetapi tidak dijilid. Biasanya berupa lembaran dengan informasi di kedua sisinya. Lembaran ini kemudian dilipat di bagian tengahnya menjadi empat halaman atau bias lebih. Ketika dilipat menjadi empat halaman, Pamflet mempunyai nama sendiri, yaitu Leaflet. (Ardhi, Yudha. (2013).
Merancang
Media
Promosi
Unik
dan
Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 16)).
c. Brosur Media ini hamper mirip dengan flyer. Perbedannya yaitu terdapat pada bentuknya. Brosur berbentuk seperti buku dan mempunyai beberapa halaman. Brosur berbentuk lembaran kemudian dilipat menjadi pola tertentu. Jika jumlah halaman banyak, biasanya dijilid dengan benang atau kawat, atau sekedar disusuan tanpa dijilid. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 18)).
d. Booklet dan Company Profile Booklet adalah media promosi berbentuk buku saku kecil yang berisi tentang perusahaan dan rincian produk. Company Profile adalah profil yang berisi tentang seluk beluk perusahaan, logo, visi, misi, produk, klien perusahaan, dan sebagainya. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 21)).
e. Kartu Nama Media ini termasuk media promosi karena di dalamnya memuat informasi-informasi yang dapat membuat orang tertarik berkomunikasi dan kemudian membangun relasi dengan orang yang mempunyai kartu nama tersebut. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 22)).
f. Co-card Co-card adalah media promosi yang merupakan tanda pengenal dalam suatu acara dan berbentuk kartu yang dapat di kalungkan. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 24)).
g. Kop Surat Kop surat merupakan suatu media promosi karena di dalam kop surat memiliki identitas perusahaan, baik logo, visual, citra, bahkan kontak dari perusahaan. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 27)).
h. Sticker Media ini sangat atraktif unttuk digunakan dalam seala suasana dan merupakan media yang fleksibel. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 28)).
i. Kartu Pos Media promosi dimana terdapat gambar-gambar tertentu yang mewakili daerah atau tempat wisata tertentu. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 30)).
j. Kupon Undian Media promosi yang memberikan baranag atau hadiah tertentu
secara
diundi
ketika
berbelanja
dengan
memasukkan kupon pada kotak kupon yang sudah disediakan di tempat belanja tersebut. (Ardhi, Yudha. (2013).
Merancang
Media
Promosi
Unik
dan
Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 32)).
k. Katalog Media promosi yang khusus menyajikan produkproduk yang ditawarkan dalam jumlah banyak secara bersamaan. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 33)).
l. Daftar Harga Media promosi yang memuat harga-harga dari berbagai jenis produk. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 35)).
2.2.4.2 Iklan media cetak
Iklan media cetak ini sering ditemui dalam surat kabar, tabloid, dan majalah. Media ini sering dipakai karena mempunyai segmentasi pembaca yang sama dengan target audiens yang ingin di capai. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 36)).
2.2.4.3 Media Luar Ruang
a. Poster Poster merupakan media luar ruang yang sering digunakan dan mudah ditemui dima dan kapan saja. (Ardhi, Yudha. (2013).
Merancang
Media
Promosi
Unik
dan
Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 39)).
b. Easel Media ini berbentuk seperti papan tulis layaknya di kelas-kelas, tetapi bediri sendiri tidak menempel di dinding sehingga bias dipindahkan sesuai kebutuhan. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 42))
c. Spanduk Spanduk adalah media yang sering kita temui di sepanjang jalan. Karakteristik dari media ini adalah informasi yang singkat, padat, dan bias dipahami secara cepat. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 4445)).
d. Billboard dan baliho Media ini adalah media luar ruag yang sering dipakai untuk melakukan suatu promosi. Media ini menyerupai poster, tetapi media ini berbentuk sangat besar. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 45)).
e. Papan Nama Berbeda dengan baliho, papan nama ini hanya berisi nama dari perusahaan atau tempat tertentu saja. Data paling lengkap papan nama ini berisi alamat dan nomor telepon dari perusahaan terkait. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 48)).
f. Media Table Info Media ini biasa terletak di meja-meja. Media ini paling sering kita temui di rumah makan dan restoran dan biasa berisi menu, paket, atau promosi yang sedang berlangsung. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 50)).
g. Media Acrylic Media ini terbuat dari bahan plastic acrylic. Media ini biasanya diletakkan dengan menempelkan di temboktembok dan pilar bangunan. Media ini berfungsi layaknya poster. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 53)).
h. Mobil Mobil merupakan alat transportasi yang sering dimiliki perusahaan.
Mobil
milik
perusahaan
ini
biasanya
mempunyai identitas perusahaan yang terlihat di badan
mobil. Identitas tersebut bisa berubah logo, nomor telepon, alamat, hingga produk yang dijual. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 53)).
i. Mural Promosi yang menggunakan tembok-tembok sebagai sarana promosi. Tembok yang biasa digunakan biasanya penyangga dari jembatan laying, tembok yang menghadap ke jalan raya dan di lalui banyak orang, serta rumah berlantai dua. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 55)).
j. Shop Sign Branding Media promosi ini berfungsi untuk memberi petunjuk kepada audiens, biasanya menempel pada tempat usaha atau terletak tidak jauh dari tempat usaha tersebut. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 56)).
k. Banner Media promosi yang bias diletakkan dimana saja dan tidak memerlukan tempat yang luas. Media ini merupakan media yang mudah untuk di bongkar pasang untuk kemudian dibawa dan dipindahkan ke lokasi lainnya. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 58)).
l. Balon Udara Balon udara adalah media luar ruang yang sudah lama namun tidak banyak yang memakainya di Indonesia. Balon ini biasanya terlihat di ikat di atas gedung yang tinggi
dengan tujuan mampu menarik perhatian audiens dari jarak jauh. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 59)).
m. Umbul-umbul Media kain yang didirikan di pinggir jalan. Media ini biasanya digunakan sebagai penunjuk arah suatu acara. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 61)).
2.2.4.4 Media Online
a. Website Halaman informasi yang bisa diakses dari seluruh dunia melalui jaringan internet. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 63)).
b. Web Banner Media promosi yang berupa iklan yang dipakai atau dipasang di jaringa internet. Media ini bisa di sebut juga sebagai spanduk website. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 65)).
c. Forum Online Forum di dunia maya yang awalnya dipakai sebagai ajang berdiskusi, lama-lama menjadi tempat untuk berpromosi dan berjualan. Salah satu contoh forum dunia maya
yang
paling
terkenal
di
Indonesia
adalah
www.kaskus.co.id. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang
Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 67-68)).
d. Media Sosial Saat ini media sosial berkembang tidak hanya sekedar menjadi tempat berteman saja, banyaknya pengguna media sosial ini menumbuhkan kepentingan-kepentingan baru, salah satunya adalah promosi. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 68)).
2.2.4.5 Media-media promosi lainnya
a. Maskot Media promosi yang berwujud karakter tokoh yang mewakili perusahaan tersebut. Karakter tokoh ini biasanya memiliki sifat dan tampilan yang merepresentatifkan perusahaan tersebut. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 70)).
b. Ballon Dancer Media promosi yang terbuat dari balon berukuran besar dan berbentuk seperti manusia raksasa. Media ini adalah bentuk lain dari balon udara yang digunakan untuk berpromosi. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 72)).
c. Merchendise Media promosi ini dapat berbentuk banyak hal seperti pulpen, boneka, notebook, kaos, jam dinding, dan lain sebagainya. (Ardhi, Yudha. (2013). Merancang Media
Promosi Unik dan Menarik.Yogjakarta: TAKA Publisher (hal 74)).
2.2.5
Analisa SWOT 2.2.5.1 Strength
a. Desain pakaian yang simple dan unik dengan mengikuti perkembangan trend dunia fashion b. Setiap model baju hanya memiliki lima puluh buah. c. Setiap model baju hanya menggunakan warna hitam dan putih. d. Masyarakat lebih bisa melihat secara langsung barang yang dijual. e. Meningkatkan harga diri setiap pembeli dalam menggunakan baju tersebut.
2.2.5.2 Weakness
a. Mengalami persaingan dengan brand lain secara langsung. b. Media promosi cetak yang mengeluarkan biaya lebih banyak.
2.2.5.3 Opportunities
a. Para pembeli dapat mencoba langsung pakaian yang ingin dibeli. b. Para pembeli lebih dapat mengenal LUDGER. c. Identitas LUDGER akan lebih tampak di mata masyarakat. d. Memperluas market penjualan LUDGER.
2.2.5.4 Threat
a. Belum mempunyai konsumen tetap. b. Banyaknya produk lokal pria yang dijual oleh produsen lain dengan model bersaing, namun harga lebih terjangkau.
c. Selera konsumen yang bermacam-macam. d. Persaingan sesama jenis produk yang semakin ketat dan cepat.