BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya (State Of The Art) Dalam penelitian sebelumnya menjelaskan mengenai perbandingan kegiatan penelitian
yang pernah dilakukan sebelumnya dengan topik yang sama dalam penelitian. Dalam penelitian sebelumnya (State Of The Art) terdapat nama peneliti, judul penelitian, lokasi, hasil penelitian, perbandingan penelitian.
Tabel 2.1 (State Of The Art) No. 1.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Hasil Penelitian
Perbandingan Penelitian
komunikasi pada
penelitian
Shahrina
Organizatio
University
Iklim
Md Nordin,
nal
Teknologi
adalah
sangat tersebut
membahas
Communica
Petronas,
penting dalam suatu dimana
untuk
Subarma
tion Climate
Tronoh
organisasi
Sivapalan,
and Conflict
Perak,
memberi kontribusi dalam
karena mengelola
pada efektivitas dan dilihat
Managemen Malaysia
keberhasilan
konflik organisasi
dari
iklim
organisasinya. Karena
Ena
t:
Bhattachary
Communica
organisasi.
ya,
tions
komunikasi
Managemen
organisasi
Hezlina
t in an Oil
mempengaruhi
Hashim
and Gas
suasana di organisasi terhadap
Wan
Company
yang
baik komunikasi
yang
Fatimah
mendorong
atau menunjukan
bahwa
WanAhmad
menghambat
terkait
komunikasi
anggota
Iklim dampak dari berbagai komunikatif
yang
dapat digunakan
dalam
manajemen
konflik iklim
peran
para
organisasi
Azrai
horizontal, ke atas yang ada di dalamnya.
Abdullah
atau ke bawah di Sedangkan
dalam
No.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Hasil Penelitian
Perbandingan Penelitian
antara
karyawan. penelitian ini, dalam
Dalam
organisasi manajemen
konflik
iklim internal pasca kasus
dengan
karyawan kecelakaan
defensif,
KRL
memiliki
commuter line dengan
kecenderungan
Truk
tangki
menjauhkan Pertamina
untuk
dari menggunakan
diri
kebutuhan
mereka, (Top
karena
mereka communication).
menjadi
sangat
berhati-hati
dalam
membuat pernyataan, mungkin
dan memiliki
tingkat
rendah
motivasi. Di sisi lain, organisasi lingkungan
dengan yang
mendukung mendorong partisipasi
aktif,
pertukaran informasi sehat
dan
resolusi konflik yang konstruktif. Menanamkan komunikasi
arus
komunikasi kebawah
berkomunikasi
yang
BBM
iklim
down
No.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Hasil Penelitian kolaboratif suatu
dalam organisasi
namun membutuhkan manajemen
yang
efektif dari konflik. Makalah
ini
melaporkan
sebuah
penelitian
yang
dilakukan
dalam
lingkungan
kerja
yang berisiko tinggi dari
perusahaan
minyak dan gas, di mana personil harus bekerja
dengan
bahan kimia yang mudah menguap dan mesin berat. Perilaku komunikatif
dalam
lingkungan
yang
berbahaya
tersebut
tidak bisa dianggap enteng
karena
kesalahan komunikasi
dapat
menyebabkan kejadian Penelitian
fatal. ini
Perbandingan Penelitian
No.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Hasil Penelitian kemudian menyelidiki dampak dari strategi konflik komunikasi
yang
digunakan
oleh
personil pada iklim komunikasi organisasi
secara
keseluruhan
dalam
lingkungan
tempat
kerja yang berisiko tinggi.
Satu
set
kuesioner
yang
diberikan
kepada
karyawan di semua tingkatan
dalam
organisasi
yang
bekerja
di
kantor
administrasi dan di pabrik gas. Seratus dua
puluh
lima
karyawan menanggapi kuesioner,
yang
dikaitkan
dengan
lebih dari lima puluh persen
dari
total
populasi.
Temuan
membahas
dampak
Perbandingan Penelitian
No.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Hasil Penelitian dari berbagai strategi komunikatif
yang
digunakan
dalam
manajemen
konflik
terhadap
iklim
komunikasi organisasi. Temuan keseluruhan menunjukkan bahwa manajemen
konflik
adalah
terkait
dengan
peran
personil bermain di organisasi.
Dalam
mengambil
peran
kepemimpinan, pendekatan manajemen konflik
puncak termasuk
konfrontatif kompromi,
dan bukan
non-konfrontasi dan kontrol,
yang
memiliki
tingkat
dampak pada iklim yang
mendukung
komunikasi.
Para
eksekutif, staf teknis, staf
non-teknis
Perbandingan Penelitian
No.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Perbandingan
Hasil Penelitian
Penelitian
memiliki pendekatan yang berbeda dalam strategi
manajemen
konflik. 2.
Abdullah
Proses
Ahadish
Terjadinya
Shamad
Konflik
Fakultas
untuk
menjelaskan mengenai
Interpersona
Ekonomi
proses
konflik
l Antar
dan Bisnis
Organisasi X pada dalam suatu organisasi
Kelompok
Universitas
tahun
Brawijaya,
Jenis konflik tentang yaiu
Muis
Jurusan Manajemen
Malang
Tujuan
dari Pada
penelitian ini adalah tersebut
membahas proses
di konflik yang terjadi di
2011-2012. dengan tujuh tahapan penyebab
Organisasi X pada konflik, tahun
2011-2012 fase
adalah Indonesia
penelitian
fase
pemicu,
laten, fase
konflik eskalasi, fase krisis,
antarkelompok
fase resolusi konflik,
interpersonal.
dan
Penelitian
fase
ini konflik.
pasca
Sedangkan
menggunakan
dalam penelitian ini
kualitatif-eksplanatif
proses konflik yang
pendekatan, dengan terjadi teknik
pada
PT.
penulisan Commuter
narasi, dan desain Jabodetabek penelitian kasus.
studi khususnya
divisi
Informan Komunikasi
penelitian ini adalah Perusahaan
dalam
tiga orang, mereka mengelola
proses
adalah
Ketua konflik
Organisasi X pada pimpinanlah periode
dimana yang
2013, mengambil alih semua
No.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Perbandingan
Hasil Penelitian
Penelitian
Kepala Departemen keputusan Organisasi
organisasi. Agar tidak
Kewirausahaan X di adanya periode 2011, dan yang staf
perbedaan mengakibatkan
untuk perdebatan di dalam
Kewirausahaan
suatu organisasi.
Departemen Organisasi periode
X
di
2011.
Informan ditentukan karena mereka tahu dan langsung terlibat dalam
konflik
itu
pada
tahun
2011-
2012
pada
teknik
analisis
data
Organisasi
X.
Digunakan
dalam
penelitian ini adalah analisis isi. Validitas penelitian
yang
digunakan
adalah
kredibilitas
dan
penelitian ditransfer standards. menemukan
juga bahwa
proses konflik terjadi pada Organisasi X pada
dalam
tahun
2011-
No.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Hasil Penelitian
Perbandingan Penelitian
2012 muncul melalui tujuh tahapan, yaitu adalah:
penyebab
konflik, fase laten, fase
pemicu,
fase
eskalasi, fase krisis, fase resolusi konflik, dan
fase
pasca
konflik. 3.
Prodi ilmu
Penelitian ini,
Pada
Penelitian
Andreas
Komunikasi
Christiawan
Organisasi
Komunikas, merupakan
tersebut menjelaskan
Soerono
BAMAG
Universitas
penelitian yang
mengenai
Kristen
dilakukan untuk
konflik
Petra
mengetahui
diakibatkan perbedaan
Surabaya
bagaimana
tujuan atas ke tiga
komunikasi
anggota
organisasi yang
kelompok
dilakukan oleh
Hasil
BAMAG Kabupaten
menjelaskan
X, dalam menangani
dalam
konflik internal.
konflik
BAMAG Kabupaten
komunikasi
secara
X menghadapi
informal
dalam
sebuah konflik yang
organisasi. Tetapi bila
dimunculkan oleh
dibandingkan dengan
ketiga anggotanya.
penelitian ini konflik
Dalam penelitiannya
yang
peneliti
suatu
menggunakan jenis
halnya pada PT. KAI
Kabupaten X Dalam Menangani Konflik Internal
Indonesia
terjadinya yang
dalam tersebut. penelitian bahwa
pengelolaan digunakan
terjadi
dalam
organisasi
No.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Hasil Penelitian
Perbandingan Penelitian
deskriptif dengan
commuter jabodetabek
pendekatan kualitatif
divisi
dengan
perusahaan
dalam
menggunakan
mengelola
konflik
metode studi kasus
internal menggunakan
dalam melakukan
komunikasi
analisis serta
yaitu arus komunikasi
melakukan teknik
ke bawah (Top down
wawancara dan
communication).
observasi secara
Dimana pimpinan lah
mendalam dalam
yang
memperoleh data
mengambil
semua
terhadap informan
keputusan
berupa
yang telah dipilih.
tugas
Konflik dalam
wewenang organisasi.
organisasi yang
Agar
diteliti ialah adanya
tujuan
situasi dalam
organisasi.
organisasi yang tidak menguntungkan untuk mencapai tujuan, maksud yang tidak sesuai tujuan, ketidakpastian dalam pekerjaan dan perbedaan persepsi. Dalam penelitian ditemukan bahwa komunikasi yang
Komunikasi
formal
berhak
untuk
maupun
menjadi
satu
produktivitas
No.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Hasil Penelitian
Perbandingan Penelitian
dilakukan dalam menangani konflik ialah dengan komunikasi secara informal antara anggota organisasi yang berkonflik. 4.
Dalam
penelitian
Komunikas, terbentuk dari segala
tersebut
membahas
Pasca Kasus
Universitas
pengalaman publik
mengenai
Pailit
Kristen
akan organisasi.
membentuk
Dalam
petra
Sebuah krisis dapat
positif
Bisnis
Surabaya
mempengaruhi citra
setelah adanya krisis
perusahaan di mata
yang
publiknya, sehingga
perusahaan telkomsel
perlu dilakukan
yaitu
evaluasi citra
pemberitaan
setelah krisis. Salah
media massa karena
satu cara untuk
media
massa
melakukan evaluasi
mempunyai
peran
citra perusahaan
dalam opini publik.
yaitu melalui
Bila
pemberitaan di
dengan penelitian ini
media massa, karena
apa yang dilakukan
media massa
oleh
memiliki peran
Commuter
dalam membentuk
jabodetabek
pasca
opini
kecelakaan
KRL
publik. Penelitian ini
dengan
Ratnasari
Citra
Puspa
Telkomsel
Wijaya
Parodi Ilmu
Indonesia Dan Investor Daily
Indonesia
Citra perusahaan
dalam citra
perusahaan
terjadi
pada
melalui pada
dibandingkan
PT.
truk
Kai
tangki
No.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Perbandingan
Hasil Penelitian
Penelitian
melakukan evaluasi
BBM pertamina hal
citra Telkomsel
serupa
pasca kasus pailit
dengan
dalam berita-berita
mempertahankan citra
yang dimuat dalam
positif melalui media
Bisnis Indonesia dan
massa. Tetapi tidak
Investor Daily.
hanya dengan itu saja,
Evaluasi citra ini
daridalam
menggunakan teknik
organisasi pun harus
analisis isi
ada
terjadi
yaiu
internal
bagaimana
kuantitatif. Hasil dari memanaje
konflik
penelitian ini adalah
agar mempertahankan
Telkomsel
citra positif kepada
mendapatkan citra
publik. Dengan itu,
positif baik
PT. KAI Commuter
dari Bisnis Indonesia
Jabodetabek
maupun Investor
mengsosialisasikan
Daily.
keselamatan
kepada
masyarakat khususnya para pengguna KRL agar para penumpang KRL mengetahui apa yang harus dilakukan ketika
terjadi
kecelakaan
serta
emergency
lainnya.
serta
memporses
pembangunan khusus
divisi
kecelakaan
No.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Hasil Penelitian
Perbandingan Penelitian KRL Commuter line.
5.
Fransisco J. Types
of Department, Tujuan - Berusaha Dalam penelitian ini
intragroup
Medina,
Of Social
conflict and Pschology
untuk mengevaluasi membahas mengenai
Lourdes
affective
University
tugas
Munduate,
reactions
of Seville,
hubungan,
Spain
pengaruh
Miguel
meningkatkan
konflik manajemen
dan
mereka upaya
yang
untuk
karyawan memahami
seperti
kepuasan, konflik yang sedang
jenis
dan terjadi
dalam
organisasi
kecenderungan
Guerra,
harus
beberapa
kesejahteraan,
M.
konflik
dan dalam tim. Pertama
pada reaksi afektif dilakukan
A.
Dorado,
Jose
antara dalam
hubungan
tersebut.
untuk meninggalkan serta kedua, manajer pekerjaan; dan untuk harus menganalisis
Ines Martinez,
mendorong
peran diskusi
terbuka
dan tentang isu-isu yang
Department
dimediasi
of
dimoderatori konflik terkait.
Pschology,
hubungan.
University
Desain / metodologi penelitian ini, pada PT
Pablo De
/
Olavide,
Penelitian
Seville,
melibatkan
Spain
karyawan dari enam internal pemimpinlah
Spain
dibandingkan dengan
pendekatan
organisasi
Bila
- KAI ini jabodetabek 169 mengelola
commuter dalam konflik
layanan yang mengambil alih
(hotel) di Andalusia keputusan (Spanyol).
organisasi
walaupun
para
Kuesioner digunakan karyawan
di
mengandung
pertemukan
langkah-langkah
berdiskusi
dan mengapa
No.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Hasil Penelitian
Perbandingan Penelitian
yang berbeda: tugas terjadinya
konflik?
konflik Tetapi,
walaupun
hubungan,
adanya
diskusi
kesejahteraan,
terbuka tetap semua
dan
kepuasan kerja, dan pengambilan keputusan
kecenderungan
untuk meninggalkan dalam
organisasi mengelola
konflik internal yaitu
pekerjaan.
Temuan - dua jenis pemimpin
atau
memiliki manajer pada PT. KAI
konflik konsekuensi
yang Commuter
berbeda.
Data Jabodetabek.
menunjukkan bahwa konflik
hubungan
berhubungan negatif dengan
reaksi
afektif,
sedangkan
konflik tugas tidak berhubungan langsung
dengan
reaksi afektif dalam cara
alih
yang
diprediksi;
dapat konflik
hubungan
memiliki
pengaruh
positif
terhadap
keinginan
untuk meninggalkan pekerjaan saat ini, sedangkan
konflik
No.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Hasil Penelitian tugas
tidak
mempengaruhi secara negatif; efek interaktif hubungan dan
konflik
tugas
menunjukkan bahwa interaksi
ini
memberi kontribusi besar
untuk
memprediksi kecenderungan untuk meninggalkan pekerjaan saat ini; dan
konflik
hubungan menengahi
dalam
hubungan
antara
konflik
tugas
dan
reaksi afektif. Keterbatasan Penelitian / implikasi -
Tingkat
tinggi
konflik tugas dapat menjadi
bumerang
dengan meningkatkan konflik juga, memiliki
hubungan sehingga efek
Perbandingan Penelitian
No.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Hasil Penelitian negatif pada reaksi afektif. demikian
Dengan beberapa
kesimpulan
yang
bisa ditarik dengan maksud
untuk
meningkatkan manajemen
konflik
dalam tim. Pertama upaya
harus
dilakukan
untuk
memahami
jenis
konflik yang sedang terjadi. manajer mendorong
Kedua, harus diskusi
terbuka tentang isutugas yang terkait. Ketiga,
perhatian
khusus
harus
diberikan
pada
tingkat
masing-
masing
konflik
karena
efek
interaktif
pada
beberapa
hasil
afektif.
Dengan
demikian,
terlepas
dari
efek
Perbandingan Penelitian
No.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Hasil Penelitian menguntungkan pada
umumnya
terkait
dengan
konflik
tugas,
intensifikasi konfliktugas
yang
berhubungan
dapat
menjadi ketika
bumerang berinteraksi
dengan disfungsional afektif-perbedaan pendapat. Orisinalitas / nilai Melayani
terlalu
menganalisis
peran
dimediasi
dan
dimoderatori konflik hubungan dan untuk menguji peran jenis konflik pada reaksi afektif
seperti
kesejahteraan
dan
kecenderungan untuk meninggalkan pekerjaan.
Perbandingan Penelitian
No.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Hasil Penelitian
Fakultas Ilmu Komunikasi Pemasaran,
Universitas Bina Nusantara
Indonesia Dalam penelitian ini membahas mengenai konflik
internal
dalam 6.
Citra
Manajemen
mempertahankan
Bianca
Konflik
citra
positif
yang
Harahap
Internal
terjadi di PT. KAI
Dalam
Commuter
Mempertah
Jabodetabek
pasca
ankan Citra
kecelakaan
KRL
Positif
Commuter
Line
(Suatu Studi
dengan truk tangki
Pada Pasca
BBM
Kecelakaan
Penelitian
ini
KRL
bertujuan
untuk
Pertamina.
Commuter
mengetahui
Line
bagaimana
arus
Perbandingan Penelitian
No.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Hasil Penelitian
perlintasan
komunikasi
yang
Pondok
digunakan
pada
Ranji, Bintaro PT.
divisi
komunikasi
perusahaan PT. KAI
KAI
Commuter
Commuter
jabodetabek
Jabodetabek .
mengelola
dalam konflik
internal. Teori yang digunakan
yaitu
komunikasi organisasi,
serta
konsep
yang
digunakan
dalam
penelitian
adalah
arah
aliran
komunikasi yang di dalamnya
terdapat
arus komunikasi dari atas ke bawah (top down communication), konflik, dan proses tahapan-tahapan konflik internal yang terjadi pada divisi komunikasi perusahaan
dengan
divisi pelayanan PT. KAI
Commuter
Perbandingan Penelitian
No.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Hasil Penelitian Jabodetabek,
serta
pendekatan pendekatan manajemen yang
konflik
dimaksudkan
bagaimana cara PT. KAI
Commuter
Jabodetabek
dalam
pengelolaan
mutu
organisasi. Penelitian menggunakan metode
deskriptif
kualitatif,
dimana
penelitian menitikberatkan pada observasi yaitu peneliti
bertindak
sebagai
pengamat
dan terjun langsung ke lapangan. Serta membuat
kategori
perilaku, setelah itu mencatatnya dalam
ke
observasi.
Pengumpulan
data
menggunakan wawancara mendalam (in depth
Perbandingan Penelitian
No.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Lokasi
Hasil Penelitian interview)
Perbandingan Penelitian
dengan
dua informan, satu ahli informan dan dokumentasi.
Hasil
penelitian menunjukan arus
bahwa
komunikasi
yang digunakan PT. KAI
commuter
jabodetabek
sudah
baik
dalam
mengelola
konflik
internal. Karena arus komunikasi
ke
bawah sangat tepat untuk
pengambilan
kebijakan
maupun
keputusan
dalam
sebuah organisasi.
2.2
Landasan Konseptual 2.2.1
Teori Komunikasi Organisasi Weick mengemukakan teori “organisasi” (organization) secara khas dianggap
sebagai kata benda, sementara “pengorganisasian (organizing) dianggap sebagai kata kerja. (Pace dan Faules, 2010, 7 : 11). Di dalam Teori Komunikasi Organisasi terdapat Teori Fungsional hubungan diantara dua teori tersebut dimana di dalam organisasi komunikasi merupakan alat
penyampaian informasi, agar tidak adanya kesalahpahaman komunikasi antar sesama karyawan. Pengertian dari teori fungsional sendiri sebagai berikut. 2.2.1.1 Teori Fungsional (Morissan 2009:141) Menurut Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss komunikasi adalah alat untuk menyampaikan informasi, cara yang digunakan anggota kelompok untuk menjelajahi dan mengenali kesalahan dan komunikasi juga berfungsi sebagai alat persuasi. Dalam menyampaikan sebuah informasi pada sebuah organisasi dimana terdapat arah aliran informasi sebagai berikut. 2.2.2
Arah Aliran Informasi Menurut (pace dan Faules 2010, 7: 184-198) Dalam komunikasi organisasi
terdapat empat aliran informasi yaitu Komunikasi Ke Bawah, Komunikasi Ke Atas, Komunikasi Horisontal dan Komunikasi Lintas-saluran. Pengertian dari ke empat aliran informasi sebagai berikut 1. Komunikasi Ke Bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Menurut Lewis dalam (Muhammad 2013,13 : 108). Komunikasi ke Bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. 2. Komunikasi Ke Atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyelia). 3. Komunikasi Horisontal terdiri dari penyampaian informasi diantara rekan-rekan dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama.
4. Komunikasi Lintas-Saluran, dalam organisasi kebanyakan muncul keinginan untuk berbagai informasi melewati batas-batas fungsional dengan individu yang tidak menduduki posisi pimpinan maupun karyawan. Dalam komunikasi lintas saluran para pegawai berkomunikasi dengan orang-orang yang mengawasi dan diawasi tetapi bukan pimpinan atau karyawan mereka. Dari ke empat arah aliran komunikasi yang digunakan pada divisi Komunikasi Perusahaan PT. KAI Commuter Jabodetabek yaitu arus komunikasi kebawah atau (Top down communication). Di dalam komunikasi kebawah atau (Top down communication) terdapat tipe Komunikasi Ke bawah yaitu
2.2.3
Tipe Komunikasi ke Bawah Menurut (Muhammad 2014, 13: 108-110) beberapa tipe komunikasi ke bawah
yaitu : 1. Instruksi tugas Dimana pesan yang disampaikan kepada karyawan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. Pesan tersebut bervariasi, seperti dengan perintah langsung, diskripsi tugas, dan prosedur manual. 2. Rasional Rasional pekerjaan dimaksudkan dengan pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam organisasi. Bila seorang pimpinan menganggap karyawannya pemalas, atau hanya mau bekerja bila dipaksa maka pimpinan memberikan pesan yang bersifat rasional ini sedikit. Tetapi sebaliknya bila pimpinan menganggap karyawannya orang yang dapat memotivasi diri sendiri dan produktif, maka biasanya diberikan pesan rasional yang banyak.
3. Ideologi Pesan mengenai ideologi ini adalah merupakan perluasan dari pesan rasional. Penekanannya ada pada penjelasan tugas dan kaitannya dengan perspektif organisasi. Sedangkan pada pesan ideologi sebaliknya mencari antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi. 4. Informasi Pesan informasi bertujuan untuk
memperkenalkan praktik organisasi seperti
bagaimana cara kerja perusahaan, peraturan organisasi seperti peraturan yang ada di dalam perusahaan tersebut, keuntungan yang dimaksudkan sebagai keuntungan informasi yang didapat, kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan dengan instruksi dan rasional yang ada di dalam organisasi perusahaan, kepada karyawan.
5. Balikan Balikan adalah pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaannya. Bentuk sederhana dari balikan ini yaitu, bila seseorang karyawan hasil pekerjaannya kurang baik balikannya berupa kritikan atu peringatan terhadap karyawan tersebut. Semua bentuk komunikasi kebawah dipengaruhi oleh struktur hierarki dalam organisasi. Pesan kebawah cenderung bertambah karena pesan itu bergerak melalui tingkatan hierarki secara berturutturut. Contohnya pesan dari pimpinan yang paling atas hanya berupa suatu pernyataan tentang hasil yang diinginkan. Maksud dari pencapaian hasil yang diinginkan ini ditambah pada tingkat hierarki yang lebih rendah berikutnya ditambah lagi dengan hal-hal detil bagaimana mencapai hasil yang diinginkan tersebut. Sampai dengan pesan tersebut lengkap untuk dilaksanakan. Pada divisi Komunikasi Perusahaan PT. KAI Commuter Jabodetabek tipe komunikasi ke bawah yang digunakan yaitu instruksi tugas, Informasi dan Balikan. Di dalam tipe komunikasi kebawah atau (top down communication) terdapat faktor yang mempengaruhinya, agar komunikasi dari pimpinan kepada karyawan dapat berjalan dengan lancar.
2.2.4
Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi ke Bawah Arus komunikasi dari atasan ke bawahan tidaklah selalu berjalan lancar, tetapi
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain yaitu (Muhammad 2014, 13: 110-112). 1. Keterbukaan Kurangnya sifat terbuka di antara pimpinan dengan karyawan akan menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan dan gangguan dalam pesan. Yang dimaksud tidak adanya keterbukaan ialah dimana pimpinan tidak mau mendiskusikan kebijaksanaan baru dalam mengatasi masalah-masalah dalam organisasi.
2. Kepercayaan pada pesan tulisan Para pimpinan lebih percaya pada pesan tulisan yang menggunakan alat-alat elektronik daripada pesan yang disampaikan secara lisan dengan tatap muka. Hal ini, menjadikan pimpinan lebih banyak menyampaikan pesan secara contohnya menggunakan telephone, pesan tertulis pada Blcakberry Messanger (BBM). Hasil penelitian Dahle menunjukan bahwa pesan itu akan lebih efektif bila dikirimkan dalam bentuk lisan dan tulisan. Jadi bukan hanya dalam bentuk tertulis saja. komunikasi tatap muka juga lebih disenangi oleh karyawan daripada media cetak. 3. Pesan yang berlebihan Karena banyaknya pesan-pesan yang dikirimkan secara tertulis maka karyawan dibebani dengan memo-memo, buletin, surat-surat pengumuman, majalah, dan pernyataan kebijaksanaa, sehingga banyak sekali pesan-pesan yang harus dibaca oleh karyawan. Reaksi karyawan terhadap pesan tersebut biasanya cenderung untuk tidak membacanya. 4. Timing Timing atau ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi komunikasi ke bawah. Pimpinan hendaklah mempertimbangkan saat yang tepat bagi pengiriman pesan dan dampak yang potensial kepada tingkah laku karyawan. Pesan
seharusnya dikirimkan ke bawah pada saat saling menguntungkan kepada kedua belah pihak yaitu pimpinan dan karyawan. Tetapi bila pesan yang dikirimkan tersebut tidak pada saat dibutuhkan oleh karyawan maka mungkin akan mempengaruhi kepada efektivitasnya. 5. Penyaringan Pesan-pesan yang dikirimkan kepada karyawan tidakklah semuanya diterima mereka. Tetapi mereka sering mana yang mereka perlukan. Penyaringan pesan ini dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor di antaranya perbedaan persepsi di antara karyawan, jumlah mata rantai dalam jaringan komunikasi dan perasaan kurang percaya kepada supervisor. Menurut Mellinger, karyawan yang kurang percaya kepada supervisor mungkin memblok pesan supervisor. Hasil studi Tompkin (Goldhaber) mengenai komunikasi kebawah ini menyimpulkan bahwa : a. Kebanyakan karyawan tidak menerima banyak informasi dari organisasi. b. Kebutuhan informasi yang utama bagi karyawan mencakup informasi yang banyak
berhubungan
dengan
pekerjaannya
dan
informasi
tentang
pembuatan keputusan. c. Sumber-sumber informasi yang terbaik adalah orang yang terdekat dengan karyawan dan yang paling buruk adalah orang yang paling jauh dengan mereka. Kebutuhan yang terbesar adalah untuk mendapatkan lebih banyak informasi yang berhubungan dengan pekerjaan, langsung dari pimpinan tingkat atas. Informasi dari pimpinan yang paling atas lebih rendah kualitasnya daripada sumber-sumber yang penting lainnya. Pada divisi Komunikasi Perusahaan PT. KAI Commuter Jabodetabek faktor yang digunakan untuk mempengaruhi komunikasi ke bawah yaitu Kepercayaan pada pesan tulisan dan timing. Dalam menyampaikan informasi, kepada para karyawan terdapat faktor yang mempengaruhi komunikasi ke bawah dan juga terdapat metode komunikasi ke bawah untuk menentukan metode yang digunakan oleh pimpinan.
2.2.5
Metode Komunikasi ke Bawah Menurut (Muhammad 2014, 13: 114-115). Untuk menyampaikan informasi
kepada bawahan dapat dilakukan dengan berbagai metode. Pace (1989) mengemukakan empat klasifikasi metode untuk itu yaitu : metode lisan, tulisan, gambar dan campuran dari lisan, tulisan dan gambar. Untuk menentukan mana metode yang tepat digunakan oleh pimpinan ada kriteria yang dapat digunakan seperti berikut ini : 1. Ketersediaan. Metode-metode yang sudah tersedia dalam suatu organisasi lebih cenderung untuk digunakan. Bila diperlukan dapat ditambah dengan metode lain untuk menjadikan lebih efektif. 2. Biaya. Pertimbangan biaya yang paling kurang akan cenderung dipilih untuk menyebarluaskan informasi yang bersifat rutin dan tidak mendesak. Tetapi bila informasi yang akan dikomunikasikan tidak bersifat rutin dan mendesak maka soal biaya tidak begitu dipertimbangkan yang penting informasi cepat sampai. 3. Dampak. Metode yang memberikan dampak atau kesan yang lebih besar akan sering dipilih atau digunakan daripada metode yang sedang atau kurang dampaknya. 4. Relevansi. Metode yang paling relevan dengan tujuan yang akan dicapai paling sering dipilih. Misalnya untuk memberikan informasi yang pendek mungkin lebih tepat digunakan metode lisan yang diikuti oleh memo. Tetapi jika tujuan untuk memberikan informasi yang kompleks dan rinci maka lebih tepat menggunakan metode laporan secara tertulis. 5. Respon. Pemilihan metode juga dipengaruhi oleh apakah respons terhadap informasi itu diinginkan atau diperlukan. Bila diinginkan maka metode lisan secara tatap muka lebih tepat digunakan mungkin dalam bentuk interpersonal atau dengan rapat. Bentuk komunikasi yang biasa digunakan dalam tiap metode adalah sebagai berikut : Menurut (Muhammad 2014, 13: 114-116). 1. Metode Lisan a. Rapat
b. Diskusi c. Telepon d. Kontak personal (face to face) e. Laporan lisan
2. Metode Tulisan a. E-mail b. Majalah c. Surat Kabar d. Laporan tertulis 3. Metode Gambar a. Foto Pada divisi
Komunikasi
Perusahaan
PT.
KAI Commuter Jabodetabek
menggunakan tiga bentuk metode penyampaian komunikasi yaitu metode lisan, metode tulisan, metode gambar. Melalui arus komunikasi ke bawah atau (Top down communication) adalah cara penyampaian Informasi agar adanya penyelesaian pada konflik internal.
2.2.6
Konflik Menurut Walton, R.W. (19872:2) dalam Romli, (2014 : 112) mengemukakan teori
bahwa konflik organisasi adalah perbedaan ide atau inisiatif antara bawahan dengan bawahan, manajer dengan manajer dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan (coordinated activities). Perbedaan inisiatif dan pemikiran sebagai upaya identifikasi masalah-masalah yang menghambat pencapaian tujuan organisasi. Keberadaan konflik dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan atau dengan kata lain konflik selalu hadir. Konflik sering muncul dan terjadi pada sebuah organisasi. Berikut terjadinya proses konflik pada organisasi.
2.2.7
Proses Konflik Konflik tidak terjadi secara mendadak tanpa sebab dan proses, akan tetapi melalui
tahapan-tahapan tertentu. Hendricks, W (1992) mengidentifikasi proses terjadinya konflik terdiri dari tiga tahap : pertama; peristiwa sehari-hari, kedua; adanya tantangan, sedangkan yang ketiga ; timbulnya pertentangan (Romli, 2014: 113-114).
Berikut proses terjadinya konflik organisasi sebagai berikut: Menurut (Romli, 2014 : 115-116). Permulaan konflik (antecedents of conflict) merupakan kondisi-kondisi yang menyebabkan atau mendahului suatu peristiwa konflik. Peristiwa yang dapat mengawali munculnya konflik adalah adanya kekecewaan (frustation). Kekecewaan tidak selalu diungkapkan selalu terbuka dan biasanya gejalagejala akan terjadinya konflik tidak dapat dilihat. Masing-masing individu ataupun kelompok berusaha menahan diri dan tidak bersifat reaktif. Pada tahap berikutnya, kedua belah pihak merasakan adanya konflik (perceived conflict). Ditempat kerja tercipta suasana persaingan, tiap kelompok cenderung untuk saling mengungguli dan bahkan berusaha mengalahkan kelompok lain. keterbatasan sumber daya organisasi; dana, peralatan, fasilitas kerja, informasi, tenaga dan waktu kerja menyebabkan individu atau kelompok saling berebut. Perilaku yang nampak (manifest behavior), pada situasi kerja sudah nampak peristiwa konflik. Individu ataupun kelompok menanggapi atau mengambil tindakan, bentuknya dapat secara lisan, saling mendiamkan, bertengkar, berdebat. Sedangkan tindakan nyata dalam perbuatan berupa persaingan, permusuhan atau bahkan dapat menggangu kelompok lain sehingga mengancam kelangsungan organisasi. Pengelolaan konflik (conflict resolution), pimpinan bertanggung jawab terhadap pengelolaan konflik di dalam organisasi. Realitas menunjukan bahwa konflik selalu hadir pada setiap organisasi dan keberadaan konflik tidak dapat dihindarkan. Tugas pimpinan adalah mengarahkan dan mengelola konflik agar tetap produktif, meningkatkan kreatifitas individu guna menjaga kelangsungan organisasi. Dampak konflik (conflict effect conflict impact), konflik yang tidak dapat dikelola secara baik dapat menyebabkan kedua belah pihak yang terlibat dalam konflik menjadi
tidak harmonis dalam hubungan kerja, kurang termotivasi dalam bekerja, dan berakibat menurunnya produktifitas kerja. bila konflik dapat dikelola secara baik, suasana kerja menjadi dinamis, setiap anggota lebih kritis (critical) terhadap perkembangan organisasi, setiap kelompok berusaha melakukan pekerjaan terbaik untuk kepentingan bersama (organisasi). Proses terjadinya konflik organisasi di atas merupakan gambaran umum yang muncul pada sebuah organisasi. Setelah terjadinya konflik internal pada sebuah organisasi, timbulah pendekatan manajemen konflik atau yang dimaksudkan cara penyelesaian konflik internal pada sebuah organisasi. Pendekatan manajemen konflik dijelaskan sebagai berikut.
2.2.8
Pendekatan Manajemen Konflik Pendekatan manajemen konflik disini dimaksudkan cara penyelesaian konflik
internal dalam mengelola mutu produktivitas pada sebuah organisasi. Menurut (Romli, 2014: 139). Dalam teori (Hardjana, 1994) konflik tidak hanya harus diterima dan dikelola dengan baik, tetapi juga harus di dorong. Yang dimaksudkan bahwa konflik merupakan kekuatan untuk mendatangkan perubahan dan kemajuan dalam lembaga. Pasca terjadinya kecelakaan KRL Commuter Line dengan truk tangki BBM pertamina, PT. KAI Commuter Jabodetabek memiliki perubahan sistem yang bertujuan untuk mengelola mutu produktivitas organisasi dengan cara mengsosialisasikan kepada masyarakat pengguna KRL Commuter Line mengenai petunjuk keselamatan penumpang yang pertama dilakukan bila terjadinya kecelakaan KRL, oleh penumpang KRL sendiri. Seperti halnya penjelasan keselamatan berupa stiker-stiker maupun Signage
yang
dipasang di dalam KRL. Tujuan dari pengsosialisasi kepada masyarakat tersebut adalah bentuk dimana, agar penumpang KRL mengerti bagaimana penyelamatan diri, agar tidak terulang kembali seperti halnya pada kasus kecelakaan KRL Commuter Line dengan truk tangki BBM Pertamina. Banyak penumpang KRL sendiri yang tidak mengetahui bagaimana penyelamatan diri di dalam KRL. Selanjutnya PT. KAI Commuter Jabodetabek akan mendirikan divisi Khusus kecelakaan divisi tersebut masih dalam
pemrosesan yang nantinya, divisi ini akan menangani khusus kecelakaan KRL Commuter Line saja.
2.3
Kerangka Pemikiran
Manajemen Konflik Internal Dalam Mempertahankan Citra Positif (Suatu Studi Pada Pasca Kecelakaan KRL Commuter Line Perlintasan Pondok Ranji, Bintaro PT. KAI Commuter Jabodetabek)
Komunikasi organisasi, Teori Fungsional, Komunikasi ke bawah (Top down communication),instruksi tugas, informasi, balikan, kepercayaan pada pesan tulisan, timing, lisan, tulisan, gambar konflik, proses konflik, pendekatan manajemen konflik.
Arus komunikasi yang digunakan pada PT. KAI Commuter jabodetabek khusunya divisi Komunikasi Perusahaan sudah baik dalam mengelola konflik internal. Karena arus komunikasi ke bawah (Top down communication) sangat tepat untuk pengambilan kebijakan tugas maupun keputusan produktivitas kinerja dalam sebuah organisasi. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran