BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya (State of the art)
Table 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the art) Perbandingan No
Nama
Judul
Peneliti Penelitian
Tahun
Metodologi
Hasil
dan
Penelitian
Penelitian
Perbedaan Penelitian
1.
Nursing
Sama – sama
professio
education
melakukan
nal
entails a
pensosialisasia
socializat
three-year
n, tetapi
ion of
program
sosialisasi
recently
leading up to
dalam bentuk
graduated
a Bachelor's
yang berbeda.
nurses —
degree.
Dalam jurnal
Experien
Recently
tersebut
ces of an
graduated
pensosialisasia
introducti
nurses lack
n terhadap
on
theoretical as
perawat yang
program
well as
baru lulus, yang
clinical
di sosialisasi
skills, thus
kan yaitu
experiencing
pengalaman
difficulties in
program
taking on the
pengenalan.
professional
Salah satunya
role. Health
seperti
care
memperkenalka
institutions
n program
Birgitta
The
K.M. Bisholt
2012
Kualitatif
5
6 Perbandingan No
Nama
Judul
Peneliti Penelitian
Tahun
Metodologi
Hasil
dan
Penelitian
Penelitian
Perbedaan Penelitian
have
pendidikan
previously
keperawatan
expressed
memerlukan
great concern tiga tahun about the
untuk mencapai
increase of
gelar sarjana.
theoretical
Di dalam
focus at the
penelitian ini
cost of
pensosialisasia
decreased
n juga
clinical
dilakukan,
training and
yaitu dalam hal
consequently
mensosialisasik
employers
an bagaimana
presently
menggunakan
offer
sistem
introduction
pembayaran
programs
kartu atm
after the
kepada
completion
customer, apa
of the
saja bahan –
nursing
bahan makanan
education.
yang tidak
The present
boleh
study is part
digunakan
two of a
karna
larger study.
membahayakan
The aim of
customer.
the present
Pensosialisasia
7 Perbandingan No
Nama
Judul
Peneliti Penelitian
Tahun
Metodologi
Hasil
dan
Penelitian
Penelitian
Perbedaan Penelitian
study was to
n tersebut
describe and
dilakukan juga
analyze how
bertujuan untuk
recently
memberikan
graduated
edukasi kepada
nurses are
para pedagang
socialized into the profession. The research was conducted using an ethnographic approach and the empirical data was acquired by means of participant observations, interviews and field notes. The findings revealed that the staff questions the novices'
8 Perbandingan No
Nama
Judul
Peneliti Penelitian
Tahun
Metodologi
Hasil
dan
Penelitian
Penelitian
Perbedaan Penelitian
nursing knowledge and strongly doubts their professional skills. In order for novices to attain member status at the clinical facility, they must constantly prove their professional ability. The findings showed furthermore that deviation by the novices from the norms and expectations associated with the
9 Perbandingan No
Nama
Judul
Peneliti Penelitian
Tahun
Metodologi
Hasil
dan
Penelitian
Penelitian
Perbedaan Penelitian
professional role results in their becoming outsiders. Within nursing education the ideology of nursing is prominent, but within the profession the emphasis is on good occupational skills. 2.
Socializati
Nasser-
on of new
paper focuses n yang
Abu
teachers:
on new
dilakukan
Alhija,
Does
teachers’
dalam jurnal ini
Barbara induction
satisfaction
yaitu sosialisasi
Fresko
with their
guru, berfokus
first year of
pada kepuasan
teaching
guru baru
from the
dengan tahun
perspective
pertama mereka
of
mengajar,
matter?
2010
Kuantitatif
The present
Pensosialisasia
Fadia
10 Perbandingan No
Nama
Judul
Peneliti Penelitian
Tahun
Metodologi
Hasil
dan
Penelitian
Penelitian
Perbedaan Penelitian
socialization.
misalnya
The
hubungan
relationship
antara kepuasan
between
dengan
satisfaction
sosialisasi dan
with
latar belakang
socialization
guru
and teacher
lingkungan
background,
sekolah,
school
penempatan di
environment,
teliti, jadi
placement,
pensosialisasia
and induction n dilakukan variables was untuk examined.
mengukur
Data were
kepuasam guru
collected
baru yang
from 243
berada di
Israeli
sekolahan.
beginning
Pensosialisasia
teachers by
n dalam
means of
proposal skripsi
questionnaire ini . Results
mensoisalisasik
indicated that an cara bekerja satisfaction
yang baik
during the
kepada para
induction
pedagang, hal
year was
itu dilakukan
11 Perbandingan No
Nama
Judul
Peneliti Penelitian
Tahun
Metodologi
Hasil
dan
Penelitian
Penelitian
Perbedaan Penelitian
moderately
agar adanya
high.
rasa kepuasan
Hierarchical
terhadap
regression
customer, dan
analysis
agar menarik
showed five
perhatian
significant
customer maka
predictor
dari itu
variables:
dilakukan
ecological
pesnsosialisasia
support from
n kepada par
mentor, help
pedagang,
from the
mulai dari cara
principal,
bekerja mereka,
assistance
show case
from other
penampilan
colleagues,
barang yang
workload,
dijual serta
and having
lingkungan
already
agar bersih
completed
sehingga
teaching
menciptakan
training.
rasa aman dan
Support from
nyaman
mentors and school colleagues had the greatest
12 Perbandingan No
Nama
Judul
Peneliti Penelitian
Tahun
Metodologi
Hasil
dan
Penelitian
Penelitian
Perbedaan Penelitian
impact on new teachers’ assimilation. 3.
This study
Dalam jurnal
effects of
investigates
ini melakukan
Minjeo
online
the effects of
presentasi yang
ng Kim
product
online
memiliki obyek
presentati
product
sebuah produk,
on on
presentation
dimana yang
consumer
on consumer
diukur atau
responses:
responses
diteliti yaitu
A mental
from a
pengaruh
imagery
mental
presentasi
perspectiv
imagery
produk online
e
perspective
pada tanggapan
and the
konsumen, dan
moderating
citra pada
effect of
produk
style of
tersebut.
processing
Presentasi yang
(SOP).
dilakukan yaitu
College
presentasi pada
women
produk online
(N = 550)
kepada
participated
khalayak besar.
in an online
Sedangkan
experiment
presentasi
using a 2
dalam proposal
Jungmi
The
n Yoo,
2014
Kuantitatif
13 Perbandingan No
Nama
Judul
Peneliti Penelitian
Tahun
Metodologi
Hasil
dan
Penelitian
Penelitian
Perbedaan Penelitian
(picture:
skripsi ini
concrete
presentasi
consumption
terhadap
background
pensosialisasia
vs. solid
n yang
background)
dilakukan
× 2 (text:
kepada audiens
concrete
tertentu yaitu
descriptions
para pedagang,
vs. no
dan citra yang
descriptions)
didapatkan
between-
yaitu citra pada
subjects
PD. Pasar Jaya
factorial
serta pasar dan
design. The
para
findings
pedagangnya
suggest that product presentation with a relevant consumption background is more effective in evoking mental imagery than one with a
14 Perbandingan No
Nama
Judul
Peneliti Penelitian
Tahun
Metodologi
Hasil
dan
Penelitian
Penelitian
Perbedaan Penelitian
solid white background. Mental imagery increases consumers' behavioral intentions by eliciting a positive emotional response to product presentations . The findings further show that descriptions of background in text interact with a picture of consumption background to stimulate mental imagery,
15 Perbandingan No
Nama
Judul
Peneliti Penelitian
Tahun
Metodologi
Hasil
dan
Penelitian
Penelitian
Perbedaan Penelitian
depending on SOP (visualize vs. verbalizer). The results have practical implications for effective product presentations in online retailing. 4.
Direct-to-
Presentasi
presentati
consumer
dalam jurnal ini
Wogalt
on
(DTC) drug
meneliti
er, Eric
modality
advertising
pengaruh
F.
in direct-
markets
presentasi
Shaver,
to-
medications
modalitas di
Michae
consumer
requiring a
(DTC) iklan
l J.
(DTC)
physician's
televise obat
Kalsher
prescriptio
script to the
resep, misalnya
n drug
general
dalam iklan
television
public. In
televise,
advertise
television
pengungkapan
ments
advertising,
sepeti efek
risk
samping pada
disclosures
obat tersebut
(such as side
apakah sudah
Michae
Effect of
l S.
2014
Kualitatif
16 Perbandingan No
Nama
Judul
Peneliti Penelitian
Tahun
Metodologi
Hasil
dan
Penelitian
Penelitian
Perbedaan Penelitian
effects and
tersampaikan
contraindicat
dengan baik
ions) may be
melalui
communicate pendengaran d in either
atau visualnya.
auditory
Hasil penelitian
(voice) or
dikatakan
visual (text)
bahwa
or both in the
pengungkapan
commercials.
risiko
This research
ditampilkan
examines
secara visual
presentation
atau secara
modality
visual dan
factors
audio, agar
affecting the
tersampaikan
communicati
dengan baik
on of the risk
dibandingkan
disclosures in dengan tidak DTC
ada
prescription
presentasinya.
drug
Maka dari
television
jurnal tersebut
commercials.
dapat di
The results
mengerti jika
showed that
presentasi
risk
diperlukan agar
disclosures
penyampaian
presented
pesan dapat
17 Perbandingan No
Nama
Judul
Peneliti Penelitian
Tahun
Metodologi
Hasil
dan
Penelitian
Penelitian
Perbedaan Penelitian
either
tersampaikan
visually only
dengan baik.
or both
Sedangkan dari
visually and
proposal skripsi
auditorily
ini presentasi
increased
juga dilakukan
recall and
agar
recognition
penyampaian
compared to
pesan
no
tersampaikan
presentation.
dengan baik ke
Risk
audiens
disclosures presented redundantly in both the visual and auditory modalities produced the highest recall and recognition. Visual only produced better performance than auditory only.
18 Perbandingan No
Nama
Judul
Peneliti Penelitian
Tahun
Metodologi
Hasil
dan
Penelitian
Penelitian
Perbedaan Penelitian
Simultaneous presentation of non-risk information together with risk disclosures produced lower recall and recognition compared to risk disclosures alone— without concurrent non-risk information. Implications for the design of DTC prescription drug television commercials and other audio-visual
19 Perbandingan No
Nama
Judul
Peneliti Penelitian
Tahun
Metodologi
Hasil
dan
Penelitian
Penelitian
Perbedaan Penelitian
presentations of risk information including on the Internet, are discussed. 5.
Paul M. Knowledg
2011
Kualitatif
Artikel ini
Presentasi yang
Leonar
e
membahas
dilakukan
di,
manageme
mengapa
dalam jurnal ini
Jeffrey
nt
seringkali
yaitu
W.
technolog
sulit bagi
presentation
Treem
y
organisasi
tujuannya
untuk
implikasi untuk
strategic
menangkap,
berbagi
self-
menyimpan,
pengetahuan
presentati
dan diadakan
dalam
on:
secara
organisasi.
Implicatio
individual
Permasalahann
n
berbagi
ya
knowledge
keahlian
seringkali sulit
sharing in
karyawan.
bagi organisasi
organizati
Menggambar
untuk
ons
pada studi
menangkap,
konstruksi
dan menyimpan
social
yang
keahlian dan
keahlian
teori sistem
karyawan,
memori
misalnya
as
stage
a for
for
self-
karna
intinya
20 Perbandingan No
Nama
Judul
Peneliti Penelitian
Tahun
Metodologi
Hasil
dan
Penelitian
Penelitian
Perbedaan Penelitian
transaktif dan mempresentasi presentasi
kan diri dalam
diri dalam
lingkungannya.
lingkungan
Sedangkan
komputer
dalam proposal
dimediasi,
skripsi
kami
presentasi
berpendapat
dilakukan
bahwa
dalam
teknologi
pensosialisan
manajemen
bagi
pengetahuan
pedagang,
tidak wadah
Karena
sederhana
perlunya
untuk
pengedukasian
ini
hal
para
penyimpanan untuk
para
keahlian,
pedagang
tetapi bahwa
tersebut. Hal itu
mereka
dilakukan agar
adalah tahap
para
di mana
dapat
individu
mengekspresik
memberlaku
an
kan
menunjukkan
pertunjukan
keahliannya
keahlian.
dengan
lebih
Melalui studi
baik
lagi,
longitudinal
sehingga
para
pekerjaan
pedagang juga
pedagan
atau
21 Perbandingan No
Nama
Judul
Peneliti Penelitian
Tahun
Metodologi
Hasil
dan
Penelitian
Penelitian
Perbedaan Penelitian
teknisi IT
dapat
kami
mempresentasi
menunjukkan kan
dirinya
bahwa
sendiri
pengguna
dihadapan para
teknologi
customer
manajemen pengetahuan strategis kerajinan entri informasi sendiri untuk memposisika n diri sebagai ahli vis-à-vis rekan kerja mereka. Data menunjukkan bahwa proaktif selfpresentatiton yang ditetapkan oleh beberapa actor dini dapat memacu
22 Perbandingan No
Nama
Judul
Peneliti Penelitian
Tahun
Metodologi
Hasil
dan
Penelitian
Penelitian
Perbedaan Penelitian
perilaku reaktif strategis presentasi diri di seluruh organisasi. Kami mengeksplor asi implikasi dari temuan ini untuk teori sistem memori transaktif dan penggunaan teknologi dalam organisasi
2.2
Landasan Konseptual 2.2.1
Komunikasi Organisasi Everet M. Rogers mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem
yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang ke pengkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonington mendefinisikan
organisasi
sebagai
sarana
dimana
manajemen
mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang (Romli 2014: 1-2).
23 Komunikasi Organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Untuk memperoleh suatu perspektif yang tepat mengenai organisasi formal, perlu adanya pengembangan teori tentang birokrasi bila suatu studi atas sejumlah organisasi dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa organisasiorganisasi yang ditelaah tidak sepenuhnya terbirokratisasikan.
2.2.1.1 Teori Birokrasi Organisasi Analisis atas karya Weber memberikan sepuluh ciri, yaitu (Pace dan Faules 2010, 7: 45-48): 1. Suatu organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang ditetapkan antara jabatan-jabatan. Blok-blok bangunan dasar dari organisasi formal adalah jabatan-jabatan. Jabatan-jabatan hampir selalu ditunjukan dengan gelar-gelar seperti penyelia, masinis, letnan, sersan, dosen, analisis senior, pelatih. 2. Tujuan atau rencana organisasi terbagi ke dalam tugas-tugas; tugas-tugas organisasi disalurkan di antara berbagai jabatan sebagai kewajiban resmi. Ketentuan kewajiban dan tanggung jawab melekat pada jabatan. Deskripsi kerja (job description) merupakan salah satu metode untuk memenuhi karakteristik. Suatu pembagian kerja yang jelas diantara jabatan-jabatan merupakan implikasi ciri ini yang memungkinkan terciptanya derajat spesialisasi dan keahlian yang tinggi di antara para pegawai. 3. Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada jabatan yakni satu-satunya saat bahwa seseorang diberi kewenangan untuk melakukan tugas-tugas jabatan adalah ketika
ia
secara
sah
menduduki
jabatannya.
Weber
menyebutkan sebagai kewenangan legal. Kewenangan di sahkan oleh kepercayaan akan supremasi hukum. Dalam suatu sistem yang demikian, kepatuhan didasarkan pada seperangkat prinsip, bukan pada seseorang. Ciri ini meliputi keharusan
24 mengikuti arah-arahan yang berasal dari kantor atasannya, terlepas dari siapakah yang menduduki kantor yang lebih tinggi tersebut. Pemerintah, suatu pabrik, angkatan darat, badan kesejahteraan, gereja, universitas, atau suatu toko adalah suatu contoh organisasi yang berdasarkan kewenangan legal. 4. Garis-garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis. Hierarkinya mengambil bentuk umum suatu piramida, yang menunjukkan setiap pegawai bertanggung jawab
kepada
atasannya
atas
keputusan-keputusan
bawahannya serta keputusan-keputusannya sendiri. Ruang lingkup kewenangan atasan atas bawahan secara tegas dibatasi.
Konsep-konsep
communication)
dan
komunikasi
komunikasi
keatas
kebawah
(upward (downward
communication) mencerminkan konsep kewenangan ini, dengan informasi mengalir ke bawah dari jabatan yang memiliki kewenangan lebih luas ke jabatan yang memiliki kewenangan lebih sempit. 5. Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas, yang ditetapkan secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan fungsi-fungsi
jabatan
dalam
organisasi.
Banyak
usaha
administrator dalam organisasi digunakan untuk menerapkan regulasi umum tersebut kepada kasus-kasus tertentu. 6. Prosedur dalam organisasi bersifat formal dan impersonal yakni, peraturan-peraturan organisasi berlaku bagi setiap orang. Pejabat diharapkan memiliki orientasi yang impersonal dalam hubungan mereka dengan langganan dan pejabat lainnya. Mereka harus mengabaikan pertimbangan pribadi dan tidak mudah terpengaruh. Prosedur yang impersonal ini dirancang untuk menjaga perasaan pejabat agar penilaian rasionalnya kewajibannya.
tidak
menyimpang
dalam
menjalankan
25 7. Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin merupakan bagian dari organisasi. Agar individu dapat bekerja dengan efesien, mereka harus memiliki keterampilan yang diperlukan dan menerapkan keterampilan tersebut secara rasional dan energik; tetapi, bila anggota-anggota organisasi harus membuat keputusan rasional secara independen, pekerjaan mereka tidak akan terkoordinasi, menyebabkan kurangnya efisiensi dalam organisasi. Individu yang tidak menerima
kewenangan
atasan
mereka,
yang
gagal
melaksanakan kewajiban yang dibebankan kepada mereka, dan yang menerapkan peraturan dengan sembarangan, bukanlah orang yang sedang mengejar tujuan organisasi yang konsisten
dengan
filsafat
efisiensi;
jadi,
organisasi
membutuhkan suatu program disiplin untuk menjamin kerja sama dan efisiensi. 8. Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan organisasi. Keluarga anggota organisasi, misalnya, tidak dibolehkan menghubungi pegawai selama jam kerja. Sebagian organisasi banyak berkorban untuk memperhatikan kehidupan pribadi pegawai agar pegawai secara penuh memusatkan perhatian pada pekerjaan mereka masing-masing. 9. Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan kualifikasi teknis, alih-alih koneksi politis, koneksi keluarga, atau koneksi lainnya. 10. Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis, kenaikan jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja. Pekerjaan dalam organisasi merupakan karir seumur hidup, memberikan keamanan dalam jabatan. Ciri-ciri ini menghasilkan pengambilan keputusan yang rasional. Ahli-ahli berpengalaman adalah orang-orang yang paling cakap untuk membuat keputusan-keputusan teknis. Kinerja berdisiplin yang diatur dengan aturan-aturan, regulasi dan kebijakan-kebijakan
26 yang abstrak dan dikoordinasikan oleh kewenangan hierarkis merupakan usaha yang rasional dan konsisten untuk mencapai tujuan organisasi. Max Weber mengatakan pemikir yang memberikan perhatian sangat besar pada bagaimana manusia bertindak secara rasional untuk mencapai tujuannya (Morissan 2009: 27). Weber mendefinisikan organisasi sebagai, “A system of purposeful, interpersonal activity designed to coordinate individual task” (suatu sistem kegiatan interpersonal bertujuan yang dirancang untuk mengkoordinasikan tugas individu). Perbedaan penting antara organisasi dan kelompok terletak pada adanya birokrasi. Organisasi memiliki sistem yang mengatur dirinya, yaitu birokrasi, namun tidak demikian halnya dengan kelompok biasa yang bukan organisasi. Birokrasi juga dinilai berhasil memperkenalkan konsepkonsep, seperti keadilan dan kesempatan yang sama sehingga memberikan efek mendalam kepada struktur sosial di banyak negara. Weber memandang birokrasi sebagai produk rasional sebagai hasil rekayasa sosial (social engineering), sebagaimana kemunculan mesin sebagai hasil revolusi industri. Weber menulis: ‘The decisive reason for the advance of bureaucratic organization has always been its purely technical superiority over any former organization. The fully developed bureaucratic mechanism compares with other organizations exactly as does the machine with non-mechanical modes of production.’ (alasan penting bagi perlunya memajukan organisasi birokrasi adalah [karena] superioritas teknis yang dimilikinya dibandingkan dengan organisasi yang ada sebelumnya. Mekanisme birokratis yang dikembangkan sepenuhnya ini, jika dibandingkan dengan organisasi lainnya, adalah seperti membandingkan antara mesin dengan bentuk-bentuk produksi non-mekanis lainnya). Bagi Weber, istilah ‘birokrasi’ tidak dapat dipisahkan dengan istilah ‘rasionalitas’ karena menggunakan pemikiran rasional dalam mengembangkan organisasi sehingga gagasan Weber ini seringkali disebut dengan istilah ‘birokrasi rasionalis’. Namun, faktor apa yang harus dimiliki untuk mewujudkan birokrasi rasional. Sebagaimana
27 dikemukakan Weber, organisasi merupakan birokrasi, dan birokrasi tidak akan terwujud tanpa adanya tiga hal yang merupakan karakteristik birokrasi. Tiga faktor atau karakteristik yang harus dimiliki organisasi untuk mewujudkan birokrasi rasional, yaitu (1) otoritas atau kewenangan (authority), (2) spesialisasi (specialization), dan (3) peraturan (regulasi) (Littlejohn dan Foss dalam buku Teori Komunikasi Organisasi Morissan 2009: 29). 1. Otoritas Otoritas (authority) atau kewenangan biasanya muncul bersama-sama dengan kekuasaan, tetapi pada organisasi, otoritas haruslah sah atau legitimate, yang berarti pemegang otoritas telah diberikan izin secara formal (authorized formally) oleh organisasi. Efektivitas organisasi bergantung pada seberapa besar manajemen menerima “kekuasaan sah” (legitimate power) dari organisasi. Organisasi dibangun sebagai suatu sistem rasional melalui kekuatan aturan yang menjadikan organisasi menjadi semacam kewenangan, atau menurut Weber, otoritas legal rasional (rational-legal authority). Menurut Weber, suatu prinsip dalam birokrasi adalah bahwa para manajer atau administrator harus ditunjuk berdasarkan kualifikasinya, walaupun ketentuan ini tidak berlaku umum. Menurut Weber, cara terbaik untuk mengelola kewenangan legal rasional adalah melalui hierarki (hierarchy). Dengan kata lain, atasan memiliki atasan lagi, dan atasan dengan kedudukan lebih tinggi memiliki atasan yang lebih tinggi lagi kedudukannya, begitu seterusnya. Hierarki ini secara hati-hati dan cermat diatur melalui aturan-aturan dalam organisasi. Setiap lapis manajemen memiliki kewenangan sah mereka masing-masing, dan hanya pemimpin tertinggi organisasi yang absolute jarang sekali ditunjuk atas dasar kecakapan, tetapi lebih sering dipilih atau bahkan mewarisi suatu kedudukan atau jabatan. Misalnya, sebagai suatu organisasi, negara Indonesia dipimpin oleh seorang presiden
28 yang dipilih rakyat melalui pemilihan umum secara langsung, sedangkan para pembantunya terdiri atas para menteri yang ditunjuk presiden untuk memimpin berbagai departemen atau kementerian. Pada perusahaan atau korporasi, pemilik perusahaan memilih dewan direksi yang terdiri atas direktur utama dan pada direktur. Pada perusahaan milik keluarga, pimpinan perusahaan mendapatkan kedudukannya karena keturunan, ia menerima warisan jabatan dari orang tuanya yang menjadi pimpinan sebelumnya, namun para manajer yang membantu biasanya terdiri atas orang-orang yang ditunjuk atau dipilih untuk melaksanakan perintah pimpinan. Menurut
Weber,
suatu
prinsip
terkait
dengan
kewenangan birokrasi adalah bahwa karyawan perusahaan memiliki kedudukan terpisah dari pemilik. Karyawan tidak dapat memiliki perusahaan karena hal itu akan mengganggu aliran kewenangan yang sudah sah. Namun, prinsip ini adalah salah satu aspek organisasi yang telah berubah sejak masa Weber. Dewasa ini, peraturan suatu negara membuka peluang bagi karyawan untuk dapat memiliki saham perusahaan melalui program yang disebut stock plan yang berarti karyawan dapat memiliki sebagian perusahaan bahkan, bentuk kepemilikan yang lebih langsung juga dimungkinkan dimana persatuan karyawan suatu perusahaan membeli mayoritas saham perusahaan dimana mereka bekerja (morissan 2009: 29-30). 2. Spesialisasi Prinsip komunikasi kedua adalah spesialisasi, yang berarti
sejumlah
individu
dibagi
menurut
pembagian
pekerjaan, dan mereka mengetahui pekerjaan mereka masingmasing dalam organisasinya. Peningkatan atau perluasan posisi atau jabatan dan uraian pekerjaan (job description). Weber mengatakan bahwa spesialisasi adalah hal penting bagi birokrasi yang rasional dan garis batas yang jelas dan tegas yang memisahkan satu fungsi bagian dengan bagian
29 lainnya dalam organisasi harus dinyatakan dengan aturan dan prosedur yang jelas (morissan 2009: 29-30). 3. Peraturan Aspek ketiga dari birokrasi adalah kebutuhan terhadap peraturan.
Apa
yang
membuat
koordinasi
organisasi
dimungkinkan adalah karena adanya pelaksanaan dari seperangkat aturan bersama yang mengatur perilaku setiap orang. Menurut weber, aturan organisasi haruslah rasional, yang berarti bahwa aturan dirancang untuk mencapai tujuan organisasi, dan supaya organisasi dapat mengikuti segala hal yang terjadi, maka setiap kegiatan operasional organisasi perlu dicatat, dan catatan perlu dipelihara secara hati-hati dan cermat agar aturan dapat di evaluasi. Selain ketiga faktor tersebut diatas, weber juga menambahkan beberapa faktor lainnya yang pada dasarnya merupakan tambahan penjelasan terhadap ketiga faktor yang telah dikemukakan tersebut. Weber beragumentasi bahwa birokrasi rasional hanya dapat dijalankan dengan menempatkan manajer, yaitu orang-orang yang terpilih dan terlatih di bidangnya masing-masing, pada seluruh tingkatan. Sedangkan orang yang terpilih untuk menduduki posisi puncak adalah orang yang pernah menerima rotasi jabatan, pernah ditempatkan dan bekerja pada berbagai bagian organisasi yang berbeda agar ia mendapatkan pengalaman langsung menghadapi berbagai masalah yang harus dihadapi anak buahnya di masa depan. Untuk
memastikan
bahwa
manajemen
dibentuk
berdasarkan keahlian maka penunjukan atau penugasan serta promosi jabatan harus berdasarkan pada keunggulan atau kelebihan seseorang (merit system) dan bukan berdasarkan kesukaan semata (favoritism) dan mereka yang terpilih harus menjadikan pekerjaannya sebagai kerja dan karier utamanya. Hal lain adalah ‘impersonalitas’ yang berarti tidak boleh memiliki ketidaksukaan atau sebaliknya kesenangan terhadap
30 pihak-pihak tertentu yang berhubungan dengan organisasi. Setiap pihak (klien) harus diperlakukan dengan sama, dan karyawan dapat melaksanakan tugasnya dengan cara yang adil dan objektif. Sebagaimana dikemukakan Weber, yaitu bahwa organisasi bersifat hierarkis dan berlapis-lapis, dikontrol berbagai aturan serta tidak sensitive terhadap berbagai kebutuhan dan perbedaan individu. Prinsip-prinsip yang mengatur sebagian besar organisasi, termasuk organisasi besar dan kompleks dewasa ini, masih tetap sama dengan pandangan Weber yang dikemukakanya satu abad yang lalu. Dalam teorinya, Weber berupaya mengidentifikasi cara terbaik bagi organisasi dalam mengelola kompleksitas kerja sejumlah individu yang memiliki satu tujuan yang sama (morissan 2009: 29-30). Birokrasi yang sering disebut dengan istilah ‘birokrasi rasionalis’ memiliki ketiga faktor tersebut dalam mewujudkan birokrasi rasional, namun di dalam PD. Pasar Jaya birokrasi rasional yang ada lebih tertuju kearah otoritas, dimana kekuatan
aturan
yang
menjadikan
organisasi
menjadi
semacam kewenangan. Untuk
mencapai
tujuan
organisasi,
organisasi
mengandalkan inovasi dan harus mampu menghasilkan informasi dari para anggotanya. Aliran informasi dapat membantu menentukan proses penyampaian pesan secara berkelanjutan, karena komunikasi akan terus berlanjut atau terjadi sepanjang waktu.
2.2.2
Sifat Aliran Informasi Aliran informasi dalam suatu organisasi, sebenarnya adalah suatu
proses dinamik; dalam proses inilah pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan diciptakan, ditampilkan dan diinterpretasikan. Proses ini berlangsung terus dan berubah secara konstan – artinya, komunikasi
31 organisasi bukanlah sesuatu yang terjadi kemudian berhenti. Komunikasi terjadi sepanjang waktu. Guetzkow menyatakan bahwa aliran informasi dalam suatu organisasi dapat terjadi dengan dua cara : serentak, berurutan. (Pace dan Faules 2010, 7: 170-171)
2.2.2.1 Penyebaran Pesan Secara Serentak Sebagian besar dari komunikasi organisasi berlangsung dari orang ke orang atau hanya melibatkan sumber pesan dan penerima – yang menginterpretasikan pesan- sebagai tujuan akhir. Meskipun demikian, cukup sering seorang manajer menginginkan informasi disampaikan kepdala lebih dari satu orang, misalnya bila diperlukan perubahan jadwal kerja atau bila sebuah kelompok harus diberi penjelasan mengenai suatu prosedur baru. Proses ini disebut penyebaran pesan secara serentak. Pemilihan teknik penyebaran yang berdasarkan pada waktu (tiba secara serentak) memerlukan pemikiran mengenai metode penyebaran yang sedikit berbeda dari yang biasa dikerjakan. Dipihak lain suatu pertemuan mungkin merupakan cara untuk menyampaikan informasi kepada setiap anggota organisasi pada saat yang sama; tetapi seperti yang dapat diduga, tidak semua orang dapat hadir karena pertemuan tersebut tidak cocok dengan jadwal mereka, terutama bila lokasi pertemuan cukup jauh. Memo merupakan media tertulis sedangkan pertemuan adalah bentuk lisan, atau suatu media tatapmuka. (Pace dan Faules 2010, 7: 171-172).
2.2.2.2 Penyebaran Pesan Secara Berurutan Penyebaran pesan berurutan memperlihatkan pola “siapa berbicara kepada siapa”. Penyebaran tersebut mempunyai suatu pola sebagai salah satu ciri terpentingnya. Bila pesan disebarkan secara berurutan, penyebaran informasi berlangsung dalam waktu yang tidak beraturan, jadi informasi tersebut tiba di tempat yang berbedan dan pada waktu yang berbeda pula. Individu cenderung menyadari adanya informasi pada waktu yang berlainan. Karena adanya perbedaan
32 dalam menyadari informasi tersebut, mungkin timbul masalah dalam koordinasi. Adanya keterlambatan dalam penyebaran informasi akan menyebabkan informasi itu sulit digunakan untuk membuat keputusan karena ada orang yang belum memperoleh informasi. Bila jumlah orang yang harus diberi informasi cukup banyak, proses berurutan memerlukan waktu yang lebih lama lagi untuk menyampaikan informasi kepada mereka. Selain itu kebenaran atau kecermatan informasi akan terganggu sebagai akibat dari interpretasi dan reproduksi pesan yang berlangsung dalam penyampaian pesan secara berurutan. (Pace dan Faules 2010, 7: 172-173). Aliran informasi yang terjadi di Perusahaan Daerah Pasar Jaya terjadi secara terus menerus dan penyebaran pesan dilakukan secara serentak, karena tujuan akhir dari penyebaran pesan yaitu untuk mengedukasi pemberdayaan pedagang. Penyampaian pesan secara lisan dengan menggunakan penyebaran pesan secara serentak dalam komunikasi yaitu merupakan presentasi.
2.2.3
Presentasi Presentasi merupakan kegiatan komunikasi, juga merupakan kegiatan
komunikasi yang penyampaian pesannya dibantu dengan alat-alat bantu audio-visual seperti transparansi, overhead projector, LCD projector, videoprojector, dan tv-projection. Pengertian presentasi secara umum dapat dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi secara lisan kepada kelompok besar yang sifat interaksi antara khalayak dan pembicara berbeda dengan bentuk komunikasi lisan lainnya. Dalam kegiatan komunikasinya, umumnya dibantu dengan alat-alat audio-visual. Jenis-jenis presentasi itu adalah briefing, rapat orientasi, program pelatihan dan laporan penelitian (Iriantara, Subarna, Rochman, 2011, 5: 8.28).
2.2.3.1 Jenis-jenis Presentasi Secara umum ada 3 tujuan presentasi, yakni untuk (Iriantara, Subarna, Rochman, 2011, 5: 8.29). :
33 a.
Memotivasi atau menghibur, bila mencoba untuk memotivasi atau menghibur khayalak, biasanya kita harus banyak bicara.
b.
Menginformasikan atau menganalisis bila bertujuan menginformasikan atau menganalisis situasi, maka secara umum kita dan khalayak akan berinteraksi.
c.
Mempersuasi atau kolaborasi, interaksi ini terjadi jika kita bertujuan mempersuasi orang lain melakukan tindakan tertentu atau mengajak orang lain berkolaborasi untuk memecahkan masalah. Dalam hal ini umumnya harus terlebih dahulu menyampaikan data dan fakta untuk meningkatkan pemahaman khalayak atas permasalahan yang dibicarakan. Setelah itu baru menyatakan argumentasi yang mendukung kesimpulan atau rekomendasi yang ditawarkan. Tujuan kegiatan presentasi yang ada di PD. Pasar Jaya yaitu
untuk mengedukasi para pedagang dengan cara pemberdayaan, jenis yang termasuk dalam kegiatan ini : (b) menginformasikan atau menganalisis, dan (c) mempersuasi atau kolaborasi. Presentasi di maksudkan dengan adanya tujuan dari kegiatan presentasi tersebut, untuk menjalankan tujuan tersebut maka perlu melakukan analisa khalayak.
2.2.3.2 Persiapan Presentasi Dalam perencanaan presentasi ini, hal-hal yang harus kita persiapkan adalah sebagai berikut (Iriantara, Subarna, Rochman, 2011, 5: 8.32). : a.
Pengembangan gagasan utama Langkah pertama adalah merumuskan gagasan utama. Gagasan utama ini menghubungkan pokok bahasan dan tujuan dengan kerangka pengalaman khalayak, seperti yang sering kita lihat dalam iklan-iklan yang menunjukan manfaat sebuah produk untuk konsumen.
34
b.
Membuat kerangka Dengan gagasan utama yang sudah dipersiapkan dengan baik, baru bias mulai menyusun kerangka. Struktur kerangka hendaknya memperhitungkan pokok bahasan, tujuan, khalayak, dan waktu tersedia untuk presentasi. Dalam
melakukan
presentasi
ini,
untuk
lebih
meningkatkan efektivitas komunikasi kita sudah lazim dipergunakan
alat
bantu
audio-visual.
Pentingnya
menggunakan alat bantu audio-visual ini adalah untuk membantu baik pembicara maupun khalayak mengarahkan perhatian kepada hal-hal yang penting. Gagasan utama kita jadi lebih mudah diingat dan dimengerti oleh khalayak. Pertama-tama kita melihat dua jenis alat bantu visual ini.
Pertama
visualisasi
teks
yang
dibentuk
dengan
menggunakan kata-kata yang akan membantu khalayak mengikuti arus gagasan. Dengan visualisasi teks ini, kita menyajikan rangkuman pesan sehingga khalayak dapat melihat pikiran-pikiran yang disampaikan. Kedua visualisasi grafis yang memberikan penekanan terhadap fakta-fakta penting. Visualisasi ini membantu khalayak memahami data numeric dan jenis informasi lain yang sukar dipahami kalau dinyatakan secara lisan. Penggunaan
alat
bantu
visual
tersebut
dapat
kontraproduktif. Karena itu, agar alat bantu tersebut membantu efektivitas komunikasi yang harus diperhatikan yaitu : a. Pastikan semua khalayak dapat melihat dengan baik. b. Berikan kesempatan kepada khalayak untuk membaca visualisasi itu sebelum memberikan uraian. c. Batasi setiap alat bantu visual itu hanya untuk satu gagasan. d. Jangan menyampaikan sesuatu yang bertentangan antara penjelasan lisan dengan visualisasi.
35 e. Jangan membaca teks yang divisualisasikan kata demi kata. f. Ketika selesai membahas butir yang divisualisasikan, segeralah hentikan alat visualisasi tersebut. Medium yang digunakan untuk membantu presentasi: a. Handout. Ketika melakukan presentasi mungkin akan membagikan lembaran kertas yang berisikan agenda, kerangka program, abstrak laporan, atau bahan pendukung seperti table dan grafik. Handout ini akan membantu khalayak memperhatikan pokok gagasan. Namun dapat juga mengganggu karena khalayak lebih tertarik pada handout daripada uraian biasa. b. Papan tulis. Untuk presentasi pada kelompok kecil, mungkin lebih memilih menggunakan papan tulis guna menggambarkan gagasan, karena medium ini langsung dapat digunakan, maka sifatnya amat fleksibel. Namun untuk situasi tertentu penggunaan papan tulis ini terkesan sangat informal. c. Overhead projector (OHP). Alat bantu yang paling umum dipergunakan dalam presentasi bisnis adalah OHP ini. Karena alat ini dapat memproyeksikan transparansi pada layar di tengah sinar yang benderang. Transparansi ini dengan mudah dapat secara manual, fotokopi, atau menggunakan komputer. Kini, sudah biasa digunakan LCD projector dan mulai mengganti OHP dalam banyak kegiatan presentasi bisnis. d. Slide. Isi slide dapat berupa teks grafis atau gambar atau juga menggabungkan ketiganya. Sayangnya slide hanya bisa diproyeksikan di ruang yang relatif gelap. e. Alat bantu lain. Dalam presentasi teknis maupun ilmiah, sample produk atau model dapat dipergunakan
36 sebagai
alat
bantu,
sehingga
khalayak
bisa
mengalaminya secara langsung. Selain itu juga dapat menggunakan videotape atau audiotape dan film. Videotape dan film cukup efektif untuk menarik perhatian khalayak karena disajikan secara lebih hidup dan berwarna. Secara umum penggunaan alat bantu audio-visual dapat memperlihatkan bagaimana sesuatu terlihat, bekerja atau berhubungan satu sama lain. Namun harus dingat bahwa alat bantu audio-visual tersebut bukan merupakan pengganti kata-kata lisan, melainkan alat bantu untuk menarik dan membangun minat, serta untuk menunjukan informasi yang penting. Bila presentasi menggunakan alat bantu seperti OHP dan LCD projector, maka sangat penting untuk mempersiapkan materi yang akan ditayangkan. Materi yang akan ditayangkan tersebut adalah kalimat-kalimat inti yang ditulis dengan singkat. Tidak perlu memuat seluruh kalimat dalam lembar transparansi bila menggunakan OHP atau slide PowerPoint bila menggunakan LCD projector karena akan menyulitkan khalayak membacanya, melainkan hanya kata-kata kunci yang penting saja. Persiapan presentasi mulai dari menyusun kerangka hingga persiapan alat bantu visual harus benar-benar di persiapkan dengan baik, setelah itu baru mulai memilih teknik metode presentasi, agar penyampaian pesan dapat tersampaikan dengan sesuai.
2.2.3.4 Metode Presentasi Dalam teknik penyampaian ini bisa memilih salah satu dari empat metode penyampaian berikut ini (Iriantara, Subarna, Rochman, 2011, 5: 8.37). : a. Memori.
Jangan
menghafal
semua
pesan
yang
akan
dipresentasikan, karena akan sulit untuk mengingat semuanya. Cukup meningat garis besarnya saja.
37 b. Membaca. Bila mempresentasikan pesan yang bersifat teknis dan kompleks. Baca teks yang sudah dipersiapkan, ketika harus membaca jangan sampai kehilangan kontak mata dengan khalayak. Untuk itu dapat melakukan berhenti sesaat untuk melihat khalayak, mengangkat tangan, atau mengeraskan dan melembutkan suara. c. Berbicara dengan memegang catatan. Membuat catatan hal-hal yang penting, kemudian berbicara melalui catatan tersebut. Ketika pendengar kelihatan bingung, maka dapat menjelaskan butir tersebut atau beralih ke pokok bahasan lain. d. Berbicara impromtu. Bila diminta bicara secara mendadak, itulah impromptu. Dalam situasi seperti ini, pikirkanlah beberapa saat apa yang hendak akan dikatakan, tapi jangan tergoda untuk melantur. Metode penyampaian di dalam presentasi PD. Pasar Jaya lebih masuk kedalam teknik penyampaian (c), karena komunikator memegang catatan yang akan di sampaikan ke khalayak. Komunikator harus memiliki metode atau teknik penyampaian agar memahami apa yang harus dilakukan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam presentasi, dan setelah komunikator selesai menyampaikan pesan atau informasi maka akan masuk sesi tanya jawab, dan ada cara-cara dalam menjawab pertanyaan tersebut.
2.2.3.5 Menjawab Pertanyaan Dalam presentasi tentu saja ada biasanya selalu disediakan sesi tanya jawab. Apalagi bila didalam presentasi diinginkan presentasi yang dibangun dengan semangat dialog dan interaktif. Berikut ini beberapa cara menjawab pertanyaan yang diajukan khalayak presentasi (Iriantara, Subarna, Rochman, 2011, 5: 8.38). : a. Jawab pertanyaan dengan singkat dan sikap manis. Ketika menjawab pertanyaan fokuskan perhatian pada orang yang mengajukan pertanyaan dengan memperhatikan bahas tubuh
38 dan ekspresi wajah agar kita dapat memastikan apa yang dimaksudkannya.
Kemudian
dengarkan
dengan
penuh
seksama. Saat menjawab, ulangi pokok pertanyaan itu untuk memastikan memahami maksudnya dan membantu khalayak lain memahami pertanyaan yang diajukan. b. Jangan biarkan khalayak memonopoli perhatian. Mungkin ada satu dua khalayak yang memonopoli sesi tanya jawab. Cobalah memberi kesempatan kepada orang lain yang duduk di bagian lain ruangan presentasi. c. Menjawab tanpa emosional pertanyaan keras. Kebanyakan orang mengajukan pertanyaan hanya untuk sekedar meminta penjelasan atau informasi tambahan. Biasanya kita akan menjawab pertanyaan seperti ini dengan ramah, namun ada juga khalayak yang bertanya dengan keras. Ketika ini terjadi tetaplah tenang. Tataplah mata penanya dan jawablah pertanyaan sebaik mungkin tanpa memperlihatkan perasaan. Untuk memberikan presentasi, kredibilitas sebagai pembicara sangat penting, karena itu harus berupaya memaksimalkan kredibilitas tersebut. Kredibilitas dapat ditingkatkan dengan cara sebagai berikut: a. Menunjukan kompetensi. Pendengar akan terpengaruh oleh orang yang dipercaya memiliki kualifikasi dalam bidang tertentu. Karena itu harus (a) memiliki pengetahuan mengenai pokok bahsan, (b) memperkenalkan kredensial seperti gelar akademik
dan
pengalaman
professional,
dan
(c)
memperlihatkan kemampuan. b. Raih kepercayaan khalayak. Untuk ini harus bersikap jujur dan tidak memihak. c. Menekankan kesamaan dengan khalayak. d. Meningkatkan
imbauan
memperhatikan penampilan. e. Memperlihatkan ketulusan.
pada
khalayak,
dengan
39 Hal lain yang penting diperhatikan adalah saat menyampaikan presentasi. Ini merupakan hal-hal yang teknis, yang kelihatannya sepele diperhatikan pada saat menyampaikan presentasi: a. Jaga kontak mata dengan khalayak, b. Berbicara dengan jelas dan tegas, c. Jangan berbicara terlampau cepat, d. Pastikan suara dapat didengar semua orang, e. Berbicara dengan gaya asli sendiri, f. Berdiri tegak, g. Gunakan gerak-gerik yang alami, h. Jawab pertanyaan dengan penuh kesabaran, dan i. Jaga perasaan ketika menghadapi kritik. Menjawab pertanyaan dalam sesi tanya jawab biasanya ada di akhir sesi, karena biasanya ditujukan agar presentasi dapat dibangun dengan semangat dialog dan interaktif, serta dapat terlihat mana khalayak yang aktif dan yang pasif. Selanjutnya kerangka pemikiran diperluka untuk mengetahui garis besar topik, teori, metode, dan interprestasi hasilnya.
2.3
Kerangka Pemikiran
Penerapan komunikasi organisasi melalui presentasi di bidang usaha bagian pemberdayaan
Penyampaian pesan secara serentak, birokrasi, presentasi
Presentasi yang ada di dalam PD. Pasar Jaya menggunakan cara penyampaian pesan secara serentak, dan hasil yang mungkin akan didapatkan yaitu pesan atau informasi akan diterima secara bersamaan oleh audience dengan baik
40